• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguji III : Drs. Riza Sultoni, M. M., Apt. (

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS APOTIK ATRIKA

3.5. Kegiatan di Apotik Atrika

Tenaga kerja Apotik Atrika bekerja secara bergantian berdasarkan jam kerja yang telah dibagi menjadi dua shift, yaitu shift I pukul 08.00-16.00 dan shift II pukul 14.00-22.00. Apotik Atrika buka hari Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00-22.00 WIB, hari Sabtu pukul 08.00-16.00, sedangkan hari Minggu dan hari libur nasional tutup. Kegiatan yang dilakukan di Apotik Atrika dikelompokkan menjadi dua bidang, yaitu kegiatan di bidang teknis kefarmasian dan kegiatan non-teknis kefarmasian.

3.5.1 Kegiatan Teknis Kefarmasian 3.5.1.1 Pengelolaan Perbekalan Farmasi a. Pengadaan Barang

APA merupakan orang yang bertanggung jawab dalam pengadaan perbekalan farmasi, tetapi untuk menjaga kelancaran dan ketepatan persediaan barang, Apoteker Pendamping atau Asisten Apoteker dapat melakukan pengadaan barang untuk keperluan mendesak yang dilakukan pada pagi hari dengan surat pesanan sementara yang diparaf oleh Apoteker Pendamping atau Asisten Apoteker.

Pengadaan barang di Apotik Atrika, baik jenis maupun jumlah barang disesuaikan dengan kondisi keuangan dan kategori arus barang fast moving atau slow moving dan sisa barang yang ada. Pengadaan juga didasarkan pada obat-obat yang banyak diresepkan oleh dokter yang praktek di sekitar apotek. Pengadaan barang ini dilakukan seminngu tiga kali yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat.

Pengadaan dan pembayaran barang bisa dilakukan dengan cara konsinyasi, COD (cash order delivery),atau kredit. Konsinyasi adalah penitipan barang dari distributor kepada apotek, di mana apotek bertindak sebagai agen komisioner yang menerima komisi bila barang terjual, bila tidak terjual barang tersebut dapat dikembalikan. Biasanya konsinyasi dilakukan untuk obat-obat baru yang belum dijual di apotek, di mana sedang dalam masa promosi, sementara pembayaran dilakukan hanya terhadap barang yang telah terjual. COD adalah pembelian barang di mana pembayaran dilakukan secara langsung pada saat barang datang, hal ini seperti pada pembelian narkotik, sedangkan pembayaran yang dilakukan secara kredit dilakukan setelah jatuh tempo.

b. Pemesanan Barang

Berdasarkan buku defekta dimana buku defekta dibagi menjadi buku defekta depan dan dalam. Penulisan pada buku defekta berdasarkan barang yang sudah habis untuk kemudian dibagi tiap PBF dan dilakukan. pemesanan kepada PBF dengan menggunakan surat pesanan langsung kepada salesman atau melalui telepon.

c. Penerimaan Barang

Asisten Apoteker memeriksa barang yang diterima berdasarkan surat pesanan dan faktur, baik kuantitas maupun kualitas (keadaan fisik barang, tanggal kadaluarsa, kode produksi/bets dan lain-lain). Apabila barang yang diterima sesuai dengan surat pesanan, maka petugas selanjutnya menandatangani, memberi stempel apotek pada faktur dan memberi nomor faktur serta tanggal penerimaan faktur untuk kemudian dicatat di buku penerimaan barang yang berisi tanggal penerimaan, nomor urut faktur dan nama PBF. Selanjutnya, faktur asli diserahkan kembali ke PBF dan salinan faktur disimpan di apotek sebanyak dua lembar.

Penerimaan dicatat dalam buku pemasukan barang yang berisi tanggal penerimaan, nama obat. dan jumlah barang yang diterima (satuan terkecil) dan tanggal kadaluarsa. Kemudian dilakukan pencatatan faktur ke buku faktur yang berisi tanggal faktur, nama PBF, nomor faktur, jumlah barang (satuan terbesar), nama obat, tanggal kadaluwarsa, harga satuan, potongan harga, harga total, PPN, dan jumlah keseluruhan yang harus dibayarkan. Jumlah barang yang diterima kemudian ditambahkan ke dalam kartu stok besar (kartu gudang) dan kartu stok kecil. Bila terjadi perubahan harga barang maka perubahan harga dicatat di buku perubahan harga kemudian juga di buku daftar harga barang dan komputer kasir. Buku pemasukan dibagi menjadi dua yaitu buku pemasukan barang depan dan barang dalam. Jika barang yang datang terdiri dari barang depan dan barang dalam, maka dua salinan faktur yang diterima dari PBF masing-masing diberikan ke ruang depan dan ruang dalam yang nantinya barang yang diterima akan dipisahkan pencatatannya antara barang depan dan barang dalam. Jika barang yang diterima hanya barang dalam, maka kedua salinan faktur tadi diserahkan ke ruang dalam. Buku faktur hanya ada satu dan semua barang yang diterima dicatat di dalamnya. Buku daftar harga juga ada dua yaitu berwarna biru yang diletakkan di ruang depan dan berwarna hijau yang diletakkan di ruang dalam. Penulisan di dalam kartu stok besar (gudang), ditulis jumlah barang masuk dan langsung dikeluarkan karena Apotik Atrika tidak memiliki gudang. Gambar buku penerimaan barang, pemasukan barang, buku faktur, kartu stok besar dan kecil, dan buku perubahan harga dapat dilihat pada Lampiran 7, 8a, dan 8b.

d. Penyimpanan Barang

Apotik Atrika melakukan penyimpanan barang berdasarkan bentuk sediaan obat, farmakologis, dan menurut abjad, baik untuk obat ethical, maupun untuk obat OTC. Obat disusun berdasarkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out), di mana obat yang memiliki tanggal kadaluarsa terlebih dahulu diletakkan di bagian yang paling depan dan/atau paling atas, agar keluar terlebih dahulu. Selain itu, terdapat juga lemari khusus untuk menyimpan barang-barang yang mendekati waktu kadaluarsa. Penyimpanan narkotika dilakukan di lemari khusus yang menempel di dinding dan kunci lemari tersebut disimpan oleh

Penyimpanan psikotropik dilakukan di lemari khusus di bawah lemari narkotik dan kuncinya disimpan oleh Apoteker Pendamping.

e. Pengeluaran Barang

Apotik Atrika melakukan pengeluaran barang dengan sistem FEFO (First

Expired First Out), yaitu barang yang memiliki batas kadaluarsa lebih awal

dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini berbeda jika barang harus dikeluarkan untuk cabang, dimana barang dengan tanggal kadaluarsa paling lama yang akan diberikan. Barang yang keluar dari penjualan bebas dicatat pada buku penjualan barang bebas (OTC), sedangkan barang yang keluar dari penjualan resep dicatat pada buku resep, dan yang keluar dari penjualan obat bebas dalam dicatat pada buku bebas dalam. Gambar buku resep dapat dilihat pada Lampiran 10.

f. Pemeriksaan dan Pencatatan Stok Barang

Kegiatan ini dilakukan setiap hari berdasarkan buku penjualan, buku resep, buku gereja, dan buku keluarga. Jumlah barang yang ada dicocokkan dengan jumlah yang tertera pada kartu stok kecil. Barang yang mendekati jumlah minimum atau habis dicatat pada buku defekta untuk dilakukan pemesanan. g. Pembuatan Sediaan Standar (Anmaak)

Obat-obat yang dibuat oleh apotek berdasarkan resep-resep standar dalam buku resmi untuk dijual bebas ataupun berdasarkan resep dokter disebut dengan sediaan standar. Beberapa sediaan standar yang dibuat di Apotik Atrika adalah minyak kayu putih, minyak telon, lisol, obat batuk putih, obat batuk hitam, obat biang keringat, rivanol, salicyl spiritus, bedak salisilat, dan salep kutil. Sediaan standar ini ditempatkan di rak obat bebas dan disusun berdasarkan abjad.

3.5.1.2 Pengelolaan Narkotika a. Pengadaan Narkotika

Kegiatan ini telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penerimaan narkotika dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau Asisten Apoteker yang memiliki SIK dan bukti penerimaannya diterima dan disimpan oleh Apoteker Pengelola Apotek. Gambar Surat Pesanan (SP) Narkotika dapat dilihat pada Lampiran 18.

b. Penyimpanan Narkotika

Narkotika disimpan di dalam lemari khusus yang menempel di dinding dan kuncinya dipegang oleh Apoteker Pendamping.

c. Pelayanan Narkotika

Pelayanan resep yang mengandung narkotika telah dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku. Setiap pengeluaran narkotika harus dicatat di kartu stok kecil dan buku pengeluaran narkotika dan diperiksa kesesuaian jumlahnya. Narkotika pada resep digaris bawah merah, dan resepnya disimpan terpisah dari resep lain.

d. Pelaporan Narkotika

Laporan penggunaan narkotika dibuat setiap bulan dan dikirim ke Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulannya dengan tembusan kepada Balai Besar POM dan untuk arsip. Saat ini, pelaporan narkotika dipermudah dengan adanya sistem online yaitu SIPNAPS (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika). Apotek cukup mengunduh format Microsoft Office

Excel pada situs http://testsipnap.binfar.depkes.go.id. Terdapat 5 lembar Excel

yaitu : Lembar Data pelapor; Lembar Narkotika; Lembar Psikotropika; Lembar cetak narkotika; dan lembar cetak psikotropika. Pihak apotek cukup mengisi lembar Data pelapor dan lembar data narkotika dimana pada lembar narkotika berisi sebuah tabel yang berisi list narkotika yang beredar di Indonesia. Apotek cukup mengisi data saldo awal narkotika yang tersedia di apotek tersebut dan saldo akhir disertai alasan pengeluaran (Misal, resep). Lembar cetak narkotika secara otomatis akan merangkum laporan penggunaan narkotika apotek tersebut ke dalam sebuah tabel. Lembar cetak narkotika lah yang akan kemudian dapat dikirim via email ke alamat email Suku Dinas Kesehatan, atau dapat dicetak untuk dikirimkan langsung dalam bentuk hardcopy. Kemudian, apotek akan membuat sebuah surat dengan tembusan kepada Balai POM yang ditandatangani oleh APA, disertakan hasil dari lembar cetak narkotika SIPNAPS dan dibuat salinannya untuk arsip apotek.

3.5.1.3 Pengelolaan Psikotropika a. Pengadaan Psikotropika

Pemesanan dilakukan dengan cara menghubungi Pedagang Besar Farmasi (PBF) melalui telepon.

Pemesanan dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan Psikotropika yang ditandatangani oleh APA, disertai dengan nama jelas, nomor SIK APA, dan stempel Apotek Atrika. psikotropika dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Surat Pesanan Narkotika terdapat tiga lembar, yaitu lembar putih (asli); Kuning dan merah (salinan). Lembar putih akan diserahkan kepada pihak PBF, dan lembar salinan (kuning dan merah) disimpan oleh pihak apotek. Berbeda dengan pemesanan narkotika, pemesanan psikotropika dapat dilakukan ke semua PBF, tergantung ketersediaan PBF, dan satu surat pesanan dapat berisikan lebih dari satu item obat golongan psikotropika. Gambar Surat Pesanan (SP) Psikotropika dapat dilihat pada Lampiran 20.

b. Penyimpanan Psikotropika

Di Apotik Atrika, psikotropika disimpan dalam lemari khusus dan kunci lemari dipegang oleh Apoteker Pendamping.

c. Pelayanan Psikotropika

Pelayanan resep psikotropika diserahkan atas dasar resep dokter dan salinan resep. Resep yang mengandung psikotropika disimpan terpisah dari resep lain.

d. Pelaporan Psikotropika

Laporan penggunaan psikotropika dibuat setiap bulan dan dikirimkan ke Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat paling lambat setiap tanggal 10 setiap bulannya dengan tembusan kepada balai Besar POM dan untuk arsip. Saat ini, pelaporan psikotropika dipermudah dengan adanya sistem online yaitu SIPNAPS (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika). Apotek cukup mengunduh format

Microsoft Office Excel pada situs http://testsipnap.binfar.depkes.go.id. Terdapat 5

lembar Excel yaitu: Lembar Data pelapor; Lembar Narkotika; Lembar Psikotropika; Lembar cetak narkotika; dan lembar cetak psikotropika.

Pihak apotek cukup mengisi lembar Data pelapor dan lembar data psikotropika dimana pada lembar psikotropika berisi sebuah tabel yang berisi list psikotropika yang beredar di Indonesia. Apotek cukup mengisi data saldo awal psikotropika yang tersedia di apotek tersebut dan saldo akhhir disertai alasan pengeluaran (Misal, resep). Lembar cetak psikotropika secara otomatis akan merangkum laporan penggunaan psikotropika apotek tersebut ke dalam sebuah tabel. Lembar cetak psikotropika kemudian dapat dikirim via email ke alamat email Suku Dinas Kesehatan, atau dapat dicetak untuk dikirimkan langsung dalam bentuk hardcopy. Kemudian, apotek akan membuat sebuah surat dengan tembusan kepada Balai POM yang ditandatangani oleh APA, disertakan hasil dari lembar cetak psikotropika SIPNAPS dan dibuat salinannya untuk arsip apotek.

3.5.1.4 Pelayanan Apotek

a. Pelayanan Obat dengan Resep

Proses pelayanan obat dengan resep di Apotik Atrika dilakukan sesuai dengan prinsip HTKP (Harga, Timbang, Kemas, Penyerahan). Asisten Apoteker menerima resep dari pasien, kemudian dilakukan skrining resep dan diberi harga pada huruf H dari HTKP berdasarkan harga yang terdapat pada komputer kasir. Setelah itu, pada huruf H tersebut diberi paraf oleh pemberi harga. Apabila resep berasal dari dokter untuk dipakai sendiri atau pada keadaan tertentu lainnya, harga yang telah dihitung kemudian dikurangi diskon sejumlah yang ditentukan. Pasien membayar harga obat yang disetujui di kasir dan kasir mencatat alamat dan nomor telepon pasien.

Resep kemudian dibawa ke bagian peracikan untuk dikerjakan oleh Asisten Apoteker dan juru resep. Setelah semua bahan dalam resep ditimbang, maka huruf T pada HTKP diberi paraf oleh penimbang bahan. Resep yang telah selesai dikerjakan dan diberi etiket diperiksa oleh Apoteker atau Asisten Apoteker, kemudian huruf K dari HTKP diberi paraf. Resep yang telah diperiksa kemudian diserahkan kepada pasien. Apoteker atau Asisten Apoteker yang menyerahkan obat menyampaikan informasi yang berkaitan dengan obat tersebut memberikan paraf pada huruf P pada HTKP. Resep yang telah selesai dikumpulkan

Pelayanan resep secara tunai sama dengan pelayanan resep secara kredit. Pada pelayanan resep secara kredit, kuitansi pembayarannya tidak diserahkan ke pasien tetapi disimpan untuk dilakukan penagihan pada awal bulan berikutnya. Penulisan nomor resep di Apotik Atrika ditulis dengan menggunakan nomor dan huruf, dimana penulisan dengan nomor untuk resep yang belum pernah diambil atau masih ada jatah iter, sedangkan penulisan dengan sistem abjad, untuk resep yang sudah habis iter tetapi obat tersebut masih dapat ditebus. Alur pelayanan resep, Gambar label HTKP dan Etiket Apotik Atrika dapat dilihat pada Lampiran 14. b. Pelayanan Obat Tanpa Resep

Apotik Atrika melakukan penjualan obat tanpa menggunakan resep dokter (obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek) dan penjualan sediaan lain di luar obat-obatan. Pembayarannya dilakukan di kasir secara tunai kemudian barang dan struk pembayaran diserahkan kepada pembeli.

3.5.2 Kegiatan Non-Teknis Kefarmasian 3.5.2.1 Kegiatan Administrasi

a. Administrasi Personalia

Apotik Atrika melakukan administrasi personalia yang berkaitan dengan semua hal mengenai urusan pegawai yang meliputi absensi, gaji, hak cuti, dan fasilitas lain yang berhubungan dengan pegawai.

b. Administrasi Umum

Apotik Atrika melakukan administrasi umum yang meliputi laporan penggunaan bahan baku dan sediaan jadi narkotika, laporan penggunaan psikotropika dan segala hal yang berhubungan dengan urusan administrasi.

c. Administrasi Penjualan

Apotik Atrika melakukan kegiatan administrasi penjualan dengan melakukan pencatatan terhadap semua penjualan resep dan penjualan bebas secara tunai. Pengaturan juga dilakukan terhadap harga jual yang dimasukkan ke dalam buku daftar harga jual yang dijadikan sebagai acuan. Apabila terdapat perubahan harga, maka harga yang tertera pada buku harga jual akan diubah.

d. Administrasi Pembelian

Apotik Atrika melakukan kegiatan administrasi pembelian dengan melakukan pencatatan terhadap semua pembelian di buku pembelian dan pengumpulan faktur-faktur berdasarkan debitur.

Tanggal tukar faktur yang ditentukan oleh Apotik Atrika adalah setiap tanggal 5 dan 15, sedangkan tanggal pembayaran akan ditentukan pada tanggal tukar faktur. e. Administrasi Pajak

Apotik Atrika melakukan administrasi pajak dengan melakukan pencatatan dan pengumpulan faktur pajak serta menghitung jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh apotek. Kegiatan administrasi pajak juga menangani pajak lain yang harus dibayarkan oleh apotek, seperti pajak reklame.

f. Administrasi Pergudangan

Apotik Atrika melakukan administrasi pergudangan dengan melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran obat menggunakan kartu stok yang tersedia untuk setiap obat sehingga dapat diketahui sisa persediaan.

g. Administrasi Piutang

Pengumpulan kuitansi piutang dilakukan terhadap penjualan kredit kepada suatu badan sosial dan melakukan pencatatan apabila telah dilunasi.

3.5.2.2 Sistem Administrasi

Apotik Atrika memiliki sistem administrasi yang dikelola dengan baik, dimulai dari perencanaan, pengadaan, pengelolaan, dan pelaporan barang yang masuk dan keluar, pengelolaan ini dilakukan oleh Apoteker dan Asisten Apoteker yang dibantu oleh karyawan administrasi. Kelengkapan administrasi di Apotik Atrika meliputi:

a. Buku Defekta

Buku ini digunakan untuk mencatat daftar nama obat atau sediaan yang telah habis atau hampir habis sehingga harus segera dipesan agar dapat memenuhi kebutuhan di apotek. Dengan adanya buku ini, proses pemesanan menjadi lebih cepat sehingga tersedianya barang di apotek dapat terkontrol dan terjamin dengan baik.

b. Surat Pesanan (SP)

Surat ini digunakan untuk melakukan pemesanan barang ke PBF. Terdiri dari 2 lembar, di mana 1 lembar pertama untuk diberikan kepada PBF dan lembar terakhir untuk keperluan arsip di apotek.

Dalam surat pesanan terdapat tanggal pemesanan, nama PBF yang ditunjuk, nomor dan nama barang, jumlah pesanan, tanda tangan pemesanan, dan stempel apotek. Gambar surat pesanan (SP) Apotik Atrika dapat dilihat pada Lampiran 17.

c. Buku Faktur

Berfungsi sebagai buku penerimaan barang, dalam buku ini tercantum tanggal, nomor urut faktur, nama PBF, nomor faktur, jumlah barang, nama barang, tanggal kadaluarsa, harga satuan, diskon, harga setelah potongan, dan jumlah harga seluruh barang. Buku penerimaan barang depan dan barang dalam dipisahkan.

d. Buku Perubahan Harga

Buku ini berfungsi untuk mencatat perubahan harga barang. Jika ada perubahan harga barang, maka harga terkini barang tersebut dicatat di buku perubahan harga, kemudian dilakukan perubahan harga barang pada buku daftar harga, komputer kasir, dan juga dilakukan pemberitahuan pada Apotik Atrika cabang.

e. Buku Daftar Harga

Buku ini berfungsi untuk mencatat harga barang untuk penjualan bebas dan untuk penjualan resep. Pada buku ini tercantum nama obat dengan merek dagang, generik, maupun bahan baku. Penyusunan nama obat berdasarkan abjad dan dipisahkan antara obat dengan nama dagang dan generik.

f. Kartu Stok Besar

Kartu ini berfungsi untuk mencatat barang-barang yang masuk atau baru dibeli. Kartu stok besar memuat tanggal penerimaan barang, jumlah barang (satuan terbesar), nama PBF, nomor faktur, harga satuan, diskon, nomor batch, dan tanggal kadaluarsa.

g. Kartu Stok Kecil

Kartu ini berfungsi untuk mencatat jumlah barang yang keluar dan masuk serta sisa stok barang di lemari.

Kartu stok kecil memuat tanggal keluar/masuk barang, keterangan (nomor resep/penjualan untuk pengeluaran barang, tanggal kadaluarsa untuk pemasukan barang), jumlah yang masuk, jumlah yang keluar, dan sisa stok barang pada lemari.

h. Buku Pemasukan Barang Dalam

Buku ini berfungsi untuk mencatat pemasukan obat-obat ethical. Di dalam buku ini tercantum nama barang, jumlah barang dalam satuan terkecil, dan tanggal kadaluarsa.

i. Buku Pemasukan Barang Luar

Buku ini berfungsi untuk mencatat pemasukan obat-obat OTC.

j. Buku Resep

Buku ini berfungsi untuk mencatat pengeluaran obat berdasarkan resep. Buku ini memuat tanggal dibuatnya resep, nomor resep, nama obat, jumlah obat serta bentuk dan jumlah sediaan yang dibuat.

k. Buku Penjualan Obat Bebas

Buku ini berfungsi untuk mencatat pengeluaran obat-obat bebas yang memuat tanggal penjualan, nama obat, jumlah, dan harga obat.

l. Buku Pembelian dan Penggunaan Narkotika dan Psikotropika

Buku ini bertujuan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran golongan narkotika dan psikotropika, yang mencantumkan nama obat, bulan, persediaan awal, penambahan jumlah yang meliputi tanggal pembelian, jumlah, nama PBF, pengurangan, dan sisa serta keterangan lain jika ada.

m. Buku Pengiriman Barang ke Cabang

Buku ini berfungsi untuk mencatat barang-barang yang dikirimkan ke Apotik Atrika cabang. Terdapat buku berbeda untuk setiap cabang. Buku ini memuat nama barang, jumlah barang, dan tanggal kadaluarsa. Gambar Faktur Pengiriman Barang ke Cabang Atrika dapat dilihat pada Lampiran 9.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332/MENKES/SK/X/2012, apotek adalah suatu tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pekerjaan kefarmasian tersebut meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat atau obat tradisional. Apotek berperan sebagai sarana pendistribusian obat beserta seluruh informasinya untuk penggunaan yang aman, tepat, dan terjangkau oleh masyarakat luas.

Apotik Atrika didirikan pada tanggal 21 Juli 2001 dengan nomor SIA 1387.01/KANWIL/SIA/01/0 yang merupakan apotek kerjasama antara Pemilik Sarana Apotek (PSA) Atrika yaitu Bapak Winardi Hendrayanta dengan Bapak Dr. Harmita, Apt. sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) Atrika. Apotik Atrika terletak di Jalan Kartini Raya No. 34 Jakarta Pusat. Saat ini, apoteker pendamping yang ikut berperan memberikan bimbingan selama praktek kerja adalah Ibu Widiarti, S. Farm., Apt. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotik Atrika ini dimulai pada tanggal 08 Januari 2014 hingga tanggal 14 Februari 2014. PKPA berlangsung selama 26 hari kerja yaitu Senin hingga Jum’at. Setiap harinya peserta PKPA dibagi menjadi 3 shift yaitu shift pagi, siang, dan malam dengan jam kerja selama 5 jam. Shift pagi dimulai pada pukul 09.00-14.00 WIB sedangkan shift siang dimulai pada pukul 13.00-18.00 WIB dan shift malam dimulai pada pukul 17.00-21.00 WIB.

Dari segi lokasi, Apotik Atrika terletak cukup strategis yaitu dekat dengan pemukiman penduduk yang cukup padat, dekat dengan beberapa praktek dokter mulai dari dokter umum, dokter spesialis kulit dan kelamin, hingga dokter hewan. Jalan di depan apotek merupakan jalan dua arah yang dilalui oleh kendaraan umum, sehingga aksesnya mudah untuk dijangkau.

Dari segi desain eksterior dan interior, Apotik Atrika memiliki papan nama berwarna kuning bertuliskan “APOTIK” yang cukup besar dan bisa dibaca dari dua arah. Apotik Atrika memiliki lahan parkir yang cukup luas dan bagian depan yang tertutup oleh kaca memungkinkan konsumen untuk bisa melihat obat-obat OTC yang dipasang di etalase yang terbuat dari kaca juga. Pencahayaan yang terang dan suasana yang bersih dan nyaman juga ikut menarik perhatian konsumen. Berbeda dengan apotek pada umumnya, di bagian depan Apotik Atrika

Dokumen terkait