• Tidak ada hasil yang ditemukan

Apa saja kegiatan yang dapat dianggap kegiatan yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif?

10 Ini merupakan penegasan atas Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI (WHO Code), PP Label dan Pangan Nomor 69 Tahun 1999 serta Peraturan Menteri Kesehatan No.1787/Menkes/PER/XII/2010

10.1 memberikan contoh produk Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya secara cuma-cuma atau bentuk apapun kepada penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Tenaga Kesehatan, ibu hamil, atau ibu yang baru melahirkan termasuk keluarganya;

10.2 melakukan penawaran atau penjualan langsung Susu Formula Bayi ke rumah-rumah; 10.3 memberikan potongan harga atau tambahan atau sesuatu dalam bentuk apapun atas

pembelian Susu Formula Bayi sebagai daya tarik dari penjual;

10.4 menggunakan Tenaga Kesehatan untuk memberikan informasi tentang Susu Formula Bayi kepada masyarakat;11

10.5 mengiklankan Susu Formula Bayi dalam media massa, baik cetak maupun elektronik, dan media luar ruang yang dapat dilihat oleh umum

Pengiklanan Susu Formula Bayi hanya dapat dilakukan dalam media cetak khusus tentang kesehatan yang hanya diperuntukkan bagi tenaga kesehatan, setelah memenuhi persyaratan:

10.5.1 mendapat persetujuan Menteri12; dan

10.5.2 Memuat keterangan bahwa Susu Formula Bayi bukan sebagai pengganti ASI dan tidak sama atau lebih baik dari ASI.

Iklan tentang pangan yang diperuntukkan bagi bayi yang berusia lanjut dengan 1 (satu) tahun, dilarang dimuat dalam media massa, kecuali dalam media cetak khusus tentang kesehatan, setelah mendapat persetujuan Menteri Kesehatan, dan dalam Iklan yang bersangkutan wajib memuat keterangan bahwa pangan yang bersangkutan bukan pengganti ASI (Pasal 47 ayat 4 Peraturan Pemerintah tentang label dan Iklan Pangan Nomor 69 tahun 1999)

10.6 memberikan hadiah dan/atau bantuan yang dapat menghambat keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif kepada setiap Tenaga Kesehatan, penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan kesehatan, organisasi profesi di bidang kesehatan dan termasuk keluarganya.

11. Dapatkah produsen atau distributor Susu Formula Bayi memberikan bantuan untuk membiayai kegiatan terkait pemberian ASI?

Berdasarkan Pasal 21 PP ASI dimana diatur bahwa setiap tenaga kesehatan, penyelenggara Fasilitas Pelayanan esehatan, penyelenggara satuan pendidikan kesehatan, organisasi profesi di bidang

12

Persetujuan Menteri Kesehatan yang dimaksud dalam ayat ini hanya merupakan persetujuan materi iklan, agar dapat lebih terseleksi mengenai penyebarluasan informasi mengenai pangan yang diperuntukkan bagi bayi, dan semata-mata dilakukan untuk lebih meningkatkan penggunaan Air Susu Ibu (Penjelasan Pasal 47 ayat 4 PP 69/99 Label dan Iklan Pangan)

kesehatan bahkan termasuk keluarganya, DILARANG menerima hadiah dan/atau bantuan dari Produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan atau produk bayi lainnya, maka Produsen dilarang

untuk memberikan hadiah dan/atau bantuan untuk membiayai kegiatan terkait pemberian ASI

Salah satu Resolusi WHA 65 2012 adalah meminta pemerintah menyusun mekanisme untuk meningkatkan kontrol terhadap pemasaran pengganti Air Susu Ibu (ASI); serta menjamin tidak terjadi konflik kepentingan

11.1 Namun PP ASI juga memberikan kemungkinan dalam keadaan tertentu dan dengan syarat tertentu, maka bantuan dari Produsen atau distributor susu formula dapat diterima terbatas pada kegiatan berupa pelatihan, penelitian dan pengembangan, pertemuan ilmiah, sepanjang dapat dipastikan atau memenuhi persyaratan sebagai berikut;

- tidak menghambat program pemberian ASI

- tidak menimbulkan konflik kepentingan antara penerima dengan pemberi bnatuan - Tidak memaksa, mengharuskan atau mengikat penerima bantuan untuk menerima

dan/atau melakukan sesuatu demi kepentingan atau kemauan pemberi bantuan

Penerima bantuan yang dibolehkan: Tenaga Kesehatan, penyelenggara Fasilitas

Pelayanan Kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan kesehatan, organisasi profesi di bidang kesehatan

Dalam hal Pemerintah dan/atau Pemerintah daerah menerima bantuan biaya pelatihan, penelitian dan pengembangan pertemuan ilmiah, dan/atau kegiatan lainnya yang sejenis maka penggunaannya harus sesuai ketentuan perundang-undangan dibidang keuangan

- Dilakukan secara terbuka;

Yang dimaksud dengan “secara terbuka” adalah tidak terjadi pengikatan diam-diam, dan harus dipastikan tidak ada atau akan ada konflik kepentingan antara pemberi bantuan dan penerima bantuan

- tidak bersifat mengikat;

Yang dimaksud dengan “tidak bersifat mengikat” adalah tidak ada kewajiban tertentu yang harus dilakukan oleh penerima bantuan berdasarkan keinginan pemberi bantuan. - hanya melalui Fasilitas Pelayanan Kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan

kesehatan, dan/atau organisasi profesi di bidang kesehatan; dan

- tidak menampilkan nama produk dan/atau logo dan/atau merek produsen Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya pada saat dan selama kegiatan berlangsung

11.2 baik penerima bantuan maupun pemberi bantuan wajib memberikan pernyataan tertulis kepada Menteri bahwa bantuan tersebut tidak akan mengikat dan tidak akan menghambat keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif.

11.3 Penerima Bantuan dan Pemberi bantuan wajib memberikan laporan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak tanggal penerimaan bantuan kepada Menteri, menteri terkait, atau pejabat yang ditunjuk. Laporan sebagaimana dimaksud paling sedikit memuat:

a. nama pemberi dan penerima bantuan; b. tujuan diberikan bantuan;

c. jumlah dan jenis bantuan; dan d. jangka waktu pemberian bantuan.

12. Apakah ada pengaturan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan Susu Formula Bayi dan produk bayi lainnya?

PP ASI belum mengatur ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaan Susu Formula Bayi dan produk bayi lainnya. Ketentuan tersebut akan diatur kemudian dengan Peraturan Menteri.

13. Pengasawan terhadap produsen atau distributor susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang melakukan kegiatan pengiklanan susu formula bayi yang dimuat dalam media massa, baik cetak maupun elektronik, dan media luar ruang dilaksanakan oleh Badan yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan obat dan makanan

BAB IX

Sanksi-Sanksi

1. Apa saja jenis sanksi yang dapat dikenakan?

Jenis sanksi yang dapat dikenakan adalah berupa sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang yaitu:

1. teguran lisan,

2. teguran tertulis dan/atau 3. pencabutan izin.

2. Apa saja tindakan Tenaga Kesehatan yang dapat dikenai sanksi tersebut?

Tenaga Kesehatan yang tanpa didasari indikasi medis atau bukan demi keselamatan bayi, melakukan hal sebagai berikut:

a. tidak memberikan dan/atau memfasilitasi Ibu dan bayi untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (“IMD”),

b. tidak menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan atau rawat gabung,

c. tidak memberikan informasi dan edukasi mengenai ASI Ekslusif kepada Ibu dan/atau anggota keluarga dari bayi sejak pemeriksaan kehamilan sampai dengan periode pemberian ASI Ekslusif selesai,

d. tidak memberikan peragaan dan penjelasan bagaiman penggunaan dan penyajian Susu Formula Bayi yang benar kepada ibu dan/atau Keluarga yang memerlukan Susu Formula Bayi;

e. memberikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya namun dibuktikan dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif atau tidak berdasarkan indikasi medis yang tepat;

f. menerima dan/atau mempromosikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya, termasuk namun tidak terbatas pada memajang, memberikan potongan harga, memberikan sampel Susu Formula Bayi, memberikan hadiah, memberikan informasi melalui saluran telepon, media cetak dan elektronik, memasang logo atau nama perusahaan pada perlengkapan persalinan dan perawatan Bayi, membuat dan menyebarkan brosur, leaflet, poster, atau yang sejenis lainnya;

g. menerima hadiah dan/atau bantuan secara langsung atau melalui keluarganya dari produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif dan memiliki benturan kepentingan dan bukan dimaksudkan untuk kegiatan pelatihan, penelitian dan pengembangan, pertemuan ilmiah.

3. Apa saja tindakan penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan, pengurus organisasi profesi di bidang kesehatan, atau produsen dan distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat dikenai sanksi menurut ketentuan PP ASI?

a. Setiap penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tanpa indikasi medis memberikan Susu Formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI eksklusif kepada ibu Bayi dan/atau keluarganya;

b. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menerima dan/atau mempromosikan Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif;

c. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyediakan pelayanan di bidang kesehatan atas biaya yang disediakan oleh produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya.

d. Produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang melakukan kegiatan yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif berupa:

i. Pemberian contoh produk Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya secara cuma-cuma atau bentuk apapun kepada penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Tenaga Kesehatan, ibu hamil, atau ibu yang baru melahirkan;

ii. Penawaran atau penjualan langsung Susu Formula Bayi ke rumah-rumah;

iii. Pemberian potogan harga atau tambahan atau sesuatu dalam bentuk apapun atas pembelian Susu Formula Bayi sebagai daya tarik dari penjual;

iv. Penggunaan Tenaga Kesehatan untuk memberikan informasi tentang Susu Formula Bayi kepada masyarakat; dan/atau

v. Pengiklanan Susu Formula Bayi yang dimuat dalam media massa, baik cetak maupun elektronik, dan media luar ruang.

e. Setiap Tenaga Kesehatan, penyelenggaraan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan kesehatan, organisasi profesi di bidang kesehatan dan termasuk keluarganya yang menerima hadiah dan/atau bantuan dari produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif.

f. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Penyelenggara satuan pendidikan kesehatan, Pengurus organisasi profesi di bidang kesehatan, yang menerima bantuan sebagaimana diatur dalam PP ASI, namun tidak menyampaikan pernyataan tertulis kepada Menteri bahwa bantuan tersebut tidak mengikat dan tidak menghambat keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif.

g. Setiap produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang memberikan hadiah dan/atau bantuan kepada Tenaga Kesehatan, penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan kesehatan, dan organisasi profesi di bidang kesehatan termasuk keluarganya yang dapat menghambat keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif

h. Setiap produsen atau distributor Susu Formula Bayi dan/atau produk bayi lainnya yang melakukan pemberian bantuan sebagaimana dimaksud dalam PP ASI namun tidak memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

i. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan kesehatan, dan/atau organisasi profesi di bidang kesehatan yang menerima bantuan sebagaimana dimaksud dalam PP ASI namun tidak memberikan laporan kepada Menteri, menteri terkait, atau pejabat yang ditunjuk.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif akan diatur kemudian dengan Peraturan Menteri.

5. Apakah masih ada pengaturan lain mengenai sanksi terkait dengan pemberian sanksi?

Pasal 128 ayat (2) UU No. 36/2009:

“Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus”

Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud Pasal 128 ayat (1) UU No. 36/2009 tersebut diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum.

5.1 Pasal 36 PP ASI dan menyatakan bahwa setiap pengurus Tempat Kerja dan/atau penyelenggara tempat sarana umum yang tidak mendukung program pemberian ASI Ekslusif, dan/atau tidak menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI, dan/atau tidak memberikan kesempatan kepada pekerjanya untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja, dapat dikenai sanksi sesuai peraturan perundang-undangan

5.2 Dalam UU No. 36/2009 juga diatur tindakan yang dapat dikenai sanksi berkaitan dengan program pemberian ASI eksklusif, yaitu setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu eksklusif.

Perbuatan sebagaimana dijelaskan diatas dapat dikenakan sanksi pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Dalam hal tindak pidana tersebut dilakukan oleh korporasi, maka selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi juga berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda yang dijatuhkan terhadap perbuatan yang dilakukan secara perorangan.

BAB X

Dokumen terkait