• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN OPERASIONAL

A. SERTIFIKASI KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

2. Kegiatan Domestik Keluar

Tindakan karantina pemasukan antar area (domestik masuk) terhadap media pembawa HPHK yang telah dilakukan di wilayah kerja Balai Karantina Kelas II Kendari selama tahun 2016 disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Resume Frekuensi dan Volume Tindakan Karantina Antar Area Domestik Keluar Tahun 2016

No. Tindakan Karantina Hewan

DOMESTIK KELUAR

Ket.

Frekwensi Volume Satuan

1 Pemeriksaan

Rekapitulasi kegiatan operasional karantina hewan antar area tahun 2016 di wilayah kerja Balai Karantina Kelas II Kendari dapat dilihat pada lampiran 4

Adapun data pengawasan keamanan hayati hewani Balai Karantina Kelas II Kendari dapat dilihat pada lampiran 5.

d. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan

Penggunaan Dokumen Karantina Hewan berupa sertifikat tindakan karantina pembebasan pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari selama tahun 2016 sebanyak 5.800lembar terdiri dari Sertifikat Kesehatan Hewan/Animal Health Certificate (KH- 9) 915 lembar,

Sertifikat Sanitasi Produk Hewan/Sanitary Certificate Animal Products (KH-10) 280 lembar, Surat Keterangan Untuk Benda Lain (KH-11) 18 lembardanSertifikat Pelepasan Karantina/ Certificate of Release ( KH-12 ) 4.587 lembar seperti pada Tabel 5

Tabel 5. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan Tahun 2016 No. Wilayah Kerja Jenis Dokumen

Satuan KH-9 KH-10 KH–11 KH-12

1. Pelabuhan Laut Kendari 358 76 1 129 Lembar

2. Pelabuhan Laut Baubau 70 148 0 545 Lembar

3. Pelabuhan

Penyeberangan Kolaka

155 4 0 1.246 Lembar

4. Bandara Haluoleo 147 29 17 1.829 Lembar

5. Pelabuhan Laut Raha 30 16 0 295 Lembar

6. Pelabuhan Laut Tobaku 147 29 17 1.829 Lembar

JUMLAH 915 280 18 4.587 Lembar

e. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar HPHK

Kegiatan pemantauan daerah sebar hama penyakit hewan karantina (HPHK) tahun 2016 dilakukan dalam rangka mengetahui status dan situasi HPHK di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara selama tahun 2015.

Informasi mengenai status dan situasi HPHK ini diperoleh dengan

mengumpulkan data sekunder (data dari pihak lain) yang berasal dari dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di tingkat provinsi, kabupaten, atau kota, serta data dari Balai Besar Veteriner Maros, Sulawesi Selatan. Pengambilan data ini dilakukan oleh tim pemantauan dengan jadwal sebagaimana yang dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Pelaksanaan Pemantauan Daerah Sebar HPHK Provinsi Sulawesi Tenggara

NO. LOKASI WAKTU

1. Dinas Kota Kendari 7 Maret 2016

2. Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara 8 Maret 2016 3. Dinas Kabupaten Buton 10-12 Maret 2016 4. Dinas Kabupaten Kolaka Timur 10-12 Maret 2016 5. Dinas Kabupaten Muna 10-12 Maret 2016 6. Balai Besar Veteriner Maros 10-12 Maret 2016 7. Dinas Kabupaten Buton Utara 13-16 Maret 2016 8. Dinas Kabupaten Kolaka 14 Maret 2016 9. Dinas Kabupaten Bombana 14-17 Maret 2016 10. Dinas Kabupaten Konawe Selatan 14-17 Maret 2016 11. Dinas Kabupaten Konawe Utara 16-18 Maret 2016

12. Dinas Kota Baubau 17 Maret 2016

13. Dinas Kabupaten Kolaka Utara 17-19 Maret 2016 14. Dinas Kabupaten Konawe 23-24 Maret 2016

Pengambilan data ini dilakukan melalui kuisioer dan formulir standar yang terdapat pada lampiran Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 144/Kpts/KR.110/L/01/2016 tentang Pedoman Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Tahun 2016. Tim pemantauan juga melakukan diskusi dan wawancara Participatory Epidemiology (PE) dengan metode Focus Group

Discussion (FGD) atau In Depth Interview (IDI) dengan menggunakan formulir IDI yang telah disusun bersama-sama dengan UPT Karantina Pertanian se-Regional Sulawesi dan Maluku. Jenis HPHK yang ditemukan di suatu kabupaten/kota diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan metode diagnosisnya yaitu berdasarkan gejala klinis, hasil uji laboratorium pasif, atau hasil surveilans.

Data dan informasi mengenai status dan situasi HPHK yang diperoleh melalui kuisioner dan form IDI tersebut lalu ditabulasi, diverifikasi dan dianalisis secara kualitatif untuk selanjutnya disampaikan di seminar tingkat lokal (Provinsi Sulawesi Tenggara), tingkat regional (Pulau Sulawesi dan Maluku), serta tingkat nasional.

Terdapat 13 jenis HPHK yang ditemukan dari 12 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara. Jenis HPHK pada ruminansia (sapi, kerbau, kambing, dan domba) yang ditemukan yaitu: (1) Brucellosis; (2) Bovine Viral Diarrhea/Mucosal Disease; (3) Anaplasmosis; (4) Babesiosis; (5) Theileriosis; (6) Trypanosomiasis; (7) Orf; dan (8) Kaskado. Jenis HPHK yang ditemukan pada unggas yaitu: (1) Avian Influenza; dan (2) Newcastle Disease. Jenis HPHK yang ditemukan pada anjing dan kucing yaitu: (1) Rabies; dan (2) Canine Parvovirus, sedangkan jenis HPHK yang dapat ditemukan pada semua hewan yaitu scabies/demodecosis.

Status dan situasi HPHK ini digambarkan dalam sebuah peta daerah sebar yang dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Peta Daerah Sebar HPHK Provinsi Sulawesi Tenggara TA 2016

f. Kegiatan Koleksi HPHK

Tidak dilakukan kegiatan koleksi Hama dan Penyakit Hewan Karantina selama tahun 2016, hal ini disebabkan karena keterbatasan anggaran yang untuk laboratorium karantina hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari.

g. Kegiatan Intersepsi HPHK

Media pembawa yang dilalulintaskan melalui wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari pada tahun 2016 tidak ditemukan HPHK Gol I/II.

h. Kegiatan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani

Pengawasan kemanan hayati hewani selama kurun waktu 2016 dilakukan untuk 16 (enam belas) komoditi. Data selengkapnya disajikan dalam lampiran 5.

i. Kegiatan Laboratorium Karantina Hewan

Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari melakukan 5 (lima) jenis pengujian pada tahun 2016. Dari kelima jenis pengujian tersebut, dua pengujian dinyatakan berada dalam ruang lingkup akreditasi berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008 yaitu Rose Bengal Test(RBT) danHemaglutinasi Inhibisi (HI) untuk Avian Influenza (AI), sedangkan ketiga pengujian lainnya berada di luar ruang lingkup akreditasi yaitu pemeriksaan mikroskopis terhadap preparat apus darah dengan pewarnaan Giemsa; penghitungan cemaran mikroba dengan metode Total Place Count (TPC); serta pemeriksaan kualitas bahan asal hewan (BAH) dan hasil bahan asal hewan (HBAH) melalui pemeriksaan organoleptik, derajat asam, dan uji awal pembusukan dengan uji Eber. Uraian pemeriksaan laboratorium karantina hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari pada tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Pemeriksaan Laboratorium Karantina Hewan Tahun 2016 No. Jenis Media

Pembawa

Jenis Pengujian Frekuensi Uji (Kali)

Volume Sampel 1. Serum sapi dan kambing Rose Bengal Test 271 1.401

2. Serum unggas HI Avian Influenza 60 107

3. Preparat Ulas Darah Pemeriksaan mikroskopis 4 15

4. BAH/HBAH Total Plate Count 5 5

5. BAH/HBAH Organoleptik, pH, uji awal pembusukan

182 182

Jumlah 522 1.710

Pemeriksaan laboratorium lainnya yang dilakukan di Wilayah Kerja selama kurun waktu tahun 2016 sebanyak 1.465 Kali.

j. Instalasi Karantina Hewan

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari memiliki dua instalasi karantina hewan (IKH) ruminansia besar yang berada di Kendari dan di Wilker Pelabuhan Penyeberangan Kolaka, satu IKH untuk unggas, serta satu IKH untuk hewan penular Rabies (HPR).

B. SERTIFIKASI KARANTINA TUMBUHAN DAN PENGAWASAN

Dokumen terkait