• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUNAN. Tahun 2016 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN TAHUNAN. Tahun 2016 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II KENDARI"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TAHUNAN

Tahun 2016

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II KENDARI

(2)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkup Badan Karantina Pertanian – Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 yang berkedudukan di Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara yang diberi tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta keamanan hayati yang bertujuan untuk mencegah masuk, keluar dan menyebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) baik antar Negara maupun antar area di Wilayah NKRI dalam rangka kelestarian sumber daya alam hayati.

Pelaksanaan tugas dan kegiatan tahun 2016 dibiayai dari DIPA APBN Nomor : SP DIPA-018.12.2.526615/2016 tanggal 7 Desember 2015 dengan jumlah anggaran sebesar Rp. 11.798.394.000,- dan digunakan untuk membiayai kelancaran pelaksanaan tugas operasional serta untuk peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur dalam mendukung kegiatan operasional perkarantinaan. Anggaran dimaksud terdiri dari :

Belanja pegawai sebesar Rp. 3.061447.000,- dengan realisasi 98,58% atau sebesar Rp. 3.017.926.356,-

Belanja barang sebesar Rp. 4.297.207.000,- dengan realisasi 91,81% atau sebesar Rp. 3.945.271.383,-

Belanja modal sebesar Rp. 4.439.740.000,- dengan realisasi 98,09% atau sebesar Rp. 4.354.912.486,-

Pelaksanaan kegiatan tahun 2016 dimaksudkan untuk efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi karantina pertanian dengan capaian sebagai berikut:

Jumlah sertifikat karantina impor, ekspor dan antar area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui tindak karantina terrealisasi 12.869 sertifikat.

Jumlah dukungan operasional pemantauan HPHK/OPTK 3 kegiatan terlaksana.

Pelaksanaan pengawasan dan penindakan tindak pidana karantina pertanian dengan capaian 23 kali penahanan, 3 kali penolakan dan 2 kali tindakan pemusnahan.

Akreditasi laboratorium dengan standar ISO 17025 : 2005 oleh Komite Akreditasi Nasional dapat dipertahankan

Jumlah pengujian laboratorium terlaksana 2.265 sampel

Dukungan manajemen UPT berupa perencanaan dan keuangan, kepegawaian dan tata usaha, dan dukungan perlengkapan (sarana dan prasarana) telah dikelola dengan baik yang ditandai dengan keberhasilan mempertahankan sertifikat ISO 9001 : 2008 dan mendapat penilaian sebagai UPT dengan predikat baik atau zona hijau dalam penyelenggaraan standar pelayanan publik (SPP) oleh Ombudsman RI.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

IKHTISAR EKSEKUTIF ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 4

C. Keadaan Umum Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari 5

1. Struktur Organisasi 5

2. Kepegawaian 7

3. Sarana dan Prasarana 8

4. Keadaan Geografis, Potensi Wilayah dan Situasi HPHK dan OPTK

13

BAB II : KEGIATAN OPERASIOANAL

A. SERTIFIKASI KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

a. Tindakan Karantina Impor 16

b. Tindakan Karantina Ekspor 16

c. Tindakan Karantina Antar Area 17

d. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan 19 e. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar HPHK 19

f. Kegiatan Koleksi HPHK 22

g. Kegiatan Intersepsi HPHK 23

h. Kegiatan pengawasan Keamana Hayati Hewani 23 i. Kegiatan Laboratorium Karantina Hewan 23

j. Instalasi Karantina Hewan 24

B. SERTIFIKASI KARANTINA TUMBUHAN DAN PENGAWASAN KEAMANAN HAYATI NABATI

24 a. Tindakan Karantina Tumbuhan Impor 24 b. Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor 25 c. Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area 26 d. Penggunaan Dokumen Karantina Tumbuhan 29 e. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPTK 29

f. Kegiatan Koleksi OPTK 33

g. Kegiatan Intersepsi OPTK 33

(4)

h. Kegiatan pengawasan Keamana Hayati Nabati 33 i. Kegiatan Laboratorium Karantina Tumbuhan 33 C. PENGAWASAN DAN PENINDAKAN TINDAK PIDANA

KARANTINA

a. Pengawasan Dan Penindakan Tindak Pidana Karantina Hewan

36 b. Pengawasan Dan Penindakan Tindak Pidana Karantina

Tumbuhan

37

D. AKREDITASI LABORATORIUM 37

E. PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 dan STANDAR PELAYANAN PUBLIK (SPP)

38 F. KEGIATAN LAIN-LAIN

a. Koordinasi / Kerjasama Dengan Instansi Terkait 39 b. Apresiasi / Sosialisasi / Workshop / Seminar / Pelatihan 40

c. Kegiatan Public Awarenes 40

BAB III : DUKUNGAN MANAJEMEN UPT

A. PERENCANAAN DAN KEUANGAN 42

1. Anggaran Belanja 43

2. Realisasi Anggaran 43

3. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 44

B. KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA 45

1. Mutasi Pegawai 46

2. Perubahan Status Kepegawaian 47

3. Kegiatan Peningkatan Kualitas dan Kompetensi SDM 48

4. Analisa Kebutuhan Pegawai 48

5. Kegiatan Administrasi 49

C. PELENGKAPAN (SARANA DAN PRASARANA) 51

D. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

1. Permasalahan 54

2. Solusi 55

E. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan 56

b. Saran 57

(5)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 1 : Sebaran Pegawai BKP Kelas II Kendari Berdasarkan Lokasi

Penempatan

7

Tabel 2 : Resume Frekuensi dan Volume Tindakan Karantina Ekspor Tahun 2016

16

Tabel 3 : Resume Frekuensi dan Volume Tindakan Karantina Antar Area Domestik Masuk Tahun 2016

17

Tabel 4 Resume Frekuensi dan Volume Tindakan Karantina Antar Area Domestik Keluar Tahun 2016

Tabel 5 : Penggunaan Dokumen Karantina Hewan Tahun 2016 19 Tabel 6 : Pelaksanaan Pemantauan Daerah Sebar HPHK Provinsi

Sulawesi Tenggara

20

Tabel 7 : Pemeriksaan Laboratorium Karantina Hewan Tahun 2016 24 Tabel 8 : Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Media Pembawa

Impor Tahun 2016

25

Tabel 9 : Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Media Pembawa Ekspor Tahun 2016

26

Tabel 10 : Resume Frekuensi dan Volume Tindakan 8 P Karantina Tumbuhan Domestik Masuk Tahun 2016

27

Tabel 11 : Resume Frekuensi dan Volume Tindakan 8 P Karantina Tumbuhan Domestik Keluar Tahun 2016

28

Tabel 12 : Data Penggunaan Dokumen Karantina Tumbuhan Tahun 2016

29

Tabel 13 : Pemeriksaan Laboratorium Karantina Tumbuhan 2016 34 Tabel 14 : Frekuensi dan Metode Pemeriksaan Media Pembawa OPTK

Tahun 2016

34

Tabel 15 : Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Karantina Hewan Tahun 2016

36

Tabel 16 : Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Karantina Tumbuhan Tahun 2016

37

Tabel 17 : Sosialisasi Media Cetak Tahun 2016 40

Tabel 18 : Perbandingan Anggaran Belanja antara DIPA TA 2014 dan TA 2016

43

(6)

Tabel 19 : Realisasi Anggaran Belanja di BKP Kelas II Kendari TA 2016 44 Tabel 20 : Target dan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP) Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari TA. 2012 – 2016

45

Tabel 21 : Daftar Mutasi Pegawai Tahun 2016 46

Tabel 22 : Perubahan Status Kepegawaian dari CPNS ke PNS 47

Tabel 23 Data Kegiatan Surat Menyurat Tahun 2016 51

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Peta Daerah Sebar HPHK Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

22

Gambar 2 : Peta Daerah Sebar OPTK Erwiniachrysanthemi = Dickeya chrysanthemi

31

Gambar 3 : Peta Daerah Sebar OPTK Johnsongrass mosaic potyvirus 32 Gambar 4 : Peta Daerah Sebar OPTK Raoella indica 32

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1a : Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Pegawai BKP Kelas II Kendari Per Desember 2016

Lampiran 1b : Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan, Jabatan dan Tingkat Pendidikan

Lampiran 2a : Daftar Mutasi Kenaikan Pangkat Tahun 2016

Lampiran 2b : Daftar Mutasi Kenaikan Gaji Berkala (KGB) Tahun 2016 Lampiran 2c : Daftar Mutasi Pegawai Tahun 2016

Lampiran 3 : Daftar Diklat, Rekonsiliasi, Rapat, Sosialisasi, Seminar, Apresiasi, Workshop dan Koordinasi yang diikuti Pegawai Selama Tahun 2016 Lampiran 4 : Data Rekapitulasi Lalulintas Media Pembawa dan Jenis HPHK

Tahun 2016

Lampiran 5 : Rekapitulasi Pengawasan Keamanan Hayati Hewani Tahun 2016 Lampiran 6 : Data Sertifikasi Karantina Hewan BKP II Kendari Tahun 2016 Lampiran 7 : Frekuensi Tindkan 8P Karantina Hewan BKP II Kendari Lampiran 8 : Perkembangan Hasil Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan dan

Pembebasan Karantina Hewan

Lampiran 9 : Rincian Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Karantina Hewan Tahun 2016

Lampiran 10 : Rekapitulasi Lalulintas Media Pembawa OPTK Tindak Karantina Tumbuhan Impor Tahun 2016

Lampiran 11 : Rekapitulasi Lalulintas Media Pembawa OPTK Tindak Karantina Tumbuhan Ekspor Tahun 2016

Lampiran 12 : Rekapitulasi Lalulintas Media Pembawa OPTK Tindak Karantina Tumbuhan Domestik Masuk Tahun 2016

Lampiran 13 : Rekapitulasi Lalulintas Media Pembawa OPTK Tindak Karantina Tumbuhan Domestik Keluar Tahun 2016

Lampiran 14 : Data Sertifikasi Karantina Tumbuhan BKP II Kendari Tahun 2016 Lampiran 15 : Frekuensi Tindakan 8P Karantina Tumbuhan BKP II Kendari Tahun

2016

Lampiran 16 : Perkembangan Hasil Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan dan Pembebasan Karantina Hewan BKP II Kendari Tahun 2016 Lampiran 17 : Realisasi Belanja Tahun 2016

Lampiran 18 : Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan Gabungan Intrakomtabel dan Ekstrakomtabel Tahun 2016

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekayaan sumber alam hayati Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang patut disyukuri dan dijaga kelestariannya. Salah satu kekayaan alam hayati dimaksud adalah berupa aneka ragam jenis hewan dan tumbuhan. Keaneka ragaman jenis hewan dan tumbuhan tersebut merupakan salah satu modal dasar dan sekaligus sebagai faktor dominan yang perlu diperhatikan dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Adalah menjadi tugas bangsa dan Negara untuk menjaga kelestarian ragam hewan dan tumbuhan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia dari berbagai macam ancaman yang berbahaya. Salah satu ancaman yang dimaksud adalah hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).

Dalam rangka perlindungan kekayaan alam hayati tersebut diatas, Pemerintah melalui Undang-Undang No. 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada Badan Karantina Pertanian untuk melaksanakan perkarantinaan di Indonesia dalam rangka perlindungan kekayaan alam hayati dan nabati di seluruh wilayah Indonesia.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkup Badan Karantina Pertanian – Kementrian Pertanian Republik Indonesia yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri

(10)

Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 yang berkedudukan di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan tugas untuk melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, pengawasan lalulintas media pembawa keamanan hayati hewani dan nabati, serta penyelenggara fungsi fungsi lainnya seperti :

a. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan

b. Pelaksanaan Pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK)

c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK d. Pelaksanaan pembuatan Koleksi HPHK dan OPTK

e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati

f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan

g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati

h. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan

i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati

j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

(11)

Seiring era globalisasi dan liberalisasi perdagangan/free trade, serta kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dibidang transportasi, travel dan telekomunikasi sehingga berdampak pada pembentukan kelompok- kelompok ekonomi dunia seperti Asian Free Trade Area (AFTA), North America Free Trade Area (NAFTA), European Economic Commision (EEC), Asia Pacific Economic Corporation (APEC). Kondisi tersebut membawa konsekuensi intensitas dan frekwensi arus lalu lintas orang dan barang antar negara cenderung semakin meningkat.

Mengacu pada fungsi dan peranan karantina pertanian dalam era globalisasi dan liberalisasi perdagangan serta tuntutan masyarakat untuk mengkonsumsi produk-produk pertanian yang halal, jaminan akan keamanan (Safety), mutu (Quality), kesehatan (Healthy), dan keutuhan (Wholesomeness), maka Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari yang merupakan bagian dari sistem perlindungan tanaman, sehingga memposisikan diri bersama-sama dengan unit kerja lainnya untuk turut serta membantu meningkatkan kualitas pengawasan lalulintas produk pangan/media pembawa HPHK/OPTK guna mempertahankan Sulawesi Tenggara dari ancaman masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPTK) serta keamanan hayati hewani/nabati.

Karantina pertanian merupakan salah satu lembaga teknis yang erat kaitannya dengan tugas dan fungsi instansi lain untuk mendukung program kesehatan hewan nasional, sistem pembibitan nasional dan sistem lainnya yang ada dikementrian pertanian. Tugas dan fungsi teknis yang ada dikemetrian

(12)

pertanian sangat erat kaitannya dengan tugas dan fungsi teknis yang ada dikementerian / lembaga negara lainnya dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, seperti sistem transportasi umum (Public Transportation System), sistem perdagangan dan sistem kesehatan demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur.

B. Tujuan

Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari Tahun Anggaran 2016 disusun dengan tujuan sebagai berikut :

 Memberi gambaran tentang pelaksanaan kegiatan teknis dan administrasi

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari selama tahun 2016 sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan dan fungsi.

 Sebagai bahan evaluasi dan kajian bagi pimpinan dalam menentukan

langkah-langkah strategis maupun kebijakan kedepan dalam pelaksanaan tugas dan dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari.

 Sebagai bahan acuan dalam menyusun perencanaan, penyempurnaan dan pelaksanaan kegiatan di masa yang akan datang.

 Sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang pelaksanaan kegiatan

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari yaitu kegiatan yang telah dilakukan pada Seksi Karantina Hewan, Seksi Karantina Tumbuhan, Sub Bagian Tata Usaha, kegiatan Laboratorium serta pelayanan fungsional lainnya.

(13)

 Sebagai bahan informasi terhadap tingkat pencapaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari pada tahun 2016.

C. Keadaan Umum Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari

1. Struktur Organisasi

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari merupakan penggabungan dari dua unit pelaksana teknis dari Badan Karantina Pertanian yaitu Stasiun Karantina Hewan Kelas II Kendari dan Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas II Kendari. Kedua Unit Pelaksana Teknis ini masing – masing dipimpin oleh Kepala Stasiun eselon IV.B. Sejak tanggal 3 April 2008 kedua UPT ini digabung menjadi satu UPT dengan nama Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari, Penggabungan kedua Unit Pelaksana Teknis ini berdasarkan Permentan Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian. Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari dipimpin oleh Kepala Balai eselon III b yang membawahi Kepala Subbagian Tata Usaha, Kepala Seksi Karantina Hewan, Kepala Seksi Karantina Tumbuhan dan Kelompok Jabatan Fungsional baik jabatan fungsional tertentu maupun fungsional umum sebagaimana bagan struktur organisasi di bawah ini. Kepala Balai berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian.

(14)

Bagan Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari berdasarkan Permentan Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 sebagai berikut :

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II KENDARI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL :

 Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner

 Pengendali Organisme Tumbuhan ( POPT Ahli dan POPT Terampil )

KEPALA BALAI ( Eselon IIIb )

SUB.BAG. TATA USAHA ( Eselon IVb)

SEKSI

KARANTINA HEWAN ( Eselon IVb) SEKSI

KARANTINA TUMBUHAN ( Eselon IVb)

(15)

2. Kepegawaian

Jumlah Pegawai Negeri Sipil lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari sampai akhir tahun 2016, berjumlah 48 (empat puluh delapan) orang terdiri dari :

1. Pejabat Sruktural : 4 orang

2. Fungsional Medik/Paramedik Veteriner : 7 orang 3. Fungsional POPT Ahli / Terampil : 15 orang

4. Fungsional umum : 22 orang

Pegawai tersebut di atas ditempatkan pada Kantor Balai dan Wilayah Kerja sebagai mana tabel 1.

Tabel 1 : Sebaran Pegawai BKP Kelas II Kendari Berdasarkan Lokasi Penempatan

NO LOKASI PENEMPATAN JUMLAH PEGAWAI

(orang) 1. Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari 14 2. Wilker Pelabuhan Laut Nusantara 6

3. Wilker Bandara Haluoleo 7

4. Wilker Pelabuhan BauBau 5

5. Wilker Pelabuhan Kolaka 7

6. Wilker Raha 2

7. Wilker Pelabuhan Tobaku 1

8. Wilker Kantor Pos Kendari 1

(16)

9. Laboratorium 4

10. Tugas Belajar di UGM 1

JUMLAH 48

Dari 11 (sebelas) Wilayah Kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 44/Permentan/OT.140/3/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa penyakit hewan karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, belum seluruhnya ditempatkan petugas karantina. Distribusi pegawai berdasarkan jabatan, pendidikan dan golongan dapat dilihat pada lampiran 1.

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari terdiri dari :

A) Benda tidak bergerak meliputi : a) Tanah

Sarana dan Prasarana yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari terdiri dari :

B) Benda tidak bergerak meliputi : a) Tanah

(17)

Tanah yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari terdiri 7 (tujuh) kapling dengan nilai Rp. 3.676.931.000,-. Rincian tanah berdasarkan luas, alamat lokasi, status kepemilikan dan peruntukannya sebagai berikut yakni :

 Tanah seluas 118.029 m2 berstatus sertifikat hak pakai di Jl. Prof.

M. Yamin Puwatu Kota Kendari dipakai untuk bangunan Kantor, Instalasi KH, Bangunan Tempat Kerja Lainnya, Bangunan Rumah Negara dan Bangunan mess.

 Tanah Bangunan Karantina seluas 118.029 m2 berstatus sertifikat hak pakai di Jalan Prof. M. Yamin Puwatu, dengan bangunan Kantor 2 unit, Gudang tertutup 3 unit, bangunan gedung laboratorium 2 unit, bangunan gedung tempat Ibadah, gedung pos jaga 3 unit, gedung garasi permanen 1 unit, gedung garasi semi permanen 1 unit, bangunan gedung crematorium 1 unit, bangunan lantai jemur 1 unit, bangunan untuk kandang 3 unit, bangunan gedung tempat kerja lainnya 13 unit, rumah Negara gol. II type c 3 unit , mess 1 unit dan pagar permanen 4 unit

 Tanah seluas 9.104 m2 berstatus sertifikat hak Pakai di Jl Banten

Kel. Balandete Kec. Kolaka Kab. Kolaka, dengan bangunan Kantor Wilker Kolaka, Pos Jaga dan Instalasi KH.

 Tanah seluas 525 m2 di Kelurahan Lipu Kac. Betoambari Kota Bau Bau berstatus sertifikat hak Pakai digunakan untuk Kantor Wilker Bandara Betoambari.

(18)

 Tanah seluas 1.397 m2, berstatus sertifikat hak Pakai di Jalan

Poros Bandara kel. Onewila Kac. Ranoometo Kab. Konsel digunakan untuk bangunan Kantor Wilker Bandara Haluoleo.

 Tanah seluas 575 m2, status sertifikat hak Pakai di Jl. Gambas Kab. Muna digunakan untuk bangunan kantor Wilker Raha.

 Tanah seluas 668 m2, status sertifikat hak Pakai di Desa Numana

Kac. Wangi wangi Selatan Kab. Wakatobi digunakan untuk bangunan Kantor Wilker Wakatobi.

 Tanah seluas 500 m2, status sertifikat hak Pakai di Jln. Bakti ABRI Kel. Wolio Indah Kac. Wolio Kota Bau Bau dipakai untuk Bangunan Fumigasi room.

 Tanah Bangunan Karantina seluas 1.000 m2 belum bersertifikat di Jalan Poros Pelabuhan Bungkutoko Kel. Bungkutoko Kec. Abeli Kota Kendari

b) Bangunan gedung

Bangunan Gedung yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari sampai akhir tahun 2016 sebanyak 63 unit, seluas 5.926 m2 dengan nilai keseluruhan sebesar Rp. 14.396.760.916,-.

Rincian Gedung berdasarkan nama Gedung, luas, alamat dan peruntukannya sebagai berikut yakni : 2 6edung Kantor di Jl. Prof.

M.Yamin Puwatu Kota Kendari 329 m2, gedung ini dibangun tahun 1982 dan tahun 2003 telah digunakan sejak tahun 1989, 1 gedung kantor di Wilker Pel. Laut Nusantara luas 56 m 2 di Bangun Tahun

(19)

1988, 2 Gedung kantor di Wilker Pel. Laut Bau Bau luas 100 m2 di bangan tahun 1998 dan1 unit di bangun tahun 2000, 1 gedung Kantor Wilker Pel. Penyeberangan Kolaka luas 60 m 2 di Bangun tahun 2003, 1 gedung Kantor di Wilker Bandara Haluoleo luas 50 m2 di bangun tahun 2005, 1 gedung kantor di Wilker Wakatobi luas 50 m2 dibangun tahun 2012 dan 1 gedung kantor di Wilker Raha luas 50 m2 di bangun tahun 2012

 Gedung Laboratorium 2 unit seluas 119 m2 dibangun tahun 1980 dan 2004 di Jl. Prof. M. Yamin Puwatu.

 Gedung Pos Jaga 4 unit luas 91 m 2 di Jl. Prof. M. Yamin Puwatu, 2 unit di wilker Kolaka l00 m 2 Jln.Banten Kel.Balandete Kac. Kolaka kab. Kolaka.

 Bangunan Gudang Tertutup 4 unit luas 248 2 di Jln. Prof. M. Yamin Puwatu

 Gedung Rumah Ibadah luas 29 m 2 di Jln. Prof. M. Yamin Puwatu

 Rumah Negara 3 unit luas 156 m 2 Jln. Prof. M Yamin Puwatu

 Gedung Mess 1 unit luas 130 m2 di Jl. Prof. M. Yamin Puwatu.

 Bangunan Kandang 3 unit luas 1023 m 2 di Jln.Prof. M. Yamin Puwatu 1 unit di Wilker Kolaka luas 250 m2 di Jln. Banten Kel.

Balandete Kec. Kolaka Kab. Kolaka

 Bangunan Tempat Kerja Lainnya Permanen 15 unit luas 669 m 2 di Jln. Prof. M. Yamin Puawtu dan 2 unit di Wilker Bau Bau luas 80

(20)

m2 di Jln. Ikhsanuddin Kel. Lipu Kec. Betoambari Kota Bau Bau dan Jln. Bakti Abri Kel. Wolio Indah Kac. Wolio Kota Bau Bau

 Bangunan Tempat Kerja lainnya Semi Permanen 1 unit luas 50 m 2 di Jln. Yos Sudarso Kota Bau

 Bangunan Krematorium 1 unit luas 30 m2 di Jln. Prof. M. Yamin Puwatu

 Bangunan Gerasi Permanen 1 unit luas 50 m2 Jl. Prof. M. Yamin Puwatu

 Bangunan Gerasi Semi Permanen 1 unit luas 40 m2 di Jlan Prof.

M. Yamin Puwatu Kota Kendari.

c) Benda Bergerak

Sarana dan Prasarana yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari sampai akhir tahun 2016 terdiri dari :

 Kendaraan roda 4 (empat) ,

8 unit = Rp. 1.051.025.000,-

 Kendaraan roda 2 (dua),

19 unit = Rp. 300.361.176,-

 Perlengkapan dan peralatan

kantor 628 buah = Rp. 2.612.480.772,-

 Perlengkapan Laboratorium

 122 buah = Rp. 1.848.013.900,-

(21)

4. Keadaan Geografis, Potensi Wilayah dan Situasi HPHK dan OPTK Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Secara geografis terletak di bagian Selatan Garis Khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan di antara 02°45'-06°15' Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur di antara 120°45'-124°45' Bujur Timur. Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi NTT di Laut Flores, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Maluku di Laut Banda dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone. Sebagian besar wilayah Sulawesi Tenggara (74,25 persen atau 110.000 km²) merupakan perairan (laut). Sedangkan wilayah daratan, mencakup jazirah tenggara Pulau Sulawesi dan beberapa pulau kecil, adalah seluas 38.140 km² (25,75 persen).

1. Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan wilayah beriklim tropis dengan curah hujan dipengaruhi oleh oleh perbedaan iklim dan musim sehingga sangat cocok untuk pengembangan pertanian, perkebunan dan peternakan.

2. Potensi perkembangan dan pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara didukung oleh komoditas unggulan sebagai berikut :

1. Pertanian : meliputi kakao, kopi, lada, vanili, kelapa dan kacang mede

2. Kehutanan : meliputi kayu gelondongan dan kayu kegergajian

(22)

3. Perikanan : meliputi ikan tuna, rumput laut , udang, ikan cakalang

4. Peternakan : meliputi Sapi, Kerbau, Kambing, unggas dan hewan kesayangan 5. Pertambangan : meliputi, nikel, marmer, aspal,

onix, batu setengah permata dan batu gamping

3. Komoditas lain dibidang peprtanian yang tidak kalah pentingnya memberi adil dalam perkembangan dan pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara adalan peternakan unggas, hewan kecil dankesayangan, perkebunan kelapa sawit, perkebunan jahe, padi dan palawija serta hasil olahan kakao yang telah dilakukan eksport ke Eropa.

4. Komoditas di Sulawesi Tenggara yang perlu dijaga dari ancaman masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK serta tanaman hayati terdiri dari :

- Peternakan dengan populasi 229.330 sapi potong, 2.053 kerbau, 174 kuda, 63.482 kambing, 22 domba, dan 16.939 babi, Populasi unggas di Sulawesi Tenggara terdiri dari 1.637.744 ayam local, 103.936 ayam ras petelur, 4.651.474 ayam ras pedaging, 120.437 itik, dan 45.261 itik Manila. Dengan populasi ternak yang cukup tinggi, terjadi banyak lalu lintas hewan dan produk hewan yang masuk dan keluar dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Tingginya lalu lintas hewan dan produk hewan ini berpotensi menunjang penyebaran Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK).

(23)

- Pertanian dan perkebunan dengan hasil produksi pertanian terdiri dari padi 657.734 ton, jagung 65.790 ton, kedelai dan kacang- kacangan 8.136 ton, kakao 161.514 ton, kopi 2.920 ton, vanili 60 ton, lada 4.378 ton, kelapa dalam 41.303 ton dan kelapa hybrida 3.514 ton, kacang mede 24.495 ton dan tebu 80 ton.

- Kehutanan dengan luas lahan dan hutan konservasi 94 ha, lahan dan hutan produksi 402 ha.

5. Untuk Provinsi Sulawesi Tenggara ras sapi terbesar merupakan spesies sapi Bali, salah satu penyakit yang sering menyerang hewan tersebut adalah Jembrana, dan wilayah Sulawesi Tenggara merupakan salah satu wilayah yang bebas penyakit tersebut.

Situasi HPHK dan OPTK di Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. HPHK penyebaran penyakit Avian Influenza terdapat di wilayah kota Kendari, Kabupaten Konawe, Kota Bau-Bau, dan Kabupaten Kolaka, HPHK penyebaran Rabies Sulawesi Tenggara Merupakan daerah endemis dan HPHK penyakit Brucellosis terdapat diwilayah Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, dan Kabupaten Kolaka Timur.

2. OPTK ditemukan kategori A2 Gol II yaitu Bactrocera musae dan Bactrocera occipitalis yang terdapat di Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka.

(24)

BAB II

KEGIATAN OPERASIONAL

A. SERTIFIKASI KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

a. Tindakan Karantina Impor

Tindakan karantina pemasukan dari luar negeri(impor) terhadap media pembawa HPHK di semua wilayah kerja Balai Karantina Kelas II Kendariselama tahun 2016 tidak ada (nihil).

b. Tindakan Karantina Ekspor

Tindakan karantina pengeluaran ke luar negeri (ekspor) terhadap media pembawa HPHK yang telah dilakukan di wilayah kerja Balai Karantina Kelas II Kendari selama tahun 2016 pada tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2. Resume Frekuensi dan Volume Tindakan Karantina Ekspor Tahun 2016

No. Tindakan Karantina Hewan

EKSPOR

Ket.

Frekwensi Volume Satuan

1 Pemeriksaan 4 4 kms

2 Pengasingan 0 0

3 Pengamatan 0 0

4 Perlakuan 0 0

5 Penahanan 0 0

6 Penolakan 0 0

7 Pemusnahan 0 0

8 Pembebasan 4 4 kms

(25)

c. Tindakan Karantina Antar Area 1. Kegiatan Domestik Masuk

Tindakan karantina pemasukan antar area (domestik masuk) terhadap media pembawa HPHK yang telah dilakukan di wilayah kerja Balai Karantina Kelas II Kendari selama tahun 2016 pada Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Resume Frekuensi dan Volume Tindakan Karantina Antar Area (Domestik Masuk) Tahun 2016

No. Tindakan Karantina Hewan

DOMESTIK MASUK

Ket.

Frekwensi Volume Satuan

1 Pemeriksaan 2.843

2.182 42

3.781.547 6.667.104 10.004

ekor kg colly

2 Pengasingan 194

1

2.277 65

Ekor kg

3 Pengamatan 194

1

2.277 65

Ekor kg

4 Perlakuan 194 2.277

65 ekor kg

5 Penahanan 1

1

3 65

Ekor Kg

6 Penolakan 1 3 ekor

7 Pemusnahan 1 65 kg

8 Pembebasan 2.842

2.181 42

3.781.544 6.667.049 10.004

ekor kg colly

(26)

2. Kegiatan Domestik Keluar

Tindakan karantina pemasukan antar area (domestik masuk) terhadap media pembawa HPHK yang telah dilakukan di wilayah kerja Balai Karantina Kelas II Kendari selama tahun 2016 disajikan pada Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Resume Frekuensi dan Volume Tindakan Karantina Antar Area Domestik Keluar Tahun 2016

No. Tindakan Karantina Hewan

DOMESTIK KELUAR

Ket.

Frekwensi Volume Satuan

1 Pemeriksaan

977 201 71 13 10

786.408 94.141 18.985 26 12

ekor kg lembar koloni koli

2 Pengasingan 294 3.918 ekor

3 Pengamatan 294 3.918 ekor

4 Perlakuan 294 3.918 ekor

5 Penahanan 0 0

6 Penolakan

0 0

7 Pemusnahan 0 0

8 Pembebasan

977 201 71 13 10

786.408 94.141 18.985 26 12

ekor kg lembar koloni koli

Rekapitulasi kegiatan operasional karantina hewan antar area tahun 2016 di wilayah kerja Balai Karantina Kelas II Kendari dapat dilihat pada lampiran 4

Adapun data pengawasan keamanan hayati hewani Balai Karantina Kelas II Kendari dapat dilihat pada lampiran 5.

(27)

d. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan

Penggunaan Dokumen Karantina Hewan berupa sertifikat tindakan karantina pembebasan pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari selama tahun 2016 sebanyak 5.800lembar terdiri dari Sertifikat Kesehatan Hewan/Animal Health Certificate (KH- 9) 915 lembar,

Sertifikat Sanitasi Produk Hewan/Sanitary Certificate Animal Products (KH-10) 280 lembar, Surat Keterangan Untuk Benda Lain (KH-11) 18 lembardanSertifikat Pelepasan Karantina/ Certificate of Release ( KH-12 ) 4.587 lembar seperti pada Tabel 5

Tabel 5. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan Tahun 2016 No. Wilayah Kerja Jenis Dokumen

Satuan KH-9 KH-10 KH–11 KH-12

1. Pelabuhan Laut Kendari 358 76 1 129 Lembar

2. Pelabuhan Laut Baubau 70 148 0 545 Lembar

3. Pelabuhan

Penyeberangan Kolaka

155 4 0 1.246 Lembar

4. Bandara Haluoleo 147 29 17 1.829 Lembar

5. Pelabuhan Laut Raha 30 16 0 295 Lembar

6. Pelabuhan Laut Tobaku 147 29 17 1.829 Lembar

JUMLAH 915 280 18 4.587 Lembar

e. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar HPHK

Kegiatan pemantauan daerah sebar hama penyakit hewan karantina (HPHK) tahun 2016 dilakukan dalam rangka mengetahui status dan situasi HPHK di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara selama tahun 2015.

Informasi mengenai status dan situasi HPHK ini diperoleh dengan

(28)

mengumpulkan data sekunder (data dari pihak lain) yang berasal dari dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di tingkat provinsi, kabupaten, atau kota, serta data dari Balai Besar Veteriner Maros, Sulawesi Selatan. Pengambilan data ini dilakukan oleh tim pemantauan dengan jadwal sebagaimana yang dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Pelaksanaan Pemantauan Daerah Sebar HPHK Provinsi Sulawesi Tenggara

NO. LOKASI WAKTU

1. Dinas Kota Kendari 7 Maret 2016

2. Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara 8 Maret 2016 3. Dinas Kabupaten Buton 10-12 Maret 2016 4. Dinas Kabupaten Kolaka Timur 10-12 Maret 2016 5. Dinas Kabupaten Muna 10-12 Maret 2016 6. Balai Besar Veteriner Maros 10-12 Maret 2016 7. Dinas Kabupaten Buton Utara 13-16 Maret 2016 8. Dinas Kabupaten Kolaka 14 Maret 2016 9. Dinas Kabupaten Bombana 14-17 Maret 2016 10. Dinas Kabupaten Konawe Selatan 14-17 Maret 2016 11. Dinas Kabupaten Konawe Utara 16-18 Maret 2016

12. Dinas Kota Baubau 17 Maret 2016

13. Dinas Kabupaten Kolaka Utara 17-19 Maret 2016 14. Dinas Kabupaten Konawe 23-24 Maret 2016

Pengambilan data ini dilakukan melalui kuisioer dan formulir standar yang terdapat pada lampiran Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 144/Kpts/KR.110/L/01/2016 tentang Pedoman Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Tahun 2016. Tim pemantauan juga melakukan diskusi dan wawancara Participatory Epidemiology (PE) dengan metode Focus Group

(29)

Discussion (FGD) atau In Depth Interview (IDI) dengan menggunakan formulir IDI yang telah disusun bersama-sama dengan UPT Karantina Pertanian se-Regional Sulawesi dan Maluku. Jenis HPHK yang ditemukan di suatu kabupaten/kota diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan metode diagnosisnya yaitu berdasarkan gejala klinis, hasil uji laboratorium pasif, atau hasil surveilans.

Data dan informasi mengenai status dan situasi HPHK yang diperoleh melalui kuisioner dan form IDI tersebut lalu ditabulasi, diverifikasi dan dianalisis secara kualitatif untuk selanjutnya disampaikan di seminar tingkat lokal (Provinsi Sulawesi Tenggara), tingkat regional (Pulau Sulawesi dan Maluku), serta tingkat nasional.

Terdapat 13 jenis HPHK yang ditemukan dari 12 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara. Jenis HPHK pada ruminansia (sapi, kerbau, kambing, dan domba) yang ditemukan yaitu: (1) Brucellosis; (2) Bovine Viral Diarrhea/Mucosal Disease; (3) Anaplasmosis; (4) Babesiosis; (5) Theileriosis; (6) Trypanosomiasis; (7) Orf; dan (8) Kaskado. Jenis HPHK yang ditemukan pada unggas yaitu: (1) Avian Influenza; dan (2) Newcastle Disease. Jenis HPHK yang ditemukan pada anjing dan kucing yaitu: (1) Rabies; dan (2) Canine Parvovirus, sedangkan jenis HPHK yang dapat ditemukan pada semua hewan yaitu scabies/demodecosis.

Status dan situasi HPHK ini digambarkan dalam sebuah peta daerah sebar yang dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

(30)

Gambar 1. Peta Daerah Sebar HPHK Provinsi Sulawesi Tenggara TA 2016

f. Kegiatan Koleksi HPHK

Tidak dilakukan kegiatan koleksi Hama dan Penyakit Hewan Karantina selama tahun 2016, hal ini disebabkan karena keterbatasan anggaran yang untuk laboratorium karantina hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari.

(31)

g. Kegiatan Intersepsi HPHK

Media pembawa yang dilalulintaskan melalui wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari pada tahun 2016 tidak ditemukan HPHK Gol I/II.

h. Kegiatan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani

Pengawasan kemanan hayati hewani selama kurun waktu 2016 dilakukan untuk 16 (enam belas) komoditi. Data selengkapnya disajikan dalam lampiran 5.

i. Kegiatan Laboratorium Karantina Hewan

Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari melakukan 5 (lima) jenis pengujian pada tahun 2016. Dari kelima jenis pengujian tersebut, dua pengujian dinyatakan berada dalam ruang lingkup akreditasi berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008 yaitu Rose Bengal Test(RBT) danHemaglutinasi Inhibisi (HI) untuk Avian Influenza (AI), sedangkan ketiga pengujian lainnya berada di luar ruang lingkup akreditasi yaitu pemeriksaan mikroskopis terhadap preparat apus darah dengan pewarnaan Giemsa; penghitungan cemaran mikroba dengan metode Total Place Count (TPC); serta pemeriksaan kualitas bahan asal hewan (BAH) dan hasil bahan asal hewan (HBAH) melalui pemeriksaan organoleptik, derajat asam, dan uji awal pembusukan dengan uji Eber. Uraian pemeriksaan laboratorium karantina hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari pada tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

(32)

Tabel 7. Pemeriksaan Laboratorium Karantina Hewan Tahun 2016 No. Jenis Media

Pembawa

Jenis Pengujian Frekuensi Uji (Kali)

Volume Sampel 1. Serum sapi dan kambing Rose Bengal Test 271 1.401

2. Serum unggas HI Avian Influenza 60 107

3. Preparat Ulas Darah Pemeriksaan mikroskopis 4 15

4. BAH/HBAH Total Plate Count 5 5

5. BAH/HBAH Organoleptik, pH, uji awal pembusukan

182 182

Jumlah 522 1.710

Pemeriksaan laboratorium lainnya yang dilakukan di Wilayah Kerja selama kurun waktu tahun 2016 sebanyak 1.465 Kali.

j. Instalasi Karantina Hewan

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari memiliki dua instalasi karantina hewan (IKH) ruminansia besar yang berada di Kendari dan di Wilker Pelabuhan Penyeberangan Kolaka, satu IKH untuk unggas, serta satu IKH untuk hewan penular Rabies (HPR).

B. SERTIFIKASI KARANTINA TUMBUHAN DAN PENGAWASAN KEAMANAN HAYATI NABATI

a. Tindakan Karantina Tumbuhan Impor

Pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan terhadap media pembawa impor selama Tahun 2016 pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari dilakukan terhadap komoditas hasil pertanian berupa kayu lapis dan kayu penyangga (dunnage) asal Cina. Data pelaksanaan kegiatan sebagaimana Tabel 8 dan Lampiran 10.

(33)

Tabel 8. Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Media Pembawa Impor Tahun 2016

No. Tindakan Karantina Tumbuhan

Ekspor

Keterangan

F V

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Pemeriksaan

Pengasingan Pengamatan Perlakuan Penahanan Penolakan Pemusnahan Pembebasan

1 5

1 5

201,85 m3 129 Kemasan

201,85 m3 129 Kemasan

Keterangan : F = Frekuensi, V = Volume b. Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor

Pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan terhadap media pembawa ekspor selama Tahun 2016 pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari dilakukan terhadap media pembawa berupa Kakao Pasta (Cacao Butter) yang diekspor ke Belanda, rempah-rempah dan lada biji yang diekspor ke Jepang.

Data pelaksanaan kegiatan sebagaimana Tabel 8 dan Lampiran 11.

(34)

Tabel 9. Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Media Pembawa Ekspor Tahun 2016

No.

Tindakan Karantina Tumbuhan

Ekspor

Keterangan

F V

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Pemeriksaan

Pengasingan Pengamatan Perlakuan Penahanan Penolakan Pemusnahan Pembebasan

10

1

10

1.180.010,137 kg

1.000.000 Kg

1.180.010,137 kg

Fumigasi Fospin

Keterangan : F = Frekuensi, V = Volume

c. Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area 1) Kegiatan Domestik Masuk

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari mengadakan kegiatan operasional karantina tumbuhan terhadap media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang masuk ke wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara dalam skala domestik (antar pulau dan antar area). Kegiatan karantina tumbuhan dilakukan terhadap semua media pembawa OPTK. Dari tahun ke tahun, kegiatan karantina tumbuhan untuk domestik masuk mengalami peningkatan, baik frekuensi maupun volumenya, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan tingkat konsumsi pangan

(35)

masyarakat. Pasokan kebutuhan bahan pangan diwilayah Sulawesi Tenggara masih di dominasi oleh komoditas yang berasal dari Pulau Jawa dan Sulawesi, terutama sayuran dan buah - buahan.

Adapun frekuensi dan volume kegiatan tindakan karantina tumbuhan domestik masuk dapat dilihat pada Tabel 10 dan lampiran 12.

Tabel 10. Resume Frekuensi dan Volume Tindakan 8 P Karantina Tumbuhan Domestik Masuk Tahun 2016

No. Tindakan Karantina Tumbuhan

Domestik Masuk

Keterangan

F V

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Pemeriksaan

Pengasingan Pengamatan Perlakuan Penahanan

Penolakan Pemusnahan Pembebasan

469 2.393 1

13 8 2 1 469 2.393 1

802.645 Btg 22.774.933,27 Kg 50 M3 - - - 45.868 kg 3.730 Btg 55 Kg 25 Kg 802.645 Btg 22.774.933,27 Kg 50 M3 Keterangan : F = Frekuensi, V = Volume

(36)

2) Kegiatan Domestik Keluar

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari mengadakan kegiatan operasional karantina tumbuhan terhadap media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang keluar dari wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara dalam skala domestik (antar pulau dan antar area). Adapun media pembawa OPTK yang keluardari Wilayah Propinsi Sulawesi Tenggarayaitu Kakao,Beras, Gabah Padi, Mede Biji, Dedak, Cengkeh, kopra, dan lain-lain. Dari tahun ke tahun, kegiatan karantina tumbuhan untuk domestik keluar mengalami peningkatan, baik frekuensi maupun volumenya.

Adapun frekuensi dan volume kegiatan tindakan karantina tumbuhan dapat dilihat pada Tabel 11 dan Lampiran 13.

Tabel 11. Frekuensi dan Volume Tindakan 8 P Karantina Tumbuhan Domestik Keluar Tahun 2016

No. Tindakan Karantina Tumbuhan

Domestik Keluar

Keterangan

F V

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Pemeriksaan

Pengasingan Pengamatan Perlakuan Penahanan Penolakan Pemusnahan Pembebasan

38 3.788 4 - - - - - -

38 3.788 4

99.974 Btg 81.328.709 Kg 82 M3 - - - - - - 99.974 Btg 81.328.709 Kg 82 M3 Keterangan : F = Frekuensi, V = Volume

(37)

d. Penggunaan Dokumen Sertifikat Karantina Tumbuhan

Penggunaan dokumen sertifikat karantina tumbuhan pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini.

Tabel 12. Data Penggunaan Dokumen Karantina Tumbuhan Tahun 2016

No. Jenis Dokumen

Jumlah Awal

Jumlah Penerimaan

Jumlah

Pemakaian Saldo 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

KT-4.a KT-4.b KT-5.a KT-5.b KT-9 KT-10 KT-12

250 250 250 250 3.270

209 7.400

0 0 0 0 3.270

209 7.400

3 2 3 8 2.356

10 6.900

0 0 0 169 914 199 500

 Pada bulan Oktober terjadi penggantian dokumen KT sehingga dilakukan pemusnahan terhadap dokumen lama.

e. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPTK

Pemantauan Daerah Sebar OPTK TA. 2016 dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2016. Adapun tempat pelaksanaan kegiatan meliputi 5 (Lima) wilayah Kabupaten di Sulawesi Tenggara, yakni :

1. Kabupaten Kolaka 2. Kabupaten Konawe 3. Kabupaten Kolaka Timur 4. Kabupaten Konawe Selatan 5. Kabuapaten Buton Utara

(38)

Sasaran pemantauan kali ini ada 15 spesies OPTK, yaitu :, Crinipellis perniciosa, Dickeya chrysanthemi, Fusarium graminearum, dan Johnsongrass potyvirus yang merupakan OPTK kategori A1 serta Balansia oryza sativae, Peronospora mansuricha, Phytophthora citrophtora, Paraecosmetus pallicornis, Pantoea stewartii, Stagonospora sacchari, Leifsonia xyli subs. Xyli, Peronosclerospora sorghii, Aceria guerreronis, Raoella indica, Clavibacter michiganensis yang merupakan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) Kategori A2 berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.

51/Permentan/KR.010/9/2015 tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.

Metode pemantauan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan yakni untuk target pemantauan serangga dianjurkan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin spesimen dari semua stadium serangga kemudian spesimen dan duplikatnya harus dalam dalam keadaan yang baik dan bersih, lengkap dengan anggota tubuh seperti antena, sayap dan tungkai, jika menggunakan alkohol sebaiknya menggunakan botol yang tahan bocor, misalnya tabung film, botol vial, atau tabung gelas dilengkapi penutup. Serangga berukuran kecil dan bertubuh lunak (thrips, kutu daun, tungau, dan larva), tempatkan spesimen ke dalam alkohol 70%. Sebaiknya jangan memisahkan kutu putih atau kutu perisai dari bagian tanaman inangnya karena dapat merusak bagian alat mulut sehingga menyulitkan dalan identifikasi.

Untuk menghindari kerusakan, sebaiknya bagian tanaman dipotong melingkari serangga dan diawetkan dalam alkohol 70% dan setiap specimen diberikan label.

Untuk target pemantauan cendawan dan bakteri yaitu spesimen cendawan atau bakteri sebaiknya diambil dari gejala yang masih segar dan dipilih pada batas antara jaringan tanaman yang sakit dengan yang sehat sedangkan untuk spesimen patogen akar diperoleh dengan cara mengambil jaringan akar, pangkal batang dan tanah. Untuk mencegah kerusakan maka spesimen dibungkus dengan kertas tisu kering atau

(39)

kertas pembungkus dan dimasukkan dalam wadah tahan banting.

Diupayakan agar pengambilan dan pengiriman spesimen dilakukan pada hari yang sama. Selain hal tersebut selain sampel kiriman sebaiknya disiapkan pula sampel duplikat, yaitu sampel kedua sebagai bahan referensi. Untuk spesimen cendawan dan bakteri harus disimpan pada kondisi yang sesuai, yaitu di dalam boks berpendingin (cool box) pada suhu 2 – 5oC dan spesimen harus tetap dijaga kesegarannya

Metode survei yang digunakan pada pemantauan kali ini adalah surveilensi lokasi terpilih yaitu survei yang dilakukan pada lokasi terpilih yang ditujukan untuk meningkatkan kemungkinan menemukan OPT.

Metode ini sangat baik untuk deteksi awal OPTK eksotik.

Berdasarkan hasil kegiatan Pemantauan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut :

Hasil pemantauan BKP Kelas II Kendari TA. 2016 di 5 (lima) Kabupaten telah ditemukan OPTK Kategori A1 Dickeya chrysanthemi dan Johnsongrass potyvirus (Kolaka,Konsel) dan OPTK kategori A2 yaitu Raoella indica, dan Phytophtora citrophtora occipitalis (Kolaka, Konawe, Konsel dan Buton Utara)

Peta Daerah Sebar OPTK

Gambar 2 : Peta daerah sebar Erwinia chrysanthemi = Dickeya chrysanthemi

(40)

Desa Koyoha Kec. Wundulako Kab. Kolaka

Desa Mekar Jaya Kec. Moramo Kab. Konawe Selatan

Desa Sumber Sari Kec. Moramo Kab. Konawe Selatan

Gambar 3 : Peta Daerah Sebar Johnsongrass mosaic potyvirus

Desa Lalonggosua Kec. Tanggteda Kab. Kolaka

Gambar 4 : Peta Daerah Sebar Raoella indica

Desa Lalonggosua Kec. Tanggteda Kab. Kolaka

(41)

f. Kegiatan Koleksi OPTK

Pada tahun 2014 sampel yang ada berjumlah 74 buah, yaitu berupa spesimen serangga maupun cendawan. Pada tahun 2015, penambahan koleksi sebanyak 9 buah koleksi diperoleh dari hasil temuan pada saat pemantauan OPTK, uji banding, dan uji profisiensi sehingga jumlah keseluruhan koleksi menjadi sebanyak 83 buah spesimen koleksi. Tahun 2016 tidak ada penambahan koleksi. Koleksi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 11.

g. Kegiatan Intersepsi OPT/OPTK

Selama tahun 2016, Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari telah melakukan kegiatan intersepsi OPT sebanyak 447 kali dengan temuan OPT sebanyak 250 kali. Rincian total jumlah sampel intersepsi yaitu 203 sampel ruang lingkup akreditasi (kopra) dan 244 sampel di luar ruang lingkup akreditasi. Pada tahun 2016, BKP II Kendari tidak menemukan intersepsi Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).

h. Kegiatan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati

Pelaksanaan Pengawasan Pangan Segar Asal Tumbuhan pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari belum pernah dilaksanakan karena tidak ada komoditi pangan segar asal tumbuhan yang dilalulintaskan di wilayah provinsi Sulawesi Tenggara.

i. Kegiatan Laboratorium Karantina Tumbuhan

Laboratorium Karantina Tumbuhan selama tahun 2016 telah memeriksa sampel sebanyak 555 kali dengan rincian sebagaimana table 13 berikut.

(42)

Tabel 13. Pemeriksaan Laboratorium Karantina Tumbuhan

Sampel Jumlah Sampel Ket.

Intersepsi 447 -

Pemantauan OPTK 105 -

Uji Banding 3 -

Jumlah 555

j.

Tabel 14. Frekuensi dan Metode Pemeriksaan Media Pembawa OPT/OPTK Tahun 2016

No. Media Pembawa Metode Pemeriksaan Frekuensi Ket.

1 2 3 4 5

A. Intersepsi

1 Apel, jeruk, lemon Pengamatan langsung 1

2 Bawang merah Pengamatan langsung 2

3 Bawang putih Blotter Test 1

4 Benih jagung Visual mikroskopis, perendaman, ELISA test, Growing on test

25

5 Benih kakao Blotter test 21

6 Benih kedelai Dry seed inspection, blotter test, visual mikroskopis

1

7 Benih Mucuna sp. ELISA test 1

8 Benih sengon Washing test (pengamatan langsung)

1

9 Beras Visual mikroskopis 12

10 Bibit anggrek Visual mikroskopis 1

11 Bibit azalea Visual & mikroskopis 1

12 Bibit cengkeh Blotter test 1

13 Bibit durian Blotter test 3

14 Bibit jabon Blotter Test 2

15 Bibit kakao Blotter test 1

16 Bibit lada Blotter test 1

1 2 3 4 5

17 Bibit mangga; bibit manggis; bibit durian

Blotter test 1

18 Bibit nilam Pengamatan langsung 2

(43)

19 Bibit tanaman hias Visual mikroskopis, pengamatan langsung

2

20 Buah cabe Pengamatan langsung 25

21 Buah jeruk Visual mikroskopis 7

22 Buah kelapa Visual mikroskopis 4

23 Cabe keriting Pengamatam langsung 1

24 Cengkeh Visual mikroskopis 10

25 Cocoa Butter Visual mikroskopis 1

26 Daun sirsak, sarang semut, keladi

Visual Mikroskopis 1

27 Dedak Visual mikroskopis 9

28 Jagung Visual mikroskopis 1

29 Jahe Visual mikroskopis 1

30 Jambu Mete Visual mikroskopis 1

31 Daun jarak Pengamatan langsung 2

32 Jarak (bubuk) Visual mikroskopis 1

33 Kacang mede Visual mikroskopis 13

34 Kacang tanah Visual mikroskopis, pengamatan langsung

2

35 Kakao biji Visual mikroskopis 43

36 Kakao pasta Visual mikroskopis 1

37 Kecambah kelapa sawit

Blotter test 5

38 Kelapa (tempurung) Visual mikroskopis 1

39 Kemiri Visual mikroskopis 5

40 Kopra Visual mikroskopis 203

41 Lada Visual mikroskopis 1

42 Lada biji Visual mikroskopis 13

43 Langsat Pengamatan langsung 1

44 Palm kernel oil Visual mikroskopis 5

45 Pinang biji Visual mikroskopis 2

46 Tanah Modifikasi corong- Baermann

2

47 Tepung sagu Visual mikroskopis 5

48 Vanili Visual mikroskopis 1

Gambar

Tabel 1  :  Sebaran Pegawai BKP Kelas  II  Kendari Berdasarkan Lokasi  Penempatan
Tabel 2. Resume Frekuensi dan Volume Tindakan Karantina Ekspor Tahun 2016
Tabel 3. Resume  Frekuensi  dan  Volume  Tindakan  Karantina  Antar  Area  (Domestik Masuk) Tahun 2016
Tabel 4. Resume  Frekuensi  dan  Volume  Tindakan  Karantina  Antar  Area  Domestik Keluar Tahun 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang akan keluar melalui pintu-pintu pengeluaran di wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian

Keberadaan Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate dengan tugas pokok dan fungsinya adalah mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina, dan organisme

Tindakan pemusnahan terhadap komoditas tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama tahun 2019, telah dilaksanakan sebanyak 1 Kali, yaitu Bibit Jeruk

Keberadaan Balai Karantina Pertanian Kelas II Ternate dengan tugas pokok dan fungsinya adalah mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina, dan organisme

204/Kpts/OT.140/07/2009 Tentang Wilayah Pemantauan Hama Penyakit Hewan dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (HPHK/OPTK) pada Balai Besar, Balai dan Stasiun

Tindakan pemusnahan terhadap komoditas tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama tahun 2018, telah dilaksanakan sebanyak 1 Kali, yaitu Bibit Jeruk

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkup Badan Karantina Pertanian – Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang

Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap pemasukan (domestik masuk) media pembawa OPT/OPTK telah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku