Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Penyusunan Laporan Tahunan (Annual Report) adalah salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun anggaran. Kesemuanya harus terangkum dalam Laporan Tahunan, selain sebagai bahan evalausi dari rangkaian program yang telah dicanangkan pada awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan dalam menyusun langkah – langkah pada tahun berikutnya serta bahan untuk menyusun berbagai kebijaksanaan sehingga dapat ditarik satu langkah yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan.
Balai Karantian Pertanian Kelas II Gorontalo merupakan Unit Pelayanan Teknis dibawah Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian yang mempunyai tugas pokok dan fungsinya. Kewajiban tugas tersebut dijabarkan dalam menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, priodik dan melembaga. Pelaporan ini dimaksudkan untuk mengkonsumsikan capaian dalam satu anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya.
Penyusunan Laporan Tahunan juga dibuat dalam rangka mewujudkan implementasi prinsip good governance yaitu partisipasi, transaparansi, keseteraan, daya tanggap, wawasan kedepan, akuntabilitas, pengawasan, efisiensi dana efektifitas serta profesionalisme dalam diri pegawai Balai Karantiana Pertanian Kelas II Gorontalo.
Penyusunan Laporan Tahunan merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan
setiap tahun, disusun dengan mengacu pada buku Pedoman Pelaporan yang
dikeluarkan Badan Karantina Pertanian Tahun 2015.
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Laporan Tahunan ini disusun sebagai wujud capaian pelaksanaan layanan kegiatan perkarantinaan serta pengawasan keamanan hayati di wilayah layanan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo, sedang tujuan dari penyusunan laporan tahunan ini adalah untuk memberi informasi tertulisanalisa kegiatan yang dihasilkan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo pada tahun anggaran 2018.
Informasi Kegiatan Balai karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama 2018 dapat digunakan sebagai bahan referensi dan evaluasi dalam rangka pengambilan keputusan ke depan baik tingkat Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo maupun dilingkup Badan Karantina Pertanian.
1.3 Keadaan Umum Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai karantina Pertanian Kelas II Gorontalo mempunyai susunan organisasi sebagai berikut :
a. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kerja, evaluasi dari pelaporan serta urusan tata usaha dan rumah tangga.
b. Seksi Karantina Hewan mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pemberian pelayanan operasional Karantina Hewan, Pengawasan Keamanan Hayati Hewani, sarana teknik, pengelolaan system informasi dan dokumentasi serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang- undangan di bidang Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani.
c. Seksi Karantina Tumbuhan mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pemberian pelayanan operasional Karantina Tumbuhan, pengawasan, keamanan hayati nabati serta sarana teknik, pengelolaan system informasi dan dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangandi bidang karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati.
d. Kelompok Jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional Paramedik Veteriner, Medik Veteriner, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) serta jabatan fungsional yang lain yang terbagi dalam beberapa kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang keahlian masing-masing sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.
Kelompok jabatan fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner
mempunyai tugas :
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
a. Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan Pemusnahan dan Pembebasan Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK).
b. Melakukan Pemantauan daerah sebar HPHK c. Melakukan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani
d. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai peraturan perundang- Undangan yang berlaku.
Kelompok jabatan fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Ahli dan POPT Terampil :
a. Pemeriksaan, Pengasingan, pengamatan, Perlakuan dan Penahanan
b. Pemusnahan dan Pembebasan Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
c. Melakukan Pemantauan daerah sebar OPTK d. Melakukan Pengawasan Keamanan Hayati Nabati
e. Melakukan Kegiatan fungsional lainnya sesuai peraturan perundang-
Undangan yang berlaku
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo Tahun 2018
KEPALA BALAI drh. Indra Dewa
KEPALA SUB BAGIAN TU Sawal, S.Sos
KEPALA SEKSI KH drh. M. Taufik Kurniawan, M.Sc
KEPALA SEKSI KT Willy Indra Yunan, SP
KOORDINATOR JABATAN FUNGSIONAL
KARANTINA HEWAN
drh. Firman Kristianto SoemediKARANTINA TUMBUHAN
Hikmawaty, SPLaporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo memiliki enam wilayah kerja sesuai Permentan No.22/Permentan/OT.140/4/2008 di Provinsi Gorontalo yaitu :
Tabel 1. Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
No. Kode Wilayah Kerja Penanggung Jawab
1. 3401 Bandara Jalaluddin drh. Laras Istian Widodo
2. 3402 Pelabuhan Laut
Kwandang Idris Suhadak, A.Md
3. 3403 Pelabuhan Laut Anggerek Idris Suhadak, A.Md
4. 3404
Pelabuhan Laut Gorontalo Tri Wulan Widya Lestari, SP, M.Sc
5. 3405 Pelabuhan Boalemo Syaifuddin Zuhri
6 3406 Kantor Pos Muhammad Idrus, SH
Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Balai karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
VISI DAN MISI BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II GORONTLO
Dalam upaya menjadikan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo sebagai instansi pemerintah yang memberikan pelayanan secara baik, bersih, transparan, dan akuntabel sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, maka perlu ditetapkan nilai-nilai budaya, maklumat dan komitmen pelayanan sebagai arah dan langkah tahapan yang perlu dituangkan dalam standar pelayanan publik dan dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi BKP Kelas II Gorontalo dalam memberikan pelayanan.
2.1 Visi
Visi dari Balai Karantian Pertanian Kelas II Gorontalo adalah “Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya dalam Perlindungan Kelestarian Sumber Daya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan”. Hal ini mengandung arti bahwa:
a. Tangguh : Karantina sebagai benteng terdepan harus mampu melindungi Indonesia dari ancaman masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK serta pangan yang tidak aman dan tidak halal dikonsumsi dari luar negeri dan dari suatu area ke area yang lain di dalam negeri dengan melaksanakan peraturan perundang-undangan karantina dan pangan yang berlaku secara tegas dan konsisten;
b. Terpercaya : Penyelenggaraan karantina dibangun dan dilaksanakan dengan asas legalitas, sistem dan prosedur yang transparan didukung kaidah-kaidah ilmiah yang obyektif dan SDM yang profesional dan akuntabel.
2.2 Misi
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo mengemban misi sebagai berikut:
a. Melindungi Kelestarian Sumber Daya Alam hayati, hewani, dan tumbuhan b. Mendukung keberhasilan program pengembangan agribisnis dan peningkatan
ketahanan pangan nasional
c. Memfasilitasi kelancaran perdagangan/ pemasaran produk agribisnis d. Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat
e. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan perkarantinaan
2.3. Tujuan
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
a. Terjaganya Sumber daya alam hayati hewani dan tumbuhan dari serangan hama penyakit hewan karantina dan orgnisasi penganggu tumbuhan karantina;
b. Terjaminyya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan tumbuhan;
c. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui pencegahan masuk dan keluarnya media HPHK dan OPTK
d. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan e. Mewujudkan pelayanan prima.
2.4. Sasaran Program
Sasaran program Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo adalah turunan dari sasaran program Badan Karantina Pertanian (Barantan), antara lain adalah : a. Meningkatnya efektifitas pengendalian risiko masuk, tersebar dan keluarnya
HPHK dan OPTK;
b. Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor Media Pembawa HPHK dan OPTK dan ekamanan hayati.
c. Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian.
Rincian program dan kegiatan tersebut turunan dari Barantan 2015 – 2019.
1. Program
Peningkatan Kualitas Karantina Pertanian dan Pengawasan Kemanan Hayati 2. Kegiatan
a. Peningkatan system karantina hewan dan keamanan hayati hewani;
b. Peningkatan system karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati;
c. Peningkatan kepatuhan kerjasama dan pengembangan system informasi;
d. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya;
e. Peningkatan kualitas penyelenggaran laboratorium karantina;
f. Peningkatan kualitas pelayanan karantina dan pengawasan kemanan
hayati.
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
BAB III
DUKUNGAN PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI
Sesuai dengan Undang Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, BKP Kelas II Gorontalo mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan kegiatan operasional karantina hewan dan pengawasan keamanan hayati hewani.
Kegiatan operasional karantina hewan meliputi kegiatan pelayanan sertifikasi kesehatan terhadap media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) baik yang diekspor, diimpor, dan diantar areakan (Domestik Masuk dan Domestik Keluar), serta pengawasan keamanan Pangan Segar Asal Hewan (PSAH).
Berikut tempat – tempat pemasukan dan pengeluaran di Wilayah Kerja BKP Kelas II Gorontalo sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 35/Permentan/KR.020/8/2018, dengan lokasi yang meliputi :
Tabel 2. Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Karantina Hewan
Kegiatan Operasional Karantina Hewan juga melakukan tindakan 8P terhadap media pembawa HPHK yang dilalulintaskan yaitu Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan. Selain tindakan 8P juga melaksanakan pemantauan daerah sebar HPHK; pembuatan koleksi HPHK;
pengawasan keamanan hayati hewani; pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan, pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan dan keamanan hayati hewani.
Tindakan karantina hewan yang dilakukan di Balai Karantina Pertanian kelas II Gorontalo dilakukan pada Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina
No. TEMPAT PEMASUKAN/
PENGELUARAN LOKASI IMPOR EKSPOR ANTAR AREA
1. Bandar Udara Jalaluddin Kab. Gorontalo - - √
2. Kantor Pos Kota Gorontalo - - √
3. Pelabuhan Laut dan Fery Kota Gorontalo - - √
4. Pelabuhan Laut Kwandang Kab. Gorut - - √
5. Pelabuhan Laut Anggrek Kab. Gorut - - √
6. Pelabuhan Laut Boalemo Kab. Boalemo - - √
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
seperti Hewan, Bahan Asal Hewan (BAH), Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) dan Benda Lain. Kegiatan Impor, ekspor, domestik masuk dan domestik keluar yang dilalulintaskan melalui pintu pemasukan dan pengeluaran serta dilakukan oleh petugas karantina hewan melalui tindakan 8P (Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan).
3.1 Impor
Kegiatan Operasional Impor Tindakan Karantina Hewan lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama tahun 2018 tidak terjadi impor Karantina Hewan.
3.2 Ekspor
Kegiatan Operasional Ekspor Tindakan Karantina Hewan lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama tahun 2018 tidak terjadi Ekspor Karantina Hewan.
3.3 Tindakan Karantina Hewan Terhadap Media Pembawa HPHK yang Diantarareakan
a. Domestik Masuk
Kegiatan operasional tindakan karantina hewan domestik masuk selama tahun 2018 yang dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo dengan jenis media pembawa yang dilalulintaskan antara lain :
1. Hewan: anjing, ayam, bebek, burung, DOC, DOD, DOQ, kambing, kadal, kucing, kura kura, lebah, mencit, iguana, hamster, kelinci, tikus, marmut, ulat hongkong.
2. Bahan Asal Hewan (BAH): daging ayam, daging bebek, daging sapi, daging babi, daging kelelawar, daging tikus, jerohan ayam, jerohan sapi, kulit ayam beku, madu, susu, semen beku.
3. Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH): bakso, daging ayam olahan, daging sapi olahan, daging bebek olahan, ice cream, keju, nugget, olahan susu, sosis, yoghurt.
4. Benda Lain: vaksin, jangkrik, lebah, ulat hongkong, obat hewan, pakan ternak.
Pelaksanaan pengawasan di wilker – wilker yang ditetapkan sudah dilakukan secara
maksimal dengan minimnya sumber daya manusia yang ada. Namun hasil
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
pelaksanaan tindakan karantina yang dilakukan. Hubungan koordinasi dengan dinas terkait dan UPT lain sudah berjalan baik dan koordinasi sudah dilaksanakan secara formal maupun informal oleh petugas karantina di lapang.
Permasalahan yang ada terhadap pengawasan lalu lintas pemasukan Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina adalah banyaknya pintu pemasukan dan pintu pengeluaran melalui darat (perbatasan darat antar Propinsi). Oleh sebab itu perlu peningkatan koordinasi dengan instansi terkait serta sosialisasi berkelanjutan pada masyarakat terkait karantina pertanian dan penyakit hewan menular. Kegiatan Operasional Karantina Hewan pelaksanaan tindakan penahanan penolakan dan pemusnahan secara umum serta data terperinci domestik keluar selama periode tahun 2018 di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo seperti tertera pada Lampiran Laporan Tahunan. Pengawasan terhadap Media Pembawa domestik keluar dilakukan secara maksimal di tempat - tempat pemasukan maupun pengeluaran.
Tindakan Karantina berupa penahanan, penolakan, dan pemusnahan media pembawa yang dilalulintaskan di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama tahun 2018 dilakukan pada media pembawa dengan berbagai alasan, antara lain : a. Tidak dilengkapi dokumen karantina dari daerah asal
b. Tidak dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina
c. Pada pemeriksaan fisik ada perbedaan jenis dan jumlah media pembawa d. Setelah penolakan Media pembawa tidak segera dikeluarkan dari area tujuan.
Untuk mengetahui hasil pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan dan Pembebasan
Karantina Hewan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama 5 tahun
belakang (2014 – 2018) dapat dilihat pada lampiran Laporan Tahunan dan Rincian
mengenai pelaksanaan tindakan penahanan, penolakan dan pemusnahan secara umum
serta data terperinci mengenai kegiatan domestik masuk akan disajikan pada lampiran
laporan tahunan.
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Tabel 3. Resume Tindakan Karantina Hewan (Tindakan 8 P)
No. TINDAKAN KARANTINA
FREKUENSI DAN
VOLUME FREKUENSI DAN VOLUME
IMPOR EKSPOR DM DK
F V F V F V F V
1. Hewan
Pemeriksaan Nihil Nihil Nihil Nihil 1.247 1.020.318 1.013 14.122 Pengasingan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pengamatan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Penahanan Nihil Nihil Nihil Nihil 2 3 5 9
Perlakuan Nihil Nihil Nihil Nihil 629 874 762 5511
Penolakan Nihil Nihil Nihil Nihil 1 2 Nihil Nihil
Pemusnahan Nihil Nihil Nihil Nihil 9 10 Nihil Nihil
Pelepasan Nihil Nihil Nihil Nihil 1.246 1.020.318 1.013 12.354 2. Bahan Asal Hewan
Pemeriksaan Nihil Nihil Nihil Nihil 53 48.218 239 213.067 Pengasingan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pengamatan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Penahanan Nihil Nihil Nihil Nihil 1 420 0 0
Perlakuan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Penolakan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pemusnahan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pelepasan Nihil Nihil Nihil Nihil 52 47.798 216 162.873 3. Hasil Bahan Asal Hewan
Pemeriksaan Nihil Nihil Nihil Nihil 106 503.480,5 6 4.585 Pengasingan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pengamatan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Penahanan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Perlakuan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Penolakan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pemusnahan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pelepasan Nihil Nihil Nihil Nihil 91 49.4364,5 3 1.685 4. MP/Benda Lain
Pemeriksaan Nihil Nihil Nihil Nihil 105 2.697.509 6 10.541 Pengasingan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pengamatan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Penahanan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Perlakuan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Penolakan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pemusnahan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Pelepasan Nihil Nihil Nihil Nihil 106 2.697.509 3 10.501
b. Domestik Keluar
Kegiatan operasional tindakan karantina hewan domestik keluar selama tahun 2018 yang dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo dengan jenis media pembawa yang dilalulintaskan antara lain :
1. Hewan : anjing, ayam, burung, DOC, entog, itik, iguana, kambing, kelinci, kuda, kura kura.
2. Bahan Asal Hewan (BAH) : daging ayam, daging babi, daging kambing, daging sapi, hati sapi, iga sapi, lidah sapi, kulit sapi garaman, kulit hewan lainnya, sarang burung walet, telur ayam.
3. Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) : daging sapi olahan, kulit sapi olahan.
4. Benda Lain : bahan diagnostik lainnya, kroto, sampel otak, pakan ternak.
Pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah masuk/ keluar dan tersebarnya HPHK serta meningkatkan kesadaran pengguna jasa dan masyarakat untuk melaporkan Media Pembawa wajib periksa karantina yang dibawa ke Balai Karantina Pertanian maupun wilker – wilker yang ditetapkan. Pengawasan meliputi pemeriksaan dokumen, fisik dan laboratoris media pembawa. Dokumen yang diperiksa meliputi dokumen karantina dan dokumen persyaratan tambahan lainnya.
Permasalahan yang ada dalam melakukan tindakan karantina di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo adalah kurangnya sumber daya manusia yang profesional terutama petugas karantina hewan baik medik veteriner maupun paramedik veteriner dengan wilker yang banyak dan jarak lokasinya berjauhan.
Sarana prasarana pendukung seperti peralatan laboratorium, alat kerja serta kendaraan operasional masih kurang.
3.4 Penggunaan Sertifikasi Dokumen Karantina Hewan
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo dalam setiap kegiatan operasional tindakan karantina hewan diwujudkan dengan pengisian formulir tindakan karantina hewan, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:17/Permentan/KR.120/5/2017 tentang Dokumen Karantina Hewan.
Dokumen dan sertifikat karantina hewan yang digunakan di Balai Karantina
Pertanian Kelas II Gorontalo adalah sebagai berikut :
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Tabel 4. Penggunaan Dokumen Karantina Hewan Tahun 2018
No Jenis
Dokumen KH Jumlah Awal Jumlah Pemakaian
Saldo
1. KH – 11
1500 932 568
2. KH – 12
500 242 258
3. KH – 13
250 8 242
4. KH – 14
2000 1524 476
Keterangan :
KH-11 : Sertifikat Kesehatan Hewan/Animal Health Certificate
KH-12 : Sertifikat Sanitasi Produk Hewan/Sanitary Certificate of Animal Product KH-13 : Surat Keterangan Untuk Benda lain/Certificate of Other Product
KH-14 : Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan/Certificate of Animal Quarantine Release
Penggunaan Dokumen Karantina Hewan diatas, termasuk didalamnya dokumen yang batal dikarenakan salah print dan atau dokumen rusak.
3.5 Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar HPHK
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/ Permentan /OT.140 /4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, maka Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian (UPTKP) dalam hal ini Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo menyelenggarakan fungsi Pelaksanaan Pemantauan Daerah Sebar HPHK. Fungsi pemantauan tersebut selanjutnya dilaksanakan dengan melakukan pengamatan status dan situasi HPHK pada area dimana UPTKP berada.
Pengamatan status dan situasi HPHK secara tidak langsung dengan memperoleh
informasi dari instansi berwenang yaitu Balai Besar Veteriner/Balai Veteriner, dan
dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di Propinsi, Kabupaten dan/ atau
kota. Materi pada kegiatan pemantauan berupa kuisioner status dan situasi HPHK
dibuat berdasarkan pedoman pemantauan daerah sebar HPHK tahun 2018 sesuai
SK Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor: 146/Kpts/KR.120/K/1/2018, tanggal
29 Januari 2018 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanan Pemantauan Daerah Sebar
HPHK tahun 2018. Kuisioner termasuk jenis kuisioner tertutup dengan perpaduan
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
mencakup lokasi gejala klinis, lokasi asal dari sampel positif/negatif uji laboratorium pasif dan lokasi positif/negatif hasil laboratorium berdasarkan surveilans. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar HPHK tahun 2018 dilakukan pengambilan sampel darah sapi dengan target uji brucellosis. Sampel diambil pada 2 wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato.
Kegiatan pengumpulan informasi pada kegiatan pemantauan daerah sebar hama penyakit hewan karantina dilakukan melalui kegiatan pengumpulan informasi data sekunder status dan situasi dari dinas kabupaten/kota Prov. Gorontalo yang membidangi fungsi kesehatan hewan, data hasil surveilans dari BBVET Maros dan data penelitian penyakit hewan dari Fakultas Peternakan Universitas Gorontalo.
a. Pengumpulan informasi
Metode pengumpulan informasi dilakukan dengan menggunakan Matrik Informasi Status dan Situasi HPHK Tahun 2018 (Format 1) dan Participatory Epidemiology (PE). Untuk menggali informasi Tim Pemantauan melakukan PE dengan metode Focus Group Discussion (FGD) atau In Depth Interview (IDI).
b. Penyajian informasi
Setelah melalukan pengumpulan informasi, Tim menyusun matrik pencegahan resiko keluarnya HPHK sesuai dengan Format II. Berdasarkan informasi yang telah diisikan ke dalam Format III, Tim menyusun dokumentasi peta resiko HPHK.
c. Pelaksanaan kegiatan
Perjalanan pengamatan ke Instansi terkait dilaksanakan selama bulan Maret sampai dengan April, terdiri dari perjalanan pertama melakukan sosialisasi metode pemantauan Daerah Sebar HPHK 2018 dan memberikan kuisioner data Status dan Situasi penyakit HPHK, sedangkan perjalanan yang kedua dilakukan pengambilan data Status dan Situasi penyakit pada kuisioner yang telah dibagiakan kepada pihak instansi terkait.
Kegiatan pemantauan dilaksanakan dengan perjalanan ke dinas Kabupaten/
Kota yang membidangi fungsi kesehatan hewan se-Provinsi Gorontalo serta Universitas Gorontalo. Data sekunder berupa hasil surveilans yang dilakukan oleh BBVET Maros dan data informasi penyakit instansi yang membidangi kesehatan hewan se Provinsi Gorontalo yaitu:
1. Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo
2. Dinas Peternakan dan Pertanian Kabupaten Bone Bolango
3. Dinas Kelautan, Perikanan, dan Pertanian Kota Gorontalo
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
4. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gorontalo 5. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gorontalo Utara 6. Dinas Pertanian Kabupaten Boalemo
7. Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato
8. Fakultas Peternakan Universitas Negeri Gorontalo
d. Hasil pengamatan status dan situasi HPHK
Dari kegiatan pemantauan daerah sebar HPHK tahun 2018 ditemukan 18 jenis HPHK, persebaranya di 6 kabupaten/kota Provinsi Gorontalo, sebagai berikut :
Tabel 5. Jenis HPHK dan Daerah Sebar
No Jenis HPHK Daerah Sebar
1 Anthrax Kab. Bone bolango, Kab. Gorontalo
2 Anaplasmosis Kota Gorontalo
3 Avian Infectiuous Bronchitis Kota Gorontalo
4 Babesiosis Kab. Bone Bolango
5 Brucellosis Kab. Bone Bolango
6 BVD Kab Gorontalo, Kab. Boalemo, Kab. Gorontalo Utara
7 LPAI Kab. Bone Bolango
8 Malignant Catarrhal Fever Kab. Boalemo
9 Newcastle Disease Kab. Gorontalo Utara, Kab. Boalemo, Kab.
Pohuwato
10 Rabies Kab. Gorontalo, Kab. Gorontalo Utara, Kab. Pohuwato
11 Scabies/Demodecosis
Kota Gorontalo, Kab. Gorontalo, Kab.
Gorontalo Utara, Kab. Boalemo, Kab.
Pohuwato
12 Stephanofilariasis/Cascado Kota Gorontalo, Kab. Gorontalo, , Kab.
Boalemo, Kab. Pohuwato 13 IBD/Gumboro Kab. Gorontalo Utara
14 Theileriosis Kab. Gorontalo, Kota Gorontalo, Kab.
Boalemo, Kab.Pohuwato 15 Contagious Ectyema/ORF Kabupaten Gorontalo 16 Cysticercosis Kabupaten Gorontalo
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
17 Jembrana Kabupaten Gorontalo
18 Ring worm Kabupaten Gorontalo
e. Kesimpulan dan Saran Kegiatan
Hasil Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina Hewan Tahun 2018 di Prov. Gorontalo didapatkan 18 jenis HPHK golongan 2 yaitu : Anthrax, Anaplasmosis, Avian Infectious Bronchitis, Babesiosis, Brucellosis, BVD, LPAI, Malignant Catarrhal Fever, Newcastle Disease, Rabies, Scabies/Demodecosis, Stephanofilariasis/Cascado, IBD/Gumboro, Theileriosis, Contagious Ecthyma / Orf, Cysticercosis, Jembrana, Ring Worm.
Kasus HPHK yang jumlahnya terbanyak adalah Scabies/Demodecosis yang wilayah sebarannya di 5 Kabuapten/ Kota selanjutnya penyakit Stephanofilariasis/Cascado dan Theileriosis yang sebaran kasusnya ditemukan di 4 Kabupaten/ Kota. Peta status dan situasi HPHK di Provinsi Gorontalo disusun berdasarkan data hasil pemantauan HPHK yang dilakukan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo. Hasil pemantauan ini dibawa dalam kegiatan workshop regional dan nasional. Peta status dan situasi HPHK di Indonesia akan disusun dengan mengabungkan seluruh data hasil pemantauan setiap UPTKP di seluruh Indonesia oleh Pusat Karantina Hewan.
Pemantauan daerah sebar HPHK seyogyanya rutin dilakukan karena merupakan kegiatan strategis rutin yang dilakukan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo untuk mengetahui status dan situasi terkini di Prov.Gorontalo sehingga kebijakan yang diambil dalam pengendalian penyebaran HPHK lebih optimal.
Instansi tekait yang membidangi fungsi kesehatan hewan kabupaten/kota ikut berperan serta dalam upaya pencegahan penyebaran HPHK di Prov.Gorontalo dengan memberikan data penyakit yang lebih baik lagi dalam kegiatan pemantauan. Dalam rangka meminimalisasi penyebaran HPHK di wilayah Provinsi Gorontalo maka dalam melalulintaskan media pembawa antar area harus berbasis pada manajemen analisa resiko (risk analysis) sehingga perlu dilakukan beberapa hal-hal sebagai berikut :
1. Surveilans secara rutin dan berkelanjutan untuk mengetahui status dan situasi terbaru oleh instansi terkait di daerah dan instansi pusat yang berwenang. Dengan adanya surveilans pemerintah juga dapat mangambil kebijakan untuk mengendalikan penyakit dan menghindari
terjadinya wabah yang meluas.
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
2. Peningkatan kerjasama antar instansi terkait yang membidangi kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner di Prov.Gorontalo dalam pengawasan lalu lintas media pembawa di tempat yang belum ditetapkan dan perbatasan provinsi Gorontalo.
3. TNI dan Polri perlu dilibatkan untuk mencegah adanya penyelundupan media pembawa yang berpotensi membawa HPHK ke dalam wilayah Provinsi Gorontalo.
4. Penguatan opersional laboratorium berupa fasilitas peralatan maupun sumber daya manusianya untuk meningkatkan kualitas pengamatan HPHK sehingga identifikasi HPHK menjadi lebih baik.
5. Dibangun jejaring informasi yang terintegrasi antara Database HPHK Badan Karantina Pertanian, Database PHMS (i-SIKHNAS) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian dan Database Penyakit Bersumber Binatang Direktorat Pengedalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan.
6. Dukungan pmerintah pusat dan pemerintah daerah dengan penetapan status penyakit provinsi Gorontalo sesuai dengan status dan situasi HPHK terkini untuk memudahkan instansi terkait melakukan pengendalian dan pengawasan.
7. Sosialisasi rutin kepada masyarakat mengenai prosedur untuk melalulintaskan media pembawa dan berperan aktif untuk melaporkan saat terjadi kasus HPHK di daerahnya.
3.6 Kegiatan Koleksi Media Pembawa HPH/HPHK
Kegiatan koleksi HPHK bertujuan untuk mengetahui dan mengumpulkan jenis HPHK yang ditemukan dalam pengawasan terhadap lalulintas Media Pembawa karantina di lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo. Selama tahun 2018 tidak ditemukan HPHK, sehingga kegiatan koleksi HPHK dilakukan dengan mengumpulkan media pembawa HPHK dan membuat kompilasi laporan HPHK yang dimungkinkan terbawa pada media pembawa yang dilalulintaskan.
Pada 2018 dilakukan penambahan dan peremajaan koleksi media pembawa
HPH/HPHK berupa Iga Sapi, Urat Sapi, Telur puyuh, Telur Ayam, Kulit Sapi, Sarang
Burung Walet, Pakan Ternak, Bakso Sapi, Kikil Sapi, Ekor Sapi, Telur Puyuh,
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
dokumentasi telur cacing, dokumentasi bakteri Anthrax, dan Daging Ayam.
3.7 Kegiatan Intersepsi HPH/HPHK
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo merupakan salah satu teknis Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian (UPTKP) yang mempunyai Tugas Pokok untuk melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati, hewani dan nabati guna membantu Menteri Pertanian dalam penyelenggaraan Pemerintahan Negara dibidang pertanian.
Wilayah kerja BKP Kelas II Gorontalo sendiri meliputi Wilker Bandar Udara Djalaluddin, Wilker Pelabuhan Laut Kota Gorontalo, Wilker Pelabuhan Kwandang, Wilker Pelabuhan Anggrek, Wilker Pelabuhan Boalemo dan Wilker Kantor Pos Besar Kota Gorontalo. Selama tahun 2018 BKP Kelas II Gorontalo secara rutin telah melaksanakan kegiatan operasional Tindakan Karantina Hewan (TKH) di berbagai wilker tersebut guna mendukung dalam menjaga keamanan sumber daya hayati dan hewani yang berada di Provinsi Gorontalo.
Dalam melakukan kegiatan operasional TKH tersebut BKP Kelas II Gorontalo secara rutin pula melakukan pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan pada media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yang dikenal dengan kegiatan 8P dan selama tahun 2018 dari Januari hingga Desember, hasil dari pemeriksaan fisik secara klinis maupun uji laboratorium media pembawa yang masuk dan keluar tidak ada yang menunjukkan gejala terkena atau terjangkit oleh Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) baik itu dari Hewan, Bahan Asal Hewan (BAH), dan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH).
Tabel 6. Hasil Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar HPHK
No Nama HPHK Media Pembawa (Hewan/BAH/HBAH)
Negara/Area Asal/Tujuan
Tindak Lanjut
1 2 3 5 6
1 Impor Nihil
2 Ekspor Nihil
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
3 Domestik Masuk Nihil
4 Domestik Keluar Nihil
3.8 Kegiatan Pengawasan Kemanan Hayati Hewani
Laboratorium Karantina Hewan memiliki jumlah personil 4 (empat) penyelia yaitu Medik Veteriner, 2 (dua) analis laboratorium yaitu Paramedik Veteriner dan Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP). Kegiatan pengujian yang bisa dilakukan diantaranya adalah Uji HA HI AI untuk pengujian titer antibodi Avian Infuenza pada unggas, Uji Organoleptik, Uji Postma, dan Uji Residu formalin untuk Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan, serta uji Rose Bengal Test (RBT) antigen untuk pemeriksaan Brucellosis pada Ruminansia, serta Uji TPC (Total Plate Count).
Tabel 7. Pengawasan Keamanan Hayati Hewani Tahun 2018
No Jenis Pemeriksaan Volume Frekuensi
1 Ulas Darah 22 2
2 Uji HA/HI AI 547 217
3 Organoleptik 213.067 239
4 Postma 8 8
5 Rose Bengal Test (RBT) 325 19
JUMLAH 4.858 1.747
Tabel 8. Pengawasan Keamanan Hayati Hewani Tahun 2018
No Komoditas Frekuensi Volume Laboratorium
Penguji Hasil
1 Impor Nihil Nihil Nihil Nihil
2 Ekspor Nihil Nihil Nihil Nihil
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
BAB IV
DUKUNGAN PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI
Berdasarkan Undang Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, BKP Kelas II Gorontalo mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan operasional karantina tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati.
Kegiatan operasional karantina tumbuhan meliputi kegiatan pelayanan sertifikasi kesehatan terhadap media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) baik yang diekspor, diimpor, dan diantar areakan (Domestik Masuk dan Domestik Keluar), serta pengawasan keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT).
Dalam melaksanakan tugas pokok, karantina tumbuhan, BKP Kelas II Gorontalo melakukan tindakan 8P terhadap media pembawa OPTK yaitu Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan. Selain tindakan 8P juga dilaksanakan pemantauan daerah sebar OPTK;
pembuatan koleksi OPTK; pengawasan keamanan hayati nabati; pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina tumbuhan, pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati.
Berikut tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran di Wilayah Kerja BKP Kelas II Gorontalo sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 35/Permentan/KR.020/8/2018 tanggal 25 Maret 2014:
Tabel 9. Tempat Pemasukan/ Pengeluaran Karantina Tumbuhan
No. Tempat pemasukan/
pengeluaran Lokasi Impor Ekspor Antar area
1. Bandar Udara Jalaluddin Kab. Gorontalo - - √
2. Kantor Pos Kota Gorontalo - - √
3. Pelabuhan Laut dan Fery Kota Gorontalo - - √
4. Pelabuhan Laut Kwandang Kab. Gorontalo
Utara - - √
5. Pelabuhan Laut Anggrek Kab. Gorontalo
Utara - √ √
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Tindakan karantina tumbuhan yang dilakukan di BKP Kelas II Gorontalo pada Media Pembawa OPTK seperti hasil tanaman hidup dan benih, hasil tanaman hidup bukan benih serta hasil tanaman mati baik yang sudah diolah dan belum diolah.
4.1 Impor
Selama tahun 2018 tidak terdapat kegiatan operasional tindakan karantina tumbuhan Impor di BKP Kelas II Gorontalo.
4.2 Ekspor
Kegiatan operasional Karantina Tumbuhan Ekspor tahun 2018 di BKP Kelas II Gorontalo terdiri dari Hasil Tanaman hidup berupa Jagung biji tujuan Philipina, serta Hasil Tumbuhan Mati seperti Kopi dengan negara tujuan United State, Fresh Coconut tujuan Australia Kakao Biji tujuan Singapura, Tetes Tebu tujuan Vietnam serta Bungkil kelapa tujuan India. Dalam pelaksanaan sertifikasi Media Pembawa untuk ekspor Karantina berperan untuk menjamin Media Pemabawa yang di Ekspor bebas dari OPTK serta memenuhi persyaratan teknis negara tujuan. Selama tahun 2018 tidak ada Notification of Non Compliance (NNC) dari negara tujuan terhadap ekspor Produk Pertanian dari Gorontalo.
4.3 Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Media Pembawa OPT/ OPTK yang Diantar areakan
a. Domestik Masuk
Kegiatan operasional tindakan karantina tumbuhan domestik masuk selama tahun 2018 melalui tempat – tempat pemasukan/ pengeluaran di BKP Kelas II Gorontalo antara lain: pemeriksaan kelengkapan administrasi, pemeriksaan kesehatan fisik/ kesehatan media pembawa hingga tahap pembebasan terhadap media pembawa berupa Bibit, Benih, Tanaman, Buah, Sayur, Biji, Kayu, dll.
Pelaksanaan pengawasan terhadap lalulintas media pebawa di seluruh wilker telah berjalan baik dengan mengoptimalkan potensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki, serta membangun jejaring komunikasi, koordinasi dan konsolidasi bersama instansi terkait di daerah.
Tindakan Karantina berupa penahanan, penolakan, dan pemusnahan
6. Pelabuhan Laut Boalemo Kab. Boalemo - - √
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Kelas II Gorontalo selama tahun 2018 disebabkan dengan berbagai alasan, antara lain :
- Tidak dilengkapi dokumen karantina dari daerah asal - Tidak dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina
- Pada pemeriksaan fisik kesehatan media pembawa terdapat OPTK yang tidak dapat dimusnahkan dengan perlakuan karantina.
Pengawasan terhadap Media Pembawa domestik masuk dilakukan secara maksimal di tempat - tempat pemasukan maupun pengeluaran dengan mengecek kedatangan alat angkut serta mengecek cargo manifes. Pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah masuk dan tersebarnya OPT/ OPTK dengan memeriksa Media Pembawa yang dimasukkan ke Propinsi Gorontalo.
Upaya yang dilakukan meliputi pemeriksaan dokumen, fisik dan laboratoris Media Pembawa.
b. Domestik Keluar
Kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan yaitu pelaksanaan tindakan penahanan penolakan dan pemusnahan secara umum. Data terperinci domestik keluar selama periode tahun 2018 di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo tertera pada Lampiran Laporan Tahunan.
Pengawasan terhadap Media Pembawa domestik keluar dilakukan secara maksimal di tempat - tempat pemasukan maupun pengeluaran. Pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah masuk/ keluar dan tersebarnya OPT/
OPTK serta meningkatkan kesadaran pengguna jasa dan masyarakat untuk melaporkan Media Pembawa wajib periksa karantina yang dibawa ke Balai Karantina Pertanian maupun wilker – wilker yang ditetapkan. Pengawasan meliputi pemeriksaan dokumen, fisik dan laboratoris Media Pembawa.
Dokumen yang diperiksa meliputi dokumen karantina dan dokumen persyaratan tambahan lainnya.
Permasalahan yang ada dalam melakukan tindakan karantina di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo adalah kurangnya sumber daya manusia yang profesional terutama petugas karantina tumbuhan baik POPT Ahli dan POPT Terampil dengan wilker yang banyak dan jarak lokasinya berjauhan. Sarana prasarana pendukung seperti peralatan
laboratorium, alat kerja serta kendaraan operasional masih kurang.
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Tabel 10. Resume Tindakan Karantina Tumbuhan (Tindakan 8P)
No
Tindakan Karantina Tumbuhan
Frekuensi Dan Volume
Ket.
Impor Ekspor Domas Dokel
F Vol F Vol F Vol F Vol
1. Tanaman Hidup dan Benih
Pemeriksaan Nihil Nihil Nihil Nihil 504 353.694 55 9.265 Pengasingan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pengamatan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Penahanan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Perlakuan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Penolakan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pemusnahan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Pelepasan Nihil Nihil Nihil Nihil 504 353.694 55 9.265
2. Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih
Pemeriksaan Nihil Nihil 27 90.652.244 489 453.207 270 843.962.948 Pengasingan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pengamatan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Penahanan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Perlakuan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Penolakan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pemusnahan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pelepasan Nihil Nihil 27 90.652.244 489 453.207 270 84.3962.948
3. Hasil Tanaman Mati tdk Diolah/ Diolah
Pemeriksaan Nihil Nihil 4 24.605.409 83 91.136 297 1.446.865 Pengasingan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pengamatan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Penahanan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Perlakuan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Penolakan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pemusnahan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pelepasan Nihil Nihil 4 24.605.409 83 91.136 297 1.446.865
4. MP/ Benda Lain
Pemeriksaan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pengasingan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pengamatan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Penahanan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Perlakuan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Penolakan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Pemusnahan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Pelepasan Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
4.4 Penggunaan Sertifikasi Dokumen Karantina Tumbuhan
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo dalam setiap kegiatan operasional tindakan karantina tumbuhan diwujudkan dengan pengisian formulir Tindakan Karantina Tumbuhan, hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 244/Kpts/PD.670.230/L/6/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Dokumen dan Sertifikat Karantina Tumbuhan. Dokumen dan sertifikat karantina tumbuhan yang digunakan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo adalah sebagai berikut :
T
abel 11. Penggunaan Dokumen Karantina Tumbuhan Tahun 2018
No. Jenis dokumen Jumlah awal Jumlah pemakaian Saldo
1 KT-9 2.552 1.094 1.458
2 KT-12 2.313 668 1.645
3 KT – 10 244 40 204
Tindakan pemeriksaan dilapangan tidak terlepas dari pengujian laboratories yang merupakan metode yang sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan tentang Media Pembawa. Hasil temuan identifikasi dan diagnosa adalah sebagai bukti ilmiah dari pelaksanaan tindakan karantina pertanian dilapangan.
4.5 Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPTK
Dalam ISPM ≠≠ 6 dijelaskan bahwa persyaratan yang diperlukan untuk surveilensi
umum dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan aktifitasnya yaitu (1)
mengumpulkan informasi mengenai OPT/OPTK, (2) mengembangkan komunikasi
yang jelas antara NPPO dengan pihak lain yang mempunyai informasi tentang
OPT/OPTK tersebut. Pengumpulan data informasi mengenai OPT dengan kata lain
informasi yang dikumpulkan dapat digunakan sebagai salah satu bagian rancangan
survei spesifik dan berfungsi sebagai laporan status OPT di suatu daerah yang
dapat digunakan untuk keperluan penyusunan OPT sasaran.
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Karakteristik OPT dilapangan dapat diidentifikasi spesiesnya atau gejala serangannya. OPT yang sudah ada disuatu tempat pada umumnya mudah untuk dikenali. Survei yang dilakukan di UPT Karantina inangnya sudah ditentukan sesuai Kegiatan tersebut mengacu Surat Keputusan Kepala Badan Nomor 2013/KR.020/K/1/2018 Tentang Pelaksanaan Pemantauan OPT/OPTK 2018.
Pemantauan tahun 2018 diarahkan pada tanaman padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, tebu, tanaman yang dikembangkan diketahui ex-impor serta tanaman unggulan daerah yang berorientasi ekspor. Masing-masing UPT dan jenis- jenis OPTK yang kemungkinan terbawa melalui produk pertanian impor maupun antar area, dan diharapkan dapat memverifikasi ulang terhadap temuan OPTK A1 dan/ atau A2 yang pernah ditemukan di wilayah pemantauan masing-masing, sekaligus memantau keberadaan OPTK yang telah ditemukan oleh UPT atau instansi lain.
Dari kegiatan pemantauan daerah sebar OPT/OPTK, tahun 2018 temuan OPTK Kategori A2 adalah sebagai berikut:
Cendawan penyebab bulai pada jagung Peronosclerospora sorgi, Peronosclerospora philippinensis, Bakteri penyebab penyakit layu pada Jagung Pantoea stewartii, Serta serangga Kepik hitam Paraecosmetus pallicornis Pada padi.
Adapun metode pengambilan sampel yang dilakukan oleh UPT Karantina adalah metode pengambilan secara random tetapi dengan lokasi yang disurvei menyeluruh sesuai sentra tanaman inang yang sudah ditentukan oleh Badan Karantina Pertanian. Petugas POPT yang melakukan survey harus mampu mencatat dengan baik temuan dan titik lokasi OPT/OPTK, jadi petugas tersebut haruslah yang memiliki kemampuan dan keahlian teknik surveilnesi. Selain itu kemampuan dalam mengelola sampel hasil survei juga tidak kalah pentingnya sampai pada penangananan identifikasi tingkat Laboratorium.
a. Waktu dan Tempat
Pemantauan OPT/ OPTK dilaksanakan pada Bulan Maret s/d Agustus 2018 di 5 Kabupaten dan 1 Kota di Provinsi Gorontalo.
b. Tim Pelaksana Kegiatan
Ketua : Syaifuddin Zuhri, SP.
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Anggota : Fungsional Teknis Karantina Tumbuhan
c. Hasil Kegiatan
Tabel 12. Hasil Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPTK
No Kelompok OPT(K)
Temuan OPT(K) Ditemukan pada
Nama Ilmiah
Nama
umum Kategori Gol Inang Lokasi temuan Kabupaten Desa
1. Bakteri Burkholderi a glumae
Bactrial Grain Rot
OPTK A2 (Permentan
51 Tahun 2015)
I Padi Kota
Gorontalo
Wongkaditi;
Kota Utara
Pantoea stewartii
Stewart's
wilt OPTK A2 I Jagung
Kabupaten Gorontalo
Utara
Ibarat;
Anggrek
2. Cendawan
Peronoscle rospora philippinen
sis
Bulai OPTK A2 I Jagung
Gorontalo Hulawa;
Telaga Boalemo Dulupi,Polohu
ngo; Dulupi Kota
Gorontalo
Bulontadaa;
Sipatana
Gorontalo Utara
Papalo Ibarat;
Anggrek, Sogu;
Monano, Dambalo;
Tomilito Peronoscle
rospora sorghi
Bulai OPTK A2 I Jagung Boalemo Kota Raja;
Dulupi Fusarium
Oxysporu m
Layu OPT Bawang
Merah Pohuwato
Manunggal jaya;
Randangan Tiletia
barclayana OPT Padi Bone
Bolango
Iloheluma;
Tilong Kabila
4 Serangga
Paraescos metus pallicornis
Kepik
hitam OPTK A2 II Padi
Boalemo Bongo Dua;
Wonosari Bone
Bolango
Bongopini;
Tilongkabila Gorontalo
Utara
Milano;
Tomilito
- Kesimpulan dan Saran Kegiatan 1. Kesimpulan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) A2 hasil temuan pemantauan daerah sebar OPT/OPTK Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo tahun 2018 ada 4 (empat) spesies yaitu : Peronosclerospora philippinensis, Peronosclerospora sorghi, Pantoea stewartii, Paraeucosmetus pallicornis Dallas.
2. Saran
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Perlu dilakukan evaluasi dan analisis data lebih lanjut terkait dengan sebaran OPTK hasil temuan
4.6 Kegiatan Koleksi OPT/ OPTK
UPT mempunyai fungsi melakukan Koleksi OPTK. Kegiatan koleksi OPTK bertujuan untuk mengetahui dan mengumpulkan jenis OPTK yang ditemukan dalam pengawasan terhadap lalulintas Media Pembawa serta Pemantauan daerah sebar OPTK di lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo.
Tabel 13. Hasil Koleksi OPT/OPTK
No. Kegiatan Jumlah
Jenis Koleksi Spesimen Spesies
1 Pemantauan OPTK
2018 58 13 Slide, awetan serangga
2 Intersepsi 293 7 Awetan serangga
Jumlah 873 20
4.7 Kegiatan Intersepsi OPT/ OPTK
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo merupakan salah satu teknis Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian (UPTKP) yang mempunyai Tugas Pokok untuk melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati. Wilayah kerja BKP Kelas II Gorontalo sendiri meliputi Wilker Bandar Udara Djalaluddin, Wilker Pelabuhan Laut Kota Gorontalo, Wilker Pelabuhan Kwandang, Wilker Pelabuhan Anggrek, Wilker Pelabuhan Boalemo dan Wilker Kantor Pos Besar Kota Gorontalo. Selama tahun 2018 BKP Kelas II Gorontalo secara rutin telah melaksanakan kegiatan operasional Tindakan Karantina Tumbuhan (TKT) di berbagai wilker tersebut guna mendukung dalam menjaga keamanan sumber daya hayati yang berada di Provinsi Gorontalo.
Dalam melakukan kegiatan operasional tersebut BKP Kelas II Gorontalo secara
rutin pula melakukan pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,
perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan pada media
pembawa Organisme Penganggu Tumbuhan (OPTK) yang dikenal dengan kegiatan
8P dan selama tahun 2018 dari Januari hingga Desember, baik Media Pembawa
yang masuk maupun Media Pembawa yang dikeluarkan dari Provinsi
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Gorontalo ini masih belum ada ditemukan yang menunjukkan gejala terkena atau terjangkit oleh Organisme Penganggu Tumbuhan (OPTK).
a. Pengasingan dan Pengamatan
Selama tahun 2018, Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo tidak ada pelaksanaan dan tindakan pengasingan dan pengamatan, hal ini dikarenakan sebagai besar pemasukan benih melalui pelabuhan Gorontalo telah dilengkapi sertifikat kesehatan dari daerah asal.
b. Perlakuan
Selama tahun 2018, Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo dilakukan kegitan perlakuan terhadap Media Pembawa OPTK sebanyak 23 kali dengan total volume 122.400 TON sesuai persyaratan negara tujuan yang menghendaki fumigasi terhadap komoditi yang di ekspor dari Gorontalo.
c. Penahanan
Kegiatan penahanan terhadap pemasukan komoditas MP OPTK yang tidak dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan Antar Area sebanyak 2 Kali dilakukan di Wilayah Kerja Bandara Jalaluddin.
d. Penolakan
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo Seksi Karantina Tumbuhan selama tahun 2018, tidak ada kegiatan tindakan penolakan.
- Pemusnahan
Tindakan pemusnahan terhadap komoditas tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama tahun 2018, telah dilaksanakan sebanyak 1 Kali, yaitu Bibit Jeruk sebanyak 3 Batang asal Malang Jawa Timur. Penyebab dilakukannya pemusnahan terhadap komoditi tersebut diatas dikarenakan tidak dilengkapi dokumen kesehatan tumbuhan dari daerah asal serta tidak dilengkapi label bibit.
Kegiatan intersepsi meliputi kegiatan deteksi dan identifikasi terhadap hasil temuan OPT berupa cendawan, bakteri, virus, nematode, gulma, dan serangga/tungau.
Data intersepsi laboratorium dapat digunakan sebagai dasar keputusan tindakan karantina tumbuhan lainnya seperti perlakuan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan.
Hasil intersepsi laboratorium BKP Kelas II Gorontalo tahun 2018 telah dilakukan
terhadap komoditas yang akan di ekspor maupun dikirim antar area, hasil intersepsi
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
selama tahun 2018 tidak terdapat temuan OPTK baik A1 maupun A2, intersepsi selama tahun 2018 berupa OPT.
Tabel 14. Hasil Temuan OPTK Tahun 2018
No Nama OPTK *) Media Pembawa Negara/Area
Asal/Tujuan Tindak Lanjut **)
1 2 3 5 6
1 Impor Nihil
2 Ekspor Nihil
3 Domestik Masuk Nihil
4 Domestik Keluar Nihil
4.8 Kegiatan Pengawasan Kemanan Hayati Nabati
Selama tahun 2018 tidak terdapat kegiatan pengawasan terhadap lalulintas Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT), sehingga kegiatan pengawasan keamanan hayati nabati yang dilaksanakan berupa kegiatan koordinasi, rapat bersama Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) serta aktif guna membangun Jejaring Kemanan Pangan Propinsi Gorontalo.
Tabel 15. Pengawasan Keamanan Hayati Nabati Tahun 2018
No. Komoditas Frekuensi Volume Laboratorium penguji Hasil
1 Impor Nihil Nihil Nihil Nihil
2 Ekspor Nihil Nihil Nihil Nihil
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
BAB V
PENINGKATAN KUALITAS PENYELENGGARAAN LABORATORIUM 5.1 Akreditasi Laboratorium ISO 17025:2008
Dalam rangka menunjang tindakan karantina yang dilakukan terhadap media pembawa didukung dengan hasil pengujian laboratorium, sehingga dalam menjamin hasil pengujian laboratorium diperlukan adanya laboratorium yang terakreditasi. Dalam rangka persiapan akreditasi laboratorium SNI/IEC 17025:2008 BKP Kelas II Gorontalo melakukan inhouse training pra akreditasi laboratorium SNI/IEC 17025:2008 untuk laboratorium Karantina Hewan maupun Karantina Tumbuhan.
Sistem Manajemen Mutu merupakan perangkat manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi terkait dengan mutu. Sedangkan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium adalah semua kegiatan laboratorium yang bertujuan untuk menghasilkan pekerjaan yang teliti dan bermutu tinggi. Adapun cakupan sistem manajemen mutu terdiri dari struktur organisasi, tanggung jawab, proses, prosedur dan sumber daya untuk menerapkan sistem manajemen / pengelolaan mutu. Yang dimaksud Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang telah ditentukan atau yang tersirat.
5.2 Ruang Lingkup
a. Laboratorium Karantina Hewan
Ruang Lingkup Akreditasi RBT (Rose Bengal Test).
b. Laboratorium Karantina Tumbuhan
Ruang Lingkup Akreditasi Sitophilus zeamays, Sitophilus oryzae, dan Tribolium castaneum.
5.3 Tahapan Akreditasi
a. Apresiasi/ Pendampingan SNI ISO / IEC 17025:2008
Pengenalan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium SNI ISO/IEC 17025:2008 dilakukan pada bulan maret 2016, dengan narasumber Ir.Nuryani dari Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP).
b. Pelatihan Pemahaman SNI ISO/ IEC 17025 : 2008
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo melaksanakan Pelatihan Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008 pada bulan Agustus 2016 dengan narasumber Bp. Ikhwan dari PT. Mutuagung Lestari.
c. Penetapan Struktur Organisasi Laboratorium
Penetapan Struktur Organisasi Laboratorium dengan adanya SK Kepala BKP Kelas II Gorontalo tentang penambahan fungsi pada pejabat struktural dalam rangka penerapan SMM laboratorium.
Susunan struktur Organisasi Laboratorium sebagai berikut : Manajer Puncak : drh. Indra Dewa
Manajer Administrasi : Sawal, S.Sos
Manajer Mutu : drh. M. Taufik Kurniawan, M.Sc Manajer Teknis : Willy Indra Yunan, SP
d. Penetapan Personel Dalam Rangka Penerapan SMM Laboratorium
Penetapan Personel dalam rangka penerapan SMM Laboratorium dengan adanya Surat Keputusan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo yang menggambarkan personel, uraian tugas dan wewenang dalam rangka penerapaan SMM Laboratorium.
e. Penetapan Tim Penyusunan Dokumen SMM Laboratorium
Penetapan TIM Penyusun Dokumen SMM Laboratorium dengan adanya Surat Keputusan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo.
f. Penyusunan 4 (Empat) Level Dokumen SMM Laboratorium - Dokumen Level 1 : Panduan Mutu;
- Dokumen Level 2 : Prosedur Kerja;
- Dokumen Level 3 : Instruksi Kerja;
- Dokumen Level 4 : Form.
- Dari hasil kaji ulang manajemen Tahun 2018 diperlukan revisi terhadap Dokumen mutu Laboratorium. Sehingga menjadi Panduan Mutu Terbitan 2 revisi 0.
g. Sosialisasi SNI ISO 17025:2008 Laboratorium
Sosialisasi dan pengenalan mengenai SMM Laboratorium SNI ISO 17025:2008
didampingi oleh Lembaga Sertifikasi PT. Mutu Agung Lestari. Kemudian
Apresiasi dan pendampingan internalisasi oleh Ir. Nuryani Dewi Permana, M.Si
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
bersama drh. Nuryani Zainuddin, M.Si dalam rangka persiapan survei awal assesor KAN.
h. Sertifikasi SNI ISO 17025:2008 Laboratorium
Setelah melakukan perbaikan atas saran dari KAN, Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo memperoleh Sertifikat Akreditasi SNI ISO 17025:2008 pada tanggal 07 September 2018. Kemudian mendaftar kembali untuk upgrade sertifikasi ke SNI ISO 17025:2017 pada bulan Desember 2018 dan telah mengisi serta mengirimkan sejumlah dokumen yang dipersyaratkan oleh KAN.
5.4 Matriks Progress Akreditasi SNI ISO / IEC 17025:2008 Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
Tabel 16. Matriks Progress Persiapan Akreditasi Laboratorium
No. Tahapan Progress Ket
1. Apresiasi / Pendampingan SNI ISO/IEC
17025:2008 Terlaksana
Narasumber Ir.Nuryani.Msi
BBUSKP 2. Penetapan struktur Organisasi Laboratorium Terlaksana SK Kepala Balai
3. Penetapan Personel dalam Rangka
Penerapan SMM Laboratorium Terlaksana SK Kepala Balai
4. Penetapan Tim Penyusunan Dokumen SMM
Laboratorium Terlaksana SK Kepala Balai
5.
Penyusunan 4 (Empat) Level Dokumen SMM Laboratorium:
Dokumen Level 1 : Panduan Mutu Dokumen Level 2 : Prosedur Kerja Dokumen Level 3 : Instruksi Kerja Dokumen Level 4 : Form
Terlaksana
6. Sosialisasi Dokumen Mutu SMM Laboratorium Terlaksana Desember
8. Uji Coba Penerapan SMM Laboratorium
(Minimal 3 Bulan) Terlaksana Januari – Maret
9. Kalibrasi Peralatan Terlaksana Setiap Tahun
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
10. Validasi Metode/Verifikasi Metode Terlaksana
11. Uji Banding antar Lab./Uji Profisiensi Terlaksana Setiap Tahun
12. Audit Internal Terlaksana Juni 2018
13. Kaji Ulang Manajemen Terlaksana Desember 2018
14. Pengajuan Permohonan Akreditasi Lab. ke
Komite Akreditasi Nasional (KAN). Terlaksana Maret 2018
15. Assesment Lapangan atau Survei Awal
Asessor KAN ke BKP Kelas II Gorontalo. Terlaksana Maret 2018
16. Perbaikan saran dari KAN oleh BKP Kelas II
Gorontalo. Terlaksana April 2018
17. Sertifikat akreditasi 17025:2008 dikleuarkan
dari KAN. Terlaksana September 2018
18. Pendaftaran Upgrade sertifikasi ke SNI ISO
17025:2017 Terlaksana Desember 2018
19. Mengisi persyaratan SNI-ISO 17025:2017 dan
telah mengirimkan kembali ke KAN. Terlaksana Desember 2018
a. Uji Profesiensi
Uji profisiensi merupakan sarana pembuktian yang objektif terhadap kesinambungan untuk kerja atau kompetensi suatu laboratorium dalam melakukan pengujian. Tujuan dari uji profisiensi adalah sebagai pengendali mutu hasil pengujian secara regular, eksternal dan independen sekaligus untuk meningkatkan kompetensi laboratorium.
Laboratorium Karantina Hewan pada Tahun 2018 mengikuti Uji Profisiensi yang diselenggarakan oleh BBUSKP untuk ruang lingkup Uji Serologis Rose Bengal Test (RBT) untuk Diagnosis Brucellosis pada Sapi.
Berdasarkan surat penyampaian laporan penyelenggaraan uji profisiensi
Nomor 1717A/KR-110/K.5.A/11/2018 Tanggal 5 November 2018 hasil
analisa data hasil pengujian terhadap sampel UP menunjukkan bahwa kinerja
laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
(RBT) atau “MEMUASKAN” yang berarti seluruh hasil pengujian sesuai dengan nilai acuan.
Laboratorium Karantina Tumbuhan pada Tahun 2018 mengikuti Uji Profisiensi yang diselenggarakan oleh BBUSKP untuk ruang lingkup Uji Morfologi Peronospora Manhurica untuk diagnosis penyakit pada Kedelai.
Berdasarkan surat penyampaian laporan hasil uji profisiensi Nomor 964/KR.050/K.5.A/07/2018 Tanggal 19 Juli 2018 hasil analisa data hasil pengujian terhadap sampel Kedelai menunjukkan bahwa kinerja laboratorium Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo adalah
“Kategori A” untuk uji Mikologi Peronospora Manhurica atau “MEMUASKAN”
yang berarti seluruh hasil pengujian sesuai dengan nilai acuan.
b. Kalibrasi Alat Laboratorium
Alat Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo telah dilakukan Kalibrasi pada bulan September 2018 oleh PT. Mutuagung Lestari. Adapun daftar Alat Laboratorium yang dilakukan Kalibrasi adalah sebagai berikut : Tabel 17. Kalibrasi Alat Laboratorium Karantina Hewan
No. Nama Alat Merek Jumlah
1 Feezer Sharp FRV-300 1 Buah
2 Refrigerator Glacio Toshiba 1 Buah
3 Inkubator Memmert 1 Buah
4 Water Bath Memmert Germany 1 Buah
5 Autoclave Tomy 1 Buah
6 Sentrifuge Heettich 1 Buah
7 Stomacher Interecience 1 Buah
8 Hot Plate Magnetic Stirrer IKA 1 Buah
Laporan Tahunan 2018
Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo
9 Colony Counter Funke Gerber 1 Buah
10 Timbangan Elektrik Adventurer TM Ohauss 1 Buah
11 Microshaker Thermo MS 1000 1 Buah
12 Micropipet Multichanel Socorex 1 Buah
13 Sentrifuge Haematokrit MPW 55 1 Buah
14 pH Meter Hanna HI 9124 1 Buah
15 Micropipet Single Chanel Socorex 1 Buah
Tabel 18. Kalibrasi Alat Laboratorium Karantina Tumbuhan
No Nama Alat Merek Jumlah
1. Penggaris Cadwell 1 Buah
2. Oven Memmert 1 Unit
3. Micropipet Rainin 2 Unit
4. Timbangan digital Compact Multi 1 Unit
5. Autoclave 25x-2 1 Unit
6. Kulkas Samsung 1 Unit
7. Freezer Sharp 1 Unit