• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TAHUNAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TAHUNAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN TAHUN 2015"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TAHUNAN

BALAI KARANTINA PERTANIAN

KELAS I BANJARMASIN

TAHUN 2015

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN KARANTINA PERTANIAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat Rakhmat dan Hidayah-Nya Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin telah mampu melaksanakan kegiatan tahun 2015 tanpa ada hambatan yang berarti. Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Anggaran 2015 merupakan gambaran pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan Ketata Usahaan, Seksi Karantina Hewan, Seksi Karantina Tumbuhan serta Seksi Pengawasan dan Penindakan, sekaligus sebagai pertanggungjawaban dan informasi dalam upaya meningkatkan kinerja penyelenggaraan perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati serta dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dalam pencapaian Visi dan Misi.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak atas dedikasi dan kerja keras dalam penyusunan Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Anggaran 2015.

Akhirnya harapan kami semoga laporan tahunan ini dapat bermanfaat dan Allah SWT selalu menjaga serta membimbing kita semua.

Banjarmasin, Mei 2016 Kepala Balai Karantina Pertanian

Kelas I Banjarmasin

drh. H. Achmad Gozali, MM. NIP. 19620331 199103 1 001

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... vi DAFTAR LAMPIRAN ... ix BAB I. PENDAHULUAN ... 1 A Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2

BAB II. VISI DAN MISI BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN ... 3

A. Visi dan Misi ... 3

B. Struktur Organisasi ... 3

BAB III. KEGIATAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI ... 5

A. Kepegawaian ... 5

1. Jumlah dan Komposisi Pegawai ... 5

2. Pendidikan/Pelatihan ... 6

3. Jabatan Fungsional ... 6

B. Keuangan ... 7

1. Pelaksanan DIPA Tahun Anggaran 2015 ... 7

1.1. Belanja Pegawai ... 8

1.2. Belanja Barang ... 8

1.3. Belanja Modal Tanah ... 9

1.4. Belanja Modal Peralatan dan Mesin ... 10

1.5. Belanja Modal Gedung dan Bangunan ... 10

1.4. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan ... 11 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ... 12

C. Sarana dan Prasarana ... 12

D. Kesekretariatan ... 13

E. Reformasi Birokrasi ... 13

(4)

A. Seksi Karantina Hewan ... 19

1. Kegiatan Impor ... 19

2. Kegiatan Ekspor ... 20

3. Kegiatan Pemasukan Antar Area ... 20

4. Kegiatan Pengeluaran Antar Area ... 27

5. Kegiatan Penahanan ... 30

5. Kegiatan Penolakan ... 30

6. Kegiatan Pemusnahan ... 30

5. Kegiatan Pemantauan dan Koleksi ... 31

7. Penggunaan Formulir ... 32

B. Seksi Karantina Tumbuhan ... 32

1. Tindakan Karantina Tumbuhan ... 33

2. Kegiatan Intersepsi ... 48

3. Kegiatan Pemantauan dan Koleksi ... 49

4. Sistem Informasi Perkarantinaan Tumbuhan ... 50

5. Penggunaan Sertifikat Karantina Tumbuhan ... 52

C. Kegiatan Laboratorium ... 55

1. Gambaran Umum ... 55

2. Kegiatan Akreditasi Laboratorium ... 55

3. Kegiatan Pengujian ... 59

D. Seksi Pengawasan dan Penindakan ... 64

1. Pendahuluan ... 64

2. Pelaksanaan Kegiatan Seksi Pengawasan dan Penindakan ... 64

4. Penutup ... 68

BAB V. PERMASALAHAN DAN SOLUSINYA ... 69

A. Permasalahan ... 69

B. Solusi ... 69

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Personel Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Berdasarkan Pendidikan per 31 Desember

2012 ... 5

Tabel 2. Daftar Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I

Banjarmasin Yang Mengikuti Pelatihan Tahun 2015 ... 6 Tabel 3. Komposisi Pejabat dan Calon Pejabat Fungsional pada

Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin per 31

Desember 2015 ... 7 Tabel 4. Realisasi Anggaran DIPA Balai Karantina Pertanian

Kelas I Banjarmasin per 31 Desember 2015 Menurut

Per Jenis Anggaran Belanja ... 7 Tabel 5. Perbandingan Belanja Pegawai per 31 Desember 2015

dan 31 Desember 2014 ... 8 Tabel 6. Perbandingan Belanja Barang per 31 Desember 2015

dan 31 Desember 2014 ... 9 Tabel 7. Perbandingan Modal Tanah per 31 Desember 2015 dan

31 Desember 2014 ... 9 Tabel 8. Perbandingan Belanja Modal Peralatan dan Mesin per

31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 ... 10 Tabel 9. Perbandingan Belanja Modal Gedung dan Bangunan per

31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 ... 11 Tabel 10. Perbandingan Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31

Desember 2015 dan 31 Desember 2014 ... 12 Tabel 11. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin TA.

2015 ... 12

Tabel 12. Rincian penerimaan gratifikasi umum maupun gratifkasi

dalam kedinasan Tahun 2015 ... 17 Tabel 13. Data Operasional Pemasukan Antar Area Karantina

Hewan Berdasarkan Daerah Asal Tahun 2015 ... 22 Tabel 14. Data Operasional Pemasukan Antar Area Karantina

Hewan berdasarkan jenis media pembawa HPHK Tahun

2015 ... 24

Tabel 15. Data Operasional Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin

Tahun 2015 ... 28

(6)

Tabel 16. Data Operasional Pengeluaran Antar Area Karantina

Hewan Berdasarkan Daerah Tujuan Tahun 2015 ... 29 Tabel 17. Rekapitulasi penggunaan formulir utama Karantina

Hewan Tahun 2015 ... 32 Tabel 18. Sertifikat Karantina Tumbuhan BKP Kelas I Banjarmasin

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I

Banjarmasin ... 4 Gambar 2. Website Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin ... 15 Gambar 3. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin raih

Predikat Kepatuhan Pelayanan Publik berdasarkan UU 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dari

Ombudsman RI ... 15 Gambar 4. Grafik Perbandingan Frekuensi Pemasukan Antar Area

Karantina Hewan Tahun 2012-2015 ... 20 Gambar 5. Grafik Perbandingan Frekwensi Pemasukan Antar Area

Karantina Hewan per Wilayah Kerja Balai Karantina

Pertanian Kelas I Banjarmasin ... 21 Gambar 6. Grafik Frekwensi Pemasukan Antar Area Karantina

Hewan Berdasarkan Kelompok Komoditi per wilayah

kerja BKP Kelas I Banjarmasin Tahun 2015 ... 21

Gambar 7. Pengawasan Lalulintas MP HPHK dapat dimonitor

secara on line melalui EQVET dan IQVDS ... 23 Gambar 8. Grafik Perbandingan Frekuensi Pengeluaran Antar

Area Karantina Hewan Tahun 2012-2015 ... 27 Gambar 9. Grafik Perbandingan Frekuensi Pengeluaran Antar

Area Karantina Hewan per Wilayah Kerja Balai

Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin tahun 2015 ... 27 Gambar 10. Grafik Frekwensi Pengeluaran Antar Area Karantina

Hewan Berdasarkan Kelompok Komoditi per Wilayah

Kerja Tahun 2015 ... 28 Gambar 11. Peta Status dan Situasi HPHK Di Seluruh Kabupaten

Tahun 2015 ... 31 Gambar 12. Grafik frekuensi kegiatan operasional karantina

tumbuhan pada dua tahun terakhir ... 34 Gambar 13. Grafik frekuensi kegiatan operasional karantina

tumbuhan setiap wilker di Balai Karantina Pertanian

Kelas I Banjarmasin tahun 2015 ... 34 Gambar 14. Grafik frekuensi pemeriksaan pada media pembawa

impor tahun 2014-2015 ... 37 Gambar 15. Grafik frekuensi pemeriksaan media pembawa impor

berdasarkan kelompok komoditas di Balai Karantina

Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun 2014-2015 ...

(8)

Gambar 16. Grafik frekuensi media pembawa impor yang masuk ke

wilayah Kalimantan Selatan selama tahun 2015 ... 38 Gambar 17. Grafik lima media pembawa impor dengan kuantitas

(m3) terbanyak yang masuk ke wilayah Kalimantan

Selatan selama tahun 2015 ... 38 Gambar 18. Grafik media pembawa impor dengan kuantitas (kg)

terbanyak yang masuk ke wilayah Kalimantan Selatan

selama tahun 2015 ... 38 Gambar 19. Grafik frekuensi pemeriksaan pada media pembawa

ekspor tahun 2014-2015 ... 39 Gambar 20. Grafik frekuensi pemeriksaan media pembawa ekspor

berdasarkan kelompok komoditas di Balai Karantina

Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun 2014-2015 ... 40 Gambar 21. Grafik frekuensi media pembawa ekspor yang masuk

ke wilayah Kalimantan Selatan selama tahun 2015 ... 40 Gambar 22. Grafik frekuensi pemeriksaan pada media pembawa

antar area masuk di BKP Kelas I Banjarmasin Tahun

2014-2015 ... 41 Gambar 23. Grafik frekuensi pemeriksaan media pembawa antar

area masuk di setiap wilker BKP Kelas I Banjarmasin

Tahun 2014-2015 ... 42 Gambar 24. Grafik frekuensi pemeriksaan media pembawa antar

area masuk berdasarkan kelompok media pembawa di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun

2014-2015 ... 42 Gambar 25. Grafik frekuensi pemeriksaan pada media pembawa

antar area keluar di BKP Kelas I Banjarmasin Tahun

2014-2015 ... 43 Gambar 26. Grafik Frekuensi pemeriksaan media pembawa antar

area keluar di setiap wilker BKP Kelas I Banjarmasin

Tahun 2014-2015 ... 44 Gambar 27. Grafik Frekuensi pemeriksaan media pembawa antar

area keluar berdasarkan kelompok media pembawa di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun

2014-2015 ... 44 Gambar 28. Grafik frekuensi tindakan penahanan, penolakan dan

pemusnahan di BKP Kelas I Banjarmasin Tahun

2014-2015 ... 47 Gambar 29. Grafik Frekuensi Tindakan Pembebasan Karantina

Tumbuhan Tahun 2015 ... 48 Gambar 30. Tampilan user interface aplikasi inhouse Eplaq System

(9)

Gambar 31. Grafik Perbandingan antara jumlah frekuensi kegiatan operasional dan penggunaan sertifikat (formulir utama) karantina tumbuhan BKP Kelas I Banjarmasin tahun

2015 ... 54 Gambar 32. Diagram jumlah permohonan dan sampel laboratorium

hewan tahun 2015 ... 59 Gambar 33. Frekuensi dan jumlah Pengujian Media Pembawa

HPH/HPHK dan PSAH di Laboratorium Karantina

Hewan tahun 2015 ... 61 Gambar 34. Frekuensi Pengujian di Laboratorium Karantina

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Personel Balai Karantina Pertanian Kelas I

Banjarmasin (Per 31 Desember 2015) ... 72 Lampiran 2. Realisasi Mutasi Alih Tugas Pegawai Balai Karantina

Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun 2015 ...

73 Lampiran 3. Daftar Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I

Banjarmasin yang Mengikuti Pelatihan (Per 31

Desember 2015) ... 74 Lampiran 4. Rekapitulasi Tindakan Karantina Hewan Balai

Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun 2015 ... 75 Lampiran 5. Rekapitulasi Tindakan Karantina Hewan Wiler Bandara

Syamsudin Noor Balai Karantina Pertanian Kelas I

Banjarmasin Tahun 2015 ...

76 Lampiran 6. Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina Hewan

Wilker Trisakti Balai Karantina Pertanian Kelas I

Banjarmasin Tahun 2015 ...

92 Lampiran 7. Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina Hewan

Wilker Batulicin Balai Karantina Pertanian Kelas I

Banjarmasin Tahun 2015 ... 99

Lampiran 8. Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina Hewan Wilker Kotabaru Balai Karantina Pertanian Kelas I

Banjarmasin Tahun 2015 ... 103 Lampiran 9. Rekapitulasi Penggunaan Formulir Utama Karantina

Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin

Tahun 2015 ...

105 Lampiran 10. Rekapitulasi Kegiatan Intersepsi Karantina Hewan,

Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun

2015 ... 106 Lampiran 11. Tindakan Penahanan, Karantina Hewan-Balai

Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun 2015 ... 107 Lampiran 12. Tindakan Penolakan, Karantina Hewan-Balai Karantina

Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun 2015 ... 109 Lampiran 13. Tindakan Pemusnahan, Karantina Hewan-Balai

Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun 2015 ... 110 Lampiran 14. Rekapitulasi Kegiatan Operasional Karantina

Tumbuhan Per Wilker, Balai Karantina Pertanian Kelas

I Banjarmasin Tahun 2015 ... 111 Lampiran 15 Rekapitulasi Tindakan Karantina Tumbuhan, Balai

(11)

Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun 2015 ... 116 Lampiran 16. Komoditas Yang Tidak Diperlukan Tindakan Karantina

(SP 7) Per Wilker Balai Karantina Pertanian Kelas I

Banjarmasin Tahun 2015 ... 117 Lampiran 17. Rekapitulasi Komoditas Yang Tidak Dikenakan

Tindakan Karantina (SP 7), Balai Karantina Pertanian

Kelas I Banjarmasin Tahun 2015 ... 121 Lampiran 18. Tindakan Penahanan, Karantina Tumbuhan-Balai

Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun 2015 ... 123 Lampiran 19. Tindakan Penolakan, Karantina Tumbuhan-Balai

Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun 2015 ... 124 Lampiran 20. Tindakan Pemusnahan, Karantina Tumbuhan-Balai

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin tahun 2015 yang dituangkan dalam Laporan Tahunan merupakan laporan pencapaian kinerja selama tahun 2015 yang meliputi:

1. Kegiatan Ketatausahaan dan rumah tangga perkantoran, mencakup pengelolaan keuangan, kepegawaian, barang milik negara,tata persuratan dan kearsipan, sistem pengendalian internal (SPI), reformasi birokrasi (RB), kehumasan, pelayanan informasi dan dokumentasi serta sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP);

2. Kegiatan operasional perkarantinaan yang mencakup pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pelaksana Teknis dalam bidang Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati;

3. Kegiatan Pengawasan dan Penindakan yang mencakup kegiatan Preventif, Represif dan Penindakan Hukum.

Hal – hal yang terkait dalam cakupan pencapaian kinerja di atas merupakan implementasi dari pelaksanaan kebijakan Badan Karantina Pertanian yang mengacu kepada arah kebijakan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) Kementerian Pertanian yang berada pada bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (SDA-LH), yang mendukung tujuan nasional yaitu: Peningkatan Kesejahteraan rakyat dan peningkatan kualitas hidup.

Capaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin ditujukan dapat menciptakan kondisi keamanan pangan yang bebas dari hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) khususnya untuk Provinsi

(13)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/ 2008 tanggal 4 April 2008, Balai Karantina Pertanian mempunyai Wilayah Kerja meliputi Pelabuhan Laut Trisakti, Bandar Udara Syamsudin Noor, Pelabuhan Laut Batulicin dan Kotabaru, Pelabuhan Laut Stagen serta Kantor Pos Banjarmasin. B. Tujuan

Tujuan Penyusunan Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2015 diantaranya adalah :

1. Sebagai pertanggungjawaban penyelenggaraan kegiatan kebijakan Badan Karantina Pertanian Tahun Anggaran 2015.

2. Sebagai bahan informasi tingkat capaian kinerja BKP Kelas I Banjarmasin Tahun Anggaran 2015 dan diharapkan menjadi sebagian dari bahan acuan dalam penyusunan kebijakan Badan Karantina Pertanian diwaktu mendatang.

(14)

BAB II

VISI DAN MISI BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN

A. Visi dan Misi

1. Visi Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin

Mengacu pada Visi Badan Karantina Pertanian serta tuntutan situasi dan kondisi, maka Visi Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin adalah ”Terwujudnya Karantina Pertanian Banjarmasin Yang Tangguh, Prefesional dan Terpercaya ”. 2. Misi Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin

Guna mewujudkan visi tersebut di atas, maka Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin mengemban misi sebagai berikut :

- Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);

- Mendukung terwujudnya keamanan pangan;

- Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian;

- Meningkatkan kualitas layanan publik;

- Mendukung keberhasilan program agribisnis dan ketahanan pangan nasional;

- Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan karantina pertanian.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin ditetapkan berdasarkan Permentan Nomor :

(15)

22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 yang terdiri dari : Kepala Balai ( Eselon III-a ), 3 Kepala Seksi ( Eselon IV-a ) dan 1 Kepala Sub Bagian Tata Usaha ( Eselon IV-a ) dan Para Pejabat Fungsional seperti terlihat pada Gambar 1.

(16)

BAB III

KEGIATAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI

A. Kepegawaian

1. Jumlah dan Komposisi Pegawai

Jumlah Pegawai pada Balai Karantina Pertanian Kelas I BanjarmasinTahun Anggaran 2015 mengalami penambahan pegawai sebanyak 2 orang (CPNS), 1 orang mutasi dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Palangkaraya, 1 orang mutasi ke Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, 1 orang mutasi ke Balai Karantina Pertanian Kelas I Palangkaraya, dan 1 orang berhenti dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin. Komposisi pegawai pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin sampai dengan 31 Desember 2015 dapat kami sampaikan sebagai berikut :

a. Pegawai Negeri Sipil : 71 orang

b. CPNS : 2 orang

Jumlah Total : 73 0rang

Dari sejumlah 73 orang pegawai tersebut diatas, memiliki pendidikan sebagai berikut:

Tabel 1. Komposisi Personel Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Berdasarkan Pendidikan per 31 Desember 2015

Golongan PendidikanTerakhir S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP Jumlah IV - 1 2 - - - 3 III - 8 21 2 11 - 42 II - - - 5 23 - 28 I - - - 0 Jumlah 0 9 23 7 34 0 73

(17)

2. Pendidikan/Pelatihan

Upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin adalah melalui pendididikan/pelatihan yang diselenggarakan oleh instansi lingkup Kementerian Pertanian.

Adapaun jenis pendidikan/pelatihan/magang yang telah diikuti oleh pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin selama tahun 2015 adalah sebagai berikut:

 Pendidikan S3 di Institut Pertanian Bogor

 Pendidikan S2 di Universitas Gajah Mada

 Pelatihan Dasar Fungsional Calon Medik Veteriner dan Calon POPT

 Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

Tabel 2. Daftar Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Yang Mengikuti Pelatihan Tahun 2015

No. Nama Nama Pelatihan Tempat

1 Afrian Wijaya, SP.

NIP. 19890404 201503 3 003

Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan

Ciawi- Bogor

2 Mursyidah Amniati, S.Si NIP. 19910424 201503 2 002 Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Ciawi- Bogor 3 Is Priyanto NIP. 19830501 201403 1 001 Pelatihan Dasar Perkarantinaan Calon Pejabat Fungsional POPT Bekasi

4 I Made Agus Susilo

NIP. 19830802 201101 1 001 Pelatihan Dasar Perkarantinaan Calon Pejabat Fungsional Paramedik Veteriner Bekasi 3. Jabatan Fungsional

Pejabat Fungsional pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 berjumlah 41 (empat puluh satu) orang, terdiri dari Pejabat Fungsional POPT jabatan Calon Pejabat Fungsional atau jabatan fungsional umum seperti terlihat pada Tabel 3.

(18)

Tabel 3. Komposisi Pejabat dan Calon Pejabat Fungsional pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin per 31 Desember 2015

B. Keuangan

1. Pelaksanan DIPA Tahun Anggaran 2015

Pagu Anggaran Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin TA. 2015 sebesar Rp. 10.054.317.000, - bersumber dari anggaran rupiah murni sebesar Rp. 9.729.317.000, - (sembilan milyar tujuh ratus dua puluh sembilan juta tiga ratus tujuh belas ribu rupiah) dan anggaran PNP sebesar Rp. 325.000.000, - (tiga ratus dua puluh lima juta rupiah).

Realisasi belanja secara netto pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin per 31 Desember 2015 sebesar Rp. 9.755.509.316,- atau sebesar 97,03 % dari anggaran yang tersedia. Sebagai gambaran realisasi anggaran kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Anggaran 2015 tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4. Realisasi Anggaran DIPA Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin per 31 Desember 2015 Menurut Per Jenis Anggaran Belanja

No. Uraian Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Sisa Anggaran (%) 1 Belanja Pegawai 4.149.086.000 4.101.578.476 98,85 2 Belanja Barang 4.457.816.000 4.220.105.840 94,67 3 Belanja Modal 1.447.415.000 1.433.825.000 99,06 Jumlah 10.054.317.000 9.755.509.316 298.807.684

(19)

1.1. Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adlah masing-masing sebesar Rp. 4.101.578.476,00 dan Rp. 3. 593.637.253,00. Realisasi belanja TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 14,14% dari TA 2014. Hal ini disebabkan antara lain:

a. Kenaikan gaji dan tunjangan PNS sebesar 6% b. Kenaikan uang makan PNS

Tabel 5. Perbandingan Belanja Pegawai per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 Uraian Realisasi 31 Desember 2015 Realisasi 31 Desember 2014 Naik (Turun) %

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 3.983.577.194 3.601.369.994 10,61 Belanja Lembur 124.987.000 0 0,00 Jumlah Belanja Kotor 4.108.564.194 3.601.369.994 14,08 Pengembalian Belanja Pegawai -6.985.718 -7.732.741 -9,66 Jumlah Belanja 4.101.578.476 3.593.637.253 14,14 1.2. Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp. 4.220.105.840 dan Rp 3.770.816.464. Realisasi belanja barang TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 11,92% dari TA 2014. Hal ini disebabkan antara lain:

a. Kenaikan Belanja Barang Persediaan b. Kenaikan Belanja Pemeliharaan

c. Kenaikan Belanja Perjalanan Dalam Negeri dan penambahan biaya perjalanan UPSUS

(20)

Tabel 6. Perbandingan Belanja Barang per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 Uraian Realisasi 31 Desember 2015 Realisasi 31 Desember 2014 Naik (Turun) % Belanja Barang Operasional 993.519.126 1.145.409.428 -13,26

Belanja Barang Non Operasional 360.031.750 633.408.100 -43,16 Belanja Barang Persediaan 571.726.590 0 0,00 Belanja Jasa 487.057.188 571.633.446 -14,80 Belanja Pemeliharaan 922.485.494 656.861.360 40,44 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 885.285.692 771.057.450 14,82 Jumlah Belanja Kotor 4.220.105.840 3.778.369.784 11,69 Pengembalian Belanja Barang 0 -7.553.320 -100,00 Jumlah Belanja 4.220.105.840 3.770.816.464 11,92

1.3. Belanja Modal Tanah

Realisasi Belanja Modal Tanah per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp. 840.350.000 dan Rp 0. Realisasi Belanja Modal Tanah TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,00% dibandingkan TA 2014. Hal ini disebabkan antara lain ada pembelian tanah yang akan digunakan sebagai kantor Wilker Batulicin seluas 574 M2.

Tabel 7. Perbandingan Modal Tanah per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 Uraian Realisasi 31 Desember 2015 Realisasi 31 Desember 2014 Naik (Turun) %

Belanja Modal Tanah 840.350.000 0 0,00

Jumlah Belanja Kotor

840.350.000 0 0,00

Pengembalian Belanja 0 0 0,00

(21)

1.4. Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp. 240.036.000 dan Rp 0. Realisasi Belanja disebabkan antara lain penambahan peralatan dan mesin untuk fasilitas dan operasional kantor berupa : Pembelian Peralatan Mesin dalam periode tahun 2015, sebesar Rp 240.036.000 dengan rincian pembelian barang sebagai berikut ;

 Kendaraan bermotor roda 2 sebanyak 3 unit dengan nilai Rp 50.961.000;

 Meubel ruang operasional sebanyak 22 unit dan pengadaan AC sebanyak 10 buah dengan niai Rp 118.700.000;

 Meubelair ruang laboratorium yaitu lemari steril sebanyak 1 unit dengan nilai Rp 3.825.000;

 Meubelair ruang laboratorium yaitu lemari pengering 1 unit dengan nilai Rp 4.500.000 dan meja kerja (alat laboratorium lainnya) 2 unit dengan nilai Rp 12.250.000;

 Perangkat pengolah data dan komunikasi berupa PC Unit sebanyak 3 unit senilai Rp 32.850.000 dan Printer sebanyak 2 unit senilai Rp. 16.950.000.

Tabel 8. Perbandingan Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

Uraian Realisasi 31 Desember 2015 Realisasi 31 Desember 2014 Naik (Turun) % Belanja Modal Peralatan dan Mesin

240.036.000 0 0,00 Jumlah Belanja Kotor 240.036.000 0 0,00 Pengembalian Belanja 0 0 0,00 Jumlah Belanja 240.036.000 0 0,00

1.5. Belanja Modal Gedung dan Bangunan

(22)

Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 210.297.000 dan Rp 3.044.529.650. Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan TA 2015 mengalami penurunan sebesar 93,09% dibandingkan TA 2014. Pada tahun 2014 digunakan belanja untuk Rehabilitasi Gedung Bangunan sedangkan pada Tahun 2015 digunakan belanja untuk saranan dan prasarana Gedung bangunan berupa :

a. Pembangunan paving blok halaman kantr BKP Kelas I Banjarmasin (bangunan terbuka lainnya) sebesar Rp 118.158.000 dan pembangunan incinerator (bangunan pembakaran bangkai hewan permanen) sebesar Rp 21.340.000.

b. Pembangunan pagar tanah kantor Wilker Batulicin (pagar permanen) senilai Rp 50.480.000.

Tabel 9. Perbandingan Belanja Modal Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

Uraian Realisasi 31 Desember 2015 Realisasi 31 Desember 2014 Naik (Turun) %

Belanja Belanja Modal Gedung dan Bangunan 210.297.000 3.044.529.650 -93,09 Jumlah Belanja Kotor 210.297.000 3.044.529.650 -93,09 Pengembalian Belanja 0 0 0,00 Jumlah Belanja 210.297.000 3.044.529.650 -93,09

1.6. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

Realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 143.142.000 dan Rp 0. Realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,00% dibandingkan TA 2014. Hal ini disebabkan abtara lain untuk pembangunan saluran air 136 M senilai Rp 143.142.000.

(23)

Tabel 10. Perbandingan Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

Uraian Realisasi 31 Desember 2015 Realisasi 31 Desember 2014 Naik (Turun) %

Belanja Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

143.142.000 0 0,00 Jumlah Belanja Kotor 143.142.000 0 0,00 Pengembalian Belanja 143.142.000 0 0,00 Jumlah Belanja 143.142.000 0 0,00

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp 812.585.914,- atau sebesar 125,01% dari target penerimaan sebesar Rp. 650.000.000,-

Realisasi penerimaan PNBP Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 11. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin TA. 2015

No. MAP Uraian Penerimaan

(Rp)

Keterangan

1 -

423141

Penerimaan Umum

Pendapatan Sewa Rumah Dinas

296.580

423921 Pendapatan Pelunasan Piutang Non Bendahara

3.617.210

423951 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL

4.252.829 2 - 423215 Penerimaan Fungsional Pendapatan Sensor/Karantina, Pengawasan/Pemeriksaan 804.419.295 Jumlah 812.585.914

C. Sarana dan Prasarana

Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin yang beralamat di Jl. Mayjend. Sutoyo S. No. 1134 Banjarmasin, memiliki

(24)

luas tanah 11.530 m2 berdiri bangunan diantaranya perkantoran, screen house, kandang hewan kecil, mess pegawai sebanyak 4 unit, serta 1 unit bangunan laboratorium seluas 273 M2.

Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin memiliki beberapa Wilayah Kerja, di Pelabuhan Sungai Trisakti dengan layanan operasional di Gedung Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin, sedangkan Wilayah Kerja Bandar Udara Syamsudin Noor memiliki gedung kantor seluas 70 M² di Jl. Angkasa Banjarbaru dan counter Karantina Pertanian yang disediakan oleh PT (Persero) Angkasa Pura I di area Bandar Udara Syamsudin Noor, sedangkan Wilayah Kerja Batulicin dan Kotabaru masih status menyewa.

D. Kesekretariatan

Selama tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin mencatat surat yang masuk sebanyak 2.000 berkas surat dan mengirim surat sebanyak 3.500 berkas surat.

Kedepan diharapkan adanya sistem arsiparis secara elektronik yang bisa diterapkan di tingkat UPT dan tersedia ruang arsip, mengingat frekuensi surat yang masuk dan keluar meningkat dengan kondisi sumber daya manusia yang belum mencukupi dan mutasi pejabat yang relatif dinamis sehingga penyimpanan/pengarsipan surat bisa lebih tertata secara maksimal.

E. Reformasi Birokrasi

Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai good governance dan melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur. Melalui reformasi birokrasi, dilakukan penataan terhadap sistem penyelangggaraan pemerintah dimana uang tidak hanya efektif

(25)

dan efisien, tetapi juga reformasi birokrasi menjadi tulang punggung dalam perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin telah melaksanakan Reformasi Birokrasi semenjak bulan Juli 2010, dengan tujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur Negara, melalui berbagai macam kegiatan, antara lain :

1. Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Refrormasi Birokrasi yang mengatur tentang pelaksanaan program reformasi birokrasi. Peraturan tersebut menargetkan tercapainya tiga sasaran hasil utama yaitu peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi, pemerintah yang bersih dan bebas KKN, serta peningkatan pelayanan publik. Dalam rangka mengakselerasi pencapaian sasaran hasil tersebut, maka berdasarkan Peraturan Menteri PAN dan RB No. 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin menjadi salah satu unit kerja di lingkup Kementerian Pertanian yang memperoleh predikat Menuju WBK/Menuju WBBM. Prestasi tinggi ini diperoleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin malaui berbagai macam upaya antara lain : penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik seperti menerapkan sistem piket untuk melayani pengguna jasa selama 24 jam, memberikan informasi yang jelas tentang prosedur pelaksanaan tindakan karantina, tarif jasa karantina

(26)

hewan dan tumbuhan yang telah ditampilkan diruangan dalam bentuk bahan tayang maupun leaflet, dan pengumpulan dan pengolahan data informasi publikasi dan dokumentasi melalui website (www.bkpbanjarmasin.karantina.pertanian.go.id).

Gambar 2. Website Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin

Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin berkomitmen akan terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sebagai pengguna jasa. Atas upayanya tersebut, akhirnya pada tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin meraih Predikat Kepatuhan Pelayanan Publik berdasarkan UU 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dari Ombudsman RI, dari 78 instansi Negara yang memperoleh penghargaan, dengan meraih nilai tertinggi di lingkup Kementerian Pertanian RI, yaitu 110.

Gambar 3. Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin raih Predikat Kepatuhan Pelayanan Publik berdasarkan UU 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dari Ombudsman RI

(27)

Menurut Ketua Ombudsman RI Danang Girindrawardana, proses penilaian yang dilakukan Ombudsman menggunakan metode observasi tanpa pemberitahuan dan mengikuti standar kode etik Ombudsman. Penyampaian predikat kepatuhan itu merupakan salah satu bentuk apresiasi atas usaha peningkatan kualitas pelayanan publik di tingkat unit layanan.

2. Layanan pengaduan maupun informasi publik (PPID)

Dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-undang No. 14 Tahun 2008, Kementerian Pertanian menerbitkan Permentan No. 32/Permentan/OT.140/ 5/2011 tentang Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik Lingkup Kementerian Pertanian. Berdasarkan ketentuan tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin telah menetapkan Tim Pengelola Informasi dan Dokumentasi lingkup Wilayah Kalimantan Selatan (SK Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin No. 0037/Kpts/KP.240/01/2015 tanggal 4 Januari 2015).

Pada Tahun 2015 permohonan Informasi Publik dari pemohon yang berbadan hukum sebanyak 3 pemohon, yaitu dari Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia Wilayah Kalimantan Selatan, Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan dan Dinas Peternakan Provinsi Kalimanatan Selatan, sedangkan permohonan dari perseorangan tidak ada.

Pada Tahun 2015 tidak pernah terjadi sengketa antara Penyelenggara Pelayanan Publik dengan Pemohon Informasi Publik.

3. Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)

Terkait dengan hubungan pelaksanaan tugas maupun kerjasama, hal yang sering terjadi dan tidak terhindarkan dalam kegiatan sehari-hari adalah pemberian gratifikasi dari satu pihak

(28)

lainnya. Pasal 128 ayat (1) Undang–Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, telah menyatakan bahwa setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila pemberian tersebut dilakukan karena berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

Dalam rangka meningkatkan pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi di lingkungan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin dan mewujudkan good governance and clean government yang amanah, transparan, dan akuntabel, maka Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin telah mengatur pelaporan gratifikasi di lingkungan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin melalui Surat Keputusan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin No. 0040/Kpts/OT.160/L.18.B/01/2016, tanggal 4 Januari 2016 tentang Sub Unit Pengelola Gratifikasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin.

Pada tahun anggaran 2015 beberapa pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin telah menerima gratifikasi dalam kedinasan, seperti yang dijelaskan pada Tabel 12.

Tabel 12. Rincian penerimaan gratifikasi umum maupun gratifkasi dalam kedinasan Tahun 2015

No. Bulan Jumlah Penerimaa/ Pegawai Nilai/ Equifalent (Rp) Penerimaan Umum/ Penerimaan Kedinasan Keterangan 1 2 3 4 5 6 1 Januari - - - Nihil 2 Februari - - - Nihil 3 Maret - - - Nihil 4 April 2 2.460.000 Kedinasan - 5 Mei 1 1.900.000 Kedinasan - 6 Juni 4 2.787.000 Kedinasan - 7 Juli 3 9.927.400 Kedinasan -

(29)

1 2 3 4 5 6 8 Agustus 5 6.555.000 Kedinasan - 9 September 1 808.000 Kedinasan - 10 Oktober 3 3.716.000 Kedinasan - 11 November 4 1.008.000 Kedinasan - 12 Desember - - - Nihil JUMLAH 23 29.161.400 - -

4. Pengukuran Indeks Kepuasan masyarakat (IKM)

Untuk menumbuh kembangkan semangat dan etos kerja aparatur yang bertanggungjawab, bermoral, berdisiplin, profesional, produktif dan dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik, sekaligus untuk memantapkan penerapan ISO 9001:2008 Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin, maka dilakukan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Pengkarantinaan Pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin. Pengukuran ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasan masyarakat yang tertuang pada unsur-unsur pelayanan diantaranya mengenai Prosedur Pelayanan, Persyaratan Pelayanan, Kejelasan Petugas Pelayanan, Kedisiplinan Petugas Pelayanan, Tanggung Jawab Petugas Pelayanan, Kemampuan Petugas Pelayanan, Kecepatan Pelayanan, Keadilan Mendapatkan Pelayanan, Kesopanan Dan Keramahan Petugas, Kewajaran Biaya Pelayanan, Kepastian Biaya Pelayanan, Kepastian Jadwal Pelayanan, Kenyamanan Lingkungan serta Keamanan Pelayanan.

Hasil pengukuran nilai IKM Unit Pelayanan (Nilai Interval Konversi IKM) diperoleh 81,674. Hal ini menunjukkan bahwa Kinerja Unit Pelayanan dan Mutu Pelayanan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin dikategorikan “SANGAT BAIK”.

(30)

BAB IV

KEGIATAN OPERASIONAL

A. Seksi Karantina Hewan

Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin terus berupaya meningkatkan pelayanan sehingga mampu menghadirkan pelayanan yang prima (efektif, efisien dan profesional) untuk mencegah masuk dan menyebarnya hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) yang dibawa melalui media pembawa HPHK yang dilalulintaskan, termasuk peningkatan kualitas sertifikasi.

Pelayanan laboratorium berjalan dengan baik dan ouput-nya dapat dijadikan sebagai rekomendasi dari tahapan tindakan karantina selanjutnya. Pengembangan wilayah kerja secara signifikan telah berjalan dengan adanya pelayanan di wilayah kerja Batulicin dan Kotabaru. Pelaksanaan tindakan karantina di Pelabuhan Batulicin dan Kotabaru telah berjalan dengan baik. Wilker Pagatan untuk sementara masih ditangani secara rangkap oleh petugas dari Wilker Batulicin. 1. Kegiatan Impor

Selama tahun 2015 tidak ada kegiatan impor. Hal ini dikarenakan belum adanya jalur perdagangan internasional untuk komoditi karantina hewan baik di Wilker Trisakti, Bandara Syamsudin Noor, Batulicin maupun Kotabaru. Sebagian besar media pembawa HPHK impor yang datang ke Kalimantan Selatan merupakan media pembawa eks –impor yang masuk melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan menurut Permentan No. 44/Permentan/OT.140/3/2014, tentang Perubahan atas Permentan No. 94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Tempat-Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, yang kemudian dilalulintaskan antar area.

(31)

Tempat-tempat pemasukan tersebut antara lain dari Surabaya, Tanjung Priok dan Makassar.

2. Kegiatan Ekspor

Seperti halnya kegiatan impor, pelayanan karantina hewan selama tahun 2015 tidak ada kegiatan ekspor. Hal ini dikarenakan belum adanya jalur perdagangan internasional untuk komoditi karantina hewan baik di Wilker Trisakti, Bandara Syamsudin Noor, Batulicin maupun Kotabaru.

3. Kegiatan Pemasukan Antar Area

Kegiatan pemasukan antar area komoditi wajib periksa karantina pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin yang dilakukan melalui Wilker Pelabuhan Trisakti, Bandara Syamsudin Noor, Batulicin dan Kotabaru telah berjalan dengan baik.

Gambar 4. Grafik Perbandingan Frekuensi Pemasukan Antar Area Karantina Hewan Tahun 2012-2015

Seperti yang terlihat pada gambar 4, pemasukan antar area media pembawa hama penyakit hewan karantina (MP HPHK) mengalami penurunan sebesar 0,97% dari tahun 2014. Hal ini menjadi tantangan bagi Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin dalam mempertahankan status bebas HPHK tertentu

(32)

dan mengurangi penyebaran HPHK yang sudah ada di Kalimantan Selatan khususnya dan umumnya di Pulau Kalimantan.

Gambar 5. Grafik Perbandingan Frekwensi Pemasukan Antar Area Karantina Hewan per Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin

Gambar 6. Grafik Frekwensi Pemasukan Antar Area Karantina Hewan Berdasarkan Kelompok Komoditi per wilayah kerja BKP Kelas I Banjarmasin Tahun 2015

Pada gambar 5. menunjukkan bahwa aktifitas pemasukan antar area MP HPHK menuju Balai Karantina Pertanian Kelas I

500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 HWN BAH HBAH BL 1,233 1,147 608 2,692 2,901 338 411 464 725 18 0 3 45 0 0 1 FRE K WE N SI (K al i)

Wilker Pelabuhan Trisakti Wilker Bandara Syamsudin Noor Wilker Batulicin Wilker Kotabaru

(33)

Banjarmasin lebih sering melalui wilker Pelabuhan Trisakti yakni sebesar 53,88%. Pemasukan MP HPHK ini didominasi oleh kelompok komoditi benda lain berupa pakan ternak sebesar 47,39% dari semua MP HPHK yang masuk ke Wilker Trisakti, seperti yang tampak pada gambar 6. Sedangkan yang menuju Wilker Syamsudin Noor, Batulicin, dan Kotabaru, didominasi oleh kelompok komoditi hewan. Dominasi hewan yang masuk melalui wilker-wilker tersebut juga berbeda pula, seperti di Bandara Syamsudin Noor berupa unggas antara lain burung, ayam, dan day old chick (DOC) sedangkan di Wilker Batulicin dan Kotabaru berupa ruminansia besar (sapi) dan ruminasia kecil (kambing). Data operasinal pemasukan antar area karantina hewan berdasarkan daerah asal pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Data Operasional Pemasukan Antar Area Karantina Hewan Berdasarkan Daerah Asal Tahun 2015

Pada Tabel 13 menunjukkan kegiatan operasional pemasukan antar area MP HPHK berdasarkan daerah asal dengan tujuan Banjarmasin, lebih banyak berasal dari Balai Besar

Satuan Volume Frek. Satuan Volume Frek. Satuan Volume Frek. Satuan Volume Frek. 1 BBKP Surabaya Ekor 1,195,936 1,940 Kg 3,905,286 918 Kg 700,287 346 Kg 77,004,919 2,711

Kg Butir 15,948,689 330 Kms 2,813 137 Koloni 9 1 2 BBKP Soekarno Hatta Ekor 899,024 269 Kg 119 3 Kg 3,485 34 Kms 39,025 259 Ekor 10,000 1 3 BBKP Tanjung Priok 0 - - Kg 364,881 223 Kg 571,607 469 - - -4 BBKP Makassar Ekor 162,408 33 - - - Kg 3,579 125 Kg 6,463,000 7 Kms 3 2 5 BKP Kelas I Semarang Ekor 8,913 844 Kg 360 9 Kg 58 2 Kg 21 5 6 BKP Kelas I Jambi Ekor 3 1 - - - - - - - - -7 BKP Kelas I Balikpapan Ekor 5,038 20 - - - - - - - - -8 BKP Kelas I Bandar Lampung Ekor 3 2 - - - - - - - - -9 BKP Kelas I Denpasar - - - - - - Kg 102 6 - - -10 BKP Kelas I Batam Ekor 19 7 - - - - - - - - -11 BKP Kelas I Pekanbaru Ekor 1 1 - - - - - - - - -12 BKP Kelas I Padang Ekor 4 4 - - - - - - - - -13 BKP Kelas I Pontianak Ekor 1 1 - - - - - - Kms 1 1 14 BKP Kelas I Palembang Ekor 4 3 - - - - - - - - -15 BKP Kelas I Manado Ekor 20 6 - - - - - - Kms 1 1 16 BKP Kelas II Yogyakarta Ekor 139,719 222 Kg 77 1 Kg 99 3 Kg 45 5 Koloni 25 1 17 BKP Kelas II Tarakan Ekor 17 6 - - - - - - Kms 1 1 18 BKP Kelas II Palangkaraya Ekor 1 1 - - - - - - - - -19 BKP Kelas II Palu Ekor 8 5 - - - - - - - - -20 BKP Kelas II Medan Ekor 17 5 - - - - - - - - -21 SKP Kelas I Pare-Pare Ekor 21,912 495 Kg 9,400 18 - - - - - -22 SKP Kelas I Aceh Ekor 2 2 - - - - - - - - -23 SKP Kelas I Bandung Ekor 3,380 106 Kg 45 1 Kg 1,858 37 Kg 20 2 Kms 875 23 24 SKP Kelas I Sumbaw a Ekor 10,957 166 - - - - - - - -

-Besar

25 SKP Kelas II Bangkalan Ekor 44,846 223 - - - - - - - - -26 SKP Kelas II Mamuju Ekor 143 45 - - - - - - - - -NO NAMA UPT HEWAN BAHAN ASAL HEWAN

HASIL BAHAN

BENDA LAIN ASAL HEWAN

(34)

Karantina Pertanian Surabaya dengan persentase frekuensi sebanyak 70,39%. Baik melalui Wilker Trisakti, Wilker Bandara Syamsudin Noor, Wilker Batulicin, maupun Wilker Kotabaru. Adapun jenis komoditinya berupa : ternak ruminasia (ruminansia besar dan kecil), DOC, telur konsumsi, telur ayam tetas dan pakan ternak.

Dengan melihat gambaran peta lalu lintas pemasukan MP HPHK di atas, maka kita bisa memperkirakan jenis HPHK yang harus diawasi penyebarannya. Terutama untuk HPHK yang statusnya bebas di Kalimantan misalnya brucellosis dan anthrax.

Tindakan Pemeriksaan terhadap Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina dilakukan secara intensif terutama di Wilayah Kerja Pelabuhan Trisakti yang merupakan Pusat Perekonomian Kalimantan Selatan saat ini, sama halnya di Bandara Syamsudin Noor yang saat ini berkembang menjadi bandara dengan penerbangan yang semakin padat. Wilayah Kerja Batulicin dan Kotabaru menunjukan perkembangan cukup signifikan pula, terutama pemasukan dan pengeluaran dari dan ke Pulau Sulawesi.

Dengan adanya modernisasi sistem informasi di Pelabuhan Banjarmasin, aktivitas bongkar muat kapal yang sandar di pelabuahan, selain dilakukan pengawasan langsung di pelabuhan, juga dapat diakses melalui internet, dengan mengakses hompage Pelabuhan Banjarmasin.

Gambar 7. Pengawasan Lalulintas MP HPHK dapat dimonitor secara

on line melalui EQVET dan IQVDS

(35)

secara on line, dengan menggunakan program aplikasi internal Badan Karantina Pertaniaan yaitu EQVET. Dengan menggunakan fasilitas e-Cert, maka kita dapat mengetahui MP HPHK yang akan ditujukan ke wilker-wilker di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin. Program aflikasi tersebut tentunya akan kurang bermanfaat apabila dari Karantina daerah asal tidak mengirimkan datanya secara real time dan alat angkut yang digunakan tidak ditulis secara lengkap. Data yang masuk dapat dianalisis secara on line menggunakan IQVDS.

Pemeriksaan dokumen dan fisik hewan, bahan asal hewan serta hasil bahan asal hewan dilakukan secara ketat oleh petugas dalam setiap pemeriksaan di atas alat angkut sebelum tindakan karantina yang lain dilakukan.

Data operasional pemasukan antar area Karantina Hewan pada Tahun 2015 berdasarkan jenis media pembawa HPHK dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Data Operasional Pemasukan Antar Area Karantina Hewan berdasarkan jenis media pembawa HPHK Tahun 2015

NO NAMA MEDIA PEMBAWA SATUAN VOLUME FREKWENSI NO NAMA MEDIA PEMBAWA SATUAN VOLUME FREKWENSI

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Kambing Potong Ekor 45,736 206 35 Cacing tanah Kg 20 2 2 Domba Potong Ekor 32 2 36 Jangkrik Kg 10 2 3 Kambing Bibit Ekor 240 5 37 SemutJepang Kg 1 1 4 Sapi Potong Ekor 31,497 962 38 Kroto Kg 10 2 5 Sapi Bibit Ekor 535 12 39 Lebah Madu Koloni 10,034 3 6 Kerbau Potong Ekor 1,071 145 40 Daging Ayam Beku Kg 366,729 106 7 Kerbau Bibit Ekor 151 2 41 Daging Sapi Beku Kg 304,840 148 8 Kuda Ekor 9 5 42 Daging Kambing Beku Kg 12,529 39 9 DOC PS Ekor 715,257 103 43 Daging Domba Beku Kg 300 1 10 DOC FS Ekor 1,356,510 258 44 Daging Bebek Beku Kg 14,001 17 11 DOC layer Ekor 124,880 20 45 Daging Burung dara Kg 360 9 12 DOQ Ekor 130,100 30 46 Jeroan Sapi Kg 6,070 12 13 DOD Ekor 12,700 8 47 Jeroan Ayam Kg 34,354 15 14 Ayam Ekor 3,457 1,093 48 Telur Konsumsi Kg 3,540,965 825 15 Itik Bibit Ekor 6,000 3 49 Telur Tetas Butir 15,948,689 330 16 Itik Potong Ekor 16,100 27 50 Sarang Burung Walet Kg 20 1 17 Burung Ekor 19,513 1,446 51 Daging Sapi Olah Kg 353,175 396 18 Anjing Ekor 231 165 52 Daging Ayam Olah Kg 940,361 484 19 Kucing Ekor 192 122 53 Daging Bebek Olah Kg 5,066 40 20 Musang Ekor 2 2 54 Daging Babi Olah Kg 40 1 21 Luw ak Ekor 1 1 55 Hasil Susu Olahan Kg 10,742 1 22 Kelinci Ekor 8,508 176 56 Keju Kg 49,867 58 23 Marmut Ekor 49 5 57 Youghurt Kg 24,594 67 24 Hamster Ekor 2,970 22 58 Mentega Kg 3,550 7 25 Tikus Putih Ekor 651 13 59 Butter Kg 7,093 25 26 Mencit Ekor 996 9 60 Es Krim Kg 67 2 27 Tupai Ekor 2 1 61 Cream Kg 10,544 4 28 Kadal Ekor 2 2 62 Semen Beku Kemasan 60 2 29 Ular Ekor 6 1 63 Vaksin Hew an Kemasan 42,645 406 30 Landak Mini Ekor 16 5 64 Obat Hew an Kemasan 80 16 31 Biaw ak Ekor 2 1 65 Serum Kemasan 4 4 32 Iguana Ekor 11 5 66 Pakan Hew an Kg 230 7 33 Ulat Hongkong Kg 5,270 89 Kesayangan

(36)

Pada Tabel 14. menunjukkan bahwa unggas merupakan MP HPHK yang frekwensinya paling banyak yang dimaksukkan ke Kalimantan Selatan sebesar 32,92%. Jenis unggas tersebut adalah burung (15,95%), ayam (12,05%) dan DOC (4,20%). Selain itu, pakan ternak merupakan media pembawa HKPHK yang frekwensinya paling banyak kedua yang dilalulintaskan ke wilayah kerja BKP Kelas I Banjarmasin, yakni sebesar 23,58%. Media pembawa HPHK ini seluruhnya dimasukkan ke Kalimantan Selatan melalui Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, dan daerah pengirimnya adalah BBKP Surabaya (99,67%) dan BBKP Makassar (0,33%). Pemasukan ruminansia besar menempati posisi ketiga yakni sebesar 12,36% yang terdiri dari sapi (10,74%) dan Kerbau (1,62%), dan daerah pengirimnya adalah SKP Kelas I Pare-Pare (38,53%), SKP Kelas I Sumbawa Besar (14,63%), BBKP Surabaya (9,72%), SKP Kelas II Bangkalan (7,76%), SKP Kelas II Mamuju (0,80%), dan BKP Kelas I Semarang (0,45%). Apabila didasarkan pada jumlah volume, pemasukan ruminansia besar paling banyak berasal dari SKP Kelas II Bangkalan (10.936 ekor dari 33.254 ekor total ruminansia besar yang masuk).

Pemeriksaan laboratorium dilakukan terhadap media pembawa HPHK baik hewan maupun produk hewan seperti daging ayam beku, daging sapi beku yang berasal dari dalam negeri dan eks-impor yang diantar-areakan. Tindakan pemeriksaan terhadap produk hewan ini merupakan salah satu bentuk pengawasan keamanan hayati hewani dan hasil pemeriksaannya masih merupakan data monitoring. Tindakan pemeriksaan terhadap hama penyakit hewan karantina dijelaskan pada kegiatan laboratorium karantina hewan.

Tindakan Pengasingan terhadap Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina difokuskan pada Media Pembawa highly pathogenic avian influenza (HPAI), rabies, brucellosis, anthrax. Kegiatan pengasingan selain dilakukan di instalasi karantina hewan

(37)

(IKH) Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin, juga dilakukan di tempat pemilik yang telah ditetapkan sebagai instalasi karantina hewan sementara (IKHS) baik untuk hewan maupun produk hewan. Komoditi hewan seperti ruminansia besar, unggas, telur tetas dan day old chick, sedangkan untuk anjing dan kucing yang merupakan Hewan Penular Rabies (HPR), pengasingan masih dilakukan di tempat pemilik dikarenakan frekuensi kedatangan yang meningkat, sehingga IKH yang dimiliki tidak dapat menampung HPR yang datang. Pertimbangan lain adalah bahwa HPR tersebut berasal dari daerah bebas rabies serta sudah dilengkapi dengan persyaratan tambahan lainnya seperti rekomendasi pemasukan/pengeluaran dari dinas peternakan atau yang membidangi kesehatan hewan dan sertifikat vaksinasi dari dokter hewan dari daerah asal.

Tindakan Pengamatan terhadap Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina difokuskan pada Media Pembawa HPAI, HPR dan brucellosis. Tindakan pengamatan dilakukan di Instalasi Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin dan di IKHS yang telah ditetapkan, terutama untuk pemasukan media pembawa brucellosis. Tindakan pengamatan terhadap komoditi eks-pemasukan/pemantuan daerah sebar HPHK telah dilakukan dengan baik setiap tahunnya sesuai instruksi Badan Karantina Pertanian.

Tindakan Pembebasan dilakukan pada komoditi wajib periksa karantina yang telah melalui tindakan pemerikasaan dan/atau pengasingan, pengamatan dan perlakuan, yang secara administratif, teknis dan ilmiah dapat diberikan sertifikat pembebasan, dalam hal teknis pasca pembebasan menjadi tanggung jawab instansi terkait yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan yang selama ini telah terjalin hubungan sangat baik terutama dengan Dinas Peternakan Propinsi Kalimanatan Selatan dan Balai Penyidikan Penyakit Veteriner Wilayah V Banjarbaru.

(38)

3. Kegiatan Pengeluaran Antar Area

Kegiatan pengeluaran antar area komoditi wajib periksa karantina pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin yang dilakukan melalui Wilker Pelabuhan Trisakti, Bandara Syamsudin Noor, Batulicin dan Kotabaru telah berjalan dengan baik bahkan setiap tahunnya mengalami peningkatan, seperti yang terlihat pada gambar 8.

Gambar 8. Grafik Perbandingan Frekuensi Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan Tahun 2012-2015

Berbeda dengan kegiatan pemasukan antar area, pengeluaran antar area MP HPHK lebih banyak melalui Wilker Bandara Syamsudin Noor, yakni sebesar 72,81 %, seperti terlihat pada gambar 9.

Gambar 9. Grafik Perbandingan Frekuensi Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan per Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian

(39)

Pengeluaran MP HPHK antar area didominasi oleh kelompok jenis hewan dan kelompok bahan asal hewan seperti yang terlihat pada gambar 10 di bawah.

Gambar 10. Grafik Frekwensi Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan Berdasarkan Kelompok Komoditi per Wilayah Kerja Tahun 2015

Data operasional pegeluaran antar area dapat dilihat pada Tabel. 11 di bawah, yang menunjukan bahwa Propinsi Kalimantan Selatan selain sebagai tujuan utama pemasukan hampir semua jenis komoditi, juga telah menjadi produsen beberapa komoditi, walaupun masih dalam jumlah yang sedikit.

Tabel 15. Data Operasional Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Tahun 2015

500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 HWN BAH HBAH BL 644 248 0 0 4,749 1,730 0 94 1,390 1 0 0 149 21 0 1 FRE K WE N SI (K al i) BULAN

Wilker Pelabuhan Trisakti Wilker Bandara Syamsudin Noor Wilker Batulicin Wilker Kotabaru

Keterangan: HWN : Hewan, BAH: Bahan Asal Hewan, HBAH: Hasil Bahan Asal Hewan, BL: Benda Lain

NO NAMA MEDIA

PEMBAWA SATUAN VOLUME FREKWENSI NO

NAMA MEDIA

PEMBAWA SATUAN VOLUME FREKWENSI

1 Burung Ekor 40,551 5,126 20 Semut Jepang Kg 29 19

2 Ayam Ekor 2,253 1,050 21 Semut Rangrang Kg 10 2

3 Itik Ekor 1,030 16 22 Daging Itik Beku Kg 165 4

4 DOC Ekor 1,059,400 211 23 Daging Sapi Beku Kg 2 1

5 DOD Ekor 30,665 26 24 Daging Ayam Beku Kg 140,000 20

6 Kerbau Potong Ekor 44 15 25 Sarang Burung Kg 96,916 1,733

7 Sapi Potong Ekor 4 1 26 Telur Tetas Butir 5,181,230 65

8 Kucing Ekor 42 29 27 Madu Kg 10 1

9 Anjing Ekor 5 4 28 Kulit Sapi Lembar 33,224 51

10 Kelinci Ekor 3 1 29 Kulit Kerbau Lembar 412 5

11 Ular Ekor 628 357 30 Kulit Hew an Kecil Lembar 15,069 13

12 Lebah Madu Koloni 2 1 31 Tanduk Sapi Kg 2,234 6

13 Biaw ak Ekor 70 56 32 Tulang Sapi Kg 88,500 18

14 Landak Mini Ekor 18 3 33 Bulu Ayam Kg 198,610 83

15 Tokek Ekor 3 2 34 Obat Hew an Kemasan 4 4

16 Iguana Ekor 23 20 35 Serum Kemasan 34 16

17 Kadal Ekor 105 84 36 Vaksin Hew an Kemasan 864 39

18 Serangga Koloni 1 1 37 Semen Beku Kemasan 4 3

(40)

Berdasarkan Tabel 15, kelompok komoditi hewan berupa unggas merupakan MP HPHK yang paling banyak dikeluarkan (70,68%). Adapun jenis unggas tersebut adalah burung (56,35%), ayam (11,54%), DOC (2,32%), dan DOD (0,29%). Sedangkan dari kelompok bahan asal hewan adalah berupa sarang burung walet (19,05%). Peningkatan jumlah pengeluaran unggas yang signifikan ini, salah satunya disebabkan oleh adanya penerbitan Permentan No. 37/Permentan/OT.140/3/2014 tentang Tindakan Karantina Hewan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Unggas.

Tabel 16. Data Operasional Pengeluaran Antar Area Karantina Hewan Berdasarkan Daerah Tujuan Tahun 2015

Volume

(Ekor) Frek. Satuan Volume Frek. Satuan Volume Frek.

1 BBKP Soekarno Hatta 1,066,738 1,188 Kg 31,267 428 Kemasan 384 36

Butir 239,030 13 Koloni 2 1 Kg 18 7 2 BBKP Surabaya 7,164 1,048 Kg 355,409 1,131 Kemasan 67 4 Lembar 45,485 64 Kg 1 1 Butir 4,942,200 52 3 BBKP Tanjung Priok 8 4 Kg 119,000 17 Lembar 3,220 5 4 BBKP Makassar 4,098 319 Kg 1 1 Kemasan 379 12 Koloni 1 1 Kg 6 6

5 BKP Kelas I Semarang 2,366 1,401 Kg 13,429 184 Kemasan 1 1

Kg 68 11

6 BKP Kelas I Kupang 12 5

7 BKP Kelas I Jambi 6 5

8 BKP Kelas I Balikpapan 60 40 Kg 349 15 Kemasan 69 4

9 BKP Kelas I Bandar 25 21 Kg 7 1 Lampung 10 BKP Kelas I Batam 20 13 11 BKP Kelas I Pekanbaru 2,511 12 Kg 20 1 12 BKP Kelas I Pontianak 1,105 34 Kg 256 3 13 BKP Kelas I Manado 8,007 11 14 BKP Kelas I Palembang 21 16 Kg 697 7 15 BKP Kelas I Mataram 13,407 16 16 BKP Kelas I Padang 516 14 Kg 1 1 17 BKP Kelas I Batam Kg 168 11 18 BKP Kelas I Denpasar 32 19 19 BKP Kelas I Jayapura 1 1 20 BKP Kelas II Yogyakarta 24,305 1,716 Kg 417 15 21 BKP Kelas II Tarakan 58 27

22 BKP Kelas II Palangkaraya 4 3 Kemasan 1 1

23 BKP Kelas II Tarakan

24 BKP Kelas II Medan 551 21 Kg 5,337 48 Kemasan 1 1

25 BKP Kelas II Kendari 26 BKP Kelas II Palu 2 1 27 BKP Kelas II Gorontalo 1 1 28 BKP Kelas II Kendari 1 1 29 BKP Kelas II Pangkal Pinang 6 4 30 SKP Kelas I Pare-Pare 1,827 799

31 SKP Kelas I Bandung 1,839 155 Kg 30 3 Kemasan 4 3

Kg 1 1

32 SKP Kelas I Bengkulu 2 2

33 SKP Kelas I Samarinda

34 SKP Kelas I Banda Aceh 3 2 Kg 50 1

35 SKP Kelas I Ambon 2 1 36 SKP Kelas I Timika 5 4 37 SKP Kelas I Sumbawa Besarimika 45 23 38 SKP Kelas II Bangkalan 10 4 39 SKP Kelas II Ende 2 1 NO NAMA UPT

(41)

Seperti yang terlihat pada Tabel 16, pengeluaran antar area MP HPHK didominasi menuju Pulau Jawa terutama menuju BBKP Surabaya (25,49%), BBKP Soekarno Hatta (18,54%) dan BKP Kelas I Semarang (17, 70%).

4. Kegiatan Penahanan

Kegiatan penahanan pada tahun 2015 dilakukan pada media pembawa Highly Pathogenik avian Influenza (HPAI) yaitu Ayam (52 ekor, frekwensi 17 kali), burung (621 ekor, frekwensi 8 kali), telur ayam konsumsi (11.368 kg, frekwensi 1 kali). Selain itu juga terhadap media pembawa hewan penular rabies yaitu kucing (5 ekor, frekwensi 2 kali). Hewan percobaan yaitu kelinci (1 ekor, frekwensi 1 kali) dan marmut (2 ekor, frekwensi 1 kali), serta media pembawa lain yaitu pakan hewan kesayangan berupa ulat bambu (39 koli, frekwensi 3 kali).

5. Kegiatan Penolakan

Kegiatan penolakan dilakukan pada media pembawa Highly Pathogenik avian Influenza (HPAI) yaitu ayam (8 ekor, frekwensi 5 kali) dan burung (102 ekor, frekwensi 4 kali). Selain itu juga terhadap hewan penular rabies yaitu kucing (5 ekor, frekwensi 2 kali) dan media pembawa lain yaitu pakan hewan kesayangan berupa ulat bambu (31 koli, frekwensi 1 kali).

6. Kegiatan Pemusnahan

Kegiatan pemusnahan dilakukan pada media pembawa Highly Pathogenik avian Influenza (HPAI) yaitu ayam (44 ekor, frekwensi 12 kali), burung (7 ekor, frekwensi 3 kali) dan telur konsumsi (11.368 Kg, frekwensi 1 kali). Hewan percobaan yaitu kelinci (1 ekor, frekwensi 1 kali) dan marmut (2 ekor, frekwensi 1 kali)

(42)

7. Kegiatan Pemantauan dan Koleksi

Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK pada tahun 2015 didasarkan pada Surat Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 207/Kpts/OT.160/L/02/2015 tentang Pedoman Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina Tahun 2015, pengumpulan informasi menggunakan kuisioner yang mencakup informasi data temuan gejala klinik, data hasil uji lab pasif, dan data surveillance dengan durasi waktu tahun 2014.

Pengambilan data dilakukan pada beberapa Kabupaten di Kalimantan Selatan yaitu Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Tapin, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kota Baru, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjarbaru, Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Selatan dan Balai Veteriner Banjarbaru.

Gambar 11. Peta Status dan Situasi HPHK Di Seluruh Kabupaten Tahun 2015

(43)

Banjarbaru dan dinas yang membawahi fungsi kesehatan hewan di kabupaten, maka untuk Wilayah Kalimantan Selatan teridentifikasi 11 penyakit HPHK Golongan II yaitu AI, ND, Brucellosis, BVD, IBR, Rabies, Scabies, Babesiosis, Theilerisosis, Trypanosomiasis, dan ORF.

8. Penggunaan Formulir

Formulir Dokumen Utama (KH-9 s/d KH-12) memperoleh distribusi dari Badan Karantina Pertanian, sedangkan untuk dokumen penunjang (KH-1 s.d. KH-8c) pengadaannya dilaksanakan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin sesuai kebutuhan terutama untuk kegiatan Antar area Masuk/Keluar.

Tabel 17. Rekapitulasi penggunaan formulir utama Karantina Hewan Tahun 2015

No. Jenis Form Saldo Awal Jumlah

Pemakaian Saldo Akhir 1 KH-9 10.418 6.439 3.979 2 KH-10 5.379 1.967 3.412 3 KH-11 1.330 81 1.249 4 KH-12 12.797 9.598 3.199

B. Seksi Karantina Tumbuhan

Salah satu tugas pokok dan fungsi petugas karantina adalah melaksanakan tindakan karantina yang meliputi 8P (pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan). Pada tahun 2015 Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Banjarmasin melakukan kegiatan tindakan karantina meliputi pemeriksaan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan.

Tindakan pemeriksaan dilakukan terhadap semua media pembawa yang masuk dan keluar pulau (antar area) serta keluar

(44)

masuk wilayah Indonesia (antar negara/ ekspor-impor) yang meliputi pemeriksaan dokumen, fisik dan pemeriksaan kesehatan (laboratorium). Tindakan pembebasan merupakan pelayanan sertifikasi terhadap komoditas pertanian pada kegiatan ekspor, impor, dan antar area (domestik masuk/keluar) setelah dilakukan pemeriksaan secara administratif dan fisik (termasuk kesehatan media pembawa yang dilalulintaskan) di Provinsi Kalimantan Selatan.

Pada tahun 2015, tindakan pengasingan dan pengamatan (singmat) tidak dilakukan, hal ini dikarenakan tidak adanya media pembawa yang harus dilakukan tindakan singmat. Tindakan perlakuan selama tahun 2015 adalah kegiatan fumigasi untuk media pembawa dan kemasan kayu serta perlakuan panas (heat treatment) untuk kemasan kayu, tindakan ini dilakukan oleh pihak ketiga (provider AFASID dan ISPM) di bawah pengawasan petugas karantina.

Tindakan pemeriksaan kesehatan media pembawa di Laboratorium sudah mulai berjalan dengan baik dan outputnya dijadikan sebagai dasar rekomendasi tindakan selanjutnya. Pengujian yang dapat dilakukan di Laboratorium Karantina Tumbuhan antara lain: Uji Cendawan dengan metode Agar test dan Blotter test, Uji Bakteri dengan metode Agar test dan Uji Serangga dengan metode uji morfologi.

Sistem Informasi Perkarantinaan Tumbuhan sudah berjalan dengan baik. Sinkron data dari UPT ke Pusat dan sebaliknya dapat berjalan dengan baik dan real time, dengan didukung fasilitas internet yang memadai. Permohonan Pemeriksaan Karantina dari pengguna jasa ekspor dan impor sudah dilakukan dengan sistem online, sehingga dapat memberikan kemudahan bagi pengguna jasa dalam membuat dan mengirimkan permohonan pemeriksaan karantina tanpa adanya batasan ruang dan waktu.

1. Tindakan Karantina Tumbuhan

(45)

baik dari prosedur pelayanan, mobilisasi petugas fungsional, waktu pelayanan, serta perangkat lainnya yang mendukung dalam pelayanan prima kepada pemakai jasa. Secara umum, kegiatan tindakan karantina tumbuhan pada tahun 2015 mengalami kenaikan sekitar 8,34 % dibandingkan dengan tahun 2014 (Rincian frekuensi tindakan karantina tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin tahun 2015 dapat dilihat pada lampiran).

Gambar 12. Grafik frekuensi kegiatan operasional karantina tumbuhan pada dua tahun terakhir

Tindakan Karantina Tumbuhan Pemeriksaan pada tahun 2015 di masing-masing wilker di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13. Grafik frekuensi kegiatan operasional karantina tumbuhan setiap wilker di Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin tahun 2015 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000

Ekspor Impor Domestik Masuk Domestik Keluar 2015 1,079 86 5,973 57 2014 774 72 5,292 503 Fre ku en si (ka li) 41% 57% 2% 0% Trisakti (2,937 kali) Syamsudin Noor (4,127 kali) Batulicin (126 kali)

Gambar

Tabel 1.  Komposisi  Personel  Balai  Karantina  Pertanian  Kelas  I  Banjarmasin Berdasarkan Pendidikan per 31 Desember 2015
Tabel 5.   Perbandingan Belanja Pegawai  per 31 Desember 2015 dan  31 Desember 2014  Uraian  Realisasi 31  Desember 2015  Realisasi 31  Desember 2014  Naik  (Turun) %  Belanja  Gaji  dan
Tabel 6.   Perbandingan  Belanja  Barang  per  31  Desember  2015  dan  31 Desember 2014  Uraian  Realisasi 31  Desember 2015  Realisasi 31  Desember 2014  Naik  (Turun) %  Belanja Barang  Operasional  993.519.126  1.145.409.428  -13,26
Tabel 8.   Perbandingan  Belanja  Modal  Peralatan  dan  Mesin  per  31  Desember 2015 dan 31 Desember 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang akan keluar melalui pintu-pintu pengeluaran di wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian

OT.140/12/2011 tentang Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (Berita Negara Republik

Kegiatan operasional ekspor tindakan karantina hewan lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama tahun 2021 dengan jenis media pembawa

21 Tahun 1919 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Fungsi Karantina dilaksanakan dengan melakukan tindakan 8P, yakni pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,

 Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 09/Permentan/OT.140/2/2009, tentang Persyaratan dan tindakan Karantina Tumbuhan terhadap Pemasukan Media Pembawa Organisme Pengganggu

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkup Badan Karantina Pertanian – Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang dibentuk

Fumigasi sebagai perlakuan karantina tumbuhan bertujuan untuk membebaskan media pembawa dari organisme pengganggu tumbuhan. Sesuai dengan maksud dan tujuan

Terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina dilakukan penahanan apabila setelah