• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS 1 SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS 1 SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN

KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS 1 SAMARINDA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

DWI FITRIANI OKTAVIANA NIM. 130 500 146

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA 2016

(2)

s

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda Provinsi Kalimantan Timur Nama : Dwi Fitriani Oktaviana

Nim : 130 500 146

Program Studi : Manajemen Lingkungan Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing,

Martha Ekawati Siahaya,S,Hut,.Mp Nip.19721107 2003122 2 001

Penguji I,

M. Fikri Hernandi, S.Hut,MP Nip.19701127 199802 1 001

Penguji II,

Nuzula Elfa Rahma,SP.,M.Sc Nip. 19820713 201404 2 001

Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda

Ir. Dadang Suprapto, Mp NIP. 19620101 198803 1 003

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini yang berlokasi di Instansi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda.

Laporan PKL ini disusun sebagai pertanggung jawaban tertulis kami selama pelaksanaan PKL di Stasiun Karantina Pertanian kelas I Samarinda, dimulai tanggal 03 Maret 03 Mei 2016.

Kami menyadari bahwa keberhasilan yang kami laksanakan bukanlah keberhasilan individu maupun kelompok untuk itu, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Syamsu Alam, S.P.,M.Si., selaku Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda.

2. Bapak H. Muhammad Ismal, selaku koordinator jabatan fungsional Karantina Hewan sekaligus Koordinator Pembimbing Praktik Kerja Lapangan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda.

3. Bapak Alimuddin, S.P., M.P., selaku koordinator jabatan fungsional Karantina Tumbuhan sekaligus Koordinator Pembimbing Praktik Kerja Lapangan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda.

4. Bapak Waluyo Sugiharto, S.H., selaku Kepala Urusan Tata Usaha di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda.

5. Bapak Drh. Ozy Fachrurozzie, MM., selaku Kepala Sub. Seksi Pelyanan Operasional di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda.

6. Seluruh Staff Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda.

7. Ibu Martha Ekawati Siahaya,S.HUT,MP selaku Pembibing PKL Politeknik Pertanian Negeri Samarida

8. Bapak M.Fikri Hernandi,S.Hut,MP selaku Penguji I dan Ibu Nuzula Elfa Rahma,SP,.M.Sc

9. Bapak Ir. Dadang Suprapto, Mp., selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

10. Bapak Ir. Masrudy Mp., selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

11. Bapak Ir. M Hasanudin, Mp., Selaku Kepala Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

12. Bapak Budi Harsono,S.HUT., selaku PLP yang telah membantu dalam penyusunan laporan PKL ini.

13. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah banyak memberikan dukungan serta dorongan material dan moril sehingga laporan ini dapat diselesaikan mendukung penulisan dalam meyelesaikan studi.

14. Sahabat tercinta, Bella, evi, dwi dan dijah, serta teman-teman mahasiswa manajemen lingkungan angkatan 2013 yang telah memberi dukungan untuk

(4)

iii

menyelesaikan laporan ini.

15. Fata Mufti Mustaqim yang selalu menberikan motivasi dan nasehat dalam penulisan laporan ini.

Kami meyadari bahwa dalam penyusunan laporan kegiatan ini masih banyak terdapat kekurangan oleh sebab itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat menyempurnakan laporan ini.

Semoga dari segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan dalam pembuatan laporan ini mendapat imbalan dari Allah SWT, serta bermanfaat bagi yang akan datang. Akhir kata dari segenap bantuan yang telah diberikan kami ucapkan terima kasih.

Penulis

(5)

| DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR .. viii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan Maksud ... . 3

C. Hasil yang diharapkan .. 4 II. GAMBARAN UMUM

A. Tinjauan Umum SKP Kelas I Samarinda ... 5

B. ... 6

C. Visi dan Misi SKP Kelas I Samarinda ... 8

D. .. 9

E. Karantina Hewan 10

F. Karant 15

G. Wak 19

H. 20

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Sistem Manajemen Administrasi di SKP Kelas I Samarinda 23 B. Pemeriksaan Dokumen ... 24 C. Pengiputan Data Menggunakan Aplikasi E-QVET 27

D. ... ... 29

E. Pemeriksaan Lab 31

F. Penginputan Data Menggunakan Aplikasi E- 34

G. Pengamb 35

H. 37

I. Pemeriksaan Media Pembawa O 39 J. Pemeriksaan Laboratorium Hasil Pemantauan OPT/OPTK .... 41

K. Pembersihan Alat- 43

IV. KESIMPULAN dan Saran

A. Kesimpulan 45

B. Saran .. 46

DAFTAR PUSTAKA 47

(6)

|s

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Tabel 1. Agenda Kegiatan PKL di SKP Kelas I Samarinda .. 20 2. Tabel 2. Data Pegawai SKP Ke 53

(7)

|ss

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Gambar.1 Kegiatan Lapangan Di Pelabuhan Sungai Samarinda.. 50 2. Gambar.2 Kegiatan Lapangan Di Terminal Peti Kemas Palaran 51 3. Gambar.3 Kegiatan Lapangan Di PT. 52

(8)

?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Program Studi Manajemen Lingkungan ini didirikan dalam rangka memenuhi tuntunan pembangunan yang terus berkembang dan perlu diiringi dengan upaya pengelolaan lingkungan oleh sumber daya manusia yang memadai dibidangnya agar pembangunan tersebut dapat dilaksanakan dan bermanfaat secara berkelanjutan. Manajemen Lingkungan mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

Visi nya : Sebagai pusat kajian dan penyelenggaraan pendidikan yang melahirkan tenaga ahli madya bidang manajemen lingkungan yang berkualitas dan dapat bekerja secara professional sesuai perkembangan dan kebutuhan pembangunan pada tingkat regional dan nasional

Misinya : Menyelengarakan pendidikan tinggi profesional yang berkualitas dalam rangka mencerdaskan dan memberdayakan kehidupan bangsa, serta memelihara integritas nasional, menghasilkan lulusan yang bermoral, tangguh, berjiwa pemimpin dan unggul berdasarkan jati diri bangsa, mendorong kemajuan penelitian yang menopang pendidikan dan kemajuan ilmu teknilogi dan pengayaan budaya bangsa, meningkatkan pengabdian keada masyarakat atas dasar tanggung jawab sosial demi kepentingan rakyat, menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian, pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, mengembangkan organisasi program studi yang sesuai dengan tuntunan zaman serta meningkatkan manajemen yang transparan dan berkualitas secara berkelanjutan.

Wawasan pengetahuan terhadap lingkungan memberikan polarisasi dalam cara pandang di Negara-negara maju dan di negara-negara berkembang.

(9)

?

Cara pandang ini menjadi berbeda dipengaruhi oleh tingkat kemjuan teknologi, kesejahtraan, keamanan, dan kepedulian masing-masing negara tersebut. Pada Negara maju, kerusakan lingkungan dipandang sebagai ancaman terhadap kehidupan, sebaliknya pada Negara berkembangnya masih bergulat dengan pemenuhan kebutuhan dasar hidup, kepedulian terhadap lingkungan yang memadai karena dari beberapa kerusakan lingkungan mencuat kepermukaan di sebabkan kelalaian manusia penguasaan pengetahuan tentang lingkungan yang rendah, serta bencana alam.

Samarinda adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Timur. Berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Samarinda dapat dicapai melalui perjalanan darat, laut dan udara. Di samping itu, dengan Sungai Mahakam yang membelah di tengah kota, Samarinda juga merupakan gerbang menuju pedalaman Kalimantan Timur. Kegiatan karantina pertanian di Samarinda diawali pada tahun 1971 dengan terbitnya Keputusan Menteri Pertanian No. 171, di mana dibentuk Kantor Cabang Karantina Tumbuhan Samarinda, yang kemudian berkembang menjadi Stasiun Karantina Tumbuhan Samarinda pada tahun 1973. Sedangkan kegiatan karantina hewan diawali pada tahun 1985 dengan ditetapkannya Pos Karantina Hewan Samarinda hasil integrasi awal kedalam Pusat Karantina Pertanian. Perubahan terakhir terjadi dengan terbitnya Peraturan Menteri Pertanian No. 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, di mana II dan I Samarinda bergabung menjadi satu unit pelaksana teknis dengan nama Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda, dengan wilayah kerja yang meliputi Bandar Udara Temindung, Pelabuhan Laut

(10)

?

Bontang, Pelabuhan Laut Sangata, Pelabuhan Sungai Samarinda, dan Kantor Pos Samarinda.

Stasiun karantina pertanian kelas 1 samarinda dipilih untuk melaksanakan kegiatan Praktik kerja lapangan karena tugas pokok dan fungsinya yang berbasis mencegah masuk atau keluarnya hama penyakit yang di bawa oleh hewan dan tumbuhan dari dalam maupun luar daerah samarinda, sehingga terjadi sinkronisasi antara Manajemen Lingkungan dan karantina yaitu pencegahan dan penaggulangan untuk mewujudkan lingkungan yang terbebas dari penyakit yang dibawa oleh hewan dan tumbuhan.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun secara rinci yang menjadi tujuan dari kegiatan praktik kerja lapang Adalah sebagai berikut :

a. Melatih mahasiswa untuk dapat belajar diluar lingkungan kampus . b. Meningkatkan wawasan dan kemampuan mahasiswa.

c. Mememberikan pengalaman lapangan pada mahasiswa untuk mengenal, memahami, dan melakukan pekerjaan lapangan sesuai dengan dunia nyata. d. Mahasiswa dapat menganalisis atau menjelaskan jika terjadi perbedaan

anatara ilmu yang di peroleh di kampus dengan realita dunia kerja. Hal demikian mungkin saja terjadi mengigat ada kalanya perkembangan teknologi di dunia kerja terkadang lebih cepat dari perkembangan ilmu di kampus.

(11)

?

C. Hasil yang diharapakan

Kegiatan praktik kerja lapang (PKL) diharapkan dapat memberikan hasil sebagai berikut :

a. Mahasiswa di harapkan dapat menjalankan apa yang di peroleh selama praktek di lapangan.

b. Mahasiswa di harapkan dapat memadukan antara kegiatan perkuliahan dengan dengan di lapangan.

(12)

?

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Tinjauan Umum SKP Kelas I Samarinda

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda beralamat di Jl. P.M. Noor No 2, Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Unit Pelaksana Teknis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda adalah unit pelaksana teknis yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Balai Karantina Pertanian, Kementrian Pertanian. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda adalah pusat karantina pertanian yang membawahi area se-kalimantan terkecuali di Balai Karantina Pertanian Balikpapan, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda dipimpin oleh seorang Kepala Stasiun.

Secara umum sarana dan prasarana yang telah dimiliki oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda berupa Gedung Kantor, Laboratorium Tumbuhan dan Hewan, Sreen House yang terletak dilingkungan kantor induk Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda, Pos Pelabuhan Sungai Samarinda, gedung kantor wilayah kerja palaran dan gedung kantor wilayah kerja Bontang.

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda mempunyai wilayah kerja yaitu :

a. Pelabuhan Sungai Samarinda. b. Pelabuhan Samudra Palaran. c. Kantor Pos Samarinda. d. Bandar Udara Temindung. e. Pelabuhan Laut Bontang. f. Pelabuhan Laut Sangata.

(13)

?

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda, berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/2008, tanggal 18 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksannaan Teknis Karantina Pertanian.

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda saat ini berada dibawah kepemimpinan Bpk. SYAMSU ALAM, SP., M.Si. Dalam menjalankan tugas hariannya, Kepala Stasiun dibantu oleh Kepala Urusan Tata Usaha, Kepala Sub-Seksi Pelayanan Operasional dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Adapun uraian tugas struktur Organisasi di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda adalah :

1) Kepala s tasiun

a. Koordinasi, integrasi, dan singkronisasi di lingkungan Organisasi maupun intansi lain sesuai denagan bidang tugasnya.

b. Mengawasi pelaksanaan tugas yang ada di bawahnya agar tidak terjadi penyimpangan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan Undang-undang yang berlaku.

c. Bertanggung jawab memimpin, mengkoodinasikan serta memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan tugas.

d. Mengikuti dan mematuhi petunjuk dan betrtanggung jawab langsung kepada

Kepala Badan Karantina Pertanian.

2) Urusan tata usaha tugasnya adalah melakukan urusan kepegawaan, keuangan, perlengkapan, urusan rumah tangga dan administrasi persuratan. 3) Sub-seksi pelayanan operasional tugasnya adalah melakukan pemberian

(14)

?

pelayanan operasional Karantina hewan dan karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati dan sarana teknik, serta pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang karantina hewan dan karantina tumbuhan serta keamanan hayati hewani dan nabati. 4) Kelompok jabatan fungsional

a. Medik veteriner mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan sampai membuat suatu keputusan diaknosa yang sesuai dangan fungsi 8P.

b. Paramedik veteriner mempunyai tugas membantu pemeriksaan sampai proses pemeriksaan di laboratorium, dan turut serta mempelancar proses fungsi 8P.

5) Tugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)

a. Melaksanakan pemeriksaan, pengasingan, pengamanan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.

b. Melaksanakan pemantauan daerah sebar Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina tanaman pangan, hortikultura, dan tanaman perkebunan.

c. Melaksanakan pembuuatan koleksi Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.

d. Mengelola laboratorium karantina tumbuhan, tanaman pangan, holtikultura, dan tanaman perkebunan.

e. Melaksanakan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(15)

?

C. Visi Dan Misi Karantina Pertanian

Visi karantina pertanian adalah karantina yang tangguh, profesional dan terpercaya sedangkan Misi karantina pertanian yaitu:

a. Melindungi kelestarian sumber alam hayati hewan dan tumbuhan.

b. Mendukung keberhasilan program pengembangan agribisnis dan peningkatan ketahanan pangan nasional.

c. Memfasilitasi kelancaran perdagangan atau pemasaran produk agribisnis. d. Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat.

e. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan perkarantinaan. D. Tugas Pokok Dan Fungsi Karantina Pertanian

Tugas pokok Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda tercantun pada keputusan Mentri Pertanian Nomor :22/Permentan/OT.140/4/2008, tanggal 18 April 2008 tentang Organisasi dan tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis Karantina Pertanian, Kedudukan tugas pokok dan fungsinya.

1. Tugas pokok

Tugas pokok Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda secara umum adalah melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati. Perkarantinaan adalah upaya pencegahan masuk dan tersebarnya OPTK dan HPHK dari luar negeri kedalam wilayah republik indonesia, pencegahan tersebarnya dari suatu area lain di dalam wilayah republik indonesia, atau keluar negeri.

2. Fungsi Karantina pertanian

Melakukan pemberian pelayanan operasional Karantina hewan dan karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati dan sarana teknik, serta pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi, serta

(16)

?

pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang -undangan di bidang karantina hewan dan karantina tumbuhan serta keamanan hayati hewani dan nabati.

E. Karantina Hewan

Pelaksanaan karantina hewan di Indonesia didasarkan dan diatur dalam Undang-undang Negara Republik Indonesia nomor 16 tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan dan Tumbuhan dengan peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2000 tentang Karantina hewan sebagai peraturan pelaksanaannya.

1. Tugas pokok dan fungsi karantina hewan

a. Mencegah masuknya hama dan penyakit hewan karantina dari luar negeri ke dalam wilayah negara republik Indonesia.

b. Mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara republik indonesia.

c. Mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan karantina dari wilayah negara republik i ndonesia.

2. Ruang lingkup pengaturan tentang karantina hewan a. Persyaratan karantina

Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina yang dimasukkan ke dalam wilayah negara republik indonesia, yang dibawa atau di ki rim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara republik indonesia atau yang akan dikeluarkan dari wilayah Negara Republik Indonesia wajib:

1) Dilengkapi sertifikat kesehatan hewan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan dari negara asal atau negara transit.

(17)

??

3) Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat tempat pemasukan dan pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina.

b. Tindakan karantina 1) Pemeriksaan

Tindakan pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kelengkapan dan kebenaran isi dokumen serta untuk mendeteksi hama dan penyakit hewan karantina, status kesehatan dan sanitasi media pembawa atau kelayakan sarana dan prasarana karantina dan alat angkut. Tindakan pemeriksaan dilakukan dengan dua cara yaitu pemeriksaan klinis pada hewan dan pemeriksaan kemurnian atau keutuhan secara organoleptik bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan dan benda lain.

2) Pengasingan

Untuk mendeteksi lebih lanjut terhadap hama dan penyakit hewan karantina dapat dilakukan pengasingan untuk diadakan pengamatan, pemeriksaan dan perlakuan guna mencegah kemungkinan penularan hama penyakit hewan karantina.

3) Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mendeteksi lebih lanjut hama penyakit hewan karantina dengan cara mengamati timbulnya gejala hama penyakit hewan karantina pada media pembawa selama diasingkan dengan menggunakan sistem semua masuk dan semua keluar.

(18)

??

4) Perlakuan

Apabila media pembawa hama dan penyakit hewan karantina tertular atau diduga tertular hama dan penyakit hewan karantina atau tidak bebas atau diduga tidak bebas dari organisme penggaggu maka diberikan perlakuan untuk membebaskan atau membersihkan hama dari media pembawa tersebut.

5) Penahanan

Tindakan penahanan dilakukan apabila dokumen yang di bawa tidak memenuhi syarat atau belum seluruhnya dipenuhi dan pemerintah menetapkan batas waktu pemenuhan persyaratan yang dimaksudkan.

6) Penolakan

Tindakan penolakan dilakukan apabila:

a. Setelah dilakukan pemeriksaan di atas alat angkut, te rtular hama dan penyakit hewan karantina.

b. Setelah dilakukan penahanan keseluruhan persyaratan yang harus dilengkapi dalam batas waktu yang ditetapkan tidak dapat dipenuhi.

c. Setelah diberi perlakuan di atas alat angkut tidak dapat disembuhkan dan dibersihkan dari hama dan penyakit hewan karantina.

7) Pemusnahan

Tindakan pemusnahan dilakukan apabila:

a. Setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan dilakukan pemeriksaan, tertular hama dan penyakit hewan

(19)

??

karantina tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah atau merupakan jenis jenis yang dilarang pemasukkannya.

b. Setelah dilakukan penolakan, media pembawa yang bersangkutan tidak segera di bawa ke luar dari wilayah negara republik indonesia atau dari area tujuan oleh pemiliknya dalam batas waktu yang ditetapkan.

c. Setelah dilakukan pengamatan alam pengasingan, tertular hama dan penyakit hewan karantina tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.

d. Setelah media pembawa tersebut diturunkan dari alat angkut dan diberi perlakuan, tidak dapat disembuhkan dan atau disucikan dari hama dan penyakit hewan karantina. Dalam hal dilakukan tindakan pemusnahan pemilik media pembawa hama dan penyakit hewan karantina tidak berhak menuntut ganti rugi apapun.

8) Pembebasan

Tindakan pembebasan dilakukan apabila :

a. Setelah dilakukan pemeriksaan media pembawa tidak tertular hama dan penyakit hewan karantina.

b. Setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan, tidak tertular hama dan penyakit hewan karantina.

c. Setelah dilakukan perlakuan dapat disembuhkan dari hama dan penyakit hewan karantina.

d. Setelah dilakukan penahanan, seluruh persyaratan yang diwajibkan telah terpenuhi.

(20)

??

e. Pembebasan media pembawa disertai pemberian sertifikat pelepasan dan kesehatan.

3. Kawasan karantina

Dalam hal ditemukan atau terdapat petunjuk terjadinya serangan suatu Hama dan penyakit hewan karantina, pemerintah dapat menetapkan kawasan yang bersangkutan untuk sementara waktu sebagai kawasan karantina, serta pemasukan dan pengeluaran media pembawa hama dan penyakit hewan karantina ke dan dari kawasan karantina diatur oleh pemerintah.

4. Jenis hama dan penyakit media pembawa

Pemerintah menetapkan jenis hama dan media pembawa hama dan penyakit hewan karantina yang dilarang untuk dimasukkan dan atau dibawa atau dikirim ke suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia. 5. Tempat pemasukan dan pengeluaran

Tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa hama dan penyakit hewan serta ketentuan terhadap alat angkut ditetapkan oleh pemerintah.

Obyek karantina hewan meliputi :

a. Hewan/ternak yaitu semua binatang/hewan yang hidup didarat baik yang dipelihara maupun yang hidup secara liar.

b. Bahan asal hewan (BAH) yaitu bahan yang berasal dari hewan yang dapat diolah lebih lanjut seperti : dendeng, kulit, tulang, telur, tanduk, lemak, susu segar, madu, tepung tulang, tepung hati, dll.

c. Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) yaitu bahan asal hewan yang telah diolah lebih lanjut seperti : daging kaleng, keju, cream, mentega, sosis, daging olahan, dll.

(21)

??

d. Benda lain adalah media pembawa yang bukan tergolong hewan, BAH, dan HBAH, yang mempunyai potensi penyebaran hama penyakit hewan karantina.

F. Karantina Tumbuhan

Pelaksanaan karantina tumbuhan di Indonesia didasarkan dan diatur dalam Undang-undang Negara Republik Indonesia nomor 16 tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan dengan peraturan pemerintah nomor 14 tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan sebagai peraturan pelaksanaannya. 1. Tugas pokok dan fungsi karantina tumbuhan

a. Mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari luar negeri kedalam wilayah negara republik Indonesia.

b. Mencegah tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari suatu area ke area lain dalam wilayah negara republik indonesia

c. Mencegah keluarnya organisme pengganggu tumbuhan tertentu dari wilayah negara republik indonesia apabila negara tujuan menghendakinya. 2. Ruang lingkup pengaturan tentang karantina tumbuhan

Persyaratan karantina tumbuhan : 1) Tumbuhan Impor

Setiap tumbuhan impor dan/atau benda lain selaku media pembawa organisme pengganggu tumbuhan Karantina yang dimasukkan kedalam wilayah negara republik indonesia wajib :

a. Dilengkapi dengan sertifikat kesehatan (phytosanitari certificate) dari negara asal dan negara transit bagi tumbuhan dan bagian-bagian tumbuham, kecuali media pembawa yang tergolong benda lain.

(22)

??

c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina pertanian ditempat-tempat pemasukan untuk keperluan tindakan karantina.

2) Tumbuhan antar area (domestik)

Setiap tumbuhan media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain didalam wilayah negara republik Indonesia wajib :

a. Dilengkapi sertifikat kesehatan dari area asal bagi tumbuhan dan bagian-bagian tumbuhan kecuali media pembawa yang tergolong benda lain.

b. Melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan. c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Pertanian

ditempat-tempat pemasukan dan pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina

3) Tumbuhan ekspor apabila disyaratkan oleh negara tujuan, maka terhadap tumbuhan yang diekspor wajib :

a. Dilengkapi dengan sertifikat kesehatan bagi tumbuhan dan bagian-bagian tumbuhan melalui tempat-tempat pengeluaran yang ditetapkan b. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina pertanian

ditempat-tempat pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina. 3. Tindakan Karantina Pertanian

Pemeriksaan adalah tindakan yang dilakukan untuk mengetahui kelengkapan dan kebenaran isi dokumen serta mendeteksi organisme pengganggu tumbuhan.

Pengasingan dan pengamatan adalah tindakan yang dilakukan untuk mendeteksi lebih lanjut terhadap organisme pengganggu tertentu yang karena

(23)

??

sifatnya memerlukan waktu lama, saran dan kondisi khusus.

Perlakuan adalah tindakan pembebasan atau penyucihamakan media pembawa dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.

Penahanan adalah tindakan yang dilakukan terhadap media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina apabila persyaratan karantina untuk pemasukan kedalam atau dari suatu area ke area lainnya didalam negara republik indonesia belum sepenuhnya dipenuhi.

Penolakan adalah tidakan yang dilakukan terhadap media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina apabila :

a. Ditemukan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah atau busuk atau rusak atau merupakan jenis-jenis yang dilarang pemasukannya;

b. Persyaratan pemasukan media pembawa kedalam wilayah negara republik indonesia atau ant ar area didalam wilayah negara republik indonesia tidak dapat dipenuhi dalam jangka waktu 14 hari;

c. Media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina tidak dapat dilakukan perlakuan dan pembersihan media pembawa.

Pemusnahan adalah tindakan yang dilakukan terhadap media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina apabila :

a. Setelah media pembawa diturunkan dari alat angkut dan dilakukan pemeriksaan tertular Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah atau busuk, rusak atau jenis-jenis yang dilaran pemasukannya

b. Setelah dilakukan penolakan media pembawa yang bersangkutan tidak segera dibawa keluar dari wilayah Negara Republik Ind onesia atau dari

(24)

??

area tujuan oleh pemiliknya dalam waktu paling lambat 14 hari sejak waktu yang ditetapkan

c. Setelah dilakukan pengamatan dalm pengasingan tertular Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pembebasan adalah tindakan yang dilakukan apabila media pembawa; a. Tidak tertular Organisme Penganggu Tumbuhan Karantina.

b. Telah dilakukan perlakuan atau dapat dibersihkan dari Organisme c. Pengganggu Tumbuhan Karantina.

d. Persyaratan pemasukan dapat dipenuhi.

G. Waktu Dan Lokasi

Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dimulai pada tanggal 03 Maret s/d 03 Mei 2016. Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Samarinda, Jl.P.M.Noor No.2 Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.

(25)

??

H. Agenda Kegitan PKL

Kegiatan yang dilakukan selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 1. Agenda Kegiatan PKL di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda.

No Kegiatan Lokasi Tanggal Keterangan

1 Perkenalan SKP Kelas I Samarinda 03 Maret s/d 04 Maret 2016 Teori 2 Praktek Kegiatan Administrasi SKP Kelas I Samarinda 07 Maret s/d 11 Maret 2016 Teori

3 Praktek Lapangan Karantina Hewan

- Pelabuhan Sungai Samarinda. - Terminal Peti Kemas Palaran Samarinda. - Kantor Pos Samarinda. - Bandar Udara Temindung. 14 Maret s/d 18 Maret 2016 Prakti k 4 Praktek Laboratorium Karantina Hewan SKP Kelas I Samarinda 21 Maret s/d 25 Maret 2016 Praktik 5 Praktek Lapangan Karantina Tumbuhan - Pelabuhan Sungai Samarinda. - Terminal Peti Kemas Palaran. - Kantor Pos Samarinda. - Bandar Udara Temindung. 28 Maret s/d 1 April 2016 Praktik 6 Praktek Laboratorium

Karantina Tumbuhan SKP Kelas I Samarinda 04 April s/d 08 April 2016 Praktik 7 Praktek Lapangan Karantina Tumbuhan - Pelabuhan Sungai Samarinda. - Terminal Peti Kemas Palaran. - Kantor Pos Samarinda. - Bandar Udara Temindung. 11 April s/d 15 April 2016 Praktik 8 Praktek Laboratorium

Karantina Tumbuhan SKP Kelas I Samarinda

18 April s/d 22 April 2016 Praktik 9 Evaluasi dan

Pembuatan Laporan SKP Kelas I Samarinda

25 April s/d 29 April 2016

(26)

23

BAB III

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Sistem Manajemen Administrasi di SKP Kelas I Samarinda 1. Tujuan

Sistem manajemen administrasi bertujuan untuk mengetahui adminstrasi dalam lingkungan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda.

2. Dasar Teori

Sistem manajemen administrasi merupakan bagian dari manajemen yang memberikan informasi layanan bidang adminstrasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif dan memberi dampak kelancaran pada bidang lainnya agar mencapai tujuan-tujuan yang telah di tentukan lebih dahulu (Robinson E , 1950).

3. Alat dan Bahan

a. Alat : Buku catatan dan pulpen. b. Bahan : Data Karantina.

4. Prosedur Kerja Pada Sistem Manajemen Administrasi adalah sebagai berikut :

a. Membantu mengetik surat izin pegawai karantina b. Menulis surat masuk dan keluar.

c. Scan dokumen penting karantina pertanian. d. Print surat tugas pegawai karantina.

5. Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai dapat mengetahui langsung mengenai sistem administrasi SKP Kelas I Samarinda, dan mendapat pengalaman tentang

(27)

24

sistem administrasi yang diterapkan dalam setiap Tindakan Karantina Pertanian.

6. Pembahasan

Data yang dikelola merupakan data mengenai dokumen-dokumen perizinan pengguna jasa karantina dan dokumen penting pegawai karantina pertanian yang mana hal ataupun sasaran yang terkena oleh rangkaian kegitan pada umumnya adalah karyawan karantina.

B. Pemeriksaan Dokumen 1. Tujuan

Pemeriksaan dokumen dilakukan untuk mengetahui kelengkapan, keabsahan dan kebenaran isi dokumen, serta kegiatan menghimpun dan mengolah data.

2. Dasar Teori

Pemeriksaan dokumen adalah serangkaian kegiatan yang memeriksa secara fisik yang berfungsi sebagai bukti ataupun kebenaran isi dokumen yang sifatnya tertulis dan tercetak dapat di pakai sebagai bukti ataupun keterangan selanjutnya dilakukan verifikasi terhadap kebenaran isi dokumen melalui pemeriksaan fisik (Anonim , 2013a).

3. Alat dan Bahan

a. Alat : Buku catatan, pulpen.

b. Bahan : Formulir dokumen operasional karantina hewan dan formulir dokumen operasional karantina tumbuhan.

4. Prosedur Kerja

a. Mereview formulir dokumen operasional karantina hewan dan formulir dokumen operasional karantina tumbuhan.

(28)

25

b. Berdiskusi langsung dengan pejabat fungsional karantina hewan maupun karantina tumbuhan.

5. Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai mengetahui bebeberapa formulir dokumen operasional karantina hewan dan formulir dokumen operasional karantina tumbuhan.

6. Pembahasan

Bebeberapa formulir dokumen operasional karantina hewan dan formulir dokumen operasional karantina tumbuhan. Berbagai macam bentuk formulir dokumen operasional karantina hewan yang diperlukan Dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas karantina Hewan meliputi : a. Karantina Hewan.1 (Permohonan Pemeriksaan Hewan Atau Komoditi

Asal Hewan kepada karantina hewan. Diajukan paling lambat 2 hari sebelum mendatangkan atau memberangkatkan hewan atau komoditi asal hewan).

b. Karantina Hewan.2 (Surat Penugasan Dari Karantina Kepada Petugas yang ditunjuk guna memeriksa hewan atau komoditi asal hewan). c. Karantina Hewan.3 (Surat Keterangan Muatan/Mutasi Muatan).

d. Karantina Hewan.4 (Surat Penolakan Bongkar, karena komoditi tersebut adalah komoditi yang tidak boleh masuk ke daerah tujuan atau transit).

e. Karantina Hewan.5 (Surat Persetujuan Bongkar Muatan, bongkar muatan biasanya dilakukan Bea cukai atas persetujuan karantina saat transit atau pindah pesawat).

(29)

26

g. Karantina Hewan.7 (Surat Perintah Masuk Karantina hewan sementara, untuk daging biasanya proses karantina dilakukan di IKHS).

h. Karantina Hewan.8a (Berita Acara Penahanan jika komoditi tersebut tidak memiliki dokumen yang lengkap. Pemilik diberikan waktu maximal 3 hari untuk melengkapinya).

i. Karantina Hewan.8b (Berita Acara Penolakan Komoditi Masuk atau Keluar wilayah tersebut komoditi tersebut tidak boleh masuk atau keluar wilayah).

j. Karantina Hewan.8c (Berita acara pemusnahan, jika komoditi tersebut terbukti membawa penyakit Golongan 1 atau sudah melewati batas waktu untuk melengkapi dokumen)

k. Karantina Hewan.9 (Sertifikat Kesehatan Hewan)

l. Karantina Hewan.10 (Sertifikat Sanitasi Produk Hewan). m. Karantina Hewan.11 (Surat Keterangan Benda Lain). n. Karantina Hewan.12 (Sertifikat Pelepasan Karantina)

Berbagai macam bentuk formulir dokumen operasional karantina Tumbuhan yang diperlukan Dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas karantina Tumbuhan meliputi :

a. Data Pendukung-1 (Surat Tugas

b. Data Pendukung-5 (Laporan Hasil pemeriksaan Administrasi.

c. Data Pendukung-7 (Laporan Pelaksanaan, pengawasan, kemasan kayu dan pemeriksaan identitas dan pengujian keamanan PSAT) d. Data Pendukung-12 (Permohonan)Bongkar Muat

e. Karantina Tumbuhan 3 (Persetujuan)Bongkar Muat

(30)

27

(Permohonan)

g. Surat Pemberitahuan 7 (Surat Pemberitahuan tidak diperlukan tindakan karantina)

h. Karantina Tumbuhan 2 (Persetujuan tindakan karantina i. Karantina Tumbuhan 8 (Berita acara pemusnahan)

j. Karantina Tumbuhan 9 (Sertifikat pelepasan karantina tumbuhan/keamanan PSAT-Pangan Segar Asal Tumbuhan

k. Karantina Tumbuhan 10 PC (Sertifikat KesehatanTumbuhan Ekspor l. Karantina Tumbuhan 12 (Sertifikat kesehatan tumbuhan antar area)

C. Penginputan Data Menggunakan Aplikasi E-Qvet 1. Tujuan

Agar Mempermudah menginput data-data dalam kegiatan tindakan Karantina Hewan.

2. Dasar Teori

Electronic System for Animal Quarantine adalah sistem yang digunakan Karantina Hewan untuk menginput data dari kegiatan tindakan karantina hewan yang dilakukan petugas karantina hewan dimana sebagai sarana bagi pusat karantina hewan untuk memberikan hasil yang kons isten sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelum dirilis (Anonim, 2014). 3. Alat dan Bahan

a. Alat : Buku catatan, pulpen dan komputer

b. Bahan : Data yang telah di input dari Petugas Karantina Hewan. 4. Prosedur Kerja

a. Berdiskusi langsung dengan Petugas Karantina Hewan. b. Memprint Surat Karantina yang telah di input data sebelumnya.

(31)

28

c. Menyusun Surat Karantina yang telah di input data sebelumnya. 5. Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai mengetahui output akhir Electronic System for Animal Quarantine berupa pencetakan dokumen karantina seperti :

a. Surat Penugasan (KH-2)

b. Keterangan Muatan Hewan dan Produk Hewan (KH-3) c. Penolakan Bongkar (KH-4)

d. Persetujuan Bongkar (KH-5) e. Persetujuan Muat (KH-6)

f. Perintah Masuk Karantina Hewan (KH-7) g. Berita Acara Penahanan (KH-8a) h. Berita Acara Penolakan (KH-8b) i. Berita Acara Pemusnahan (KH-8c) j. Sertifikat Kesehatan Hewan (KH-9) k. Sertifikat Sanitasi Produk Hewan (KH-10) l. Surat Keterangan untuk Benda Lain (KH-11)

m. Sertifikat Pelepasan (KH-12). 6. Pembahasan

Dengan menggunakan aplikasi Electronic System for Animal Quarantine petugas di Karantina Hewan lebih mudah mengontrol lalu lintas komuditas yang masuk dan keluar Samarinda sehingga untuk penginput data-data kegiatan lebih mudah dan lebih cepat dilaksanakan.

(32)

29

D. Pemeriksaan Media Pembawa Hama Penyakit Hewan/Hama Penyakit Hewan Karantina

1. Tujuan

Mencegah masuknya hama dan penyakit karantina dari luar negeri ke dalam negeri dari wilayah Negara Republik Indonesia, dari suatu area ke area lain di wi layah Negara Republik Indonesia dan keluarnya hama penyakit hewan karantina dari wilayah Negara Republik Indonesia.

2. Dasar Teori

Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina yang dimasukkan ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia, yang dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia atau yang akan dikeluarkan dari wilayah Negara Republik Indonesia wajib:

a. Dilengkapi sertifikat kesehatan hewan, bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan dari negara asal atau negara transit.

b. Melalui tempat tempat pemasukan yang telah ditetapkan.

c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat tempat pemasukan dan pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina.

3. Alat dan Bahan

a. Alat : Buku catatan, pulpen

b. Bahan : Pemeriksaan lapangan pada media pembawa oleh Petugas Karantina Hewan.

4. Prosedur Kerja

a. setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina yang dimasukkan, dibawa atau dikirim dari satu area kearea lain di dalam,

(33)

30

dan/atau dikeluarkan dari wilayah negara Republik Indonesia wajib dikenakan tindakan karantina.

b. Melakukan verifikasi dan pemeriksaan dokumen (kelengkapan, kebenaran, kesesuaian, keaslian dan keabsahan dokumen).

c. Setelah pengambilan data, lakukan pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan lapangan ini meliputi Pemeriksaan kesehatan secara fisik, Jika terdapat indikasi atau gejala Hama Penyakit Hewan Karantina maka dilakukan tindakan lanjutan yaitu pemeriksaan Laboratorium, namun jika tidak ditemukan indikasi atau gejala Hama Penyakit Hewan Karantina dapat diberikan surat pembebasan.

5. Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai yaitu setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina yang dimasukkan, dibawa atau dikirim dari satu area kearea lain di dalam, dan/atau dikeluarkan dari wilayah negara Republik Indonesia wajib dikenakan tindakan karantina agar mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan karantina.

6. Pembahasan

Pemeriksaan lapangan ini meliputi Pemeriksaan kesehatan secara fisik,Jika terdapat indikasi atau gejala Hama Penyakit Hewan Karantina maka dilakukan tindakan lanjutan yaitu pemeriksaan Laboratorium,namun jika tidak ditemukan indik asi atau gejala Hama Penyakit Hewan Karantina dapat diberikan surat pembebasan.

(34)

31

E. Pemeriksaan Laboratorium (Uji Rose Bengal Test) 1. Tujuan

Tujuan pelaksanaan uji Rose Bengal Test, salah satu cara untuk mengetahui ternak terinfeksi atau tertular bakteri brucella.

2. Dasar Teori

Uji Rose Bengal Test merupakan uji dengan menggunakan antigen yang direaksikan dengan reagen Rose Bengal Test. Hasil positip ditunjukan oleh adanya reaksi aglutinasi (sero positif) dan untuk mengetahui ternak terinfeksi atau tertular bakteri brucella.sp (Guswantoro, 2015).

3. Alat dan Bahan a. Alat : a) Tabung steril b) Sentrifuge c) Kapas Beralkohol d) Eppendrof tube e) Tabung Reaksi f) Mikropipet

g) Plate Cawan Micro h) Tisu

b. Bahan :

Serum darah sapi dalam tabung steril c. Pendukung :

a) Masker b) Jas Lab

(35)

32

c) Sarung Tangan 4. Prosedur Kerja

a. Bersihkan Plate cawan micro yang akan di gunakan dengan kapas beralkohol kemudian keringkan

b. Serum darah yang akan di uji di teteskan sebanyak 25µL antigen RBT

c. Serum darah dan antigen diaduk dengan cara menggoyangkan cawan micro secara diagonal selama 4 menit dengan manual d. Baca reaksi jika positif maka ditandai dengan butiran seperti pasir

dengan tepi pinggir melebar yang di bentuk oleh partikel aglutinasi sedangkan yang negatif tidak adanya butiran pasir tetapi polos dan warna lebih keungu muda.

5. Hasil yang Dicapai

Setelah melihat secara langsung proses pengujian RBT dapat diketahui bahwa hasil dari sampel darah sapi terbukti negatife atau tidak terinfeksi dan tertular dari bakteri brucella.

6. Pembahasan

Brucellosis adalah penyakit reproduksi menular ruminansia yang disebabkan oleh kuman Brucella sp. Penyakit ini merupakan penyakit berbahay di Indonesia yang dapat menular ke manusia (zoonotik). Dengan uji Rose Bengal Test Usaha pencegahan dan pengendalian terhadap kuman Brucellosis, pada umumnya petugas karantina akan terfokus pada pemberantasan penyakit dengan mengendalikan populasi sapi bebas dari penyebaran penyakit berbahaya.

(36)

33

F. Penginputan Data Menggunakan Aplikasi E-Plaq 1. Tujuan

Agar Mempermudah menginput data kegiatan tindakan Karantina Tumbuhan.

2. Dasar Teori

Electronic System for Plant Quarantine merupakan sistem yang digunakan Karantina Tumbuhan untuk menginput data-data kegiatan tindakan Karantina Tumbuhan yang dilakukan petugas Karantina Tumbuhan baik terhadap komuditas yang masuk, komuditas yang keluar, ekspor serta impor yang melalui Karantina Pertanian(Anonim, 2014). 3. Alat dan Bahan

a. Alat : Buku catatan, pulpen dan komputer

b. Bahan : Data yang telah di input dari Petugas Karantina Tumbuhan 4. Prosedur Kerja

a. Berdiskusi langsung dengan Petugas Karantina Tumbuhan. b. Memprint Surat yang telah diinput data sebelumnya. c. Menyusun Surat yang telah diinput data sebelumnya. 5. Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai mengetahui didalam sistem Electronic System for Plant Quarantine terdapat data-data berupa informasi yang harus di isi yaitu :

a. Data Komoditas (Pengguna Jasa) b. Surat Tugas (DP 1)

c. Laporan Hasil Pemeriksaan Administratif (DP 5) d. Laporan Pelaksanaan/Pengawasan

(37)

34

e. Pemeriksaan Fisik dan Kesehatan Media Pembawa/Kemasan Kayu/Pemeriksaan Identitas dan Pengujian Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (DP 7)

f. Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan (KT 9) g. Pemberian Kwitansi

6. Pembahasan

Dengan menggunakan aplikasi Electronic System for Plant Quarantine petugas di Karantina Tumbuhan lebih mudah mengontrol lalu lintas komuditas yang masuk dan keluar Samarinda sehingga untuk penginput data-data kegiatan lebih mudah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditentukan sebelum diliris.

G. Pengambilan Manifest 1. Tujuan

Pengambilan manifest diperlukan sebagai informasi awal bagi petugas karantina untuk melakukan pemeriksaan media pembawa OPTK tentang jenis dan jumlah media pembawa yang ada didalam kapal.

2. Dasar Teori

Manifest merupakan data mengenai komoditas pertanian yang datang melalui expedisi barang muatan container dan kapal laut dengan demikian semua barang ekspor maupun impor yang dibawa oleh pengguna jasa akan terdata (Anonim, 1965).

3. Alat dan Bahan

a. Alat : Buku catatan, pulpen

(38)

35

4. Prosedur Kerja

a. Berdiskusi langsung dengan Petugas Karantina Tumbuhan yang bertugas di Kantor Pos.

b. Mencatat informasi yang didapatkan. 5. Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai mendapatkan informasi berupa data yang berisi : a. jenis komoditas (media pembawa).

b. nama pengirim c. nama penerima

d. Berat komoditas (media pembawa). e. Nama kapal muatan yang digunakan. 6. Pembahasan

Pengambilan Manifest merupakan pengambilan data mengenai komoditas pertanian yang datang melalui expedisi barang muatan kontainer kapal laut. yang diperlukan sebagai informasi untuk melakukan pemeriksaan media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina tentang jenis dan jumlah media pembawa yang ada didalam kapal. Jika semua data telah didapat maka data tersebut dibutuhkan untuk menginput ke dalam sistem Electronic System for Plant Quarantine dan selanjutnya data tersebut dibuat untuk dokumen Karantina.

H. Pengawasan Fumigasi 1. Tujuan

Tujuan dari fumigasi adalah :

a. Meningkatkan ketahanan barang/komoditi yang disimpan di gudang dari aktifitas hama, sehingga masa penyimpanan komoditas dapat

(39)

36

lebih panjang.

b. Mengamankan barang/komoditi yang akan diekspor ke negara tujuan dari serangan hama/rayap.

c. Memenuhi ketentuan phytosanitary negara tujuan ekspor/impor. Negara penerima komoditi akan menerima sertifikat fumigasi sebagai bukti bahwa komoditi telah mendapat perlakuan eradikasi hama.

2. Dasar Teori

Fumigasi dari kata dasar dalam bahasa Inggris, fume yang berarti asap. Fumigasi adalah salah satu teknik pengendalian hama dengan cara mengaplikasikan fumigan atau gas beracun pada ruang kedap udara dengan dosis dan temperatur tertentu selama waktu tertentu (Anonim, 2013b).

3. Alat dan Bahan

a. Alat : Buku catatan dan pulpen.

b. Bahan : Informasi dari Petugas Karantina Tumbuhan. 4. Prosedur Kerja

a. Langsung mengawasi pengawasan fumigasi bersama petugas Karantina Tumbuhan di PT. Rimba Raya Lestari.

b. Berdiskusi langsung dengan Petugas Karantina Tumbuhan. c. Mencatat informasi yang di dapatkan.

5. Hasil yang Dicapai

Mengingat bahwa pentingnya fungsi dari fumigasi itu sendiri, maka diperlukalah suatu alat yang dipergunakan sebagai bukti bahwa barang yang akan diekspor telah difumigasi. Alat yang dipakai untuk menyatakan

(40)

37

bahwa suatu barang telah melalui proses fumigasi adalah Sertifikat Fumigasi yang dikeluarkan oleh Perusahaan Fumigant yang telah mendapat jaminan dari Badan Karantina Pertanian.

6. Pembahasan

fumigasi merupakan tindakan yang peranannya tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan ekspor, karena setiap barang yang akan di ekspor harus disertai dengan sertifikat fumigasi (DP-7) sebagai bukti bahwa barang/komoditi tersebut telah terbebas dari serangan hama seperti rayap.

I. Pemeriksaan Media Pembawa Organisme PenggangguTumbuhan/ Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina

1. Tujuan

Mencegah masuknya hama dan penyakit karantina dari luar negeri ke dalam negeri dari wilayah negara republik indonesia, dari suatu area ke area lain di wilayah negara republik indonesia, dan keluarnya hama dan penyakit karantina dari wilayah negara republik indonesia.

2. Dasar Teori

Setiap media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan/Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang dimasukkan ke dalam wilayah negara republik indonesia, yang dibawa atau di kirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara republik Indonesia atau yang akan dikeluarkan dari wilayah negara republik indonesia wajib:

a. Dilengkapi dengan sertifikat kesehatan (phytosanitari certifcate) dari negara asal dan negara transit bagi tumbuhan dan bagian-bagian tumbuhan, kecuali media pembawa yang tergolong benda lain.

(41)

38

b. Melalui tempat-tempat pemasukan yang ditetapkan.

c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan ditempat-tempat pemasukan untuk keperluan tindakan karantina. 3. Alat dan Bahan

a. Alat : Buku catatan dan pulpen

b. Bahan : Informasi dari Petugas Karantina Tumbuhan 4. Prosedur Kerja

a. Pemeriksaan langsung dilakukan di tempat-tempat pemasukan dan pengeluran.

b. Melakukan verifikasi dan pemeriksaan dokumen (kelengkapan, kebenaran, kesesuaian, keaslian dan keabsahan dokumen).

c. Setelah pengambilan data, lakukan pemeriksaan lapangan. Pemeriksaan lapangan ini meliputi pemeriksaan kesehatan secara fisik, Jika terdapat indikasi atau gejala Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, maka dilakukan tindakan lanjutan yaitu pemeriksaan laboratorium, namun jika tidak ditemukan indikasi atau gejala Oragnisme Pengganggu Tumbuhan Karantina maka dapat diberikan surat pembebasan.

5. Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai setelah pemeriksaan media pembawa Oragnisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yaitu setiap media pembawa hama dan organisme penggangu tumbuhan karantina yang dimasukkan, dibawa atau dikirim dari satu area ke area lain di dalam, dan/atau di keluarkan dari wilayah negara republik indonesia wajib dikenakan tindakan karantina agar mencegah masuk dan tersebarnya

(42)

39

organisme pengganggu tumbuhan karantina. 6. Pembahasan

Pemeriksaan lapangan ini meliputi Pemeriksaan kesehatan secara fisik, Jika terdapat indikasi atau gejala Oragnisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, maka dilakukan tindakan lanjutan yaitu pemeriksaan Laboratorium, namun jika tidak ditemukan indikasi atau gejala Oragnisme Pengganggu Tumbuhan Karantina maka dapat diberikan surat pembebasan.

J. Pemeriksaan Laboratorium Hasil Pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan /Organisme Penggganggu Tumbuhan Karantina

1. Tujuan

Tujuan dari kegiatan permeriksaan media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan/Organisme Penggganggu Tumbuhan Karantina adalah untuk mencegah masuknya organi sme pengganggu tanaman karantina.

2. Dasar Teori

Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2000, tujuan mengetahui kelengkapan dan kebenaran isi dokumen dan mendeteksi organisme pengganggu tanaman karantina, status kesehatan dan sanitasi media pembawa, atau kelayakan sarana dan prasarana karantina dan alat angkut (Hatta, 2016).

3. Alat dan Bahan

a. Alat : Mikroskop, tabung reaksi, Jarum jahit, plate cawan. b. Bahan : Sampel tumbuhan karantina.

(43)

40

4. Prosedur Kerja

a. Ambil sampel dari media pembawa b. Cuci dengan Klorox 1% selama 2 menit

c. Cuci dengan Aquades selama 1 menit sebanyak 2x

d. Plating di atas kertas filter paper/kertas saring yang sudah di basahi dengan air steril Inkubasi ± 3 s/d 7 hari.

5. Hasil yang Dicapai

Hasil yang dicapai setelah pemeriksaan media pembawa Organisme Penggganggu Tumbuhan Karantina yaitu setiap media pembawa hama dan organisme penggangu tumbuhan karantina yang dimasukkan, dibawa atau dikirim dari satu area ke area lain di dalam dan di keluarkan dari wilayah negara republik indonesia wajib dikenakan tindakan karantina agar mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit dan organisme pengganggu.

6. Pembahasan

Pemeriksaan ini dilakukan di Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda yang telah dibawa dari media pembawa atupun pengguna jasa karantina pertanian.

K. Pembersihan Alat-alat Laboratorium 1. Tujuan

Tujuan pembersihan peralatan laboratorium agar peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik dan hasil yang di dapat bisa lebih akurat.

2. Dasar Teori

(44)

41

yang penting dalam kegiatan laboratorium. Perhatian kepada kebersihan barang-barang tersebut biasanya ditingkatkan dan disesuaikan dengan tingkat kepentingan pengujian, akurasi pengukuran yang diperlukan dan rendahnya konsentrasi analit yang akan ditentukan (Anonim, 2016). 3. Alat dan Bahan

a. Alat : tissue, kain lap. b. Bahan : air bersih, alkohol. 4. Prosedur Kerja

Siapkan alat dan bahan. Bersihkan alat-alat laboratorium yang telah digunakan dengan alkohol dan air bersih, masukkan alat-alat yang telah dibersihkan ke dalam alat inkubasi, simpan alat yang telah di inkubasi ke dalam ruang penyimpanan.

5. Hasil yang Dicapai

Alat-alat yang telah dibersihkan menjadi bersih dan steril agar jika dipakai kembali bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat dan sisa bahan pengujian sebelumnya tidak bercampur pada bahan pengujian selanjutnya.

6. Pembahasan

Kegiatan ini dilakukan setelah alat-alat yang digunakan untuk kegiatan uji laboratoruim, dimana setiap alat memiliki cara tersendiri untuk disterilkan agar tercegahnya bahan dari pengujian sebelumnya pada pengujian berikutnya, maka sangat penting jika kita membersihkan ataupun mensterilkan alat-alat laboratorium.

(45)

45

BAB IV

Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan di Stasiun karantina Pertanian Kelas 1 Samarinda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu keuntungan bagi mahasiswa karena dapat mengikuti keterampilan di bidang tenaga kerja.

2. Praktek Kerja Lapangan adalah tahap penyesuaian yang baik bagi Mahasiswa terhadap dunia kerja yang sebenarnya.

3. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Samarinda melatih mahasiswa/i untuk mengambil tindakan Karantina Tumbuhan dan Karantina Hewan seperti halnya yang dilakukan oleh Petugas Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Samarinda.

4. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Samarinda, telah melatih mahasiswa/i tentang tata cara tindakan Karantina Tumbuhan dan Karantina Hewan baik dalam pemeriksaan pada media pembawa dilapangan maupun pemeriksaan OPT/OPTK dilaboratorium serta dalam pemantauan OPT/OPTK disekitar wilayah kerja.

B. Saran

Dalam proses Praktik Kerja Lapang (PKL) banyak sekali pelajaran dan tambahan wawasan yang di dapatkan, terutama hubungan langsung kemasyarakatan dan bersosialisasi dalam lingkungan kerja. Adapun saran saran yang dapat diberikan dari hasil PKL ini kepada mahasiswa adalah sebagai berikut :

(46)

46

1. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda Sebaiknya meningkatkan fasilitas ruangan di Bandar udara Temindung.

2. Dan semoga Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda bisa bekerja sama dengan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

(47)

??

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013a.Pengertian Dokumen. .

http://mamanssuparman.blogspot.co.id/2013/08/pengertian-dokumen-dan-jenis-dokumen.html (diakses pada tanggal 14 Mei 2016)

Anonim. 2013b. Pengertian Fumigasi. .

http://gashantika.wordpress.com/2013/05/03/sertifikat-fumigasi/

(diakses pada tanggal 16 Mei 2016).

Anonim. 2016. Cara membersihkan alat laboratium.

http://majabintang.com/index.php/100-article/tentang-kimia-lain/126-cara-membersihkan-alat-laboratorium

(diakses pada tanggal 17 Mei 2016). Anonim. 2014. Bidang Informasi E-qvet dan E-plaq.

http://karantinapertanian.go.id/E-qvet/E-plaq (diakses pada tanggal 14 Mei 2016).

Anonim. 1965. Pengertian Manifest. http://www.cuorircargo.blogspot.com/

(diakses pada tanggal 14 Mei 2016). Guswantoro,A,J 2015. Uji Rose Bengal Test.

http://Pertanian,slemankab.go.id/uji-rose-bengal-test-di-sleman/ (diakses pada tanggal 17 Mei 2016).

Hatta. 2016. Perdangangan Internasional Aspek Hukum dan Non Hukum.

http://Perdangangan Internasional Dalam Sistem GATT dan WTO: Aspek-AspekHukumdanNonHukum.PTRefikaAditama,Jakarta,2006

(diakses pada tanggal 15 Mei 2016).

Robinson Edwin dan, Leffingwell William 1950. Administrasi Perkantoran.

http://tentang.administrasi.perkantoran edwin robinson.blogspot.com (diakses pada tanggal 20 Mei 2016).

Ratna, M. 2013. Pengertian Bruceollos.

http://www.slideshare.net/MaulidaRatri/bruceollosis-adalah-penyakit-reproduksi-menular-ruminansia-yang-disebabkan-oleh-kuman-brucella-sp

(48)

49

(49)

50

LAPORAN HASIL

KEGIATAN DILAPANGAN

Gambar 1 .Kegiatan Lapangan Pemeriksaan Dokumen Di Pelabuhan Sungai Samarinda

(50)

51

Gambar 2. Kegiatan Lapangan Pemeriksaan Bungkil Kelapa Sawit Di Terminal Peti Kemas Samarinda

(51)

52

Gambar 3. Kegiatan Lapangan Pengawasan Fumigasi Di PT.RIMBA RAYA LESTARI

(52)

53

Tabel. 2 Data Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda.

NO NAMA / NIP JABATAN PANGKAT /

GOLONGAN 1 Syamsu Alam, SP , M.Si

NIP. 196105061983031004 Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda Pembina / IV-a 2 Waluyo Sugiharto, SH NIP. 195810311993031001

Kepala Sub. Bagian Tata Usaha Penata Tk.1 / III-d 3 Drh. Ozy Fachrurrozie NIP. 198311112009121002 Plt. Kepala Subseksi Pelayanan Operasional Penata / III-c 4 Drh. Joko Touryanto NIP. 195603151993031001 Medik Veteriner Muda Penata Tk.1 / III-d

5 Drs. Bambang Agus Priyanto NIP. 195808171998031002

Administrasi Umum Penata Tk.1 / III-d

6 Aang Nuroni, SP

NIP. 197706072002121001

Fungsional Umum Penata / III-c 7 Sumiyati Sudono, S.Hut

NIP. 197601272006042015

Administrasi Umum Penata / III-c 8 Siti Purnama, SE NIP. 197109052006042015 Bendahara Penerimaan Penata / III-c 9 Adung Karyanto, SP NIP. 196703291998031006 Bendahara Pengeluaran Penata Muda Tk.1 / III-b 10 Meilani Nurhayati, SE NIP. 197805032007012001

Fungsional Umum Penata / III-c 11 Alimmudin, SP , M.Si NIP. 197904032008011009 Koordinator Jabatan Fungsional POPT Penata / III-c 12 Zahruddin Nur, SP NIP. 198204282008011006

Fungsional Umum Penata Muda Tk.1 / III-b 13 Drh. Painem NIP. 198012022009122002 Medik Veteriner Muda Penata / III-c 14 Drh. Muthohar Udin NIP. 198311112009121002 Medik Veteriner Muda Penata / III-c 15 Yekti Choiriyah, SP NIP. 197301302008012008

POPT Ahli Pertama Penata Muda / III-a 16 Mochammad Fauzi, SP NIP. 198007182009011011 POPT Ahli Pertama/PPK Penata Muda / III-a 17 Muhammad Ismail NIP. 197201301995031001 Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan Penata Muda Tk.1 / III-b 18 M. Usria Haqqa NIP. 196909282011012017 Paramedik Veteriner Lanjutan Penata Muda / III-a

19 Sri Endang Purwanti, SP NIP. 198402082011012017

Fungsional POPT Ahli

Penata Muda / III-a

(53)

54

Tabel. 2 lanjutan

20 Noor Sabbah, A.Md

NIP. 198308072008012008 Paramedik Veteriner Lanjutan Penata Muda / III-a 21 Noor Hidayah NIP. 197209062000032001 Paramedik Veteriner Lanjutan Penata Muda / III-a

22 Cici Perestia Wati, A. Md NIP. 198505292008012004 Paramedik Veteriner Lanjutan Penata Muda / III-a 23 Hadi Waluyo NIP. 197410202005011001 Paramedik Veteriner Pelaksana Pengatur Tk.1 / II-d 24 Suhendi Saputra, A. Md NIP. 198506042011011015 Paramedik Veteriner Pelaksana Pengatur Tk.1 / II-d 25 Karica Siwi NIP. 198602252005012001

POPT Terampil Pengatur Tk.1 / II-d 26 Rahmat Efendi, A. Md NIP. 198204122009121004 Paramedik Veteriner Lanjutan Pengatur Tk.1 / II-d 27 Ari Rosandialah NIP. 198112092006041001

Fungsional Umum Penata Muda / III-a

28 Jumsar Saheruddin

NIP. 197707172006041017

POPT Terampil Pengatur II-c 29 Muhammad Nasir

NIP. 197912032008121001

POPT Terampil Pengatur II-c 30 Erlyta Murianingsih, A,Md

NIP. 198402262009122005 Calon Paramedik Veteriner Pengatur Tk.1 / II-d 31 Sukarno NIP. 197404032005011001 Fungsional POPT Pertama Pengatur II-c 32 Endro Sukurniawan NIP. 197810062009121002

POPT Terampil Pengatur Muda Tk.1/ II-b

33 Maya Purnama Ismayanti NIP. 198705082009122004

POPT Terampil Pengatur Muda Tk.1/ II-b

34 Erwin Jaya Agus, SE NIP. `197505122012121002

Fungsional Umum Penata Muda / III-a

35 FathiyahNoor Jannah NIP. 199306272014032001

Calon POPT Pengatur Muda / II-a 36 Mohamad Farid Rifaldi

NIP. 199208042014031001

Calon POPT Pengatur Muda / II-a 37 Drh Pradipta Hendra Saputra

NIP. 199010082015031002

Calon Paramedik Veteriner

Penata Muda Tk.1 / III-b

Gambar

Tabel 1. Agenda Kegiatan PKL di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I                  Samarinda

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dari hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (2) ternyata Media Pembawa tersebut tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina dan tidak

(1) Apabila dari hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (2) ternyata Media Pembawa tersebut tidak bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina dan

Terhadap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina dilakukan penahanan apabila setelah

OT.140/12/2011 tentang Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (Berita Negara Republik

Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Samarinda dipilih sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan Pratik Kerja Lapangan (PKL) karena tugas pokok dan fungsinya yang berbasis

1. Agar mahasiswa lebih mendalami teor i dan praktek yang diterima di kampus Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dengan hasil PKL. Agar mahasiswa/i dapat menerapkan hasil PKL

Hasil yang dicapai dari kegiatan pembersihan bak aerasi adalah pengurasan bak aerasi dari adanya penumpukan lumpur yang terbawa limbah cair akibat dari tidak

Fumigasi sebagai perlakuan karantina tumbuhan bertujuan untuk membebaskan media pembawa dari organisme pengganggu tumbuhan. Sesuai dengan maksud dan tujuan