• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemerintah Pusat di bawah Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian yang berada di daerah Provinsi Sulawesi Tengah dalam menjalankan kegiatannya pada Tahun Anggaran 2016 secara garis besar berpedoman pada Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Karantina Pertanian yang telah disusun dalam rangka mendukung upaya reformasi perencanaan dan penganggaran kegiatan berbasis pada kinerja dengan perspektif jangka menengah. Hal tersebut dilaksanakan berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Sebagai Unit Pelaksana Teknis dalam penyelenggaraan kegiatan tugas dan fungsinya untuk mewujudkan Misi yang menjadi tanggungjawab Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu adalah berupa peningkatan kualitas output dari masing-masing kegiatan yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2016.

Data-data yang tertuang dalam laporan tahunan ini sebagai bentuk representasi dari apa yang telah berhasil dilakukan dalam satun anggaran oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu dengan berbagai kelemahan yang masih menyertainya sehingga dapat dijadikan bahan kajian untuk dievaluasi kedepannya.

(2)

B. Tujuan.

Adapun tujuan disusunnya Laporan Tahunan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu Tahun 2016 diantaranya adalah :

a. Sebagai bahan informasi tertulis terkait pelaksanaan kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu selama tahun 2016;

b. Sebagai bahan informasi terhadap tingkat pencapaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu dalam pelaksanaan pelayanan dan tindakan karantina pertanian, penegakan kepatuhan terhadap peraturan perkarantinaan, pengelolaan anggaran dan dukungan teknis lainnya.

C. Keadaan Umum BKP. Kelas II Palu.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu yang beralamat di Jalan Garuda Nomor 16 Kelurahan Birobuli Utara Kecamatan Palu Selatan Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Eselon I Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Karantina Pertanian.

Gambar : 1. Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu Jln. Garuda No. 16 Kota Palu

(3)

Struktur Organisasi

Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu ( Permentan No. 22/Permentan/OT.140/4/2008 )

(4)

Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu merupakan hasil penggabungan dari 2 (dua) unit pelaksana teknis (UPT) Stasiun Karantina Hewan Kelas II Pantoloan dengan Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas II Pantoloan. Keberadaan kantor Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Palu di Provinsi Sulawesi Tengah adalah dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi yang diemban yakni melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewani dan nabati serta pengawasan keamanan pangan melalui pencegahan masuk, keluar atau tersebarnya hama penyakit hewan karantina (HPHK) atau organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK melalui media pembawa berupa hewan, tumbuhan dan produk-produknya yang dilalu lintaskan melalui tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran seperti bandar udara, pelabuhan laut, penyeberangan dan kantor Pos yang ada Provinsi Sulawesi Tengah.

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsinya tersebut telah ditetapkan beberapa wilayah kerja yang terdiri dari Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Wilayah Kerja Pantoloan, Wilayah Kerja Tolitoli, Wilayah Kerja Luwuk, Wilayah Kerja Pagimana, dan Wilayah Kerja Donggala yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 94 tahun 2012 jo Permentan Nomor 44 tahun 2014 tentang tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK).

❖ Visi dan Misi

Sebagai unit pelaksana teknis (UPT) dari Badan Karantina Pertanian, maka Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu mensukseskan pelaksanaan visi dan misi Badan Karantina Pertanian ditingkat lapangan. Adapun visi dan misi Badan Karantina Pertanian adalah :

(5)

Visi : “ Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan”.

Sedangkan Misi :

1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);

2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan;

3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian;

4. Memperkuat kemitraan perkarantinaan;

5. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik.

❖ Tugas dan Fungsi.

Adapun tugas dan fungsi dari Unit Pelaksana Teknis Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu di Provinsi Sulawesi Tengah dapat diuraikan secara lebih terinci sebagi berikut :

a. Melakukan penyusunan Rencana, Evaluasi dan Pelaporan; b. Melakukan tindakan karantina pertanian berupa Pemeriksaan,

Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK);

c. Melaksanakan kegiatan Pemantauan Daerah Sebar HPHK dan OPTK;

(6)

e. Melaksanakan Pembuatan Koleksi HPHK dan OPTK

f. Pemberian Pelayanan Operasional Karantina Tumbuhan dan Karantina Hewan

g. Pemberian Pelayanan Operasional Pengawasan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati

h. Pengelolaan Sistim Informasi, Dokumentasi dan Sarana Teknik Karantina Hewan dan Tumbuhan

i. Pelaksanaan Pengawasan dan Penindakan Pelanggaran Peraturan Perundang–undangan di bidang Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati. j. Pelaksanaan Urusan Rumah Tangga dan ke Tata Usahaan Dalam mendukung kesuksesan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu menjalankan tugas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka dibantu dengan struktur pejabat dibawahnya yankni : ❖ Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan rencana kerja, evaluasi dan pelaporan serta urusan tata usaha dan rumah tangga.

❖ Seksi Karantina Hewan mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pemberian pelayanan operasional karantina hewan, pengawasan keamanan hayati hewani, sarana teknik, pengelolaan sistim informasi dan dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang–undangan di bidang karantina hewan dan keamanan hayati hewani.

❖ Seksi Karantina Tumbuhan mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukan pemberian pelayanan operasional karantina Tumbuhan, pengawasan keamanan hayati nabati, sarana teknik, pengelolaan sistim informasi dan dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan

(7)

perundang–undangan di bidang karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati.

❖ Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional Paramedik Veteriner, Medik Veteriner, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), serta jabatan fungsional umum yang terbagi dalam beberapa kelompok berdasarkan bidang keahlian masing – masing sesuai dengan Peraturan Perundang– undangan yang berlaku .

a. Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)

➢ Melakukan Pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)

➢ Melakukan pemantauan daerah sebar OPTK ➢ Melakukan pengawasan keamanan hayati nabati

➢ Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai peraturan perundang–undangan yang berlaku.

b. Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner mempunyai tugas :

➢ Melakukan Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK)

➢ Melakukan Pemantauan daerah sebar HPHK ➢ Melakukan Pengawasan Keamanan Hayati Hewani ➢ Melakukan Kegiatan Fungsional lainnya sesuai

(8)

c. Kelompok Fungsional Umum mempunyai tugas melakukan dukungan teknis lainnya seperti :

➢ Menyusun administrasi kepegawaian (data pegawai, kenaikan pangkat, mutasi, dll);

➢ Menyusun perencanaan kebutuhan anggaran untuk belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal; ➢ Melakukan kegiatan perbendaharaan pengeluaran dan

penerimaan;

➢ Melakukan penatausahaan surat menyurat perkantoran baik keluar dan masuk;

➢ Melakukan pengelolaan arsip;

➢ Menatausahakan dan mengelola penggunaan barang milik negara;

➢ Menyusun pelaporan kegiatan bulanan dan tahunan.

Pelaksanaan tugas dan fungsi senantiasa menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi agar dapat berjalan secara efektif dan benar.

❖ Wilayah Kerja.

Bedasarkan Permentan Nomor: 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Organisasi Badan Karantina Pertanian dan Permentan Nomor 44 tahun 2014 tentang tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK di Propinsi Sulawesi Tengah, Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya mempunyai 6 (enam) Wilayah Kerja yaitu :

Tabel 1. Wilayah kerja BKP Kelas II Palu beserta penanggangung jawabnya.

(9)

NO WILAYAH KERJA/

PENANGGUNG JAWAB ALAMAT

1. Karantina Pertanian

Pantoloan Djurtamni Taiso

JL. Bahari Pantoloan Pantoloan, Sulteng

Telp. 0451-491689

2. Karanti Pertanian

Bandara Mutiara Palu Zulfian M.S. Hi. Harun, SP

Jln. Garuda No.16 Kota Palu Telp. 0451-481039

3. Karantina Pertanian Toli-toli

drh. Muhammad Faqih M.

JL. Yos Sudarso Tolitoli, Sulteng Telp. 0453-24132

4. Karantina Pertanian Pagimana

Asep Saepuloh

JL. Baronang, Komp. Pelabuhan Fery Pagimana, Sulteng Telp. 0461-731189

5 Karantina Pertanian Luwuk

drh. Moh. Awaluddin Yusuf

JL. Trans Luwuk Batui Luwuk-Banggai, Sulteng

Telp. 0461-23654

6. Karantina pertanian Donggala

Alamsyah, SP

Jl. Poros palu donggala - Loli

Gambar 4. Letak Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu

WILKER TOLITOLI WILKER BANDARA MUTIARA WILKER PANTOLOAN WILKER LUWUK WILKER PAGIMANA WILKER DONGGALA

(10)

BAB II

KEGIATAN BAGIAN UMUM / TATA USAHA

A. Keuangan dan Perencanaan. 1. Keuangan.

a. Anggaran Belanja Negara ( RM dan PNP) Tahun 2016.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu pada tahun anggaran 2016 mengelola Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor : SP.DIPA-018.12.2.499459/2016 tanggal 07 Desember 2015 sebesar Rp. 7.426.804.000,00 ( Tujuh miliar empat ratus dua puluh enam juta delapan ratus empat ribu rupiah). Dari total anggaran tersebut pada tahun anggaran 2016 yang berhasil direalisasikan adalah sebesar Rp.7.227.026.104,00 (Tujuh miliar dua ratus dua puluh tujuh juta dua puluh enam ribu seratus empat rupiah) atau 97,31%. Sedangkanpada tahun anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu mengelola APBN dalam DIPA sebesar Rp.7.209.653.000,00 (Tujuh miliar dua ratus

sembilan juta enam ratus lima puluh tiga ribu rupiah) dan yang berhasil direalisasikan adalah sebesar Rp. 6.878.006.457,00

(Enam miliar delapan ratus tujuh puluh delapan juta enam ribu empat ratus lima puluh tujuh rupiah) atau 95,40%, dengan demikian realisasi anggaran pada tahun 2016 lebih tinggi sebesar 1,91 % dibandingkan pada tahun 2015 hal tersebut dikarenakan oleh faktor teknis pelaksanaan kegiatan dilapangan dan faktor non teknis seperti adanya kelebihan pagu yeng tersedia dibandingkan kebutuhan untuk pemeliharaan gedung bangunan serta peralatan dan mesin.

(11)

Anggaran yang tersedia pada DIPA tersebut digunakan untuk membiayai program dan kegiatan yang menjadi tanggungjawab Balai Karantina Pertanian Pertanian Kelas II Palu sebagai Unit Pelaksana Teknis di bawah Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian. Adapun program dan kegiatannya adalah Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati. Di dalam DIPA anggaran pembiayaan tersebut dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis belanja yakni Belanja Pegawai dengan anggaran sebesar Rp.2.350.453.000,00 Belanja Barang dengan anggaran sebesar Rp.4.136.531.000,00 dan Belanja Modal dengan anggaran sebesar Rp.939.830.000,00

b. Realisasi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TA. 2016. Anggaran yang tersedia dalam DIPA digunakan untuk membiayai gaji dan tunjangan pegawai, membiayai operasional perkantoran, membiayai non operasional perkantoran dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi baik berupa pengadaan bahan maupun perjalanan dinas dalam kota/luar kota serta belanja modal untuk pengadaan dan peningkatan sarana prasarana perkantoran. Dalam pembiayaan tersebut selama satu tahun anggaran 2016 dapat digambarkan realisasi anggaran sebagai bentuk keberhasilan tim pengelola keuangan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu dalam merealisasikan anggaran yang tersedia pada DIPA Tahun 2016 yakni sebesar Rp.7.227.026.104,00 atau 97,31% yang terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp.2.334.001.291,00 atau 99,30%, Belanja Barang sebesar Rp.3.954.236.523,00 atau 95,59% dan Belanja Modal sebesar Rp.938.788.290,00 atau 99,89%. Kalau dibandingkan dengan Realisasi Anggaran pada Tahun Anggaran

(12)

Rp.6.876.358.286,00 atau 95,40% dari total Pagu Anggaran yang tersedia dalam DIPA Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu, maka pengelolaan anggaran pada tahun 2016 mengalami kenaikan.

Demikian pula halnya dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diterima dari hasil pelaksanaan tindakan karantina hewan dan karantina tumbuhan sebagai imbalan jasa karantina di Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu, dimana dalam 3 (tiga) tahun terakhir cenderung mengalami kenaikan. Untuk tahun 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu menargetkan penerimaan PNBP dari imbalan jasa karantina pertanian sebesar Rp. 303.191.890,00 (Tiga ratus tiga juta seratus sembilan puluh satu ribu delapan ratus sembilan puluh rupiah) dan berhasil merealisasikannya sebesar Rp. 639.699.724,00 (Enam ratus tiga puluh sembilan juta enam ratus sembilan puluh sembilan ribu tujuh ratus dua puluh empat rupiah) atau sebesar 181,12 % lebih tinggi 63,26 % dibanding pada penerimaan PNBP tahun 2015. Kenaikan penerimaan PNBP pada tahun 2016 ini selain disebabkan oleh frekkwensi dan volume media pembawa HPHK yang ditangani lebih banyak juga faktor yang sangat berpengaruh juga adalah adanya perubahan kenaikan nilai jenis dan tarif PNBP dilingkungan Kementerian Pertanian dari PP. No. 48 Tahun 2012 menjadi PP No. 35 tahun 2016 tentang jenis dan tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak dilingkungan Kementerian Pertanian.

Secara terinci data-data terkait Perencanaan dan Keuangan tertuang dalam beberapa tabel berikut ini :

Tabel 2.a. Perbandingan Anggaran Belanja antara DIPA Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu TA. 2016 dan TA. 2015.

(13)

No Uraian Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah 1. DIPA TA. 2015 2.518.274.000 4.555.972.000 135.407.000 7.209.653.000 2. DIPA TA. 2016 2.350.453.000 4.136.531.000 939.830.000 7.426.804.000

Tabel 2.b. Realisasi Anggaran Belanja di Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu TA. 2016.

No Uraian Pagu Realisasi (%) Saldo

1. 2. 3. Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal 2.350.453.000 4.136.531.000 939.830.000 2.334.001.291 3.954.236.523 938.788.290 99,30 95,59 99,89 16.451.709 182.294.477 1.041.710

Tabel 2.c. Perbandin Anggaran Belanja antara DIPA Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu TA. 2016 dan TA. 2015.

No Uraian Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Persentase 1. 2. 3. 4. 5. T.A. 2012 T.A. 2013 T.A. 2014 T.A. 2015 T.A. 2016 235.660.000,00 179.310.000,00 205.270.000,00 310.000.000,00 303.191.890,00 257.597.005,00 308.502.279,00 255.254.487,00 365.355.407,00 639.699.724,00 109,31 % 172,05 % 124,35 % 117,86 % 181,12 % 2. Perencanaan.

Untuk tahun anggaran 2017 Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu telah melakukan penyusunan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dan sudah tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) yang selanjutnya ditetapkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu Tahun Anggaran 2017. Secara garis besar

(14)

terkait perencanaan kegiatan yang telah disusun dan dijadikan acuan akan dilaksanakan pada tahun anggaran DIPA TA. 2017 sebesar Rp.7.240.636.000,00 dengan rincian sebagai berikut : 1. Belanja Pegawai sebesar Rp.2.313.205.000,- atau 31,95 %

dari Pagu DIPA.

Anggaran tersebut digunakan untuk membayar gaji pegawai, tunjangan dan lembur selama 1(satu) tahun sebanyak 33 (tiga puluh tiga) pegawai (PNS).

2. Belanja Barang sebesar Rp.3.822.454.000,- atau 52,79 dari Pagu DIPA.

Untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari perkantoran termasuk pembelian ATK, ARK, Langganan Daya dan Jasa, pemeliharaan/eksploitasi kendaraan dinas operasional, perawatan barang iventaris berupa gedung bangunan maupun peralatan mesin lainnya senilai Rp. 2.462.735.000,00

Sedangkan sisanya sebesar Rp.1.359.719.000,00 digunakan untuk membiayai kegiatan non operasional perkantoran dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu. Secara umum dapat digambarkan kegiatan non operasional yang dibiayai dengan dana tersebut untuk pengadaan bahan dan perjalanan dinas kurang dari 8 jam atau lebih dari 8 jam seperti kegiatan pengawasan dan tindakan karantina pertanian di lapangan / tempat-tempat pemasukan atau pengeluaran baik yang telah ditetapkan maupun belum. Pengadaan bahan laboratorium, perlakuan, pemusnahan, koleksi, pengadaan dan perjalanan dinas pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK, perjalanan dinas seminar dan pelaksanaan koordinasi internal maupun eksternal karantina pertanian serta persiapan akreditasi laboratorium.

(15)

3. Belanja Modal sebesar Rp.1.104.977.000,00 atau 15.26 % dari Pagu DIPA.

Kegiatan belanja modal pada tahun 2017 direncanakan untuk kegiatan rehabilitasi gedung dan bangunan serta pengadaan peralatan dan mesin.

Untuk kegiatan rehabilitasi difokuskan pada rehabilitasi gedung laboratorium karantina tumbuhan, rehabilitasi gedung khusus wilker Pantoloan, rehabilitasi gedung kantor dan Pagar Kantor Wilker Tolitoli.

Sedangkan untuk pengadaan peralatan dan mesin difokuskan pada pengadaan alat laboratorium, alat pengolah data dan fasilitas perkantoran.

Sedangkan untuk perencanaan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pada tahun 2017 Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu telah menetapkan target sebesar Rp.314.532.000,00 (Tiga ratus empat belas juta lima ratus tiga puluh dua ribu rupiah) atau mengalami kenaikan 3,76 % dari tahun 2016.

B. Kepegawaian dan Tata Usaha. 1. Kepegawaian.

a. Keadaan Umum Pegawai

Kondisi aparatur sipil negara (ASN) dari unsur pegawai negeri sipil yang ada di Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu pada awal tahun 2016 adalah sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) orang. Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu khususnya dalam pengamanan kantor, pemeliharaan kebersihan ruangan dan lingkungan kantor, penataan kantor maupun pelayanan kebutuhan kantor serta mobilisasi kegiatan

(16)

Tenaga Kontrak yang berjumlah 30 (tiga puluh) orang dengan komposisi tugas sebagai petugas keamanan, sopir, cleaning service dan pramu bhakti.

Adapun komposisi pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu berdasarkan kelompok jabatan dapat diuraikan sebagai berikut:

➢ Pejabat Eselon III-b sebanyak 1 orang sebagai Kepala Balai;

➢ Pejabat Eselon IV-b sebanyak 3 orang;

➢ Pejabat Fungsional Medik Veteriner sebanyak 4 orang; ➢ Pejabat Fungsional Paramedik Veteriner sebanyak 4

orang;

➢ Pejabat Fungsional POPT Ahli sebanyak 6 orang; ➢ Pejabat Fungsional POPT Terampil sebanyak 7 orang; ➢ Staf Fungsional Umum sebanyak 8 orang;

Dari 33 orang Pegawai Negeri Sipil yang ada di Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda dan dapat dikelompok menjadi : ✓ S-2 ( M.P. dan M.A.P ) sebanyak 2 orang; ✓ S-1 ( Dokter Hewan ) sebanyak 6 orang; ✓ S-1 ( Sarjana Pertanian ) sebanyak 6 orang; ✓ S-1 ( Sarjana Peternakan ) sebanyak 1 orang; ✓ S-1 ( Sarjana Hukum ) sebanyak 1 orang; ✓ S-1 ( Sarjana Ekonomi ) sebanyak 1 orang; ✓ D-3 ( Peternakan ) sebanyak 2 orang; ✓ D-3 ( Agronomi ) sebanyak 1 orang; ✓ D-3 ( Manajemen Komputer ) sebanyak 1 orang; ✓ D-3 ( Akuntansi ) sebanyak 1 orang; ✓ SLTA – Sederajat sebanyak 13 orang.

(17)

b. Mutasi Pegawai.

❖ Pindah Tempat Tugas

Sebagai bentuk dinamisasi dan penyegaran organisasi, pada tahun 2016 Badan Karantina Pertanian mengeluarkan kebijakan roling atau pemindahan tempat tugas beberapa pejabat struktural maupun pejabat fungsional dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi secara keseluruhan. Pada kebijakan mutasi tersebut pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu juga mendapatkan jatah mutasi baik yang keluar maupun masuk ke Balai Karantina Pertanian. Secara keseluruhan yang jumlah pegawai yang mengalami mutasi di Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu pada tahun 2016 sebanyak 10 (sepuluh) orang terdiri dari :

❖ Mutasi keluar :

- Pejabat Struktural : yang mengalami mutasi adalah Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu Bapak Ir. Junaidi, MM yang selanjutnya menjadi Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado. - Pejabat Fungsional Tertentu : yang mengalami

mutasi adalah Medik Veteriner sebanyak 1 orang dan POPT Terampil sebanyak 1 orang ke Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta. POPT Terampil sebanyak 1 orang ke Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya dan POPT Terampil sebanyak 3 orang ke Balai Besar Karantina Pertanian Makassar. - Pejabat Fungsional Umum : yang mengalami mutasi

sebanyak 1 orang ke Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta.

(18)

❖ Mutasi masuk :

- Pejabat Struktural : yang mutasi masuk menggantikan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu yang lama adalah Drh. Ida Bagus Hary Soma Wijaya pindahan dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang.

- Pejabat Fungsional Tertentu : yang mutasi masuk adalah POPT Terampil pindahan dari Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon.

Tabel : B.1. b. Daftar Nama Pegawai Yang Mengalami Mutasi/ Pindah Tempat Tugas Tahun 2016.

▪ Mutasi Keluar.

No Nama / Foto Jabatan / Tempat Tugas Yg Lama

Jabatan / Tempat Tugas Yg Lama

1. Ir. Junaidi, MM Kepala BKP. Kelas II

Palu

Kepala BKP. Kelas II Palu

2. Mohammad Irwan POPT Terampil

BKP. Kelas II Palu

POPT Terampil BBKP. Surabaya

3. Anggo Nugroho Fungsional Umum

BKP. Kelas II Palu

Fungsional Umum BBKP Soekarno -Hatta

(19)

4. Drh. Sri Sundari Medik Veteriner BKP. Kelas II Palu

Medik Veteriner BBKP Soekarno -Hatta

5 Agus Rahim Tolla POPT. Terampil

BKP. Kelas II Palu

POPT Terampil BBKP Soekarno -Hatta

6. Mustadir, SP POPT. Terampil

BKP. Kelas II Palu

POPT Terampil BBKP Makassar

7. Moh. Hasim, SP POPT. Terampil

BKP. Kelas II Palu

POPT Terampil BBKP Makassar

8. Hendra Gunawan POPT. Terampil

BKP. Kelas II Palu

POPT Terampil BBKP Makassar

(20)

▪ Mutasi masuk.

No Nama / Foto Jabatan / Tempat Tugas Yg Lama

Jabatan / Tempat Tugas Yg Baru

1. Drh.Ida Bagus Hary Soma Wijaya

Kepala BKP. Kelas I Kupang

Kepala BKP. Kelas II Palu

2. Hilarius, S.Sos POPT Terampil

SKP. Kelas I Ambon

POPT Terampil BKP. Kelas II Palu

c. Kenaikan Gaji Berkala.

Sebagai bentuk penghargaan atas kinerja dan masa kerja pegawai (PNS) maka diberikan kenaikan gaji berkala setiap 2 (dua) tahun sekali. Pada tahun 2016 pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu yang memperoleh pengharagaan berupa kenaikan gaji berkali adalah sebanyak 5 (lima) orang terhitung tanggal 4 Pebruari 2016, sebanyak 1 (satu) orang tanggal 1 Juni 2016, sebanyak 1 (satu) orang tanggal 6 September 2016 dan sebanyak 2 (dua) orang terhitung tanggal 7 Nopember 2016. Dengan demikian total pegawai yang memperoleh penghargaan berupa kenaikan gaji berkala (KGB) adalah sebanyak 9 (sembilan) orang.

d. Kenaikan Pangkat.

Pegawai (PNS) Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu yang memperoleh penghargaan berupa kenaikan pangkat atas

(21)

masa pengabdian dan prestasi kerjanya pada tahun 2016 sebanyak 12 (dua belas) orang terdiri dari :

➢ Kenaikan pangkat reguler sebanyak 1 (satu) orang dari Pangkat / Golongan : Penata Tk.I / III-d menjadi Pembina / IV-a.

➢ Kenaikan pangkat fungsional sebanyak 11 (sebelas) orang terdiri dari 5 (lima) orang dari Medik dan Paramedik Veteriner dan 6 (enam) orang dari POPT Ahli dan Terampil, dengan gambaran sebagai berikut :

- Dari Penata / III-c menjadi Penata Tk.I / III-d sebanyak 1 (satu) orang;

- Dari Penata Tk.I / III-b menjadi Penata / III-c sebanyak 1(satu) orang;

- Dari Penata Muda / III-a menjadi Penata Muda Tk.I/III-b sebanyak 2 (dua) orang;

- Dari Pengatur Tk.I / II-d menjadi Penata Muda / III-a sebanyak 2 (dua) orang;

- Dari Pengatur / II-c menjadi Pengatur Tk.I / II-d sebanyak 2 (dua) orang;

- Dari Pengatur Muda / II-a menjadi Pengatur Muda Tk.I / II-b sebanyak 3 (tiga) orang.

e. Pengangkatan CPNS.

Pada tahun 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu belum menerima tambahan pegawai yang baru diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebagai dampak dari kebijakan Pemerintah tentang moratorium penangkatan CPNS.

(22)

f. Pensiun.

Dari jumlah pegawai sebanyak 33 (tiga puluh tiga) sampai akhir tahun 2016 belum ada yang purna tugas (pensiun), seharusnya ada pegawai yang berhak memperoleh Masa Persiapan Pensiun (MPP) sebanyak 1 (satu) orang tetapi pegawai yang bersangkutan tidak memanfaatkannya.

g. Tenaga Harian Lepas (THL).

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi yang diemban oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu harus tersedia sumber daya manusia (pegawai) yang memadai. Dengan memperhatikan kondisi jumlah pegawai (PNS) yang sangat terbatas tentu akan berpengaruh pada kelancaran pelaksanaan tugas tersebut sehingga diperlukan adanya penambahan pegawai. Karena keterbatasan kemampuan Pemerintah dalam mengangkat apartur sipil negara khususnya dari unsur PNS maka salah satu kebijakan yang diambil adalah dengan mengangkat tenaga harian lepas (THL) atau di Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu dikenal dengan nama tenaga kontrak. Prinsip pengangkatan tenaga THL/Tenaga Kontrak adalah dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dalam hal pengamanan lingkungan kantor (satpam), memobilisasi kendaraan operasional sebagai sopir, perawatan dan pemeliharaan kebersihan serta kerapian ruang maupun lingkungan kantor sebagai cleaning service, dan tenaga yang membantu tugas-tugas lain seperti penyajian minum dan tugas lainnya yang bersifat umum sebagai pramu bhakti. Pada tahun 2016 tenaga kontrak / THL yang diangkat melalui SK. Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu

(23)

dengan masa kontrak selama 6 (enam) bulan dan diperbaharui lagi dengan Surat Keputusan yang baru dengan jumlah sebanyak 30 (tiga puluh) orang yang penempatannya disebar di beberapa tempat seperti kantor induk balai sebanyak 19 orang, kantor wilker Pantoloan sebanyak 5 orang, kantor wilker Luwuk sebanyak 2 orang, kantor wilker Pagimana sebanyak 1 orang, kantor wilker Tolitoli sebanyak 2 orang dan Ampana sebanyak 1 orang.

h. Pengusulan DUPAK Pejabat Fungsional.

Pejabat fungsional tertentu yang ada di Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu adalah Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, POPT Ahli dan POPT Terampil. Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari masing-masing pejabat fungsional diwajibkan untuk menyusun dan mengajukan Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) ke Badan Karantina Pertanian paling lama 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun bisa pengajuan bulan Juni atau bulan Desember. Pada tahun 2016 pejabat fungsional yang mengajukan DUPAK ke Badan Karantina Pertanian terdiri dari :

➢ Pengajuan DUPAK periode bulan Desember 2015 s/d 31 Mei 2016 sebanyak 23 orang dan memperoleh Penetapan Angka Kredit (HPAK) atau dapat dipertimbangkan naik pangkat satu tingkat sebanyak 6 (enam) orang, sisanya sebanyak 17 (tujuh belas) orang hanya memperoleh Hasil Penetapan Angka Kredit (HPAK) dan belum memenuhi syarat untuk dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi.

(24)

Veteriner, Paramedik Veteriner maupun POPT dan sampai laporan ini dbuat belum diterima hasil dari pengajuan DUPAK tersebut apakah yang diterima HPAK atau PAK.

i. Lain-lain.

Hal-hal lain yang menyangkut kepegawaian di Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu adalah terkait dengan penghargaan / tanda jasa maupun pemberian sanksi/hukuman kepada pegawai. Pada tahun 2016 belum ada lagi pegawai (PNS) yang memperoleh penghargaan berupa satya lencana/tanda jasa atas pengabdiannya baik dari Pemerintah maupun dari pihak lain. Sedangkan untuk pemberian hukuman atau sanksi terkait pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh pegawai hingga saat ini Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu belum pernah mengeluarkan sanksi baik lisan maupun secara tertulis kepada para pegawai karena pada umumnya mereka telah melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Tata Usaha.

a. Perpustakaan.

Sebagai tempat menyimpan dokumentasi kegiatan baik berupa laporan maupun foto-foto serta buku-buku terkait dengan tugas dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu maka disimpan di tempat khusus yaitu di ruangan perpustakaan. Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu telah memiliki ruangan khusus yang difungsikan sebagai perpusatkaan, namun sampai dengan akhir tahun 2016 koleksi buku-buku yang tersimpan masih sangat terbatas. Pada DIPA tahun anggaran 2016 Balai Karantina Pertanian

(25)

Kelas II Palu tidak memiliki anggaran untuk pengadaan buku-buku begitu pula belum ada bantuan dari pihak lain untuk memberikan bantuan berupa buku untuk koleksi perpustakaan kecuali buletin terbitan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian yang terbit setiap 3 bulan sekali atau buku-buku berupa petunjuk teknis yang diterbitkan oleh Badan Karantina Pertanian.

b. Surat Menyurat, Agenda dan Arsip.

Dalam pengelolaan surat menyurat untuk mendukung administrasi Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu, pada tahun 2016 telah tercatat dalam buku agenda surat keluar maupun masuk sebanyak 1.938 kali terdiri surat keluar sebanyak 1.267 kali dan surat masuk sebanyak 671 kali. Dari semua surat yang keluar dan masuk tersebut merupakan jenis surat keputusan, surat pengantar, surat penugasan, surat pemberitahuan, undangan maupun jenis-jenis yang lainnya. Asal surat maupun tujuan surat mulai dari unsur Pemerintah Pusat lingkup Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, instansi terkait lainnya baik Pusat maupun Daerah serta pihak swasta khususnya pengguna jasa karantina pertanian.

c. Pengukuran IKM

Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu sebagai unit pelaksana teknis (UPT) dalam program kegiatannya senantiasa untuk berusaha meningkatkan kualitas pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut sudah pasti akan

(26)

berhubungan dengan masyarakat khususnya pengguna jasa karantina pertanian baik karantina hewan maupun karantina tumbuhan. Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat pengguna jasa karantina pertanian atas pelayanan yang mereka terima dari petugas fungsional baik Medik dan Paramedik Veteriner maupun POPT Ahli dan Terampil yang ada di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu secara keseluruhan, maka dilakukan pengukuran tingkat kepuasan masyarakat.

Pengukuran tingkat kepuasan tersebut dikenal dengan nama pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Pengukuran Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam memperoleh pelayanan publik dibidang perkarantinaan pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu pada tahun 2016 dilakukan dengan menyebarkan lembaran quesioner yang berisikan 14 point pertanyaan terkait standar pelayanan publik yang disediakan apakah memperhatikan kaidah, kecepatan, ketepatan, keterampilan, kepastian serta keramahan petugas dalam memberikana pelayanan. Penyebaran lembaran queisioner IKM ditujukan kepada masyarakat yang berhubungan langsung dengan pelayanan karantina pertanian sebanyak 120 orang responden dari seluruh wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu. Hasil penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat yang berhasil diolah ahsil terakhir adalah pada tanggal 11 Nopember 2016 dengan total nilai 82,77 kategori sangat memuaskan ( 81,25 – 100 ).

Hasil penilaian IKM tersebut sangat realistis karena mengacu pada hasil penilaian Standar Pelayanan Publik (SPP) yang dilakukan Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan

(27)

Sulawesi Tengah pada tahun 2016, Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu memperoleh nilai 107 ( zona hijau ).

C. Perlengkapan ( Sarana dan Prasarana ). 1. Barang Tidak Bergerak.

a. Bangunan Kantor.

Untuk mendukung kelancaraan penyelenggaran kegiatan tindakan karantina pertanian sebgaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu memilki beberapa unit bangunan gedung yang difungsikan sebagai kantor.

✓ Kantor induk Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu di Jalan Garuda Nomor 16 Kota Palu memiliki 1 unit bangunan kantor berlantai 2 yang difungsikan sebagai tempat penyelenggaraan adamnistrasi persuratan, pelayanan, rapat-rapat dan penerimaan tamu serta tempat kerja dari unsur pimpinan mulai dari Kepala Balai, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Karantina Tumbuhan dan Kepala Seksi Karantina Hewan.

(28)

✓ Di Wilayah Kerja Pantoloan juga terdapat bangunan gedung kantor sebanyak 1 (satu) unit digunakan untuk penyelenggaraan adaministrasi dan pelayanan karantina pertanian. Tanah dan bangunannya merupakan aset sah Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu, Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian.

✓ Di Wilayah Kerja Tolitoli merupakan wilayah kerja yang memiliki 2 (dua) unit gedung bangunan kantor yang berlainan lokasi peninggalan dari Satker. Stasiun Karantina Hewan Kelas II Pantoloan dan Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas II Pantoloan. Untuk gedung bangunan eks Stasiun Karantina Hewan Kelas II Pantoloan status bangunannya adalah aset Badan Karantina Pertanian tetapi tanah tempat lokasi bangunan merupakan aset Pemerintah Kabupaten Tolitoli yang diserahkan sebagai status hak pakai. Sementara gedung bangunan yang 1 (satu) unit lagi merupakan bangunan dan tanah merupakan aset eks Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas II Pantoloan dan sekarang menjadi Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu.

(29)

✓ Sedangkan di Wilayah Kerja Luwuk memiliki 1 (satu) unit gedung bangunan kantor untuk penyelenggaraan adaministrasi dan pelayanan dengan status milik Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu, Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian.

✓ Wilayah Kerja Pagimana merupakan salah satu dari 2 (dua) Wilayah Kerja yang belum memiliki aset tidak bergerak baik gedung maupun bangunan kantor atau yang lainnya.

(30)

adaministrasi dan pelayanan masyarakat pengguna jasa karantina pertanian Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu mengontrak bangunan rumah selama 1(satu) untuk digunakan sebagai tempat penyelenggaraan administrasi kantor dan pelayanan masyarakat dan selanjutnya dilakukan perpanjangan kontrak/sewa.

✓ Wilayah Kerja Donggala juga termasuk wilayah kerja yang belum memiliki aset gedung dan bangunan apapun seperti pada Wilayah Kerja Pagimana. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan administrasi dan pelayanan dilakukan disalah satu ruangan yang ada di pelabuhan Loli dengan status pinjaman.

b. Laboratorium.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu sampai saat ini memiliki beberapa unit gedung laboratorium yaitu di Wilayah Kerja Pantoloan dan Wilayah Kerja Tolitoli, smentara di kantor induk baru disediakan ruangan khusus laboratorium Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan untuk pelaksanaan pemeriksaan cepat, sedangkan untuk pengujian yang lebih lengkap dilakukan dilaboratorium Wilayah Kerja Pantoloan, sementara untuk Wilayah Kerja yang lainnya belum memiliki gedung khusus laboratorium.

(31)

c. Kandang Instalasi Karantina Hewan.

Untuk mendukung kelancaraan pelaksanaan tindakan karantina hewan dalam hal pengasingan, pemeriksaan dan perlakukan, maka Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu didukung dengan tersedianya bangunan kandang hewan besar sebagai instalasi karantina hewan yang berada di Wilayah Kerja Pantoloan. Untuk bangunan kandang merupakan aset Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu, tetapi untuk status tanah adalah milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dengan status hak pakau. Adapun kandang untuk hewan besar sebanyak 5 (lima) unit bangunan kandang dengan kapasitas tampung sebanyak 400 ekor.

(32)

d. Screen House

Sedangkan untuk mendukung penyelenggaran tindakan karantina tumbuhan, Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu telah memiliki 3 (tiga) unit bangunan screen house yaitu 1 (satu) unit berada di kantor induk Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu, 1 (satu) unit bnerada di Wilker Pantoloan dan 1(satu) unit lagi berada di wilker Tolitoli, dimana status kepemilikan bangunan dan berdiri diatas tanah milik Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu.

e. Rumah Dinas.

Bangunan rumah dinas yang dimiliki sampai saat ini oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu adalah sebanyak 3 (tiga) unit yakni 1(satu) unit berada di kantor induk Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu, 1 (Satu) unit bertada di Wilker Pantoloan dan 1 (satu) unit lagi berada di Wilker Luwuk. Ketiga bangunan rumah dinas berdiri di atas tanah milik Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu.

(33)

f. Rumah Jaga.

Sedangkan rumah jaga dibangunan dalam rangka menempatkan petugas untuk melakukaan penjagaan terhadap lingkungan kantor supaya terjaga keamanan dari gangguan masyarakat luar. Sampai saat ini rumah jaga yang dimilik adalah sebanyak 2 (dua) unit yaitu di kantor induk Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu sebanyak 1(satu) unit dan di Wilayah Kerja Pantoloan sebanyak 1(satu) unit tepatnya dibangun diatas tanah milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah merupakan komplek instalasi karantina hewan untuk pengawasan dan pengamanan IKH.

g. Pos Jaga.

Bangunan Pos Jaga dibangun dibeberapa lokasi yaitu ada di kantor induk Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu sebanyak 1(satu) unit, di Wilayah Kerja Pantoloan diatas tanah milik Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu sebanyak 1 (satu) unit dan dikomplek kandang instalasi karantina hewan sebanyak 1(satu) yang merupakan tanah milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.

(34)

h. Tempat Parkir.

Untuk menertibkan penempatan kendaraan bermotor baik roda-4 maupun roda2 maka Balai Karantina Kelas II Palu membangun tempat parkir. Untuk bangunan tempat parkir yang ada sampai saat ini adalah di kantor induk Balai Karantina Pertanian Kelas II Plau mempunyai 1 (satu) unit tempat parkir kendaraan roda-4 dan 1 (satu) unit kendaraan roda-2 serta di Wilayah Kerja Pantoloan 1 (satu) unit tempat parkir yang bisa dipakai untuk kendaraan roda-4 maupun roda-2 dimana semua bangunan tersebut berdiri diatas tanah milik Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu.

i. Bangunan Tidak Digunakan Lagi.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu memiliki beberapa gedung bangunan yang tidak digunakan lagi dikarenakan lokasi gedung dan bangunan saat ini berada dalam kawasan pengembangan area Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu tepatnya dibelakang gudang kargo dan sudah berada dalam area terbatas dan tidak bisa lagi diakses oleh masyarakat umum. Pada masa lalu saat belum adanya pengembangan Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu gedung dan bangunan tertsebut digunakan sebagai pusat penyelenggaran administrasi Balai

(35)

Karantina Pertanian Kelas II Palu dan pelayanan karantina pertanian Wilayah Kerja Bandara Mutiara Palu. Pada lokasi tersebut berdiri beberapa gedung dan bangunan yang merupakan aset Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu terdiri dari 2 (dua) bangunan gedung kantor eks karantina hewan dan karantina tumbuhan, 1 (satu) unit gedung laboratorium, 1 (satu) unit screen house, 2 (dua) unit rumah jaga, 1 (satu) unit gudang, 1 (satu) petak lapangan jemur , 1 (satu) sumur, jaringan air/irigasi dan jalan.

Bangunan-bangunan tersebut berdiri diatas tanah milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dengan status hak pakai, dan semenjak pertengahan tahun 2013 pusat penyelenggaraan administrasi kantor dan pelayanan tindakan karantina pertanian wilayah keraja Banadara Mutiara Sis Al Jufri Palu ke Jalan Garuda Nomor 16 Kota Palu maka gedung bangunan tersebut sudah tidak difungsikan lagi. Dalam perjalanan waktu bangunan tersebut sementara dalam proses penghentian status penggunaan di SIMAK BMN dan persiapan penghapusan sebagai aset BMN Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu.

2. Barang Bergerak.

Sampai akhir tahun 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu mengelola Barang Milik Negara (BMN) baik tidak bergerak maupun bergerak. Untuk aset barang milik negera (BMN) yang bergerak sampai saat ini terdiri dari :

a. Kendaraan Bermotor.

Untuk mendukung kelancaran mobilisasi personil dan pelaksanaan kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu sampai saat ini memiliki kendaraan dinas untuk operasional dan kendaraan dinas roda-2. Pada tahun 2016 Balai Karantina

(36)

Pertanian Kelas II Palu telah melakukan penghapusan kendaraan dinas roda-4 sebanyak 2 (dua) unit dari sbeleumnya berjumlah 7 (tujuh) unit sehingga sekarang tersisa 5 (lima) unit. Sedangkan untuk kendaraan dinas roda-2 juga telah dilakukan penghapusan dengan cara lelang sebanyak 12 (dua) unit namun pada tahun yang sama ada pengadaan yang baru sebanyak 4 (empat) unit sehingga kondisi terakhir berjumlah 22 (dua puluh dua ) unit.

b. Peralatan Laboratorium.

Berbagai jenis peralatan laboratorium yang dimiliki digunakan untuk mendukung pelaksanaan tindakan karantina pertanian baik karantina hewan maupun karantina tumbuhan dalam menentukan kesehatan media pembawa HPHK dan OPTK yang akan dilalulintaskan oleh pengguna jasa karantina pertanian. Peralatan laboratorium yang ada cukup banyak mulai dari mikroskop dengan berbagai type, laminar flow, tabung-tabung kaca dengan berbagai fungsi, dan lain sebagainya. Untuk tahun 2016 belum ada penghapusan peralatan laboratorium tetapi justru ada penambahan sebanyak 2 (dua) unit berupa timbangan digital dan hot plate.

c. Peralatan Pengolah Data.

Kelancaran pelaksanaan tugas dalam pengolahan data perkantoran sangat ditentukan oleh jumlah dan spesifikasi alat yang digunakan. Untuk alat pengolah data yang dimiliki sampai saat ini berpa komputer PC, Laptop, Printer dotmatrik, printer laser jet dan printer deskjet, Mesin ketik, infokus dan kalkulator. Alat pengolah data pada tahun 2016 belum ada penghapusan dan justru ada pengadaan baru berupa Komputer PC sebanyak 7 (tujuh) unit, Laptop sebanyak 2 (dua) unit, Printer sebanyak 7

(37)

(tujuh) unit, scanner sebanyak 5 (lima) unit, Gadget Android sebanyak 2 (dua) unit dan Hardisk eskternl 2 (dua) unit.

d. Meubellair.

Aset bergerak yang lainnya berupa meubellair terdiri dari meja kerja pimpinan dan staf, kursi kerja, meja rapat, kursi rapat, kursi sofa / tamu, meja pelayanan, lemari arsip dan lemari penyimpanan barang. Demikian pula halnya untuk meubellair pada tahun 2016 tidak ada penghapusan tetapi justru ada penambahan berupa pengadaan lemari arsip karu sebanyak 2 (dua) unit dan kursi tamu sebanyak 1 (satu) set.

e. Fasilitas Kantor Lainnya.

Barang Milik Negara (BMN) yang tergolong fasilitas lainya seperti TV, Sound system, kamera CCTV, tabung pemadam kebakaran, mesin dap air, dan aset-aset lainnya dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu. Sedangkan untuk fasilitas lainnya juga hanya penambahan aset berupa pengadaan Air Conditioner (AC) sebanyak 3 (tiga) unit, Mesin absensi sebanyak 2 (dua) unit, dispenser air sebanyak 2 (dua) unit dan mesin air dap sebanyak 2 (dua) unit serta tabung pemadam kebakaran sebanyak 5 (lima) unit.

f. Barang Persediaan.

Selain berupa aset BMN barang tidak bergerak dan barang bergerak, Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu juga mengelola Barang Persediaan yang merupakan barang-barang yang dibeli dari APBN dalam penggunaannya tidak habis pakai seperti alat tulis kantor, alat rumah tangga kantor maupun bahan-bahan laboratorium yang pada saat dibeli tidak langsung

(38)

habis digunakan dan harus dicatat pengelolaan secara tertib sesuai peruntukannya.

(39)

BAB III

KEGIATAN OPERASIONAL

A. KARANTINA HEWAN.

1. Tindakan Karantina Hewan terhadap media pembawa HPHK yang diimpor.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian yang sampai saat ini belum pernah melakukan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang diimpor, karena letak geografisnya yang tidak berbatasan dengan negara lain atau pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran belum ada yang bertaraf internasional. Sehingga sampai saat ini kami tidak ada data tentang penanganan terhadap media pembawa HPHK yang diimpor, karena selama ini hanya menangani media pembawa HPHK yang sifatnya hanya domestik masuk saja.

2. Tindakan Karantina Hewan terhadap media pembawa HPHK yang diekspor.

Seperti halnya tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang diimport, Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu juga sampai saat ini belum pernah melakukan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang akan diekspor. Hal ini kemungkinan disebabkan tidak adanya komoditas pertanian maupun produknya yang potensial untuk diekspor, kecuali masyarakat penggemar hewan kesayangan seperti anjing atau kucing yang akan bepergian keluar negeri itupun tidak langsung dari Palu melainkan melalui Provinsi lain yang memiliki Bandara Internasional.

(40)

1. Tindakan Karantina Hewan terhadap media pembawa HPHK yang diantar areakan.

3.1. Kegiatan Domestik Masuk..

a. Tindakan Karantina Hewan yang dilaksanakan dibeberapa Wilayah Kerja Karantina Pertanian lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu berpedoman kepada Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000.

Adapun data secara umum yang dilaksanakan oleh petugas fungsional Medik dan Paramedik Veteriner di bawah Seksi Karantina Hewan berdasarkan Wilayah Kerja dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Wilayah Kerja Pantoloan :

Di wilayah kerja ini media pembawa HPHK yang masuk selama tahun 2016 di dominasi oleh :

✓ DOC Pedaging sebanyak 333.800 ekor dengan frekwensi sebanyak 39 kali;

✓ Daging ayam/Sapi /olahan sebanyak 171.815 kg dengan frekwensi 71 kali;

✓ Susu Sapi/Susu olahan/Yoghurt sebanyak 6.092 kg dengan frekwensi sebanyak 12 kali;

✓ Telur konsumsi sebanyak 362 kg dengan frekwensi 3 kali;

✓ Telur tetas sebanyak 340.470 kg dengan frekwensi 7 kali;

✓ Pakan ternak uanggas sebanyak 5.178.550 kg dengan frekwensi sebanyak 145 kali.

2. Wilayah Kerja Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu :

Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu merupakan Wilayah Kerja Karantina Pertanian lingkup BKP. Kelas II Palu

(41)

yang mempunyai tingkat frekwensi kegiatan tindakan karantina hewan yang paling tinggi.

✓ Anjing, Kucing, Kelinci 644 (hewan kesayangan) sebanyak 165 ekor dengan frekwensi 209 kali; ✓ Ayam Dewasa (hewan kesayangan) 1.529 ekor

dengan frekwensi 691 kali;

✓ Burung (hewan kesayangan) sebanyak 7.112 ekor dengan frekwensi sebanyak 367 kali;

✓ DOC/DOD/DOQ sebanyak 667.100 ekor dengan frekwensi 300 kali.

✓ Daging Ayam/Daging Sapi/Daging Burung sebanyak 5.252 kg dengan frekwensi 101 kali; ✓ Susu sapi sebanyak 530 kg dengan frekwensi 6

kali;

✓ Hamster/tikus putih sebanyak 458 ekor dengan frekwensi 7 kali;

✓ Obat hewan/vaksin sebanyak 6.244 botol/vial dengan frekwensi sebanyak 55 kali.

3. Wilayah Kerja Luwuk :

Wilayah kerja ini merupakan wilayah kerja yang secara geografis di bagian timur Sulawesi Tengah sebagai wilayah yang sedang berkembang mempunyai data kegiatan tindakan karantina hewan domestik masuk sebagai berikut :

✓ Anjing / Kucing / Iguana (Hewan kesayangan) sebanyak 62 ekor dengan frekwensi 35 kali;

✓ Ayam / Burung sebanyak 498 ekor dengan frekwensi 145 kali;

(42)

✓ Daging Ayam/Daging/Produk olahan sebanyak 61.443 kg dengan frekwensi 32 kali;

✓ Vaksin Unggas /Hormon sebanyak 17 kemasan dengan frekwensi sebanyak 17 kali.

4. Wilayah Kerja Pagimana :

Untuk wilayah kerja ini merupakan tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa HPHK dengan alat angkut kapal penyeberang fery menghubungkan kota kecamatan Pagimana dengan Kota Gorontalo yang masih satu daratan pulau Sulawesi. Untuk kegiatan yang ditangani selama tahun 2016 adalah sebagai berikut :

✓ Kambing/Babi Potong sebanyak 163 ekor dengan frekwensi 9 kali;

✓ Ayam/Bebek/Burung sebanyak 469 dengan frekwensi 195 kali;

✓ DOC sebanyak 73.932 ekor dengan frekwensi 19 kali;

✓ Daging Ayam sebanyak 5.620 kg dengan frekwensi 36 kali;

✓ Telur Ayam sebanyak 2.560 kg dengan frekwensi sebanyak 7 kali.

5. Wilayah Kerja Tolitoli :

Sedangkan wilayah kerja Karantina Pertanian Tolitoli merupakan wilayah kerja yang terletak di bagian utara wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, dimana selama tahun 2016 telah berhasil melakukan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang masuk

(43)

hanya Pakan Ternak Unggas sebanyak 338.650 kg dengan frekwensi 13 kali.

6. Wilayah Kerja Donggala :

Wilayah kerja yang belum ditemukan aktivitas lalu lintas media pembawa HPHK yang masuk sampai tahun 2016 adalah wilker Karantina Pertanian Donggala. Hal ini disebabkan kapal yang berlabuh di pelabuhan Loli sebagai pintu pemasukan dan pengeluaran Wilker Donggala hanya diperuntukkan untuk kapal pengangkut peti kemas meratus yang khusus mengangkut media pembawa OPTK bagian dari karantina tumbuhan.

7. Pelabuhan Ampana Kabupaten Tojo Una-Una yang selama ini belum ditetapkan sebagai Wilayah Kerja tetapi di pelabuhan tersebut terdapat akitifitas lalu lintas media pembawa HPHK yang sempat terpantau ada ada permohonan pemeriksaan untuk dilakukan tindakan karantina hewan seperti data berikut :

✓ Sapi/Kuda sebanyak 2 ekor yang masuk dari Gorontalo dengan frekwensi 2 kali.

✓ Kambing sebanyak 7 ekor dengan frekwensi 4 kali; ✓ Ayam dan Burung sebanyak 85 ekor dengan

frekwensi 43 kali.

b. Pelaksanaan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang masuk melalui pintu-pintu pemasukan di wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu telah dilaksanakan tindakan karantina hewan dengan mengacu pada tindakan 8 P

(44)

Penahan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan ). Dalam tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang masuk selama kurun tahun 2016 di dominasi dengan tindakan pemeriksaan ( kelengkapan dokumen, kesesuain jenis dan jumlah media, kondisi fisik) dan Pembebasan dengan menerbitkan Sertifikat Pelepasan (KH-12). Sedangkan untuk hewan kesayangan seperti Anjing dan Kucing dilakukan tindakan karantina tambahan berupa Pengasingan, Pengamatan dan apabila diperlukan dilakukan Perlakuan baru Pembebasan.

c. Sampai akhir tahun 2016 untuk tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK domestik masuk di semua Wilayah Kerja Karantina Pertanian lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu telah memenuhi ketentuan dan persyaratan Karantina Hewan sehingga tidak diperlukan adanya tindakan Penahanan, Penolakan maupun Pemusnahan.

3.2. Kegiatan Domestik Keluar.

a. Seperti halnya dalam pelaksanaan tindakan Karantina Hewan terhadap media pembawa HPHK domestik masuk , maka pelaksanaan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK domestik keluar yang dilaksanakan dibeberapa Wilayah Kerja Karantina Pertanian lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu juga berpedoman kepada Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000.

Adapun data secara umum kegiatan yang telah berhasil dilaksanakan oleh petugas fungsional Medik dan Paramedik Veteriner di bawah Seksi Karantina Hewan

(45)

berdasarkan Wilayah Kerja dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Wilayah Kerja Pantoloan :

Di wilayah kerja ini media pembawa HPHK yang keluar selama tahun 2016 di dominasi oleh :

✓ Sapi Potong tujuan ke daerah Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 18.317 ekor dengan frekwensi 223 kali

✓ Kambing Potong sebanyak 9.532 ekor dengan frekwensi 229 kali.

✓ Ayam/Burung sebanyak 24 ekor dengan frekwensi 14 kali;

✓ DOC sebanyak 18.000 ekor dengan frekwensi sebanyak 2 kali;

✓ Daging Ayam sebanyak sebanyak 1.000 kg dengan frekwensi 1 kali;

✓ Telur Ayam konsumsi sebanyak 710 kg dengan frekwensi sebanyak 1 kali;

✓ Kulit Sapi garaman sebanyak 4.275 lembar dengan frekwensi 13 kali.

2. Wilayah Kerja Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu :

Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu merupakan Wilayah Kerja Karantina Pertanian lingkup BKP. Kelas II Palu yang mempunyai tingkat frekwensi kegiatan tindakan karantina hewan yang paling tinggi termasuk juga untuk kegiatan domestik keluar, walaupun secara volume masih kalah dengan Wilker Pantoloan.

✓ Anoa/Tarsius sebanyak 6 ekor dengan frekwensi 2 kali;

(46)

✓ Anjing/Kucing (Hewann Kesayangan) sebanyak 6 ekor dengan frekwensi 5 kali;

✓ Ayam/Burung sebanyak 893 ekor dengan frekwensi sebanyak 467 kali;

✓ Biawak Air Tawar/Tokek/Kura-Kura/Kuskus sebanyak 112 ekor dengan frekwensi 44 kali;

✓ Daging Ayam/Daging Sapi/Daging Babi sebanyak 346 kg dengan frekwensi 13 kali.

✓ Telur Semut (kroto) sebanyak 47.273 kg dengan frekwensi 1.063 kali

✓ Sarang Burung Walet sebanyak 18.178 kg dengan frekwensi sebanyak 442 kali;

✓ Dan masih banyak lagi yang sifatnya tentengan dan jumlah serta frekwensinya sangat kecil.

3. Wilayah Kerja Luwuk :

Sedangkan untuk kegiatan karantina hewan domestik keluar di wiilayah kerja dengan data sebagai berikut : ✓ Anjing/Kucing (Hewan Kesayangan) sebanyak 2

ekor dengan frekwensi 2 kali;

✓ Ayam/Burung sebanyak 4.325 ekor dengan frekwensi 61 kali;

✓ Cicak terbang sebanyak 250 ekor dengan frekwensi 2 kali;

✓ Daging Ayam/Daging Sapi/Daging Babi sebanyak 328 kg dengan frekwensi 7 kali;

✓ Telur Ayam konsumsi sebanyak 25.820 kg dengan frekwensi 40 kali;

✓ Kumbang/Kupu-kupu sebanyak 38 koloni dengan frekwensi 12 kali;

(47)

✓ Sarang Semut sebanyak 23 kg dengan frekwensi 5 kali;

✓ Kulit Sapi sebanyak 1.600 lembar dengan frekwensi 6 kali.

4. Wilayah Kerja Pagimana :

Wilayah kerja Pagimana merupakan tempat pengeluaran media pembawa HPHK dengan tujuan Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Utara yang keluar melalui pelabuhan penyeberangan / fery menuju pelabuhan penyeberangan / fery Kota Gorontalo. Adapun kegiatan karantina hewan domestik keluar di wilayah kerja ini sebagai berikut :

✓ Sapi Potong sebanyak 16 ekor dengan frekwensi 2 kali;

✓ Kambing sebanyak 372 ekor dengan frekwensi 37 kali;

✓ Anjing sebanyak 3 ekor dengan frekwensi 3 kali; ✓ Angsa/Bebek/Ayam/Burung sebanyak 341 ekor

dengan frekwensi 126 kali;

✓ Babi Potong sebanyak 114 ekor dengan frekwensi 5 kali;

✓ Daging Sapi/ Daging Aya/Daging Babi/Daging Ular sebanyak 1.150 Kg dengan frekwensi sebanyak 15 kali.

5. Wilayah Kerja Tolitoli :

Untuk wilayah kerja Karantina Pertanian Tolitoli memiliki beberapa tempat pemasukan dan pengeluaran yang harus diawasi adalah pelabuhan laut Tolitoli, pelabuhan penyeberangan fery dan Bandara Udara

(48)

Sultan Bantilan Lalos – Tolitoli, selama tahun 2016 telah berhasil melakukan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang keluar sebanyak:

✓ Sapi/Kerbau sebanyak 2.673 ekor dengan frekwensi 110 kali;

✓ Kambing sebanyak 2.793 ekor dengan frekwensi 165 kali

✓ Bebek/Ayam/Burung sebanyak133 ekor dengan frekwensi 56 kali;

✓ Telur Ayam sebanyak 1.100 kg dengan frekwensi 2 kali;

✓ Sarang Burung Walet sebanyak 47 kg dengan frekwensi 8 kali;

✓ Kulit Sapi garaman sebanyak 11.675 lembar dengan frekwensi 7 kali.

6. Wilayah Kerja Donggala :

Untuk wilayah kerja ini juga sampai saat ini belum ada aktivitas lalu lintas media pembawa HPHK yang keluar melalui Wilker Karantina Pertanian Donggala. Hal ini disebabkan kapal yang berlabuh di pelabuhan Loli sebagai tempat / pintu pengeluaran di Wilker Donggala hanya diperuntukkan kapal pengangkut peti kemas meratus yang selama ini khusus mengangkut media pembawa OPTK yang merupakan bagian dari karantina tumbuhan.

7. Pelabuhan Ampana.

Kabupaten Tojo Una-Una yang beribu kota Ampana mempunyai pelabuhan fery yang menghubungan kota

(49)

Ampana dengan Kota Kwandang Propinsi Gorontalo. Pelabuhan ini belum ditetapkan sebagai wilayah kerja namun sudah ada aktivitas lalu lintas media pembawa HPHK yang ditangani pengeluarannya melalui pelabuhan tersebut pada tahun 2016 dengan data sebagai berikut :

✓ Sapi / Kuda sebanyak 2 ekor dengan frekwensi 2 kali;

✓ Kambing sebanyak 7 ekor dengan frekwensi 4 kali; ✓ Ayam / Burung sebanyak 65 ekor dengan frekwensi

33 kali.

b. Pelaksanaan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang akan keluar melalui pintu-pintu pengeluaran di wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu telah dilaksanakan tindakan karantina hewan dengan mengacu pada tindakan 8 P (Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan ). Dalam hal tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang akan keluar wilayah Sulawesi Tengah selama kurun tahun 2016 di dilaksanakan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan dan pembebasan terhadap media pembawa HPHK khususnya Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing,Anjing dan Kucing. Sedangkan untuk media pembawa HPHK yang lain seperti golongan unggas hanya dilakukan pemeriksaan baik fisik mapun uji lab cepat menggunakan rapid test AI dan pembebasan. Sementara untuk media pembawa HPHK berupa produk hewan seperti telur, daging, sarang walet,

(50)

pakan burung dan ikan hanya dilakukan tindakan pemeriksaan fisik dan pembebasan.

c. Sementara untuk tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang domestik keluar berupa penahanan, penolakan dan pemusnahan sampai akhir tahun 2016, Wilayah Kerja Karantina Pertanian lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu belum ada. Sampai saat ini semua jenis media pembawa HPHK yang dilalu lintaskan oleh masyarakat pengguna jasa karantina hewan telah memenuhi persyaratan sebagaimana ketentuannya sehingga tindakan yang diberikan adalah berupa Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan dan Pembebasan

Data secara rinci terkait jenis media pembawa HPHK yang masuk dan keluar mulai dari volume, frekwensi dan jenis tindakan yang diberikan tersaji pada tabel terlampir.

4. Penggunaan Sertifikat Karantina Hewan

Penggunaan dokumen utama berupa sertifikat kesehatan hewan, sertifikat sanitasi produk hewan, sertifikat untuk benda lain dan sertifikat pelepasan yang digunakan dalam rangka pelayanan sertifikasi karantina hewan di Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu selama tahun 2016 adalah sebagai berikut :

a) KH-9 ➔ sertifikat kesehatan hewan = 2.986 lembar. b) KH-10 ➔ sertifikat sanitasi produk hewan = 940 lembar. c) KH-11 ➔ surat keterangan untuk benda lain = 1.502

(51)

d) KH-12 ➔ sertifikat pelepasan karantina hewan = 4.760 lembar.

5. Kegiatan Pemantauan.

Selain melaksanakan kegiatan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang masuk maupun yang keluar dari wilayah Sulawesi Tengah, Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu juga melaksanakan tusi lain yaitu melakukan pemantauan daerah sebar hama penyakit hewan karantina (HPHK). Berdasarkan petunjuk pelaksanaan tentang pemantauan daerah sebara HPHK Tahun 2016 yang dikeluarkan oleh Pusat Karantina Hewan Badan Karantina Pertanian yang menekankan bahwa untuk pemantauan daerah sebar HPHK Tahun 2016 dalah hanya mengumpulkan dan mengolah data sekunder yang diambil dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten/Kota dan Provinsi Sulawesi Tengah.

Kegiatan pemantauan dilakukan dengan cara pengumpulan informasi melalui kegiatan perjalanan dinas ke Dinas Peteranakan dan Kesehatan Hewan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi Tengah. Metode pengumpulan informasi dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan wawancara Participatory Epidemiology (PE).

Untuk menggali informasi yang lebih mendalam, tim dapat melakukan wawancara PE dengan metode Focus Group Discussion (FGD) atau in Depth Interview (IDI). Focus Group Discusion adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok.

(52)

Pemantauan daerah sebar Hama Penyakit Hewan Karantina Tahun 2016 yang dilakukan oleh petugas fungsional Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu adalah mengumpulkan data sekunder Hama Penyakit Hewan Tahun 2015 dari Dinas yang membidangi masalah peternakan, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner di seluruh Provinsi Sulawesi Tengah dan data dari Balai Besar Veteriner Maros. Setelah di kompilasi, maka data HPHK yang di dapat pada kegiatan pemanatauan tahun ini adalah sebagai berikut ;

Tabel V. Tabel data HPHK kondisi tahun 2015

NO JENIS HPHK

Informasi Status HPHK

KET.

Datat GK Uji Lab. Pasiv Hasil

SurveilansS

Ada Tidak Jenis

Uji (+) Jenis Uji (-) Jenis Uji (+) Jenis Uji (-) 1 AI 1 HA/HI 2 BRUCELLOSIS √ 2 36 RBT, CFT 3 ORF √ 4 HOG CHOLERA √ 5 BVD √ 6 IBD √ 7 ND √ 4 PCR 8 RABIES √ 18 2 Pewarnaan Seller 9 SCABIES √ 10 SE √ 11 KASKADO √ 12 BOVINE ANAPLASMOSIS √ 1 Anamiden 13 THEILERIOSIS 40 Theiliden 14 TUBERCULLOSIS

(53)

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa data HPHK yang dikumpulkan dari dinas sebagian besar berdasarkan laporan gejala klinis baik dari petugas dinas maupun dari laporan masyarakat terdapat 12 HPHK yang terlaporkan berdasarkan gejala klinis pada tahun 2015 yaitu Brucellosis, Septichameia

Epizootica (SE), Bovine Virus Diarrhoea (BVD), Tubercullosis, Scabies, Bovine Anaplasmosis, Stephanofillariasis,Contagious echtyma (ORF), RabieS, Newcastle Disease (ND), Hog Cholera

dan Gumboro.

Pengujian laboratorium pasif dilakukan oleh Dinas Peternakan di Sulawesi Tengah, sedangkan untuk survailans dilakukan oleh laboratorium BBVET Maros. Dari data tersebut dalam tabel diatas maka terdapat kasus Rabies yang merebak pada tahun 2015, dan dilaporkan adanya kasus meninggal pada manusia. Dalam pengujian terhadap sampel rabies di dinas menggunakan metode pengujian pewarnaan seller. Sedangkan penyakit yang muncul pada tahun 2015 dalah BVD hal ini bisa disebabkan adanya lalu lintas pengiriman sapi antara provinsi melalui darat. Pada survailance BBVet Maros juga ditemukan seropositif ND sebesar 4 sampel, positif CFT sebesar 3 sampel, dan positif Theileriosis/ Surra sebesar 7 sampel.

Dalam bentuk peta HPHK maka hasil pemantauan Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

(54)

Berdasarkan peta HPHK di atas maka hampir semua kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tengah terdapat HPHK golongan 2, kecuali Kabupaten Morowali Utara dan Kabupaten Banggai Laut. Karena kedua kabupaten tersebut adalah kabupaten pemekaran baru sehingga belum terdapat data HPHK.

6. Kegiatan Koleksi HPHK.

Pada tahun anggaran 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu tidak ada kegiatan untuk pembuatan koleksi hama penyakit hewan karantina (HPHK). Namun demikian koleksi hama penyakit hewan karantina (HPHK) yang dimiliki sampai saat ini oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu merupakan kegiatan koleksi beberapa tahun yang lalu. Adapun koleksi HPHK yang TOLI-TOLI : ND, KASKADO, HOG CHOLERA, PARIGI MOUTONG : Brucellosis, ND, Rabies, Theilleria PALU : HPAI, Rabies DONGGALA : Bovine, Anaplasmosis, ND, Kaskado, Theilleria POSO: Kaskado, Rabies BUOL : Kaskado, ND, Rabies, Kaskado TOJO UNA-UNA : Brucellosis, ND, Rabies, SE, Kaskado BANGGAI : TB, orf, Kaskado, Brucellosis, SE, Bovine Anplasmosis, SE, Rabies, ND, Hog Cholera BANGKEP : IBD, ND, Rabies, Kaskado MOROWALI : Theilleria, Kaskado, Rabies, ND, Hog Cholera PETA HPHK SULTENG TAHUN 2016

Gambar

Gambar : 1. Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu  Jln. Garuda No. 16 Kota Palu
Gambar  2. Struktur Organisasi
Gambar    4.      Letak  Wilayah  Kerja  Balai  Karantina  Pertanian  Kelas  II  Palu   WILKER TOLITOLI WILKER BANDARA MUTIARA WILKER  PANTOLOAN  WILKER LUWUK  WILKER PAGIMANA WILKER DONGGALA
Tabel 2.b. Realisasi   Anggaran Belanja di  Balai Karantina Pertanian  Kelas II Palu TA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tindakan pemusnahan terhadap komoditas tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama tahun 2019, telah dilaksanakan sebanyak 1 Kali, yaitu Bibit Jeruk

Pelaksanaan kegiatan teknis operasional perkarantinaan terhadap media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) yang dilalulintaskan melalui Balai

Jawaban dari kelima informan atas pertanyaan yang diberikan dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas pelayanan karantina hewan di Kantor Balai Karantina Pertanian

Tindakan pemusnahan terhadap komoditas tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo selama tahun 2018, telah dilaksanakan sebanyak 1 Kali, yaitu Bibit Jeruk

Frekuensi kegiatan pemeriksaan tindakan karantina tumbuhan Ekspor yang keluar melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan pada tahun 2019 sebanyak 195 kali,

Media pembawa HPHK Impor melalui UPT Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan, tahun 2013 pada umumnya adalah importasi hewan hidup berupa importasi hewan

Pelaksanaan kegiatan teknis operasional perkarantinaan terhadap media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) yang dilalulintaskan melalui Balai

AAIA Mirah Dwija, M.Si (Medik Veteriner Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar). Tujuan Seminar Daerah Hasil Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina