• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang merupakan Unit Pelayanan Teknis Badan Karantina Pertanian di Kementerian pertanian, dengan tugas pokok dan fungsi mencegah masuk, tersebarnya dan keluarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Dalam hal peningkatan daya saing produk pertanian dan pemberdayaan ekonomi rakyat, Karantina Pertanian juga dituntut harus mampu berperan membantu para pelaku usaha pertanian dalam memenuhi persyaratan teknis

Sanitary and Phytosanitary dari Negara tujuan ekspor.

Upaya mendukung program pembangunan pertanian di Indonesia, Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang senantiasa melakukan pembenahan secara internal maupun eksternal dalam rangka tercapainya tugas dan fungsinya. Adapun capaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang adalah sebagai berikut:

1. Capain serapan anggaran Tahun 2015 sebesar 94,49%

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) meningkat sebesar 124,58% yang meliputi kegiatan, yaitu :

a. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pelayanan karantina hewan dengan rincian frekuensi sebagai berikut: Frekuensi tindakan pemeriksaan karantina hewan impor sebanyak 2.459 kali, ekspor sebanyak 3.523 kali, domestik masuk sebanyak 16.039 kali, domestik keluar sebanyak 10.110 kali.

b. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pelayanan karantina tumbuhan dengan rincian frekuensi sebagai berikut: sertifikasi karantina tumbuhan terhadap media pembawa OPTK dari luar negeri sebanyak 6.908 kali, ekspor sebanyak 9.668 kali, antar area masuk sebanyak 311 kali, dan antar area keluar sebanyak 3.245 kali.

(2)

3. Mendapat nilai predikat baik mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) untuk semester pertama, pelaksanaan sejak bulan Januari - Juni sebesar 83,09 (SANGAT BAIK) dan IKM untuk semester kedua, yaitu sebesar 82,39% (SANGAT BAIK) atau mengalami penurunan sebesar 0,8% dari IKM Semester II.

4. Mendapat nilai predikat Baik mengenai Indeks Prestasi Nilai Budaya Kerja (IPNBK) periode Tahun 2015 sebesar 91,43 (SANGAT BAIK), yang berarti mengalami kenaikan dari Tahun 2014, sebesar 80,04 (BAIK).

B. TUJUAN

Penyusunan Laporan Tahunan, Tahun Anggaran 2015 bertujuan sebagai laporan pertanggun gjawaban atas kinerja yang telah dicapai dan bahan evaluasi serta sebagai bahan informasi kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang yang telah dilakukan selama Tahun 2015.

C. KEADAAN UMUM UPT a. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang adalah sebagaimana disajikan dalam Gambar 1.1

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang

Kepala Balai Sub Bagian Tata Usaha Seksi Pengawasan dan Penindakan Seksi Karantina Hewan Kelompok Jabatan Fungsional Seksi Karantina Tumbuhan

(3)

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewan dan nabati.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1) penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan.

2) pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);

3) pelaksaaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK; 4) pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;

5) pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewan dan nabati;

6) pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan;

7) pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewan dan nabati;

8) pengelolaan system informasi, dokumentasi, sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan;

9) pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewan dan nabati;

10) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga kantor. b. Sumber daya (SDM, Sarana/Prasarana dan Anggaran )

Sampai dengan Tahun Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang mempunyai Gedung Kantor yang terletak di Jl. M. Pardi No.7 Pelabuhan Tanjung Emas seluas 1.080 M2, Gedung Laboratorium yang terletak di Jl. Benoa No.1 Pelabuhan Tanjung Emas seluas 810 M2, Gedung Kantor Wilker Tegal seluas 50 M2, Gedung Wilker Bandara Ahmad Yani Semarang seluas 120 M2, Instalasi Karantina Tumbuhan dan mess/rumah dinas seluas 930 M2 yang terletak di Kecamatan Ungaran Timur Semarang, Instalasi Karantina Hewan seluas 2.798 M2 yang terletak di Kecamatan

(4)

unit Type 70, dan 4 (empat) unit Type 36 yang terletak di Kelurahan Gedang Anak Kecamatan Ungaran Timur Semarang, 2 (dua) unit rumah dinas yang terletak di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Ungaran Timur Semarang dengan rincian Type D seluas 36 M2 dan Type E seluas 50 M2, dan 1 (satu) unit Rumah Jabatan yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Semarang seluas 120 M2.

Kegiatan mobilitas di Balai maupun di Wilker telah dilengkapi dengan 14 (empat belas) unit kendaraan dinas roda 4 (empat) dan 31 (tiga puluh satu) unit kendaraan dinas roda 2 (dua). Sumber Daya Manusia BKP Kelas I Semarang sampai dengan Tahun Anggaran 2015 berjumlah 95 orang, dan 24 (dua puluh Empat) orang Tenaga Harian Lepas (THL).

Perolehan pagu anggaran pada kurun waktu lima Tahun terakhir, secara umum menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Hal tersebut merupakan wujud dari semakin bertambahnya jumlah pegawai baik fungsional teknis maupun non teknis, perubahan dasar perhitungan harga satuan yang terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya harga barang dan jasa, bertambahnya sarana dan prasarana sehingga biaya pemeliharaannya juga mengalami peningkatan, serta meningkatnya kegiatan pelayanan operasional tindakan karantina pertanian.

c. Peta Wilayah Kerja UPT

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 22/Permentan/OT.140/4/2008 Tanggal 03 April 2008 pada Lampiran VIII bahwa Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang mempunyai wilayah kerja meliputi Pelabuhan Laut Tanjung Emas Semarang, Bandara Ahmad Yani Semarang, Kantor Pos Besar Semarang, Pelabuhan Laut Tegal, dan Pelabuhan Laut Juwana.

(5)

BAB II

KEGIATAN UMUM (3 M)

A. PERENCANAAN DAN KEUANGAN 1. Pengelolaan Anggaran Tahun 2015

Laporan Keuangan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas akuntansi Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang. Seluruh aspek yang saling berkaitan meliputi perencanaan, pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan pelaporan keuangan. Setiap aspek telah didukung oleh ketersediaan anggaran yang tertuang dalam DIPA 2015.

Dalam perencanaan anggaran kebijakan strategis yang akan dilaksanakan adalah menjaga setiap kegiatan masing-masing Seksi Karantina Hewan dan Tumbuhan, Seksi Pengawasan dan Tindakan serta Subbag Tata Usaha dapat berjalan sebagaimana yang direncanakan sesuai dengan anggaran DIPA TA 2015. Setiap perencanaan kegiatan didahului dengan analisa kegiatan yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kegiatan (Term of Reference). Dalam pelaksanaan anggaran setiap kegiatan dalam KAK di breakdown dalam time

table pelaksanaan atau Rencana Operasional Kegiatan (ROK).

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015 memperoleh anggaran yang berasal dari APBN sebesar Rp20.221.737.000,00 terdiri dari Rp17.721.737.000,00 (Rupiah Murni) dan sebesar Rp2.500.000.000,00 (PNBP). Jika dibandingkan dengan pagu anggaran TA 2014 maka anggaran tersebut naik dari Rp17.741.053.000,00 menjadi sebesar Rp20.221.737.000,00 atau naik 13,98 %. Selama Tahun 2015 DIPA mengalami 7 ( tujuh ) kali revisi yaitu 3 kali revisi tanpa mengubah pagu anggaran dan 4 kali revisi dengan mengubah pagu anggaran. Pada revisi I dikarenakan adanya penghematan anggaran perjalanan pada Badan Karantina Pertanian, yang mengubah pagu anggaran APBN dari Rp20.221.737.000,00 menjadi atau terjadi penghematan sebesar Rp19.781.737.000,00. Pada revisi II dikarenakan adanya optimalisasi

(6)

anggaran biaya rekondisi kendaraan roda 4 dari 1 unit dioptimalisasikan menjadi 2 unit dengan pagu anggaran tetap.

Pada revisi III dikarenakan adanya penambahan anggaran terkait dukungan Upaya Khusus dari Kementerian Pertanian sehingga naik menjadi Rp20.251.737.000,00. Pada revisi IV dikarenakan adanya penarikan kembali pagu belanja modal tanah sebesar Rp7.299.250.000 sehingga pagu anggaran menjadi Rp12.952.487.000,00. Pada revisi V adanya optimalisasi anggaran biaya rekondisi kendaraan roda 4 dari 2 unit dioptimalisasikan menjadi 3 unit dengan pagu anggaran tetap. Pada revisi VI adanya optimalisasi anggaran biaya rekondisi kendaraan roda 4 dari 3 unit dioptimalisasikan menjadi 4 unit dengan pagu anggaran tetap dan pada revisi VII dikarenakan adanya revisi DIPA Induk oleh Badan Karantina melalui Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan merubah pagu anggaran Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, dengan penambahan belanja pegawai sehingga pagu menjadi Rp13.122.487.000,00.

Realisasi Belanja Tahun 2015 mencapai Rp12.399.638.263,00 (94,49%) dari Pagu Anggaran terakhir Rp13.122.487.000,00 dengan rincian realisasi Belanja Pegawai Rp5.788.034.230,00 (96.78%), Belanja Barang Rp6.593.204.033,00 (92,58%) dan Belanja Modal Rp. 18.400.000,00 (92,00%).

Data selengkapnya tentang realisasi anggaran perkegiatan disajikan pada Tabel 2.1,Tabel 2.2, Grafik 1.1

Tabel 2.1

Perbandingan Anggaran Belanja DIPA

Balai Karantina Pertanian Kelas I SemarangTA 2014 dan TA 2015 No Uraian Belanja

Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah 1 TA 2014 5.358.757.000 6.086.096.000 383.500.000 11.828.353.000 2 TA 2015 5.980.540.000 7.121.947.000 20.000.000 13.122.487.000

(7)

Tabel 2.2

Realisasi Anggaran Belanja DIPA

Balai Karantina Pertanian Kelas I SemarangTA 2015

No Uraian Pagu Realisasi % Saldo

1 Belanja Pegawai 5.980.540.000 5.788.034.230 96,78 192.505.770 2 Belanja Barang 7.121.947.000 6.593.204.033 92,58 528.742.967 3 Belanja Modal 20.000.000 18.400.000 92,00 1.600.000

Jumlah 13.122.487.000 12.399.638.263 94,49 722.848.737

Grafik 2.1

Komposisi Anggaran Belanja

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015

a. Belanja Pegawai

Anggaran Tahun 2015 untuk Belanja Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang terealisasi sebesar Rp5.788.034.230,00 atau sebesar 96,78% dari pagu anggaran Rp5.980.540.000,00. yang digunakan untuk membayar Belanja Pegawai 96 (sembilan puluh enam) pegawai. Anggaran Tahun 2015 untuk belanja pegawai mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran lalu sebesar Rp621.783.000,00 atau 12%. Kenaikan belanja pegawai dapat dilihat pada Grafik 2.2.

0 1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.000.000.000 7.000.000.000 8.000.000.000 Belanja Pegawai Belanja Barang Blanja Modal

(8)

Grafik 2.2

Komposisi Anggaran Belanja Pegawai

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2014 dan 2015 b. Belanja Barang

Anggaran Tahun 2015 untuk Belanja barang Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang terealisasi sebesar Rp6.593.204.033,00 atau sebesar 92,58% dari pagu anggaran Rp7.121.947.000,00 dengan rincian sebagai berikut : Belanja barang operasional dengan pagu anggaran Rp1.613.136.000,00 terealisasi sebesar Rp1.532.747.411,00 atau sebesar 95,02%, Belanja Barang Non Operasional dengan pagu anggaran Rp131.600.000,00 terealisasi sebesar Rp80.837.000,00 atau sebesar 61,43%, belanja jasa dengan pagu anggaran Rp955.656.000,00 terealisasi sebesar Rp792.389.950,00 atau sebesar 82,92%, Belanja Pemeliharaan dengan pagu anggaran Rp938.825.000,00 terealisasi sebesar Rp863.054.128,00 atau sebesar 91,93%, Belanja Perjalanan dengan pagu anggaran Rp2.869.180.000,00 terealisasi sebesar Rp2.744.275.444,00 atau sebesar 95,65% dan Belanja barang Persediaan dengan pagu Rp613.550.000,00 terealisasi sebesar Rp579.900.100,00. 5.000.000.000 5.200.000.000 5.400.000.000 5.600.000.000 5.800.000.000 6.000.000.000 2014 2015

Belanja Pegawai

(9)

Anggaran Tahun 2015 untuk belanja barang mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2014 yang lalu sebesar Rp1.035.851.000,00 atau 17,02%. Rincian realisasi Belanja Barang ditunjukkan dalam Grafik 2.3.

Grafik 2.3

Komposisi Anggaran Belanja Barang

Balai Karantina Pertanian Kelas I SemarangTahun 2015

c. Belanja Modal

Anggaran Tahun 2015 ini untuk Belanja Modal Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang terealisasi sebesar Rp18.400.000,00 atau sebesar 92,00% dari pagu anggaran Rp20.000.000,00. Kegiatan tersebut seluruhnya merupakan belanja modal rekondisi kendaraan roda 4 sebanyak 4 unit. Anggaran Tahun 2015 untuk belanja modal mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp363.500.000,00 atau 94,78%. Realisasi belanja modal dapat dilihat dalam Grafik 4 di bawah ini.

2265,02% 184,78% 1341,85% 4028,65% 861,49% 1318,21% Barang Opersional Barang Non Operasional Belanja Jasa Belanja Perjalanan Dalam Negeri Belanja Barang Persediaan Belanja Pemeliharaan

(10)

Grafik 2.4

Komposisi Anggaran Belanja Modal

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015

2. Pendapatan Negara Bukan Bajak (PNBP)

Pendapatan adalah semua penerimaan Negara dalam satu periode Tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada kas umum negara. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis akun pendapatan. Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang merupakan Satuan Kerja yang memungut Pendapatan Bukan Pajak (PNBP) dan menggunakan kembali sebagian pendapatan tersebut. Penerimaan PNBP di BKP Kelas I Semarang terdiri dari: • Penerimaan umum PNBP berasal dari penerimaan jasa karantina

pertanian pemeriksaan dan pengawasan.

• Penerimaan dari pendapatan sewa aset satuan kerja. • Penerimaan lain lain berasal dari pengembalian belanja.

Rekondisi kendaraan roda 4

(11)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2012 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang memungut PNBP jasa tindakan karantina hewan dan karantina tumbuhan dengan kode akun 423215 (Pendapatan karantina, Pemeriksaan/pengawasan) dan Penerimaan lain-lain berasal dari pengembalian belanja 423911 (Penerimaan kembali belanja pegawai pusat TAYL ).

Realisasi pendapatan dari jasa karantina, pemeriksaan/pengawasan (423215) Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015 sebesar Rp6.229.448.546,00 (124,58%) dari target sebesar Rp5.000.000.000,00. Dengan demikian dibandingkan dengan Tahun 2014 sebesar Rp5.525.473.179,00 mengalami penurunan sebesar Rp171.791.771,00 atau sebesar 2,68%. Penurunan pendapatan ini selain menurunya frekuensi sertifikasi karantina hewan dan tumbuhan juga disebabkan turunnya volume beberapa jenis komoditas baik hewan maupun tumbuhan. Data selengkapnya mengenai Target dan Realisasi Penerimaaan Negara Bukan Pajak di Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang seperti terlihat dalam Tabel 2.3, Grafik 2.5

Tabel 2.3

Target dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang

Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015

No Uraian Pagu Realisasi %

1 TA 2011 3.000.000.000,00 4.702.548.498,00 156,75 2 TA 2012 3.000.000.000,00 5.290.524.858,00 176,35 3 TA 2013 3.500.000.000,00 5.525.473.179,00 157,87 4 TA 2014 4.000.000.000,00 6.401.240.317,00 160,02 5 TA 2015 5.000.000.000,00 6.229.448.546,00 124,58

(12)

Grafik 2.5

Target Penerimaan PNBP

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2011 s.d 2015

3. Anggaran dan Kegiatan 2016

Anggaran kegiatan untuk Tahun 2016 merupakan usulan dari rangkaian kegiatan dalam jangka waktu 5 Tahun sampai dengan 2019. Program prioritas masih melanjutkan Program Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Hayati. Indikator Kerja Utama Program dijabarkan sebagai berikut :

a. Prosentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina impor di tempat pemasukan yang telah ditetapkan

b. Prosentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pemasukan yang telah ditetapkan

c. Prosentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pengeluaran yang telah ditetapkan

d. Prosentase jumlah sertifikat ekspor yang ditolak oleh negara tujuan melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan

e. Penurunan prosentase kasus pelanggaran perkarantinaan f. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

0,00 5.000.000.000,00 TA 2011 2012TA TA 2013 2014TA TA 2015

Target PNBP

Target PNBP

(13)

Pada Tahun 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang mengusulkan anggaran sebesar Rp57.253.867.000,00 yang bersumber dari Rupiah Murni dan PNBP yang ada pada Tabel 2.4 dan untuk kegiatan Tahun 2016 yang lebih terperinci dapat dilihat dalam Lampiran 4.

Tabel 2.4 Usulan Kegiatan

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2016

No Uraian Nominal

Sumber Dana dari Rupiah Murni

1 Belanja Pegawai 6.240.360.000 2 Belanja Barang 8.068.757.000 3 Belanja Modal 40.449.250.000 Sumber Dana dari PNBP

1 Belanja Barang 2.495.500.000

Jumlah 57.253.867.000

B. KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA

1. Kepegawaian

a. Kondisi Umum Kepegawaian

Pada Tahun 2015, Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sampai dengan 1 Desember 2015, memiliki Sumber Daya Manusia 119 (seratus

sembilan belas) orang terdiri dari 95 (sembilan puluh Lima) Pegawai Negeri Sipil

(PNS), ditambah dengan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil berjumlah 2 (dua) orang CPNS dan 24 (duapuluh empat) Tenaga Outsersing.

Pelaksanaan kegiatan untuk dapat memenuhi kebutuhan pelayanan, pegawai BKP Kelas I Semarang sesuai kompetensinya ditempatkan pada kantor Balai, wilayah kerja (Wilker) Bandara A Yani, Kantor Pos, Pelabuhan Tegal, dan Pelabuhan Juwana. Untuk pegawai yang telah menduduki jabatan fungsional

(14)

tertentu dan fungsional umum penempatan pegawai telah sesuai dengan kompetensinya.

Tabel 2.5 Komposisi Pegawai Negeri (PNS/CPNS) menurut kualifikasi Golongan :

Golongan IV : 07 (tujuh) Orang

Golongan III : 55 (lima puluh lima) Orang

Golongan II : 33 (tiga puluh tiga) Orang

Golongan I : - Orang

THL/TenagaBantu : 24 (duapuluhempat) Orang

Tabel 2.6 Distribusi Pegawai menurut lokasi/ Wilayah Kerja : Wilker Pelabuhan Tanjung

Emas

: 90 (sembilan puluh ) Orang.

Wilker Bandara Ahmad Yani : 02 (dua) Orang.

Wilker Kantor Pos Semarang : 01 (satu) Orang. Wilker Pelabuhan Laut Tegal : 01 (satu) Orang. Wilker Pelabuhan Laut Juwana : 01 (satu) Orang. Tabel 2.7 Komposisi Pegawai menurut kualifikasi Pendidikan :

S-2 Megister Secien : 01 (satu) Joni Hutapea Orang S-2 Magister Manajemen : 02 (dua) Lilis, Agus P Orang S-2 Kedokteran Hewan : 13 (tiga belas) Orang S-1 Pertanian Jurusan HPT : 09 (sembilan) Heru dkk Orang S-1 Pertanian Jurusan Budi

Daya

: 03 (tiga) Heri,ismi, bayu Orang S-1 Pertanian Jurusan SOSEK : 01 (satu) cipno Orang

S-1 MIPA : 02 (dua) Wilda, Rian Orang

S-1 Peternakan : 01 (satu) Andrian Orang

S-1 H u k u m : 04 (empat) Sabar, Choi, andika, Nug

Orang

S-1 Ekonomi : 08 (delapan) Rivan dkk Orang

S-1 Sosial / Politik : 02 (dua) Yuli, dini Orang

D-3 Pertanian : 02 (dua) Angga, Nia Orang

D-3 Hewan 09 (sembilan) Puji dkk Orang

D-3 Akuntansi : 02 (dua) Dian eko, Wiwin Orang SLTA Pertanian/SPP-SPMA : 08 (tujuh) Hartoni, dkk Orang

SLTA /SNAKMA : 05 (lima) Kusworo dkk Orang

SLTA IPA : 06 (enam) Orang

SLTA Umum : 15 (lima belas) Orang

SMEA : 02 (dua) Marso, fitri, Orang

(15)

Tabel 2.8 Komposisi Pegawai menurut kualifikasi Jabatan Struktural, Fungsional

dan Non Fungsional adalah sebagai berikut :

Pejabat Struktural :

Kepala Balai : 01 (satu) Orang

Kepala Sub Bagian Tata Usaha : 01 (satu) Orang Kepala Seksi Karantina Hewan : 01 (satu) Orang Kepala Seksi Karantina Tumbuhan : 01 (satu) Orang Kepala Pengawasan dan Penindakan

(Wasdak)

: 01 (satu) Orang

Pejabat Fungsional

Medik Veteriner Madya : 01 (satu) Orang

Medik Veteriner Muda : 09 (sembilan) Orang

Medik Veteriner Pertama : 01 (satu) Orang

Calon Medik Veteriner : - Orang

Paramedik Veteriner Penyelia : 02 (dua) Orang Paramedik Veteriner Lanjutan : 04 (empat) Orang Paramedik Veteriner Pelaksana : 10 (sepuluh) Orang

Calon Paramedik Veteriner : - Orang

POPT Madya : - Orang

POPT Muda : 07 (lima) Orang

POPT Pertama : 04 (enam) Orang

Calon POPT Ahli : 01 (satu) Orang

POPT Penyelia : 04 (empat) Orang

POPT Pelaksana Lanjutan : 03 (tiga) Orang

POPT Pelaksana : 07 (tujuh) Orang

POPT Pemula : - Orang

Calon POPT Terampil : 03 (tiga) Orang

Fungsional Umum : 33 (tigapuluh tiga) Orang

THL / Tenaga Bantu : 24 (duapuluh) Orang

Jumlah : 119 (seratus

sembilan belas)

(16)

5 26 11 5 21 4 Sruktural POPT

Staf Administrasi Staf Teknis Non Fungsional Medik Paramedik Tenaga Harian Lepas

7

55 23

6 24

Gol 4 Gol 3 Gol 2 Gol 1 Honorer

Grafik 2.6 Klasifikasi Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang berdasarkan Jabatan dan Golongan

Tabel 2.9 Proporsi Pegawai Menurut Bidang Tugas & Golongan a (orang) b (orang) c (orang) d (orang) Jumlah PNS Gol IV 05 02 - - 07 Gol III 07 20 14 14 55 Gol II 05 03 05 18 31 Gol I CPNS Gol III Gol II 02 02 Gol I - - - - Jumlah 95

(17)

Tabel 2.10 PEJABAT ESELON :

Eselon II/a/b III a IV a V a/b

- 1 4 -

Jumlah : 05 (lima)

Tabel 2.11 PEJABAT FUNGSIONAL. Medik / Paramedik Veteriner

Medik Veteriner Madya : 01 (satu) Medik Veteriner Muda : 09 (sembilan)

Medik Veteriner Pertama : 01 (satu)

Calon Medik Veteriner : -

Paramedik Veteriner Penyelia : 02 (dua) Paramedik Veteriner Lanjutan : 04 (empat)

Paramedik Veteriner Pelaksana : 10 (sepuluh)

Calon Paramedik Veteriner : -

Jumlah : 27 (duapuluh tujuh) Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)

POPT Madya : -

POPT Muda : 07 (tujuh)

POPT Pertama : 05 (lima)

Calon POPT Ahli : 01 (satu)

POPT Penyelia : 04 (empat)

POPT Pelaksana Lanjutan : 03 (dua)

POPT Pelaksana : 07 (tujuh)

POPT Pemula : -

Calon POPT Terampil : 03 (tiga) Jumlah : 30 (tiga puluh)

Tabel 2.12 FUNGSIONAL UMUM :

1. Penyusun Perencanaan : 01 (satu) 2. Bendahara Pengeluaran : 01 (satu)

3. Bendahara Penerima : 01 (satu)

4. Bendahara Gaji : 01 (satu)

5. Pengadministrasi Keuangan : 06 (enam) 6 Verifikator Keuangan : 02 (dua) 7 Pengadministrasi dan Penyaji Data : 04 (empat) 8. Petugas SIMAK-SABMN : 01 (satu)

9. Petugas SAK : 01 (satu)

10. Penata Usaha BMN : 03 (tiga)

11. Pengadministrasi Kepegawaian : 01 (satu) 12. Pengadministrasi Umum : 04 (empat) 13. Petugas Perpustakaan : 02 (dua) 14. Penata Usaha Dokumen : 02 (dua)

15. Pramu Protokol : 01 (satu)

(18)

Tabel 2.13 Jumlah Tenaga Honorer/ Kontrak/ THL Pembantu Pejabat Fungsional

1. Satuan Pengamanan BKP : 10 (sepuluh) 2. Satuan Pengamanan IKH Karangroto : 01 (satu) 3. Satuan Pengamanan IKT Polaman : 01 (satu) 4. Satuan Pengamanan Mes Ungaran : 01 (satu)

5. Pengemudi : 03 (tiga)

6. Tenaga Bantu Fungsional Hewan : 02 (dua) 7. Tenaga Bantu Fungsional Tumbuhan : 06 (enam)

:

Jumlah : 23 (duapuluh tiga)

b. Kelayakan Beban Kerja Dengan Jumlah Tenaga Kerja

Pegawai Negeri Sipil di Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang yang berjumlah 95 (sembilanpuluh lima ) orang masih dirasa kurang apabila dengan beban kerja yang padat khususnya Operasional baik Medik/Paramedik maupun Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang hanya berjumlah 57 (limapuluh tujuh) orang sehingga perlu adanya penambahan pegawai, sehingga kelayakan dan beban kerja pegawai seimbang. Pegawai yang berada pada posisi fungsional umum yang berjumlah 33 (tigapuluh tiga) masih terdapat beberapa penempatan yang belum sesuai dengan kompetensi.

c. Mutasi Pegawai

Kegiatan kepegawaian Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang baik Jabatan Fungsional Medik / Paramedik Veteriner dan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) maupun Non Fungsional telah berjalan dan mengikuti ketentuan yang berlaku. Sampai akhir Tahun 2015, terdapat mutasi alih tugas masuk atas permintaan sendiri atas nama Akhmad Buseri, SP dari BKP Kelas I Mataram ke BKP Kelas I Semarang dan terdapat mutasi alih tugas keluar atas nama R Evi Sugandi, SP pada kantor Pemerintahan Kota Tegal, Kenaikan Pangkat Struktural, Fungsional maupun kenaikan Jabatan dan Pangkat Pejabat Fungsional, serta Kenaikan Gaji berkala.

d. Pendidikan dan Pelatihan

Pada Tahun 2015 terdapat berbagai Pelatihan , Seminar, Workshop dan kegiatan lainnya yang dilaksanakan oleh Badan Karantina Pertanian dan Unit Pelaksana

(19)

Teknis lainnya yang diikuti oleh pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sebagaimana diuraikan dalam lampiran 3 dan 4.

e. Pelaksanaan Jabatan Fungsional Medik Veteriner/ Paramedik dan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT)

Pada Tahun 2015, pelaksanaan kegiatan teknis operasional dilakukan oleh para pejabat fungsional sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, disamping itu terdapat mutasi alih tugas, pengangkatan dalam jabatan fungsional dan kenaikan jabatan Fungsional, yaitu :

Tabel 2.14

Realisasi Kenaikan Jabatan Medik/Paramedik Veteriner Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan Pemberhentian dari Jabatan

Fungsional. NO N A M A KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL dan PEJABAT PENERBIT SK, NO,TANGGAL LAMA/ TMT BARU/TMT 1 2 3 4 5

1 Juwita Amalia Rohy Calon Paramedik Veteriner Paramedik Vetetriner Pelaksana 01-04-2015 Keputusan Mentan. No.1100/Kpts/Kp.240/A.2.4/ 8/ 2015, Tanggal 14 Agustus 2015

2 Pujiwati A.Md Calon Paramedik Veteriner Paramedik Vetetriner Pelaksana 01-04-2015 Keputusan Mentan. No.1101/Kpts/Kp.240/A.2.4/ 8/ 2015, Tanggal 14 Agustus 2015

3 Aisyah Kurniawaty, AMd Calon Paramedik Veteriner Paramedik Vetetriner Pelaksana 01-04-2015 Keputusan Mentan. No.1102/Kpts/Kp.240/A.2.4/ 8/ 2015, Tanggal 14 Agustus 2015

4 Adilla Susi Wahono, SP POPT Pertama POPT Muda 01-09-2015 Keputusan Mentan. No.1565/Kpts/Kp.240/A.2.4/ 12/ 2015,Tanggal 11 Desmber 2015 5 Dina Anggraeni Sulistyawati, SP

POPT Pertama POPT Muda 01-09-2015

Keputusan Mentan.

No.1658/Kpts/Kp.240/A.2.4/ 12/ 2015,Tanggal 11 Desmber 2015 6 Aini Sofiatun Rohmatillah,

A.Md

POPT Pelaksana POPT Pelaksana Lanjutan 01-09-2015 Keputusan Mentan. No.1657/Kpts/Kp.240/A.2.4/ 12/ 2015,Tanggal 11 Desmber 2015

7 Tujiharto POPT Pelaksana POPT

Pelaksana Lanjutan 01-03-2012 Keputusan Mentan. No.1027/Kpts/Kp.240/A.2.4/ 8/ 2015, Tanggal 12 Agustus 2015

(20)

2. Ketatausahaan (Surat-Menyurat, Pengagendaandan Pengarsipan)

Kegiatan Surat-menyurat, pengagendaan dan pengarsipan pada BKP Kelas I Semarang telah dilaksanakan mengacu pada Tata Naskah Dinas yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian Tahun 2010. Pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang jumlah surat masuk pada Tahun 2015 selama bulan Januari s/d Desember sejumlah 2.401 surat dan untuk surat keluar sebanyak 4.990 surat. Pengarsipan surat dilakukan secara manual menyesuaikan dengan jenis surat dengan kode surat.

3. Indeks Kepuasan Masyarakat ( IKM)

Pada Tahun 2015 ini penilaian indeks kepuasan masyarakat atas kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang pada Semester I, pelaksanaannya pada bulan Januari s/d Juni sebesar 83,09 (SANGAT Baik) dan untuk IKM pada semester II adalah 82,39 (SANGAT BAIK) mengalami Penurunan sebanyak 0,8% semester I dimana menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan jasa BKP Kelas I Semarang, karena pada Tahun 2015 pada semester 2 terdapat penurunan pada unsur pelayanan di prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kecepatan jadwal pelayanan, dan kepastian jadwal pelayanan, oleh karena itu perlu adanya perbaikan dan peningkatan pada unsur pelayanan tersebut pada Tahun berikutnya.

C. SARANA DAN PRASARANA

Di Tahun 2015 permasalahan yang dihadapi Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan permasalahan yang timbul pada Tahun Anggaran 2014 sebenarnya Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang juga sudah mengalokasikan anggaran pengadaan tanah dalam DIPA Tahun Anggaran 2015, namun setelah tim dari Badan Karantina Pertanian melakukan survai terhadap tanah yang sudah direkomendasikan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang dan dikarenakan adanya ketidaksesuaian lokasi dan pagu anggaran yang tersedia, anggaran tersebut lagi - lagi gagal terealisasi.

(21)

1. Kondisi Sarana dan Prasarana

Sampai dengan akhir Tahun 2015 Kantor pelayanan dan Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang masih berdiri diatas tanah milik Pelabuhan Indonesia III dan PT Persero Angkasa Pura I dengan status tanah sewa. Untuk itu diharapkan pada Tahun 2016 pengadaan tanah bisa terealisasi sehingga nantinya gedung kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang baik pelayanan dan laboratorium bisa berdiri diatas tanah sendiri sehingga pada akhirnya bisa menghemat biaya anggaran sewa.

Pada Tahun Anggaran 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sangat mengharapkan untuk terealisasinya anggaran pengadaan tanah yang sudah tersedia pada DIPA Tahun 2016, sehingga diharapkan bisa untuk memenuhi himbauan / pemberitahuan PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Emas yang mana berdasarkan Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Emas tanah yang selama ini disewakan kepada Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang termasuk Zona General Cargo sehimgga nantinya perlu dilakukan relokasi kantor dan itu yang harus menjadi perhatian kita bersama.

Permasalahan yang lain pada Tahun 2015 yaitu Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang memiliki 2 ( dua ) unit rumah dinas yang oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sendiri sudah tidak digunakan lagi dan rumah dinas tersebut dalam kondisi rusak berat dan bangunan tersebut berdiri diatas tanah milik Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah yang mana berdasarkan surat dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah nomor : 524/05/0579 tanggal 20 pebruari 2015 tentang permohonan hibah dan surat pernyataan bersedian menerima hibah barang milik negara nomor : 524/1795 tanggal 05 juni 2015 asset gedung dan bangunan yang dikelola oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang yang berupa 2 ( dua ) Unit Rumah Dinas tersebut diminta untuk dihibahkan ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah.

(22)

2. Asset Tetap

Pada Tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang juga sudah mengakomodir permohonan hibah dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dengan mengajukan permohonan hibah Nomor : 973/PL.130/L.12.B/03/2015 tanggal 20 Maret 2015 ke Badan Karantina Pertanian namun sampai dengan akhir Tahun 2015 surat rekomendasi hibah tersebut belum terbit.

Tabel 2.15 Daftar BMN BKP Kls I Semarang Yang Akan Dihibahkan No Kode Barang NUP Luas

M2

Perolehan

Nilai Buku Niliai Limit Ket. Thn Harga 1. 2. 4.01.02.01.010 4.01.02.01.013 1 1 36 50 1984 1984 24.087.239 71.876.763 19.570.882 58.399.868 4.786.600 47.555.000 Berdiri diatas tanah milik Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah

Disamping masalah terebut diatas Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang pada tanggal 06 Oktober 2015 juga sudah mengajukan surat permohonan alih fungsi aset yang berupa gedung dan bangunan yang dikelola Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang yang tadinya mess menjadi rumah dinas dengan nomor surat : 3801/PL.310/L.12.B/10/2015 ke Badan Karantina Pertanian namun sampai dengan akhir Tahun 2015 juga belum surat rekomendasinya.

Tabel 2.16 Daftar BMN BKP Kls I Semarang Yang Diusulkan Yang Semula Mess Menjadi Rumah Dinas

No Volume Jumlah Semula Menjadi

Status Gol Type Fungsi 1. 2. 3. 138 M2 70 M2 36 M2 1 Unit 1 Unit 4 Unit Mess Mess Mess Rumah Negara Rumah Negara Rumah Negara I II II A C E Rumah Jabatan Rumah Dinas Rumah Dinas

(23)

Pada Tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang tidak banyak ada perubahan pada segi sarana dan prasarana yang bertambah, bahkan pada Tahun Anggaran 2015 untuk pengadaan sarana dan prasarana kantor nihil hanya saja ada perubahan sedikit pada sarana dan prasarana peralatan dan mesin yang bertambah nilai perolehannya karena pemeliharaannya menggunakan mata anggaran 53.

Di Tahun 2015 untuk realisasi pemeliharaan yang dialokasikan untuk pemeliharaan gedung dan bangunan kantor yang berlokasi di Jl.M Pardi No. 7 Pelabuhan Tanjung Emas yang selama ini dipergunakan untuk kantor pelayanan dan yang di Jl. Benoa No.1 Pelabuhan Tanjung Emas yang selama ini dipergunakan untuk Laboratorium pada Tahun 2015 sudah tidak dialokasikan anggaran untuk pemeliharaan berat dikarenakan status tanah yang digunakan untuk mendirikan banguna tersebut adalah tanah milik PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Emas yang disewakan kepada Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, disamping itu juga sudah ada surat pemberitahuan dari PT Pelabuhan Indonesia III bahwa tanah yang disewa oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang termasuk Zona General Cargo sehingga realisasi anggaran khususnya untuk pemeliharaan kedua aset bangunan tersebut diatas hanya untuk pemeliharaan yang sifatnya sangat mendesak sehingga pelayanan kepada masyarakat bisa tetap berjalan seperti biasa.

Sampai dengan Tahun Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang masih tetap mengelola 2 ( dua ) unit Gedung Kantor yang lokasinya terpisah yaitu Gedung Kantor yang terletak di Jl. M.Pardi No.7 Pelabuhan Tanjung Emas sluas 1.080 M2 dan Gedung Kantor yang terletak di Jl. Benoa No.1 Pelabuhan Tanjung Emas seluas 810 M2, yang masih berdiri diatas tanah milik Pelabuhan Tanjung Emas dengan status tanah sewa. Peningkatan jumlah pegawai pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sudah barang tentu akan selalu muncul masalah sarana dan prasarana untuk menunjang tugas pokok dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang.

(24)

Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sampai dengan akhir Tahun 2015 mengelola aset tanah untuk Instalasi Karantina Tumbuhan seluas 1.737 M2 yang terletak di Kec.Mijen Semarang, tanah untuk mess/rumah dinas seluas 502 M2 yang terletak di Kec. Ungaran Timur Semarang, tanah untuk mess/rumah dinas seluas 322 M2 yang terletak di Kec. Ungaran Barat Semarang, tanah untuk Instalasi Karantina Hewan seluas 2.798 M2 yang terletak di Kec. Genuk Semarang, 2 ( dua ) Unit Gedung Kantor Tanjung Emas 2 ( dua ) Unit Instalasi Laboratorium Tanjung Emas, 1 ( satu ) Unit Instalasi Rumah Kasa ( Screen House ) seluas 30 M2, yang kondisinya sudah mulai rusak ringan dikarenakan korusi oleh angin laut 1 ( satu ) Unit Gedung Kantor Wilker Tegal seluas 50 M2, 1 ( satu ) Unit Gedung Khusus Bandara Ahmad Yani Semarang seluas 120 M2 yang status tanahnya juga sewa dari PT Angkasa Pura serta sarana dan prasarana lingkungan Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang.

Selain itu Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang juga mengelola 1 ( satu ) Unit Instalasi Karantina Tumbuhan yang terletak di Kec. Mijen Semarang seluas kurang lebih 930 M2 serta sarana dan prasaran lingkungan gedung Instalasi Karantina Tumbuhan, Instalasi Karantina Hewan yang terletak di Kelurahan Karangroto Kec. Genuk Semarang, Mess/Rumah Dinas 5 ( lima ) unit dengan rincian 1 (satu ) unit type 70, dan 4 ( empat ) unit type 36 yang terletak di Kelurahan Gedang Anak Kec. Ungaran Timur Semarang, 2 ( dua ) unit rumah dinas yang terletak di Kelurahan Sidomulyo Kec. Ungaran Timur Semarang dengan rincian type D seluas 36 M2 dan type E seluas 50 M2, yang berdiri diatas tanah milik Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah dan 1 ( satu ) unit Mess/Rumah Jabatan yang terletak di Kec. Ungaran Barat Semarang seluas 120 M2

Pada Tahun Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang tidak merealisasikan pengadaan barang terutama pengadaan tanah namun demikian pengadaan barang yang sudah terealisasi pada Tahun Anggaran 2014 dirasa masih sangat kurang untuk mengisi kekosongan ruangan yang ada pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang termasuk untuk wilayah kerja seiring dengan penambahan jumlah pegawai dan jumlah

(25)

ruangan yang ada serta untuk menggantikan barang-barang yang sudah rusak berat. Setelah adanya sistem kebutuhan penganggaran pengadaan barang dialokasikan sepenuhnya pada masing – masing UPT, sehingga masing – masing UPT dapat merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana UPT dan bisa direalisasikan sesuai kebutuhan dan tepat sasaran.

Pada dasarnya sarana dan prasaran yang sudah direalisasikan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang dengan anggaran sudah sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang tugas pokok dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang. Namun dirasa masih sangat kurang seiring dengan makin meningkatnya volume kegiatan dan dengan adanya kemajuan tehnologi serta adanya barang – barang inventaris yang sudah rusak namun belum dihapus, kedepan masih sangat diperlukan pengadaan sarana dan prasarana Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

3. Penghapusan Asset

Pada Tahun 2015 sarana dan prasarana yang dikelola Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang sudah mulai banyak yang rusak berat dan ketinggalan jaman, akibat dari faktor usia dan alam lingkungan kantor yang berada dipinggir pantai dan rob yang pada Tahun 2014 belum bisa dilakukan proses penghapusan yang dikarenakan terkendala belum ditetapkanya penetapan status penggunaannya oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan dalam hal ini Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Semarang. Namun Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang pada Tahun 2015 sudah bisa merealisasikan penghapusan sebagian barang – barang inventaris yang sudah rusak berat sehingga bisa mengurangi beban pencatatan.

(26)

Tabel 2.17 Daftar Realisasi Penghapusan Barang-Barang Inventaris Pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang

No Kode Barang NUP Nama Barang Tahun Perolehan Jml Kondisi Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 3060101038 3060101048 3060101048 3060101048 3060102038 3060102101 3060201003 3060201010 3070101009 3070101029 3080120017 3080141129 3080141129 3100102001 3100102001 3100102001 3100102001 3100102002 3100102002 3100102002 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100203003 3100204004 3100204004 7-100 5-11 15-16 20-21 1 1 1-2 1 1-2 1 1-5 1 1 1 7-14 15-17 24 2-5 8-10 16 12 15-17 19 21 23 25 27-28 30-32 35-36 39-42 44-45 2-3 4-6

Mic conector box UPS UPS UPS Power Supplay Photo Tustel Pswt Telephon Facsimile Timbangan Bdn Proyecktor Power Suplay Exhust Fan Incinerator PC Unit PC Unit PC Unit PC Unit Laptop Laptop Laptop Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Printer Modem Modem 2007 2008 2010 2012 2002 2000 2007 1998 1999 2003 2004 2006 2007 2000 2005 2006 2005 2005 2005 2005 2005 2007 2008 2010 2010 2005 2003 2003 2007 2008 2008 2006 2007 94 7 2 2 1 1 2 1 2 1 5 1 1 1 8 3 1 4 3 1 1 3 1 1 1 1 2 3 2 4 2 2 3 Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Rusak Berat Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Dihapuskan Jumlah 166

(27)

BAB III

KEGIATAN OPERASIONAL

A. Kegiatan Operasional Karantina Hewan 1. Teknis Operasional Perkarantinaan

Pelaksanaan kegiatan teknis operasional perkarantinaan terhadap media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) yang dilalulintaskan melalui Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang selama Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan

Tindakan karantina pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran dan keabsahan isi dokumen, mendeteksi hama penyakit hewan karantina, status kesehatan dan sanitasi media pembawa, dan/atau kelayakan sarana alat angkut. Selama Tahun Anggaran 2015 frekuensi pemeriksaan terhadap media pembawa HPHK sebanyak 32.131 kali yang meliputi impor, ekspor, domestik keluar dan domestik masuk. Data tindakan pemeriksaan MP HPHK di Tahun 2015 tertuang dalam grafik 3.1

0 5000 10000 15000 20000

Impor Ekspor Domestik Keluar Domestik Masuk 2459 3523 16039 10110

Frekuensi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK

Tahun 2015

(28)

Sedangkan media pembawa HPHK yang dikenakan tindakan pemeriksaan meliputi :

1) Impor

Frekuensi tindakan pemeriksaan sebanyak 2.459 kali yang terdiri atas :  Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 6.886 lembar dan

64.952 kg dengan frekuensi 13 kali.

 Hasil Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 66.736.335,7 kg dengan frekuensi 708 kali.

 Bahan Asal Hewan pangan sebanyak 781.500 kg dengan frekuensi 18 kali.

 Benda lain sebanyak 32.157 kemasan dan 22.869 kg dengan frekuensi 65 kali.

 Hasil Bahan Asal Hewan Pangan sebanyak 157.531.000 kg dengan frekuensi 1.655 kali.

Data secara jelas dapat terlihat pada grafik 3.2 berikut :

2) Ekspor

Frekuensi tindakan pemeriksaan sebanyak 3.523 kali yang terdiri atas :  Bahan Asal Hewan Pangan sebanyak 530.792,6 kg dengan

frekuensi 3.420 kali.

 Hasil Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 255.253,4 kg dengan frekuensi 85 kali.

 Media Pembawa lain sebanyak 340.011,3 kg dengan frekuensi 18 kali. 500 1.000 1.500 2.000 BAH Bukan Pangan HBAH Pangan HBAH Bukan Pangan

Benda Lain BAH Pangan 13

1.655

708

65 18

Frekunsi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK

Impor Tahun 2015

(29)

Data secara jelas dapat terlihat pada grafik 3.3 berikut :

3) Domestik Keluar

Frekuensi tindakan pemeriksaan sebanyak 16.039 kali yang terdiri dari :  Hewan sebanyak 85.327 ekor, 422 kg dengan frekuensi 13.117

kali.

 Bahan Asal Hewan pangan sebanyak 1.299.254,4 kg dengan frekuensi 1.993 kali.

 Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 24,2 kg dan 12.000 butir dengan frekuensi 13 kali.

 Hasil Bahan Asal Hewan pangan sebanyak 106.203,9 kg dengan frekuensi 440 kali.

 Benda lain sebanyak 4 botol dan 177 kemasan dengan frekuensi 18 kali.

 Media Pembawa lain sebanyak 778.901 kg dan 12.617 koloni dengan 458 kali. 1.000 2.000 3.000 4.000

BAH Pangan HBAH Bukan Pangan

Media Pembawa Lain 3.420

85 18

Frekuensi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK

Ekspor Tahun 2015

(30)

Data secara rinci dapat dilihat dalam grafik 3.4 berikut :

4) Domestik Masuk

Frekuensi tindakan pemeriksaan sebanyak 10.110 kali yang terdiri dari :  Hewan sebanyak 48.413 ekor, 0,5 kg dan 17 koloni dengan

frekuensi 8.623 kali.

 Bahan Asal Hewan Pangan sebanyak 82.374,9 kg dengan frekuensi 1.454 kali.

 Bahan Asal Hewan bukan pangan sebanyak 15.200 butir dan 2.312 lembar dengan frekuensi 10 kali.

 Benda lain sebanyak 275 botol dengan frekuensi 4 kali.

 Media Pembawa Lain sebanyak 125 koloni dengan frekuensi 19 kali. 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 Hewan BAH Pangan BAH Bukan Pangan HBAH Pangan

Benda Lain Media Pembawa

Lain 13.117

1.993

13 440 18 458

Frekuensi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK

Domestik Keluar Tahun 2015

(31)

Data secara rinci tertuang dalam grafik 3.5 berikut :

b. Pengasingan

Tindakan karantina pengasingan dilakukan untuk pengamatan, pemeriksaan dan perlakuan dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan penularan hama penyakit hewan karantina. Pada Tahun Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Seksi Karantina Hewan telah melakukan tindakan pengasingan terhadap sapi, kerbau, kuda dan kambing terhitung sejak bulan Januari sampai dengan Desember 2015 sebanyak 6.442 ekor dengan frekuensi 160 kali kegiatan.

c. Pengamatan

Tindakan pengamatan dilakukan untuk mendeteksi lebih lanjut terhadap hama penyakit hewan karantina dengan cara mengamati timbulnya gejala penyakit hewan karantina selama pengasingan. Tindakan pengamatan sebagai tindak lanjut tindakan pengasingan sehingga jumlah media pembawa dan frekuensi kegiatannya sama dengan tindakan pengasingan yaitu 160 kali kegiatan.

0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000

Hewan BAH Pangan BAH Bukan Pangan

Benda Lain Media Pembawa

Lain 8.623

1.454

10 4 19

Frekuensi Tindakan Pemeriksaan MP HPHK

Domestik Masuk Tahun 2015

(32)

d. Perlakuan

Tindakan perlakuan dilakukan untuk membebaskan dan atau mensucihamakan media pembawa HPHK, baik yang yang berupa hewan maupun produk hewan. Tindakan perlakuan dapat berupa penyemprotan desinfektan, pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium, pengobatan, vaksinasi, dan sebagainya. Tindakan perlakuan dilakukan terhadap MP yang dikenakan tindakan pengasingan, atau terhadap sarana prasarana yang akan digunakan untuk tindakan pengasingan.

e. Penahanan

Tindakan penahanan dilakukan terhadap media pembawa HPHK yang belum memenuhi persyaratan karantina, dan dijamin oleh pemiliknya bahwa yang bersangkutan dapat memenuhi persyaratan tersebut dalam jangka waktu yang telah diatur dalam PP No. 82 Tahun 2000. Penahanan dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan fisik terhadap media pembawa dan diduga tidak berpotensi membawa dan menyebarkan hama penyakit hewan karantina, tidak dilarang pemasukkannya serta tidak berasal dari daerah yang dilarang pemasukannya. Lebih lengkap perihal penahanan ini akan dibahas di bagian Pengawasan dan Penindakan.

f. Penolakan

Tindakan penolakan dilakukan terhadap media pembawa yang tidak memenuhi persyaratan karantina, atau dokumen lain yang dipersyaratkan Menteri lain yang terkait. Lebih lengkap perihal penolakan ini akan dibahas di bagian Pengawasan dan Penindakan.

g. Pemusnahan

Sesuai dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, PP No. 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan, dan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 316.a/Kpts/PD.670.320/L/11/06 tentang Petunjuk Teknis Tindakan Karantina Hewan Terhadap Media Pembawa Highly Pathogenic Avian

(33)

Influenza (HPAI), maka terhadap media pembawa yang masuk dari daerah/area lain, yang setelah dilakukan perlakuan tidak dapat disembuhkan, menunjukkan gejala penyakit hewan karantina Golongan I, dan tidak dilengkapi dokumen karantina dapat dilakukan tindakan karantina pemusnahan. Selama Tahun Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang telah melakukan beberapa kali tindakan pemusnahan. Lebih lengkap perihal pemusnahan ini akan dibahas di bagian Pengawasan dan Penindakan.

h. Pembebasan / Pelepasan

Tindakan karantina pembebasan / pelepasan dilakukan terhadap media pembawa yang setelah dilakukan pemeriksaan tidak tertular HPHK (Hama Penyakit Hewan Karantina), setelah dilakukan pengamatan dalam pengasingan tidak tertular HPHK, setelah dilakukan perlakuan dapat disembuhkan dari HPHK, atau setelah dilakukan penahanan seluruh persyaratan yang diwajibkan dapat disembuhkan. Frekuensi kegiatan tindakan pembebasan/pelepasan terhadap media pembawa selama Tahun Anggaran 2015 adalah sebanyak 32.131 kali. Secara detil media pembawa HPHK yang dilalulintaskan melalui BKP Kelas I Semarang tersaji dalam lampiran 6.

Grafik 3.6. Grafik lalu lintas komoditi impor, ekspor, domestik keluar dan domestik masuk : 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 2011 2012 2013 2014 2015 Impor Ekspor Domestik Keluar Domestik Masuk

(34)

2. Penggunaan Formulir

Dalam pelaksanaan kegiatan teknis operasional perkarantinaan, formulir karantina hewan merupakan perangkat dokumentasi, yang berfungsi

sebagai alat bukti keabsahan suatu proses kegiatan tindakan karantina dalam bentuk tertulis. Penggunaan formulir karantina hewan berpedoman pada Keputusan Menteri Pertanian nomor 475 Tahun 2002. Selama Tahun Anggaran 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang telah menggunakan formulir karantina sebanyak 16.913 set.

3. Pemantauan Daerah Sebar – HPHK

Pemantauan Daerah Sebar Penyakit Hewan Karantina di Wilayah Pemantauan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang Tahun 2015 dilaksanakan di 25 Dinas Kota/Kabupaten yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu : Kabupaten Kendal, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Batang, Kabupaten Demak, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kabupaten Pati, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kota Tegal, Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Balai Besar Veteriner Wates dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. Cakupan informasi yang diamati adalah data temuan gejala klinis, data hasil uji laboratorium, data suveilans dan data hasil penelitian dengan durasi waktu data sepanjang Tahun 2014.

Hasil pengumpulan data informasi status dan situasi HPHK yang diperoleh dari Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dan 25 Dinas kota/kabupaten yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan, selanjutnya dikompilasi dan diverifikasi dan didapatkan sebanyak 11 macam penyakit yaitu : Avian Influenza, Anthrax, Bovine Virus Diarrhoae (BVD), Brucellosis, Canine Parvovirus Infection, New Castle Disease(ND), ORF/Contagious Ecthyma, Ringworm / Dermathopytosis, Scabies/Demodecosis, Theileriosis,

(35)

Trypanosomosis/Surra. Penyakit yang ada ini berdasarkan dari Pedoman pemantauan daerah sebar HPHK Tahun 2015 bahwa kegiatan pengamatan status dan situasi HPHK Tahun 2015 di fokuskan pada HPHK yang dapat menimbulkan gangguan reproduksi pada sapi dan seluruh HPHK Golongan II, sebagaimana diatur dalam Kepmentan Nomor : 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan Jenis-jenis HPHK, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa.

Tabel 3.1 Status dan situasi HPHK di 25 kota/kabupaten di JawaTengah

NO KOTA/KABUPATEN PENYAKIT HPHK GOLONGAN II

1. Kota Semarang Brucellosis

2. Kabupaten Semarang Avian Influenza,Brucellosis, New Castle Disease 3. Kota Salatiga Dermatophytosis/Ringworm, Scabies

4. Kabupaten Boyolali Anthrax, Avian Influenza, Brucellosis, Theileirosis 5. Kabupaten Klaten Avian Influenza, Brucellosis

6. Kabupaten Sukoharjo Avian Influenza, New Castle Disease

7. Kabupaten Wonogiri Avian Influenza, Bovine Virus Diarrhoae (BVD) 8. Kabupaten Karanganyar Avian Influenza, New Castle Disease

9. Kabupaten Sragen Avian Influenza, New Castle Disease 10. Kota Magelang Scabies, Canine Parvovirus Infection 11. Kabupaten Magelang Avian Influenza, Scabies

12. Kabupaten Demak Avian Influenza, Scabies 13. Kabupaten Kudus Brucellosis, Scabies 14. Kabupaten Jepara Scabies

15. Kabupaten Rembang Dermatophytosis/Ringworm, ORF/Contagious Ecthyma, Scabies

16. Kabupaten Blora - 17. Kabupaten Pati -

18. Kabupaten Grobogan Avian Influenza, ORF/Contagious Ecthyma, Scabies 19. Kabupaten Kendal New Castle Disease

20. Kabupaten Batang Scabies 21. Kota Pekalongan Scabies

22. Kabupaten Pekalongan Dermatophytosis/Ringworm, ORF/Contagious Ecthyma, Scabies, Trypanosomosis

23. Kabupaten Pemalang Avian Influenza, Trypanosomosis, ORF/Contagious Ecthyma, Scabies

24. Kota Tegal ORF/Contagious Ecthyma, Scabies 25. Kabupaten Tegal ORF/Contagious Ecthyma, Scabies

Dari data tersebut di atas dapat dilihat bahwa kasus Avian Influenza terdapat di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, mengingat Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah endemis untuk penyakit Avian influenza. Demikian

(36)

kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Kendal. Kejadian penyakit yang menyebabkan gangguan reproduksi pada sapi yaitu Brucellosis dan Bovine Virus Diarrhoea (BVD) juga terdapat di beberapa kota/kabupaten di Jawa Tengah. Kejadian penyakit Brucellosis terdapat di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Kudus, sedangkan kejadian penyakit

Bovine Virus Diarrhoea (BVD) terdapat di Kabupaten Wonogiri. Dari data

diperoleh kejadian Penyakit Trypanosomosis ada di kabupaten Pemalang dan penyakit Theileriosis ada di Kabupaten Boyolali. Sepanjang Tahun 2014, diperoleh data berdasar kejadian penyakit Scabies, ORF, Ringworm, dan

Canine Parvovirus Infection di beberapa Kota/Kabupaten di Jawa Tengah.

Ditemukannya beberapa macam penyakit HPHK Golongan II dan penyakit HPHK yang menyebabkan gangguan reproduksi pada sapi maka diperlukan adanya pengawasan dan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran penyakit. Karantina Hewan memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan pencegahan masuk tersebar dan keluarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) sesuai dengan tugas pokok karantina yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan serta dilaksanakan dengan berpegang pada PP Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan dengan memperhatikan berbagai faktor strategis yang dapat mempengaruhinya. Posisi dan peranan karantina dinilai sangat strategis khususnya dalam menghadapi ancaman masuknya HPHK dari luar negeri dan mencegah tersebarnya HPHK antar area/pulau di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. Demikian pula sebaliknya melakukan pencegahan keluarnya hama penyakit dari Indonesia ke luar negeri.

Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah endemis Avian Influenza, untuk itu perlu adanya pengawasan terhadap lalu-lintas unggas di pintu pemasukan maupun pengeluaran untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut. Penyakit HPHK yang menyebabkan gangguan reproduksi pada sapi seperti

Brucellosis dan Bovine Virus Diarrhoae (BVD) juga terdapat di beberapa

(37)

lalu-lintas sapi di pintu pemasukan maupun pengeluaran. Selain itu, Jawa Tengah merupakan daerah bebas rabies sehingga perlu pengawasan yang ketat terhadap pemasukan Hewan Pembawa Rabies (HPR) dari luar daerah/luar pulau yang akan masuk ke Jawa Tengah. Lalu-lintas HPR hanya diperbolehkan dari daerah bebas ke daerah bebas, daerah bebas ke daerah tertular maupun dari daerah tertular ke daerah tertular. HPR dari daerah tertular tidak diperbolehkan masuk ke daerah bebas (Jawa Tengah), sehingga perlu pengawasan terhadap lalu-lintas HPR di pintu pemasukan maupun pengeluaran. Beberapa HPHK yang terdapat beberapa Kota/Kabupaten di Jawa Tengah seperti Anthrax, Canine Parvovirus Infection, New Castle

Disease(ND), ORF/Contagious Ecthyma, Ringworm/Dermathopytosis,

Scabies/Demodecosis, Theileriosis, Trypanosomosis/Surra juga perlu

diwaspadai penyebarannya.

Setiap media pembawa HPHK yang dimasukkan, dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam, dan/atau dikeluarkan dari wilayah negara Republik Indonesia dikenakan Tindakan Karantina yang meliputi : Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan (8P). Untuk menjamin terselenggaranya Tindakan Karantina hewan yang mandiri, tangguh dan profesional perlu dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner dari unit-unit laboratorium veteriner guna menetapkan dan menegakkan suatu diagnosis HPHK, sehingga dapat ditempuh langkah-langkah penanganan dan penanggulangannya yang berdaya guna dan berhasil guna.

Langkah-langkah manajemen resiko untuk meminimalisir kemungkinan penyebaran penyakit diantaranya adalah :

a) Penguatan sarana prasarana Laboratorium Karantina Hewan BKP Kelas I Semarang untuk melakukan pengujian terhadap penyakit yang dilalulintaskan melalui BKP Kelas I Semarang , peningkatan kompetensi petugas laboratorium serta perlu peningkatan jejaring kerja antara laboratorium karantina hewan dengan laboratorium veteriner lainnya melalui suatu sistem yang utuh.

(38)

b) Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dalam monitoring dan surveillans antara dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan dengan karantina untuk pencegahan dan pemberantasan penyakit. c) Dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan disarankan agar terus

menerus melakukan pemantauan dan surveillance dan juga penguatan sarana prasarana laboratorium dalam rangka pengujian penyakit.

d) Perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat dengan sosialisasi mengenai penyakit hewan dan penyebarannya melalui penyuluhan dan iklan layanan masyarakat baik itu melalui media cetak maupun media elektronik.

e) Peningkatan koordinasi dan pengawasan dengan pihak-pihak terkait terhadap lalu-lintas media pembawa HPHK di tempat pemasukan maupun di tempat pengeluaran.

f) Membangun kepatuhan terhadap peraturan perundangan karantina. 4. Pemantauan Penyebaran HPHK Dalam Rangka Upaya Khusus Swasembada

Daging Sapi

Kegiatan pemantauan Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang dalam rangka mendukung swaswembada daging sapi dilakukan berdasarkan HPHK yang dapat menimbulkan gangguan reproduksi pada sapi yang terdapat di provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa, target pemantauan HPHK tersebut adalah Brucellosis. Tujuan dari Pemantauan Penyebaran Hama Penyakit Hewan Karantina terhadap brucellosis pada sapi bibit di kawasan sapi bibit dan pengembangannya di Jawa Tengah adalah untuk mengetahui tingkat kejadian brucelosis pada sapi bibit di kawasan sapi bibit dan pengembangannya di Jawa Tengah dan memperoleh data survelains yang dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka penyempurnaan kebijakan dalam bidang karantina hewan yang berlaku dan dalam rangka mendukung tercapainya Jawa Tengah Bebas Brucellosis pada Tahun 2018. Metode yang digunakan dengan pengambilan sampel secara langsung dan pengisisn kuisioner.

(39)

Pemantauan penyebaran HPHK terhadap brucellosis dilaksanakan di 7 Kabupaten yang merupakan kawasan sapi bibit dan pengembangannya yaitu Kabupaten Blora, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Wonogiri. Jumlah total sampel yang diambil adalah 1120 sampel, dengan sebaran masing-masing kabupaten 160 sampel. Hasil pengujian Rose Bengal Test (RBT) di Bbvet Wates No. Surat : 10029/PD.650/F.5/1015 dan Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang No.618.1/KH.130/LAB/09.15 seperti tertera dalam tabel 3.2 dibawah ini.

1. Kabupaten Wonogiri

Kecamatan Desa Jumlah Sampel Jumlah Peternak Sapi Potong Sapi Perah Hasil Positif RBT Hasil Positif CFT Pracimantoro Gambir 27 27 27 - - - Suci 13 12 13 - - - Sambiroto 1 1 1 - - - Eromoko Eromoko 4 3 4 - - - Puluharjo 4 4 4 - - - Sumberharjo 4 3 4 - - - Sindukarto 3 3 3 - - - Panekan 5 4 5 - - - Purwantoro Sedang 24 22 24 - - - Bulukerto Bulukerto 16 16 16 - - - Krandegan 12 3 12 - - - Giriwoyo Sendang Agung 20 14 20 - - - Tempuran 11 8 11 - - - Nguntoronadi Pondoksari 16 15 16 - - - 6 kecamatan 14 desa 160 135 160 - - - 2. Kabupaten Kebumen

Kecamatan Desa Jumlah Sampel Jumlah Peternak Sapi Potong Sapi Perah Hasil Positif RBT Hasil Positif CFT Mirit Lembupurwo 37 30 37 - - - Singoyudan 15 15 15 - - - Wergonayan 10 1 10 - - -

Buluspesantren Ayam putih 32 31 32 - - -

Mentahan wetan 17 17 17 - - - Brencong 27 25 27 - - - Banjurpasar 22 21 22 - - - 2 kecamatan 7 desa 160 140 160 - - -

(40)

3. Kabupaten Rembang

Kecamatan Desa Jumlah Sampel Jumlah Peternak Sapi Potong Sapi Perah Hasil Positif RBT Hasil Positif CFT Rembang Turusgede 30 19 30 - - Sulang Seren 36 16 36 - 3 - Kebonagung 10 6 10 - - - Giriwoyo Tlogotunggal 48 42 48 - - - Pamotan Pragen 36 23 36 - - - 4 kecamatan 5 desa 160 106 160 - 3 - 4. Kabupaten Grobogan

Kecamatan Desa Jumlah

Sampel Jumlah Peternak Sapi Potong Sapi Perah Hasil Positif RBT Hasil Positif CFT Pulokulon Pulokulon 17 16 17 - - - Panunggalan 12 9 12 - 1 - Tuko 15 15 15 - 1 - Jetaksari 9 9 9 - - - Toroh Sindurejo 8 8 8 - - - Karangganharjo 6 1 6 - - - Depok 11 9 11 - - - Tambirejo 11 11 11 - 1 - Genengadal 5 2 5 - - - Purwodadi Kuripan 4 1 4 - - - Ngembak 7 3 7 - - - Genuksari 5 5 5 - - - Dayang 3 2 3 - - - Karanganyar 2 1 2 - - - Putat 3 2 3 - - - Tawangharjo Godan 5 1 5 - - - Selo 4 4 4 - - - Tarub 8 5 8 - - - Grobogan Grobogan 2 1 2 - - - Karangrejo 4 2 4 - - - Tanggungharjo 3 1 3 - - - Lebak 8 7 8 - - - Brati Karangsari 2 1 2 - - - Temon 3 2 3 - - - Njangkungharjo 3 1 3 - - - 6 kecamatan 25 desa 160 119 160 - 3 -

(41)

5. Kabupaten Pati

Kecamatan Desa Jumlah Sampel Jumlah Peternak Sapi Potong Sapi Perah Hasil Positif RBT Hasil Positif CFT Cluwak Mojo 11 2 11 - - - Wedanjaksa Bumiayu 5 2 5 - - - Suwaduk 5 2 5 - - - Winong Kropak 12 10 12 - 1 - Margoyoso Sidomukti 17 6 17 - - - Waturoyo 8 2 8 - - - Soneyan 13 4 13 - - - Purworejo 10 10 10 - - - Dukuhseti Bakalan 8 3 8 - - - Dukuhseti 18 6 18 - - - Alasdowo 6 2 6 - - - Gunungwungkal Gadu 5 3 5 - - - Gajihan 15 8 15 - - - Tayu Margomulyo 7 4 7 - - - Kaki Kalong 20 9 20 - - - 7 kecamatan 15 desa 160 73 160 - 1 - 6. Kabupaten Blora Kabupaten/ Kecamatan Desa Jumlah Sampel Jumlah Peternak Sapi Potong Sapi Perah Hasil Positif RBT Hasil Positif CFT Banjarejo Bacem 33 27 33 - - - Japah Beganjing 30 24 30 - - - Ngawen Semawur 15 13 15 - - - Bradag 17 14 17 - - - Kunduran Jetak 39 34 39 - - - Tunjungan Kalangan 26 26 26 - - - 5 Kecamatan 6 desa 160 138 160 - - - 7. Kabupaten Boyolali

Kecamatan Desa Jumlah Sampel Jumlah Peternak Sapi Potong Sapi Perah Hasil Positif RBT Hasil Positif CFT Mojosongo Karangnongko 18 3 - 18 - - Madu 18 1 - 18 - - Kemiri 10 4 3 7 - - Musuk Sukorame 20 8 - 20 1 1 Sukorejo 20 4 - 20 - - Ringinlarik 10 4 - 10 - - Pusporenggo 10 5 - 10 - - Cepogo Mliwis 17 6 - 17 2 2 Ampel Kembang 18 4 - 18 - - Sidomulyo 9 5 - 9 - - Sambi Cermo 5 5 5 - - - Karanggede Manyaran 5 5 5 - - - 6 Kecamatan 12 desa 160 54 13 147 3 3

(42)

Penentuan jumlah sampel mengacu pada prevalensi dari Balai Besar Veteriner Wates sebesar 2.01%, dengan hasil pengujian RBT dan CFT sampel serum sesuai tertera diatas, sehingga diperoleh data tingkat kejadian brucellosis pada sapi di Kabupaten Wonogiri 0%, Kabupaten Kebumen 0%, Kabupaten Rembang 0%, Kabupaten Grobogan 0%, Kabupaten Pati 0%, Kabupaten Blora 0% dan Kabupaten Boyolali 1.875%.

Tindak lanjut dari hasil pengujian tersebut Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang segera melakukan koordinasi secara langsung dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 828/Kpts/OT.201/10/1998 tentang Pedoman Pemberantasan Penyakit Hewan Keluron Menular (Brucellosis) pada Ternak, maka terhadap ternak yang merupakan reaktor Brucelllosis dilaksanakan potong bersyarat. Dalam pelaksanaan potong bersyarat terhadap ternak yang merupaka reactor Brucelllosis bukan merupakan hal yang mudah dilaksanakan karena belum optimalnya keikutsertaan peternak dalam penanggulangan Brucelllosis serta biaya kompensasi dari pemerintah menurut peternak tidak sesuai. Oleh karena itu perlu dilakukannya pembinaan dan pendekatan terhadap peternak. Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang bersama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali melakukan pembinaan dan pendekatan secara langsung ke peternak.

Berdasarkan pengecekan di kandang yang terdapat 2 ekor positif Brucelllosis di Desa Cepogo diperoleh informasi satu bulan yang lalu sapi miliknya juga ada yang yang mengalami keluron atau keguguran pada umur kebuntingan 8 bulan, yang merupakan salah satu ciri Brucelllosis, hal ini menunjukkan bahwa kuman brucella sp telah mengkontaminasi kandang tersebut. Terhadap kandang tersebut akan dilakukan pengawasan lebih lanjut oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali. Sedangkan terhadap 2 ekor sapi yang merupakan reaktor Brucelllosis, peternak bersedia bersedia mengikuti aturan pemberantasan dan pengendalian Brucellosis. Untuk kandang yang terdapat 1 ekor positif Brucelllosis, diperoleh informasi dari pihak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali bahwa dikandang

Gambar

Tabel 2.4  Usulan Kegiatan
Tabel 2.6  Distribusi Pegawai menurut lokasi/ Wilayah Kerja :  Wilker Pelabuhan Tanjung
Tabel 2.8  Komposisi Pegawai menurut kualifikasi Jabatan Struktural,  Fungsional  dan Non Fungsional adalah sebagai berikut  :
Grafik 2.6  Klasifikasi Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang berdasarkan  Jabatan dan Golongan
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Pelaksanaan kegiatan operasional tindakan karantina terhadap Media Pembawa HPHK dan OPTK serta Media Pembawa objek pengawasan keamanan pangan berdasar tingkat

Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian,

Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari merupakan Unit Pelaksana Teknis untuk melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta keamanan

Perkarantinaan diselenggarakan berdasarkan asas kelestarian sumberdaya alam hayati hewan, ikan dan tumbuhan. Hal ini mengandung arti bahwa segala tindakan karantina

Media pembawa HPHK Impor melalui UPT Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan, tahun 2013 pada umumnya adalah importasi hewan hidup berupa importasi hewan

Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan

Tempat pemasukan/pengeluaran yang ditetapkan untuk pemasukan/pengeluaran media pembawa hama dan penyakit hewan karantina pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan

Balai Karantina Pertanian Kelas I yang selanjutnya disebut BKP Kelas I adalah UPT Badan Karantina Pertanian yang melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan,