• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi diantara komponen-komponen pendukungnya dan. berjalannya proses tersebut diumulai dengan suatu perencanaan, konsep

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi diantara komponen-komponen pendukungnya dan. berjalannya proses tersebut diumulai dengan suatu perencanaan, konsep"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keluaran hasil berupa output atau outcome merupakan dari hasil suatu proses yang terintegritasi dalam sistem manajemen yang saling

berinteraksi diantara komponen-komponen pendukungnya dan

berjalannya proses tersebut diumulai dengan suatu perencanaan, konsep maupun masterplan. Sinerginya perencanaan untuk mendukung busines process akan tampak pada hasil keluaran, semakin sesuainya perencanaan yang mendukung busines proces semakin baik hasil keluarannya begitupula sebaliknya.

Reformasi di bidang perencanaaan dan penganggaran dimulai pada tahun anggaran 2005 dengan mengacu pada Undang‐Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang‐Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan pembangunan Nasional. Sebagai tindak lanjut terhadap pelaksanaan peraturan perundangan tersebut, Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2004 yang menegaskan bahwa rencana kerja dan anggaran yang disusun menggunakan tiga pendekatan, yaitu: (1) anggaran terpadu (unified budget); (2) kerangka pengeluaran jangka menengah biasa disebut KPJM (medium term expenditure framework); dan (3) penganggaran berbasis kinerja biasa disebut PBK (performance based budget).

(2)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

2

Dalam pelaksanaannya, pendekatan tersebut di atas fokus pada PBK. Kedua pendekatan lainnya (anggaran terpadu dan KPJM) mendukung penerapan PBK. Pendekatan anggaran terpadu merupakan prasyarat penerapan PBK. Sedangkan pendekatan KPJM merupakan jaminan kontinyuitas penyediaan anggaran kegiatan karena telah dirancang hingga tiga atau lima tahun ke depan.

Melalui Undang-undang Nomor 16 tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan Pemerintah Indonesia telah menentukan pilihan bahwa salah satu strategi untuk menjaga kelestarian sumber daya alam hayati hewan, ikan dan tumbuhan adalah melalui penyelenggaraan perkarantinaan. Badan Karantina Pertanian ditetapkan sebagai instansi yang melaksanakan tugas perkarantinaan hewan dan tumbuhan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Agar tujuan perkarantinaan hewan dan tumbuhan tercapai sesuai dengan harapan pemberi kewenangan, kebutuhan masyarakat, baik untuk memenuhi kewajiban penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik dibidang karantina hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati maka perlu dibuat rencana kinerja tahunan.

Informasi kinerja yang dicantumkan tidak hanya keluaran dan hasil pada tingkatan program/kegiatan tetapi juga menjelaskan hubungan erat antar tingkatan tersebut. Keterkaitan tersebut terlihat sejak dari perumusan Visi dan Misi yang selanjutnya diterjemahkan dalam program beserta alokasi anggarannya. Tingkatan di bawah program merupakan penjelasan lebih rinci dari program yang memuat antara lain: nama

(3)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

3

kegiatan, bagian atau tahapan kegiatan yang dilaksanakan, alokasi anggaran untuk masing‐masing tahapan, bahkan rincian item biayanya.

B. TUJUAN

Tujuan dilaksanakan Penyusunan Rencana Kinerja Tahun Anggaran 2013 adalah :

1. Untuk memberikan panduan dalam pelaksanaan program/kegiatan pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare.

2. Sebagai bahan evaluasi dan monitoring penerapan terhadap tingkat pencapaian kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare.

(4)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

4

BAB II

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

46/Permentan/HK.340/8/2010 tanggal 4 Agustus 2010 yang diperbaharui dengan Permentan No. 94/OT.140/12/2011 tanggal 29 Desember 2011 tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare memiliki beberapa wilayah kerja meliputi : 3 (tiga) Bandar Udara yaitu Pongtiku, Andi Jemma dan Soroako serta 7 (tujuh) Pelabuhan Laut yaitu Nusantara, Cappa Ujung, Awerange, Malili, Palopo, Siwa dan Garongkong.

Tugas pokok Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare adalah Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewani nabati. Dalam melaksanakan tugas pokok, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan

2. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,

penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)

3. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK 4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK

(5)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

5

6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan

hayati hewani dan nabati

7. Pengelolaan informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan.

8. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati.

9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare adalah unit Pelaksana Teknis yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian.

STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA STASIUN

KAUR TATA USAHA

KASUB SIE YANOP

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(6)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

6

Struktur organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare terdiri dari :

a. Kepala Stasiun, mempunyai tugas bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan.

b. Urusan Tata Usaha, mempuyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaporan, serta urusan tata usaha dan rumah tangga.

c. Subseksi Pelayanan Operasional, mempuyai tugas melakukan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati, dan sarana teknik serta pengelolaan system informasi dan dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang karantina hewan dan karantina tumbuhan serta keamanan hayati hewani dan nabati. d. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional tertentu dan

fungsional umum. Jabatan fungsional tertentu terdiri dari fungsional ahli seperti Medik Veteriner, POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) dan fungsional terampil seperti paramedik veteriner dan POPT pelaksana. Adapun fungsional umum terdiri dari jabatan fungsional berdasar bidang keahlian masing-masing berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam rangka ketertiban dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan/kegiatan maka setiap awal tahun anggaran kepala UPT juga menetapkan Surat Keputusan tentang uraian tugas pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare tahun anggaran yang berjalan.

(7)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

7

BAB III

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN

DAN STRATEGI

A. VISI

Visi merupakan gambaran tentang masa depan realistik yang dipilih dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi merupakan kondisi ideal tentang masa depan, terjangkau, dipercaya, meyakinkan dan mengandung daya tarik, sekaligus merupakan refleksi keadaan internal dan potensi kemampuan inti serta keliatan (fleksibilitas) suatu organisasi dalam menghadapi hambatan dan tantangan masa depan. Oleh karena itu sebagai unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian Visi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare yaitu “Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya.

Pengertian tangguh dan terpercaya digambarkan sebagai berikut : Tangguh :

Penyelenggaraan karantina pertanian pada hakekatya adalah

perwujudan pertahanan Negara di bidang perlindungan kelestarian

sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan. Prinsip pertahanan

adalah tangguh menghadapi serangan.

Terpercaya :

Keberhasilan Barantan berkaitan dengan peran serta masyarakat dan mitra kerja baik di dalam maupun di luar negeri, oleh karena itu setiap kebijakan dan tindakan Barantan perlu mendapat kepercayaan yang tinggi.

(8)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

8

maupun keseuaian dengan teknik dan metode dalam penyelenggaraan

pemerintahan dibidang perkarantinaan dan keamanan hayati.

B. MISI

Untuk mewujudkan visi tersebut maka Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare mengemban misi :

1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK), dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) di wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare Propinsi Sulawesi Selatan;

2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan di wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare Propinsi Sulawesi Selatan;

3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas Pertanian di wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare Propinsi Sulawesi Selatan;

4. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik di wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare Propinsi Sulawesi Selatan.

C. TUJUAN

Tujuan merupakan pernyataan tentang apa yang ingin dicapai oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Dalam melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, sesuai dengan Renstra Stasiun Karantina Pertanian Kelas I

(9)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

9

Parepare tahun 2010 – 2014 tergambar dalam tingkat efektifitas

penyelenggaraannya berupa :

a. Pelaksanaan dan peningkatan efektifitas dan efisiensi perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati;

b. Peningkatan kualitas sumber daya dan implementasi prinsip tata pemerintahan yang baik.

D. SASARAN

Sasaran strategis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare

sebagai unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian terbagi dalam 2 (dua) kelompok utama yaitu sasaran prioritas misi berorientasi pada

proses internal utama yang berkaitan dengan tugas pokok yang ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan, sedangkan strategi

pengembangan sumber daya berkaitan dengan dukungan manajemen yang mendukung langsung pencapaian sasaran prioritas misi.

A. SASARAN PRIORITAS MISI

Sasaran strategis :

a. Melaksanakan kebijakan teknis operasional karantina pertanian

berbasis kelestarian sumberdaya alam hayati dengan

mempertimbangkan kepentingan perekonomian dan ketentuan internasional.

b. Meningkatkan kemampuan deteksi masuknya ancaman resiko melalui teknik dan metoda yang berbasis ilmu pengetahuan dan harmonis dengan kebijakan perekonomian nasional serta standar internasional

(10)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

10

c. Meningkatkan koordinasi, kerjasama dengan instansi terkait dalam

rangka peningkatan efektifitas operasional pelayanan dan

pengawasan.

d. Meningkatkan sosialisasi, monitoring dan penegakan hukum dalam rangka menumbuhkan kesadaran dan tanggungjawab pengguna jasa karantina dan masyarakat pada umumnya.

e. Melaksanakan dan meningkatkan kualitas operasional pelayanan dan pengawasan dengan tetap konsisten terhadap kebijakan dan prosedur.

B. SASARAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA

a. Penyediaan sumberdaya manusia yang berkualitas, kompeten dalam jumlah memadai;

b. Penyediaan sarana operasional yang optimal serta teknologi dan sistem informasi yang handal dan terintegrasi;

c. Meningkatkan daya guna teknologi dan informasi dalam manajemen administrasi dan operasional pelayanan;

d. Meningkatkan efektifitas pengendalian internal.

E. KEBIJAKAN

Kementerian Pertanian dalam posisi perencanaan nasional disepakati merupakan komponen utama dalam pencapaian prioritas Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (SDA-LH) yaitu Peningkatan Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian. Untuk mencapai hasil prioritas bidang maka ditetapkan beberapa fokus prioritas yang capaian

(11)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

11

indikator kinerjanya merupakan capaian dari beberapa

kementerian/lembaga.

Pencapaian prioritas Peningkatan Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian didukung oleh 5 (lima) fokus prioritas, yaitu :

1. Peningkatan produk dan produktivitas untuk menjamin ketersediaan pangan dan bahan baku industri dari dalam negeri ;

2. Peningkatan efisiensi sistem distribusi dan stabilitas harga pangan; 3. Peningkatan pemenuhan kebutuhan konsumsi pangan

4. Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan pemasaran produk Pertanian

5. Peningkatan kapasitas masyarakat pertanian, perikanan, dan

kehutanan.

Dalam rangka merealisasikan capaian Peningkatan nilai tambah, daya saing dan pemasaran produk Pertanian, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014 menetapkan 6 (enam) kebijakan yang salah satunya berkaitan dengan kebijakan Kementerian Pertanian

yang diperankan Badan Karantina Pertanian yaitu : “Meningkatkan

pengendalian, pengawasan dan advokasi tentang mutu keamanan, dan kehalalan produk pertanian, perikanan dan kehutanan.

F. STRATEGI

Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan dan sasaran yang pada dasarnya adalah seperangkat kebijakan program dan kegiatan.

(12)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

12

1. SASARAN STRATEGIS, PENGUKURAN DAN TARGET

Sasaran strategis, indikator kinerja Utama dan target sesuai dengan pendekatan BSC (Balancescore Card) yang dibangun dibagi menjadi beberapa sudut pandang/perspektif yaitu:

 Perspektif Stake holder (Pemangku Kepentingan)  Perspektif Custumer (pengguna jasa/Masyarakat)  Perspektif Internal process (Proses Internal)

 Perspektif Capacity building (Pertumbuhan dan Pembelajaran)  Perspektif Financial (Keuangan)

Sasaran strategis, pengukuran dan target terlampir pada tabel.

a) PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

Sasaran strategis akhir merupakan penjabaran tujuan yang hendak dicapai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare. Seluruh sasaran strategis akhir berada pada perspektif stakeholder. Dengan mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi,visi,misi dan arah kebijakan yang tersedia serta makna dari pelaksanann perkarantinaan sesuai ketentuan perundang-undangan dan norma internasional terkait.

1. Sasaran stategis (1)

Meningkatnya Nilai tambah, daya saing dan pemasaran/ekspor komoditas pertanian

2. Sasaran strategis (2)

(13)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

13

3. Sasaran stategis (3)

Perlindungan kelestarian sumberdaya hayati pertanian 4. Sasaran stategis (4)

Mendukung terwujudnya keamanan pangan 5. Sasaran stategis (5)

Memfasilitasi perdagangan dan ekspor produk pertanian

b) PERSPEKTIF PENGGUNA JASA (Custumer Perspective) 1. Sasaran Strategis (6)

Meningkatnya kualitas dan efektifitas pelayanan dan

pengawasan karantina.

c) PERSPEKTIF PROSES INTERNAL

Inti sasaran strategis dalam perspektif internal process ini berfokus kepada kegiatan utama/inti dari Stasiun karantina Pertanian Kelas I Parepare sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

1. Sasaran strategis (7)

Melaksanakan kebijakan teknis operasional berbasis sistem perlindungan dan kepentingan perekonomian nasional

Indikator Kerja Utama

 Terlaksananya kebijakan teknis operasional yang bertujuan untuk mencegah masuk dan tersebarnya Hama Penyakit

Hewan Karantina (HPHK), Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina (OPTK) dan pangan yang tidak ASUH sesuai dengan pedoman pelaksanaan tindakan karantina.

(14)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

14

Rencana Aksi

 Melaksanakan rencana strategi teknis dalam rangka

meningkatkan efektifitas pengawasan dan pelayanan

karantina

 Pelaksanaan kegiatan/pelayanan karantina pertanian

mengacu pada PP 82 tahun 2000 , PP 14 tahun 2002 dan

peraturan pemerintah terkait lainnya serta

keputusan/peraturan menteri yang memerlukan pedoman pelaksanaan lebih lanjut.

 Menjaring informasi dari publik tentang pelaksanaan tindakan karantina berdasar pedoman yang telah ditetapkan serta dukungan dari instansi terkait.

 Pelaksanaan kegiatan operasional tindakan karantina terhadap Media Pembawa HPHK dan OPTK serta Media Pembawa objek pengawasan keamanan pangan berdasar tingkat resiko untuk mendukung efektifitas dan efesiensi pelayanan dan pengawasan dengan mempertimbangkan :  Hasil analis resiko yang komprehensif dan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

 Mengaitkan dengan klasifikasi daerah penyebaran hama dan penyakit serta prinsip karantina kepulauan (barrier alam).

 Kelengkapan surat ijin pemasukan/pengeluaran dan surat keterangan kesehatan dari instansi yang berwenang di daerah asal.

(15)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

15

 Melakukan monitoring, pengukuran dan evaluasi efektifitas

kebijakan teknis operasional sesuai bidang operasional (KH/KT/ Pengawasan keamanan hayati)

2. Sasaran strategis (8)

Meningkatkan kemampuan deteksi resiko melalui

pengembangan teknik dan metoda Indikator Kerja Utama

 Terlaksananya pengawasan dan tindakan karantina

berdasarkan standar, teknik dan metode

(Juklak/Juknis/Manual) yang telah di tentukan. Rencana Aksi

 Penguatan Labolatorium dan sarana penunjang lainnya dalam rangka identifikasi, isolasi dan Koleksi HPHK/OPTK.  Menjalin kerjasama teknis dengan lembaga penelitian,

perguruan tinggi dan instansi teknis terkait untuk meningkatkan kualitas standar, teknis dan metoda.

3. Sasaran strategis (9)

Meningkatkan Bimbingan teknis, Sosialisasi, Pelayanan Informasi

Indikator Kerja Utama

 Prosentase peningkatan pemahaman pengguna jasa karantina terhadap kebijakan dan prosedur karantina berdasar indeks survey.

 Prosentase peningkatan Indeks Kepuasan Layanan Informasi perkarantinaan

(16)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

16

 Peningkatan prosentase Indeks kepuasan Media atas

layanan kehumasan. Kegiatan Utama

 Melakukan Sosialisasi kebijakan teknis perkarantinaan dan keamanan hayati berdasarkan strategi yang berdampak penting terhadap peningkatan kinerja pengawasan dan pelayanan sesuai ruang lingkup perspektif stakeholder  Menyiapkan pelayanan informasi interaktif, kebijakan

terkini dan melalui media yang efektif seperti pemanfaatan Teknologi Informasi.

 Bimbingan teknis pada pihak ketiga diarahkan untuk mendukung agar sebagian tanggung jawab yang melibatkan/dilimpahkan pada pihak ketiga dapat terlaksana sesuai standar yang telah ditentukan

4. Sasaran strategis (10)

Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam rangka

meningkatkan kualitas dan efektifitas pelayananan

operasional tindakan karantina. Indikator Kerja Utama

 Jumlah MOU yang efektif dan implementatif dalam mendukung pelaksanaan tindakan perkarantinaan.

 Jumlah rapat koordinasi lingkup CIQS  Jumlah rapat koordinasi lingkup PEMDA

 Prosentase tingkat kehadiran pejabat kompeten dalam rapat koordinasi.

(17)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

17

Kegiatan Utama

 Turut serta dalam agenda pertemuan Nasional maupun

Regional dengan prioritas untuk meningkatkan

pemahaman dan kompetensi dalam rangka pelaksanaan tindakan karantina.

 Membangun kerjasama instansi melalui penetapan MOU 5. Sasaran strategis (11)

melaksanakan dan meningkatkan kualitas pelayanan dan pengawasan yang konsisten terhadap kebijakan, standar, teknik dan metode karantina

Indikator Kerja Utama

 Tingkat kesesuaian operasional pengawasan dan tindakan karantina terhadap kebijakan teknis, standar, teknik dan metoda.

 Jumlah pengujian laboratorium standart dan Rujukan yang dilakukan dalam rangka mendukung pelayanan dan pengawasan

 Volume operasional pengawasan dan tindakan/pelayanan karantina

 Indeks kualitas dan kepuasan pelayanan dan pengawasan Kegiatan Utama.

 Melanjutkan pelaksanaan operasional pengawasan dan pelayanan karantina dengan konsisten sesuai dengan kebijakan, standar, teknik dan metoda

(18)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

18

 Melakukan analisis beban operasional yang komprehensif dan di up date sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis.

 Melakukan pemantauan penyebaran Media Pembawa

HPHK dan OPTK untuk meningkatkan efektifitas

pengawasan dan pelayanan serta antisipasi terhadap kemungkinan masuk dan menyebarnya HPHK dan OPTK (dalam rangka early warning system atau mencegah penyebaran) sehingga tidak menimbulkan dampak lanjutan yang merugikan.

 Meningkatkan kapasitas dukungan laboratorium dalam rangka mengikuhkan keputusan tindakan karantina dn dukungan terhadap kualitas analisis resiko.

 Membangun, menata dan merehabilitasi instalasi karantina di pelabuhan utama/strategis dengan mempertimbangkan hasil kajian yang mendalam dan komprehensif agar terjamin pemanfaatannya.

6. Sasaran strategis (12)

Meningkatkan pelaksanaan pengawasan Indikator Kerja Utama

 Peningkatan prosentase jumlah pelanggaran peraturan karantina yang ditindaklanjuti

 Prosentase Laporan Monitoring dan Evaluasi dan evaluasi

operasional yang dimanfaatkan dalam pengukuran

(19)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

19

Kegiatan Utama.

 Menyusun strategi teknis pengawasan dan penindakan (WasDak)

 Mengembangkan kerjasama dengan instansi terkait dalam rangka pertukaran data elektronik yang akan digunakan dalam monitoring operasional.

 Membangun dan melanjutkan kerjasama dengan instansi dan aparat penegak hukum dalam rngka menindaklanjuti pelanggaran peraturan karantina dan meningkatkan fungsi pengawasan.

d) PERSFEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN 7. Sasaran Strategis (13)

Peningkatan SDM yang berkualitas, kompeten dan jumlah memadai

Indikator Kinerja Utama

 Tingkat kesesuaian dan ketersediaan SDM terhadap standar kompetensi dan standar kebutuhan sesuai beban kerja operasional.

 Peningkatan indeks kepuasan aparatur internal llingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare.

Kegiatan Utama.

 Melakukan analisis beban kerja yang komprehensif dengan mempertimbangkan ruang lingkup pengendalian resiko yang diidentifikasi;

(20)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

20

 Menyusun rencana strategi pengembangan SDM

Karantina Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare. 8. Sasaran Strategis (14)

Melaksanakan perundang-undangan yang mendukung

strategi.

Indikator Kinerja Utama

 Uraian jabatan yang disusun sesuai ketentuan manajemen terkini

 Melaksanakan rencana strategis yang selaras dengan arah kebijakan Kementerian dan Nasional.

Kegiatan utama

 Menyusun dan melaksanakan uraian jabatan yang selaras denan kebijakan nasional birokrasi

 Menyusun dan melaksanakan rencana strategis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare

9. Sasaran Strategis (15)

Penyediaan sarana operasional yang optimal serta teknologi dan sistem

informasi yang handal dan terintegrasi Indikator Kinerja Utama :

 Tingkat kesiapan infrastruktur TI (Tekhnologi Informasi) terhadap kebutuhan pertukaran data dan informasi

 Prosentase peningkatan indeks transaksi data dan informasi melaui jaringan yang dibangun

(21)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

21

 Tingkat ketersediaan sarana dan prasarana terhadap

standar kebutuhan sesuai rencana. Kegiatan Utama :

 Menyusun standar kualifikasi dan kebutuhan sarana dan prasarana operasional

 Mengadakan sarana dan prasarana operasional sesuai dengan standar kebutuhan yang ditetapkan.

10. Meningkatkan efektifitas pengendalian intern Indikator Kinerja Utama :

 Terciptanya transparansi dan integritas  Kualitas opini laporan keuangan  Kualifikasi laporan kinerja

 Ketepatan penyampaian laporan keuangan dan kinerja  Tingkat kecukupan sarana/fasilitas kerja

 Indeks kepuasan pelayanan internal

 Prosentase tingkat pemenuhan kebutuhan terhadap standar kebutuhan

 Prosentase peningkatan kualitas ketatalaksanaan

 Jumlah prosedur operasional standar yang disusun dan implementasi sesuai rencana

 Tingkat kepatuhan aparatur terhadap prosedur operasional standar.

Kegiatan Utama :

 Melakukan penilaian terhadap implementasi unsur-unsur pengendalian internal

(22)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

22

 Melakukan pedoman umum dan teknis pelaksanaan

pengendalian internal.

 Melaksanakan kegiatan pengendalian operasional dan pelaksanaan administrasi anggaran

 Melaksanakan kegiatan pengendalian operasional yang efektif dan efisien, dengan memanfaatkan sistem pelaporan yang ringkas dan real time tanpa memberi

beban berarti terhadap operasional yang telah

berlangsung.

e) PERSPEKTIF KEUANGAN 11. Sasaran Strategis (17)

Optimalisasi pemanfaatan anggaran Indikator Kinerja Utama :

 Tingkat perolehan anggaran (DIPA) terhadap pagu indikatif Kegiatan utama :

 Menyusun kebutuhan anggaran dalam rangka Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

 Menyusun satuan biaya kegiatan

 Melakukan koordinasi dengan otoritas penyedia anggaran dan kinerja.

(23)

R e n c a n a K i n e r j a T a h u n 2 0 1 3 S K P K e l a s I

P a r e p a r e

23

BAB IV

PROGRAM DAN KEGIATAN

A. PROGRAM

Strategi pada dasarnya merupakan langkah nyata Barantan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Berdasarkan kebijakan Nasional dibidang reformasi Perencanaan dan Penganggaran sesuai dengan Surat Edaran

Bersama (SEB) Menteri Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan Nomor :

0142/M.PPN/06/2009, dan Nomor SE 1848/MK/2009 tanggal 19 Juni 2009 maka strategi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare berupa Program dan Kegiatan ditentukan mengikuti kaidah penyusunan sesuai dengan pedoman teknis restrukturisasi Program dan Kegiatan.

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian ditetapkan memiliki 1 (satu) Program dalam rangka menghasilkan outcome untuk mendukung tercapainya misi dan sasaran strategis Kementerian Pertanian.

Program : “Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati”

B. KEGIATAN

Kegiatan merupakan bagian dari program yang dilaksanakan sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Parepare memiliki kegiatan yaitu : “Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati”

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang akan keluar melalui pintu-pintu pengeluaran di wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian