v DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
Daftar Lampiran ... iv
IKHTISAR EKSEKUTIF ... v
I PENDAHULUAN ... 8
A. Latar Belakang... 8
B.. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ... 10
C. Visi dan Misi ... 11
D. Organisasi dan Tata Kerja ... 12
E. Landasan Hukum Pelaksanaan Tugas... 13
II PERENCANAAN KINERJA ... 14
A. Sasaran dan Indikator Kinerja ... 15
B. Perjanjian Kinerja ... 22
C. Program, Kegiatan dan Output ... 23
D. Analisis Lingkungan Strategik ... 25
III AKUNTABILITAS KINERJA ... 26
A. Capaian Kinerja Organisasi... 26
B. Realisasi Anggaran... 66
IV PENUTUP ... 68
LAMPIRAN ... 69
vi DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1. Jumlah Responden dan Nilai IKM UPT KP Semester I dan II
tahun 2019 ... 70 Lampiran 2. Data Penegakan Hukum Tahun 2018 di UPT Lingkup STASIUN
KARANTINA PERTANIAN KELAS I TANJUNG BALAI ASAHAN
... 70 Lampiran 3. Temuan BPK atas pengelolaan keuangan STASIUN
KARANTINA PERTANIAN KELAS I TANJUNG BALAI ASAHAN
yang terjadi berulang... 71 Lampiran 4. Temuan Itjen atas implementasi SAKIP dan pengelolaan
Keuangan yang terjadi berulang ... 71 Lampiran 5. Temuan OPTK pada media pembawa di Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan tahun 2019... 72 Lampiran 6. Temuan HPHK pada media pembawa di Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan tahun 2019... 72 Lampiran 7. Rekapitulasi Penolakan Ekspor di STASIUN KARANTINA
PERTANIAN KELAS I TANJUNG BALAI ASAHAN tahun
2019 ... 73 Lampiran 8. Frekuensi Kegiatan Operasional Karantina Pertanian tahun
2019 ... 74 Lampiran 9. Nilai Capaian Kinerja berdasarkan Aplikasi SMART PMK
249/2011 JO. 214/2017 ... 75
Lampiran 10. Perjanjian Kinerja ...
v Laporan kinerja 2015 stasiun karantina pertanian kelas i tanjung balai asahan
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam rangka memenuhi prinsip-prinsip Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka Laporan Kinerja Tahun 2016 ini disusun. Laporan Kinerja ini berisi capaian-capaian kinerja unit kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian Tahun 2016 yang merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban atas amanah yang diemban oleh organisasi.
Laporan Kinerja Tahun 2016 ini merupakan kewajiban instansi sesuai ketentuan yang berlaku dan merupakan kebutuhan masukan dalam rangka analisis dan evaluasi.
Laporan Kinerja Tahun 2016 ini menyajikan berbagai keberhasilan dan hal-hal yang belum sepenuhnya dicapai, tetapi juga menggambarkan keberhasilan secara keseluruhan unit kerja dan partisipasi seluruh pengguna jasa karantina serta masyarakat pada umumnya.
Rencana Kinerja Tahun 2016 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan menitik beratkan pada Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati menetapkan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu :
1. Efektifitas Pengendalian Resiko Masuk dan Menyebarnya HPHK dan OPTK, serta Pangan yang Tidak Sesuai Standar Keamanan Pangan;
2. Efektifitas Pelayanan Ekspor Komoditas Pertanian dan Produk Tertentu;
3. Tingkat Kepatuhan dan Kepuasan Pengguna Jasa Karantina Pertanian.
Capaian Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan
pada Tahun 2016 melalui Indikator Kerja Utama (IKU) adalah sebagai
berikut :
vi Laporan kinerja 2015 stasiun karantina pertanian kelas i tanjung balai asahan
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi
% Capaia
n
Peningkat an Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Keamana n hayati
Efektifitas pengendalian resiko masuk dan menyebarnya HPHK dan OPTK, serta Pangan yang tidak sesuai standar keamanan pangan
90 % 113,84 % 126,48
%
Efektifitas pelayanan ekspor komiditas pertanian dan produk tertentu
95 % 100 % 105,26
% Tingkat kepatuhan dan
kepuasan pengguna jasa karantina pertanian
95 % 80,05 % 84,26 %
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan Pada Tahun 2016 mendapat alokasi Dana Anggaran dengan Nomor. : SP DIPA- 08.12.2.626462/2016 sebesar Rp.10.303.543.000,- dengan reliasasi anggaran belanja sebesar 98,34 % dan dari segi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun 2016 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan telah mencapai 163,25 % dari target PNBP sebesar Rp.1.168.755.000,-
Pelaksanaan kegiatan perkarantinaan pertanian di lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan Tahun 2016 masih ditemui beberapa hambatan maupun berbagai bentuk permasalahan, diantaranya sebagai berikut :
1. Masih belum optimalnya petugas PPNS dan Intelijen serta tenaga fungsional POPT, Medik Veteriner dan Paremedik Veteriner dalam upaya penindakan terhadap pelaku pelanggaran peraturan perundangan karantina pertanian sehingga menjadi tidak tertangani.
2. Masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan
tindakan karantina dan manfaatnya bagi wilayah tujuan yang
vii Laporan kinerja 2015 stasiun karantina pertanian kelas i tanjung balai asahan
dimasuki sehingga masih banyak ditemui pemasukan komoditas tanpa dilengkapi sertifikat kesehatan karantina khususnya untuk pemasukan antar area.
3. Masih belum lengkapnya sarana dan prasarana dalam mendukung kelancaran operasional pelaksanaan tindak karantina sehingga kinerja para petugas belum begitu optimal.
Diharapkan untuk tahun yang akan datang Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I TanjungBalai Asahan akan lebih meningkatkan Kinerja yang lebih
baik lagi dalam mencegah dan menyebarnya media pembawa HPHK dan
OPTK.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan 8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan Perkarantinaan Pertanian ditempatkan pada upaya melindungi Pertanian Indonesia untuk mewujudkan pelestarian ketahanan dan keamanan pangan serta sumber daya hayati melalui Undang – Undang No. 16 Tahun 1992 Tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Terkait dengan upaya ini maka peranan karantina meliputi aspek pengamanan pelestarian sumber daya nabati, pencegahan masuk/tersebarnya HPHK/OPTK, kelestarian lingkungan, keamanan pangan yang sehat, utuh dan halal.
Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian pada dasarnya merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta pencapainnya melalui pembinaan, penataan, perbaikan, penertiban, penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati serta pembinaan terhadap akhlak dan perilaku Aparatur Karantina Pertanian dengan terus menerus melakukan pengawasan dan pengendalian manajemen agar tercapainya efektifitas, efisiensi dan produktifitas dalam penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati.
1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Surat Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22 / Permentan / OT.140 / 4 / 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan merupakan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Karantina Pertanian, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian. Balai Karantina Pertanian mempunyai tugas melaksanakan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati, hewani dan nabati.
.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan 9
Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana yang dimaksud diatas, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Penyusun rencana, evaluasi dan laporan;
2. Pelaksana pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);
3. Pelaksana pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;
4. Pelaksana pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
5. Pelaksana pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
6. Pelaksana pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan;
7. Pelaksana pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
8. Pengelola sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan;
9. Pelaksana pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang- undangan dibidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati;
10. Pelaksana urusan tata usaha dan rumah tangga.
Ruang Lingkup Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahanmeliputi :
1. Bandar Udara Internasional Kuala Namu 2. Kantor Pos Besar Medan
3. Pelabuhan Laut Pangkalan Berandan 4. Pelabuhan Laut Pangkalan Susu
Peta Lokasi Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai
Asahandapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan 10
Gambar 1.
PETA LOKASI WILAYAH KERJA STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I TANJUNGBALAI ASAHAN
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan secara langsung memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan produksi, melalui upaya pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK/ OPTK ke dan dari wilayah negara Republik Indonesia sekaligus berkaitan erat dengan upaya ketahanan pangan,
Wilker Pangkalan Brandan
KANTOR BKP KLS II MEDAN Wilker
Kantor POS Medan
Wilker Pangkalan Susu
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan 11
dalam peningkatan nilai tambah dan daya saing melalui kegiatan sertifikasi kesehatan komoditas pertanian ekspor dan antar pulau dalam perdagangan.
1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 22/Kpts/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian, ditetapkan Susunan Unit Organisasi dan Tata Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan, yang dipimpin oleh Kepala UPT terdiri dari :
a. Kepala Urusan Tata Usaha
b. Kepala Sub Seksi Layanan dan Operasional c. Kelompok Jabatan Fungsional
Bagan Struktur Organisasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.
KEPALA
SUBBAGIAN TATA USAHA
SEKSI KARANTINA HEWAN
SEKSI KARANTINA TUMBUHAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan 12
Masing – masing unit organisasi tersebut diatas, mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :
1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan, serta urusan tata usaha dan rumah tangga.
2. Seksi Karantina Hewan mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan operasional karantina hewan, pengawasan keamanan hayati hewani, dan sarana teknik, serta pengelolaan system informasi dan dokumentasi serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang – undangan dibidang karantina hewan dan keamanan hayati hewani.
3. Seksi Karantina Tumbuhan mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati nabati, dan sarana teknik, serta pengelolaan system informasi dan dokumentasi serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang – undangan dibidang karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati.
4. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional Medik Veteriner, Paramedik Veteriner dan jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) serta Jabatan Fungsional Lain yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang keahlian masing – masing sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas dan fungsinya sebagai berikut :
a. Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner
• Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK)
• Melakukan pemantauan daerah sebar HPHK
• Melakukan pembuatan koleksi HPHK
• Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan 13
• Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan dan perundang – undangan yang berlaku
b. Jabatan Fungsional Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
• Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK)
• Melakukan pemantauan daerah sebar OPTK
• Melakukan pembuatan koleksi OPTK
• Melakukan pengawasan keamanan hayati nabati
• Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan dan perundang – undangan yang berlaku
c. Jabatan Fungsional Lainnya mempunyai tugas melakukan kegiatan fungsional sesuai dengan jabatan fungsional masing – masing berdasarkan peraturan dan perundang – undangan yang berlaku.
1.4 Sumber Daya Manusia
Jumlah Pegawai pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 sebanyak 72 (Tujuh Puluh Dua) Pegawai terdiri dari 4 orang pejabat struktural yaitu Kepala Balai, Kepala Subbag Tata Usaha, Kepala Seksi Karantina Hewan dan Kepala Seksi Karantina Tumbuhan. Sedangkan fungsional tertentu terdiri dari Medik Veteriner Madya 1 orang, Medik Veteriner Muda 3 orang, Medik Veteriner Pertama 1 orang, Paramedik Veteriner Penyelia 3 orang, Paramedik Veteriner Pelaksana 3 orang, Paramedik Veteriner Pemula 1 orang, POPT Ahli Madya 5 orang, POPT Ahli Muda 8 orang, POPT Ahli Pertama 2 orang, POPT Pelaksana Lanjutan 2 Orang, POPT Terampil Pelaksana 8 orang, Fungsional PMHP 5 Orang, Calon POPT 3 orang, Calon Medik Veteriner 2 orang, Calon Para Medik Pelaksana 3 orang dan Staf Fungsional Umum 18 orang. Komposisi personil dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 14
Tabel 1. Komposisi Pegawai Pada Stasiun Karantina pertanian Kelas I Tanjungbalai Asahan Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2016
2.
No. JABATAN JUMLAH
1. Struktural 4 Orang
2. Fungsional Medik Veteriner Madya 1 Orang
3. Fungsional Medik Veteriner Muda 3 Orang
4. Fungsional Medik Veteriner Pertama 1 Orang
5. Fungsional Paramedik Veteriner Penyelia 3 Orang 6. Fungsional Paramedik Veteriner Pelaksana 3 Orang 7. Fungsional Paramedik Veteriner Pemula 1 Orang
8. Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan (POPT) Ahli Madya 5 Orang
9. Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan (POPT) Ahli Muda 8 Orang
10. Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan (POPT) Ahli Pertama 2 Orang
11. Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan (POPT) Terampil Pelaksana Lanjutan 2 Orang
12. Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan (POPT) Pelaksana 8 Orang
12. Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian 5 Orang
13. Fungsional Calon POPT 3 Orang
14. Fungsional Calon Medik Veteriner 2 Orang
15. Fungsional Calon Paramedik Veteriner 3 Orang
16. Staf Fungsional Umum 18 Orang
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 15
Tabel 2. Komposisi Pegawai Pada Stasiun Karantina pertanian Kelas I Tanjungbalai Asahan Menurut Jabatan
NO. Gol
Jabatan
Jumlah Struktural Medik
Veteriner
Paramedik Veteriner
POPT Ahli
POPT
Pelaksana PMHP Tenaga
Adm. Honor
1 IV 2
1 - 5 - - - - 8
2 III 2
4 3 10 1 5 12 - 37
3 II -
- 4 - 9 - 13 - 26
4 I -
- - - - - 1 - 1
5 Kontrak - - - - - - 8 8
Tabel 3. Komposisi Pegawai Pada Stasiun Karantina pertanian Kelas I Tanjungbalai Asahan
Menurut Pendidikan
No. Gol Pendidikan Terakhir Jumlah
S3 S2 S1 D3 SLTA SD
1. IV - 3 5 - - - 8
2. III - 8 27 - 2 - 37
3. II - - - 5 21 - 26
4. I - - - - - 1 1
5. Non PNS - - 1 - 7 - 8
T O T A L 80
1.5 Dukungan Anggaran
DIPA Tahun Anggaran 2016 Pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
TanjungBalai Asahan dengan Nomor. SP DIPA-018-12.2.526462/2016 Tanggal
7 Desember 2015 sebesar Rp.18.065.264.000,- (Delapan Belas Milyar Enam
Puluh Juta Dua Ratus Enam Puluh Empat Ribu Rupiah) yang bersumber dari
dana APBN yang terdiri dari Rupiah Murni (RM) dan Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini sebgai berikut
:
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 16
Tabel 4. Jenis Belanja dan Sumber Dana
No. Jenis Belanja Rupiah Murni PNBP Jumlah 1. Belanja Pegawai 5.119.734.000 5.119.734.000 2. Belanja Barang 5.690.376.000 236.000.000 5.926.376.000 3. Belanja Modal 6.705.154.000 314.000.000 7.019.154.000 T o t a l 17.515.264.000 550.000.000 18.065.264.000
Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Stasiun Karantina Pertanian
Kelas I TanjungBalai Asahan Pada Tahun 2016 dari Kegiatan Sensor
Karantina senilai Rp.1.100.000.000,- (Satu Milyar Seratus Juta Rupiah).
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 17
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis 2015 - 2019
Rencana Strategis (Renstra) Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan Tahun 2015 – 2019 dilaksanakan dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor. 15/Permentan/RC.110/1/2010 tentang Rencana Strategis kementerian Pertanian 2015 – 2019 dan sebagai Penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian.
Rencana Strategis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan merupakan salah satu wujud operasional atau penjabaran dari visi, misi dan strategi Kementerian Pertanian. Oleh karena itu Renstra Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan merupakan satu kesatuan dari Renstra Badan Karantina Pertanian serta turunan dari Renstra Kementerian pertanian dalam rangka mewujudkan amanat yang tertuang dalam Rencana Pembangunan jangka menengah nasional (2015 – 2019).
Melalui Undang-undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan dan Tumbuhan Pemerintah Indonesia telah menentukan pilihan bahwa salah satu strategi untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam hayati hewan, ikan dan tumbuhan adalah melalui penyelenggaraan perkarantinaan.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan ditetapkan sebagai
instansi yang melaksanakan tugas perkarantinaan hewan dan tumbuhan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Agar tujuan
perkarantinaan hewan dan tumbuhan tercapai sesuai dengan harapan pemberi
kewenangan kebutuhan masyarakat, dan untuk memenuhi kewajiban
penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik di bidang perkarantinaan
hewan dan tumbuhan maka dibuatlah sebuah dokumen perencanaan jangka
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 18
menengah (lima tahun) yaitu Renstra Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan.
Dokumen rencana strategi selanjutnya akan menjadi pedoman dalam : - Penyusunan rencana kinerja
- Penyusunan rencana kerja dan anggaran - Menyusun penetapan kinerja
- Pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan di lingkungan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan
- Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja (LAKIN ) Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan.
Adanya Reformasi perencanaan dan penganggaran yang telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian dan Badan Karantina Pertanian yang menginstrusikan program dan kegiatan dalam rangka penganggaran berbasis kinerja (reformance-based budgeting). Untuk itu, Dokumen Rencana Strategis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan dilengkapi indikator kinerja utama (IKU) sesuai dengan Permentan Nomor. 49/Permentan/OT.140/8/2012, sehingga akuntabilitas pelaksanaan kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi selama periode tahun 2015 – 2019.
2.1.1 Visi
Visi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan adalah menuju Karantina yang moderen, terpercaya dan akuntabel dengan mengutamakan pelayanan prima.
Pengertian modern, terpercaya dan akuntabel adalah sebagai berikut
Modern : Memiliki semangat Karantina dibangun dan dilaksanakan dengan sistem dan metode yang respon terhadap ilmu Pengetahuan dan tehnologi.
Terpercaya : Penyelenggaraan Karantina Pertanian harus dilaksanakan
dengan jujur, transparan, bertanggungjawab kreatif dan
tanggap terhadap perubahan tuntutan masyarakat serta
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 19
efisien dan efektif dalam pelaksanaan setiap kegiatan perkarantinaan.
Akuntabel : Penyelenggaraan TUPOKSI Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan dilaksanakan dengan azas legalitas, sistem dan prosedur yang transparan didukung dengan kaedah-kaedah ilmiah yang objektif dan SDM yang proesional dan akuntabel.
2.1.2 Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, Misi yang harus dilaksanakan yaitu :
a. Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewani dan nabati di propinsi Sumatera Utara dan wilayah sekitarnya dari bahaya yang ditimbulkan oleh masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK.
b. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangan di bidang perkarantinaan secara konsekwen, jujur dan transparan
c. Mendorong peran serta masyarakat dalam kegiatan perkarantinaan pertanian
d. Melakukan sertifikasi komoditas hewan dan tumbuhan untuk ekspor, impor dan antar area
e. Melaksanakan pelayanan prima kepada masyarakat dengan cepat, tepat, akurat, efektif dan efisien
2.1.3 Tujuan dan Sasaran
Sesuai dengan Visi, Misi, Tugas dan fungsi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan, maka tujuan yang akan dicapai adalah :
a. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Karantina Pertanian dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan
b. Membangun sistem Laboratorium Karantina Pertanian yang
terakreditasi, tehnologi informasi Karantina yang modern guna
mewujudkan kualitas pelayanan publik.
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 20
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan sasaran yang ingin dicapai pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan selama tahun 2015 – 2019 adalah :
a. Terbinanya kualitas sumberdaya manusia Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan yang berkompeten dan berakhlaqul karimah.
b. Terbentuknya setiap prilaku aparat Karantina yang bersih dan memiliki komitmen tingkat fungsi bagi kemajuan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan
c. Meningkatkan kinerja dalam penyelenggaraan Karantina Pertanian sesuai standar/prosedur yang ditetapkan
d. Tersedianya sumber daya manusia yang mendukung kegiatan Laboratorium dan sistem tehnologi informasi yang ditetapkan
e. Terpenuhinya secara bertahap sarana prasarana Karantina Pertanian melalui penerapan sistem program dan kegiatan yang terarah.
f. Tersedianya metodologi yang modern dan akuntabel dalam upaya pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK serta upaya pengawasan keamanan hayati
g. Tersedianya data dan informasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan yang akurat, cepat dan efisien.
h. Terselenggaranya tertib administrasi (Keuangan rumah tangga, perlengkapan dan SDM).
i. Terwujudnya kepuasan masyarakat pengguna jasa Karantina dalam mendapatkan jasa pelayanan dari Karantina dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap tugas pokok dan fungsi Karantina Pertanian serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Karantina Pertanian.
2.1.4 Arah Kebijakan Badan Karantina Pertanian
Kebijakan Karantina meliputi semua pengaturan dan arahan yang bertujuan
mengefektifkan pelaksanaan kegiatan operasional perkarantinaan dan
pengawasan keamanan hayati. Pada tingkat strategis kebijakan Karantina
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 21
merupakan aspek perencanaan dari pelaksanaan operasional perkarantinaan termasuk tindakan karantina.
Kebijakan Karantina merupakan salah satu rangkaian kebijakan di bidang perlindungan sumber daya hayati hewan dan tumbuhan serta keamanan pangan. Untuk peningkatan pelayanan operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan sedang dalam proses menuju Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang akan dijadikan sebagai Tool untuk pelayanan prima kepada masyarakat yang dapat diukur. Selain daripada itu Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan juga akan mengembangkan pelayanan dengan membentuk Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT) dan Instalasi Karantina Hewan Sementara (IKHS). Sebagaiman telah diketahui bahwa kompleknya media pembawa ancaman resiko yang ada pada saat ini karena dampak globalisasi dan perdagangan, serta semakin terbatasnya ketersediaan sumberdaya manusia dan kemampuan investasi, maka diperlukan penggolongan media pembawa berdasarkan tingkat resiko yang telah diidentifikasi sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Kegiatan yang telah terlaksana dengan baik dan terus akan dikembangkan antara lain adalah kegiatan sosialisasi dalam rangka menimbulkan kesadaran masyarakat akan pentingnya Karantina Pertanian. Sedangkan kegiatan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan yaitu :
- Peningkatan sistem Karantina Hewan - Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan
- Pengembangan Sistem informasi dan peningkatan sistem pengawasan keamanan hayati
- Peningkatan kualitas manajemen dan dukungan tugas teknis Karantina Pertanian dan pengawasan keamanan hayati yang dikembangkan melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu.
- Peningkatan dan pengembangan kualitas penyelenggaraan Laboratorium Karantina Pertanian yang terakreditasi.
2.1.5 Program dan Kegiatan Tahun 2016
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 22
Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian yang telah ditetapkan untuk kurun waktu 2015-2019 bertumpu pada 2 (Dua) program utama yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan, dan Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik. Seiring dengan perubahan kebijakan penganggaran berbasis kinerja yang mulai diterapkan oleh Kementerian Keuangan pada tahun 2011 maka terjadi perubahan penetapan program pelaksanaan kegiatan yang pada awalnya bertumpu pada 2 program saat ini Badan Karantina Pertanian telah mempunyai 1 program khusus bagi pembangunan perkarantinaan pertanian yaitu “Program Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati”.
Pada Program tersebut terdapat salah satu kegiatan yang merupakan komponen pembiayaan utama yaitu “Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati” dengan Indikator Kinerja Kegiatan adalah sebagai berikut :
• Dukungan pengelolaan sertifikasi karantina pertanian
• Jumlah dan jenis IKH, sarana, infrastruktur, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai
• Jumlah sertifikasi kesehatan impor, ekspor dan antar area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina
Dalam mencapai Output dari pada program kegiatan tersebut, komponen pembiayaan merupakan satu kesatuan penting di dalam memfasilitasi serta menunjang keberhasilan pelaksanaan program kegiatan tersebut yaitu :
• Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati sebanyak 16.461 Sertifikat dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.146.500.000,- (dua milyar seratus empat puluh enam juta lima ratus ribu rupiah);
• Layanan Sertifikasi Karantina Ekspor sebanyak 4.384 Sertifikat dengan alokasi anggaran sebesar RP. 252.000.000,- (dua ratus lima puluh dua juta rupiah);
• Layanan Perkantoran selama 12 bulan dengan alokasi anggaran
sebesar Rp. 8.647.610.000,- (delapan milyar enam ratus empat puluh
tujuh juta enam ratus sepuluh ribu rupiah);
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 23
• Kenderaan Bermotor (Pendukung Kinerja) sebanyak 2 Unit dengan alaokasi anggaran sebesar Rp. 420.050.000,- (empat ratus dua puluh juta lima puluh ribu rupiah);
• Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi (Pendukung Kinerja) sebanyak 13 Unit dengan alokaasi anggaran sebesar Rp. 323.350.000,- (tiga ratus dua puluh tiga juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah);
• Peralatan dan Fasilitas Kantor (Pendukung Kinerja) sebanyak 89 Unit dengan alokasi anggaran sebesar Rp.1.152.450.000,- (satu milyar seratus lima puluh dua juta empat ratus lima puluh ribu rupiah);
• Gedung Bangunan (Pendukung Kinerja) sebanyak 7.401 m2 dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 5.123.304.000,- (lima milyar seratus dua puluh tiga juta tiga ratus empat ribu rupiah).
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi karantina pertanian maka Badan Karantina Pertanian melakukan perencanaan dan pengawasan terhadap semua kegiatan yang dilaksanakannya. Berkaitan dengan hal tersebut maka Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan sebagai Unit Pelaksana Teknis dari Badan Karantina Pertanian menyelaraskan kegiatan- kegiatannya dengan program-program pemerintahan cq. Badan Karantina Pertanian.
2.2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016
Rencana Kinerja Tahun 2016 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan menitik beratkan pada Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati menetapkan 6 Indikator Kinerja Utama yaitu :
1. Persentase media pembawa yang memenuhi system jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina impor di tempat pemasukan yang telah ditetapkan;
2. Persentase media pembawa yang memenuhi system jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pemasukan yang telah ditetapkan;
3. Persentase media pembawa yang memenuhi system jaminan kesehatan
melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pengeluaran yang telah
ditetapkan;
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 24
4. Persentase jumlah sertifikat ekspor yang ditolak oleh Negara Tujuan melalui tempat pengeluaran yang telah ditetapkan;
5. Penurunan persentase kasus pelanggaran perkarantinaan disbanding tahun sebelumnya;
6. Nilai Indek Kepuasan Masyarakat (IKM).
Dalam Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati terdapat Program kegiatan yang khusus dilaksanakan di lingkup Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu “Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati” dengan Indikator Kinerja Kegiatan :
1. Belanja Barang Operasional dalam melaksanakan tugas dan fungsi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan;
2. Belanja Pegawai dalam upaya peningkatan kesejahteraan pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi;
3. Dukungan pengelolaan sertifikasi karantina pertanian
4. Jumlah dan jenis IKH, saran, infrastruktur, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai;
5. Jumlah sertifikasi kesehatan impor, ekspor dan antar area terhadap media pembawa OPTK dan HPHK melalui pelaksanaan tindakan karantina.
2.3 ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIK
Perubahan lingkungan strategis yang sangat cepat dan pesat akan mempengaruhi kinerja penyelenggaraan perkarantinaan pertanian. Pengaruh lingkungan strategis tersebut berhubungan dengan kondisi internal Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan dan pengaruh lingkungan eksternal sebagai tantangan yang dihadapi serta peluang yang dapat diraih dalam menyusun rencana strategis.
1. Faktor Internal 1.1. Kekuatan
a.
Tersedianya landasan hukum untuk penyelenggaraan Karantina
Hewan dan Tumbuhan.
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 25
b. Karantina Pertanian merupakan salah satu unsur CIQ (Custom, Imigration, Quarantine) yang sudah ada pada setiap tempat pemasukan dan pengeluaran dalam lingkungan Bandara Kualanamu Internasional.
c. Memiliki jumlah sumber daya manusia yang sudah memadai melalui pelatihan, training yang berjenjang untuk pelaksanaan tugas-tugas tindak Karantina Pertanian.
d. Struktur organisasi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan yang sudah memadai.
1.2. Kelemahan
a. Kebijakan teknis operasional, standar teknik dan metode masih perlu dilengkapi untuk meningkatkan cakupan pengendalian resiko dan akuntabilitas pelaksanaan pengawasan dan pelayanan.
b. Kualitas dan kompetensi dan jumlah SDM yang masih memerlukan peningkatan mengikuti meningkatnya beban kerja operasional.
c. Sistem dan mekanisme pelayanan dan pengawasan perlu ditingkatkan untuk memenuhi semakin tingginya harapan publik.
d. Prasarana dan sarana pendukung kegiatan operasional yang masih terbatas sehingga membuat pelaksanaan kegiatan belum sepenuhnya optimal.
e. Belum optimalnya sanksi bagi masyarakat yang melanggar peraturan perundangan tentang perkarantinaan hewan maupun tumbuhan.
2. Faktor Eksternal 2.1. Peluang
a.
Semakin pentingnya peran Karantina dalam menentukan akses pasar perdagangan Internasional.
b. Dukungan berbagai Instansi (Instansi Lingkup Bandara Polonia, Instansi Teknis yang terkait dengan TUPOKSI Karantina Pertanian) baik Pusat maupun daerah, serta Stake Holders yang cukup baik.
c. Rekomendasi ketentuan falnas untuk menyediakan fasilitas Karantina pada Bandara Kualanamu Internasional.
d. Adanya fokus pemerintah untuk mengatasi krisis pangan dan target
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 26
swasembada pangan strategis.
e. Sistem pengawasan pangan yang tidak sehat (mengandung cemaran kimia, cemaran fisik dan cemaran biologi).
2.2. Tantangan a.
Tingginya frekuensi lalu lintas Media Pembawa HPHK dan Media Pembawa OPTK melalui Bandara Kualanamu Internasional (baik Impor maupun Ekspor dan Domestik)
b. Tingginya persyaratan teknis yang ditetapkan oleh negara tujuan Ekspor kita
c. Lamanya waktu yang diperlukan terhadap persyaratan MP HPH/HPHK dan OPT/OPTK yang akan dilalulintaskan mengingat sempitnya waktu yang ada di Bandara Kualanamu Internasional.
2.4 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016
Perjanjian Kinerja merupakan bagian dari dokumen yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian dengan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan guna mewujudkan capaian strategis dalam mendukung program kegiatan yang telah ditetapkan.
Penetapan dan Pengukuran Kinerja Tahun 2016 antara Badan Karantina
Pertanian dengan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan
dapat dilihat dalam lampiran 1 dan Lampiran 2.
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 27
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Kriteria pengukuran kinerja kegiatan dilingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan pada Tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran. Keberhasilan dan ketidakberhasilan setiap sasaran ditentukan dengan presentase pencapaian target yang telah ditetapkan, adapun kisarannya seperti berikut :
1. Sangat berhasil : > 100 % 2. Berhasil : 80 % - 99 % 3. Cukup Berhasil : 60 – 79 % 4. Belum Berhasil : 0 – 59 %
3.2 Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2016
Kementerian Pertanian secara formal telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai alat ukur keberhasilan Kementerian Pertanian. Oleh karena Itu, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan merupakan salah satu UPT Badan Karantina Pertanian telah mencapai sasaran strategis pada Tahun 2016 sesuai dengan kontrak perjanjian kerja Tahun 2016 sebagai berikut :
Tabel 5. Target dan Pencapaian Indikator Kinerja Utama
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian
Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Keamanan
Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah
ditetapkan
100 % 113,84 % 126,48 %
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 28
hayati Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
100 % 100 % 105,26 %
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian
Tersedianya
sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai
Persentase sarana dan prasarana yang sesuai kebutuhan dan memadai
100 % 100 % 100 %
3.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2016
Sasaran Program dari Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan pada Tahun 2016 sesuai dengan perjanjian kerja melalui sasaran kegiatan dapat dievaluasi dan dianalisis adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya Tindakan Karantina dapat diukur indikator kinerja kegiatan melalui sebagai berikut :
a. Persentase sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan.
Kegiatan pelaksanaan sertifikasi media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran pada wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan dapat dikelompokan sebagai berikut :
➢ Pemasukan (Impor)
➢ Pengeluaran (Ekspor)
➢ Antar Area (Domestik) Masuk
➢ Antar Area (Domestik) Keluar
Pelaksanaan sertifikasi karantina terhadap komiditi tumbuhan dan
hewan yang dilakukan oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 29
TanjungBalai Asahan pada Tahun 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 6a. Rekapitulasi Sertifikasi Karantina Tumbuhan
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan Tahun 2016
NO. BULAN SERTIFKASI KARANTINA TUMBUHAN
JUMLAH IMPOR EKSPOR DOKEL DOMAS
1 2 3 4 5 6 7
1. JANUARI 21 237 622 54 1.089
2. FEBRUARI 39 240 534 106 998
3. MARET 20 196 523 63 1.040
4. APRIL 17 375 562 40 981
5. MEI 22 277 622 42 920
6. JUNI 30 260 850 50 969
7. JULI 20 177 740 16 1.300
8. AGUSTUS 30 207 932 11 1.442
9. SEPTEMBER 24 207 945 53 1.157
10. OKTOBER 25 183 875 133 782
11. NOVEMBER 28 213 757 132 869
12. DESEMBER 27 233 818 80 959
JUMLAH 303 2.805 8.780 780 12.668
Tabel 6b. Rekapitulasi Sertifikasi Karantina Hewan
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan Tahun 2016
NO. BULAN SERTIFKASI KARANTINA HEWAN JUMLAH
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 30
IMPOR EKSPOR DOKEL DOMAS
1 2 3 4 5 6 7
1. JANUARI 2 314 744 420 1.480
2. FEBRUARI 1 197 598 396 1.192
3. MARET - 351 704 517 1.572
4. APRIL 1 334 758 362 1.465
5. MEI - 393 748 351 1.494
6. JUNI - 358 655 434 1.447
1 2 3 4 5 6 7
7. JULI - 202 492 248 942
8. AGUSTUS - 360 793 310 1.463
9. SEPTEMBER 2 363 713 313 1.391
10. OKTOBER 2 357 672 432 1.463
11. NOVEMBER 5 393 671 514
1.583
12. DESEMBER 7 457 731 508
1.703
JUMLAH 22 4.079 8.279 4.805 17.185Hal tersebut dapat dianalisis dari kegiatan tindakan karantina yang dilakukan oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan pada Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel. 7 Sertifikat Karantina yang keluar pada Tahun 2016 Melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
No. Jenis Sertifikat Jumlah
1. Karantina Tumbuhan 12.668
2. Karantina Hewan 17.185
T O T A L 29.853
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 31
Target sertifikasi karantina yang keluar sebesar 20.845 sertifikat dan realisasi Sertifikasi Karantina yang dilakukan terhadap komoditi asal tumbuhan dan hewan oleh pengguna jasa/steakholder pada tahun 2016 sebanyak 29.853 sertifikat yang memenuhi standar karantina melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan atau mencapai sebesar 143,21 % dari target.
b. Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan.
Kegiatan adanya deteksi HPHK dan OPTK pada media pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan terhadap media pembawa melalui tindakan karantina sebagai berikut :
➢ Pemeriksaan
➢ Perlakuan
➢ Pengasingan
➢ Pengamatan
➢ Penahanan
➢ Penolakan
➢ Pemusnahan
➢ Pembebasan
Frekwensi tindakan karantina yang dilakukan oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan meliputi tindakan karantina tumbuhan dan hewan pada Tahun 2016 dapat terlihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut :
Tabel 8a. Frekwensi Tindakan Karantina Tumbuhan terhadap deteksi media pembawa OPTK
NO. BULAN
FFREKWENSI TINDAKAN KARANTINA
TUMBUHAN JUMLAH
IMPOR EKSPOR DOKEL DOMAS
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 32
1 2 3 4 5 6 7
1. JANUARI 21 237 622 54 1.089
2. FEBRUARI 39 240 534 106 998
3. MARET 20 196 523 63 1.040
4. APRIL 17 375 562 40 981
5. MEI 22 277 622 42 920
1 2 3 4 5 6 7
6. JUNI 30 260 850 50 969
7. JULI 20 177 740 16 1.300
8. AGUSTUS 30 207 932 11 1.442
9. SEPTEMBER 24 207 945 53 1.157
10. OKTOBER 25 183 875 133 782
11. NOVEMBER 28 213 757 132 869
12. DESEMBER 27 233 818 80 959
JUMLAH 303 2.805 8.780 780 12.668
Tabel 8b. Frekwensi Tindakan Karantina Hewan terhadap deteksi media pembawa HPHK
NO. BULAN
FFREKWENSI TINDAKAN KARANTINA
HEWAN JUMLAH
IMPOR EKSPOR DOKEL DOMAS
1 2 3 4 5 6 7
1. JANUARI 2 314 744 420 1.480
2. FEBRUARI 1 197 598 396 1.192
3. MARET - 351 704 517 1.572
4. APRIL 1 334 758 362 1.465
5. MEI - 393 748 351 1.494
6. JUNI - 358 655 434 1.447
7. JULI - 202 492 248 942
8. AGUSTUS - 360 793 310 1.463
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 33
9. SEPTEMBER 2 363 713 313 1.391
10. OKTOBER 2 357 672 432 1.463
11. NOVEMBER 5 393 671 514 1.583
12. DESEMBER 7 457 731 508 1.703
JUMLAH 22 4.079 8.279 4.805 17.185
Hal tersebut dapat dianalisis dari kegiatan tindakan karantina yang dilakukan oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan pada Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Frekwensi Tindakan Karantina Pada Tahun 2016 Melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
No. Frekwensi Tindakan Karantina Jumlah
1. Karantina Tumbuhan 12.668
2. Karantina Hewan 17.185
T O T A L 29.853
Target sertifikasi karantina yang keluar yang bebas dari OPTK dan HPHK (tergolong Low Risk) sebesar 20.845 sertifikat dan realisasi Sertifikasi Karantina yang dilakukan terhadap komoditi asal tumbuhan dan hewan oleh pengguna jasa/steakholder yang bebas dari OPTK dan HPHK (tergolong Low Risk) pada tahun 2016 sebanyak 29.853 frekwensi tindak karantina yang memenuhi standar karantina melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan atau mencapai sebesar 143,21 % dari target.
Perkembangan pelaksanaan Sertifikasi Karantina selama 5 Tahun
terakhir dapat dilihat sebegai berikut :
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 34
0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000
2012 2013
2014 2015
2016
Karantina Hewan Karantina Tumbuhan
Tabel 10. Pelaksanaan Sertifikasi Karantina selama 5 Tahun Terakhir
Grafik 1. Pelaksanaan Sertitikasi Karantina Tumbuhan dan Hewan selama 5 Tahun Terakhir
Grafik 2. Pelaksanaan Sertifikasi Karantina Selama 5 Tahun Terakhir
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 35
Perkembangan pelaksanaan sertifikasi karantina pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mengalami penurunan frekwensi dari 25.179 sertifikasi karantina menjadi 23.393 sertifikasi karantina, tetapi pada tahun 2015 dan tahun 2016 mengalami peningkatan frekwensi menjadi 29.853 sertifikasi karantina. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya tingkat kesadaran masyarakat, pengguna jasa dan steakholder untuk melakukan sertifikasi karantina dalam mencegah terjadinya penyebaran hama penyakit hewan dan tumbuhan melalui Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan.
Dari segi penggunaan anggaran terhadap tindakan karantina pada tahun 2016 dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 11. Penggunaan Anggaran terhadap Tindakan Karantina Tahun 2016
No Nama Kegiatan
Target Sertifikasi
Dana Anggaran
Sertifikat Yang Keluar
Realisasi Anggaran
Capaian
%
1. Tindakan
Karantina 20.845 2.398.500.000 29.853
2.102.473.591 87,66 %
143,21 % 25,179
24,004 23,393
25,618
29,853
0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 36
Ini menggambarkan suatu keberhasilan yang dicapai dari tindakan karantina pada tahun 2016 sebesar 143,21 % dari targetnya dengan realisasi anggaran sebesar 87,66 % dan tidak terelisasinya anggaran secara maksimum sebesar 12,34 % disebabkan adanya kebijakan pemerintah dalam hal ini dari Kementerian Keuangan tentang penghematan penggunaan anggaran. Dengan perkataan lain bahwa kegiatan tindakan karantina pada tahun 2016 dinyatakan sangat berhasil walaupun dari segi pembiayaan tidak teralisasi sepenuhnya.
2. Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai dengan indikator kinerja kegiatan yang dapat diukur sebagai berikut :
➢ Persentase sarana dan prasarana perkarantinaan yang sesuai dengan kebutuhan dan memadai.
Dalam mendukung sasaran kegiatan peningkatan tindakan karantina dan pelayanan perkarantinaan perlu didukung oleh sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai melalui fasilitas yang memenuhi standar.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan telah memiliki sarana operasional berupa gedung kantor, ruang pemeriksaan yang berada di terminal Internasional dan Domestik masuk, serta ruang kargo dalam lingkungan Bandara Kualanamu Deliserdang mempunyai Laboratorium yang memadai dalam pemeriksaan PCR, Elisa, Entemologi, Nematologi, Mikologi dan Bacteriologi Gulma serta mempunyai Incenerator yang digunakan untuk melaksanakan pemusnahan seluruh komoditi pertanian yang masuk dan keluar melalui Bandara Kualanamu. Dengan semakin meningkatkan volume operasional Karantina dan adanya penambahan tugas Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan berupa pengawasan keamanan pangan hayati menimbulkan peningkatan tuntutan masyarakat akan pelayanan yang berkualitas.
Sarana dan prasarana yang ada pada saat ini pada umumnya sudah
memadai, termasuk Sarana Laboratorium untuk IKT. Namun demikian
sarana pendukung untuk Laboratorium Karantina Hewan belum
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 37
tersedia, oleh sebab itu sampai saat ini terjalin MoU dengan BPPV wilayah Regional I Medan dan PT. Mutu Agung (Laboratorium Swasta) untuk pengawasan pangan hayati nabati.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan berusaha semaksimal mungkin. Untuk meningkatkan penggunaan tehnologi dan sistem informasi bagi masyarakat yang membutuhkan informasi yang akurat, cepat dan efisien yang berkaitan dengan pelayanan Karantina, informasi persyaratan teknis dan peraturan perundangan dan prosedur masyarakat pengguna jasa karantina dalam mendapatkan jasa pelayanan dari Karantina dan pemahaman masyarakat terhadap tugas pokok dan fungsi Karantina Pertanian. Untuk memfasilitasi kondisi tersebut akan dilakukan penambahan unit komputerisasi pada Counter Pelayanan.
Sarana dan Prasarana Perkarantinaan yang dimiliki oleh Balai Karantina pada tahun 2015 meliputi sebagai berikut :
a. Tanah, Gedung Bangunan Kantor dan Laboratoium Karantina b. Kenderaan Operasional Karantina Tumbuhan
c. Incenerator (tempat pembakaran media pembawa) d. Rumah Koleksi Hewan dan Tumbuhan Karantina
e. Alat Laboratorium Pengujian dan uji lapangan Karantina Hewan dan Tumbuhan
f. Alat Pendukung Pengujian Laboratorium dan uji lapangan.
g. Instalasi Karantina Tumbuhan h. Instalasi Karantina Hewan
Pada tahun 2016 Peningkatan Sarana dan Prasarana Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan yang dilaksanakan sesuai anggaran belanja modal yang tersedia sebesar Rp.
7.019.154.000,- (tujuh milyar Sembilan belas juta seratus lima puluh empat ribu rupiah) dengan realisasi 99,51 % dan pencapaian hasil 100
% meliputi sebagai berikut :
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 38
Tabel 12. Peningkatann Sarana dan Prasarana yang telah dilaksanakan Tahun 2016
No Sarana
Prasarana Jumlah Pagu
Anggaran Realisasi %
1. Tanah dan Gedung
Bangunan
1 Paket 5.123.304.000 5.089.839.000 99,35 % 2. Kenderaan
Bermotor Operasional
1 Paket 420.050.000 419.240.000 99,81 % 3. Perangkat
Pengolah Data 1 Paket 323.350.000 323.350.000 100 % 4. Peralatan dan
Fasilitas Perkantoran
1 Paket 1.152.450.000 1.152.450.000 100 %
Jumlah 4 Paket 7.019.154.000 6.984.879.000 99,51 %
Sarana dan Prasarana perkarantinaan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan pada saat ini dapat dikatakan sangat memadai dengan pencapaian (100%), karena sudah dibangunnya gedung kantor pelayanan karantina di wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan seperti Wilayah Kerja Bandar Udara Internasional Kuala Namu, Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Pangkalan Susu sesuai dengan Peraturan Menteri pertanian Nomor.
22/permentan/OT.140/2008, Instalasi Penahanan dan Pemusnahan perkarantinaan, namun masih perlu juga pembaharuan alat – alat laboratorium pengujian yang modern agar dapat dihasilkan keakuratan data dari pengujian laboratorium.
Perkembangan Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkarantinaan yang memadai terus menerus dilakukan dalam kurun waktu 5 Tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat pada alokasi anggaran belanja modal dan realisasi pelaksanaan sebagai berikut :
Tabel 13. Peningkatan Sarana dan Prasarana dari Segi Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan Selama 5 Tahun Terakhir
No. Sarana dan Prasarana
T A H U N
2012 2013 2014 2015 2016
1. Anggaran 12.240.353.000 3.115.061.000 1.624.934.000 539.377.000 7.019.154.000
2. Realisasi 12.215.157.650 43.099.112.500 1624.106.000 538.690.000 6.984.879.000
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 39
3. Persentase 99,79 % 99,49 % 99,95 % 99,87 % 99,51 %
4. Phisik 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Grafik 3. Peningkatan Sarana dan Prasarana dari Segi Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan Selama 5 Tahun Terakhir
Ini menunjukan bahwa keseriusan komitmen Badan Karantina Pertanian dalam memfasilitasi sarana dan prasarana perkarantinaan pada setiap Unit Pelaksanaan Teknis dibawahnya khusus pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan dari segi anggaran dalam meningkatkan mutu pelayanan perkarantinaan secara terus menerus agar sarana dan prasarana perkarantinaan yang dimiliki Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan dapat memadai sesuai dengan standar perkarantinaan.
Pengukuran kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan secara keseluruhan berdasarkan perjanjian kinerja pada Tahun 2016 dapat dilihat dalam lampiran 3, mencapai 91,61 % atau mengalami penurunan sebesar 8,32 % dari Tahun 2015, tetapi masih dalam kategori sangat baik. Hal – hal yang menyebabkan adanya penurunan kinerja disebabkan kekurangan
Anggaran Realisasi 0
2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000
2012 2013 2014 2015 2016
Tahun 12,240,353
3,115,061
1,624,934
539,377
7,019,154 12,215,158
3,099,113
1,624,106
538,690
6,984,879
Thousands
Anggaran Realisasi
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 40
tenaga teknis dalam melaksanakan tindakan karantina pada wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan.
Pengukuran kinerja selama 5 tahun terakhir berdasarkan perjanjian kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan dapat dilihat pada lampiran 4, yang digambarkan dalam grafik sebagai berikut :
Grafik 4. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Pencapaian Perjanjian Kinerja 5 Tahun Terakhir
Pengukuran kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja terhadap Rencana Strategis Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan Tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran 5, mencapai 109,55 %.
Grafik 5. Pengukuran Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016
98.67% 98.28% 98.84%
99.93%
91.61%
86.00%
88.00%
90.00%
92.00%
94.00%
96.00%
98.00%
100.00%
102.00%
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 41
Terhadap Renstra
Dari segi analisis efisiensi penggunaan sumber daya berdasarkan pencapaian perjanjian kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan Tahun 2016 mencapai efisiensi 26,03 %. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini sebagai berikut :
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
120.00%
Target IKK Renstra
Realisasi IKK PK
Capaian IKK PK terhadap Renstra
Persentase Sertifikasi Media Pembawa yang dilalulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
Persentase deteksi HPHK dan OPTK pada Media Pembawa yang dilaulintaskan melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
Persentase sarana dan prasarana, yang sesuai kebutuhan dan memadai
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 42
Tabel 14. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Berdasarkan Pencapaian Perjanjian Kinerja Tahun 2016
3.4. Capaian Kinerja Lainnya
Pada Tahun 2016 capaian kinerja lainnya pada Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan adalah sebagai berikut :
1. Secara terus menerus melakukan penguatan Akreditasi Laboratorium Karantina ISO/IEC 17025 : 2008 dengan ruang lingkup pengujian Helminthosporium solani HA-HI-AI dengan No. Akreditasi LP-765-IDN.
2. Koordinasi dengan instansi terkait terutama dengan Kepolisian dan TNI berjalan sangat baik dengan melaksanakan pemusnahan media pembawa OPTK/HPHK hasil tangkapan Kepolisian dan TNI terhadap komiditi dan bawang merah dan hewan.
3. Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan perkarantinaan pada periode I (pertama) memperoleh nilai 80,30 masuk kedalam kategori mutu pelayanan B (baik) dan pada Periode II memperoleh nilai 84,22 masuk kedalam kategori mutu pelayanan A (sangat baik).
3.5 Akuntabilitas Keuangan
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 43
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan Pada Tahun 2016 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.18.065.264.000 (Delapan Belas Milyar Enam Puluh Lima Juta Dua Ratus Enam Puluh Empat Ribu Rupiah) dengan realisasi anggaran mencapai Rp.17.701.908.514,- (Tujuh Belas Milyar Tujuh Ratus Satu Juta Sembilan Ratus Delapan Ribu Lima Ratus Empat Belas Rupiah) atau sebesar 97,99 %. Adapun realisasi anggaran Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan Tahun Anggaran 2016 dapat diketahui dalam tabel berikut :
Tabel 15. Realisasi Anggaran Belanja Tahun 2016
No. Uraian Anggaran
(Rp)
Realisasi (Rp)
Persentase (%)
Sisa (Rp)
1 2 3 4 5 6
1. Belanja Pegawai 5.119.734.000 5.114.078.307 99,89 % 5.655.693 2. Belanja Barang 5.926.376.000 5.608.951.207 94,54 % 323.424.793 3. Belanja Modal 7.019.154.000 6.984.879.000 99,51 % 34.275.000 Jumlah 18.065.264.000 17.701.908.514 97,99 % 363.355.586
Dari data tabel diatas realisasi perjenis belanja dapat dijabarkan bahwa realisasi belanja pegawai mencapai sebesar 99,89 %, belanja barang sebesar 94,54 % dan belanja modal sebesar 99,51 % dari alokasi anggaran Tahun 2016.
Realisasi Anggaran per output kegiatan Tahun 2016 Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan sebagai berikut :
Tabel 16. Realisasi Anggaran Perkegiatan Tahun 2016
Kode Program / Kegiatan Utama /Sub Kegiatan
Pagu (Rp.)
Realisasi
(Rp) %
Peningkatan Kualitas 18.065.264.000 17.701.908.514 97,99
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 44
Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
1823
Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
18.065.264.000 17.701.908.514 97,99
001
Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati
2.146.500.000 2.034.277.591 94,77 %
002 Layanan Sertifikasi Karantina
Pertanian Ekspor 252.000.000 68.160.000 27,05 %
994 Layanan Perkantoran 8.647.610.000 8.614.591.923 99,62 %
995 Kenderaan Bermotor 420.050.000 419.240.000 99,81 %
996 Perangkat dan Pengolah Data
dan Komunikasi 323.350.000 323.350.000 100 %
997 Peralatan dan Fasilitas
Perkantoran 1.152.450.000 1.152.450.000 100 %
998 Gedung Bangunan 5.123.304.000 5.089.839.000 99,35 %
Untuk melihat serapan anggaran berdasarkan target dengan realisasi secara periodik dapat dilihat dibawah ini sebagai berikut :
Tabel 17. Serapan Anggaran Berdasarkan Target Secara Periodik Tahun 2016
Uraian
Serapan (%) Tahun 2016
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nop Des
Target 5 10 20 30 40 50 60 65 75 85 95 100
Realisasi 2,00 9,64 19,13 30,94 43,07 58,12 62,88 64,51 77,90 85,59 90,30 97,99
Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan 45
Grafik 6. Serapan Anggaran Berdasarkan Target Secara Periodik
Stasiun Karantina Pertanian Kelas I TanjungBalai Asahan juga telah mencapai realisasi pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperoleh dari hasil pendapatan sensor / karantina, pengawasan/pemeriksaan pada tahun 2016 sebagai berikut :
Tabel 18. Perbandingan Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun 2016 dan Tahun 2015
No. Jenis pendapatan Tahun 2016 Tahun 2015
1. Pendapatan Sensor / Karantina,
Pengawasan / Pemeriksaan 2.223.723.706 1.908.052.886
Perbandingan Pendapatan PNBP Tahun 2015 dengan Tahun 2016 mengalami kenaikan sebesarnya 116,54 %.
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nop Des Serapan (%) tahun 2016
Target Realisasi