Disusun oleh
: Tim Penulis
LAPORAN KEGIATAN
BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I KUPANG
TAHUN 2019
BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I KUPANG
BADAN KARANTINA PERTANIAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perdagangan dunia yang semakin pesat dan mengglobal saat ini ditambah kemajuan dibidang Teknologi Informasi dan Transportasi yang sangat cepat, sehingga lalu lintas hewan, produk hewan, tumbuhan dan produknya semakin meningkat pula. Hal ini merupakan tantangan bagi karantina khususnya kesiapannya dalam mengawal/mempertahankan Wilayah Negara RI dari kemungkinan masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).
Posisi dan peranan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang dalam upaya mencegah masuk HPHK dan OPTK dari luar negeri serta mencegah penyebarannya dari satu area ke area lainnya dalam wilayah RI sangat strategis, karena secara geografis berbatasan langsung dengan negara lain Australia dan Timor Leste.
B. Tujuan
Laporan Tahunan ini disusun dengan Tujuan :
1. Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan Karantina Hewan dan Tumbuhan mulai bulan Januari sampai bulan Desember Tahun Anggaran 2019.
2. Sebagai bahan evaluasi dan bahan kajian dalam menentukan kebijakan bagi penentu kebijakan dalam penyempurnaan pelaksanan kegiatan perkarantinaan.
3. Untuk melihat tingkat pencapaian kinerja hasil kegiatan baik administratif maupun kegiatan teknis.
STRUKTUR ORGANISASI
BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I KUPANG
KEPALA BALAI drh. Nur Hartanto, MM
NIP. 196705201995031001
KEPALA SUB. BAGIAN TATA USAHA
Agus Ali Hamzah, SH NIP. 198008182005011003 KEPALA SEKSI KARANTINA HEWAN KEPALA SEKSI KARANTINA TUMBUHAN KEPALA SEKSI PENGAWASAN & PENINDAKAN drh. Siti Rofi’ah
NIP. 197702042009122001
Yulia Dwi Kristanti, SP NIP. 197507262006042020
drh. Benny Aprissa S P NIP. 198104182009011005
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
C. Keadaan Umum UPT
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Tehnis Karantina Pertanian, tanggal 3 April 2008, Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang yang merupakan UPT Teknis Badan Karantina Pertanian, dengan struktur/bagan organisasi sebagai berikut :
Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang
Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mempunyai wilayah kerja yang tersebar di Propinsi Nusa Tenggara Timur kecuali Pulau Flores dan pulau - pulau disekitarnya. Adapun Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang meliputi :
1. Bandar Udara :
Bandar Udara El Tari Kota Kupang
Bandar Udara Tambolaka Kab. Sumba Barat Daya Bandar Udara Umbu Mehang Kunda Kab. Sumba Timur Bandar Udara Mali di Kabupaten Alor
Bandar Udara A.A Bere Talo di Kab. Belu
2. Pelabuhan Laut
Pelabuhan Laut Tenau Kota Kupang
Pelabuhan Laut Nusantara Waingapu Kab. Sumba Timur Pelabuhan Laut Wini Kab. Kefamenanu
Pelabuhan Laut Sabu - Seba
Pelabuhan Laut Atapupu Kab. Belu
Pelabuhan Laut Waikelo Kab. Sumba Barat Daya Pelabuhan Laut Baa Kab. Rote Ndao
Pelabuhan Laut Kalabahi Kab. Alor
Pelabuhan Laut Pantai Baru Kab Rote Ndao
3. Pelabuhan Penyeberangan Bolok Kab. Kupang
4. Pos Perbatasan : Mota’ain, Metamasin, Napan, Wini 5. Kantor Pos Kupang
Gambar 2. Peta Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang
Kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang didukung oleh sarana dan prasarana yang dimiliki dan tenaga pegawai yang ada. Adapun sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki berupa : Bangunan gedung kantor BKP Kelas I Kupang 1 unit, bangunan kantor di wilker 17 unit, gedung laboratorium 5 unit, screen house 2 unit, Incenerator 4 unit dan Instalasi Karantina Hewan 23 unit, Instalasi KT 1 unit, Rumah Dinas 5 unit. Sedangkan jumlah pegawai yang melaksanakan kegiatan sebanyak 98 orang pegawai yang dibantu oleh 25 orang tenaga harian lepas.
Pada Tahun Anggaran 2019 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mendapatkan alokasi dana dalam DIPA nomor : 018.12.2.238205/2019 tanggal 5 Desember 2018 Tahun Anggaran 2019, sebesar 13. 791,545.000,- (Tiga Belas Milyar Tujuh Ratus Sembilan Puluh Satu Juta Lima Ratus Empat Puluh Lima Ribu Rupiah).
WILKER MOTA’AIN WILKER WINI WILKER ATAPUPU WILKER METAMASIN WILKER NAPAN WILKER ELTARI WILKER BOLOK WILKER TENAU 9 WILKER ROTE WILKER SABU 10 3 1 2 11 6 4 5 WILKER WAINGAPU WILKER WAIKELO 12 8 7 13 WILKER ALOR
Wilayah Kerja BKP Kelas 1
Kupang meliputi :
TUGAS POKOK
Balai karantina Peranian Kelas I Kupang dalam penyelenggaraan karantina mempunyai tugas pokok :
a. Melakukan kegiatan Operasional Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan.
b. Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang menyelenggarakan fungsi 8P :
a. Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan, serta urusan tata usaha dan rumah tangga. b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,
perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK). c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK maupun OPTK. d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK maupun OPTK.
e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati. f. Pelaksanaan Pemberian Pelayanan Operasional Karantina
Hewan dan Tumbuhan.
g. Pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
h. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan saranateknik karantina hewan dan tumbuhan.
i. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati.
A. KEUANGAN DIPA 2019
DIPA Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Tahun 2019 berjumlah : Rp. 13. 791,545.000,- (Tiga Belas Milyar Tujuh Ratus Sembilan Puluh Satu Juta Lima Ratus Empat Puluh Lima Ribu Rupiah). sedangkan realisasi sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar Rp. 13,646,938,703,- (Tiga Belas Milyar Enam Ratus Empat Puluh Enam Juta Sembilan Ratus Tiga Puluh Delapan Ribu Tujuh Ratus Tiga Rupiah) atau sebesar 98,5 %.
DIPA sebesar Rp. 13. 791,545.000,- (Tiga Belas Milyar Tujuh Ratus Sembilan Puluh Satu Juta Lima Ratus Empat Puluh Lima Ribu Rupiah) dioperasionalkan untuk membiayai kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Belanja
Tabel 1. Realisasi Pelaksanaan DIPA TA. 2019
No Uraian Anggaran Realisasi Keterangan
Sisa Anggaran 1 BELANJA PEGAWAI 6.641.115.000 6.388.912.573 252.202.427
2 BELANJA BARANG 5.200.935.000 5.129.112.630 71.822.370
3 BELANJA MODAL 2.129.495.000 2.128.913.500 581.500
JUMLAH BELANJA 13.791.545.000 13.646.938.703 324.606.297
Sedangkan pendapatan negara tahun 2019 dari target Rp. 1,946,000,000 (Satu Milyar Sembilan Ratus Empat Puluh Enam Juta Rupiah). Realisasi diatas target yaitu Rp. 2,149,765,793,-(Dua Milyar Seratus Empat Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Enam Puluh Lima
Ribu Tujuh Ratus Sembilan Puluh Tiga Rupiah) atau (110.47%) sesuai rincian dibawah ini :
Penerimaan Negara Bukan Pajak
Pada Tahun 2019 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mendapatkan target PNBP sebesar Rp. 1,946,000,000 (Satu Milyar Sembilan Ratus Empat Puluh Enam Juta Rupiah) sedangkan realisasi yang tercapai sebesar Rp. 2.149.765.793,-(Dua Milyar Seratus Empat Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Enam Puluh Lima Ribu Tujuh Ratus Sembilan Puluh Tiga Rupiah).
Penerimaan ini sebagian besar berasal dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (jasa karantina). Perbandingan penerimaan Negara Bukan Pajak Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 dapat dilihat pada daftar berikut:
Tabel 2. Target dan Realisasi PNBP Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang 2015 - 2019
NO TAHUN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) %
1 2015 740.000.000 913.146.903 123.39 2 2016 672.247.338 1.122.722.360 167.75 3 2017 1.270.000.000 1.713.662.956 228.30 4 2018 1.389.289.000 1.967.846.051 141.64 5 2019 1.946.000.000 2.149.765.793 110.47
Tabel 3. Penerimaan PNBP Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Tahun 2019
NO BULAN JUMLAH PENERIMAAN (Rp)
1 Januari 63.780.565
2 Pebruari 81.647.002
3 Maret 191.086.123
4 April 183.094.184
6 Juni 209.302.747 7 Juli 311.227.319 8 Agustus 215.652.647 9 September 187.472.545 10 Oktober 194.187.156 11 Nopember 151.315.016 12 Desember 138.978.221 Jumlah 2.149.765.793
B. KEPEGAWAIAN DAN TATA USAHA 1. Kepegawaian
Sampai dengan bulan Desember 2019 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang baru memiliki personil sebanyak 122 orang terdiri dari :
98 orang PNS
25 orang tenaga kontrak (Tenaga Harian Lepas)
Dari 123 orang ini tersebar di kantor Balai dan di Wilker Lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang.
Uraian selanjutnya lihat pada daftar lampiran 1 – 6
1. Data Pegawai UPT. BKP. Kelas I Kupang (Lampiran 1)
2. Realisasi Mutasi Alih Tugas Pegawai dari dan ke BKP.Kelas I Kupang (Lampiran 2)
3. Rekapitulasi Kenaikan Gaji Berkala BKP. Kelas I Kupang (Lampiran 3)
4. Daftar Pegawai Cuti BKP.Kelas I Kupang (Lampiran 4)
5. Rekapitulasi Kenaikan Pangkat BKP. Kelas I Kupang (Lampiran 5)
6. Daftar Nama Tenaga Harian Lepas (THL) pada BKP.Kelas I Kupang (Lampiran 6)
Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang merupakan salah satu UPT Pusat Badan Karantina yang mempunyai kegiatan administrasi (Ketata Usahaan) untuk menunjang kegiatan teknis.
C. PERLENGKAPAN (SARANA DAN PRASARANA)
Pengelolaan Barang Negara di Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang dilakukan oleh UAKBP dengan Nomor : 018.12.24.238205 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang.
Barang-barang yang dikelola oleh BKP Kelas I Kupang terdiri dari Barang bergerak dan barang tidak bergerak.
Barang tidak bergerak terdiri dari : tanah dan bangunan
Barang bergerak terdiri dari : kendaraan, peralatan lab, kelengkapan sarana gedung, persediaan obat, media, ATK, serta bahan sosialisasi.
Tabel 4. Pengadaan Sarana Prasarana Tahun 2019
NO NAMA BARANG JUMLAH (UNIT)
1 Kendaraan Roda 4 2
2 Sepeda motor 7
3 Printer HP Laser Jet Pro M402n 3
4 Laptop Asus A442UF 6
5 Printer Epson L3110 10 6 Scaner Canon DR-F120 1
7 UPS ICA Cn 1.300VA 13
8 Personal Computer Lenovo M720 1
9 Meja recepsionis 1
10 Mikroskop Trinokuler Kamera 1
11 Biosafety Cabinet 1
13 Thermometer Refrigerator dan Freezer 4 14 Freezer 1 15 Autoclave Digital 1 16 Mikroskop Standard 1 17 Genzet 3 18 Speaker aftif 1 19 Eksternal/Potable hardisk 2 20 Equaliser 1 21 MIC 4 22 MIC Wearles 1 23 Kabel MIC 1 24 Conector MIC 1 25 Stand Keyboard 1 26 Sarung Keyboard 1 27 Keyboard 1 28 Stand MIC 4
Dalam pelaksanaan kegiatan operasional Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang dilaksanakan oleh Seksi Karantina Hewan, Seksi Karantina Tumbuhan dan Seksi Pengawasan dan Penindakan. Seksi Karantina Hewan mempunyai tugas dan fungsi perihal pembinaan pelayanan teknis operasional tindak karantina hewan, melaksanakan pengelolaan data informasi dan dokumentasi serta pelaporan, pengelolaan laboratorium. Seksi Karantina Tumbuhan mempunyai tugas dan fungsi perihal pembinaan pelayanan teknis operasional tindak karantina tumbuhan, melaksanakan pengelolaan data informasi dan dokumentasi serta pelaporan, pengelolaan laboratorium. Seksi Pengawasan dan Penindakan memiliki tugas melaksanakan pengawasan dan penindakan pelanggaran Peraturan Perundang - Undangan Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang, penyiapan koordinasi penyelenggaraan fungsi PPNS Karantina Hewan dan Tumbuhan.
A. KARANTINA HEWAN
Kegiatan bidang pelayanan operasional tindak karantina hewan pada tahun 2019 hampir sama tetapi penekanannya terletak pada upaya peningkatan kualitas pelayanan dan kepuasan masyarakat. Upaya peningkatan pelayanan dilakukan terus menerus sehingga mampu menghadirkan pelayanan yang prima (efektif, efisien dan profesional). Karena tujuan utama yang harus dicapai adalah memberikan pelayanan prima kepada pengguna jasa dalam upaya pencegahan masuk dan keluar serta menyebarnya penyakit hewan karantina yang dibawa melalui media pembawa HPHK yang dilalulintaskan.
Adapun kegiatan yang dikerjakan oleh Seksi Karantina Hewan tahun 2019 yaitu :
a. Meningkatkan pelaksanaan operasional tindakan karantina hewan berupa pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan terhadap media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK).
b. Meningkatkan konsolidasi, kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait dilingkungan bandara, pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan dan lintas batas antar negara lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang
c. Meningkatkan pengawasan terhadap keamanan pangan produk hewan (BAH, HBAH) untuk memberi jaminan keamanan dan kesehatan kepada konsumen.
d. Pemantauan daerah sebar HPHK ke beberapa kabupaten lingkup Propinsi NTT khususnya lingkup Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang.
Pelaksanaan kegiatan operasional perkarantinaan hewan terhadap lalulintas media pembawa hama dan penyakit hewan karantina serta keamanan produk hewan (BAH, HBAH) melalui bandara, pelabuhan laut, fery dan lintas batas antar negara lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang mencakup pengawasan terhadap lalulintas Impor, ekspor, domestik masuk dan keluar terhadap hewan dan produk hewan (Bahan Asal Hewan dan Hasil bahan Asal Hewan) dan benda lain. Berdasarkan gambar 3 dapat diketahui jika frekuensi impor dan domestik keluar pada tahun 2019 mengalami penurunan, sedangkan kegiatan ekspor dan domestik masuk mengalami peningkatan. Komoditi hewan yang sering diekspor ke negara lain yaitu daging babi olahan, sedangkan komoditi yang sering masuk ke wilayah NTT melalu pintu pemasukan di BKP Kelas 1 Kupang yaitu telur ayam konsumsi.
Gambar 3: Grafik Perbandingan Frekuensi Kegiatan Operasional Karantina Hewan dari tahun 2018 – 2019
Gambar 4. Grafik Perbandingan Volume Kegiatan Operasional Karantina Hewan dari tahun 2018 – 2019
Berdasarkan gambar 4 dapat diketahui jika jumlah komoditi hewan yang diimpor mengalami penurunan, sedangkan volume yang diekspor mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Begitu juga dengan jumlah pemasukan komoditi hewan ke wilayah NTT melalui pintu pemasukan di BKP Kelas 1 Kupang mengalami peningkatan, sedangkan
Perbandingan Frekuensi Kegiatan Operasional Karantina Hewan Tahun 2018-2019 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 8257 5 6 IMPOR EKSPOR FREKUENSI 2018 DOMESTIK MASUK JENIS KEGIATAN DOMESTIK KELUAR 184 231 1 3404 3938 7611 DOMESTIK KELUAR DOMESTIK MASUK JENIS KEGIATAN EKSPOR IMPOR 4,117,997 54,043,369 4,117,997 219,069 343217 13 38 207,430,917
Perbandingan Volume Kegiatan Operasional Karantina Hewan Tahun 2018-2019 VOLUME 2018 V O LU M E FR EK U EN SI
jumlah komoditi hewan yang keluar mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
Kegiatan yang dilakukan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Seksi Karantina Hewan antara lain :
1. Impor
Kegiatan impor di BKP Kelas 1 Kupang dilakukan melalui pintu pemasukan dan pengeluaran yang ada perbatasan antara negara RI dengan RDTL yaitu Mota’ain, Napan, Motamasin dan lain – lain. Frekuensi impor tahun 2019 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Komoditi hewan yang paling sering diimpor masuk ke wilayah RI melalui pintu pemasukan di wilker BKP Kelas 1 Kupang adalah sapi. Volume komoditi impor pada tahun 2019 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Komoditi dengan volume terbanyak diimpor adalah babi.
2. Ekspor
Frekuensi kegiatan ekspor di BKP Kelas 1 Kupang pada tahun 2019 mengalami peningkatan begitu juga dengan volume komoditi yang diekspor. Komoditi hewan yang paling sering diekspor yaitu daging babi olahan, sedangkan komoditi dengan volume paling banyak diekspor yaitu pakan ternak.
3. Domestik Masuk
Frekuensi kegiatan domestik masuk pada tahun 2019 di BKP Kelas 1 Kupang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya begitu juga dengan volume komoditi yang masuk. Media pembawa yang sering masuk melalui pintu pemasukan di BKP Kelas 1 Kupang yaitu telur ayam konsumsi, sedangkan media pembawa dengan volume paling banyak yaitu pakan ternak.
4. Domestik Keluar
Frekuensi kegiatan domestik keluar di BKP Kelas 1 Kupang pada tahun 2019 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya diikuti dengan penurunan volume. Komoditi hewan
dengan frekuensi tertinggi dilalulintaskan yaitu sapi, sedangklan untuk jumlah terbanyaknya yaitu DOC. Bahan asal hewan yang paling sering dilalulintaskan melalui pintu pengeluaran di BKP Kelas 1 Kupang yaitu madu, sedangkan volume terbanyaknya adalah telur ayam konsumsi.
5. Kegiatan Pemantauan Karantina Hewan
Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang melaksanakan kegiatan pemantauan daerah sebar HPHK Tahun 2019 sesuai DIPA Tahun 2019. Regulasi sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan Pemantauan HPHK priorotas regional BKP kelas I Kupang yaitu : 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 Tentang Karantina
Hewan, Ikan, dan Tumbuhan
2. Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2000 Tentang Karantina Hewan (pasal 76)
3. Kepmentan nomor 3238/Kpts/PD.630/9/2009 Tentang Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa 4. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor
611/Kpts/KR.110 /K/03/2019 tentang Pedoman Pemantauan Daerah Sebar HPHK 2019
Sesuai dengan Pedoman Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina Tahun 2019 Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 611/Kpts/KR.110/K/03/2019 tanggal 12 Maret 2019 tentang Pedoman Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Tahun 2019, pengumpulan informasi menggunakan kuisioner yang mencakup informasi data temuan gejala klinis, data hasil uji lab pasif, data surveilans, dan data hasil penelitian sepanjang tahun 2018 yang diperoleh dari Dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan, Balai Besar Veteriner (BBV) Denpasar dan perguruan tinggi negeri.
Pengumpulan informasi dilakukan dengan menggunakan metode Kuesioner dan Participatory Epidemiologi (PE). Untuk menggali informasi
yang lebih mendalam, tim melakukan pendekatan PE dengan metode Focus Group Discussion (FDG) atau In Depth Interview (IDI) pada saat workshop regional.
Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dilakukan pada sebelas (11) Kabupaten dan satu (1) Kota yaitu Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, kabupaten Alor, kabupaten Sabu, kabupaten Rote Ndao, kabupaten Sumba Timur, kabupaten Sumba Tengah, kabupaten Sumba Barat, kabupaten Sumba Barat Daya dan kota Kupang. Selain itu juga dilakukan pengambilan data di Balai Besar Veteriner Denpasar.
1. Pemantauan Prioritas Regional
Wilayah Nusa Tenggara Timur kecuali pulau Flores dan Lembata merupakan area bebas rabies tanpa vaksinasi berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian no. 473/Kpts/TN.150/8/2002 dan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian no. 87/Kpts/KR.120/L/1/2016. Seiring dengan lalulintas HPR masuk dan keluar wilayah NTT dan letak wilayah kerja BKP kelas I Kupang dalam hal ini pulau Timor, pulau Sumba dan pulau Alor yang berbatasan langsung dengan area-area tertular rabies sehingga risiko penyebaran penyakit tersebut sangat tinggi. Oleh karena itu dipandang perlu untuk melakukan pemantauan terhadap penyakit rabies.
Maksud : Kegiatan pemantauan Daerah Sebar HPHK ini mempunyai maksud untuk mengetahui ada/tidaknya HPHK (Rabies) di wilayah kerja BKP kelas I Kupang (pulau Timor, pulau Sumba dan pulau Alor)
Tujuan : Kegiatan pemantauan Daerah Sebar HPHK ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah Indonesia dengan target Indonesia Bebas Rabies pada tahun 2030
Pemantauan dilaksanakan pada bulan Juni 2019. HPR yang dijadikan objek pemantauan adalah anjing yang berada di pulau Timor (kota Kupang, kab. Kupang, kab. Belu), pulau Sumba (kab. Sumba Barat
Daya), pulau Alor (kab. Alor). Pengujian dilakukan pada Laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar dengan menggunakan metode ELISA titer antibody rabies.
Sampel serum darah anjing diambil sebanyak 300 sampel masing- masing dalam tabung venoject 10 ml. Tabung venoject yang berisi darah dibiarkan pada suhu ruang selama 1 jam atau dalam refrigerator selama 1 malam sampai terjadi pemisahan antara serum dan bekuan sel darah. Serum yang sudah terpisah dari bekuan sel darah dipindahkan ke dalam tabung mikro/Eppendof (2 ml). Serum kemudian disimpan pada suhu beku (-200C) dan segera dipacking untuk dikirim ke laboratorium
Balai Besar Veteriner Denpasar. Pengujian sampel serum dilakukan di laboratorium BBVet Denpasar dengan metode uji ELISA titer antibodi rabies. Hasil dari pengujian tersebut ditampilkan sebagai berikut
Tabel 5. Hasil Uji Sampel Serum Darah dengan Metode ELISA Titer Antibodi No Kabupaten/Kota Jumlah sampel (ekor) ELISA Positif Negatif 1 Kota Kupang 60 0 60 2 Kab. Kupang 60 0 60 3 Kab. Belu 60 0 60 4 Kab. Alor 60 0 60
5 Kab. Sumba Barat Daya 60 0 60
2. Pemantauan Prioritas Nasional
Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dilakukan pada sebelas (11) Kabupaten dan satu (1) Kota yaitu Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, kabupaten Alor, kabupaten Sabu, kabupaten Rote Ndao, kabupaten Sumba Timur, kabupaten Sumba Tengah, kabupaten Sumba Barat, kabupaten Sumba Barat Daya dan kota Kupang. Selain itu juga dilakukan pengambilan data di Balai Besar Veteriner Denpasar. Hasil Pengamatan Status dan Situasi Hama Penyakit Hewan Karantina yang dilakukan di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian kelas I Kupang oleh tim pemantauan adalah sebagai berikut .
Tabel 6. Status dan Situasi HPHK tahun 2018 Berdasarkan Data Gejala Klinis
No Jenis HPHK Jenis Hewan Keterangan
Lokasi Data
Jumlah Kasus
Referensi
1 Scabies / Demodecosis Anjing, sapi, kerbau,
kambing, babi, kuda
Kab. Alor, kab. Kupang, kab. Sumba Barat
1139 Disnak kab. Alor, Disnak kab. Kupang, Disnak kab. Sumba Barat
3 Fowl Cholera Unggas Kab. Alor 12 Disnak kab. Alor 4 Septicaemia Epizootica Sapi Kab. Alor 103 Disnak kab. Alor,
UPT Veteriner 5 Bovine Brucellosis Sapi Kab. Alor, Kab.
Malaka
72 Disnak kab. Alor, UPT Veteriner 6 Hog Cholera / Clasical
Swine Fever
Babi Kab. Alor, kab. Sumba Barat Daya
157 Disnak kab. Alor, UPT Veteriner
7 Erysipelas Babi Kab. Malaka 7 Disnak kab.
Malaka
8 Trypanosomiasis / Sura Kuda Kab. Sumba Barat 41 Disnak kab. Sumba Barat
9 Orf Anjing Kab. Alor 372 Disnak kab. Alor
Tabel 7. Status dan Situasi HPHK tahun 2018 Berdasarkan Data Uji Laboratorium Pasif
No. Jenis HPHK Data Uji Lab Pasif Dinas Keterangan
Lokasi Data Informasi Sumber
Jenis Uji Jumlah
Positif (+) Negatif (-) Jumlah
1. Scabies / Demodecosis Kerokan Kulit 339 - Alor, Belu, - Dinas Kab. Peternakan Kupang, Kab. Alor, Kota Kab. Belu, Kupang, Kab.
Sabu, Kupang, Sumba Kota Barat Daya, Kupang, Sumba Kab. Sabu, Timur. Sumba Malaka, barat daya, Sumba kab. Sumba Barat timur, kab.
Malaka, kab. Sumba barat.
2. SE Elisa 29 121 Alor, Belu, Dinas
Kab. Peternakan Kupang, Kab. Alor, Malaka, Belu, Kab. Sabu, Rote, Kupang, Sumba Malaka, Barat Daya, Sabu, Rote, Sumba Sumba Barat, Barat Daya,
Sumba Tengah, Sumba Timur, TTS, TTU Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Timur, TTS, TTU
3. Bovine Brucellosis RBT 126 11.021 Alor, Belu,
Kab. Kupang, TTU Dinas peternakan kab. Alor,kab. Belu, kab. Kupang, TTU
4. Hog Cholera Elisa 68 12 Alor, Belu, Dinas
Kab. Peternakan Kupang, Kab.
Kota Alor,Belu, Kupang, Kab. Sabu, Rote Kupang, Ndao, Kota Sumba Kupang, Barat Daya, Sabu, Rote Sumba Ndao, Tengah, Sumba Sumba Barat Daya, Timur, TTS, Sumba TTU. Tengah,
Sumba Timur, TTS, TTU.
5 New Castle Desease ELISA 9 20 Kab. Alor, Dinas
kab. Sumba Peternakan Barat Daya, Kab. Alor, kab. TTU kab. Sumba
Barat Daya, kab. Sabu Raijua, kab. TTU
Tabel 8. Status dan Situasi HPHK tahun 2018 Berdasarkan Data Hasil Survailans
No. Jenis HPHK Data Hasil Surveilens Keterangan
Lokasi Data Informasi Sumber
Jenis Uji Jumlah
Positif (+) Negatif (-) Jumlah
1. Avian Infulenza (AI) PCR 6 783 Kota Kupang, Kab. Kupang, Malaka, Rote, Sabu, Timor Tengah Selatan (TTS) Balai Besar Veteriner Denpasar
2. Anthrax - 0 690 Alor, Kota
Kupang, Kab. Kupang, Malaka, Rote, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumba Timur, TTS, Timor Tengah Utara (TTU) Balai Besar Veteriner Denpasar
3. Bovine Brucellosis - 3 1421 Alor, Malaka, Kab. Kupang, Rote, Sabu, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumba Timur, TTS, TTU Balai Besar Veteriner Denpasar
4. Hog Cholera - - 58 Sumba Timur Balai Besar Veteriner Denpasar 5. Septicemia Epizootica (SE) - - 52 Alor, Kota Kupang, Kab. Kupang, Malaka Balai Besar Veteriner Denpasar 6. Trypanosomiasis / Sura - 1 342 Kab. Kupang, Malaka, Rote, Sabu Raijua, Sumba Barat Daya, Sumba Timur, TTS Balai Besar Veteriner Denpasar
Tabel 9. Peta Matriks HPHK Tahun 2018
No Hewan Jenis HPHK Gejala Data Klinis
Data Uji Lab
Pasif
Data Hasil
Survailans Penelitian Data Ket
1 Sapi Scabies / Demodecosis √ √ - -
Ring worm √ - - -
Septicaemia Epizootica √ √ √ -
Brucellosis √ √ √ - Seropositif
Anthrax - - √ -
Trypanosomiasis /
Sura √ - √ - Seropositif
Anthrax - √ √ -
3 Kuda Scabies / Demodecosis √ √ - -
Trypanosomiasis /
Sura √ - √ - Seropositif
4 Babi Hog Cholera √ √ √ -
Erysipelas √ - - -
5 Kambing Scabies / Demodecosis √ √ - -
6 Anjing Scabies / Demodecosis √ √ - -
Orf √ - - -
7 Unggas Avian Influenza - - √ -
New Castle Desease √ √ - -
Tabel 10. Status dan situasi HPHK di wilayah kerja BKP kelas I Kupang TA 2017, 2018 dan 2019
No
Hasil Pengamatan Daerah Sebar HPHK 2017
2018 2019
1 Scabies / Demodecosis Scabies / Demodecosis Scabies / Demodecosis
2 SE SE SE
3 Bovine Brucellosis Bovine Brucellosis Bovine Brucellosis
4 Hog cholera Hog cholera Hog cholera
5 Fowl cholera Orf Fowl cholera
6 ND ND ND
7 LPAI Trypanosomiasis / sura LPAI
8 Antrhrax Ring worm Antrhax
10 IBR MCF Ring worm
11 Theileriosis Canine parvovirus Erysipelas
12 Old world Screw worm Orf
Tabel 11. Peta Matriks Potensi Komoditi Hewan / Produk Hewan No Provinsi Kabupaten Hewan /Produk Jenis Komoditi
Hewan Unggulan
Populasi Distribusi saat ini /Jangkauan akses pasar
1 NTT ALOR TELUK MUTIARA, ALOR BARAT
LAUT, ALOR BARAT DAYA, ALOR SELATAN, ALOR TIMUR, PANTAR, KABOLA, MATARU, PANTAR
TENGAH, PANTAR BARAT LAUT, Sapi Potong 4.972 LEMBUR
ALOR BARAT DAYA, ALOR SELATAN, MATARU, PUREMAN, Kuda 107.000 PANTAR TENGAH, LEMBUR
TELUK MUTIARA, ALOR BARAT LAUT, ALOR BARAT DAYA, ALOR SELATAN, ALOR TIMUR, PANTAR, PULAU PURA, KABOLA, MATARU, PUREMAN, PANTAR TIMUR,
PANTAR TENGAH, PANTAR BARAT Kambing 42.487 LAUT, LEMBUR
Babi 99.549
TELUK MUTIARA, ALOR BARAT LAUT, ALOR BARAT DAYA, ALOR SELATAN, ALOR TIMUR, PANTAR, PULAU PURA, KABOLA, MATARU, PUREMAN, PANTAR TIMUR, PANTAR TENGAH, PANTAR BARAT LAUT, LEMBUR
Ayam Buras 244.614
TELUK MUTIARA, ALOR BARAT DAYA, ALOR TENGAH UTARA, ALOR TIMUR LAUT, KABOLA, LEMBUR
Ayam Pedaging 193.951
TELUK MUTIARA, ALOR BARAT LAUT, ALOR BARAT DAYA, ALOR SELATAN, ALOR TIMUR, PANTAR, PULAU PURA, KABOLA, MATARU, PUREMAN, PANTAR TIMUR, PANTAR TENGAH, PANTAR BARAT LAUT, LEMBUR
Itik 3.043
TELUK MUTIARA, ALOR BARAT LAUT, ALOR BARAT DAYA, PANTAR, ALOR TENGAH UTARA, PANTAR BARAT, ALOR TIMUR LAUT, KABOLA, LEMBUR
Bebek 13.769
TELUK MUTIARA, ALOR BARAT LAUT, ALOR BARAT DAYA, ALOR SELATAN, ALOR TIMUR, PANTAR, PULAU PURA, KABOLA, MATARU, PUREMAN, PANTAR TIMUR, PANTAR BARAT LAUT, LEMBUR
2 NTT BELU
Sapi Potong 70.667 TTU, Maluku, Samarinda, Sikka, Alor, Jeneponto
Kerbau 729 Jeneponto
Kuda 733 Jeneponto
Kambing 16.004 Buton, Jeneponto, RDTL
Babi 57.682 RDTL, Alor
Kulit Sapi Surabaya
Tulang Sapi Surabaya
3 NTT Kupang
Babi 404.243
Antar Pulau dalam Propinsi
Sapi 586.916
Kambing 137.675
DOC 25.000
Antar Kab. Dalam Propinsi dan Timor Leste
4 NTT KOTA KUPANG KERBAU
ANTAR DAERAH DI PROPINSI NTT DAN ANTAR PROPINSI DI
INDONESIA SAPI KUDA KAMBING BABI AYAM BURAS AYAM POTONG ITIK ENTOK 5 NTT Malaka
SASITAMEAN, IO KOFEU, BOTIN LEOBELE, MALAKA TIMUR, LAEN MANEN, KOBALIMA, KOBALIMA TIMUR
Kerbau 436
MALAKA BARAT, RINHAT, WEWIKU, MALAKA TENGAH, SASITAMEAN, MALAKA TIMUR, LAEN MANEN, KOBALIMA, KOBALIMA TIMUR
Kuda 7.648
RINHAT, WELIMAN, MALAKA
TENGAH, SASITAMEAN, IO KOFEU, BOTIN LEOBELE, MALAKA TIMUR, LAEN MANEN, KOBALIMA,
KOBALIMA TIMUR
Kambing 24.907
MALAKA BARAT, RINHAT, WEWIKU, WELIMAN, MALAKA TENGAH,
SASITAMEAN, IO KOFEU, BOTIN LEOBELE, MALAKA TIMUR, LAEN MANEN, KOBALIMA, KOBALIMA TIMUR
Babi 91.813
MALAKA BARAT, RINHAT, WEWIKU, WELIMAN, MALAKA TENGAH,
SASITAMEAN, IO KOFEU, BOTIN LEOBELE, MALAKA TIMUR, LAEN MANEN, KOBALIMA, KOBALIMA TIMUR
Ayam 313.724
MALAKA BARAT, RINHAT, WEWIKU, WELIMAN, MALAKA TENGAH,
SASITAMEAN, IO KOFEU, BOTIN LEOBELE, MALAKA TIMUR, LAEN
MANEN, KOBALIMA, KOBALIMA TIMUR
Bebek 2.727
MALAKA BARAT, RINHAT, WEWIKU, WELIMAN, MALAKA TENGAH,
SASITAMEAN, IO KOFEU, BOTIN LEOBELE, MALAKA TIMUR, LAEN MANEN, KOBALIMA, KOBALIMA TIMUR
6 NTT Sabu Raijua Kerbau 10.993
Jeneponto, Tuju-tuju, Sinjai, Larantuka, Adonara Sapi 5.77 Kambing 54.764 Kuda 8.011 7 NTT ROTE NDAO Sapi Bali 35,744 DKI Jakarta,Bekasi,Kalimantan,Sulawesi, Kota Kupang
Sapi Ongole Rote 28,349 DKI
Jakarta,Bekasi,Kalimantan,Sulawesi, Kota Kupang
Kambing 49,660 Flores Timur, Kota Kupang, Sulawesi Domba 21,118 Flores Timur
Babi 47,213 Kota Kupang
Kerbau 16,421 Sulawesi, DKI Jakarta,Bekasi,Kalimantan
Kuda 6,723
Sulawesi
Sumba Barat Daya
Kerbau 14.857 WEWEWA TIMUR, WEWEWA
BARAT, WEWEWA SELATAN, WEWEWA UTARA, WEWEWA TENGAH, LOURA, KODI, KODI
BALAGHAR, KODI BANGEDO, KOTA TAMBOLAKA
Kuda 5.847
Kambing 17.422
Babi 174.024
Ayam Kampung 189.037
Ayam Petelur 7.050 WEWEWA TENGAH, LOURA Ayam Pedaging 27.064
WEWEWA SELATAN, WEWEWA TIMUR, WEWEWA TENGAH, LOURA, KOTA TAMBOLAKA
Bebek 14.530
WEWEWA TIMUR, WEWEWA BARAT, WEWEWA SELATAN, WEWEWA UTARA, WEWEWA TENGAH, LOURA, KODI, KODI
BALAGHAR, KODI BANGEDO, KOTA TAMBOLAKA
9 NTT Sumba Barat Sapi Bali 851 Bekasi,
Kerbau 9,308 Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya Kuda 1,735 Jeneponto Bima Bekasi
10 NTT SUMBA TENGAH
KERBAU 9.271
ANTAR DAERAH DI KABUPATEN SUMBA SAPI 7.455 KUDA 8.906 KAMBING 10.450 BABI 41.975 AYAM BURAS 74.076 AYAM POTONG 28.600
ITIK 3.185
ENTOK 10.385
11 NTT SUMBA TIMUR Sapi Potong 51.811 SUMBA TIMUR
Kuda 32.983 SUMBA TIMUR
KERBAU 39.737 SUMBA TIMUR
12 NTT TTS Sapi Bali 196,403 Luar Kab. TTS, Jawa, Kalimantan Babi 193,65 Dalam dan luar Kab. TTS
Kambing 26,292 Dalam Kab. TTS
Kerbau 324 0
Kuda 886 Sulawesi Selatan
6. Pengujian Laboratorium
Kegiatan pengujian di laboratorium karantina hewan pada tahun 2019 meliputi uji Organoleptik untuk telur konsumsi, TPC untuk bahan asal hewan berupa daging olahan, RBT untuk serum darah sapi, dan ulas darah unutk kuda potong.
B. KARANTINA TUMBUHAN
Seksi Karantina Tumbuhan merupakan bagian dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Wilayah kerja operasionalnya meliputi pelabuhan- pelabuhan pemasukan dan pengeluaran yang berada di propinsi Nusa Tenggara Timur. Selain pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan dan bandar udara juga termasuk pos-pos perbatasan dengan negara Timor Leste yang dahulunya merupakan salah satu propinsi di Indonesia. Banyaknya wilayah kerja yang seharusnya dijaga oleh petugas karantina dibanding dengan jumlah personil yang ada, belumlah mencukupi. Ini merupakan suatu kendala operasional yang dihadapi. Karakteristik Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terdiri atas pulau-pulau yang tersebar di propinsi ini berimbas pada banyaknya pelabuhan-pelabuhan pemasukan dan pengeluaran baru seiring dengan meningkatnya lalu lintas laut, udara maupun daerah lintas batas. Peningkatan arus lalu lintas komoditas tumbuhan tersebut akan membawa dampak pada tugas pokok dan fungsi karantina, dikarenakan terjadinya peningkatan resiko terbawanya atau tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan bersama dengan pemasukan bibit tanaman dan hasil tanaman yang dimasukan ke wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Penyelenggaraan kegiatan operasional Seksi Karantina Tumbuhan hingga saat ini sudah dilaksanakan di : Pelabuhan Tenau-Kupang, Pelabuhan penyeberangan Bolok, Bandar udara
Eltari, Pelabuhan laut Waingapu – Sumba, Pelabuhan Laut Kalabahi-Alor, Pelabuhan Laut Atapupu, Pelabuhan Laut Waikelo, Bandar Udara Tambolaka (Sumba Barat Daya) dan Pos Pemeriksaan Lintas Batas Mota’ain, Motamasin dan Wini. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Atapupu ini dirintis bersamaan dengan Pos Pemeriksaan Lintas Batas Mota’ain mulai TA.2004. Mengingat potensi yang cukup besar dengan peningkatan arus lalu lintas komoditas pertanian, wilayah kerja ini telah dibuka untuk meliput pelabuhan Atapupu, Wini serta pos perbatasan. Dengan demikian permasalahan dan pelayanan perkarantinaan di daerah perbatasan dapat diselesaikan relatif lebih dekat. Secara umum terdapat tiga jenis kelompok kegiatan pelayanan tindak karantina yang dilakukan di Seksi Karantina Tumbuhan yakni kegiatan Karantina Tumbuhan Luar Negeri (KTLN) Impor, yaitu tindakan karantina terhadap tanaman/bahan tanaman (komoditas pertanian) atau media pembawa lainnya yang dimasukkan ke propinsi NTT dari negara lain; Sertifikasi Kesehatan Tumbuhan Ekspor, yaitu tindakan karantina terhadap tanaman/bahan tanaman atau media pembawa lainnya yang dikeluarkan dari propinsi ini ke luar negeri (ekspor) dalam rangka penerbitan Surat Kesehatan Tumbuhan (Phytosanitary Certificate); serta Karantina Tumbuhan Dalam Negeri (KTDN) / Domestik, yaitu tindakan karantina terhadap tanaman/bahan tanaman (komoditas pertanian) atau media pembawa lainnya yang diantar pulaukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Tindakan karantina dimaksud dalam kegiatan pelayanan tersebut diatas meliputi tindakan 8P : Pemeriksaan,
Pengasingan Dan Pengamatan, Penahanan, Penolakan, Perlakuan, Pemusnahan Dan Pelepasan
Gambar 5. Grafik Perbandingan Frekuensi Kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan tahun 2018 – 2019
Gambar 6. Grafik Perbandingan Volume Kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan tahun 2018 – 2019
1. Tindakan Pemeriksaan dan Pembebasan a. Pemasukan Luar Negeri ( Impor )
Kegiatan karantina tumbuhan berupa pemasukan media pembawa dari negara lain (Timor Leste) ke dalam wilayah Indonesia melalui pintu pemasukan pos Pemeriksaan Lintas
JENIS KEGIATAN
2018 2019 DOMAS DOKEL EKSPOR IMPOR 1,631 184 290 15 3838 3,404 4847 8,257Perbandingan Frekuensi kegiatan Operasional Karantina Tumbuhan dari tahun 2018 – 2019
JENIS KEGIATAN
2018 2019 D O M A S 4,117,947 D O K E L E K S P O R 38 I M P O R 219,069 207,430,917 60,217,946 1,196,261 302,234,871PERBAN DI NG AN VOLUME K EG IATAN O PERA SIO NAL KARAN TI NA TUMBUHAN DARI TAHUN 2018 – 2019
3,414,315
FR
EK
UE
N
SI
V
O
LU
M
E
Batas Mota’ain, Motamasin, Wini tahun 2019 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, namun tidak terlalu signifikan. Jenis-jenis media pembawa yang diimpor masuk ke wilayah NTT antara lain gembili, kopi, kemiri, kopra, kacang mede, kunyit, asam jawa, dan cengkeh. Pengiriman komoditas tersebut diperuntukan sebagai konsumsi dan bahan baku. Komoditas impor dengan frekuensi dan volum tertinggi yang masuk ke wilayah NTT yaitu kemiri.
b. Pengeluaran / Ekspor
Kegiatan ekspor karantina tumbuhan tahun 2019 tidak hanya dilakukan ke negara Timor Leste namun juga Argentina. Komoditi ekspor yang dikirim ke Argentina yaitu rumput laut. Kegiatan ekspor karantina tumbuhan tahun 2019 mengalami peningkatan pada volume dan frekuensinya. Komoditas dengan frekuensi tertinggi diekspor ke negara Timor Leste yaitu sayuran segar, sedangkan komoditi tumbuhan yang memiliki volume tertinggi yaitu kedelai. Selain sayuran segar, komoditi tumbuhan yang sering dilalulintaskan untuk diekspor yaitu kedelai, buah-buahan, dan kacang tanah. Peningkatan angka ekspor baik frekuensi maupun volumenya pada tahun 2019 cukup signifikan dari tahun sebelumnya. Hal ini terjadin karena jenis dan jumlah komoditi tumbuhan yang diekspor ke negara lain mengalami peningkatan.
c. Domestik Masuk.
Kegiatan karantina tumbuhan domestik masuk pada tahun 2019 mengalami peningkatan pada volume media pembawanya, namun frekuensinya menurun dari tahun sebelumnya. Komoditas dengan frekuensi terbanyak masuk ke wilayah NTT pada tahun 2019 beras. Media pembawa beras banyak dikirim dari daerah Makassar. Hal ini menunjukkan jika produksi beras di wilayah NTT belum mencukupi kebutuhan di wilayah ini sehingga harus mendatangkan dari daerah lain. Selain beras,
komoditi tumbuhan yang sering masuk melalui pintu pemasukan di BKP Kelas 1 Kupang antara lain polard, bibit tanaman hias, bunga potong, buah segar, dan sayuran segar dimana media pembawa tersebut produksinya tidak banyak di NTT. Komoditi tumbuhan dengan volume terbanyak dikirim pada tahun 2019 adalah beras, sayuran segar, dan buah segar. Daerah asal komoditas yang dimasukkan ke wilayah NTT umumnya berasal dari Jawa Timur, Sulsel, Bali, NTB, Jawa Barat, Jawa Tengah.
d. Domestik Keluar
Kegiatan operasional domestik keluar karantina tumbuhan tahun 2019 mengalami peningkatan yang signifikan pada frekuensi dan volumenya dibandingkan tahun 2018. Komoditi tumbuhan yang sering dilalulintaskan antar area yaitu asam, kemiri, dan mede biji. Sedangkan komdoti dengan volume tertinggi dikirim ke luar wilayah NTT yaitu asam, mede biji, dan kemiri. Ketiga komoditi ini merupakan produk unggulan dari wilayah NTT yang memiliki nilai ekspor tinggi. Kemiri dan asam yang dikirim ke wilayah Surabaya selanjutnya akan di ekspor ke luar negeri. Wilayah NTT memiliki potensi komoditi ekspor yang besar, namun karena sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan tersebut masik kurang, maka komoditi tersebut harus dikirim ke luar wilayah NTT yang selanjutnya akan diekspor melalui ppelabuhan (pintu pengeluaran) yang memadai. Volume dan frekuensi yang meningkat didukung karena adanya musim panen dan banyaknya permintaan wilayah atau negara lain akan komoditas unggulan tersebut.
Kegiatan penunjang operasional merupakan kegiatan- kegiatan lain yang mendukung secara langsung maupun tidak langsung pelaksanaan tindakan karantina di pelabuhan. Kegiatan penunjang operasional yang secara langsung
mendukung pelaksanaan tindakan karantina adalah kegiatan operasional laboratorium, sedang kegiatan penunjang yang tidak secara langsung mendukung pelaksanaan tindakan karantina adalah sosialisasi tentang karantina tumbuhan.
2. Kegiatan Intersepsi
Kegiatan karantina tumbuhan tidak dapat terlepas dari fungsi laboratorium. Kegiatan di laboratorium sangat menunjang kegiatan operasional di lapangan. Hasil pemeriksaan di laboratorium akan menentukan kondisi kesehatan media pembawa yang akan dilalulintaskan. Hasil-hasil determinasi maupun identifikasi yang dilakukan akan memperkuat validitas sertifikasi yang dikeluarkan karantina. Selama tahun 2019 kegiatan deteksi dan identifikasi dilakukan dengan metode pemeriksaan langsung (direct inspection), Purity Analisist Test, Blotter Test, Washing Test pada media pembawa beras, kedelai, kemiri, kopra, mede, kakao, kopi, benih padi, bawang putih, kentang, bawang merah, jagung. Hasil identifikasi serangga, gulma, dan cendawan yang ditemukan pada pemeriksaan kesehatan pembawa sebagian besar merupakan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) yang sifatnya kosmopolitan dan terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia. Namun pada identifikasi cendawan ditemukan OPTK A2 pada umbi kentang dan kedelai yang masuk ke wilayah NTT. Berikut daftar OPT dan OPTK A2 yang telah diidentifikasi sesuai tabel 1.
Tabel 12. Daftar OPT hasil intersepsi
NO. GOLONGAN OPT
1. Serangga
Tribolium castaneum, Sitophilus oryzae, Sitophilus zeamais, Carpophilus dimidiatus, Carpophilus hemipterus, Rhizoperta dominica, Necrobia rufipes,
Cryptolestes ferrugineus, Ahasverus advena, Hypothenemus hampei, Lophocateres pusillus, Murmidius ovalis, Corcyra cephalonica, Ephestia cautella, Oryzaephilus surinamensis, Psocid, Callosobruchus macullatus, Callosobruchus cinensis.
2. Cendawan
Periconia cookeil Cladosporium fulvum, Cladosporium oxysporum, Cladosporium spp.; Alternaria porri, Alternaria solani, Alternaria alternate, Fusarium solani, Fusarium oxysporum, Rhizoctonia solani, Cercospora kikuchii, Scytalidium lignicola, Pestalotia palmarum, Botryodiplodia theobromae, Phytophthora palmivora, Tilletia barclayana, Ustilaginoidea viren, Helminthosporium oryzae, Bipolaris spp.; Embellisia allii.
3. Gulma
Paspalum comersonii, Echinocloa colonum, Polygonum longisetum, Ipomoea purpurea, Ipomoea lacunose, Ipomoea hederacea, Boreria allata, Mimosa pudica, Ambrosia trifida, Ambrosia bidentata, Ambrosia artemisiifolis
Tabel 13. Daftar OPTK A2 hasil intersepsi
NO. GOLONGAN OPTK
1. Cendawan Helminthosporium solani Peronospora manshurica
Tabel 14. Daftar musuh alami hasil intersepsi
NO. Golongan MUSUH ALAMI
1. Serangga Xylocoris flavipes, Famili: Pteromalidae Bracon Brevicornis
4. Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan
Tindakan penahanan, penolakan dan pemusnahan merupakan satu rangkaian kegiatan, tindakan ini dikenakan pada bibit jeruk yang dimasukkan dari daerah lain ke wilayah propinsi NTT. Tindakan ini dilakukan untuk mengamankan SK Gubernur NTT No.52 Tahun 2002 yang merupakan penegasan SK Menteri Pertanian No.610/Kpts/TP.630/6/1989. Pengamanan ini harus diperketat untuk melindungi komoditas jeruk keprok SoE yang masih terbebas dari penyakit CVPD. Dalam pengawasan peredaran bibit jeruk ini telah dijalin kerjasama dengan UPTD PSBTPH Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi NTT untuk bersama-sama dalam pengawasan masuknya bibit jeruk ke wilayah NTT yang di lengkapi dengan sertifikat pemasukan. Selama tahun 2019 tidak terdapat tindakan pemusnahan selain pemusnahan sampel dari laboratorium.
5. Kegiatan Pemantauan OPT/OPTK
Kegiatan Pemantaun OPTK/OPT Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang Tahun 2019 dimulai dari bulan April sampai Mei di enam Kabupaten diantaranya yaitu Kabupaten Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Kupang, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Malak,Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sasaran pemantauan daerah sebar OPT/OPTK tahun 2019 mengacu pada daftar OPTK sebagaimana terdapat pada lampiran Permentan No. 31/ PERMENTAN/ KR.010/ 7/2018. Berikut daftar OPTK yang menjadi target dalam pemantaun tahun 2019 wilayah Nusa Tenggara Timur
Gambar 7. Daftar OPTK target verifikasi Barantan tahun 2019 wilayah NTT
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data primer di tingkat lapangan, dan hasil pemeriksaan di Laboratorium Karantina Tumbuhan BKP Kelas I Kupang serta uji rujukan dan uji konfirmasi dari BBUSKP, ditemukan satu OPTK A2 dari golongan cendawan serta beberapa OPT dari golongan serangga dan cendawan.
Hasil pengamatan dan pemeriksaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 15. dan Tabel 16.
Tabel 15. Daftar Temuan OPTK Pada Pemantauan Tahun 2019 No
Temuan OPTK Ditemukan pada
Nama Ilmiah Status Tanaman
Inang Lokasi
1. Peronosclerospora
sorghi OPTK A2 Jagung Kab. Kupang Kab. Sumba Barat
Daya
Tabel 16. Daftar Hasil Pengamatan OPT Pada Pemantauan Tahun 2019
No Temuan OPT Ditemukan pada
Nama Ilmiah Tanaman Inang Lokasi Kabupaten
1. Botryodiplodia theobromae Kopi TTS
Jeruk TTS
2. Cercospora capsici Cabai Kupang 3. Chaetomium globosum Cabai Kupang
4. Chaetomium sp Jeruk TTS
5. Cladosporium spp Jeruk TTS
Kacang tanah Belu
6. Cochliobolus heterostrophus Jagung Kupang 7. Colletotrichum capsici Cabai TTS 8. Colletotrichum dematium Cabai Kupang 9. Colletotrichum
gloeosporioides
Jeruk TTS
Bawang merah TTS
10. Curvularia borreriae Jagung Kupang
11. Curvularia lunata Jagung Kupang, Sumba
Timur, Belu, Malaka, SBD
Padi Kupang, Sumba
Timur, Belu
12. Diplodia natalensis Jeruk TTS
13. Drechslera biseptata Padi Belu, SBD
Jagung Belu
14. Drechslera halodes Jagung Kupang
15. Drechslera nodulosa Padi Kupang
16. Fusarium moniliforme Padi Belu
Jagung Belu
17. Fusarium solani Padi Kupang, Belu,
Malaka, SBD
Jagung Sumba Timur,
Malaka
Cabai TTS
Jeruk TTS
18. Glomerella cingulata Jeruk TTS
19. Helicoon sp Jeruk TTS
Padi SBD
20. Helminthosporium carbonum Jagung Kupang, Sumba
Timur, SBD
21. Helminthosporium maydis Jagung Kupang, Belu
22. Helminthosporium oryzae Padi Kupang, Sumba
Timur, SBD
23. Melanospora zamiae Jagung Kupang
Padi Sumba Timur
24. Monilia sp Padi Kupang, Belu, SBD
Kopi SBD
26. Nigrospora oryzae Padi Sumba Timur, Belu, TTS, Malaka
Jagung Belu
27. Nectria haematococca Cabai TTS
28. Oidium arachidis Kacang tanah Belu
29. Oidium sp Kacang tanah Belu
30. Penicillium spp Jeruk TTS
31. Phomopsis sp Padi Malaka
32. Pithomyces maydicus Jagung Sumba Timur
33. Pithomyces sp Padi Belu
34. Puccinia nakanishi ki Padi Malaka
35. Puccinia polysora Cabai Kupang
Jagung Sumba Timur, SBD
36. Puccinia sorghi Jagung Sumba Timur,
Malaka
37. Rhizoctonia solani Cabai Kupang, SBD
Padi Sumba Timur,
Belu, SBD
Jagung Sumba Timur
Jeruk TTS
Kakao SBD
38. Tilletia barclayana Padi Belu
39. Uromyces sp Kacang tanah Belu
40. Ustilaginoidea virens Padi Belu
41. Bactrocera cucurbitae (Cu) Paria Kupang
Pisang Kupang
Jeruk Malaka
42. Bactrocera carambolae (Me) Paria Kupang
43. Bactrocera umbrosa (Me) Pisang Kupang
44. Bactrocera caudata (Me) Pisang Kupang
45. Bactrocera calumniata (Me) Pisang Kupang
46. Bactrocera bimaculata (Me) Jambu mede TTS
Jeruk Malaka
Mangga Malaka
47. Bactrocera albistrigata (Me) Jeruk Malaka
48. Bactrocera beckerae (Me) Jeruk Malaka
49. Bactrocera exornata (Me) Jeruk Malaka
50. Leptocorisa oratorius Padi Sumba Timur,
Malaka, SBD, Kupang
51. Leptocorisa acuta Padi Sumba Timur
52. Ostrinia furnacalis Jagung Malaka
53. Nezara viridula Padi SBD
54. Epilacna spp Padi SBD
Keterangan: SBD : Sumba Barat Daya TTS : Timur Tengah Selatan
C. Pengawasan dan Penindakan Tindak Pidana Karantina
Kegiatan pengawasan Komoditi Karantina Pertanian melalui Impor, Ekspor, Domestik Masuk maupun Domestik Keluar terhadap media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina (OPTK) pada UPT Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang secara umum berlangsung dengan baik. Pada tahun 2019 Seksi Pengawasan dan Penindakan melaksanakan kegiatan antara lain:
Pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan pemusnahan media pembawa HPHK dan OPTK yang masuk melalui pintu pemasukan di wilayah kerja BKP Kelas I Kupang
Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus pelanggaran dibidang perkarantinaan berupa pemasukan mediam pembawa HPHK daging ayam olahan dari Timor Leste.
Melakukan pembinaan kepada petugas karantina mengenai pengawasan terhadap pemasukan dan pengeluaran media pembawa melalui pintu pemasukan dan pengeluaran yang belum ditetapkan.
A. Koordinasi/kerjasama dengan instansi terkait
a) Koordinasi/Kerjasama dengan Instansi Terkait.
Penggunaan Fasilitas X-Ray dapat digunakan secara bersama-sama oleh petugas karantina dan petugas Bea dan Cukai dibandara Elatari Kupang sebagai implementasi Nota Kesepahaman (MOU) yang dibuat : Dirjen Bea dan Cukai No. KEP-78/BC/2019, Badan Karantina Pertanian no. 1031/Kpts/HK.220/K/04/2019 dan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan No. 1447/BKIPM/IV/2019 pada Pasal 3.
b) Koordinasi dan Pengawasan Di Wilayah Perbatasan RI/RDTL. Seksi Pengawasan dan Penindakan Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang tahun 2019 melakukan koordinasi dan pengawasan media pembawa HPHK dan OPTK di Pintu Perbatasan RI-RDTL antara lain: 1. Rapat bersama instansi (CIQS) terkait diperbatasan terkait pengawasan bersama di pintu perbatasan oleh BNPP di PLBN Motaain.
2. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Belu mengenai upaya pencegahan terhadap penyebaran penyakit eksotik Africa Swine Fever (ASF) dari negara Timor Leste
B. Apresiasi/Sosialisasi/Workshop/Seminar 1. Pelaksanaan Sosialisasi
Pada tanggal 27-29 November 2019 Seksi Pengawasan dan Penindakan mengikuti kegiatan sosialisasi pengawasan lalu lintas HPHK dan OPTK di Kabupaten Nagakeo, Flores- NTT 2. Pada tanggal 9-10 November 2019 kegiatan yang diikuti oleh
Seksi Pengawasan dan Penindakan yaitu bimbingan teknis
simulasi penyelidikan, penyidikan, dan penanganan kasus pelanggaran di bidang perkarantinaan.
3. Pada tanggal 18-20 Desember 2019 Seksi Pengawasan dan Penindakan mengikuti kegiatan workshop mengenai penanganan dan penanggulangan penyebaran penyakit eksotik Africa Swine Fever (ASF) di Bali.
2. Kegiatan Pameran
Tahun 2019 Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang pada bulan September mengikuti kegiatan Pameran/ Expo Pembangunan bidang pertanian dan peternakan di Pemda Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dalam kegiatan expo tersebut, BKP Kelas I Kupang berpartisipasi dalam mensosialisasikan pentingnya karantina dalam mendukung pembangunan pertanian di Indonesia khusunya wilayah NTT.
A. Permasalahan
Kegiatan 3M (Money, Man, Material) di Balai Karantina Pertanian Kelas I perlu ditingkatkan. Banyaknya entry/exit point yang menyebar di banyak pulau di Propinsi NTT (selain wilker Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Ende) tidak sebanding dengan anggaran, ketersediaan sarana prasarana maupun personal yang dimiliki saat ini beberapa wilayah kerja belum dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai. Demikian halnya anggaran operasional petugas belum sepenuhnya terakomodir. Banyak wilayah kerja belum memiliki pejabat fungsional dan bahkan adanya perangkapan tugas kebeberapa wilayah kerja. Dari aspek kualitas dan kuantitas SDM masih kurang.
B. Solusi
Diperlukan peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasional.
Alokasi anggaran sesuai kebutuhan melalui perencanaan yang efektif sehingga kebutuhan anggaran operasional dan lain-lainnya terakomodir hingga ke Wilayah Kerja.
Diperlukan suatu kegiatan (in house training) yang bertujuan untuk meningkatakan kualitas SDM dalam menunjang pelaksanaan tugas sebagai pejabat fungsional.
ADMINISTRASI
Administrasi 3M untuk bagian personalia dan keuangan telah dilaksanakan dengan baik melalui SAI, SABMN dan SIMPEG. Administrasi telah baik untuk Karantina Hewan maupun
Karantina Tumbuhan telah dilaksanakan sesuai petunjuk operasional dengan menggunakan blangko KT untuk komoditi tumbuhan dan blangko KH untuk komoditi hewan.
OPERASIONAL
1. Kegiatan operasional karantina hewan tahun 2019 mengalami kenaikan frekuensi dan volume pada kegiatan ekspor dan domestik masuk, sedangkan frekuensi dan volume kegiatan impor dan domestik keluar mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
2. Kegiatan operasional karantina tumbuhan tahun 2019 mengalami kenaikan frekuensi dan volume pada kegiatan ekspor, impor, domestik keluar, dan domestik masuk dibandngkan tahun sebelumnya.
3. Pelaksanaan kegiatan operasional sudah mengikuti kegiatan operasional pelabuhan secara penuh. Pelaksanaan fungsi karantina perlu ditingkatkan sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia, terlebih dengan adanya pos – pos lintas batas dengan negara Timor Leste.
4. Penguatan laboratorium dan jaringan rujukan perlu dibangun untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.