• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN OPERASIONAL

A. KARANTINA HEWAN

1. Tindakan Karantina Hewan terhadap media pembawa HPHK yang diimpor.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian yang sampai saat ini belum pernah melakukan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang diimpor, karena letak geografisnya yang tidak berbatasan dengan negara lain atau pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran belum ada yang bertaraf internasional. Sehingga sampai saat ini kami tidak ada data tentang penanganan terhadap media pembawa HPHK yang diimpor, karena selama ini hanya menangani media pembawa HPHK yang sifatnya hanya domestik masuk saja.

2. Tindakan Karantina Hewan terhadap media pembawa HPHK yang diekspor.

Seperti halnya tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang diimport, Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu juga sampai saat ini belum pernah melakukan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang akan diekspor. Hal ini kemungkinan disebabkan tidak adanya komoditas pertanian maupun produknya yang potensial untuk diekspor, kecuali masyarakat penggemar hewan kesayangan seperti anjing atau kucing yang akan bepergian keluar negeri itupun tidak langsung dari Palu melainkan melalui Provinsi lain yang memiliki Bandara Internasional.

1. Tindakan Karantina Hewan terhadap media pembawa HPHK yang diantar areakan.

3.1. Kegiatan Domestik Masuk..

a. Tindakan Karantina Hewan yang dilaksanakan dibeberapa Wilayah Kerja Karantina Pertanian lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu berpedoman kepada Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000.

Adapun data secara umum yang dilaksanakan oleh petugas fungsional Medik dan Paramedik Veteriner di bawah Seksi Karantina Hewan berdasarkan Wilayah Kerja dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Wilayah Kerja Pantoloan :

Di wilayah kerja ini media pembawa HPHK yang masuk selama tahun 2016 di dominasi oleh :

✓ DOC Pedaging sebanyak 333.800 ekor dengan frekwensi sebanyak 39 kali;

✓ Daging ayam/Sapi /olahan sebanyak 171.815 kg dengan frekwensi 71 kali;

✓ Susu Sapi/Susu olahan/Yoghurt sebanyak 6.092 kg dengan frekwensi sebanyak 12 kali;

✓ Telur konsumsi sebanyak 362 kg dengan frekwensi 3 kali;

✓ Telur tetas sebanyak 340.470 kg dengan frekwensi 7 kali;

✓ Pakan ternak uanggas sebanyak 5.178.550 kg dengan frekwensi sebanyak 145 kali.

2. Wilayah Kerja Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu :

Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu merupakan Wilayah Kerja Karantina Pertanian lingkup BKP. Kelas II Palu

yang mempunyai tingkat frekwensi kegiatan tindakan karantina hewan yang paling tinggi.

✓ Anjing, Kucing, Kelinci 644 (hewan kesayangan) sebanyak 165 ekor dengan frekwensi 209 kali; ✓ Ayam Dewasa (hewan kesayangan) 1.529 ekor

dengan frekwensi 691 kali;

✓ Burung (hewan kesayangan) sebanyak 7.112 ekor dengan frekwensi sebanyak 367 kali;

✓ DOC/DOD/DOQ sebanyak 667.100 ekor dengan frekwensi 300 kali.

✓ Daging Ayam/Daging Sapi/Daging Burung sebanyak 5.252 kg dengan frekwensi 101 kali; ✓ Susu sapi sebanyak 530 kg dengan frekwensi 6

kali;

✓ Hamster/tikus putih sebanyak 458 ekor dengan frekwensi 7 kali;

✓ Obat hewan/vaksin sebanyak 6.244 botol/vial dengan frekwensi sebanyak 55 kali.

3. Wilayah Kerja Luwuk :

Wilayah kerja ini merupakan wilayah kerja yang secara geografis di bagian timur Sulawesi Tengah sebagai wilayah yang sedang berkembang mempunyai data kegiatan tindakan karantina hewan domestik masuk sebagai berikut :

✓ Anjing / Kucing / Iguana (Hewan kesayangan) sebanyak 62 ekor dengan frekwensi 35 kali;

✓ Ayam / Burung sebanyak 498 ekor dengan frekwensi 145 kali;

✓ Daging Ayam/Daging/Produk olahan sebanyak 61.443 kg dengan frekwensi 32 kali;

✓ Vaksin Unggas /Hormon sebanyak 17 kemasan dengan frekwensi sebanyak 17 kali.

4. Wilayah Kerja Pagimana :

Untuk wilayah kerja ini merupakan tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa HPHK dengan alat angkut kapal penyeberang fery menghubungkan kota kecamatan Pagimana dengan Kota Gorontalo yang masih satu daratan pulau Sulawesi. Untuk kegiatan yang ditangani selama tahun 2016 adalah sebagai berikut :

✓ Kambing/Babi Potong sebanyak 163 ekor dengan frekwensi 9 kali;

✓ Ayam/Bebek/Burung sebanyak 469 dengan frekwensi 195 kali;

✓ DOC sebanyak 73.932 ekor dengan frekwensi 19 kali;

✓ Daging Ayam sebanyak 5.620 kg dengan frekwensi 36 kali;

✓ Telur Ayam sebanyak 2.560 kg dengan frekwensi sebanyak 7 kali.

5. Wilayah Kerja Tolitoli :

Sedangkan wilayah kerja Karantina Pertanian Tolitoli merupakan wilayah kerja yang terletak di bagian utara wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, dimana selama tahun 2016 telah berhasil melakukan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang masuk

hanya Pakan Ternak Unggas sebanyak 338.650 kg dengan frekwensi 13 kali.

6. Wilayah Kerja Donggala :

Wilayah kerja yang belum ditemukan aktivitas lalu lintas media pembawa HPHK yang masuk sampai tahun 2016 adalah wilker Karantina Pertanian Donggala. Hal ini disebabkan kapal yang berlabuh di pelabuhan Loli sebagai pintu pemasukan dan pengeluaran Wilker Donggala hanya diperuntukkan untuk kapal pengangkut peti kemas meratus yang khusus mengangkut media pembawa OPTK bagian dari karantina tumbuhan.

7. Pelabuhan Ampana Kabupaten Tojo Una-Una yang selama ini belum ditetapkan sebagai Wilayah Kerja tetapi di pelabuhan tersebut terdapat akitifitas lalu lintas media pembawa HPHK yang sempat terpantau ada ada permohonan pemeriksaan untuk dilakukan tindakan karantina hewan seperti data berikut :

✓ Sapi/Kuda sebanyak 2 ekor yang masuk dari Gorontalo dengan frekwensi 2 kali.

✓ Kambing sebanyak 7 ekor dengan frekwensi 4 kali; ✓ Ayam dan Burung sebanyak 85 ekor dengan

frekwensi 43 kali.

b. Pelaksanaan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang masuk melalui pintu-pintu pemasukan di wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu telah dilaksanakan tindakan karantina hewan dengan mengacu pada tindakan 8 P

Penahan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan ). Dalam tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang masuk selama kurun tahun 2016 di dominasi dengan tindakan pemeriksaan ( kelengkapan dokumen, kesesuain jenis dan jumlah media, kondisi fisik) dan Pembebasan dengan menerbitkan Sertifikat Pelepasan (KH-12). Sedangkan untuk hewan kesayangan seperti Anjing dan Kucing dilakukan tindakan karantina tambahan berupa Pengasingan, Pengamatan dan apabila diperlukan dilakukan Perlakuan baru Pembebasan.

c. Sampai akhir tahun 2016 untuk tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK domestik masuk di semua Wilayah Kerja Karantina Pertanian lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu telah memenuhi ketentuan dan persyaratan Karantina Hewan sehingga tidak diperlukan adanya tindakan Penahanan, Penolakan maupun Pemusnahan.

3.2. Kegiatan Domestik Keluar.

a. Seperti halnya dalam pelaksanaan tindakan Karantina Hewan terhadap media pembawa HPHK domestik masuk , maka pelaksanaan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK domestik keluar yang dilaksanakan dibeberapa Wilayah Kerja Karantina Pertanian lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu juga berpedoman kepada Undang-Undang No. 16 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000.

Adapun data secara umum kegiatan yang telah berhasil dilaksanakan oleh petugas fungsional Medik dan Paramedik Veteriner di bawah Seksi Karantina Hewan

berdasarkan Wilayah Kerja dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Wilayah Kerja Pantoloan :

Di wilayah kerja ini media pembawa HPHK yang keluar selama tahun 2016 di dominasi oleh :

✓ Sapi Potong tujuan ke daerah Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 18.317 ekor dengan frekwensi 223 kali

✓ Kambing Potong sebanyak 9.532 ekor dengan frekwensi 229 kali.

✓ Ayam/Burung sebanyak 24 ekor dengan frekwensi 14 kali;

✓ DOC sebanyak 18.000 ekor dengan frekwensi sebanyak 2 kali;

✓ Daging Ayam sebanyak sebanyak 1.000 kg dengan frekwensi 1 kali;

✓ Telur Ayam konsumsi sebanyak 710 kg dengan frekwensi sebanyak 1 kali;

✓ Kulit Sapi garaman sebanyak 4.275 lembar dengan frekwensi 13 kali.

2. Wilayah Kerja Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu :

Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu merupakan Wilayah Kerja Karantina Pertanian lingkup BKP. Kelas II Palu yang mempunyai tingkat frekwensi kegiatan tindakan karantina hewan yang paling tinggi termasuk juga untuk kegiatan domestik keluar, walaupun secara volume masih kalah dengan Wilker Pantoloan.

✓ Anoa/Tarsius sebanyak 6 ekor dengan frekwensi 2 kali;

✓ Anjing/Kucing (Hewann Kesayangan) sebanyak 6 ekor dengan frekwensi 5 kali;

✓ Ayam/Burung sebanyak 893 ekor dengan frekwensi sebanyak 467 kali;

✓ Biawak Air Tawar/Tokek/Kura-Kura/Kuskus sebanyak 112 ekor dengan frekwensi 44 kali;

✓ Daging Ayam/Daging Sapi/Daging Babi sebanyak 346 kg dengan frekwensi 13 kali.

✓ Telur Semut (kroto) sebanyak 47.273 kg dengan frekwensi 1.063 kali

✓ Sarang Burung Walet sebanyak 18.178 kg dengan frekwensi sebanyak 442 kali;

✓ Dan masih banyak lagi yang sifatnya tentengan dan jumlah serta frekwensinya sangat kecil.

3. Wilayah Kerja Luwuk :

Sedangkan untuk kegiatan karantina hewan domestik keluar di wiilayah kerja dengan data sebagai berikut : ✓ Anjing/Kucing (Hewan Kesayangan) sebanyak 2

ekor dengan frekwensi 2 kali;

✓ Ayam/Burung sebanyak 4.325 ekor dengan frekwensi 61 kali;

✓ Cicak terbang sebanyak 250 ekor dengan frekwensi 2 kali;

✓ Daging Ayam/Daging Sapi/Daging Babi sebanyak 328 kg dengan frekwensi 7 kali;

✓ Telur Ayam konsumsi sebanyak 25.820 kg dengan frekwensi 40 kali;

✓ Kumbang/Kupu-kupu sebanyak 38 koloni dengan frekwensi 12 kali;

✓ Sarang Semut sebanyak 23 kg dengan frekwensi 5 kali;

✓ Kulit Sapi sebanyak 1.600 lembar dengan frekwensi 6 kali.

4. Wilayah Kerja Pagimana :

Wilayah kerja Pagimana merupakan tempat pengeluaran media pembawa HPHK dengan tujuan Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Utara yang keluar melalui pelabuhan penyeberangan / fery menuju pelabuhan penyeberangan / fery Kota Gorontalo. Adapun kegiatan karantina hewan domestik keluar di wilayah kerja ini sebagai berikut :

✓ Sapi Potong sebanyak 16 ekor dengan frekwensi 2 kali;

✓ Kambing sebanyak 372 ekor dengan frekwensi 37 kali;

✓ Anjing sebanyak 3 ekor dengan frekwensi 3 kali; ✓ Angsa/Bebek/Ayam/Burung sebanyak 341 ekor

dengan frekwensi 126 kali;

✓ Babi Potong sebanyak 114 ekor dengan frekwensi 5 kali;

✓ Daging Sapi/ Daging Aya/Daging Babi/Daging Ular sebanyak 1.150 Kg dengan frekwensi sebanyak 15 kali.

5. Wilayah Kerja Tolitoli :

Untuk wilayah kerja Karantina Pertanian Tolitoli memiliki beberapa tempat pemasukan dan pengeluaran yang harus diawasi adalah pelabuhan laut Tolitoli, pelabuhan penyeberangan fery dan Bandara Udara

Sultan Bantilan Lalos – Tolitoli, selama tahun 2016 telah berhasil melakukan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang keluar sebanyak:

✓ Sapi/Kerbau sebanyak 2.673 ekor dengan frekwensi 110 kali;

✓ Kambing sebanyak 2.793 ekor dengan frekwensi 165 kali

✓ Bebek/Ayam/Burung sebanyak133 ekor dengan frekwensi 56 kali;

✓ Telur Ayam sebanyak 1.100 kg dengan frekwensi 2 kali;

✓ Sarang Burung Walet sebanyak 47 kg dengan frekwensi 8 kali;

✓ Kulit Sapi garaman sebanyak 11.675 lembar dengan frekwensi 7 kali.

6. Wilayah Kerja Donggala :

Untuk wilayah kerja ini juga sampai saat ini belum ada aktivitas lalu lintas media pembawa HPHK yang keluar melalui Wilker Karantina Pertanian Donggala. Hal ini disebabkan kapal yang berlabuh di pelabuhan Loli sebagai tempat / pintu pengeluaran di Wilker Donggala hanya diperuntukkan kapal pengangkut peti kemas meratus yang selama ini khusus mengangkut media pembawa OPTK yang merupakan bagian dari karantina tumbuhan.

7. Pelabuhan Ampana.

Kabupaten Tojo Una-Una yang beribu kota Ampana mempunyai pelabuhan fery yang menghubungan kota

Ampana dengan Kota Kwandang Propinsi Gorontalo. Pelabuhan ini belum ditetapkan sebagai wilayah kerja namun sudah ada aktivitas lalu lintas media pembawa HPHK yang ditangani pengeluarannya melalui pelabuhan tersebut pada tahun 2016 dengan data sebagai berikut :

✓ Sapi / Kuda sebanyak 2 ekor dengan frekwensi 2 kali;

✓ Kambing sebanyak 7 ekor dengan frekwensi 4 kali; ✓ Ayam / Burung sebanyak 65 ekor dengan frekwensi

33 kali.

b. Pelaksanaan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang akan keluar melalui pintu-pintu pengeluaran di wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu telah dilaksanakan tindakan karantina hewan dengan mengacu pada tindakan 8 P (Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan ). Dalam hal tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang akan keluar wilayah Sulawesi Tengah selama kurun tahun 2016 di dilaksanakan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan dan pembebasan terhadap media pembawa HPHK khususnya Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing,Anjing dan Kucing. Sedangkan untuk media pembawa HPHK yang lain seperti golongan unggas hanya dilakukan pemeriksaan baik fisik mapun uji lab cepat menggunakan rapid test AI dan pembebasan. Sementara untuk media pembawa HPHK berupa produk hewan seperti telur, daging, sarang walet,

pakan burung dan ikan hanya dilakukan tindakan pemeriksaan fisik dan pembebasan.

c. Sementara untuk tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang domestik keluar berupa penahanan, penolakan dan pemusnahan sampai akhir tahun 2016, Wilayah Kerja Karantina Pertanian lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu belum ada. Sampai saat ini semua jenis media pembawa HPHK yang dilalu lintaskan oleh masyarakat pengguna jasa karantina hewan telah memenuhi persyaratan sebagaimana ketentuannya sehingga tindakan yang diberikan adalah berupa Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan dan Pembebasan

Data secara rinci terkait jenis media pembawa HPHK yang masuk dan keluar mulai dari volume, frekwensi dan jenis tindakan yang diberikan tersaji pada tabel terlampir.

4. Penggunaan Sertifikat Karantina Hewan

Penggunaan dokumen utama berupa sertifikat kesehatan hewan, sertifikat sanitasi produk hewan, sertifikat untuk benda lain dan sertifikat pelepasan yang digunakan dalam rangka pelayanan sertifikasi karantina hewan di Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu selama tahun 2016 adalah sebagai berikut :

a) KH-9 ➔ sertifikat kesehatan hewan = 2.986 lembar. b) KH-10 ➔ sertifikat sanitasi produk hewan = 940 lembar. c) KH-11 ➔ surat keterangan untuk benda lain = 1.502

d) KH-12 ➔ sertifikat pelepasan karantina hewan = 4.760 lembar.

5. Kegiatan Pemantauan.

Selain melaksanakan kegiatan tindakan karantina hewan terhadap media pembawa HPHK yang masuk maupun yang keluar dari wilayah Sulawesi Tengah, Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu juga melaksanakan tusi lain yaitu melakukan pemantauan daerah sebar hama penyakit hewan karantina (HPHK). Berdasarkan petunjuk pelaksanaan tentang pemantauan daerah sebara HPHK Tahun 2016 yang dikeluarkan oleh Pusat Karantina Hewan Badan Karantina Pertanian yang menekankan bahwa untuk pemantauan daerah sebar HPHK Tahun 2016 dalah hanya mengumpulkan dan mengolah data sekunder yang diambil dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten/Kota dan Provinsi Sulawesi Tengah.

Kegiatan pemantauan dilakukan dengan cara pengumpulan informasi melalui kegiatan perjalanan dinas ke Dinas Peteranakan dan Kesehatan Hewan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi Tengah. Metode pengumpulan informasi dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan wawancara Participatory Epidemiology (PE).

Untuk menggali informasi yang lebih mendalam, tim dapat melakukan wawancara PE dengan metode Focus Group Discussion (FGD) atau in Depth Interview (IDI). Focus Group Discusion adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok.

Pemantauan daerah sebar Hama Penyakit Hewan Karantina Tahun 2016 yang dilakukan oleh petugas fungsional Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu adalah mengumpulkan data sekunder Hama Penyakit Hewan Tahun 2015 dari Dinas yang membidangi masalah peternakan, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner di seluruh Provinsi Sulawesi Tengah dan data dari Balai Besar Veteriner Maros. Setelah di kompilasi, maka data HPHK yang di dapat pada kegiatan pemanatauan tahun ini adalah sebagai berikut ;

Tabel V. Tabel data HPHK kondisi tahun 2015

NO JENIS HPHK

Informasi Status HPHK

KET.

Datat GK Uji Lab. Pasiv Hasil

SurveilansS

Ada Tidak Jenis

Uji (+) Jenis Uji (-) Jenis Uji (+) Jenis Uji (-) 1 AI 1 HA/HI 2 BRUCELLOSIS 2 36 RBT, CFT 3 ORF 4 HOG CHOLERA 5 BVD 6 IBD 7 ND 4 PCR 8 RABIES 18 2 Pewarnaan Seller 9 SCABIES 10 SE 11 KASKADO 12 BOVINE ANAPLASMOSIS 1 Anamiden 13 THEILERIOSIS 40 Theiliden 14 TUBERCULLOSIS

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa data HPHK yang dikumpulkan dari dinas sebagian besar berdasarkan laporan gejala klinis baik dari petugas dinas maupun dari laporan masyarakat terdapat 12 HPHK yang terlaporkan berdasarkan gejala klinis pada tahun 2015 yaitu Brucellosis, Septichameia

Epizootica (SE), Bovine Virus Diarrhoea (BVD), Tubercullosis, Scabies, Bovine Anaplasmosis, Stephanofillariasis,Contagious echtyma (ORF), RabieS, Newcastle Disease (ND), Hog Cholera

dan Gumboro.

Pengujian laboratorium pasif dilakukan oleh Dinas Peternakan di Sulawesi Tengah, sedangkan untuk survailans dilakukan oleh laboratorium BBVET Maros. Dari data tersebut dalam tabel diatas maka terdapat kasus Rabies yang merebak pada tahun 2015, dan dilaporkan adanya kasus meninggal pada manusia. Dalam pengujian terhadap sampel rabies di dinas menggunakan metode pengujian pewarnaan seller. Sedangkan penyakit yang muncul pada tahun 2015 dalah BVD hal ini bisa disebabkan adanya lalu lintas pengiriman sapi antara provinsi melalui darat. Pada survailance BBVet Maros juga ditemukan seropositif ND sebesar 4 sampel, positif CFT sebesar 3 sampel, dan positif Theileriosis/ Surra sebesar 7 sampel.

Dalam bentuk peta HPHK maka hasil pemantauan Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Berdasarkan peta HPHK di atas maka hampir semua kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tengah terdapat HPHK golongan 2, kecuali Kabupaten Morowali Utara dan Kabupaten Banggai Laut. Karena kedua kabupaten tersebut adalah kabupaten pemekaran baru sehingga belum terdapat data HPHK.

6. Kegiatan Koleksi HPHK.

Pada tahun anggaran 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu tidak ada kegiatan untuk pembuatan koleksi hama penyakit hewan karantina (HPHK). Namun demikian koleksi hama penyakit hewan karantina (HPHK) yang dimiliki sampai saat ini oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu merupakan kegiatan koleksi beberapa tahun yang lalu. Adapun koleksi HPHK yang TOLI-TOLI : ND, KASKADO, HOG CHOLERA, PARIGI MOUTONG : Brucellosis, ND, Rabies, Theilleria PALU : HPAI, Rabies DONGGALA : Bovine, Anaplasmosis, ND, Kaskado, Theilleria POSO: Kaskado, Rabies BUOL : Kaskado, ND, Rabies, Kaskado TOJO UNA-UNA : Brucellosis, ND, Rabies, SE, Kaskado BANGGAI : TB, orf, Kaskado, Brucellosis, SE, Bovine Anplasmosis, SE, Rabies, ND, Hog Cholera BANGKEP : IBD, ND, Rabies, Kaskado MOROWALI : Theilleria, Kaskado, Rabies, ND, Hog Cholera PETA HPHK SULTENG TAHUN 2016

dimiliki sampai saat ini oleh Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu adalah cacing Fasciola hepatika berjumlah 1 koleksi, anak sapi (fetus) akibat abortus yang diduga akibat penyakit brucellosis berjumah 2 koleksi dan koleksi media pembawa HPHK seperti : burung yang diawetkan berjumlah 2 koleksi, kadal papua berjumlah 1 koleksi, keroto/telur semut berjumlah 1 koleksi, media pembawa HPR kepala anjing 2 koleksi, HABAH daging olahan berjumlah 1 koleksi.

7. Kegiatan Intersepsi HPH/HPHK.

Hasil temuan HPH/HPHK melalui media pembawa HPHK yang telah dilakukan pemeriksaan kesehatan selama tahun 2016 secara klinis tidak ditemukan adanya temuan HPH/HPHK namun dari pemeriksaan serologi di laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu terhadap Sapi Potong yang akan dikirim ke Kalimantan Timur ditemukan positif penyakit brucellosis sebanyak 2 sampel, untuk selanjutnya terhadap sampel darah yang positif brucellosis ditolak untuk keberangkatannya.

Tabel 14.a Hasil Temuan HPHK di Balai Karantina Pertanian Kelas No Nama HPHK Media Pembawa HPHK

Daerah Tujuan Tindak Lanjut

1 Brucellosis Sapi Potong Kalimantan Timur

Dilarang untuk diberangkatkan.

Dokumen terkait