• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. POTENSI SUMBER DAYA

3.4. Kegiatan Ekonomi

Visi Jokowi-JK yaitu terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Hal ini juga tertuang di dalam salah satu Nawacita yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan adalah elemen yang tidak bisa ditinggalkan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menggambarkan terjadinya peningkatan dan perluasan kegiatan ekonomi suatu negara, yang akan mendorong terbukanya kesempatan kerja baru, alih dan penguasaan teknologi akan meningkat, serta

Bab III Potensi Sumber Daya

terbentuknya akumulasi modal (baik fisik maupun sumber daya manusia) yang akan berdampak positif pada produktivitas.

Dalam rangka menciptakan stabilitas ekonomi yang kokoh, stabilitas harga dan stabilitas nilai tukar rupiah harus dapat dijaga, inflasi diharapkan berada pada kisaran rata-rata 4,0-6,0 persen per tahun, serta terjaganya volatilitas nilai tukar rupiah, dan seiring dengan itu cadangan devisa negara terus menaik atau meningkat. Dalam rangka terciptanya pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan, pada tahun 2014 tingkat kemiskinan diharapkan dapat diturunkan menjadi sekitar 8,0-10,0 persen, dan tingkat pengangguran dapat diturunkan menjadi 5,0-6,0 persen.

Kehidupan sosial ekonomi masyarakat suatu wilayah ditentukan oleh kondisi alam serta pola pikir masyarakat di wilayah tersebut. Interaksi dari faktor tersebut dan faktor luar seperti kebijakan pemerintah yang menentukan corak kehidupan masyarakat yang mendiami wilayah tersebut. Salah satu corak yang terbentuk dari interaksi faktor tersebut adalah sektor pekerjaan masyarakat pada wilayah tersebut.

Berdasarkan kondisi wilayah dan pola kehidupan maka penduduk Kota Banjarmasin telah mengalami pergeseran dari masyarakat agraris menjadi masyarakat yang perekonomiannya bertumpu pada sektor sekunder dan tersier. Secara absolut, besaran PDRB Kota Banjarmasin dan pertumbuhannya selama 3 tahun terakhir disajikan pada Tabel 3.5. PDRB Tahun 2014 atas dasar harga berlaku (adhb) tercatat sebesar 20,94 trilyun rupiah, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan PDRB tahun 2012 yang hanya mencapai 17,95 trilyun

Bab III Potensi Sumber Daya

Analisis Capaian Pembangunan Manusia Kota Banjarmasin Tahun 2014 31 rupiah atau mengalami pertumbuhan sebesar 16,65%. Pertumbuhan ini lebih

besar dibanding pertumbuhan pada tahun-tahun sebelumnya yang

pertumbuhannya di bawah 12 persen. Dari sisi produksi, peningkatan besar laju pertumbuhan PDRB adhb ini disebabkan kategori-kategori yang dominan seperti Indistri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Transportasi dan Pergudangan, dan Konstruksi mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

Tabel 3.5. PDRB Kota Banjarmasin Tahun 2012 - 2014

Tahun

ADH Berlaku ADH Konstan

PDRB (Juta Rupiah) Pertumbuhan (%) PDRB (Juta Rupiah) Pertumbuhan (%) (1) (2) (3) (4) (5) 2012 16.177.244,95 11,33 14.588.856,53 6,18 2013 17.954.959,96 10,99 15.636.499,95 7,18 2014 20.943.744,77 16,65 16.613.506,12 6,25

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banjarmasin

Tabel 3.5 juga menyajikan PDRB atas dasar harga konstan (adhk) dan persentase pertumbuhannya. Pertumbuhuan PDRB adhk menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu regional berdasarkan kategori maupun komponen pembentuk PDRB secara keseluruhan. Total PDRB adhk tahun 2014 adalah sebesar 16,61 trilyun rupiah, lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 15,64 trilyun rupiah atau mengalami pertumbuhan 6,25%. Jika dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar

Bab III Potensi Sumber Daya

7,18%, pertumbuhan tahun 2014 mengalami perlambatan. Dari sisi produksi, perlambatan pertumbuhan terutama terjadi pada kategori Jasa Keuangan dan Asuransi khususnya pada sub kategori Bank yang mengalami perlambatan sangat signifikan dari 17,63% pada tahun 2013 menjadi 6,72% di tahun 2014.

Besarnya dominasi kategori ekonomi yang menjadi motor penggerak perekonomian Kota Banjarmasin tahun 2012-2015 dapat dilihat dari struktur ekonomi Kota Banjarmasin. Dominasi kategorial diukur dari besarnya kontribusi oleh masing-masing kategori ekonomi terhadap total PDRB Kota Banjarmasin. Semakin besar sumbangan yang diberikan oleh suatu kategori terhadap total PDRB mengindikasikan semakin kuat dominasi kategori tersebut dalam menggerakkan perekonomian regional.

Selama empat tahun terakhir, kategori Industri Pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan nominal PDRB Kota Banjarmasin. Besarnya kontribusi ini tentu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Banjarmasin. Sehingga dinamika output atau nilai tambah kategori ini akan berpengaruh secara berarti pada pertumbuhan ekonomi Kota Banjarmasin.

Kontributor terbesar kedua adalah kategori Jasa Keuangan dan Asuransi. Perekonomian Kota Banjarmasin yang ditopang oleh kategori perdagangan, restoran, dan perhotelan ini terlihat dari dampak positifnya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sampai akhir 2014, realisasi Hasil Pajak Daerah untuk Hotel dan Restoran masing-masing mencapai 85,97% dan 115,59%.

Bab III Potensi Sumber Daya

Analisis Capaian Pembangunan Manusia Kota Banjarmasin Tahun 2014 33

Gambar 3.1. Distribusi Persentase PDRB ADHB Tahun 2014 Menurut Lapangan Usaha

Kategori yang memberikan kontribusi terbesar ketiga adalah

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Sekitar 12,43% PDRB Kota Banjarmasin disumbang dari kategori Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya kegiatan perkreditan baik dari perbankan maupun korporasi finansial lain. Selain itu, kegiatan real estate juga semakin marak di Kota Banjarmasin. Pada tahun 2014, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dikeluarkan oleh BTN mencapai 1.997 unit atau mengalami kenaikan sekitar 19,58% (pada tahun 2012 mengalami kenaikan 19,58%). Jasa-jasa perusahaan seperti perusahaan reklame semakin semarak. Hal

Bab III Potensi Sumber Daya

ini juga berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah berupa pajak Reklame, yang realisasinya pada tahun 2014 mencapai 117,75%.

Inflasi di Kota Banjarmasin pada tahun 2014 sebesar 7,16 persen, lebih tinggi dibandingkan yang dicatat pada tahun 2013 yang mencapai 6,98 persen dan tahun 2012 yang hanya mencapai 5,96 persen. Inflasi Kota Banjarmasin tahun 2014 sebesar 7,16 persen tercatat lebih rendah dari inflasi nasional yakni sebesar 8,36 persen. Peningkatan angka inflasi di tahun 2014 disebabkan oleh kenaikan harga barang dan jasa hampir disemua paket komoditas sebagai dampak dari kebijakan pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM subsidi pada tanggal 18 November 2014, dimana premium naik 30,76 persen dan solar sebesar 36,36 persen, dorongan ini ditambah pula adanya kenaikan tarif tenaga listrik untuk

kelompok pelanggan rumah tangga dengan. daya 1.300VA sampai dengan

5.500VA dengan kenaikan sebesar 10,46 persen sampai 11,37 persen untuk golongan tarif R1/TR, dan 5,71 persen golongan tarif R2/TR, terhitung 1 November 2014.

Dokumen terkait