• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DATA

5.2 Kegiatan Ekonomi Sektor Pariwisata

Lamanya usaha yang dikelola oleh responden dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut:

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Berusaha di Bidang Kebutuhan Wisata di Desa Lumban Silintong

No. Lama Usaha Frekuensi Persentase %)

1. <1 Tahun - -

2. 1-2 Tahun 1 3,85

3. > 2 Tahun 25 96,15

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Berdasarkan tabel 5.6 tersebut, dapat dikemukakan bahwa usaha yang paling lama dikelola yaitu lebih dari 2 tahun sebanyak 25 orang (96,15 %), sedangkan yang lamanya 1 sampai 2 tahun ada sebanyak 1 orang (3,85 %), dan tidak ada responden yang mengelola usaha pariwisata yang kurang dari 1 tahun. Berdasarkan keterangan di atas dapat dikatakan bahwa dengan lamanya membuka dan mengelola usaha, implikasinya bahwa usaha ini akan semakin dapat diandalkan dalam komposisinya sebagai sumber pendapatan dalam rumah tangga. Seperti lamanya usaha yang telah mereka jalani dalam waktu lebih dari 2 tahun, ini sudah dapat dirasakan hasilnya khususnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, biaya pendidikan anak-anak mereka, bahkan mereka sudah mampu mempunyai tempat tinggal sendiri secara layak. Usaha yang dijalani ini seperti; usaha penginapan, usaha rumah makan yang juga tentunya mendukung aktivitas wisata, sehingga mereka tetap dapat membuka usaha tersebut dan dapat menjadi pemasukan yang menetap bagi perekonomian rumah tangga mereka.

Untuk mengetahui lama para responden mengelola usaha, untuk lebih jelasnya dapat diketahui dengan melihat tabel berikut ini.

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja dalam Sehari di Bidang Wisata

No. Lama Bekerja Frekuensi Persentase (%)

1. Kurang dari 12 jam 11 42,31

2. 12-24 15 57,69

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Berdasarkan tabel 5.7 tersebut, dapat dikemukakan bahwa responden yang bekerja kurang dari 12 jam sebanyak 11 orang (42,31 %), dan yang bekerja 12 sampai 24 jam sebanyak 11 orang juga (57,69 %). Data di atas dapat disimpulkan bahwa lamanya responden bekerja dalam sehari-hari berbeda-beda, hal ini tergantung pada jenis pekerjaan yang digeluti juga berbeda-beda, dan akan berpengaruh juga pada tingkat pendapatan yang mereka hasilkan. Contohnya; usaha penginapan dan cafe music yang dibuka selama 24 jam tiap harinya, karena diperkirakan ada tamu yang datang tengah malam untuk menginap dan menikmati makanan-minuman. Namun, ada juga usaha yang lain seperti; usaha rumah makan, usaha souvenir shop, dan usaha pemandian yang buka hanya sampai kurang dari 24 jam.

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Perlu Tidaknya Keterampilan Tertentu dalam Suatu Pekerjaan di Bidang Wisata

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Ya 24 92,31

2. Tidak 2 7,69

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa di dalam suatu pekerjaan ada kalanya membutuhkan suatu keterampilan tertentu, seperti pada jawaban responden bahwa sebagian besar yaitu 24 orang (92,31 %) menyatakan ya, dan 9 orang (7,69 %) mengatakan tidak. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden membutuhkan keterampilan tertentu dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini disebabkan karena tidak semua orang yang dapat melakukan pekerjaan tersebut. Hanya orang yang memiliki keterampilan dalam bidang pekerjaan tersebut yang mampu melakukannya dan mengelola dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Amos Sembiring (32 Tahun) mengatakan “Untuk meningkatkan minat berkunjung wisatawan dibutuhkan ketrampilan seperti keramahan dalam menyambut tamu, kesadaran masyarakat bahwa tempat mereka adalah lokasi pariwisata (sadar wisata), kemampuan meningkatkan keindahan daerah wisata tersebut(misalnya: membuat rumah bambu, dll), dan cara memasak yang bagus”.

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Posisi Kedudukan Berusaha di bidang Wisata Dalam Komposisi Pendapatan Rumah Tangga

No. Posisi Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1. Pekerjaan Utama 13 50,00

2. Pekerjaan Tambahan 13 50,00

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang memiliki usaha saat ini merupakan pekerjaan utama mereka, yaitu ada 13 orang (50,00 %) mengatakan pekerjaan utama, dan 13 orang (50,00 %) mengatakan pekerjaan tambahan. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha dalam bidang aktivitas wisata dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan yang berarti dalam menambah pendapatan rumah tangga. Karena dari pekerjaannya tersebut, mereka sudah cukup mampu dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah tangganya sendiri dan untuk keperluan lainnya sebagian besar sudah dapat mereka penuhi. Namun sebagian lagi masih ada pekerjaan utama yang mereka miliki seperti PNS, di samping itu masih ada pekerjaan tambahan yang ditekuninya yaitu usaha warung makan yang terdapat di daerah objek wisata tersebut. Sebagian lagi masih banyak yang memiliki pekerjaan utama sebagai petani.

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan KeterlibatanDalam Melakukan Usaha Wisata

No. Pihak yang Terlibat Frekuensi Persentase (%)

1. Hanya Suami - -

2. Hanya Istri 4 15,38

3. Suami dan istri 8 30,77

4. Suami dan Anak 1 3,85

5. Istri dan Anak 9 34,62

6. Lain-lain 4 15,38

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa yang terlibat dalam usaha yang dijalani saat ini adalah hanya istri yaitu 4 orang (15,38 %), suami dan istri ada 8 orang (30,77 %), suami dan anak ada 1 orang (3,85 %), istri dan anak ada 9 orang (34,62 %), serta orang yang tidak termasuk dalam keluarga ada 4 orang (15,38 %). Dapat disimpulkan bahwa usaha paling banyak dikelola oleh istri dan anak, hal ini dikarenakan bahwa umumnya usaha menyediakan makanan dan minuman sehingga ketrampilan yang paling dibutuhkan adalah memasak dan melayani para tamu, sedangkan umumnya suami bekerja sebagai petani atau mengambil profesi lain untuk menambah penghasilan.

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Ramainya Konsumen yang Melakukan Aktivitas Wisata

No. Waktu Frekuensi Persentase (%)

1. Hari Libur 26 100,00

2. Hari Biasa - -

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Dilihat dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa konsumen atau pengunjung ramai pada waktu hari libur yaitu ada 26 orang (100 %) karena aktivitas tidak sibuk, jadi pada waktu hari libur inilah banyak orang yang dapat meluangkan waktu berkumpul bersama keluarga atau teman-teman mereka untuk liburan bersama. Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengunjung objek wisata ramai pada saat hari-hari libur/hari besar. Seperti hari Minggu, di hari-hari ini biasanya banyak pengunjung yang datang, sehingga karena ramainya wisatawan yang datang maka biasanya pada waktu itu juga segala fasilitas yang terdapat di objek wisata.

Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan yang Menjadi Konsumen Utama Kegiatan Pariwisata

No. Konsumen Frekuensi Persentase (%)

1. Masyarakat Setempat 4 15,38

2. Wisatawan Luar (lokal) 21 80,77

3. Wisatawan Luar Negeri 1 3,85

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Dilihat dari tabel di atas bahwa sebagian besar yang menjadi konsumen utama yang berkunjung ke wisata Lumban Silintong adalah 21 orang (80,77 %) mengatakan wisatawan luar (lokal), dan yang lainnya ada 4 orang (15,38 %) mengatakan masyarakat setempat, sedangkan 1 orang (3,85 %) mengatakan wisatawan luar negeri. Dapat disimpulkan bahwa umumnya yang datang berkunjung adalah wisatawan lokal, biasanya pada hari libur para rombongan dari sekolah, maupun dari kantor datang berkunjung untuk bersantai di tempat wisata ini. Sedangkan wisatawan dari mancanegara masih jarang datang ke tempat ini sehingga masih membutuhkan pengelolaan yang baik untuk menarik minat berkunjung mereka.

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Adanya Pengaruh Sektor Wisata Terhadap Peningkatan Usaha

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Ya 26 100,00

2. Tidak - -

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Dari tabel tersebut semua responden yakni 26 orang (100 %) mengatakan bahwa sektor wisata yang ada mempengaruhi peningkatan usaha-usaha mereka. Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa dengan adanya berbagai macam aktivitas wisata di daerah tujuan wisata Lumban Silintong, maka timbullah berbagai jenis usaha yang dapat dijalani oleh masyarakat dengan tujuan menambah keuntungan bagi perekonomian rumah tangga mereka. Maka dengan adanya usaha yang saling menguntungkan antara pengunjung dan masyarakat yang mempunyai usaha di tempat tersebut, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi sosial ekonomi rumah tangga masyarakat tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sabam Maroloan Siahaan (59 tahun) yang sudah lama membuka usaha di pinggiran danau menyatakan “Hadirnya sektor pariwisata menyebabkan pengunjung makin ramai datang dari sebelumnya sehingga meningkatkan jumlah konsumen, tentunya ini berdampak terhadap pendapatan dan peningkatan usaha”.

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Dapat Tidaknya Usaha di Bidang Wisata Mempengaruhi Jumlah Pengangguran

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Ya 23 88,46

2. Tidak 2 7,69

3. Tidak Tau 1 3,85

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Dari tabel tersebut distribusi responden yang mengatakan bahwa sektor wisata dapat mempengaruhi jumlahh penganguran adalah sebanyak 23 orang (88,46 %), sedangkan yang lainnya yang mengatakan tidak sebanyak 2 orang (7,69 %) dan sebanyak 1 orang mengatakan tidak tau (3,85 %). Dapat disimpulkan bahwa di daerah tujuan objek wisata biasanya merupakan tempat yang strategis sehingga mudah dilewati oleh banyak orang. Apalagi jika ramai wisatawan yang datang, maka disini masyarakat mempunyai banyak kesempatan untuk membuka suatu usaha, seperti usaha warung makan, menjual macam-macam souvenir, menjual buah-buahan, dan lain-lain. Dengan itu pasti akan dapat menambah pemasukan, dan menampung banyak tenaga kerja sehingga jumlah pengangguran berkurang. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Rimhot Siahaan (50 tahun) menyatakan “Sektor wisata dapat mengurangi jumlah pengangguran dikarenakan usaha-usaha pariwisata membutuhkan tenaga kerja, seperti usaha ini mempekerjakan 7 orang, disamping itu apabila hari libur anak-anak sekolah juga ada yang ikut kerja”.

5.3. Kehidupan Sosial Ekonomi

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga yang Diserap dari Berusaha di Bidang Wisata

No. Jumlah Pekerja Frekuensi Persentase (%)

1. Tidak Ada 12 46,15

2. 1-5 Orang 11 42,31

3. >5 Orang 3 11,54

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa usaha yang dijalani responden sebagian besar membutuhkan tenaga kerja yang dapat membantu usaha tersebut, tetapi ada juga yang tidak membutuhkan tenaga kerja seperti ada 12 orang (46,15 %) mengatakan tidak ada tenaga kerja, sedangkan yang lainnya ada 11 orang (42,31 %) mengatakan mempunyai 1 sampai 5 tenaga kerja, dan 3 orang (15,54 %) mengatakan mempunyai lebih dari 5 orang tenaga kerja. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap usaha pasti membutuhkan tenaga kerja untuk membantu mengelola usaha tersebut. Begitu juga usaha yang terdapat di objek wisata Lumban Silintong ini juga membutuhkan beberapa tenaga kerja untuk dipekerjakan, namun tidak banyak diperlukan karena kebanyakan usaha yang dijalani merupakan usaha rumah tangga seperti usaha warung makan atau menjual souvenir, jadi cukup anggota keluarga saja yang ikut membantu.

Tabel 5.16

Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan (omset) Setiap Bulan

No. Jumlah Frekuensi Persentase (%)

1. <1 Juta 2 7,69

2. 1-2 Juta 14 53,85

3. > 2 Juta 10 38,46

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Usaha yang dijalani oleh responden tentunya memiliki penghasilan (omset) setiap bulannya, seperti yang dihitung oleh 2 orang (7,69 %) mengatakan omset yang dimiliki kurang dari 1 juta, 14 orang lainnya (53,85 %) mengatakan 1 sampai 2 juta, serta ada 10 orang (38,46 %) mengatakan lebih dari 2 juta. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden hanya memiliki omset sebesar 1 sampai 2 juta setiap bulannya. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa besarnya omset yang diperoleh tergantung dari besar kecilnya usaha yang dijalani, artinya kalau usahanya kecil otomatis omset yang diperoleh juga kecil, begitu juga sebaliknya. Serta dipengaruhi juga oleh jumlah pengunjung yang datang, kalau pengunjung tidak ramai datang, omset akan kecil tetapi jika pengunjung ramai biasanya omset juga akan banyak diperoleh. Contohnya usaha warung makan kecil-kecilan, tentunya jika usaha warung makan yang dimiliki masih tergolong ke dalam usaha kecil-kecilan, maka pendapatan yang mereka hasilkan setiap bulannya juga terhitung masih sedikit. Tetapi jika usahanya sudah besar seperti usaha penginapan, dan cafe music maka pendapatan mereka tiap bulannya juga akan lebih besar.

Tabel 5.17

Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan (laba bersih) Setiap Bulan

No. Jumlah Frekuensi Persentase (%)

1. <1 Juta 13 50,00

2. 1-2 Juta 10 38,46

3. > 2 Juta 3 11,54

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Berdasarkan tabel di atas juga yang memperlihatkan penghasilan (laba bersih) yang diperoleh responden setiap bulannya, yaitu ada 13 orang (50,00 %) mengatakan kurang dari 1 juta, dan ada 10 orang (38,46 %) yang mengatakan 1 sampai 2 juta, serta ada 3 orang (11,54 %) mengatakan lebih dari 2 juta. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden hanya menerima laba bersih sebesar lebih kecil dai 1 juta setiap bulannya. Sama seperti kesimpulan pada tabel 5.16, dalam hal perolehan keuntungan ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya modal usaha yang dijalani dan jumlah pengunjung yang datang. Dengan modal yang kecil tentu keuntungan yang diperoleh masih dalam proporsi yang kecil, demikian pula sebaliknya dengan modal yang lebih besar akan memberikan keuntungan yang lebih besar pula. Seperti menjual buah-buahan dengan modal yang kecil, tentunya keuntungan yang didapat juga terhitung sedikit. Tetapi dibandingkan dengan usaha souvenir dengan modal yang besar maka keuntungan yang diperoleh juga akan jadi lebih besar.

Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Pengeluaran Selain Memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Ya 20 76,92

2. Tidak 6 23,08

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa semua responden yaitu 20 orang (76,92 %) yang mengatakan ya, mereka membutuhkan pengeluaran selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti membiayai sekolah anak-anak mereka dan 6 orang (23,08 %) mengatakan tidak. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa mayoritas responden sudah berkeluarga, sehingga pengeluaran mereka pun semakin banyak juga ditambah adanya anak-anak. Jadi disamping untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, mereka juga harus membiayai pendidikan anak-anaknya, sebagian lagi ada responden yang mengikuti ansuransi sehingga membutuhkan biaya rutin. Belum lagi jika ditambah dengan biaya-biaya yang tidak terduga atau untuk keperluan mendadak, misalnya jika ada keperluan untuk berobat, keperluan sekolah anak atau untuk membeli kebutuhan tersier seperti kenderaan roda dua, dan lain-lain.

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Usaha di bidang Wisata Membantu dalam Pemenuhan Kebutuhan Rumah Tangga Sehari-hari

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Mencukupi 16 61,54

2. Tidak Mencukupi 10 38,46

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 16 orang (61,54 %) mengatakan mencukupi, karena mereka menganggap bahwa pekerjaannya saat ini dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Namun sebagian kecil ada 10 orang (38,46 %) mengatakan tidak mencukupi, karena mereka merasa masih perlu untuk mencari pekerjaan tambahan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha yang bergerak dalam sektor wisata tersebut ternyata memberikan kontribusi dalam menambah penghasilan/pendapatan rumah tangga bagi masyarakat yang memiliki usaha di daerah objek wisata Lumban Silintong tersebut. Hal ini dapat terlihat dari jumlah penghasilan yang mereka dapat setiap bulannya yang lebih dari pada cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tabel 5.20

Distribusi Responden Berdasarkan Butuh Tidaknya Sumber Penghasilan Lain

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Ya 13 50,00

2. Tidak 13 50,00

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu 13 orang (50,00 %) mengatakan bahwa mereka membutuhkan sumber penghasilan lain di samping pekerjaan yang dimiliki saat ini, sedangkan ada 6 orang (50,00 %) yang mengatakan bahwa mereka tidak membutuhkan sumber penghasilan lain. Dari keterangan tersebut dapat dikatakan bahwa ternyata sebagian responden dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka hanya dengan adanya pekerjaan satu-satunya yang mereka miliki, sehingga mereka tidak terlalu membutuhkan sumber penghasilan lain lagi. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu R Tampubolon (51 Tahun) menyatakan “Usaha ini tidak bisa menjamin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena pendapatan yang dihasilkan tidak stabil, kadang ada tamu yang datang kadang tidak. Kalau tidak ada tamu datang tentu penghasilan tidak ada, sehingga kami juga masih bertani untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari”.

Tabel 5.21

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No. Jumlah Tanggungan Frekuensi Persentase

1. Tidak Ada 4 15,38

2. 1 Orang 4 15,38

3. 2 Orang 5 19,24

4. > 2 Orang 13 50,00

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Dari tabel di atas dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu 13 orang (50,00 %) memiliki tanggungan lebih dari 2 orang, dan ada 5 orang (19,24 %) memiliki tanggungan 2 orang, ada 4 orang (15,38 %) mengatakan tanggungan mereka ada 1 orang dan yang tidak memiliki tanggungan sebesar 4 orang (15,38%). Dapat disimpulkan bahwa seagian besar responden masih memiliki banyak tanggungan, sehingga mereka masih membutuhkan biaya yang besar untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan-keperluan lainnya. Tetapi dilihat dari penghasilan yang mereka miliki, sudah cukup mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga dan juga sudah mampu untuk mencukupi keperluan lain, seperti untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka serta untuk kebutuhan lainnya.

Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak yang Masih Sekolah

No. Jumlah Anak Sekolah Frekuensi Persentase (%)

1. Tidak Ada 7 26,92

2. 1 Orang 2 7,69

3. 2 Orang 8 30,77

4. >2 Orang 9 34,62

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Berdasarkan tabel di atas bahwa sebagian besar responden yaitu 9 orang (34,62 %) mengatakan lebih dari 2 orang anak yang masih sekolah, sedangkan yang lainnya ada 7 orang (26,92 %) mengatakan tidak ada yang masih sekolah lagi, 8 orang (30,77) dan %) memiliki 2 anak sekolah, serta 2 orang (7,69 %) memiliki 1 orang anak sekolah. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden masih memiliki anak yang masih sekolah, tetapi dari penghasilan dari sektor pariwisata ternyata cukup membantu untuk keperluan sekolah anak.

Untuk mengetahui kontribusi sektor pariwisata untuk pendidikan anak, lebih jelasnya kita lihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.23

Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Usaha di bidang Wisata Membantu dalam Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan Anak

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Tercukupi 15 57,69

2. Tidak Tercukupi 11 42,31

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 15 orang (57,69 %) mengatakan mencukupi, karena mereka menganggap bahwa pekerjaannya saat ini dapat mencukupi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka. Pendapatan yang mereka dapat dari usaha pariwisata cukup membantu dalam memenuhi keperluan sekolah anak dan anak-anak mereka mampu meraih jenjang yang lebih tinggi. Namun sebagian lagi ada 11 orang (42,31 %) mengatakan tidak mencukupi, karena mereka merasa masih perlu untuk mencari pekerjaan tambahan dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak.

Tabel 5.24

Distribusi Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Anak mengikuti Kursus, Les atau Pendidikan Informal

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Ya 20 76,92

2. Tidak 6 23,08

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Berdasarkan tabel tersebut mayoritas responden mengatakan bahwa anak-anak meraka pernah mengikuti pendidikan informal yaitu sebanyak 20 orang (76,92%) selainnya menjawab tidak sebanyak 6 orang (23,08%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas anak dari responden pernah mengikuti kursus, les atau pendidikan informal terutama yang mendukung akademik anak. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pendapatan responden mencukupi untuk mendukung keberlangsungan pendidikan anak.

Tabel 5.25

Distribusi Responden Berdasarkan Prestasi Anak Disekolah

No. Prestasi Anak Frekuensi Persentase (%)

1. Sangat Baik - -

2. Baik 25 96,15

3. Kurang Baik 1 3,85

Berdasarkan tabel tersebut mayoritas responden mengatakan prestasi anak disekolah baik yaitu sebanyak 25 orang (96,25 %), yang mengatakan kurang baik sebanyak 1 orang (3,85). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas anak-anak di Desa Lumban Silintong baik dalam bidang akademik. Dapat disimpulkan bahwa proses pendidikan anak di Desa Lumban Silintong sama sekali tidak terganggu meskipun sebagian besar anak-anak sekolah membantu dalam menjalankan usaha pariwisata. Orang tua juga mampu mendukung dan mengontrol keberlangsungan pendidikan anak mereka.

Tabel 5.26

Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Anak yang Sekolah di Swasta

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Ya 8 30,77

2. Tidak 18 69,23

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu ada 18 orang (69,23 %) mengatakan bahwa mereka tidak memiliki anak yang bersekolah di swasta, karena tidak sanggup membiayai biaya pendidikannya. Sedangkan hanya ada 8 responden (30,77 %) memiliki anak yang bersekolah di swasta, karena anaknya memang tidak bisa bisa masuk di sekolah Negeri. Pada dasarnya juga sebagian besar orang tua lebih menyarankan agar anak-anaknya masuk ke sekolah negeri, karena menurut mereka lebih bagus dan biaya

pendidikannya juga agak murah. Sedangkan bagi sekolah swasta biasanya karena anak-anak mereka yang tidak diterima di sekolah negeri, maka mereka terpaksa masuk ke sekolah swasta walaupun biayanya jauh lebih besar dari pada sekolah negeri.

Tabel 5.27

Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah yang Di Tempati Sebelum Hadirnya Sektor Pariwisata

No. Status Kepemilikan Frekuensi Persentase (%)

1. Milik Sendiri 23 88,46

2. Menyewa 1 3,85

3. Menumpang 2 7,69

4. Lain-lain - -

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Berdasarkan status kepemilikan rumah yang ditempati oleh responden sebelum hadirnya sektor pariwisata, dilihat dari tabel di atas bahwa sebagian besar yaitu 23 orang (88,46 %) mengatakan rumah yang mereka tempati adalah milik sendiri. Sedangkan ada 1 orang (3,85 %) mengatakan mereka menyewa, dan ada 2 orang (7,69 %) mengatakan menumpang. Sebagian besar responden mengatakan rumah yang mereka tempati adalah rumah sendiri, hal ini dapat dimaklumi dikarenakan mayoritas responden merupakan penduduk asli Desa Lumban Silintong, hanya sebagian kecil reponden yang mengatakan menumpang atau

Tabel 5.28

Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah yang Ditempati Setelah Hadirnya Sektor Pariwisata

No. Status Kepemilikan Frekwensi Persentase (%)

1. Milik Sendiri 25 96,15

2. Menyewa - -

3. Menumpang 1 3,85

4. Lain-lain - -

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Berdasarkan status kepemilikan rumah yang ditempati oleh responden saat ini, dilihat dari tabel di atas bahwa sebagian besar yaitu 25 orang (96,15 %) mengatakan rumah yang mereka tempati adalah milik sendiri. Sedangkan ada 1 orang (3,85 %) mengatakan mereka menumpang di tempat orang tua. Jadi, secara umum dapat dikatakan bahwa mayoritas responden telah dapat memiliki rumah tempat tinggal sendiri sebagai kebutuhan pokok akan tempat tinggal (papan). Dan ini artinya bahwa masyarakat Desa Lumban Silintong sudah cukup maju dalam perekonomian mereka, karena dari penghasilan yang didapatkan melalui usaha yang telah mereka jalani dalam bidang pariwisata tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan mereka bahkan untuk mempunyai tempat tinggal sendiri pun sudah terpenuhi.

Tabel 5.29

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Bangunan Rumah yang Ditempati Sebelum Hadirnya Sektor Pariwisata

No. Jenis Bangunan Frekuensi Persentase (%)

1. Permanen 2 7,70

2. Semi Permanen 20 76,92

3. Tidak Permanen 4 15,38

Total 26 100,00

Sumber: Hasil Angket 2014

Berdasarkan jenis bangunan rumah yang ditempati sebelum hadirnya

Dokumen terkait