• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN 54

C. Kegiatan Guru Memfasilitasi Peserta Didik Untuk Memperoleh

Dalam proses pembelajaran di kelas, guru dan murid memiliki peranan yang penting demi berlangsungnya proses pembelajaran. Suatu pembelajaran di kelas tidak akan terlepas dari apa yang disebut pengelolaan kelas. Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan

14

siswa yang harus memainkan peranan, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia.

Berdasarkan kriteria minimal dalam dokumen Lampiran Permendiknas No. 41 Tahun 2007 (Depdiknas, 2007a), dapat disimpulkan adanya prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran dalam setiap pertemuan meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

2. Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

b. mengajukan pertanyaan­pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

3. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.

5. Kegiatan inti dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. 6. Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari aneka sumber;

b. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

c. memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; d. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran; dan

e. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

7. Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas­tugas tertentu yang bermakna;

b. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain­lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

c. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

16

d. memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

e. memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

f. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

g. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

h. memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

i. memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

8. Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, b. memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi

peserta didik melalui berbagai sumber,

c. memfasilitasi peserta didik melakukan refeksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

d. memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Guru memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna antara lain dengan cara:

a. berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;

b. membantu menyelesaikan masalah;

c. memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;

d. memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

e. memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

10.Dalam kegiatan penutup, guru:

a. bersama­sama dengan peserta didik atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

b. melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

18

Guru harus bisa menentukan strategi belajar-mengajar yang sesuai agar tujuan belajar dapat tercapai secara optimal. Dalam proses pembelajaran, guru juga harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru harus dapat memilih metode belajar yang bervariasi agar kegiatan belajar-mengajar tidak terkesan monoton. Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya sebagai pengelola kelas, namun dapat bertindak sebagai fasilitator (menyediakan fasilitas) dan motivator (memberikan motivasi) untuk siswa. Menurut Gage & Berliner, peran guru dalam proses pembelajaran mencakup :

1. Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).

2. Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber

(resource person), selama proses berlangsung (during teaching problems).

3. Guru sebagai pembimbing (teacher counsel), di mana guru dituntut untuk mampu mengidentifikasi peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, dan guru harus membantu mencari pemecahannya (remedial teaching).

4. Guru sebagai fasilitator, di mana guru memfasilitasi pengalaman belajar siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang berupa buku paket, LKS, dan lain-lain. Diharapkan siswa memahami dan mengembangkan potensi dirinya secara positif. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar.

Proses belajar yang umumnya dilalui adalah : a. Merumuskan tujuan belajar yang jelas

b. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontak belajar yang bersifat jujur dan positif

c. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri

d. Mendorong siswa untuk peka berfikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri

e. Siswa didorong untuk bebas mengemukakan pendapatnya

f. Guru berusaha memahami jalan pikiran siswa dan mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas segala resiko proses belajarnya

g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju sesuai dengan kecepatannya

D. Materi Pelajaran

1. Peluang Suatu Kejadian

a) Percobaan, Ruang Sampel, dan Kejadian

Sebuah percobaan dalam ilmu hitung peluang adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dapat memberikan beberapa kemungkinan hasil. Contoh percobaan sederhana misalnya percobaan pelemparan sebuah dadu.

20

Ruang sampel adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan. Misalkan S adalah ruang sampel pada pelemparan sebuah dadu, maka S= {1, 2, 3, 4, 5, 6}.

Titik sampel adalah anggota – anggota dari ruang sampel. Dari contoh diatas dapat disebutkan bahwa titik sampelnya adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6.

Kejadian adalah sembarang himpunan bagian dalam ruang sampel. Penulisan simbol suatu kejadian ditulis dalam huruf kapital. Misalkan A adalah kejadian munculnya bilangan genap pada pelemparan sebuah dadu, maka A = {2, 4, 6}

b) Peluang Suatu Kejadian

Jika ruang sampel S terdiri dari titik – titik sampel yang serupa, sehingga masing–masing mempunyai peluang yang sama dan jika E adalah kejadian yang diharapkan terjadi, maka:

 

S n E n E P ( ) )

(  , dengan keterangan n (E) = banyak

anggota E dan n (S) = banyaknya anggota ruang sampel.

c) Kisaran Nilai Peluang Suatu Kejadian

Misalkan S adalah ruang sampel dan E adalah kejadian yang diharapkan terjadi. Karena ES dan E maka ES.

Sehingga n()n(E)n(S) ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( S n S n S n E n S n n   0 P(E) 1

Dengan demikian, kisaran nilai peluang suatu kejadian adalah antara 0 dan 1. Jika P(E) = 0, maka kejadian E disebut kejadian yang tidak mungkin terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Jika P(E) = 1, maka kejadian E disebut kejadian yang pasti terjadi.

d) Frekuensi Harapan

Frekuensi harapan suatu kejadian pada percobaan yang dilakukan N kali adalah hasil kali peluang kejadian tersebut dengan banyaknya percobaan. Misalkan E suatu kejadian dari suatu percobaan, maka frekuensi harapan terjadinya E dirumuskan:

F

h

(E )  NP(E )

Keterangan : F h (E) = frekuensi harapan terjadinya E P (E) = nilai peluang kejadian E

N = banyaknya percobaan dilakukan

Frekuensi relatif kejadian E, ditulis Fr(E), adalah banyaknya kemunculan E dibagi dengan banyaknya percobaan.

percobaan banyak E kemunculan banyak E Fr( )

Frekuensi relatif akan mendekati nilai peluang jika percobaan dilakukan banyak sekali. Semakin banyak percobaan dilakukan semakin dekat frekuensi relatif dengan nilai peluang.

2. Kejadian Majemuk

Beberapa kejadian yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu kejadian baru disebut kejadian majemuk. Ada dua notasi yang biasa digunakan untuk mengkombinasikan dua kejadian atau lebih.

Notasi “∩” disebut irisan atau dalam logika matematika disebut “dan” (konjungsi). Notasi “U” disebut gabungan atau dalam logika matematika disebut “atau” (disjungsi).

22

Contoh, misalkan S adalah kejadian pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya bilangan prima pada pelemparan sebuah dadu; B adalah kejadian munculnya bilangan kurang dari empat dari pelemparan sebuah dadu. S= {1, 2, 3, 4, 5, 6}, A= {2, 3, 5}, B= {1, 2, 3}

Dari kejadian A dan B dapat dibentuk dua kejadian baru, yaitu A U B dan A ∩ B. A U B = kejadian munculnya bilangan prima atau bilangan kurang dari empat pada pelemparan sebuah dadu = {1, 2, 3, 5}.

A ∩ B = kejadian munculnya bilangan prima dan bilangan kurang dari empat pada pelemparan sebuah dadu = {2, 3}.

a) Komplemen Suatu Kejadian

Komplemen suatu kejadian E ditulis

E,E, atauE

c, adalah kejadian

tidak terjadinya kejadian E.

Hubungan P(E) dan P(Ec) dapat diturunkan sebagai berikut:

) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( S n E S n S n E n E P E P c ) ( ) ( S n S n 1  Jadi didapat : ( ) ( c)1 E P E P atau P(Ec)1 P(E)

b) Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Tidak Saling Asing

Misalkan A dan B adalah dua kejadian pada percobaan yang sama.

 

S n B A n B A P ( ) ) (

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 

S n B A n B n A n( )  ( )  (  ) 

   

n

 

S B A n S n B n S n A n( ) ( ) (  )  ) ( ) ( ) ( ) (A B P A P B P A B P     

Bila digambarkan dalam diagram Venn tampak sebagai berikut:

Maka rumus dua kejadian A dan B yang tidak saling lepas adalah: ) ( ) ( ) ( ) (A B P A P B P A B P     

c) Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Saling Lepas

Dua kejadian A dan B seringkali tidak punya irisan, yaitu A ∩ B = . Bila irisan dua kejadian merupakan himpunan kosong, maka dikatakan dua kejadian tersebut saling lepas (mutually exclusive) atau saling asing (disjoint). Dapat pula dikatakan, dua kejadian tersebut tidak terjadi bersamaan. Bila digambarkan dalam diagram Venn terlihat sebagai berikut:

Maka rumus dua kejadian A dan B yang saling lepas adalah: ) ( ) ( ) (A B P A P B P    A B S A B S

24

d) Peluang Dua Kejadian yang Saling Bebas

Dua kejadian yang saling bebas artinya kejadian yang satu tidak mempengaruhi kejadian yang lain, atau kejadian yang satu tidak bergantung dengan kejadian yang lainnya.

Misalkan A dan B adalah dua kejadian pada percobaan yang sama. Maka dua kejadian A dan B disebut saling bebas jika dan hanya jika

) ( ) ( ) (A B P A P B P    .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dipaparkan mengenai jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian, subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, dan metode analisis data

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian digunakan untuk mendeskripsikan rangkaian kegiatan guru dalam memfasilitasi pembelajaran matematika di SMA yang mengupayakan penggunaan Paradigma Pedagogi Reflektif, yang terjadi pada guru dalam keadaan yang sebenarnya.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru yang mengajar matematika di kelas XI IPA SMA Kanisius Tirtomoyo pada semester satu tahun ajaran 2010/2011. Gejala-gejala yang diamati adalah rangkaian kegiatan guru yang terjadi selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada jam pelajaran matematika di sekolah dan dilaksanakan di dalam ruangan kelas XI IPA SMA Kanisius Tirtomoyo. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2010.

26

D. Metode Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi langsung dilakukan dengan mengamati kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan observasi tidak langsung dilakukan dengan mengamati hasil perekaman kegiatan pembelajaran yang telah direkam dengan menggunakan alat perekam ‘handy-cam’ secara menyeluruh. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama lima kali pertemuan, tiap pertemuan berlangsung maksimal selama 2 jam pelajaran ( 1 JP = 45 menit). Pada tiap-tiap pertemuan diamati kegiatan yang dilakukan guru selama pembelajaran di dalam kelas. Materi pembelajaran adalah peluang kejadian di kelas XI SMA semester satu.

Instrumen yang digunakan dalan penelitian ini berupa rekaman video, lembar observasi siswa. Data-data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data pelaksanaan pembelajaran pada materi peluang kejadian kelas XI SMA yang berbasis paradigma pedagogi reflektif, dan data pengamatan rangkaian kegiatan guru selama pembelajaran berlangsung. Data tentang pelaksanaan pembelajaran tersebut dikumpulkan melalui sebuah proses perekaman dengan menggunakan alat perekam ‘handy-cam’. Sedangkan data pengamatan rangkaian kegiatan guru dikumpulkan melalui sebuah proses pengamatan secara langsung dan tidak langsung dengan mengamati perilaku guru selama kegiatan pembelajaran.

E. Metode Analisis Data

Kegiatan analisis data meliputi tiga langkah, yaitu reduksi data, kategorisasi data, dan penarikan kesimpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Reduksi data adalah proses membandingkan bagian-bagian data untuk menghasilkan topik-topik data. Reduksi data dapat dirinci menjadi dua kegiatan yaitu:

1. Transkripsi

Transkripsi adalah penyajian kembali sesuatu yang tampak dan terdengar dalam hasil rekaman video berupa dalam bentuk narasi tertulis.

2. Penentuan topik-topik data

Topik data adalah deskripsi secara ringkas mengenai bagian data yang mengandung makna tertentu yang diteliti. Sebelum menentukan topik-topik data peneliti menentukan makna-makna apa saja yang terkandung dalam penelitian. Berdasarkan makna-makna tersebut peneliti membandingkan bagian-bagian data tertentu pada hasil transkripsi sesuai makna yang terkandung di dalamnya dan membuat suatu rangkuman bagian data, yang selanjutnya disebut topik-topik data.

b. Penentuan kategori data

Penentuan kategori data merupakan proses membandingkan topik-topik data satu sama lain untuk menghasilkan kategori-kategori data. Kategori data adalah gagasan abstrak yang mewakili makna tertentu yang terkandung dalam sekelompok topik data.

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan fenomena yang diteliti dengan cara menemukan dan mensintesakan hubungan-hubungan di antara kategori-kategori data.

28 BAB IV

ANALISIS DATA PENELITIAN

Analisis data penelitian meliputi: pelaksanaan penelitian dan hasil analisis data. Pelaksanaan penelitian akan dipaparkan dalam subbab A. Sedangkan subbab B akan memaparkan hasil analisis data yang meliputi (i) transkripsi, (ii) penentuan topik-topik data, (iii) penentuan kategori data.

A. Pelaksanaan penelitian 1. Tahap Uji Coba

Uji coba penelitian dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 30 Agustus 2009 dan 2 September 2010. Tahap uji coba ini dilakukan untuk berlatih mengumpulkan data dan melakukan sosialisasi dengan subjek guru dan siswa. Hasil uji coba tersebut digunakan untuk mengevaluasi diri.

Pengambilan data menggunakan satu buah handy-cam. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan kedua materi pelajaran yang sedang dibahas adalah tentang statistika, dengan materi mean, median, modus dan kuartil. Proses pembelajaran diawali dengan mengingat kembali apa yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, kemudian subjek melanjutkan penjelasan ke materi baru. Setelah selesai membahas materi, subjek meminta siswa berkelompok untuk mengerjakan latihan soal, dimana satu kelompok terdiri dari empat sampai lima orang. Hasil kerja kelompok kemudian dibahas bersama-sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selain melakukan uji coba pengambilan data, peneliti juga melakukan sosialisasi pada subjek siswa dan subjek guru. Sosialisasi ini berguna agar kelak saat melakukan pengambilan data yang sesungguhnya, subjek guru dan subjek siswa sudah terbiasa dan tidak merasa canggung. Pada tahap uji coba, subjek guru dan siswa tampak tidak terganggu dengan pengambilan data yang dilakukan. Sosialisasi dilakukan saat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan juga pada saat istirahat.

Dari hasil uji coba selama dua hari tersebut didapatkan beberapa kekurangan yang harus diperbaiki, sehingga saat pengambilan data sebenarnya data yang diperoleh dapat maksimal. Kekurangan yang didapatkan antara lain adalah dalam pengambilan data hanya menggunakan satu ‘handy-cam’ sehingga banyak kejadian yang tidak terekam. Dari hasil evaluasi tersebut diharapkan pada pengambilan data yang sebenarnya, kekurangan tersebut dapat diperbaiki.

2. Tahap Penelitian Utama a. Pertemuan pertama

Pertemuan yang pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 September 2010, jam ke 4-5 yaitu pukul 9.45 - 11.15 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas XI IPA SMA Kanisius Tirtomoyo.

Pada pertemuan pertama, jumlah siswa yang hadir adalah 23. Satu siswa tidak masuk karena sakit. Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa dapat memahami materi peluang suatu kejadian, khususnya yaitu percobaan, ruang sampel, titik sampel dan kejadian, serta mengaitkannya dalam peristiwa sehari-hari.

30

Kegiatan pendahuluan diisi dengan membahas berbagai contoh kemungkinan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu melalui tanya jawab singkat oleh subyek dan siswa. Subyek berusaha memberikan berbagai contoh kemungkinan yang sering didengar dan dijumpai oleh siswa.

Kegiatan inti diisi dengan membahas tugas di rumah yaitu membuat dadu, kemudian membahas materi peluang khususnya tentang percobaan, ruang sampel dan titik sampel. Selanjutnya siswa diminta membentuk kelompok kecil yang beranggotakan dua sampai tiga orang. Subyek meminta setiap kelompok untuk melakukan percobaan yaitu melempar dua sampai lima mata uang logam, kemudian mencatat semua hasil yang mungkin dari masing-masing percobaan tersebut. Setelah kerja kelompok selesai, subjek mengajak seluruh siswa untuk membahas hasil kerja kelompok bersama-sama. Selanjutnya subjek membahas materi tentang cara mencari peluang suatu kejadian dan kisaran nilai peluang.

Subjek menjelaskan berbagai contoh tentang kepedulian terhadap lingkungan hidup dan norma kemasyarakatan, kemudian memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan pengamatan di lingkungan sekitar masing-masing, kemudian mencari peluang ketidakpedulian dari masing-masing objek yang diamati.

Sebagai penutup, subyek memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa untuk bertanya apabila merasa belum jelas atau paham kemudian melengkapi catatan masing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Pertemuan kedua

Pertemuan yang kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21 September 2010, jam ke 7-8 yaitu pukul 12.15 - 13.45 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas XI IPA SMA Kanisius Tirtomoyo.

Pada pertemuan kedua, jumlah siswa yang hadir adalah 23. Satu siswa tidak masuk karena sakit. Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa dapat semakin memahami bagaimana cara menghitung peluang suatu kejadian, dan mengaitkannya dalam peristiwa sehari-hari.

Kegiatan pendahuluan diisi dengan mengulang materi yang telah dipelajari siswa pada pertemuan sebelumnya, yaitu melalui tanya jawab singkat oleh subyek dan siswa. Subyek berusaha mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pemahaman siswa akan materi sebelumnya.

Kegiatan inti diisi dengan kerja kelompok. Anggota setiap kelompok masih sama seperti pertemuan sebelumnya. Subyek memberikan beberapa permasalahan untuk dipecahkan dalam kelompok.

Dalam kelompok, subyek mengijinkan siswa saling bekerja sama, tetapi diharapkan setiap siswa mengerjakan sendiri-sendiri terlebih dahulu. Subyek berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lainnya. Subyek membantu kelompok atau siswa yang mengalami kesulitan. Setelah diskusi kelompok selesai, subyek meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan jawabannya di depan, kemudian dibahas bersama-sama. Subyek memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperbaiki jawabannya.

32

Sebagai penutup, subyek memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa untuk bertanya apabila merasa belum jelas atau paham.

c. Pertemuan ketiga

Pertemuan yang ketiga dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 28 September 2010, jam ke 7-8 yaitu pukul 12.15 - 13.45 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas XI IPA SMA Kanisius Tirtomoyo.

Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa dapat memahami materi peluang kejadian majemuk, peluang komplemen suatu kejadian, dan menerapkannya dalam menyelesaikan suatu masalah.

Pada bagian pendahuluan subjek mengajak siswa mengingat materi yang telah dipelajari pada saat SMP, yaitu tentang himpunan, gabungan dan irisan antara dua himpunan, dan komplemen, dengan cara tanya jawab.

Bagian inti meliputi kegiatan membahas kejadian majemuk, membahas kejadian yang saling asing, membahas tentang komplemen suatu kejadian dan membahas dua kejadian yang saling bebas. Pada saat membahas kejadian majemuk, subjek memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, untuk mengarahkan siswa agar menemukan rumus untuk menentukan peluang kejadian majemuk. Subjek kemudian menjelaskan tentang dua contoh tentang dua kejadian yang saling asing. Subjek memberikan contoh soal kemudian meminta beberapa siswa untuk mengerjakan di papan tulis, subjek membantu bila siswa tersebut mengalami kesulitan, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan. Subjek melanjutkan penjelasan ke materi komplemen suatu kejadian, dengan cara tanya jawab, lalu menjelaskan dua kejadian yang saling bebas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Setelah selesai membahas materi subjek memandu diskusi kelompok. Subjek memberikan soal, meminta siswa berkelompok satu meja, dan mengerjakannya secara berkelompok, kemudian hasil kerja kelompok dibahas bersama-sama.

Sebagai penutup, subyek memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila merasa belum jelas atau paham, kemudian meminta siswa untuk melengkapi catatan masing-masing. Subjek memberitahukan pada pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan harian. Subjek mengucapkan selamat siang kemudian meninggalkan ruang kelas.

d. Pertemuan keempat

Pertemuan yang keempat dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 2 Oktober 2010, jam ke 4 yaitu pukul 9.45 - 10.30 WIB. Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas XI IPA SMA Kanisius Tirtomoyo.

Pada pertemuan keempat, semua siswa hadir. Tujuan dari pembelajaran ini

Dokumen terkait