• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Inti

Dalam dokumen 7.Materi Pendampingan K 2013 (Halaman 29-40)

BAB III PROSES PEMBELAJARAN

B. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang mengacu pada kompetensi dasar (KD) yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang-kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan inti adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan pembelajaran

Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.

Pendekatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik/pendekatan berbasis proses keilmuan yang merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan

melalui metode ilmiah. Jadi belajar adalah proses membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Kolb (1986): Learning is a process of building knowledge through transformation of experiences.

Contoh pembelajaran matapelajaran Bahasa Inggris berbasis aktifitas

Pendekatan ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui berbagai kegiatan, yaitu mengamati, menanya, mengeksplor/mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan, kelima kegiatan ini sering disingkat dengan istilah 5 M. Masing-masing kegiatan tersebut dijabarkan kedalam setiap mata pelajaran yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.

a. Mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan/atau menyimak disesuaikan dengan karkteristik kompetensi yang harus dicapai peserta didik.

b. Menanya dilakukan agar peserta didik dapat membangun pengetahuannya secara faktual, konseptual, dan prosedural, tentang suatu hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Dengan demikian, peserta didik memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher thingking skills). Proses menanya dapat dilakukan melalui kegiatan diksusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas.

c. Mengeksplor/mengumpulkan informasi, atau mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan berkomunikasi. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui membaca, mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu,

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

memperoleh informasi, mengolah data, dan menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan, lisan, atau gambar.

d. Mengasosiasi dapat dilakukan peserta didik melalui berbagai, aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi.

e. Mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk kerja.

Berikut kegiatan pembelajaran berdasarkan pengalaman 5 M. LANGKAH

PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR

KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN

MENGAMATI Melihat, mengamati,

membaca, mendengar, menyimak (dengan atau tanpa alat),

Melatih kesungguhan, kesabaran, ketelitian dan mampu membedakan inforamasi yg umum dan khusus, kemampuan berpikir analistis, kritis, deduktif, dan komprehensif

MENANYA Mengajukan pertanyaan

ttg informasi yg tidak dipahami dari ap yg diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang ap yg diamati (Dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke

bersifat hipotetik

Mengembangkan kreatifitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk critical minds yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

MENGAMATI Melihat, mengamati,

membaca, mendengar, menyimak (dengan atau tanpa alat),

Melatih kesungguhan, kesabaran, ketelitian dan mampu membedakan inforamasi yg umum dan khusus, kemampuan berpikir analistis, kritis, deduktif, dan komprehensif

MENANYA Mengajukan pertanyaan

ttg informasi yg tidak dipahami dari ap yg diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang ap yg diamati

Mengembangkan kreatifitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk critical minds yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

LANGKAH

PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR

KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN (Dimulai dari pertanyaan

faktual sampai ke bersifat hipotetik

Contoh kegiatan mengamati pada Buku Matematika siswa kelas X halaman 7.

Pada kegiatan mengamati grafik tersebut peserta didik melakukan identifikasi seperti grafik f(x) yang berpangkat positif dari kanan ke kiri adanya kecenderungan menuju sumbu X, dan sebaliknya grafik f(x) pangkat negative semakin ke kanan adanya kecenderungan mendekati sumbu x. Disamping itu antara bentuk grafik pangkat positif dan negative membentuk simetris.

Pada kegiatan pengamatan ini menanamkan nilai-nilai kompetensi seperti kesabaran, ketelitian, kemampuan berpikir analistis dan kritis.

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Pada satu pertemuan kegiatan pembelajaran tidak harus kelima pengalaman belajar (mengamati, menanya, mengumpulkan infrmasi, mengasosiasi, mengomunikasikan) dilakukan secara utuh namun disesuaikan dengan karakteristik masing-masing materi pembelajaran, seperti kompleksitas materi, waktu yang tersedia maupun sarana pendukung.

2. Model pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

a. Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan

KI-2 serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD pada KI-3 dan/atau KD pada KI-4.

b. Kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan KD pada KI-3 dan KD

pada KI-4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD pada KI-1 (jika ada) dan KD pada KI-2 yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan.

c. Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman

belajar peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya

(questioning), mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/

collecting information), mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating).

Model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 disarankan menggunakan model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran Discovery (Discovery Based Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning).

Berikut akan dijelaskan langkah-langkah keempat model tersebut. a. Inquiry Based Learning

Inkuiry adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.

Langkah-langkah dalam model Inquiry terdiri atas:

1) Observasi/Mengamati berbagai fenomena alam. Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.

2) Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi. Tahapan ini melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya kepada guru, teman, atau sumber yang lain.

3) Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini

peserta didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran

terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. 4) Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan atau

pertanyaan yang diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.

5) Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah

diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat

mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya. b. Discovery Based Learning

Discovery Based Learning adalah model pembelajaran yang mendorong siswa belajar dengan menemukan sendiri pemahaman terhadap suatu konsep melalui proses eksplorasi dan pemecahan masalah untuk memperoleh pengetahuan baru dan/atau menggabungkannya dengan pengetahuan yang sudah ada sehingga menghasilkan sebuah pengetahuan baru

Langkah-langkah dalam model Discovery terdiri atas:

1) Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat berupa bacaan, atau gambar, atau

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.

2) Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut, peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.

3) Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta

didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan

data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.

4) Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data, akan melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.

5) Verification (memferifikasi/pembuktian). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.

6) Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

c. Problem Based Learning

Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka

(open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru.

Langkah-langkah dalam model Problem Based Learning terdiri atas:

1) Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk

memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi

objek pembelajaran.

2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian

pembelajaran salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah kajian.

3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini

peserta didik melakukan percobaan (mencoba) untuk

memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik

mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.

5) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.

d. Project Based Learning

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode pembelajaran yang berfokus pada peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah terkait dengan proyek dan tugas-tugas bermakna lainnya.

Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut; 1) Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai

langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.

2) Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab

pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

3) Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek.

Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.

4) Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan

monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.

5) Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian

dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.

6) Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk

mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.

Model dipilih sesuai dengan pendekatan saintifik yang diperlukan untuk

mengembangkan sikap (spiritual dan social), pengetahuan, dan

keterampilan yang pelaksanaannya difokuskan kepada kesesuaian dengan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai kompetensi tertentu. Selain itu, pemilihan model juga harus mempertimbangkan karakteristik KD atau materi pembelajaran.

Contoh Kegiatan pembelajaran berbasis Projek:

Mata pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Statistik

Analisis : Setelah menyelesaikan kegiatan

pembelajaran Statistik KD 3.20; 3.21;

dan 4.27 maka peserta didik diberi tugas

dalam bentuk Projek secara

berkelompok.

Tugas Projek : Contoh Projek seperti terdapat pada

Buku Matematika Siswa Kelas X

semester II halaman 172 sebagai berikut:

Himpunlah informasi berupa data

statistik dalam bidang ekonomi,

kependudukan, dan eteorologi yang

aturan statistik dalam menganalisis data.

Selesaikanlah masalah tersebut

menerapkan aturan-aturan statistik yang sudah kamu pelajari. Buatlah aporanmu dan sajikan di depan kelas.

Kegiatan pembel. : 1. Perencanaan yang antara lain

meliputi pembagian tugas dalam kelompok, jadwal, dan lokasi atau sumber data.

2. Mengumpulkan informasi/data

melalui berbagai media

3. Kegiatan mengasosiasi dan

kolaborasi berupa diskusi kelompok

4. Mengolah/menganalisis data

5. Membuat laporan proyek

6. Penyajian (presentasi) proyek di

kelas

3. Metode pembelajaran

Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berikut empat metode yang berkaitan dengan kegiatan 5 M sebagi berikut: a. Diskusi

Diskusi merupakan suatu percakapan atau pembahasan terarah tentang suatu topik, masalah atau isu yang menarik perhatian semua peserta didik. pembahasan dapat diarahkan pada klarifikasi (penjelasan) suatu isu atau masalah, menghimpun ide dan pendapat, merancang kegiatan, atau memecahkan masalah. Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok atau klasikal.

Metode ini dapat merangsang peserta didik lebih kreatif dalam memberi gagasan/ide, melatih membiasakan bertukar pikiran dalam mengatasi

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

masalah, dan melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat secara verbal.

b. Eksperimen

Eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran dimana peserta didik melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya melalui proses mengamati, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan.

c. Demonstrasi

Demonstrasi merupakan suatu penyajian yang dipersiapkan untuk memperlihatkan suatu perilaku atau prosedur. Penyajian disertai dengan penjelasan lisan, alat, ilustrasi dan pertanyaaan. Dengan metode ini dapat dikurangi terjadinya verbalisme, pembelajaran lebih menarik, dan peserta didik memiliki kesempatan membandingkan antara teori dengan kenyataan.

Tujuan demonstrasi antara lain;

1) mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan

alat/prosedur,

2) meyakinkan bahwa prosedur tersebut adalah benar

3) membangkitkan minat untuk mencoba.

d. Simulasi

Simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan peralatan atau suasana tiruan.

Tujuan:

1) peserta didik menguasai konsep dan keterampilan intelektual, sosial, dan motorik dalam bidang-bidang yang dipelajarinya.

2) peserta didik mampu belajar melalui situasi tiruan dengan sistem

Langkah kegiatan metode tersebut antara lain:

1) Orientasi, yaitu kegiatan mengemukakan materi pokok/tema/topik

menjelaskan arti simulasi dan permainan, penjelasannya tentang keseluruhan simulasi.

2) Partisipasi latihan atau tanya jawab atau penugasan, antara lain; menyusun skenario dan tujuan, menunjuk pemeran, merangkum langkah singkat.

3) Pelaksanaan simulasi, melaksanakan dan mencatat jalannya simulasi,

pertanyaan, umpan balik dan evaluasi.

4) Diskusi hasil, merangkum kegiatan dan persepsi atau pertanyaan dan

jawaban, kesukaran atau kendala dalam memahami, menganalisis, melakukan proses, dan menrapkan hasil, dikaitkan dengan materi pembelajaran, jika memungkinkan menyusun skenario simulasi yang akan datang.

Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi, peserta didik dimungkinkan untuk memiliki bekal dalam menghadapi situasi yang sebenarnya. Metode ini juga dapat mengembangkan kreativitas peserta didik, memupuk keberanian dan percaya diri, memperkaya pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, dan untuk meningkatkan gairah belajar peserta didik.

Keempat metode tersebut berkaitan dengan pengalaman belajar melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Dalam dokumen 7.Materi Pendampingan K 2013 (Halaman 29-40)

Dokumen terkait