• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.Materi Pendampingan K 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "7.Materi Pendampingan K 2013"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PEMAHAMAN KOMPETENSI ... 1

A. Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar ... 1

B. Pemahaman tentang Keterampilan Konkret dan Abstrak ... 10

C. Pemahaman tentang Sikap Sosial dan Sikap Religius ... 12

BAB II PEMAHAMAN MATERI ... 18

A. Pemahaman terhadap Buku ... 18

B. Identifikasi dan integrasi muatan lokal dalam Pembelajaran ... 22

C. Aktualiasasi Mata Pelajaran dalam Kegiatan Kepramukaan ... 24

D. Lembar Kerja ... 24

BAB III PROSES PEMBELAJARAN ... 26

A. Kegiatan Pendahuluan ... 26

B. Kegiatan Inti ... 26

C. Kegiatan Penutup ... 37

BAB IV PENILAIAN DAN RAPOR ... 39

A. Penilaian ... 39

B. Bentuk dan Instrumen Penilaian ... 42

C. Perhitungan Nilai ... 60

D. Rapor ... 65

BAB V PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ... 71

A. Pengertian ... 71

B. Penyusunan RPP ... 71

(4)

BAB I

PEMAHAMAN KOMPETENSI

A. Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan Pengembangan Kompetensi dasar. Kompetensi Inti mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan

Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu pada Kompetensi inti.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar. Pencapaian kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar melalui proses pembelajaran dan penilaian diilustrasikan dalam skema gambar 1.

1. Kompetensi inti (KI-3 dan KI-4) memberikan arah tingkat kompetensi

pengetahuan dan keterampilan minimal yang harus dicapai peserta didik. 2. Kompetensi dasar dari KI-3 adalah dasar pengembangan materi pembelajaran,

sedangkan kompetensi dasar dari KI-4 mengarahkan keterampilan dan pengalaman belajar yang perlu dilakukan peserta didik. Dari sinilah pendidik dapat mengembangkan proses belajar dan cara penilaian yang diperlukan melalui pembelajaran langsung.

(5)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Gambar 1. Keterkaitan KI dan SKL dalam Pembelajaran

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam

ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut.

Keterkaitan KI dan SKL dalam Pembelajaran

Materi Pokok PengetahuanPenilaian

Penilaian Ketrampilan

KI-3, KD-3…,

KI-4, KD-4…,

KI-2,

KD-2…,

KI-1,

KD-1…,

S

K

L

Kegiatan

Pembelajaran

Penilaian Sikap

IPK

Tujuan

Pembelaja

(6)

Kompetensi inti tingkat ke lima adalah sebagai berikut.

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

Kompetensi inti tingkat ke enam adalah sebagai berikut.

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

(7)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

Untuk melihat keterkaitan SKL, KI, dan KD mata pelajaran dengan pengembagan materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dengan KD dari KI-4

2. Mengembangkan materi pembelajaran yang tertuang pada buku teks sesuai KD

dari KI-3

3. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai KD dari KI-4

4. Mengembangkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran

dan keterampilan yang diharapkan

5. Mengidentifikasi sikap yang dikembangkan sesuai dengan kegiatan yang

dilakukan mempertimbangkan KD dari KI-1 dan KI 2.

6. Menentukan cara penilaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan.

Melalui jabaran keterkaitan kompetensi (SKL-KI-KD), pendidik dapat merumuskan indikator pencapaian kompetensi lebih optimal. Indikator disusun bergradasi dan sistematis hingga tingkat paling tinggai. Indikator pengetahuan berkaitan erat dengan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Sedangkan indikator keterampilan berkaitan dengan ranah abstrak dan konkrit. Hubungan dimensi pengetahuan dan proses kognitif tersaji pada gambar 2 dan gambar 3.

(8)

Metakognitif

11 13 14 19 20

Prosedural 6 7 9 16 18

Konseptual 3 4 8 12 17

Fakual 1 2 5 10 15

Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta

Gambar 2 Hubungan Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif

Pengembangan indikator dikembangkan secara bertahap dengan langkah sebagai berikut:

1. Pada pengetahuan faktual, proses kognitif disarankan maksimal dengan kata kerja operasional yang digunakan hingg pada tingkat mencipta (kotak 15).

2. Pada proses kognitif yang rendah (memahami), dimensi pengetahuan

disarankan maksimal hingga pada dimensi pengetahuan metakognitif (kotak 11).

3. Indikator rendah (pada kotak 1,2, dan 3) sebaiknya tidak digunakan pada tingkat SMA.

4. Selanjutnya rumusan indikator pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif mempertimbangkan proses kognitif yang relevan dengan menggunakan kata kerja operasional.

Beberapa kata kerja operasional sesuai dengan dimensi pengetahuan dan proses kognitif tersaji pada gambar 3.

Dimensi Proses Kognitif Di

me nsi Pe ng eta

(9)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Gambar 3. Contoh Indikator Serta Hubungan Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif

Berikut ini contoh indikator pada mata pelajaran fisika kelas X (Elastisitas dan Gaya Pegas)

1. Menyimpulkan hubungan antara kekuatan pegas dengan konstatanya

berdasarkan data percobaan (pengetahuan faktual)

2. Menerapkan hukum Hooke dalam pemecahan masalah elastisitas (pengetahuan

konseptual)

3. Merekomendasikan perbaikan langkah kerja percobaan hukum Hooke

berdasarkan kesimpulan(pengetahuan prosedural)

4. Menduga resiko dan keuntungan dari rancangan percobaan yang diusulkan

(pengetahuan metakognitif)

Berikut ini contoh keterkaitan SKL, KI, dan KD dengan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian kelas X pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

SKL KI KD

Materi Pembelaja

ran/ Indikator

Kegiatan Pembelaja

ran

Penilaian

Memiliki pengetahua n faktual, konseptual, prosedural,d

Memahami, menerapkan ,

menganalisi s, dan

3.4

Menganalisi s hubungan antara

Hukum Newton pada gerak lurus

Tes Tertulis

(10)

SKL KI KD Materi Pembelaja ran/ Indikator Kegiatan Pembelaja ran Penilaian an metakognitif dalam ilmu pengetahua n,

(11)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

SKL KI KD

Materi Pembelaja ran/ Indikator Kegiatan Pembelaja ran Penilaian n masalah Memiliki kemampuan

pikir dan

tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengemban gan dari yang

dipelajari di sekolah secara mandiri. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengemban gan dari yang dipelajariny a di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunak an metoda sesuai dengan kaidah keilmuan 4.4 Menganalisi s hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurus Demonsrasi Diskusi Eksperimen Penugasan Tes Praktik Portofolio Memiliki perilaku yang mencermink an sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggun g jawab

Menghayati dan

(12)

SKL KI KD Materi Pembelaja ran/ Indikator Kegiatan Pembelaja ran Penilaian dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatk an diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukka n sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalah an dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatk an diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementa si sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi Menghayati dan mengamalk an ajaran agama yang dianutnya Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik Pengamatan dan penilaian diri sikap religius Latihan :

1. Buatlah analisis keterkaitan SKL, KI, dan KD seperti contoh untuk kelas XI! Kembangkan hasil analisis di atas dengan rumusan indikator pengetahuan

(13)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

B. Pemahaman tentang Keterampilan Konkret dan Abstrak

Keterampilan adalahkemampuan berpikir dan bertindak untuk merespon tuntutan keadaan lingkungan berupa perintah, situasi mendesak, atau kesadaran diri untuk bertindak.Keterampilan abstrak merupakan kemampuan pikir dan tindak mental non motorik seperti mengambil keputusan, menyusun strategi, bernalar, dan sebagainya. Hasil keterampilan abstrak cenderung berupa karya bukan benda. Keterampilan abstrak mencakup kemampuan belajar dan kemampuan berpikir.

1. kemampuan belajar yang meliputi: mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan, serta

2. kemampuan berpikir yang meliputi: mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta

Keterampilan konkret merupakan kemampuan tindak motorik seperti menendang, menggunting, mengoperasikan alat, dan sebagainya. Hasil keterampilan konkret cenderung berupa karya benda.

Sesuaidengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengem-bangansikap,pengetahuan,dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.

Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.

 Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima,menjalankan, menghargai,

menghayati,dan mengamalkan.

 Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat,memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi, mencipta.

 Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba,

menalar, menyaji, dan mencipta.

(14)

Berikut ini contoh ilustrasi keterkaitan penggunaan metode dan keterampilan pada mata pelajaran Fisika

Keterampilan yang dikembangkan

Metode

Diskusi Simulasi Eksperimen Penugasan (Projek)

A

b

st

ra

k

Mengamati    

Menanya   

Mengolah   

Menyaji   

Menyusun strategi    

Membuat

keputusan    

Mencipta 

K

on

k

re

t

Mencoba  

Menggunakan alat   

Membuat produk 

Memodifikasi   

Menyaji   

Mencipta   

Berikut ini contoh pengembangan keterampilan abstrak dan konkret pada mata pelajaran fisika kelas X.

Kompetensi Dasar Keterampilan

Abstrak

Keterampilan Konkret

Metode yang disarankan

4.4 Merencanakan dan

melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan

 Merancang

percobaan

 Menyaji dan mengolah data

 Menafsirkan grafik

 Menyimpulkan

 Membuat

rekomendasi

Menyusun alat

Mengukur

massa benda, jarak, dan waktu tempuh

Membuat grafik

Membuat bahan

presentasi

Diskusi

(15)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Kompetensi Dasar Keterampilan

Abstrak

Keterampilan Konkret

Metode yang disarankan

percepatan dalam gerak lurus

prosedur

 mempresentasikan

4.9 Menyajikan ide/rancangan sebuah alat optik dengan menerapkan prinsip pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa

 Mengidentifikasi masalah

 Mengomunikasika

n beragam ide dalam kelompok

 Memutuskan ide

yang akan dirancang

 Mendesain

rancangan

 Menyusun jadwal

kegiatan

 Merancang

strategi pelaksanaan

 Menyaji hasil

Menggambar

desain rancangan

Membuat

laporan tertulis

Tugas projek

Selanjutnya keterampilan abstrak dan konkret pada perencanaan proses pembelajaran dapat dikembangkan menjadi indikator keterampilan.

Latihan :

Buatlah pengembangan keterampilan abstrak dan konkret pada mata pelajaran … kelas XI.

C. Pemahaman tentang Sikap Sosial dan Sikap Religius

Sikap adalah reaksi atau respons yang masih tertutup dan seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap adalah organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya. Dengan demikian sikap mencakup tiga unsur, yaitu kognitif (pengetahuan tentang sikap), efektif (perasaan, emosi), dan konatif (tindakan motorik).

Dalam kurikulum 2013 sikap terdiri atas sikap religius (KI 1) dan sikap sosial (KI 2) dengan rumusan sebagai berikut.

1. Sikap religius (KI 1): Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

(16)

2. Sikap sosial (KI 2): Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengembangan sikap merupakan hasil belajar tidak langsung (indirect learning) ketika peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui aktivitas belajar. Oleh karena itu pendidik dapat mengidentifikasi sikap sosial dan religius yang disusun sesuai dengan relevansi kegiatan pembelajaran (metode) pada saat perencanaan pembelajaran dikembangkan.

Berikut ini beberapa contoh sikap berdasarkan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran fisika.

Sikap Sosial dan Religius

Metode/ Kegiatan Pembelajaran Diskusi

Kelompok Eksperimen Demonstrasi

Penugasan (Projek)

Jujur  

Disiplin    

Tangung

jawab    

Peduli    

Santun  

Responsif    

Proaktif    

Sadar Kebesaran

Tuhan    

Selanjutnya indikator sikap dirumuskan seperti contoh pada mata pelajaran fisika berikut ini.

SKL KI KD

Materi Pembelaja

ran/ Indikator

Kegiatan Pembelaja

ran

Penilaian

Memiliki pengetahua n faktual, konseptual,

Memahami, menerapkan ,

menganalisi 3.4

Menganalisi s hubungan antara

Hukum Newton pada gerak lurus

(17)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

SKL KI KD

Materi Pembelaja ran/ Indikator Kegiatan Pembelaja ran Penilaian prosedural,d an metakognitif dalam ilmu pengetahua n,

(18)

SKL KI KD Materi Pembelaja ran/ Indikator Kegiatan Pembelaja ran Penilaian memecahka n masalah Memiliki kemampuan

pikir dan

tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengemban gan dari yang

dipelajari di sekolah secara mandiri. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengemban gan dari yang dipelajariny a di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunak an metoda sesuai dengan kaidah keilmuan 4.4 Menganalisi s hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurus Indikator Keterampila n:  Melakuka n kerja instruksio nal berdasark an lembar kerja praktik  Merancan g percobaa n hukum Newton tentang gerak  Menggun akan stopwatch , beban gantung, katrol, dan kereta dinamik untuk praktik percobaa n hukum Newton  Menyaji, mengolah , dan menganali sis data hasil percobaa n Dst Demonsrasi Diskusi Eksperimen Penugasan Tes Praktik Portofolio Memiliki perilaku yang mencermink Menghayati dan mengamalk an perilaku

(19)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

SKL KI KD

(20)

SKL KI KD

Materi Pembelaja

ran/ Indikator

Kegiatan Pembelaja

ran

Penilaian

fenomen a gerak lurus sesuai hukum Newton

Latihan :

(21)

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah 18 BAB II

PEMAHAMAN MATERI

A. Pemahaman terhadap Buku

Buku pelajaran merupakan pedoman sebagai standar minimal dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang dapat dikembangkan sesuai kondisi sekolah. Buku pelajaran terdiri atas buku guru dan buku siswa.

Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk mendukung pencapaian kompetensi yang diharapkan bagi peserta didik. Buku guru memuat antara lain :

1. maksud dan tujuan pembelajaran masing-masing mapel

2. struktur KI dan KD masing-masing mapel

3. pengembangan pembelajaran sesuai karakteristik mata pelajaran

4. model dan pendekatan pembelajaran

5. peta konsep dan materi pembelajaran masing-masing mapel

Buku siswa dalam pengimplementasian kurikulum 2013 berciri khas aktivitas yang menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Buku siswa yang disusun berbasis pada kegiatan yang dikemas dalam berbagai macam bentuk tugas atau latihan serta projek. Buku Siswa memuat antara lain :

1. peta konsep atau peta materi

2. materi pembelajaran

Sumber belajar bukan hanya buku dan guru. Materi pembelajaran dapat diperoleh dengan pemanfaatan sumber belajar antara lain lingkungan sekitar (kontekstual), topik kekinian dan sumber belajar dengan sudut pandang berbeda. Materi di buku siswa dirancang untuk menjadi dasar dari kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan pencarian data (mengamati, menanya dan mencoba) peserta didik memerlukan sumber lain. Sumber tersebut dapat diperoleh dari wawancara dengan narasumber yang ada di sekitar, buku referensi, internet ataupun melalui eksperimen yang dilakukan peserta didik.

(22)

tradisi. Pembelajaran yang diberikan akan memfasilitasi peserta didik untuk mampu mengenali dan mengembangkan potensi daerahnya masing-masing. Dengan demikian materi pembelajaran harus disesuaikan dengan konteks tempat di mana peserta didik berada serta potensi dan kekhasan yang dimiliki daerah tersebut.

Perkembangan situasi ekonomi, politik dan budaya terjadi dengan cepat. Materi pembelajaran sedapat mungkin dikaitkan dengan kondisi, peristiwa, topik dan informasi yang aktual pada saat materi pembelajaran diberikan. Konteks waktu yang digunakan dapat merupakan kondisi, peristiwa, topik dan informasi yang terdapat di Indonesia atau dunia

Pembelajaran kontekstual (contextual learning) merupakan sebuah pembelajaran yang dapat memberikan dukungan dan penguatan pemahaman siswa dalam menyerap sejumlah materi pembelajaran serta mampu memperoleh makna dari apa yang mereka pelajari dan mampu menghubungkannya dengan kenyataan hidup sehari hari

Contoh. : Konteks tempat

Buku Teks kelas X hal 41. Prakarya & Kewirausahaan Semester 1

Bidang Kerajinan : Menggali informasi yang berkaitan dengan kerajinan tekstil yang berkembang di wilayah setempat

Pengembangan buku guru dan buku siswa menekankan pentingnya Bahasa Indonesia dan memfungsikan Bahasa Indonesia sebagai penghela pengetahuan. Bahasa merupakan sarana berfikir ilmiah sehingga siapapun yang ingin menguasai ilmu pengetahuan apapun sarana untuk mendapatkanya harus terlebih dahulu dikuasai. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar nasional, maka seseorang yang ingin menguasai ilmu pengetahuan apapun di Indonesia ini terlebih dahulu harus menguasai bahasa Indonesia.

(23)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

criteria for determining when to use appropriate procedures). (Cognitive process dimension)

Contoh : Buku Siswa PJOK Kelas X halaman 35 yaitu pengetahuan prosedural dalam menembak bola (shooting) dengan dua tangan pada permainan basket

Pengetahuan Metakognitif (Metacognitive Knowledge) adalah pengetahuan kognisi secara umum seperti kesadaran dan pengetahuan tentang kognisinya itu sendiri. Meliputi; pengetahuan Strategis (Strategic Knowledge) adalah pengetahuan strategi umum untuk belajar, berpikir dan pemecahan masalah., pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional yang cocok (Knowledge about cognitive tasks, including appropriate contextual and conditional knowledge) dan Pengetahuan tentang diri sendiri (Self-knowledge). (Cognitive process dimension) Contoh : Buku Siswa PPKn Kelas X Bab 1 halaman 31 yaitu penguatan pengetahuan metakognitif dalam pembelajaran ini adalah pengetahuan strategi umum untuk berpikir dan pemecahan masalah “Solusi terhadap Tantangan” terhadap penegakan

HAM di Indonesia.

Pemahaman materi pada buku guru dan buku siswa meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Seni Budaya, dan Prakarya bukan hanya mengembangkan motorik. Kemampuan motorik ada pada ranah tindakan produktif yang kongkrit, belum tentu melibatkan kemampuan berpikir kreatif dan abstrak. Keterampilan menurut Kurikulum 2013 didefinisikan sebagai kemampuan pikir serta tindak secara produktif dan kreatif, dalam ranah konkret dan abstrak sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya. Materi pembelajaran PJOK, Seni Budaya, serta Prakarya dan Kewirausahaan harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan pikir dan tindak secara kreatif dan pada ranah abstrak, selain ketrampilan pada ranah tindakan produktif yang konkret.

Contoh : Buku Teks kelas X Prakarya dan Kewirausahaan Semester 1 Bidang Kerajinan halaman 49.

(24)

Pengembangan materi pembelajaran dalam buku guru dan buku siswa diperlukan pengumpulan, pengelompokan dan penyajian data bukan hanya untuk mata pelajaran matematika. Hal ini disebabkan pendekatan pembelajaran yang dilaksanakan pada Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran saintifik dan menekankan kepada riset. Pada langkah-langkah pembelajaran saintifik, peserta didik akan mengamati, menanya dan mencoba. Ketiga proses tersebut berkaitan dengan kegiatan pengumpulan data. Langkah selanjutnya adalah menalar data dan mempresentasikan data serta hasil penalarannya. Pada materi pembelajaran saintifik, data menjadi objek penting pada materi pembelajaran.

Contoh : Buku Siswa Seni Budaya Kelas X halaman 5

Peserta didik diminta melakukan pengamatan dan mengumpulkan data tentang jenis, bahan, medium dan teknik pada karya seni rupa dua dimensi yang dituangkan dalam tabel yang disiapkan.

Materi pembelajaran dalam buku guru dan buku siswa dapat mendorong keterampilan berpikir peserta didik dari tingkat rendah ke tingkat yang tinggi yang dikenal Low Order Thinking Skills (LOTS) dan High Order Thinking Skills (HOTS).

Low Order Thinking Skills adalah keterampilan berpikir tingkat rendah yang hanya mendorong peserta untuk mengingat kembali atau menghapal materi-materi pembelajaran yang bersifat teoretis dengan tingkatan rendah pula. Low Order Thinking Skills atau keterampilan berpikir tingkat rendah apabila dikaitkan dengan taksnomi Bloom berada pada pola berpikir C1 (mengingat) dan C2 (memahami). Keterampilan berpikir jenis ini tidak mendorong siswa untuk menganalisis suatu permasalahan, melainkan lebih kepada untuk menghafal fakta-fakta yang disajikan dalam materi pembelajaran. Keterampilan berpikir tingkat rendah dapat diidentifikasi dari model tes atau penugasan yang diberikan oleh guru atau yang tersedia dalam buku teks. Jenis soal tes yang hanya mempertanyakan fakta-fakta secara dangkal merupakan salah bentuk dari implementasi pola berpikir ini. Misalnya menanyakan tempat lahir, menanyakan nama tokoh, dan sebagainya. Biasa model pertanyaan ini jawabannya sudah tersedia didalam buku, jadi peserta didik hanya memindahkan saja tanpa harus mencari dari sumber lain.

(25)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

High Order Thinking Skills atau keterampilan berpikir tingkat tinggi apabila ditinjau dari taksonomi Bloom berada pada level menganalisis, mengevaluasi dan mencipta atau mengkreasikan. Higher Order Thinking Skill atau keterampilan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu pemecahan masalah, membuat keputusan, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Dalam pembentukan sistem konseptual proses berpikir tingkat tinggi yang biasa digunakan adalah berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis peserta didik antara lain dapat dilatih melalui pemberian masalah dalam bentuk soal yang bervariasi.

Contoh : Buku Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas X halaman 105

Disajikan sebuah bacaan dengan judul "Cancellation of JYJ Concert in Singapore" yang termasuk materi Higher Order Thinking Skill.

Dalam pengembangan materi pembelajaran diperlukan pemanfaatan TIK.

Pemanfaatan TIK dalam implementasi Kurikulum 2013 sangat penting karena akan mempermudah kegiatan pembelajaran baik bagi peserta didik maupun bagi guru. Bagi peserta didik maupun guru , dengan perangkat lunak seperti Microsoft office, open office dan multimedia akan memudahkan pengerjaan tugas tugas pembuatan laporan, pendokumentasian dan presentasi. Dengan tampilan yang disertai teks, gambar suara, animasi atau video akan menjadikan bahasan pembelajaran menjadi menarik, tidak monoton dan dan mudah di pahami

Contoh Buku Teks kelas X Prakarya & Kewirausahaan Bidang Rekayasa Semester 1 halaman 56. Peserta didik ditugaskan mencari data tentang sejarah perkembangan media komunikasi pada rentang masa tertentu di wilayah tertentu, baik tes maupun gambar dari berbagai sumber termasuk internet.

B. Identifikasi dan integrasi muatan lokal dalam Pembelajaran

Muatan lokal merupakan bahan kajian yang membentuk pemahaman kepada peserta didik terhadap potensi keunggulan lokal di wilayah sekolah berkaitan dengan materi kekinian, materi transdispliner atau materi interdisipliner

(26)

memiliki pengalaman berhadapan dengan permasalahan di luar bidang keilmuannya dan memiliki pengetahuan yang lebih luas.

Materi pembelajaran dengan pendekatan interdisipliner mengajak peserta didik untuk memandang suatu konsep dengan beberapa sudut keilmuan yang berbeda. Pendekatan interdisipliner mengintegrasikan beberapa bidang keilmuan.

Integrasi muatan lokal pada mata pelajaran tertentu adalah melakukan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang berisi bahan kajian tentang potensi keunggulan lokal daerah setempat yang berkaitan dengan materi kekinian, materi transdispliner atau materi interdisipliner sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar mata pelajaran tersebut.

Integrasi muatan lokal dimaksudkan agar peserta didik:

1. mengenal dan memahami materi kekinian, materi transdispliner atau materi interdisipliner.

2. mengenal dan memahami lingkungan alam, sosial, dan budaya di wilayah

setempat;

3. memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan mengenai daerahnya yang

berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya; dan 4. memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang

berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

Penentuan dan pelaksanaan muatan lokal dalam mata pelajaran tertentu dilakukan melalui tahapan identifikasi dan analisis keunggulan lokal daerah setempat yang berkaitan dengan materi kekinian, materi transdispliner atau materi interdisipliner yang relevan dengan materi pembelajaran pada mata pelajaran tertentu.

Contoh : Materi kekinian sebagai kajian tentang potensi daerah setempat Buku Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X halaman 33.

Peserta didik diminta menyusun laporan hasil observasi terhadap pembangunan di wilayah setempat dan hasilnya dikirimkan kepada pihak pemerintah setempat seperti lurah, camat atau bupati yang disertai surat pengantar resmi dari sekolah.

Contoh : Pendekatan Transdisipliner

Buku Mata Pelajaran Sejarah Kelas X halaman 5

(27)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah Contoh : Pendekatan Interdisipliner

Buku Mata Pelajaran PKn Kelas X halaman 56

Pembahasan tentang keikutsertaan Indonesia di kawasan ASEAN akan lebih lengkap dan menarik jika pembahasannya dikaji dari berbagai disiplin ilmu misalnya dari sudut pandang keilmuan lain seperti sosiologi,ekonomi, atau sejarah.

C. Aktualiasasi Mata Pelajaran dalam Kegiatan Kepramukaan Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka

Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai nilai kepramukaan;

Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah.

Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dalam 3 (tiga) Model meliputi:

1. Model Blok merupakan kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan yang

dilaksanakan setahun sekali dan diberikan penilaian umum.

2. Model Aktualisasi merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal. 3. Model Reguler merupakan kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik

yang dilaksanakan di Gugus depan.

Kegiatan Kepramukaan dalam pembelajaran (aktualisasi) merupakan kegiatan yang

direncanakan oleh guru mata pelajaran sesuai dengan materi

pembelajaran/karakteristik KD yang relevan dengan nilai-nilai kepramukaan untuk diserahkan kepada pembina Pramuka untuk dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan setiap minggu dengan durasi waktu 120 menit untuk semua mata pelajaran

Contoh:

Buku Siswa Mata Pelajaran Matematika Kelas X halaman 47 secara tersurat konsep materi nilai mutlak yang dapat diaktualisasikan dalam kepramukaan.

D. Lembar Kerja

Lakukan telaah buku guru dan atau buku siswa, kemudian:

(28)

a. pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif.

b. keterampilan berpikir tingkat rendah (low order thinking skills) dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills) pada mata pelajaran masing-masing.

2. Identifikasi dan analisis keunggulan lokal daerah setempat yang dapat

diintegrasikan materi atau kompetensi dasar pada mata pelajaran masing-masing.

3. Identifikasi materi pembelajaran dan atau KD yang relevan dapat

diaktualiasasikan dalam kegiatan kepramukaan pada mata pelajaran masing-masing.

Jika poin 2) dan 3) tidak teridentifikasi dalam buku maka gunakanlah

(29)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

BAB III

PROSES PEMBELAJARAN

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang diorganisasikan menjadi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Keseluruhan proses pembelajaran tersebut harus menggambarkan pengalaman peserta didik dalam mencapai kompetensi melalui kegiatan 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan).

Berikut penjelasan tahapan pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut : A. Kegiatan Pendahuluan

Esensi dari kegiatan pendahuluan terdiri atas:

1. Orientasi tujuan dapat dilakukan dengan menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai serta menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas;

2. Motivasi yaitu memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional;

Apersepsi dapat dilakukan melalui mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

B. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang mengacu pada kompetensi dasar (KD) yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang-kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan inti adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan pembelajaran

Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.

(30)

melalui metode ilmiah. Jadi belajar adalah proses membangun pengetahuan melalui transformasi pengalaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Kolb (1986): Learning is a process of building knowledge through transformation of experiences.

Contoh pembelajaran matapelajaran Bahasa Inggris berbasis aktifitas

Pendekatan ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui berbagai kegiatan, yaitu mengamati, menanya, mengeksplor/mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan, kelima kegiatan ini sering disingkat dengan istilah 5 M. Masing-masing kegiatan tersebut dijabarkan kedalam setiap mata pelajaran yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.

a. Mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan/atau menyimak disesuaikan dengan karkteristik kompetensi yang harus dicapai peserta didik.

b. Menanya dilakukan agar peserta didik dapat membangun pengetahuannya secara faktual, konseptual, dan prosedural, tentang suatu hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Dengan demikian, peserta didik memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher thingking skills). Proses menanya dapat dilakukan melalui kegiatan diksusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas.

(31)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

memperoleh informasi, mengolah data, dan menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan, lisan, atau gambar.

d. Mengasosiasi dapat dilakukan peserta didik melalui berbagai, aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi.

e. Mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk kerja.

Berikut kegiatan pembelajaran berdasarkan pengalaman 5 M.

LANGKAH

PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR

KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN

MENGAMATI Melihat, mengamati,

membaca, mendengar, menyimak (dengan atau tanpa alat),

Melatih kesungguhan, kesabaran, ketelitian dan mampu membedakan inforamasi yg umum dan khusus, kemampuan berpikir analistis, kritis, deduktif, dan komprehensif

MENANYA Mengajukan pertanyaan

ttg informasi yg tidak dipahami dari ap yg diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang ap yg diamati (Dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke

bersifat hipotetik

Mengembangkan kreatifitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk critical minds yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

MENGAMATI Melihat, mengamati,

membaca, mendengar, menyimak (dengan atau tanpa alat),

Melatih kesungguhan, kesabaran, ketelitian dan mampu membedakan inforamasi yg umum dan khusus, kemampuan berpikir analistis, kritis, deduktif, dan komprehensif

MENANYA Mengajukan pertanyaan

ttg informasi yg tidak dipahami dari ap yg diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang ap yg diamati

(32)

LANGKAH

PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR

KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN (Dimulai dari pertanyaan

faktual sampai ke bersifat hipotetik

Contoh kegiatan mengamati pada Buku Matematika siswa kelas X halaman 7.

Pada kegiatan mengamati grafik tersebut peserta didik melakukan identifikasi seperti grafik f(x) yang berpangkat positif dari kanan ke kiri adanya kecenderungan menuju sumbu X, dan sebaliknya grafik f(x) pangkat negative semakin ke kanan adanya kecenderungan mendekati sumbu x. Disamping itu antara bentuk grafik pangkat positif dan negative membentuk simetris.

(33)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Pada satu pertemuan kegiatan pembelajaran tidak harus kelima pengalaman belajar (mengamati, menanya, mengumpulkan infrmasi, mengasosiasi, mengomunikasikan) dilakukan secara utuh namun disesuaikan dengan karakteristik masing-masing materi pembelajaran, seperti kompleksitas materi, waktu yang tersedia maupun sarana pendukung.

2. Model pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

a. Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan

KI-2 serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD pada KI-3 dan/atau KD pada KI-4.

b. Kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan KD pada KI-3 dan KD

pada KI-4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD pada KI-1 (jika ada) dan KD pada KI-2 yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan.

c. Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman

belajar peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya

(questioning), mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/

collecting information), mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating).

(34)

Berikut akan dijelaskan langkah-langkah keempat model tersebut. a. Inquiry Based Learning

Inkuiry adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi

dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.

Langkah-langkah dalam model Inquiry terdiri atas:

1) Observasi/Mengamati berbagai fenomena alam. Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.

2) Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi. Tahapan ini melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya kepada guru, teman, atau sumber yang lain.

3) Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini

peserta didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran

terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. 4) Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan atau

pertanyaan yang diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.

5) Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah

diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat

mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya. b. Discovery Based Learning

Discovery Based Learning adalah model pembelajaran yang mendorong

siswa belajar dengan menemukan sendiri pemahaman terhadap suatu konsep melalui proses eksplorasi dan pemecahan masalah untuk memperoleh pengetahuan baru dan/atau menggabungkannya dengan pengetahuan yang sudah ada sehingga menghasilkan sebuah pengetahuan baru

Langkah-langkah dalam model Discovery terdiri atas:

(35)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.

2) Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut, peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.

3) Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta

didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan

data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.

4) Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data, akan melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.

5) Verification (memferifikasi/pembuktian). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.

6) Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

c. Problem Based Learning

(36)

(open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru.

Langkah-langkah dalam model Problem Based Learning terdiri atas:

1) Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk

memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi

objek pembelajaran.

2) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian

pembelajaran salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap masalah kajian.

3) Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini

peserta didik melakukan percobaan (mencoba) untuk

memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik

mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.

5) Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.

d. Project Based Learning

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode pembelajaran yang berfokus pada peserta didik dalam kegiatan pemecahan masalah terkait dengan proyek dan tugas-tugas bermakna lainnya.

Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut; 1) Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai

langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.

2) Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab

(37)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

3) Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek.

Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.

4) Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan

monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.

5) Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian

dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.

6) Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk

mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.

Model dipilih sesuai dengan pendekatan saintifik yang diperlukan untuk

mengembangkan sikap (spiritual dan social), pengetahuan, dan

keterampilan yang pelaksanaannya difokuskan kepada kesesuaian dengan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai kompetensi tertentu. Selain itu, pemilihan model juga harus mempertimbangkan karakteristik KD atau materi pembelajaran.

Contoh Kegiatan pembelajaran berbasis Projek:

Mata pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Statistik

Analisis : Setelah menyelesaikan kegiatan

pembelajaran Statistik KD 3.20; 3.21;

dan 4.27 maka peserta didik diberi tugas

dalam bentuk Projek secara

berkelompok.

Tugas Projek : Contoh Projek seperti terdapat pada

Buku Matematika Siswa Kelas X

semester II halaman 172 sebagai berikut:

Himpunlah informasi berupa data

statistik dalam bidang ekonomi,

kependudukan, dan eteorologi yang

(38)

aturan statistik dalam menganalisis data.

Selesaikanlah masalah tersebut

menerapkan aturan-aturan statistik yang sudah kamu pelajari. Buatlah aporanmu dan sajikan di depan kelas.

Kegiatan pembel. : 1. Perencanaan yang antara lain

meliputi pembagian tugas dalam kelompok, jadwal, dan lokasi atau sumber data.

2. Mengumpulkan informasi/data

melalui berbagai media

3. Kegiatan mengasosiasi dan

kolaborasi berupa diskusi kelompok

4. Mengolah/menganalisis data

5. Membuat laporan proyek

6. Penyajian (presentasi) proyek di

kelas

3. Metode pembelajaran

Metode dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Berikut empat metode yang berkaitan dengan kegiatan 5 M sebagi berikut: a. Diskusi

Diskusi merupakan suatu percakapan atau pembahasan terarah tentang suatu topik, masalah atau isu yang menarik perhatian semua peserta didik. pembahasan dapat diarahkan pada klarifikasi (penjelasan) suatu isu atau masalah, menghimpun ide dan pendapat, merancang kegiatan, atau memecahkan masalah. Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok atau klasikal.

(39)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

masalah, dan melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat secara verbal.

b. Eksperimen

Eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran dimana peserta didik melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya melalui proses mengamati, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan.

c. Demonstrasi

Demonstrasi merupakan suatu penyajian yang dipersiapkan untuk memperlihatkan suatu perilaku atau prosedur. Penyajian disertai dengan penjelasan lisan, alat, ilustrasi dan pertanyaaan. Dengan metode ini dapat dikurangi terjadinya verbalisme, pembelajaran lebih menarik, dan peserta didik memiliki kesempatan membandingkan antara teori dengan kenyataan.

Tujuan demonstrasi antara lain;

1) mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan

alat/prosedur,

2) meyakinkan bahwa prosedur tersebut adalah benar

3) membangkitkan minat untuk mencoba.

d. Simulasi

Simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan peralatan atau suasana tiruan.

Tujuan:

1) peserta didik menguasai konsep dan keterampilan intelektual, sosial, dan motorik dalam bidang-bidang yang dipelajarinya.

2) peserta didik mampu belajar melalui situasi tiruan dengan sistem

(40)

Langkah kegiatan metode tersebut antara lain:

1) Orientasi, yaitu kegiatan mengemukakan materi pokok/tema/topik

menjelaskan arti simulasi dan permainan, penjelasannya tentang keseluruhan simulasi.

2) Partisipasi latihan atau tanya jawab atau penugasan, antara lain; menyusun skenario dan tujuan, menunjuk pemeran, merangkum langkah singkat.

3) Pelaksanaan simulasi, melaksanakan dan mencatat jalannya simulasi,

pertanyaan, umpan balik dan evaluasi.

4) Diskusi hasil, merangkum kegiatan dan persepsi atau pertanyaan dan

jawaban, kesukaran atau kendala dalam memahami, menganalisis, melakukan proses, dan menrapkan hasil, dikaitkan dengan materi pembelajaran, jika memungkinkan menyusun skenario simulasi yang akan datang.

Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode simulasi, peserta didik dimungkinkan untuk memiliki bekal dalam menghadapi situasi yang sebenarnya. Metode ini juga dapat mengembangkan kreativitas peserta didik, memupuk keberanian dan percaya diri, memperkaya pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, dan untuk meningkatkan gairah belajar peserta didik.

Keempat metode tersebut berkaitan dengan pengalaman belajar melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

C. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik/atau sendiri:

1. membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,

program pengayaan, layanan konseling;

5. memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil

(41)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

6. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

LATIHAN:

(42)

BAB IV

PENILAIAN DAN RAPOR

A. Penilaian

1. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian Hasil Belajar adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.

Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran suatu kompetensi muatan pembelajaran untuk kurun waktu satu semester dan satu tahun pelajaran. Penilaian oleh satuan pendidikan terdiri atas Ujian Tingkat Kompetensi (UTK) pada jenjang sekolah menengah (SMA/SMK) dilaksanakan untuk tingkat kompetensi 5 di akhir kelas XI dan Ujian Sekolah (US) yang dilaksanakan di akhir jenjang sekolah (SMA/SMK kelas XII). Sedangkan penilaian oleh pemerintah meliputi Ujian Mutu Tingkat Kompetensi (UMTK) di SMA/SMK dilaksanakan untuk tingkat kompetensi 5 di akhir kelas XI dan UTK atau Ujian Nasional (UN) yang dilaksanakan di akhir jenjang sekolah (SMA/SMK kelas XII).

Dalam hand out ini pembahasan dibatasi pada penilaian yang dilakukan oleh pendidik.

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif dari sebuah penilaian.

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik memiliki tujuan untuk:

a. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi;

b. menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi;

c. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat

penguasaan kompetensi;

d. memperbaiki proses pembelajaran; dan

(43)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik menggunakan acuan kriteria, yaitu kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan.

2. Penilaian Autentik

Penilaian autentik merupakan pendekatan, prosedur, dan instrumen penilaian proses dan capaian pembelajaran peserta didik dalam penerapan sikap spiritual dan sikap sosial, penguasaan pengetahuan, dan penguasaan keterampilan yang diperolehnya dalam bentuk pelaksanaan tugas perilaku nyata atau perilaku dengan tingkat kemiripan dengan dunia nyata, atau kemandirian belajar. Penilaian autentik dilakukan guru secara terus menerus (berkelanjutan) selama pelaksanaan pembelajaran. Instrumen yang digunakan dapat berupa tes dan non tes.

3. Prinsip penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik menerapkan prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum penilaian meliputi sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, holistik dan berkesinambungan, sistematis, akuntabel, dan edukatif.

Prinsip khusus berisi prinsip penilaian autentik, yaitu:

a. menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik;

b. menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

c. menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata;

d. mengembangkan kemampuan berpikir divergen dan konvergen;

e. memberi peserta didik kebebasan dalam mengkonstruksi responnya;

f. menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran; dan

g. menggunakan berbagai cara dan instrumen

Penerapan prinsip umum dan prinsip khusus berupa:

a.

penilaian tugas yang menekankan pada proses dan hasil;

b.

penilaian proyek yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan

pelaporan;

c.

penilaian berdasarkan pengamatan pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung dan tuntas pada hari pembelajaran;

d.

ulangan harian menekankan pada proses pengerjaan tugas pembelajaran;
(44)

4. Lingkup Penilaian

a. Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.

b. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik terhadap kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial meliputi tingkatan sikap: menerima, menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan nilai spiritual dan nilai sosial.

c. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik terhadap kompetensi

pengetahuan meliputi pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif.

d. Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik terhadap kompetensi

keterampilan mencakup keterampilan abstrak dan keterampilan konkret.

e. Sasaran penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) digunakan sesuai

dengan karakteristik muatan pembelajaran.

5. Ketuntasan belajar dan skala penilaian

Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.

a.

Ketuntasan penguasaan substansi merupakan ketuntasan belajar peserta didik untuk setiap kompetensi dasar yang ditetapkan.

b.

Ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan belajar dalam setiap semester dan setiap tahun pelajaran. Ketuntasan belajar dalam setiap semester merupakan keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester. Sedangkan ketuntasan belajar dalam setiap tahun pelajaran merupakan keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari setiap muatan pembelajaran pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran untuk menentukan kenaikan kelas.
(45)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan rentang angka 4,00 (A) - 1,00 (D) dengan nilai antara sebagai berikut:

4,00 A 2,33 C+

3,67 A- 2,00 C

3,33 B+ 1,67 C-

3,00 B 1,33 D+

2,67 B- 1,00 D

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilakukan terhadap penguasaan tingkat kompetensi sebagai capaian pembelajaran yang merupakan batas minimal pencapaian kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.

Kompetensi sikap dinyatakan dalam deskripsi kualitas berdasarkan modus.

Kompetensi pengetahuan untuk kemampuan berpikir pada berbagai tingkat pengetahuan dinyatakan dalam predikat berdasarkan skor rerata.

Kompetensi keterampilan dinyatakan dalam deskripsi kemahiran berdasarkan rerata dari capaian optimum.

Penguasaan tingkat kompetensi dinyatakan dalam bentuk deskripsi kemampuan dan/atau skor yang dipersyaratkan pada tingkat tertentu.

Modus untuk kompetensi sikap minimal harus Baik. Skor rerata untuk kompetensi pengetahuan ditetapkan paling kecil 2,67. Capaian optimum untuk kompetensi keterampilan ditetapkan paling kecil 2,67.

B. Bentuk dan Instrumen Penilaian

(46)

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilaksanakan dengan menggunakan instrumen penilaian. Instrumen penilaian untuk kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan harus memuat komponen substansi, sistematika, bahasa, dan estetika. Sedangkan instrumen penilaian untuk kompetensi sikap harus memuat Jurnal Pendidik dan Penilaian Teman Sebaya.

1. Pengamatan (observasi) adalah teknik penilaian yang dilakukan secara

berkesinambungan dengan menggunakan pancaindera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati atau jurnal yaitu catatan guru yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku di dalam dan di luar kelas.

a. Contoh pengisian lembar observasi penilaian sikap mata pelajaran PJOK (dimodifikasi dari Buku Guru PJOK kelas X halaman 71)

No Sikap/Perilaku

Skor

4 3 2 1

1 Menjaga kesehatan tubuh dengan

menerapkan gaya hidup aktif

v

2 Sportif dalam bermain v

3 Bertanggung jawab terhadap

keselamatan dan kemajuan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar, serta dalam penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran

v

4 Menghargai perbedaan karakteristik

individual dalam melakukan berbagai aktivitas fisik

v

5 Menunjukkan kemauan bekerjasama

dalam melakukan berbagai aktivitas fisik

v

6 Toleran dan mau berbagi dengan

teman dalam penggunaan peralatan dan kesempatan

v

7 Disiplin selama melakukan

berbagai aktivitas fisik

v

8 Menerima kekalahan dan kemenangan

dari suatu permainan

v

9 Menunjukkan sikap berusaha secara

maksimal dalam melakukan

pembelajaran

v

Jumlah skor 1 6 1 1

(47)

Materi Pendampingan Kurikulum 2013

©2014 Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah Keterangan:

*) Skor diisi tanda cek (v) pada kolom yang sesuai.

4 artinya nilai sikapnya Sangat Baik (SB) = sudah konsisten, apabila selalu melakukan

3 artinya nilai sikapnya Baik B) = mulai konsisten, apabila sering melakukan dan kadang-kadang tidak melakukan

2 artinya nilai sikapnya Cukup (C) = belum konsisten, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan

1 artinya nilai sikapnya Kurang (K) = tidak konsisten, apabila tidak pernah melakukan

Profil nilai sikap peserta didik secara umum dinyatakan secara kualitatif (SB, B, C, atau K) menggunakan mode atau modus, yaitu berdasarkan frekuensi data nilai sikap yang sering muncul.

b. Contoh pengisian format jurnal (Dimodifikasi dai Buku Guru PPKn kelas X halaman 45)

JURNAL

Nama Peserta Didik : Adi

Kelas/Semester : X/2

Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

No Hari, tanggal Sikap/perilaku

1 Senin, 14 April 2014 Terlambat masuk kelas dan langsung duduk

tanpa meminta izin terlebih dahulu

2 Kamis, 24 April 2014 Mengantarkan temannya yang sakit ke

poliklinik

3 Selasa, 6 Mei 2014 Menginformasikan materi pembelajaran

(48)

Setiap kejadian/perilaku dianalisis kemudian dipilah mana yang merupakan perilaku positif dan mana yang negatif. Penilaian jurnal dinyatakan dalam bentuk deskriptif, hasil penilaiannya digunakan sebagai bahan bimbingan dan pembinaan peserta didik. Selanjutnya pada setiap akhir semester, jurnal direkap untuk mendapatkan nilai berdasarkan catatan guru.

2. Penilaian diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif, untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan dilaksanakan sebelum ulangan. Pada penilaian diri, peserta didik diminta untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri atau catatan pribadi peserta didik.

Penilaian Diri oleh peserta didik dianalisis oleh pendidik untuk melihat kesesuaiannya dengan hasil ulangan.

a. Contoh pengisian lembar penilaian diri (dimodifikasi dari Buku Guru PPKn Kelas X halaman 41).

Petunjuk :

Lembar ini diisi oleh peserta didik sendiri untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam toleransi, dengan memberi tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap toleransi yang ditampilkannya, menggunakan kriteria seba

Gambar

Gambar 1. Keterkaitan KI dan SKL dalam Pembelajaran
Gambar 2 Hubungan Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif
Gambar 3. Contoh Indikator Serta Hubungan Dimensi Pengetahuan dan Dimensi
tabel bersambung ....
+4

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun memberikan kontribusi yang tinggi pada investasi, sektor industri kayu, gergajian dan awetan, sektor industri kertas, percetakan dan penerbitan, dan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa perangkat pembelajaran model POGIL dapat melatihkan keterampilan proses

Perkawinan Masyarakat Melayu Sambas´. Terdapat persamaan dan perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Adapun persamaannya terletak pada penelitian rima

Hasil ini studi menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, pertumbuhan penjualan memiliki efek positif tetapi

• Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah suami istri yang telah menikah sekitar bulan Desember 2006 di Kabupaten Lombok Barat karena saksi turut

 Pembangunan Jalan Paving Jalan Kencono Wungu RT.01 RW.01 Lingkungan Cinde Kelurahan Prajurit Kulon, Pembangunan Jalan Paving Pulokulon Kelurahan Pulorejo,

Pamerdi Giri Wiloso, M.Si, Phd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Satya Wacana Salatiga, sekaligus dosen pembimbing utama, yang dengan penuh apresiasi dan

Plot tegangan vs arus seperti ini pada frekuensi tertentu diperlihatkan Gambar 3b. Jika sekelompok kapasitor  tiga fasa dihubungkan kepada terminal generator induksi,