BAB II ISI
INVESTASI ASING LANGSUNG
Perusahaan menjadi mutlinasional ketika mereka melakukan investasi asing langsung (foreign direct investment—FDI). FDI juga bisa membutuhkahn merger dan akuisisi dengan bisnis luar neger yang telah ada. Apakah FDI membutuhkan greenfield investment (yaitu membangun fasilitas produksi yang benar-benar baru) atau merger dan akuisisi lintas negara, keduanya mampu memberikan ukuran pengendalian bagi perusahaan multinasional (MNC). Jadi, FDI menunjukkan ekspansi organisasi secara internal oleh MNC.
Tren Global dalam Investasi Asing Langsung
Mengapa Perusahaan Berinvestasi di Luar Negeri?
Banyak teori yang telah ada, seperti Kindleberger (1969) dan Hymer (1976), menekankan berbagai macam ketidaksempurnaan pasar, yaitu ketidaksempurnaan produk, faktor, dan pasar modal sebagai kekuatan penting mendorong FDI. Berikut adalah faktor kunci yang penting dalam pengambilan keputusan perusahaan untuk berinvestasi diluar negeri:
Hambatan perdagangan
Pasar internasional atas barang dan jasa seringkali dibuat tidak sempurna melalui tindakan-tindakan pemerintah. Pemerintah mengatur perdangangan internasional untuk meningkatkan pendapatan, melindungi industri dalam negeri, dan mengejar tujuan-tujuan kebijakan ekonomi lainnya.
Ketidaksempurnaan pasar tenaga kerja
Diantara keseluruhan pasar faktor produksi, pasar tenaga kerja adalah yang paling tidak sempurna. Beberapa ketidaksempurnaan di pasar tenaga kerja menyebabkan perbedaan upah yang berlangsung terus-menerus antarnegara.
Aset tidak berwujud
3) Trade Mark (Merek Dagang) 4) Organization Cost
5) Copyright (Hak Pengadaan) 6) Perijinan (Licences)
7) Franchise
Integrasi vertikal
Merskipun mayoritas FDI vertikal adalah backward di mana FDI melibatkan industri di luar negeri yang memproduksi input bagi MNC, investasi luar negeri dapat mengambil bentuk forward FDI vertikal ketika MNC terlibat dalam industri di luar negeri yang menjual produk MNC.
Siklus hidup produk
Di tahap awal, permintaan atas produk baru relatif tidak sensitif terhadap harga dan karenanya perusahaan penggagas dapat mengenakan harga yang relatif tinggi. Pada saat yang sama, perusahaan dapat meningkatkan produknya secara terus-menerus berdasarkan umpan balik dari pelanggannya di dalam negeri.
Ketika perusahaan memiliki aset di banyak negara, arus kas perusahaan terdiversifikasi internasional. Jadi, pemegang saham perusahaan dapat mengambil keuntungan secara tidak langsung dar diversifikasi intrnasional meskipun mereka tidak secara langsung memiliki saham luar negeri.
Merger dan Akuisisi Lintas Negara
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, FDI dapat terjadi melalui greenfield invesments, yang membutuhkan pembangunan fasilitas produksi baru di negara asing, ataupun melalui merger dan akuisisi lintas negara, dimana memerlukan penggabungan dengan atau pembelian bisnis luar negeri yang sudah ada.
Perusahaan dapat dimotivasi untuk melakukan kesepakatan merger dan akuisisi lintas negara untuk mendorong posisi bersaing mereka di pasar dunia dengan mengakuisisi aset-aset tertentu dari perusahaan lain, atau menggunakan aset-aset yang dimilikinya dalam skala yang lebih besar.
Merger dan akuisisi menawarkan dua keuntungan yang penting di atas greenfield investmen, yaitu:
Kecepatannya
Akses ke aset yang merupakan hak milik
Apabila akuisisi lintas negara menghasilkan keuntungan sinergis serta baik pemegang saham perusahaan pengakuisisi maupun target memperoleh kesejahteraan pada saat yang sama, seseorang dapat beragumen bahwa akuisisi lintas negara saling menguntungkan, sehingga tidak harus digagalkan dari perspektif nasional maupun global.
Keuntungan sinergis dapat atau tidak selalu berasal dari akuisisi lintas negara, tergantung pada motif perusahaan peengakuisisi. Secara umum, keuntungan sinergis akan diperoleh ketika perusahaan pengakuisisi dimotivasi untuk mengambil manfaat dari ketidaksempurnaan pasar tertentu.
Akuisisi lintas negara dapat juga dimotivasi oleh keinginan pengakuisisi untuk memperoleh dan menginternalisasi aset tidak berwujud perusahaan target. Pengakuisisi berupaya untuk menciptakan kesejahteraan dengan mengambil alih sewa dari skala ekonomis yang diperoleh dari penggunaan aset tidak berwujud target secara global, jadi internalisasi dapat berjalan kedepan (forward) untuk menginternalisasi aset pengakuisisi, atau ke belakang (backward) untuk menginternalisasi aset target.
Resiko politik dalam perusahaan dapat berbeda dalam hal terjadinya maupun cara saat peristiwa politik mempengaruhinya. Tergantung pada cara terjadinya, risiko politik dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
Para ahli risiko politik mengevaluasi, sering kali bersifat subjektif, serangkaian faktor-faktor penting, seperti:
1) Sistem pemerintahan dan politik negara tuan rumah 2) Rekam jejak partai politik dan kekuatan relatifnya 3) Integrasi menuju sistem dunia
4) Stabilitas religius dan etnik negara tuan rumah 5) Keamanan regional
6) Indikator ekonomi penting
Bagaimana cara mengatasi persoalan dan mengelola risiko politik?
1) MNC dapat mengambil pendekatan konservatif atas proyek-proyek investasi luar negeri ketika dihadapkan dengan risiko politik.
2) MNC dapat menggunakan berbagai ukuran untuk meminimalkan eksposurnya terhadap risiko politik.
3) MNC dapat membeli asuransi terhadap bahaya risiko politik.
Sebagai contoh, Amerika Serikat, Overseas Private Investment Corporation (OPIC), organisasi milik federal, menawarkan asuransi terhadap:
Mata uang luar negeri yang tidak dapat dipertukarkan
Pengambil alihan aset-aset milik Amerika Serikat di luar negeri
Pengerusakan properti fisik milik Amerika Serikat akibat perang, revolusi, dan peristiwa-peristiwa politik keras lainnya diluar negeri
Kehilangan pendapatan usaha akibat kekejaman politik
Salah satu jenis risiko politik yang dapat dihadapi MNC dan investor adalah korupsi terkait dengan penyalahgunaan jabatan publik untuk pekentingan pribadi.
Dari pembahasan terkait Investasi Langsung , maka kita dapat menyimpulkan:
1. Perusahaan menjadi multinasional ketika mereka melakukan FDI. FDI mencakup pendirian fasilitas produksi baru di negara asing atau akuisisi bisnis luar negeri yang sudah ada.
2. Kebanyakan teori FDI yang ada menekankan berbagai macam
ketidaksempurnaan pasar, yaitu, ketidaksempurnan pada produk, faktor, dan pasar modal, sebagai penyebab utama FDI.
3. Teori internalisasi FDI berlaku bahwa perusahaan yang memiliki aset tidak berwujud dengan properti barang publik cenderung berinvestasi secara langsung di negara-negara asing untk menggunakan aset-asetini dalam skala besar dan, pada saat yang sama, menghindari penyalahgunaan yang bisa terjadi ketika
bertransaksi di pasar luar negeri melalui mekanisme pasar.