• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

4. Harga Crumb Rubber Internasional Jenis Standard Indonesian Rubber

Sintetis (US$/Kg) Perkembangan Volume

Ekspor Crumb Rubber di PT. Hok Tong Jambi

Tahun 2016-2021

5. Volume Ekspor Periode

Sebelumnya (Ton/Bulan) Ekspor Crumb Rubber

PT. Hok Tong Jambi

25

III. METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor crumb rubber di PT. Hok Tong Jambi serta peramalan volume ekspor crumb rubber PT. Hok Tong Jambi periode November 2021 sampai Oktober 2022. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Hok Tong Jambi, yang beralamat di Jl. Raden Patah RT. 07 Kelurahan Sejinjang Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi 36149. Penentuan daerah_penelitian_dilakukan_dengan menggunakan metode purposive atau secara_sengaja dengan pertimbangan bahwa PT. Hok Tong Jambi menjadi sentra ekspor crumb rubber dan mempunyai potensi yang cukup memadai di bidang industri pengolahan crumb rubber jenis SIR 20.

Objek penelitian ini adalah crumb rubber jenis SIR 20 yang diekspor oleh PT.

Hok Tong Jambi. Jenis data_yang digunakan dalam penelitian ini_adalah_data sekunder_dalam bentuk time_series dalam kurun waktu perbulan selama 5 tahun yaitu pada periode Oktober 2016 sampai Oktober 2021. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September 2022.

Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Volume ekspor crumb rubber (Ton/Bulan).

2. Jumlah produksi crumb rubber (Ton/Bulan).

3. Nilai_tukar_rupiah_terhadap_dollar_Amerika_Serikat_(Rp/US$/Bulan).

4. Harga ekspor crumb_rubber (US$/Kg/Bulan).

5. Harga karet sintetis (US$/Kg/Bulan)

6. Volume ekspor periode sebelumnya (Ton/Bulan).

7. Data-data lain yang yang dianggap berkaitan dengan penelitian ini.

3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data 3.2.1 Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari pihak lain ataupun literatur, laporan penelitian, studi pustaka, publikasi resmi dari instansi terkait, perpustakaan dan jurnal seperti PT.

Hok Tong Jambi, World Bank, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan (Dirjenbun), Kementerian Pertanian, Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Food Agriculture Organization (FAO), UN Comtrade, Gabungan Perusahaan_Karet Indonesia (GAPKINDO) dan Badan Pusat_Statistik dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dalam bentuk data runtut_waktu (time_series). Data time series diambil_melalui_interval_waktu_secara_berkelanjutan.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang dilakukan dalam pengumpulan data sekunder ini adalah dengan metode study_literature dan metode dokumentasi. Study literature diperoleh dengan cara membaca_laporan instansi yang berkaitan yang dapat berupa laporan hasil_penelitian, jurnal ilmiah dan studi_kepustakaan_yang berkaitan. Metode_dokumentasi yaitu mencari dan mengambil data dari PT. Hok Tong Jambi mengenai_variabel yang berupa transkrip, _catatan, buku dan laporan tahunan PT. Hok Tong Jambi serta dari berbagai lembaga atau instansi seperti Direktorat Jenderal Perkebunan (Dirjenbun), Kementerian Pertanian, Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Food Agriculture Organization (FAO), UN Comtrade, Badan_Pusat_Statistik dan Gabungan_Perusahaan_Karet_Indonesia (GAPKINDO) serta instansi lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menjawab tujuan pertama yaitu berkaitan dengan fluktuasi jumlah produksi crumb rubber, nilai_tukar_rupiah_terhadap dollar_Amerika_Serikat, harga ekspor crumb rubber, harga_karet sintetis, volume ekspor periode sebelumnya dan volume ekspor crumb rubber di PT. Hok Tong Jambi. Untuk menjawab tujuan kedua yaitu faktor- faktor yang mempengaruhi volume ekspor crumb rubber di PT. Hok Tong Jambi digunakan analisis secara kuantitatif dengan analisis_regresi_berganda_dengan_metode OLS (Ordinary Least_Square). Operasi pengolahan data dilakukan dengan menggunakan data time_series yang diselesaikan_dengan bantuan_program software SPSS 25 dengan persamaan sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + Ɛ

Dimana :

Y : Volume ekspor crumb rubber di PT. Hok Tong Jambi (Ton/Bulan).

X1 : Jumlah produksi crumb rubber di PT. Hok Tong Jambi (Ton/Bulan).

X2 : Nilai_tukar_rupiah_terhadap_dollar_Amerika_Serikat_(Rp/US$/Bulan).

X3 : Harga ekspor crumb_rubber (US$/Kg/Bulan).

X4 : Harga_karet_sintetis (US$/Kg/Bulan)

X5 : Volume ekspor periode sebelumnya (Ton/Bulan).

β : Koefisien regresi.

α : Konstanta Ɛ : Standar error.

Untuk menjawab tujuan ketiga, yaitu peramalan_volume ekspor crumb rubber dilakukan dengan metode kuantitatif model time series. Operasi pengolahan data diselesaikan dengan bantuan program software SPSS 25.

Untuk dapat mengetahui tingkat_signifikansi dari_masing-masing koefisien regresi_variabel independen (variabel bebas) terhadap variabel dependen (variabel terikat) maka_menggunakan uji_statistik. Penelitian_ini_menggunakan_pengujian uji koefisien determinasi (R2), uji F dan uji t, yang_akan_diuraikan_sebagai berikut :

a. Uji Koefisien Determinan (R2 /R-Square)

Nilai R² menunjukan besarnya variabel-variabel independen yang_mampu menjelaskan variabel dependen_dan_sisa persentase dijelaskan_oleh variabel diluar_model. Nilai koefisien_determinan (R2) antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen aman terbatas. Jika koefisien_determinasi_sama_dengan 0, maka jumlah produksi crumb rubber, nilai_tukar_rupiah_terhadap_dollar_Amerika Serikat, harga ekspor crumb rubber, harga_karet sintetis dan volume_ekspor periode_sebelumnya_tidak berpengaruh_terhadap_volume_ekspor_crumb_rubber di PT. Hok Tong Jambi.

Jika_besarnya_koefisien_determinasi_mendekati_angka_1, maka jumlah produksi crumb rubber, nilai_tukar rupiah_terhadap_dollar_Amerika_Serikat, harga ekspor crumb rubber, harga_karet sintetis dan volume ekspor periode_sebelumnya berpengaruh_sempurna_terhadap_volume_ekspor_crumb rubber di PT. Hok Tong Jambi. Dengan menggunakan model ini, maka kesalahan penggangu diusahakan minimum sehingga R2 mendekati 1, sehingga perkiraan regresi akan lebih

mendekati keadaan yang sebenarnya. Rumus koefesien determinasi (R2) adalah sebagai berikut :

R2 = ESS TSS Keterangan :

R2 : Koefisien determinasi

ESS : Jumlah kuadrat yang diterapkan TSS : Jumlah kuadrat total

b. Pengujian Statistik Simultan (Uji F)

Uji simultan adalah uji statistik yang digunakan untuk mengetahui koefisien regresi yang simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (Y).

Uji F ini bisa dijelaskan dengan menggunakan analysis of variance (ANOVA).

Untuk mengetahui signifikansi pengaruh jumlah produksi crumb rubber, nilai tukar_rupiah_terhadap_dollar_Amerika_Serikat, harga ekspor crumb rubber, harga_karet sintetis dan volume_ekspor periode sebelumnya terhadap volume ekspor crumb rubber di PT. Hok Tong Jambi maka dilakukan uji F dengan tingkat signifikansi 95% atau ɑ sebesar 5%, Kriteria pengujian yang digunakan yaitu:

1. Sig. F < probabilitas 0,05 maka Hο ditolak dan H1 diterima. Artinya, jumlah produksi crumb rubber, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, harga ekspor crumb rubber, harga karet sintetis dan volume ekspor periode sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap volume ekspor crumb rubber di PT. Hok Tong Jambi.

2. Sig. F > probabilitas 0,05 maka Hο diterima dan H1 ditolak. Artinya, jumlah produksi crumb rubber, nilai_tukar rupiah_terhadap_dollar_Amerika

Serikat, harga ekspor crumb rubber, harga_karet sintetis dan volume_ekspor periode_sebelumnya secara simultan tidak berpengaruh_terhadap volume ekspor crumb rubber di PT. Hok Tong Jambi.

c. Uji Hipotesis Statistik (Uji-t)

Pada_penelitian_ini uji_t tujuannya_adalah mengetahui_signifikan dari pengaruh variabel_independen secara individu_terhadap variabel_dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan.

Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :

1. Sig. t < probabilitas 0,05 maka Hο ditolak dan H1 diterima. Artinya jumlah produksi crumb rubber, nilai_tukar_rupiah_terhadap dollar Amerika Serikat, harga ekspor crumb rubber, harga_karet sintetis dan volume_ekspor periode_sebelumnya secara individu berpengaruh nyata terhadap_volume ekspor crumb_rubber di PT. Hok Tong Jambi.

2. Sig. t > probabilitas 0,05 maka Hο diterima dan H1 ditolak. Artinya, jumlah produksi crumb rubber, nilai_tukar rupiah_terhadap dollar_Amerika Serikat, harga ekspor crumb rubber, harga_karet sintetis dan volume_ekspor periode_sebelumnya secara individu tidak_berpengaruh nyata terhadap volume_ekspor crumb_rubber di PT. Hok Tong Jambi.

3.3. 1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan uji data yang digunakan sebagai persyaratan yang harus dilakukan pada analisis regresi linier berganda yang berbasis ordinary least square sehingga apakah data penelitian memenuhi syarat untuk dianalisis lebih lanjut dan tidak terdapat masalah-masalah asumsi klasik. Dalam model regresi, ada beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi agar model dapat

menghasilkan estimator linier tidak bias atau BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yang terbaik dari model regresi berganda. Dengan terpenuhinya asumsi tersebut, maka hasil yang diperoleh dapat lebih akurat dan valid dan atau mendekati kenyataan.

Beberapa uji asumsi klasik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Data_yang baik adalah data yang berdistribusi normal. Uji normalitas adalah untuk digunakan menentukan apakah kumpulan data penelitian yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak dengan metode one sample Kolmogorov – Smirnov. Kriteria_normal_dipenuhi_jika_nilai_signifikan_>_0,05_maka data tersebut_normal. Hasil_pengujian (output) _dilihat dari nilai_Asymp. Sig.(2tailed) masing-masing_dari_variabel_lebih_besar_dari_0,05_maka_nilai residual tersebut adalah normal.

b. Uji Mulitikolinearitas

Uji multikolinearitas ini dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi antar variabel bebas (independent). Model regresi_yang baik_seharusnya tidak_terjadi korelasi_di antara variabel bebas (independent) (Silalahi, 2018). Untuk mendeteksi multikolinearitas dalam suatu model dilakukan dengan melihat nilai tolerance value atau VIF (variance inflation factor). Jika nilai tolerance tidak kurang dari 0.1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 berarti data tersebut tidak ada multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik

adalah tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Dalam_penelitian_ini_metode uji statistik_yang_digunakan_adalah_model_uji_Glejser dengan asumsi H0 tidak heteroskedastisitas dan H1 ada heteroskedastisitas. Jika nilai signifikansi > α = 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat masalah heterokedastisitas di dalam model. Jika nilai signifikansi < α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat masalah heterokedastisitas di dalam model.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokolerasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada kolerasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah metode Durbin-Watson dengan asumsi H0 tidak autokolerasi dan H1 ada autokolerasi. Jika nilai dU < dW

< 4-dU maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya model tidak terdapat masalah autokolerasi.

3. Jumlah produksi crumb rubber adalah besarnya jumlah produksi crumb rubber di PT. Hok Tong Jambi dari tahun 2016-2021 (Ton/Bulan).

4. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat adalah besarnya total rupiah yang diperlukan untuk memperoleh satu dollar dari tahun 2016-2021 perbulannya (Rp/US$/Bulan).

5. Harga ekspor crumb rubber adalah harga crumb rubber yang telah disepakati PT. Hok Tong Jambi dengan buyer dari tahun 2016-2021 perbulannya (US$/Kg/Bulan).

6. Harga karet sintetis adalah besarnya harga eksspor karet sintetis di pasar internasional dari tahun 2016-2021 perbulannya (US$/Kg/Bulan).

7. Volume ekspor periode sebelumnya adalah volume ekspor crumb rubber pada satu periode sebelum periode yang bersangkutan dari tahun 2016-2021 perbulannya (Ton/Bulan).

34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Hok Tong Jambi

PT. Hok Tong Jambi merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) didirikan oleh Anson Co. PTE.LTD berkedudukan di Singapura di bawah Leee Rubber sekitar tahun 1937 dengan nama “NV. Handel Maatschappij Hok Tong” yang berlokasi di Broni Kota Jambi dengan gudang berlokasi di Payo Lebar Kota Jambi, bergerak di bidang usaha dagang karet alam yang menghasilkan bahan karet alam dalam bentuk Flat Bark Crepe dan Rumah Asap yang menghasilkan Ribbed Smoke Sheet (RSS) dan seluruh hasil produksi tersebut diekspor.

Sesuai peraturan Menteri Perdagangan nomor: 93/KP/11/68 pada tanggal 05 November 1968 tentang Larangan Ekspor Bahan Remiling dan Rumah Asap maka perusahaan mendirikan pabrik pengolahan karet remah (crumb rubber) dengan produk yang disebut dengan Standard Indonesia Rubber (SIR) sekitar tahun 1973 dengan nama Perusahaan PT. PD. Hok Tong yang kemudian pindah lokasi saat ini di Jalan Raden Patah RT. 07 Kelurahan Sejinjang Kecamatan Jambi Timur Kota Jambi 36149 dengan luas areal pabrik sebesar 15.433 m2 dan kapasitas produksi sebanyak 25.000 ton/tahun.

Pada tahun 1998 PT. PD. Hok Tong berubah nama menjadi PT. Hok Tong untuk menyesuaikan dengan aturan yang berlaku. Dengan lokasi dan jenis usaha tidak mengalami perubahan dan seluruh hasil produksi diekspor. Kemudian pada tahun 2014, Anson Co. PTE.LTD telah bergabung dengan Halcyon Agri Corporation.

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT. Hok Tong Jambi merupakan susunan atau tingkatan yang berisi pembagian peran dan tugas tiap individu berdasarkan jabatan dalam sebuah perusahaan. PT. Hok Tong Jambi dipimpin oleh Branch Manager (manajer cabang), Operation Manager (manajer operasional), Office Manager (manajer kantor), RM Procurement Manager (manajer pengadaan bahan baku).

Untuk melihat struktur organisasi PT. Hok Tong Jambi lebih jelasnya dapat_dilihat_pada_Lampiran 5.

4.1.3 Kegiatan Perusahaan

Perusahaan PT. Hok Tong Jambi adalah salah satu perusahaan di Provinsi Jambi yang bergerak dibidang pengolahan crumb rubber secara garis besar dibagi dalam 2 bagian kegiatan, yaitu kegiatan kantor dan pabrik. Aktivitas umum PT.

Hok Tong Jambi adalah mengolah bahan olah karet (bokar) menjadi remahan (crumb rubber) dengan spesifikasi teknis sesuai dengan Standar Indonesia Rubber (SIR) SNI 06-1903-2000 atau SIR 20.

4.1.3.1 Kegiatan Kantor

1. HR/GA, merupakan salah satu bagian dari perusahaan yang bertanggung jawab mengelola sumber daya manusia. Bagian ini berhubungan secara langsung dengan seluruh pegawai/karyawan (tetap, harian, buruh, kontrak) dan termasuk dalam kegiatan perekrutan calon pegawai dan petugas keamanan kantor.

2. Accounting, merupakan bagian catatan aktivitas yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran perusahaan.

Kegiatan pabrik adalah proses mengolah atau membuat sesuatu yang disebut input menjadi sebuah barang/jasa yang disebut seagai output. Kegiatan pabrik adalah kegiatan yang dilakukan oleh suatu industri untuk mengubah bentuk dari bahan mentah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi yang kemudian disebut sebagai industri pengolahan. PT. Hok Tong merupakan sebuah perusahaan atau industri yang bergerak dibidang pengolahan karet, yaitu pengolahan_karet dengan_bahan_baku bokar menjadi crumb rubber dengan kualitas SIR 20.

Adapun kegiatan pabrik di PT. Hok Tong Jambi meliputi : 1. Pengadaan Bahan Baku

Pengadaan bahan baku merupakan bahan terpenting dalam produksi yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat memulai proses produksi. PT. Hok Tong Jambi tidak melakukan pembelian bahan baku secara langsung oleh pihak perusahaan kepada petani karet melainkan bahan baku tersebut didapat dari berbagai agen yang berasal dari daerah di Provinsi Jambi, seperti Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Bungo, Kabupaten Sarolangun dan beberapa daerah di Provinsi Jambi. Ciri-ciri bokar yang baik tidak mengandung kontaminasi berat ataupun ringan, warna kekuning-kuningan, serta tekstur agak kejal dan bersih.

Alur kegiatan dalam pembelian bahan baku yaitu Penimbangan digital. Pada tahap awal ini, mobil truk yang masuk kemudian ditimbang oleh petugas penimbangan pada stasiun penimbangan bahan baku melalui timbangan digital, yang mana dalam penimbangan tersebut merupakan berat kotor dari total berat truk dan berat bahan baku. Setelah melalui penimbangan digital dilakukan proses bongkar muat. Setiap agen dalam pabrik memiliki buruh bongkar muat tersendiri dengan jumlah sekitar 4-5 orang pekerja buruh. Untuk proses bongkar muat dalam satu unit mobil truk membawa beban dengan berat kotor berkisar ± 3 – 7 ton memerlukan waktu selama 30- 40 menit. Sebelum dilakukan penimbangan manual, bokar akan ditaksir oleh krani untuk melihat apakah bokar tersebut termasuk kategori bagus atau tidak, dengan cara dibelah menjadi dua bagian yang bertujuan untuk memudahkan pencacahan dan pemilihan karet yang bersih dari tatal atau karet yang kotor. Bahan baku yang di reject atau sering disebut code akan dipisahkan dari bahan baku yang bersih.

Dalam proses penimbangan manual, penimbangan berat bersih bahan baku menggunakan timbangan manual dengan mengatur batu timbangan hinggan timbangan balance. Dalam satu kali penimbangan berat bersih dari bahan baku mampu mencapai berat ± 500 kg. kemudian hasil timbangan tersebut akan dicatat untuk menentukan harga beli bokar. Bokar yang sudah dibeli akan disimpan dan disusun sesuai partai. Kegunaan penyusunan bokar menggunakan sistem partai adalah mempemudah dalam mengetahui hasil jumlah/kuantitas dari suatu partai atau agen. Dalam 1 partai dapat menampung dengan kapasitas sebesar 250 ton bahan olah karet.

2. Produksi Crumb Rubber

Pada PT. Hok Tong Jambi ada dua proses produksi yaitu proses produksi basah (Wet Process) dan proses produksi kering (Dry Process). Proses produksi basah merupakan pengolah bokar dengan cara pencacahan, peremahan dan penggilingan hingga menjadi blanket karet dimana setiap prosesnya dialiri dengan menggunakan air yang bertujuan mencuci karet agar bersih dari kotoran atau kontaminasi dengan jumlah yang dihasilkan sekitar 105 ton/hari untuk lebih jelas dapat dilihat melalui flowchart wet process pada Lampiran 6. Sedangkan proses produksi kering adalah kegiatan produksi dengan bahan baku blanket karet yang diolah menjadi karet remah hingga produk menjadi SIR 20.

Proses produksi kering dimulai dengan melakukan pengecekan blanket di Kamar Gantung Angin (KGA), apabila pengecekan tidak sesuai kriteria maka blanket diikembalikan ke produksi basah untuk di poses ulang pada baris penggilingan mangel jumbo no. 6. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengecekan blanket di kamar jemur, pengecekan blanket ini dilakukan secara visual dengan melihat kondisi blanket karet, kemudian dilukan pengujian blanket turun ke Kamar Gantung Angin (KGA) dengan mengambil 4 sampel perkamar , jika tidak sesuai dengan spesifikasi, maka akan dilakukan pencampuran kemudian menambah umur jemur pada blanket karet. Apabila pengujian telah selesai maka dilakukan penurunan blanket karet dari kamar jemur yang selanjutnya ditransportasikan menuju mesin penggilingan. Proses penggilingan dilakukan sebanyak dua kali yaitu dengan mangel 1 sebanyak 5-7 lembar dengan ketebalan 17mm lalu masuk ke mangel 2 sebanyak 2-3 lembar blanket dengan ketebalan 11-13mm. Setelah itu blanket masuk ke mesin cutter yang juga berfungsi untuk

mengahancurkan menjadi cacahan kecil. Proses penggilingan ini disebut juga proses peremahan.

Setelah dilakukan proses peremahan, butiran karet remah kemudian di cuci dalam bak pencucian panjang dengan baling-baling yang berfungsi untuk mengurangi kontaminasi dan secara otomatis remahan karet tersebut ditansfer dengan mesin pompa hisap ke area pengisian trolley. Trolley kemudian diisi dengan butiran-butiran karet remah yang keluar dari pompa penghisap. Pompa hisap peremahan terdapat saringan peremahan berfungsi untuk menyaring kotoran yang tersisa dalam cacahan. Dari pompa hisap peremahan, cacahan blanket karet dimasukkkan kedalam trolley yang memiliki bak berjumlah 28 bale/bandella dengan standar pengisian trolley paling tebal 15-19 kg. Trolley didorong ke area pengeringan atau oven (dryer) dengan bantuan rel yang fungsinya untuk mengurangi kadar air. Hasil cacahan karet yang telah di oven disebut dengan biscuit. Biscuit yang telah keluar dari oven diambil sampelnya untuk diuji dalm laboratorium. Pengujian pada biscuit untuk pegontrolan penentuan plastisitas karet (PO dan PRI). PO merupakan plastisitas karet remah yang langsung diuji tanpa perlakuan khusus sebelumnya sedangkan PRI merupakan cara pengujian untuk mengukur ketahanan karet terhadap degradasi oleh oksidasi pada suhu yang tinggi dengan ketentuan PO = 30 dan PRI = 50 dalam 1 kali per jam sebanyak 5 sampel. Pengujian ini dilakukan untuk pengontrolan suhu dan waktu dryer 1 kali per setengah jam seingga dapat menjaga kestabilitasan nilai PO dan PRI sesuai dengan standar permintaan buyer.

Setelah itu dilakukan penimbangan sebanyak 2 biscuit dengan berat maksimal 35 kilogram lalu biscuit dimasukkan kedalam mesin press/mesin

pengempaan untuk menghasikan bale/bandella karet remah (crumb rubber).

Pengambilan kontaminasi dilakukan oleh petugas Quality Control (QC) dengan mengambil setiap kontaminasi yang terdapat pada tampak samping dan tampak depan menggunakan alat bantu tang secara visual. Setelah itu dilakukan penanganan white spot dengan cara dipotong tengah setiap bandella per lapis jika tidak sesuai maka bandella di proses ulang. Selain itu kontaminasi lainnya seperti serpihan kayu, benang, tali rafia, tali karung, cat, kain, busa, tali strapping, logam dan sebagainya. Setelah tahapan kontaminasi, bale/bandella karet remah (crumb rubber) ditimbang kembali dengan ukuran berat yang sama yaitu 35 kg. Proses berikutnya adalah mengambil sampel uji karet setiap kelipatan 6 bandella dalam satu peti, satu peti berisi 36 bandella sesuai permintaan buyer. Karet remah (crumb rubber) berbentuk bale/bandella yang telah sesuai standar akan dikemas dengan plastic polytilen untuk Standar Indonesia Rubber (SIR) yang lolos uji untuk Standar Indonesia Rubber (SIR). Pengepakan bale/bandella dalam peti disusun berdasarkan permintaan buyer. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui Flowchart Dry Processs pada Lampiran 7.

3. Laboratorium

Laboratorium adalah kegiatan yang melakukan uji kualitas mutu karet remah. Uji kualitas mutu karet remah dilakukan dengan cara pengambilan sampel pada karet yang akan di uji. Adapun sampel yang di uji yaitu blanket naik dan turun di Kamar Gantung Angin (KGA), karet per jam dan sampel uji karet remah.

Sebelum melakukan pengujian kualitas mutu, contoh karet uji tersebut disatukan dan digiling (blending) terlebih dahulu untuk penyeragaman (homogenisasi).

Selanjutnya contoh uji di ambil dari contoh karet yang telah disegaramkan. Uji

kualitas mutu karet digunakan dengan melakukan 6 uji parameter yang dilakukan sesuai dengan standar pada SNI 06-1903-2000, yaitu sebagai berikut :

a. Kadar Kotoran (DIRT) b. Kadar_Abu (ASH) c. Kadar_Zat_Menguap

d. Plasticity Retention Index (PRI) e. Kadar Nitrogen

f. Viskositas Money 4. Quality Control (QC)

Quality control adalah kegiatan dalam proses produksi untuk mengendalikan, mengawasi dan melakukan penanganan terhadap kualitas produk agar terhindar dari kontaminasi dan white spot. Pengendalian kualitas mutu dilakukan untuk menjaga kualitas karet Standar Indonesia Rubber (SIR) agar sesuai dengan persyaratan mutu yang telah ditetapkan sesuai dengan standar SNI 06-1903-2000 maupun sesuai dengan syarat dari permintaan buyer (Lampiran 8).

5. Gudang SIR

Gudang SIR merupakan fasilitas terpenting dalam mengendalikan persediaan crumb rubber karena dengan adanya gudang SIR dapat menentukan kapasitas pemesanan dan penyimpanan crumb rubber yang akan diekspor.

Gudang SIR merupakan tempat penyimpanan produk jadi SIR 20, produk siap kirim dan peralatan yang berkaitan dengan pengemasan barang jadi seperti : peti, plastik kantong SIR, forklift dan sebagainya. Dalam gudang SIR kegiatan dilakukan adalah pemilihan kontaminasi dan checking.

Pemilihan kontaminasi hanya dilakukan pada beberapa sampel peti dalam satu shipping instruction. Pemilihan kontaminasi tidak keseluruhan peti yang dijadikan sampel tetapi hanya 6 bale/bandella yang dijadikan sampel apabila jumlah kontaminasi melewati jumlah yang dibatasi. Selanjutnya rangkaian kegiatan dalam gudang SIR meliputi pengecekan kualitas SIR sebelum pengemasan terakhir, pengecekan labeling pada kemasan, pengemasan akhir dan pengiriman produk yang telah siap kirim sesuai dengan persyaratan dan permintaan buyer. Kegiatan ekspor pada PT. Hok Tong Jambi tidak dilakukan setiap hari, namun menggunakan tempo pengiriman sesuai dari shipping instruction. Kemudian barang yang berada di area ready ekspor akan diangkut menggunakan forklift dan dimasukkan ke truck untuk diangkut ke pelabuhan.

Pengiriman pesanan karet remah (crumb rubber) oleh buyer melewati pelabuhan yang berlokasi di Talang Duku dengan menggunakan container untuk pengangkutan peti serta diawasi oleh pengawas Quality Control (QC).

6. Pengolah Limbah

Limbah yang terbentuk pada industri crumb rubber dapat berupa padat, cair dan gas. Limbah padat pada umumnya berupa pasir, lumpur, tatal dan sisa-sisa karet. Limbah_cair_yang_dihasilkan_dari_kegiatan industri crumb rubber berasal dari_proses_pencucian, _penggilingan_dan_peremahan_bahan_olah karet (bokar) serta_sedikit dari fasilitas_penangkap_bau (air scrubber). Air limbah dari industri karet berwarna agak keruh disebabkan mengandung padatan tersuspensi yang tinggi dan agak berbau karena adanya zat organic dari karet yang membusuk sehingga tercampur kedalam air saat proses produksi. Dalam bagian limbah sangat diperhatikan bagaimana cara agar limbah dari industri tidak mengganggu keadaan

lingkungan dan pemanfaaan dari pengolahan limbah tersebut. PT. Hok Tong Jambi tidak menggunakan bahan kimia pada proses pengolahan karet. PT. Hok Tong Jambi hanya menggunakan Deorub Liquid Smoke untuk mengurangi aroma dari bahan baku olahan karet yang sedang dikeringkan. Mengenai pembuangan limbah proses produksi PT. Hok Tong Jambi menyediakan alat pengolahan limbah tersendiri sebelum di limbah tersebut dibuang, untuk limbah padat PT.

Hok Tong Jambi menimbun dan sebagian diolah menjadi pupuk.

4.2 Perkembangan Volume Ekspor Crumb Rubber Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Tahun 2016-2021

Gambaran perkembangan data dan analisis hasil dari masing-masing variabel yang diteliti yaitu perkembangan volume ekspor crumb rubber, jumlah produksi crumb rubber, nilai tukar, harga ekspor crumb rubber, harga_karet sintetis_dan_volume_ekspor periode sebelumnya diuraikan secara deskriptif terkait fakta yang berhubungan dengan aspek yang diteliti dan dilengkapi dengan grafik trend.

4.2.1 Perkembangan Volume Ekspor Crumb Rubber Di PT. Hok Tong Jambi Perkembangan ekspor crumb rubber di PT. Hok Tong Jambi dapat dilihat dari volume ekspornya. Selama periode 2016-2021, pertumbuhan volume ekspor crumb rubber PT. Hok Tong Jambi tidak stabil atau berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan. Berikut ini grafik gambaran dari perkembangan volume ekspor crumb rubber di PT. Hok Tong Jambi periode Oktober 2016 sampai Oktober 2021 yang dapat dilihat pada Lampiran 9 dan Gambar 5.

Dokumen terkait