• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data

A. Kegiatan Pelaksana Audit

Dalam melaksanakan audit kenal adanya tahapan sebagai berikut :

 Tahap Survei Pendahuluan

 Tahap Pengujian Sistem Pengendalian Manajemen

 Tahap Audit Lanjutan/Rinci B. Kertas Kerja Audit

Kertas Kerja Audit (KKA) adalah dokumen audit yang memuat data catatan pembuktian yang dikumpulkan oleh pemeriksa selama berlangsungnya audit, mulai dari tahap-tahap persiapan audit sampai dengan tahap pelaporan.

KKA harus mencerminkan pelaksanaan langkah kerja audit yang tertuang dalam Program Kerja Audit (PKA), termasuk hasil analisa, simpulan dan rekomendasi pemeriksa.

20

2. Jelas, dalam arti tidak memerlukan penjelasan tambahan atau tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda.

3. Ringkas, dalam arti singkat dan padat tanpa mengorbankan informasi yang penting.

4. Rapih dan mudah dibaca.

Setelah audit berakhir, KKA diserahkan kepada VP Audit yang bersangkutan untuk diarsipkan oleh EAA dengan pengelompokan sesuai dengan kelompok VP Audit dan SPTA.

Gambar 4.11

Formulir Kendali Mutu Audit 6 Sumber : PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

21

perorangan.

Bukti telah dilakukannya supervisi terhadap pelaksanaan PKA ini perlu dibuat secara tertulis agar Tim audit dan VP Audit yang terkait melaksankan perannya masing-masing, dengan formulir kendali sebagai berikut :

Gambar 4.12 Formulir Kendali Mutu Audit 7 Sumber : PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

3. Pelaporan dan Rekomendasi

Laporan hasil audit adalah sarana pengomunikasian hasil audit kepada pemakai laporan secara tertulis. Para pemakai laporan mengharapkan informasi yang akurat dan objektif yang akan digunakan dalam melaksanakan fungsi dibidangnya masing-masing.

Auditor berkewajiban menyediakan informasi yang berguna dan tepat waktu mengenai persoalan penting serta menyarankan perbaikan. Menyampaikan informasi yang tepat waktu mengenai temuan dan rekomendasi dalam bentuk laporan merupakan bagian penting dari kegiatan audit. Pelaporan dan rekomendasi di Satuan Pengawas Internal PT KAI (Persero) dikenal dengan Laporan Hasil Audit (LHA).

22

Auditor internal sangat menunjang objektifitas dan integritas dalam pelaksanaan tugasnya, dimana auditor internal harus mempunyai kualifikasi atau syarat dalam melaksanakan tugas auditnya.

Menurut menurut Hiro Tugiman dalam buku Standar Profesional Audit Internal (2006:108) tentang auditor internal adalah kualifikasi auditor internal mempunyai kewajiban pada profesi, manajemen, pemegang saham dan pada masyarakat umum untuk selalu memelihara standar perilaku profesional yang tinggi.

Kualifikasi auditor internal yang dibuat oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hiro Tugiman yaitu tentang persyaratan auditor internal yang terdapat pada Internal Audit Charter. Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terdapat tambahan yaitu kecakapan tehnik, pengalaman dan kebulatan tekad.

Fungsi Satuan Pengawas Intern PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah merumuskan dan menyusun program dan pelaksanaan pengawasan intern terhadap kegiatan manajemen pusat dan daerah dibidang keuangan, prasarana, sarana, sumber daya manusia (SDM), umum dan khusus serta saran perbaikannya, akan tetapi karena masih kurangnya kualifikasi auditor internal dalam menyeleksi auditor internal tersebut akan mengurangi kualitas audit. Hal ini dapat menghambat Laporan Hasil Audit.

Karena hal itu, meskipun kualifikasi yang ada sudah sesuai dengan teori dan berjalan dengan cukup baik namun hal ini belum sesuai dengan karakteristik prosedur yang dipaparkan menurut Lawrence B. Sawyer dalam buku Internal Auditing (2007) tentang kualifikasi auditor internal adalah kualifikasi auditor internal yang baik terjadi apabila pemeriksa internal menggabungkan kecakapan teknik dan pengetahuan dengan kualitas pencocokan, pemahaman, kebulatan tekad, integritas, independen, objektifitas, dan juga tanggung jawab.

Dari pemaparan teori Lawrence diatas menunjukan bahwa suatu kualifikasi memiliki karakteristik yang sesuai untuk menunjangnya suatu tujuan dalam berorganisasi dengan sebisa mungkin dapat terhindar dari hal yang menyimpang.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian verifikasi dalam kasus ini jika dilihat dari karakteristik yang dipaparkan Lawrence yaitu kebulatan tekad tidak terdapat pada Internal Audit Charter PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Pemaparan Lawrence tersebut harus terpenuhi untuk memaksimalkan kualifikasi auditor internal dan sesuai dengan teori yang ada. Maka dari itu, penerapan standar kualifikasi yang terdapat dalam Internal Audit Charter PT. Kereta Api Indonesia (Persero) belum terlaksana dengan baik.

4.2.2 Efektivitas Auditor Internal Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Efektivitas dapat digambarkan sebagai suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan (kegagalan) kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Efektivitas mengacu pada pencapaian tujuan perusahaan dan efektivitas lebih menitikberatkan pada tingkatan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi penilaian efektivitas adalah pencapai sasaran yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai tinjauan atas efektivitas kualifikasi auditor internal pada PT. Kereta Api (Persero) sudah cukup baik dan sudah

23

internal, yaitu :

1. Kelayakan dan Arti Penting Temuaan Pemeriksaan beserta rekomendasinya (Reasonable and Meaningful Findings and recommendations)

2. Respon dari Objek yang Diperiksa (Auditee’s Response an Feedback) 3. Profesionalisme Auditor (Professionalise of the Internal Audit Department) 4. Tercapainya Program Pemeriksaan (Adherence to Audit Plan)

5. Peringatan Dini (Absense of Surprises)

6. Kehematan Biaya Pemeriksaan (Cost Effectiveness of The Internal Audit Department) 7. Pengembangan Personil (Development of People)

8. Evaluasi oleh Auditor Eksternal (External Auditor Evaluation of the Internal Audit Department)

9. Umpan Balik dari Manajemen (Operating Management’s Feedback) 10. Meningkatnya Jumah Pemeriksaan (Number of Requests for Audit Work) 11. Penyajian Ikhtisar Laporan Keuangan (Audit Director’s Report)

12. Evaluasi dari Pimpinan terhadap Auditor (Audit Commitee’s Evaluation of Internal Audit Department )

13. Mutu Kertas Kerja Pmeriksaan (Quality of Working Paper) 14. Internal Review (Result of Internal Review)

15. Penelaahan Organisasi Profesi (Peer Feedback)

Pada point 5 dan 6 ini tidak terdapat pada PT. Kereta Api Indonesia yang akan berdampak pada Laporan Hasil Audit (LHA) dan pemeriksaan tidak efektif. Laporan Hasil Audit (LHA) akan terlambat karena ketidaksesuaian dalam waktu pelaksanaan audit dengan Surat Perintah Tugas Audit (SPTA). Pada dasarnya antara teori dan praktek yang digunakan sudah hampir sesuai dengan teori, namun ada beberapa hal yang berbeda antara teori dan peraturan yang dibuat.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan terhadap tinjauan atas efektivitas auditor internal pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di Bandung selama periode 01 Mei 2014 s.d 31Mei 2014 serta pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV yaitu untuk menjawab rumusan masalah, dapat disimpulkan bahwa :

1. Auditor internal sebagai salah satu unsur pengendalian intern di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dan telah memenuhi kualifikasi, akan tetapi dalam hal menyeleksi auditor internal masih kurang sehingga kualifikasi auditor internal belum berjalan dengan baik. Hal ini didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a. Memiliki integritas dan perilaku yang profesional, independen, jujur, dan objektif dalam pelaksanaan tugasnya.

b. Memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan dengan bidang tugasnya.

c. Memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis secara efektif.

d. Wajib mematuhi Standar Pelaksanaan Fungsi SPI (SPF SPI) BUMN yang ditetapkan oleh forum Komunikasi SPI. Standar dimaksud juga mengadopsi

International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing yang lazim berlaku secara internasional.

24

perundang-undangan atau penetapan/ putusan pengadilan.

g. Memahami prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko. h. Bersedia meningkatkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan profesionalismenya

secara terus menerus.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian verifikasi dalam kasus ini jika dilihat dari karakteristik yang dipaparkan Lawrence yaitu kebulatan tekad tidak terdapat pada Internal Audit Charter PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Pemaparan Lawrence tersebut harus terpenuhi untuk memaksimalkan kualifikasi auditor internal dan sesuai dengan teori yang ada. Maka dari itu, penerapan standar kualifikasi yang terdapat dalam Internal Audit Charter PT. Kereta Api Indonesia (Persero) belum terlaksana dengan baik. 2. Tahapan Auditor Internla di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

1. Tahap Perencanaan Audit a. Mulai

b. Tim audit membuat Tentative Audit Object (TAO) dan Program Kerja Audit (PKA) c. Surat Perintah Tugas Audit (SPTA)

2. Tahap Pelaksanaan Audit a. Proses audit

b. Auditor membuat Kertas Kerja Audit (KKA)

c. Review supervise temuan pada saat pelaksanaan audit

d. Review meeting oleh EVP Internal Audit(EI), VP General Audit 1 (EI1), VP General Audit 2 (EI2), VP Control, Evaluation and Administration (EIA) beserta staff

e. Auditor menyempurnakan prosedur audit di lapangan atas hasil review meeting 3. Tahap Pelaporan Audit

a. Senior Audit (SA) dan auditor membuat Laporan Hasil Audit (LHA) b. Laporan Hasil Audit (LHA)

c. Koreksi takkah oleh VP Control, Evaluation and Administration (EIA) d. Laporan Hasil Audit (LHA) ditandatangani EVP Internal Audit(EI) e. Selesai

Pada dasarnya antara teori dan praktek yang digunakan sudah hampir sesuai dengan teori, namun ada beberapa hal yang berbeda antara teori dan peraturan yang dibuat.

5.2Saran-Saran

Setelah menguraikan pembahasan dan mengemukakan kesimpulan terhadap PT. Kereta Api Indonesia (Persero), penulis mencoba untuk memberikan saran-saran yang dapat digunakan atau menjadi bahan pertimbangan bagi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) atas kualifikasi auditor internal, yaitu :

1. Lebih ditingkatkan lagi dalam menyeleksi siapa saja yang bisa terpilih menjadi auditor internal supaya kualifikasi auditor internal di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) bisa dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan teori yang berlaku.

2. Efektivitas auditor internal di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) belum mencapai keefektivitasan yang tinggi. Tetapi sebaiknya sebelum Surat Perintah Tugas Audit (SPTA) diterbitkan, Tim Audit diberikan pemahaman atas Proses Bisnis (Probis) Auditee yang akan diperiksa. Pada saat Audit lanjutan, sebaiknya Auditor diberikan supervisi yang lebih mendalam agar didapatkan penyebab yang hakiki atas temuan audit sehingga rekomendasi yang diberikan dapat menjadi solusi perbaikan dan tidak akan menjadi

25

VI. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku :

Agoes, S., 2012. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. 4 penyunt. Jakarta: Salemba.

Anthony, R. N. & Govindarajan, V., 2009. Management Control Systems : Sistem Pengendalian Management Buku 2. Terjemahan penyunt. Jakarta: Salemba Empat.

Augustine, Y. & Kristaung, R., 2013. Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi. Jakarta: Dian Rakyat.

Boynton, W. C., Johnson, R. N. & Kell, W. G., 2010. Modern Auditing : Assurance Services and the Integrity of Financial Reporting. 8 penyunt. England: John Wiley & Sons Incorporated. Dantes, N., 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Elder, R. J., Arens, A. A. & Beasley, M. B., 2011. Auditing and Assurance Service : An Integrated Approach. 12 penyunt. New Jersey: Upper Saddle River.

Pickett, K. H. S., 2010. The Essential Handbook of Internal Auditing. 5 penyunt. s.l.:John Wiley & sons inc.

Sawyer, L. B., 2011. Internal Auditing. 5 penyunt. Jakarta: Florida : The Intitute of Internal Auditors.

Sugiyono, 2012. Motode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfabeta. Tugiman, H., 2011. Standar Profesional Audit Internal. Yogyakarta: Kanisius. Tunggal, A. W., 2011. Internal Auditing (Suatu Pengantar). Jakarta: Harvarindo.

Umar, H., 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wiff, R., M. & H., 2009. Brink's Modern Internal Auditing. s.l.:John Wiley & Sons.

Wirartha, I. M., 2009. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: CV Andi offset.

Dokumen terkait