• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Materi

Dalam dokumen PENINGKATAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DA (1) (Halaman 15-104)

Aktivitas supervisi seorang pengawas diharapkan menuju pada peningkatan mutu sekolah dan mutu pendidikan secara umum. Secara spesifik supervisi ditujukan bagi peningkatan mutu pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Salah satu sasaran dalam supervisi manajerial adalah bagaimana cara kepala sekolah mewujudkan pengelolaan sekolah yang bermutu. Untuk mengetahui secara tepat terkait dengan pengelolaan sekolah yang bermutu sangat ditentukan oleh cara merencanakan supervisi. Materi yang dibahas pada kegiatan pembelajaran ini adalah berkaitan dengan perencanaan supervisi manajerial terkait dengan penyusunan program supervisi manajerial dan penyusunan instrumen supervisi manajerial.

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran:

1. peserta dapat menyusun rencana pengawasan manajerial (RPM)

2. peserta dapat menyusun instrumen supervisi manajerial implementasi kurikulum 2013 dengan tepat.

C. Uraian Materi

Sebelum kita membahas tentang penyusunan rencana pengawasan manajerial dan instrumen supervisi manajerial, sebaiknya kita pahami dulu mengenai apa, mengapa, dan bagaimana supervisi manajerial.

1. Konsep Supervisi Manajerial

 Supervisi adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.

 Supervisi manajerial menitik beratkan pada pengamatan terhadap aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran.

 Dalam supervisi manajerial, pengawas berperan sebagai kolaborator, asesor, evaluator dan narasumber secara bersamaan atau bergantian.  Supervisi manajerial dilaksanakan berdasarkan pendekatan proses

yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut. 2. Ruang Lingkup Supervisi Manajerial.

 Pemantauan manajemen perubahan mengarah pada pencapaian 8 standar nasional pendidikan (SNP) dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolah.  Penilaian terhadap kinerja kepala sekolah dalam hal menjadi agen

perubahan pertama di sekolah dalam implementasi kurikulum 2013 sesuai dengan standar nasional pendidikan.

 Pembinaan dilakukan pengawas tentang pengelolaan sekolah meliputi antara lain penyusunan KTSP 2013, peminatan, penerimana peserta didik baru, dsb.

Supervisi manajerial dalam implemetasi kurikulum berkaitan langsung dengan terselenggaranya kurikulum, di antaranya :

 manajemen KTSP, dan

 pembelajaran saintifik dan penilaian otentik  manajemen ekstrakurikuler wajib dan pilihan  administrasi buku guru dan buku siswa

 analisis ratio PTK dalam program peminatan  manajemen keuangan

 hubungan sekolah dan masyarakat serta layanan khusus peminatan. 3. Metode Supervisi Manajerial

Metode pelaksanaan pengawasan manajerial dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode antara lain:

a. Monitoring dan Evaluasi

Metode utama yang harus dilakukan oleh pengawas Sekolah dalam kepengawasan manajerial adalah monitoring dan evaluasi.

Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan Sekolah, apakah sudah sesuai dengan

     

           

rencana, program, dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program (Rochiat, 2008: 115).

b. Diskusi Kelompok Terfokus (Focused Group Discussion)

Hasil monitoring yang dilakukan pengawas hendaknya disampaikan secara terbuka kepada pihak Sekolah, terutama kepala Sekolah, komite Sekolah dan guru. Secara bersama-sama pihak Sekolah dapat melakukan refleksi terhadap data yang ada, dan menemukan sendiri faktor-faktor penghambat serta pendukung yang selama ini mereka rasakan. Forum untuk ini dapat berbentuk Focused Group Discussion (FGD), yang melibatkan unsur-unsur stakeholder Sekolah. Diskusi kelompok terfokus ini dapat dilakukan dalam beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan Agar FGD dapat berjalan efektif, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

 Sebelum FGD dilaksanakan, semua peserta sudah mengetahui maksud diskusi serta permasalahan yang akan dibahas.

 Peserta FGD hendaknya mewakili berbagai unsur, sehingga diperoleh pandangan yang beragam dan komprehensif.

 Pimpinan FGD hendaknya akomodatif dan berusaha menggali pikiran/pandangan peserta dari sudut pandangan masing-masing unsur.

 Notulen hendaknya benar-benar teliti dalam mendokumentasikan usulan atau pandangan semua pihak.

 Pimpinan FGD hendaknya mampu mengontrol waktu secara efektif, dan mengarahkan pembicaraan agar tetap fokus pada permasalahan.

 Apabila dalam satu pertemuan belum diperoleh kesimpulan atau kesepakatan, maka dapat dilanjutkan pada putaran berikutnya. Untuk ini diperlukan catatan mengenai hal-hal yang telah dan belum disepakati.

c. Metode Delphi

Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas dalam membantu pihak Sekolah merumuskan visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan konsep MBS. Dalam merumuskan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) sebuah Sekolah harus memiliki rumusan visi, misi dan tujuan yang jelas dan realistis yang digali dari kondisi Sekolah, peserta didik, potensi daerah, serta pandangan seluruh stakeholder.

Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada kepala Sekolah ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak. Langkah-langkahnya menurut Gordon (1976: 26-27) adalah sebagai:

 Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami persoalan dan hendak dimintai pendapatnya mengenai pengembangan Sekolah;

 Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis tanpa disertai nama/identitas;

 Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya sesuai dengan jumlah orang yang berpendapat sama.  Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai

pihak tersebut untuk diberikan urutan prioritasnya.

 Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta, dan menyampaikan hasil akhir prioritas keputusan dari seluruh peserta yang dimintai pendapatnya.

d. Workshop

Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang dapat ditempuh pengawas dalam melakukan kepengawasan manajerial. Metode ini tentunya bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa kepala Sekolah, wakil kepala Sekolah dan/atau perwakilan komite Sekolah. Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama

   

dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah, Kelompok Kerja Pengawas Sekolah atau organisasi sejenis lainnya.

4. Perencanaan Supervisi Manajerial

Perencanaan supervisi disusun dalam program kerja yang dilandasi dari hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Program kerja pengawasan disusun untuk menjawab pertanyaan mengapa kegiatan pengawasan dilakukan, apa tujuan dan sasaran pengawasan, siapa yang terlibat dalam pengawasan, bagaimana pengawasan dilakukan.

Program pengawasan sekolah terdiri atas: (a) program pengawasan tahunan, (b) program pengawasan semester, dan (c) rencana pengawasan manajerial (RPM) supervisi manajerial. Program pengawasan tahunan disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan pada semua sekolah dalam kurun waktu satu tahun. Adapun program pengawasan semester disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan pada sekolah binaan dalam kurun waktu satu semester. Untuk pelaksanaan pengawasan tekait dengan masalah tertentu yang ditemukan di sekolah binaan berdasarkan evaluasi hasil pengawasan tahun sebelumnya dirancang rencana pengawasan manajerial (RPM)

Rencana pengawasan manajerial sekurang-kurangnya memuat komponen pokok yakni: fokus masalah, berupa identifikasi hasil pengawasan sebelumnya sebagai prioritas dalam rencana pengawasan; tujuan pengawasan yang hendak dicapai; indikator atau target keberhasilan, waktu pelaksanaan, metode dan teknik supervisi; skenario kegiatan, berupa langkah atau tahapan supervisi yang sistematis dan logis yang disesuaikan dengan jadwal dan waktu; sumber daya yang diperlukan.

Contoh Rencana Pengawasan Manajerial

(RPM)

No. Pertemuan Kegiatan Alokasi Waktu

1. Awal Menanyakan informasi perkembangan terakhir sekolah

Menyampaikan hasil tinjauan renstra yang telah dilakukan pengawas

Menyepakati agenda/skenario pertemuan inti untuk pembinaan

20 menit

2. Inti Kepala Sekolah membuka acara dan menjelaskan tujuan pertemuan

Pengawas memberikan arahan tentang pentingnya keterkaitan antara visi, misi, indikator dan tujuan, analisis konteks, KTSP, dan Peraturan Akademik

Peserta bekerja dalam kelompok. (Pengawas membagi kelompok berdasarkan kata kunci pada visi)

Masing-masing kelompok mengkaji keterkaitan misi, indikator dan tujuan yang ada dengan kata kunci visi sekolah sekaligus merevisinya.

Masing-masing kelompok memaparkan hasil kajiannya

Masing –masing kelompok melakukan pengkajian laporan hasil anlisis konteks dan KTSP berdasarkan aspek analisis konteks dan KTSP kemudian merancang Peraturan Akademik

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kanjiannya

Pengawas mengadakan konfirmasi/penguatan dan refleksi sebagai penutup

(Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah mengkaji

keterkaitan antara visi, misi, indikator dan tujuan? Kira-kira apa yang akan bapak/ibu lakukan setelah mengkaji dan merevisi renstra ?), dll

150 menit

3. Akhir Penguatan dan pemberian motivasi pengawas kepada kepala

sekolah, guru-guru dan komite sekolah/yayasan

Menyepakati agenda berikutnya untuk melihat tindak lanjut dari pro-gram jangka menengah ke propro-gram tahunan, KTSP, dan Peraturan Akademik serta perkembangan dan kemajuan yang dicapai sekolah

10 menit

H. Sumber daya yang diperlukan :

Profil sekolah

Renstra sekolah

LCD

Komputer.

I. Penilaian dan Instrumen

Penilaian : produck Peraturan Akademik

Instrumen: Format onbervasi dokumen Peraturan Akademik

J. Rencana Tindak Lanjut :

Implementasi dan tindak lanjut Peraturan Akademik, selama sebulan dilakukan pemantauan Jakarta, 25 April .2015

Mengetahui

Kepala Dinas Pendidikan Pengawas Satuan Pendidikan,

Kabupaten Harapan Bangsa,

Drs. H. Bratayudha M.MPd. Drs. Andi Mahabarata, M.Si. NIP. 2013042520131001 NIP. 2015052620231002

A. Aspek/Masalah : Pembinaan Pengelolaan Sekolah Mengenai

Penyusunan Peraturan Akademik

B. Tujuan : Memberikan bimbingan dan Arahan dalam

Penyusunan Perturan Akademik

C. Indikator : Sekolah Memiliki Peraturan Akademik sesuai dengan

aturuan yang berlaku dan kondisi sekolah

D. Waktu Pelaksanaan Pembinaan : Sabtu, 25 April 2015

E. Setting : SMA HARAPAN BANGSA

F. Strategi/Metode kerja /Teknik Supervisi : Refleksi/Focus Group Discussion dalam rapat Kerja

G. Skenario Kegiatan :

 

No. muan asi 1. al menit 2. Inti muan menit 3. hir epala menit A. : B. : C. : gan D. : E. : F. rvisi : a G. :

5. Instrumen Supervisi Manajerial

Pengawasan diartikan sebagai proses melihat/mencermati apakah yang terjadi sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Pengawasan terdiri atas empat langkah, yaitu: (1) menetapkan suatu kriteria atau standar pengukuran/penilaian; (2) mengukur/menilai perbuatan (performance) yang sedang atau sudah dilakukan; (3) membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan perbedaannya jika ada; dan (4) memperbaiki penyimpangan dari standar (jika ada) dengan tindakan pembetulan.Menurut Asrori (2002: 43-44) ada lima langkah utama dalam melakukan pengawasan, yaitu:

a. Menetapkan tolok ukur, yaitu menentukan pedoman yang digunakan. b. Mengadakan penilaian, yaitu dengan cara memeriksa hasil pekerjaan

yang nyata telah dicapai.

c. Membandingkan antara hasi penilaian pekerjaan dengan yang seharusnya dicapai sesuai dengan tolok ukur yang teah ditetapkan. d. Menginventarisasi penyimpangan dan atau pemborosan yang terjadi

(bila ada).

e. Melakukan tindakan korektif, yaitu mengusahakan agar yang direncanakan dapat menjadi kenyataan

Berdasarkan uraian tersebut dalam konteks pelaksanaan tugas pengawasan manajerial instrumen supervisi manajerial dapat diartikan sebagai alat yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan tugas pengawas dalam melakukan pengawasan manajerial sehingga dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul terkait dengan pengelolaan sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah. Dengan teridentifikasinya permasalahan tersebut, maka untuk pelaksanaan tugas pengawasan berikutnya dapat ditetapkan masalah utama yang harus segera ditangani dan ditetapkan pula strategi penanganannya.

Prinsip penyusunan instrumen supervisi manajerial, antara lain :

 Instrumen supervisi manajerial harus memenuhi unsur validitas dan reabilitas.

 Instrumen supervisi manajarial harus memenuhi minimal unsur validitas isi, konstuksi. Validitas isi menunjuk kepada suatu instrumen

yang memiliki kesesuaian isi dalam mengungkap atau mengukur yang akan diukur. Valididas konstruksi menunjuk kepada asumsi bahwa alat ukur yang dipakai mengandung satu definisi operasional yang tepat, dari suatu konsep teoretis.

 Reliabilitas instrumen supervisi menggambarkan ketepatan dalam mengukur suatu kondisi. Beberapa metode uji yang dipergunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen supervisi antara lain metode ulang (test-retest), metode pararel, metode belah dua.

 Isi dan format instrumen dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan supervisi.

 Instrumen supervisi memuat sekurang-kurangnya identitas sekolah yang diamaati, aspek, indikator yang diamati, cara penskoran, dan cara pengolahan nilai.

 Pemilihan aspek dan indikator yang diamati (indikator kunci) didasarkan atas referensi-referensi yang berlaku. Misal, dalam implementasi kurikulum yang menjadi acuan adalah regulasi yang mengatur pelaksanaan kurikulum.

6. Langkah-langkah Penyusunan Instrumen

Bentuk instrumen supervisi bergantung dari metode supervisi yang dipergunakan. Metode supervisi antara lain angket, wawancara, pengamatan, dokumentasi atau test.

Setidaknya ada dua cara dalam mengembangkan instrumen sendiri atau menyadur instrumen yang telah dikembangkan pihak lain. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mengkonstruksikan sebuah instrumen yang standar, yaitu:

 Menentukan tujuan utama penggunaan instrumen  Menentukan ruang lingkup supervisi berdasarkan 8 SNP  Menentukan metode yang dipergunakan dalam supervisi

 Menetukan indikator kunci dengan mempertimbangkan referensi peraturan perundangan yang berlaku dan pertimbangan lain yang menggambangkan profil sekolah bermutu.

  

       

 Menentukan model penskoran, apakah menggunakan jawab ya-tidak, atau menggunakan skala tertentu.

 Menentukan rubrik dari setiap indikator  Menentukan cara pengolahan skor D. Aktivitas Pembelajaran

Untuk meningkatkan pemahaman Anda dalam terkait dengan supervisi manajerial dan tahapan kegiatan pengawasan sebagai bekal untuk melaksanakan supervisi manajerial lakukan kegiatan sesuai dengan lembar kerja di bawah ini.

LK-B. 4.1.1 Materi : Supervisi Manajerial

Kegiatan : Mendiskusikan dan Menjawab pertanyaan-pertanyaan konseptual dan praktis tentang supervisi manajerial.

Tujuan : Peserta memahami konsep supervisi manajerial dan tahapan kegiatan pengawasan manajerial

PETUNJUK :

1. Tuliskan pemahanan Anda tentang: supervisi manajerial

tahapan kegiatan supervisi manajerial,

perangkat yang harus dibuat ketika akan melaksanakan supervisi manajerial

2. Berdasarkan pemahaman Anda tentang supervisi manajerial, tuliskan standar dari 8 SNP, komponen/aspek, dan bukti fisik, serta regualsi yang menjadi referensi yang menjadi focus dalam pelaksanaan supervisi manajerial terkait implementasi kurikulum.

No Standar Komponen/

Aspek Bukti Fisik

Landasan (regulasi)

3. Potensi masalah apa yang mungkin dihadapi oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum dan tuliskan solusi yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut.

No. Potensi Masalah Solusi Alasan

4. Bagaimana kesimpulan anda tentang pendekatan dan teknik pelaksanaan supervisi manajerial ?

E. Rangkuman

 Supervisi manajerial adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh pengawas dengan menitik beratkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah

 Dalam supervisi manajerial, pengawas berperan sebagai kolaborator, asesor, evaluator dan narasumber secara bersamaan atau bergantian.  Supervisi manajerial dilaksanakan berdasarkan pendekatan proses yang

No ndar onen/ ik san

No. i an

 

III.

Kegiatan Pembelajaran 2

PROGRAM DAN INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK

A. Deskripsi Materi

Bahan ajar ini memuat materi yang terkait dengan konsep, prinsip, prosedur, teknik, program, dan instrumen supervisi akademik. Manfaat bagi Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah setelah mempelajari bahan ajar ini, antara lain: 1) dapat menentukan arah yang jelas dalam pelaksanaan supervisi akademik; 2) meningkatkan efektivitas dan efesiensi pelaksanaan supervisi akademik; dan 3) meningkatkan kepercayaan diri pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik. Dengan demikian harapan untuk mewujudkan pengawas sekolah dan kepala sekolah yang berkinerja baik dapat terealisir secara signifikan sehingga berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

B. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan, diskusi, studi kasus, dan presentasi hasil kerja kelompok peserta pelatihan mampu:

1. Memahami konsep supervisi akademik 2. Menyusun rencana pengawasan akademik 3. Menggunakan instrumen pengawasan akademik

C. Uraian Materi

1. Pengertian Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Esensi supervisi akademik sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugasnya.

2. Tujuan dan fungsi supervisi akademik

Supervisi akademik memiliki beberapa tujuan. Salah satu tujuannya adalah membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987). Tujuan supervisi akademik dapat digambarkan dalam gambar di bawah ini.

Gambar 2.1. Tujuan Supervisi

Selain itu, supervisi akademik memiliki fungsi mendasar dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et al; 2007), karena hasil supervisi akademik dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.

3. Prinsip-prinsip supervisi akademik

Proses pelaksanaan supervisi memiliki beberapa prinsip, diantaranya: a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.

b. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran.

c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen. d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.

f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.

h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.

i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.

j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.

k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan

berkelanjutan oleh Kepala sekolah).

m. Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan.

n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di atas (Dodd, 1972)

4. Prosedur supervisi akademik

Prosedur supervisi akademik merupakan rangkaian kegiatan supervisi untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada kepala sekolah dan guru agar termotivasi melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam bidang akademik dengan cara memilih pendekatan, metoda, dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Prosedur pelaksanaan supervisi akademik terdiri atas:

a. Tahap Persiapan, meliputi menyiapkan instrumen dan menyiapkan jadwal bersama,

b. Tahap Pelaksanaan, yaitu pelaksanaan observasi supervisi baik secara langsung maupun tidak langsung,

c. Tahap Pelaporan, meliputi: mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat observasi, menganalisis hasil supervisi, mengevaluasi bersama

antara supervisor dengan kepala sekolah dan guru, dan membuat catatan hasil supervisi yang didokumentasikan sebagai laporan, d. Tahap Tindak lanjut, meliputi: mendisukusikan dan membuat solusi

bersama, memberitahukan hasil pelaksanaan supervisi akademik, dan mengkomunikasikan hasil pelaksanaan supervisi akademik kepada kepala sekolah dan guru.

5. Teknik Supervisi Akademik

Teknik supervisi akademik terdiri atas dua macam, yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok. Secara umum teknik supervisi akademik ditunjukan pada diagram berikut:

Gambar 2.2. Bagan Teknik Supervisi Akademik

6. Perencanaan Supervisi Akademik

Perencanaan program supervisi akademik adalah penyusunan dokumen perencanaan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan jangka waktu atau periode kerja penggunaannya, program supervisi akademik terdiri atas program pengawasan tahunan; program pengawasan semester; dan rencana pengawasan akademik (RPA). Program pengawasan tahunan disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan pada semua sekolah di tingkat kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun yang disusun dengan melibatkan sejumlah pengawas dalam satu kabupaten/kota untuk setiap jenjang pendidikan. Program

  

pengawasan semester merupakan penjabaran dari program pengawasan tahunan pada masing-masing sekolah binaan selama satu semester yang disusun oleh masing-masing pengawas, penyusunannya disesuaikan dengan kondisi obyektif sekolah binaanya masing-masing. Selanjutnya program semester dijabarkan secara rinci dan sistematis untuk dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih, dituangkan dalam rencana pengawasan akademik (RPA).

Rencana pengawasan akademik merupakan penjabaran dari program semester kedalam rencana kegiatan yang disusun secara rinci yang berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pemantauan, pembinaan, dan pembimbingan guru dalam melaksanakan tugas pokok terkait dengan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar dan dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Penyusunan rencana pengawasan akademik dilakukan pada setiap awal tahun pelajaran, atau awal semester dengan maksud agar RPA telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan supervisi akademik.

1) Prinsip Penyusunan RPA

Sebagai bagian dari tahapan implementasi program kerja pengawasan, penyusunan rencana pengawasan akademik hendaknya memperhatikan prinsip ”SMART” (Specific, Measurable, Achievable, Realistic and Time Bound), yaitu;

 Specific, artinya program yang disusun memiliki fokus yang jelas dan mencakup bidang tertentu secara khusus.

 Measureable, artinya program-program dan kegiatan-kegiatan yang dipilih dapat diukur pencapaiannya.

 Achieveable, artinya program-program yang dirancang memungkinkan untuk dicapai, baik dari segi waktu, biaya maupun kondisi yang ada.

 Realistics artinya program-program benar-benar didasarkan pada data atau kondisi dan kebutuhan riil sekolah-sekolah binaan serta tidak mengada-ada.

 Time Bound, artinya program yang dirancang memiliki batasan waktu pencapaian atau pelaksanaan yang jelas.

2) Komponen dan Sistematika RPA

Komponen yang terdapat dalam rencana pengawasan akademik paling sedikit memuat:

 Fokus masalah berisi rencana materi pokok kegiatan pengawasan yang akan dilaksanakan terkait dengan kompetensi guru yang akan ditetapkan sebagai bahan pemantauan delapan SNP, pembinaan, dan pembimbingan pada saat melaksanakan supervisi akademik.

 Tujuan dirumuskan secara jelas (tidak menimbulkan penafsiran ganda), dan berorientasi pada peningkatan kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran

 Strategi/metode/teknik dipilih berdasarkan kebutuhan pelaksanaan kegiatan pengawasan yang sesuai.

 Skenario pembinaan, ditulis secara runtut langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan pengawasan yang sesuai dengan strategi/metode/teknik pengawasan yang digunakan.

 Sumber daya, berisikan alat dan bahan kegiatan yang relevan (LCD, permen, juklak, juknis, pedoman).

 Penilaian dan instrumen diisi dengan jenis penilaian dan instrumen relevan yang digunakan.

 Rencana tindak lanjut berisi tindakan rasional dan operasional, misalnya melalui konsultasi, diskusi, contoh, diklat/PKB.

 Waktu berisi hari/tanggal dan jumlah jam yang diperlukan.

 Tempat / Sekolah berisi nama dan jenjang sekolah serta jumlah guru dan kepala sekolah sasaran.

          

Contoh Rencana Pengawasan Akademik RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK

(RPA)

A. Aspek/Masalah : Penyusunan RPP

B. Tujuan : Memberikan Bimbingan dan Arahan kepada guru dalam

penyusunan RPP

C. Indikator : Guru Memiliki RPP

D. Waktu Pelaksanaan : Senin, 16 Juli 2013

E. Setting : SMAN 1 Pulau Besar

F. Strategi/Metode kerja /Teknik Supervisi : IHT Penyusunan RPP

G. Skenario Kegiatan :

No. Pertemuan Kegiatan Alokasi Waktu

1. Awal Menyampaikan informasi tentang program tahunan

sekolah

Menyampaikan hasil kinerja guru /reviu kinerja

Menyepakati agenda/skenario pertemuan inti untuk

Dalam dokumen PENINGKATAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DA (1) (Halaman 15-104)

Dokumen terkait