• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Penunjang Keberhasilan:

Dalam dokumen 5. Laporan Kinerja Itjen Tahun 2016 (Halaman 30-83)

Beberapa kegiatan penunjang untuk mendukung pencapaian sasaran ini dilakukan upaya antara lain:

a. Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi di lingkungan RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang:

Inspektur Jenderal Drs. Purwadi, Apt.,MM.,ME dan Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan drg. S.R. Mustikowati, M.Kes memberikan sosialisasi tentang Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi serta strategi pembangunan Zona Integritas seluruh pimpinan/pejabat struktural dan fungsional, pegawai dan tenaga kesehatan (Dokter, Perawat, Apoteker, Rekam Medis, dll) di lingkungan RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang pada tanggal 15 Januari 2016.

b. Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengawasan 2016:

Tema Rapat Koordinasi Pengawasan Tahun 2016 adalah Pencegahan Fraud dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan”. Acara rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh kurang lebih 130 peserta yang terdiri dari Direktur Keuangan dan perwakilan dari Satuan Pemeriksa Internal (SPI) Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan, perwakilan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM), Perwakilan Auditor Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP) dan Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan.

c. Komitmen Menolak Gratifikasi:

Penandatanganan secara serempak mengenai pernyataanya MENOLAK GRATIFIKASI di lingkungan profesi kedokteran. Adapun pihak-pihak yang terlibat adalah Kementerian Kesehatan RI, IDI, Badan POM, RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Fatmawati, IPMG, KKI, Majelis

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia, Glaxo Smith Kline Pharma, PT. Merck Tbk, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia, RSK. Dharmais, dan PT. Kimia Farma. d. Sosialisasi dan Penandatanganan Komitmen Bersama Pengendalian

Gratifikasi dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Antara KKP Kelas III Gorontalo dan Mitra Kerja:

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan melakukan sosialisasi pengendalian gratifikasi di Lingkungan KKP Kelas III Gorontalo dan menyaksikan penandatanganan komitmen bersama pengendalian gratifikasi dan pencegahan tindak pidana korupsi antara KKP Kelas III Gorontalo dan mitra kerjanya di kota Gorontalo pada tanggal 15 Februari 2016.

e. Asistensi Pengisian dan Pengumpulan LHKPN di Lingkungan Sekretariat Jenderal:

Sekretariat Jenderal mengadakan Asistensi Pengisian dan Pengumpulan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dengan mengundang Inspektorat Jenderal dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bertempat di auditorium G.A. Siwabessy, asistensi diikuti oleh kurang lebih 70 peserta wajib LHKPN dilingkungan Sekretariat Jenderal pada tanggal 24 Februari 2016.

f. Pencanangan Zona Integritas Satker BBKPM Surakarta Menuju WBK/WBBM:

Inspektorat Jenderal melaksanakan sosialisasi dan pendampingan pembentukan zona integritas pada satuan kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta pada tanggal 3 Maret 2016.

g. Kunjungan Kerja Ke Inspektorat Jenderal Kemendikbud:

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan melaksanakan kunjungan kerja ke Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan guna membahas agenda kerja koordinasi pengawasan dalam hal pertukaran informasi kebijakan pengawasan di masing-masing Instansi pada Tanggal 10 Maret 2016.

h. Kunjungan Kerja ke Inspektorat Jenderal Kemenhub:

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI di Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat. Kunjungan kerja tersebut dipimpin oleh Inspektur Jenderal, Drs. Purwadi, Apt, MM, ME dengan diikuti oleh Sekretaris Inspektorat Jenderal, drg. S.R Mustikowati, M.Kes, Inspektur IV, Drs. Wayan Rai Suarthana, MM, Auditor Fungsional dan Struktural Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan. Kunjungan tersebut diterima baik oleh jajaran Inspektorat Jenderal Kemenhub yang dipimpin oleh Inspektur Jenderal Dr. Cris Kuntadi, CA, CPA, QIA, FCMA, CGMA, Ak. Tujuan diadakannya Kunjungan Kerja tersebut adalah untuk menjalin tata hubungan kerja yang harmonis khususnya dalam hal pertukaran informasi terkait dengan metode pengawasan yang efektif, efisien dan tepat. Kunjungan dilakukan pada Tanggal 17 Maret 2016. i. Sosialisasi Penilaian Satuan kerja WBK/WBBM Pada Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas II Samarinda:

Inspektorat Jenderal memberikan sosialisasi kepada pimpinan dan pegawai di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda tentang usulan satuan kerja yang dapat meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada tanggal 23 Maret 2016.

j. Pembekalan Materi Anti Korupsi Kepada Tim Nusantara Sehat:

Pada pembekalan materi bagi Tim Nusantara Sehat tanggal 18 Mei 2016, Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Drs. Purwadi, Apt., MM., ME., menyampaikan materi tentang program-program pencegahan dan pemberantasan korupsi di lingkungan Kementerian Kesehatan.

k. Penerbitan Permenkes Nomor 27 Tahun 2016:

Menerbitkan Permenkes Nomor 27 Tahun 2016 tentang Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada Tanggal 27 Mei 2016.

l. Penandatanganan MoU antara Kemenkes dengan KPK:

Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) bersama Ketua KPK Agus Rahardjo, ST., MSc. Mgt, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Ristek Dikti dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan menandatangani Nota Kesepahaman mengenai Pencegahan Tindak Pidana Korupsi di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin 25Juli 2016.

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI m. Rakornas APIP Tahun 2016 di Kantor Pusat BPKP:

Rakornas APIP Tahun 2016 mengambil tema “Aktualisasi Peran APIP sebagai Early Warning System dalam Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional” yang dihadiri oleh 10 Menteri atau yang mewakili dari Big Spender, 5 Gubernur, Ketua Pengurus Asosiasi Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, 90 Inspektur Jenderal K/L, 34 Inspektur Provinsi, 68 Inspektur Kabupaten/Kota, para Pejabat Eselon I dan Eselon II di lingkungan BPKP. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan bersama dengan Inspektur IV Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada tanggal 23 Agustus 2016 bertempat di Kantor BPKP Pusat Jl. Pramuka No. 33 Jakarta.

n. Sosialisasi Penilaian Integritas Organisasi Publik sebagai Upaya Pencegahan Korupsi dan Penguatan Sistem Integritas Nasional:

Bertempat di Auditorium Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementerian Kesehatan yang diwakili oleh Inspektorat Jenderal menghadiri acara yang diselenggarakan oleh KPK, yaitu kerjasama pencegahan korupsi pada Kementerian/Lembaga/Organisasi/Pemerintah Daerah (K/L/O/P) Tahun 2016. Dalam acara tersebut, dilaksanakan dua agenda yaitu Pengenalan Perangkat / Tools Program Penilaian Integritas (Integrity Assessment) 2016 dan Kesepakatan Kerjasama dan Usulan Unit Kerja yang menjadi target survei pada Tanggal 23 Agustus 2016. o. Penandatanganan MoU antara Kemenkes dengan BPKP:

Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek menandatangani Nota Kesepahaman bersama Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembanguna (BPKP), Ardan Adiperdana terkait penguataan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dalam rangka meningkatkan program pencegahan tindak pidana korupsi di Lingkungan Kementerian Kesehatan pada Tanggal 7 Oktober 2016.

p. Rapat Koordinasi Nasional Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) Tahun 2016:

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI dari 80 Kementerian Lembaga, Pemprov/Pemkot/Pemkab dan BUMN/BUMD se-Indonesia. Berkesempatan hadir menjadi peserta sekaligus sebagai narasumber Rakornas UPG dari Kementerian Kesehatan dalam pembukaan kegiatan tersebut adalah Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Heru Arnowo, SH, MM yang didampingi oleh Kepala Bagian TU-Hukum dan Kepegawaian dan Kepala Bagian Keuangan dan BMN.

q. Penerbitan Permenkes Nomor 58 Tahun 2016:

Menerbitkan Permenkes Nomor 58 Tahun 2016 tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan pada Tanggal 8 November 2016.

r. Penerbitan Kepmenkes tentang Pemberantasan Pungutan Liar:

Menerbitkan Kepmenkes Nomor: HK.02.02/MENKES/604/2016 tentang Unit Pencegahan dan Pemberantasan Pungutan Liar dilingkungan Kementerian Kesehatan pada Tanggal 18 November 2016.

s. International Business Integrity Conference (IBIC) Tahun 2016:

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI berpartisipasi sebagai peserta diskusi dalam kegiatan IBIC Tahun 2016 berlangsung di Hotel Grand Sahid Jakarta pada tanggal 16-17 November 2016 yang membahas pencegahan korupsi di sektor bisnis pada Kementerian/Lembaga di Indonesia.

t. Konferensi Nasional Pencegahan Korupsi (KNPK) Tahun 2016:

Inspektur Jenderal Menghadiri Konferensi Nasional Pencegahan Korupsi (KNPK) Tahun 2016 bertempat di Ballroom Balai Kartini Jakarta yang mengusung tema “ Reformasi Sistem Penegakan Hukum dan Pelayanan Publik yang Transparan dan Akuntabel” pada Tangga 1 Desember 2016. u. Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di lingkungan

Kementerian Kesehatan pada Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) Tahun 2016:

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan mengikuti Pameran Integritas dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) Tahun 2016 untuk mensosialisasikan program-program anti korupsi yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tanggal 8 s.d 10 Desember 2016.

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) mendapat tugas untuk mengumpulkan LHKPN di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk disampaikan ke KPK. Selanjutnya dibentuk tim pengelola LHKPN di lingkungan Kementerian Kesehatan yang akan bertanggung jawab terhadap pengumpulan semua laporan tersebut, yang tugas dan fungsinya diundangkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/296/2016 Tanggal 27 Mei 2016 tentang Tim Pengelola Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

w. Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG):

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan mengamanatkan bahwa Kementerian Kesehatan harus membentuk Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG). Tugas UPG Kementerian Kesehatan sebagaimana diatur dalam permenkes 14 Tahun 2014 Pasal 7 ayat (2) huruf a bertugas sebagai unit yang melaksanakan analisa, pelaporan, monitoring dan evaluasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi terkait

adanya Gratifikasi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), UPG Kementerian Kesehatan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Menerima pelaporan Gratifikasi dari UPG Unit Utama dan UPG Unit

Pelaksana Teknis;

2) Melakukan analisis pemprosesan setiap laporan Gratifikasi yang diterima;

3) Melakukan konfirmasi langsung atas laporan Gratifikasi kepada

pelapor yang terkait dengan kejadian penerimaan/pemberian

Gratifikasi;

4) Menentukan dan memberikan rekomendasi atas penanganan dan pemanfaatan Gratifikasi yang Tidak Dianggap Suap terkait kedinasan; 5) Melakukan koordinasi, konsultasi dan surat-menyurat dengan Komisi

Pemberantasan Korupsi atas nama Kementerian Kesehatan;

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI atau Komisi Pemberantasan Korupsi;

7) Meminta data dan informasi kepada unit kerja tertentu dan Aparatur Kementerian Kesehatan terkait pemantauan penerapan program pengendalian Gratifikasi;

8) Memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada Inspektorat Jenderal, dalam hal terjadi pelanggaran oleh Aparatur Kementerian Kesehatan; dan

9) Melaporkan hasil penanganan pelaporan Gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan kepada Menteri dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

B. REALISASI ANGGARAN

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Tahun 2016 didukung oleh dana yang bersumber dari DIPA Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 024.02.1.415366/2016 Tanggal 7 Desember 2016 dengan alokasi sebesar Rp105.000.000.000,-.

Tabel Alokasi Anggaran Belanja Berdasarkan Program Tahun 2015 dan 2016

No Program Sasaran Anggaran

Tahun 2016 Tahun 2015 1 Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan RI Meningkaatnya

transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi

105.000.000.000 102,971,000,000

J U M L A H 105.000.000.000 102,971,000,000

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pagu anggaran program Inspektorat Jenderal Tahun 2016, naik sebesar Rp2.029.000.000,- atau sebesar 1,97% dibandingkan dengan pagu anggaran Tahun 2015. Selama periode berjalan, Inspektorat Jenderal telah melakukan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016, Tanggal 28 Agustus 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016, Inspektorat Jenderal terdapat self blocking sebesar Rp5.998.540.000, yang terdiri dari:

1. Belanja pegawai senilai Rp5.100.000.000,-; 2. Belanja modal senilai Rp898.540.000.

Tabel Rincian Realisasi Anggaran Tahun 2016

Uraian 2016 2015 % (Kenaikan/ Penurunan) ANGGARAN AWAL ANGGARAN SETELAH REVISI REALISASI ANGGARAN REALISASI ANGGARAN Belanja Belanja Pegawai 39.329.019.000 34.229.019.000 33.096.674.095 28.878.031.669 14,61 Belanja Barang 62.147.452.000 62.147.452.000 59.425.997.242 49.622.788.474 19,76 Belanja Modal 3.523.529.000 2.624.989.000 2.624.988.800 4.214.952.930 (37,72)

Belanja Bantuan Sosial - - - - -

Jumlah Belanja 105.000.000.000 99.001.460.000 95.147.660.137 82.715.773.073 15,03

Alokasi Anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada Tahun 2016 untuk mewujudkan sasaran Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan adalah sebesar Rp99.001.460.000,- (Rp105.000.000.000 - Rp5.998.540.000) terdiri dari Belanja Pegawai Rp34.229.019.000,- dan Non Belanja Pegawai terdiri dari Belanja Barang sebesar Rp62.147.452.000,- dan Belanja Modal sebesar Rp2.624.989.000,-. Dari alokasi yang dianggarkan tersebut, sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 telah direalisasikan sebesar Rp95.147.660.137,- (96,11%), terdiri dari Belanja Pegawai Rp33.096.674.095,- dan Non Belanja Pegawai terdiri dari Belanja Barang sebesar Rp59.425.997.242,- dan Belanja Modal sebesar Rp2.624.988.800,-. sedangkan anggaran yang tidak terserap sebesar Rp3.853.799.863 (3,89%).

Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2016 dan 2015 masing-masing adalah Rp33.096.647.095,- dan Rp28.878.031.669,- Realisasi belanja Tahun 2016

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI mengalami kenaikan sebesar 14,61% dari Tahun 2015. Hal ini disebabkan antara lain oleh:

1. Adanya perpindahan beban gaji pegawai PNS Inspektorat Jenderal (angkatan 2015) dari Biro Umum ke Inspektorat Jenderal;

2. Adanya kenaikan pangkat, kenaikan grade (tunjangan), dan Kenaikan Gaji Berkala pada sejumlah pegawai.

Untuk Realisasi Belanja Barang Tahun 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp59.425.997.242,- dan Rp49.622.788.474,-. Realisasi Belanja Barang Tahun 2016 mengalami kenaikan 19,76% dari Realisasi Belanja Barang Tahun 2015. Hal ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya belanja jasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas di Tahun 2016.

Belanja Modal Tahun 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar Rp2.624.988.800,- dan Rp4.214.952.930,-. Realisasi Belanja Modal pada Tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 37,72% dibandingkan Tahun 2015 disebabkan oleh kebutuhan pembelian aset di Tahun 2016 lebih sedikit dibandingkan Tahun 2015. Meskipun pada Tahun 2016 belanja modal mengalami penurunan dari pada Tahun 2015.

Tabel Persentase Realisasi Anggaran Tahun 2016 Realisasi Anggaran

Tahun 2016

Pagu Awal Pagu Revisi

Target Realisasi % Target Realisasi %

105.000 95.147 90,62 99.001 95.147 96,11

Jika melihat pada tabel diatas maka realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada Tahun 2016 adalah sebesar 90,62% jika dibandingkan dengan pagu awal, sedangkan jika dibandingkan dengan pagu revisi maka realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebesar 96,11%.

Jumlah alokasi dan realisasi anggaran serta persentase realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan selama 5 Tahun (2012 – 2016) dapat dilihat pada grafik berikut :

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Itjen Kementerian Kesehatan

Tahun 2012 - 2016 (dalam jutaan rupiah)

Pada grafik di atas terlihat realisasi anggaran pada Tahun 2016 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Peningkatan alokasi dan realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Tahun 2012 - 2016 dapat terlihat pada grafik berikut :

Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Inspektorat Jenderal Tahun 2012-2016

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Grafik Persentase Realisasi Anggaran Inspektorat Jenderal

Tahun 2012 – 2016

Realisasi anggaran per sasaran kegiatan di setiap unit Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat I:

Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp8.713.931.000,00,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp8.565.758.191,00,- (98,30%).

2016

% 2015 %

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Rp8.713.931.000,00,- Rp8.565.758.191,00,- 98,30 Rp9.154.208.000,- Rp8.567.634.487,- 93,59

Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat I dari Rp9.154.208.000,- pada Tahun 2015 menjadi Rp8.713.931.000,00,- pada Tahun 2016.

2. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat II:

Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp11.585.145.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp10.953.581.239,- (94,55%).

2016

% 2015 %

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Rp11.585.145.000,- Rp10.953.581.239,- 94,55 Rp3.591.074.000,- Rp3.427.889.037,- 95,46

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI 2015 menjadi Rp11.585.145.000,- pada Tahun 2016, hal ini terjadi dikarenakan adanya anggaran audit pelayanan kesehatan haji serta berubahnya satker binaan.

3. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat III:

Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp8.102.182.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp7.637.634.321,- (94,27%).

2016

% 2015 %

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Rp8.102.182.000,- Rp7.637.634.321,- 94,27 Rp6.212.756.000,- Rp5.738.707.880,- 92,37

Jika melihat tabel diatas terdapat kenaikan pagu anggaran Inspektorat III dari Rp6.212.756.000,- pada Tahun 2015 menjadi Rp8.102.182.000,- pada Tahun 2016.

4. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat IV:

Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp8.052.946.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp7.740.864.498,- (96,12%).

2016

% 2015 %

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Rp8.052.946.000,- Rp7.740.864.498,- 96,12 Rp6.526.738.000,- Rp6.011.154.025,- 92,10

Jika melihat tabel diatas terdapat kenaikan pagu anggaran Inspektorat IV dari Rp6.526.738.000,- pada Tahun 2015 menjadi Rp8.052.946.000,-pada Tahun 2016.

5. Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp6.203.100.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp5.653.955.051,- (91,15%).

2016

% 2015 %

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Rp6.203.100.000,- Rp5.653.955.051,- 91,15 Rp6.682.987.000,- Rp5.599.226.853,- 83,78

Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat Investigasi dari Rp6.682.987.000,- pada Tahun 2015 menjadi Rp6.203.100.000,- pada Tahun 2016.

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI 6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada

Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan.

Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp56.344.156.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 sebesar Rp54.596.866.837,- (96,90%).

2016

% 2015 %

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Rp56.344.156.000,- Rp54.596.866.837,- 96,90 Rp70.803.237.000,- Rp53.940.503.930,- 76,18

Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Sekretariat Inspektorat Jenderal dari Rp70.803.237.000,- pada Tahun 2015 menjadi Rp56.344.156.000,-pada Tahun 2016.

Adapun beberapa penyebab tidak optimalnya penyerapan anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan secara penuh yaitu :

1. Perhitungan estimasi pengangkatan jabatan fungsional auditor yang diperkirakan sejak Bulan April 2016, namun SK pengangkatan jabatan fungsional auditor baru diterima pada akhir Desember 2016;

2. Terdapat sisa tunjangan kinerja yang diakibatkan kenaikan dasar pengenaan pajak/PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) sehingga pajak yang melekat pada tunjangan kinerja semakin kecil;

3. Terdapat saldo uang makan yang merupakan sisa anggaran uang makan yang tidak dibayarkan sehubungan dengan pegawai melaksanakan penugasan diluar kantor.

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI

BAB IV

PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Jenderal merupakan bentuk perwujudan pertanggungjawaban yang berfungsi sebagai alat penilai kinerja secara kuantitatif pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dalam pencapaian visi, misi dan sasaran program Inspektorat Jenderal yang telah ditetapkan dalan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dan juga sebagai upaya dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Penjabaran visi dan misi Inspektorat Jenderal dalam Penetapan Kinerja Inspektorat Jenderal menitik beratkan pada program peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan yang kemudian diurai dalam indikator kinerja utama dan indikator kinerja kegiatan yang semuanya berjumlah 6 (enam) indikator.

Dengan demikian laporan ini menjabarkan tentang capaian kinerja Inspektorat Jenderal yaitu pengukuran terhadap sasaran program dan kegiatan pengawasan yang tercermin dalam pencapaian indikator kinerja utama maupun indikator kinerja kegiatan dan juga dukungan sumber daya keuangan yang sudah mencapai 96,11%. Dengan pengukuran kinerja dapat memberikan penilaian yang objektif dalam pengambilan keputusan dalam menjalankan progran pengawasan selanjutnya.

Dari hasil pengukuran dan analisis sasaran kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2016 menunjukkan hasil yang secara umum sudah baik. Hal ini tergambar dari capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal yang sudah direalisasikan 100%, begitupun dengan capaian beberapa Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang sudah memenuhi target yang ditetapkan dengan beberapa terobosan yang sudah dilakukan melalui beberapa kegiatan diantaranya, pembinaan terintegrasi yang meliputi lingkup wilayah binaan dan pembinaan satuan kerja berdasarkan metode

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Walaupun hasil capaian kinerja secara umum sudah baik namun masih terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan program pengawasan seperti keterbatasan SDM pengawasan dan tingkat kepatuhan satuan kerja dalam menindaklanjuti rekomendasi atas temuan Inspektorat Jenderal yang masih perlu untuk diingatkan dan terutama tindak lanjut berupa penyetoran kerugian negara yang meilbatkan pihak ketiga serta pegawai yang sudah dimutasi atau pensiun dan meninggal dunia.

Untuk menyikapi permasalahan tersebut upaya yang dapat ditempuh dengan pengangkatan pegawai Inspektorat Jenderal yang telah memenuhi syarat menjadi auditor, peningkatan kompetensi auditor melalui pelatihan, workshop dan seminar-seminar terkait pengawasan. Dalam mengatasi permasalahan penanganan tindak lanjut terhadap rekomendasi dari temuan pemeriksaan maka dibentuk Tim penyelesaian Temuan yang Tidak Dapat Ditindaklanjuti (TPTD), monitoring Tindak Lanjut LHP serta melakukan pendampingan (bimbingan teknis) terhadap satuan kerja dalam menindaklanjuti rekomendasi hasil pengawasan yaitu dengan mengundang satuan kerja dalam pembahasan penyelesaian Tindak Lanjut LHP. Peran Inspektorat Jenderal dalam mendorong Kementerian Kesehatan untuk mencapai good governance terlihat dari prestasi-prestasi yang telah diraih oleh Kementerian Kesehatan yang erat kaitannya dengan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal sebagai instansi pengawas intern Kementerian Kesehatan RI.

Keberhasilan yang telah dicapai Inspektorat Jenderal pada Tahun 2016 yang merupakan tahun kedua dari periode Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 ini diharapkan akan menjadi tonggak dan barometer dalam pelaksanaan program pengawasanan lima tahun kedepan yang lebih efektif, efisien dan akuntabel sehingga hasil pencapaian pelaksanaan program/kegiatan yang dilaksanakan dari tahun ke tahun diharapkan selalu sesuai dengan rencana strategis dan dokumen perencanaan lainnya yang telah ditetapkan.

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Lampiran 1 - Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI

Lampiran 2 – Dokumentasi Kegiatan Tahun 2016

Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi di lingkungan RSJ. Prof. Dr. Soerojo Magelang

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI

Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengawasan 2016

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI

Jumpa Pers Terkait Pencegahan Gratifikasi Pada Profesi Dokter

Sosialisasi Dan Penandatanganan Komitmen Bersama Pengendalian Gratifikasi Dan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Antara KKP Kelas III Gorontalo Dan Mitra Kerja

Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI

Asistensi Pengisian dan Pengumpulan LHKPN di Lingkungan Sekretariat Jenderal

Dalam dokumen 5. Laporan Kinerja Itjen Tahun 2016 (Halaman 30-83)

Dokumen terkait