• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Penyusunan Pengkajian dan Pengembangan Data dan Informasi Kendala yang dihadapi dilapangan untukSurvei

Secara umum pelaksanaan administrasi berljalan lancar tidak ada kendala yang berarti

4.4.3 Pemecahan masalah

4.4.3.1 Kegiatan Penyusunan Pengkajian dan Pengembangan Data dan Informasi Kendala yang dihadapi dilapangan untukSurvei

bidang Hortikultura dan Perkebunan meliputi :

a) Studi konversi Karkas dan Daging Untuk Ternak Kecil :

belum semua RPH/TPH mempunyai timbangan berat hidup maupun karkas, sampel karkas babi di RPH Sanggaran Denpasar tidak memenuhi syarat karena jumlahnya kurang dan survei karkas ternak domba yang dilaksanakan di RPH Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Surakarta dan Klaten pedagang berkeberatan untuk melakukan pemotongan sesuai dengan kriteria karkas yang ada di Permentan 2009, responden susah dicari karena jadwal aktivitas jual-beli ternak berlangsung sangat sibuk.

47

b) Advokasi Tanaman Pangan Beberapa Kabupaten dan

kecamatan baru belum diakomodir dalam aplikasi E-Form TP terutama di provinsi Lampung yaitu Pesawaran, Pringsewu, Tulang Bawang Barat dan Mesuji. c) Pengumpulan dan Analisis

Data Tanaman Pangan :File hasil simpan dari BDSP masih

belum dalam bentuk format angka, sehingga menyulitkan dalam pengolahan data bagi pengguna. Keragaan data sekunder yang diduga sebagai variable bebas fungsi permintaan sulit didapat dan mempunyai series data yang tidak terlalu panjang sehingga sulit mencari model analisis yang paling ideal/sesuai.Sumber data pertanian yang bersifat global hanya berdasarkan data FAO dan USDA yang untuk beberapa indicator mempunyai lag yang cukup jauh sehingga kurang mencerminkan keragaan data saat ini. d)

Publikasi dan Penyebaran Informasi

Buku Pedoman Publikasi Data dan Statistik Tanaman Pangan : Penyusunan publikasi di daerah khususnya untuk data tanaman pangan telah disusun dalam bentuk file belum disajikan dalam bentuk buku,

Analisis Profil Petani :Untuk penyempurnaan analisis diperlukan

data yang dapat menjelaskan hasil pendataan RTUT padi, jagung, kedele dan tebu di sentra produksi komoditas, sementara itu data pendukung masih kurang dari instansi terkait khususnya di provinsi.

Sub kegiatan Studi Kebijakan

Permasalah yang timbul pada saat dilaksanakannya analisis Data Tanaman Pangan dan Peternakan adalah sbb :

a). Analisis Keragaan Data Peternakan :Series data beberapa

variabel untuk penyusunan penawaran dan permintaan komoditas peternakan berbeda-beda : a. data series terbaru terlambat dalam publikasinya b. series data yang tersedia tidak cukup panjang, maka analisis data dengan menggunakan metode time series untuk proyeksi kedepan masih mengandung bias yang cukup tinggi. C. Ketersediaan data ekspor impor hanya ada thn 1996 dan th 2009 hal tersebut menyebabkan dalam melakukan proyeksi mengalami kendala.d. Data ekspor-impor global komoditas telur

48 bersumber dari FAO belum tersedia data terbaru, data terakhir masih data tahuin 2007, b). Analisis Data Hulu Sektor Pertanian kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan kegiatan ini antara lain: a. Mengingat data sekunder yang dikumpulkan tersebar di beberapa instansi terkait, maka proses pengumpulan data mengalami keterlambatan dari jadual yang ditetapkan.b.Series data tidak tersedia lengkap untuk beberapa indikator seperti : pestisida, alat mesin pertanian, data realisasi pupuk, data waduk, data irigasi dan potensi pencetakan sawah.c.Kontak person yang dijadikan narasumber untuk beberapa indikator pengumpulan data sulit ditemui karena pada saat yang bersamaan memiliki kesibukan rutin di instansi masing-masing.

4.4.3.2 Kegiatan Penyusunan Pengkajian dan Pengembangan Data dan Informasi Kendala yang dihadapi dilapangan untukSurvei bidang Hortikultura dan Perkebunan meliputi :

a) Sub kegiatan Kesejahteraan Petani.

Salah satu masalah yang dijumpai di lapang adalah masih kurangnya kapabilitas dari petugas pengumpul data, khususnya petugas pengumpul data di tingkat kecamatan. Hal ini menyebabkan beberapa isian dalam kuesioner harus berulangkali diverifikasi untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan kondisi di lapang.

Selain itu beragamnya penggunaan pupuk dan pestisida menyebabkan beberapa variabel tidak dapat diketahui besaran secara fisik dan hanya disajikan dalam bentuk nilai dan rasio/persentase.

b) Pengelolaan data perkebunan antara lain :

Formulir yang digunakan dalam pengumpulan data perkebunan di tingkat kecamatan dan kabupaten masih ada yang belum mengacu (sama) pada formulir yang terdapat pada Buku Pedoman Statistik Perkebunan (PSP) berbasis e-form, sehingga dalam pelaksanaan ujicoba e-form perkebunan masih banyak petugas yang belum mengerti atau memahami dengan baik cara pengisian formulir yang tersedia di dalam e-form perkebunan.

49 Penambahan/perubahan kecamatan di dalam satu kabupaten cepat sekali sehingga daftar nama kecamatan di dalam program e-form tidak terdaftar

c). Implementasi Metodologi Pengumpulan Data Produktivitas Hortikultura

Beberapa dinas perkebunan di kabupaten belum tersedia jaringan internet, kalaupun sudah tersedia biaya operasionalnya relatif besar sehingga pengiriman/upload data ke server pusat masih menjadi kendala. Penerapan Metodologi : yang terjadi di lapangan beberapa blok sensus terpilih setelah dilakukan pendaftaran rumah tangga/listing tidak terdapat rumahtangga hortikultura untuk tanaman bawang merah dan cabe besar terkait dengan dasar penentuan blok sensus dengan berdasarkan ST2003 Sensus Pertanian

- Pelaksanaan pengukuran sampel dilapangan dilaksanakan sebelum jadwal panen. Hal ini berkaitan dengan harga komotida hortikultura yang lebih berfluktuatif.

- Pelaksanaan didaerah/lapang untuk Pusdatin hanya melibatkan petugas lingkup dinas pertanian, meskipun dalam alur yang telah disusun dalam pedoman pengukuran produktivitas hortikultura melibatkan BPS daerah.

c) Pengelolaan Data Hotikultura

Range produktivitas yang digunakan sebagai acuan dalam validasi data produksi hasil pengumpulan data di lapang melalui formulir SPH perlu dikaji kembali oleh masing-masing daerah, mengingat setiap daerah mempunyai potensi dan tingkat kemajuan teknologi yang berbeda.

Setiap provinsi belum menggunakan e-form hortikultura untuk pengiriman data hortikultura dari daerah ke pusat.

Sub kegiatan Studi Kebijakan

Permasalah yang timbul pada saat dilaksanakannya analisis Data adalah sbb : sub kegiatan a) Indikator Makro

Data investasi PMA dan PMDN yang semula dipublikasikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam periode bulanan, sejak tahun 2010 publikasinya dalam periode triwulanan .

50 Hal ini menyebabkan data investasi mengalami keterlambatan b)

Outlook Komoditas Perkebunan dan Outlook Komoditas Hortikultura Updating data situasi global dari FAO agak

terlambat, sehingga tidak sejalan dengan series data nasional. Ketersediaan data global yang bersumber pada website FAO digabungkan untuk beberapa komoditas sehingga tidak bisa dianalisis suatu komoditas secara individual.

Perilaku data produksi komoditas perkebunan series nasional yang banyak dipengaruhi oleh kebijakan sehingga sulit dicari model penawarannya.

Sedikitnya informasi yang dapat digunakan sebagai acuan kuantitas komoditas yang masuk ke industri pengolahan.

Beberapa peubah yang secara teoritis mempengaruhi model penawaran seperti harga produsen/konsumen, harga faktor input (pupuk dan pestisida) serta harga ekspor ternyata tidak berpengaruh nyata pada model penawaran.

c) Penyusunan Data PDB tidak semua indeks harga industri

menurut 5 digit KBLI tersedia, sehingga banyak KBLI yg menggunakan indeks harga sejenis, hal ini mendorong adanya bias mengingat pergerakan dapat berbeda meskipun tidak terpaut banyak.

d) Sosialisasi GPS untuk Perkebunan

Waktu pelaksanaan kurang lama karena GPS merupakan merupakan pengetahuan yang baru bagi sebagian besar peserta sosialisasi serta menginginkan materi sampai kepada pembuatan peta.

Beberapa peserta dari provinsi dan kabupaten mengalami kesulitan di dalam pentransferan data dari receiver GPS ke komputer/Laptop, dikarenakan software yang digunakan tidak terinstall dengan sempurna dan antar jenis operation system (OS) agak berbeda tahapan yang dilakukan.

Alat receiver GPS yang digunakan dalam sosialisasi yang selanjutnya didistribusikan ke wilayah peserta oleh provinsi ternyata beberapa mengalami kerusakan.

51

4.4.3.3 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Pemanfaatan Data

Dokumen terkait