• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN KLINIK TANAMAN LM3 USHULUDDIN

Kegiatan yang dilakukan selama perjalanan klinik tanaman Ushuluddin adalah pelatihan terdapat petani jaringan ushuluddin tentang

Pembuatan PGPR (Plant Growt Promoting Rhizobacteria)

Di alam mikrob bermanfaat yang berasosiasi dengan tanaman dapat ditemukan di rizosfer, permukaan tanaman (filosfer), dan yang hidup di dalam jaringan tanaman sehat (endofit). Mikrob yang berasosiasi tersebut telah banyak diteliti mengenai peranannya sebagai pengendali dan penginduksi ketahanan alamiah terhadap patogen-patogen tular tanah. Mikrob bermanfaat yang saat ini banyak diteliti dan dimanfaatkan dalam meningkatkan kesehatan tanaman adalah dari kelompok rhizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman (Plant Growth Promoting Rhizobacteria / PGPR) (Widodo, 2009).

Mekanisme pertama merupakan pengaruh langsung, sedangkan kedua dan ketiga merupakan pengaruh tidak langsung terhadap tanaman dalam menghadapi gangguan hama dan penyakit. Kemampuan PGPR menghasilkan fitohormon yang dapat menambah luas permukaan akar-akar halus, dan meningkatkan ketersediaan nutrisi di dalam tanah menyebabkan penyerapan unsur hara dan air yang lebih baik sehingga kebugaran juga semakin baik. Dengan semakin baiknya kebugaran tanaman akan semakin meningkatkan ketahanan tanaman terhadap tekanan-tekanan, baik biologis oleh OPT, maupun tekanan non biologis (Widodo, 2006).

Kegiatan ini dilakukan dengan santri sebagai peserta, langkah awal adalah memperkenalkan bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan biang kemudian tatacara pembuatan dan terakhir santri mempraktekkan membuat sendiri biang PGPR dan terakhir mengaplikasikan melalui persemaian kangkung, caisin, cabe, dan tomat.

23

Moretan (Mikroba Rekan Petani)

Moretan merupakan salah satu produk teknologi pertanian yang berfungsi untuk pembuatan kompos/bokasi sama seperti EM4, melapukkan jerami sawah, dan sebagai pupuk cair pada tanaman. Cara pengaplikasiannya pun sangat praktis yaitu disiramkan ke tanaman atau pada bahan kompos/bokashi. Cara pembuatannya yaitu gula merah direbus dengan air 1 liter rebus, air 20 liter direbus sampai mendidih, setelah itu dicampurkan dan diaduk sampai rata, diamkan sampai dingin kamar. Setelah dingin dicampur dengan biang moretan dituangkan dan diaduk sampai rata dimasukkan ke dalam jerigen dan ditutup rapat. Setelah 1 minggu tutup dibuka selam 5 menit. Bila larutan berbau aslam seperti tape berarti moretan sudah jadi dan siap digunakan (Gatot, 2009).

Pembuatan Moretan ini dilakukan oleh santri putra kemudian diaplikasikan pada tanaman masing-masing kelompok. Pelatihan ini diberikan kepada santri untuk menambah pengetahuan akan variasi pupuk dan mikroba pengomposan agar mereka mempunyai alternatif pilihan dan tujuan utama adalah menuju pertanian organik.

Pelatihan Pembiakan Trichoderma

Trichoderma sp adalah jamur yang hidup bebas yang umum di tanah dan akar ekosistem. Mereka sangat interaktif di akar, tanah dan foliar lingkungan. Mereka memproduksi atau pelepasan berbagai senyawa yang mendorong lokal atau sistemik perlawanan tanggapan pada tumbuhan. Trichoderma strain telah lama diakui sebagai biologi agen, untuk kontrol penyakit tanaman dan untuk kemampuan mereka meningkatkan pertumbuhan akar dan pembangunan, produktivitas tanaman, ketahanan terhadap abiotik menekankan, dan penyerapan dan penggunaan hara.

Kegiatan ini dilakukan untuk memperkenalkan salah satu strategi pengendalian berupa pemanfaatan agen hayati yang berasal dari cendawan. Kegiatan ini meliputi pembuatan Trichoderma sp. melalui media jagung yang telah direndam selama semalam kemudian ditiriskan, setelah itu di masukkan ke dalam botol dan diautoklaf, ditunggu sampai dingin, kemudian dimasukkan biang Trichoderma sp, diamkan dalam suhu ruang selama 1 minggu. Pelatihan ini diikuti oleh santri putra dan putri, para santri diberikan penjelasan terlebih dahulu

24

defenisi, manfaat, sasaran aplikasi, kemudian dilanjutkan dengan praktek pembuatan.

Pembuatan Jamur Tiram Kegiatan ini ditujukan terhadap santri-santri putri, kegiatan ini diadakan karena selama ini kegiatan di Ushuluddin terfokus dilakukan oleh santri putra. Santri diajari cara pembuatan jamur tiram mulai dari pembuatan biang, pembuatan bibit, pembuatan log, dan rumah jamur. Secara keseluruhan santri sangat antusias melaksanakan kegiatan ini, bahkan permintaan jamur ke Ushuluddin datang dari berbagai kalangan terutama permintaan log tapi masih terkendala karena kurangnya pendampingan dan tidak tertibnya pemeliharaan terhadapa log yang telah dibuat.

Pertemuan Rutin dengan Petani Jaringan Pertemuan ini dilakukan setiap 35 hari sekali atau dalam bahasa jawa dikenal dengan nama selapanan dengan menghadirkan pembicara dari IPPHTI Jogjakarta (Suprapto) yang sangat berkompeten dalam bidang pertanian didampingi oleh Dinas Pertanian Kab. Magelang. Peserta yang keseluruhannya adalah petani datang dari seluruh Magelang.

Materi yang diberikan mencakup pengolahan tanah, pembuatan pupuk, pembuatan pestisida alami, dan segala macam yang menunjang bidang pertanian. Dalam acara ini diadakan diskusi publik mengenai permasalahan pertanian yang dialami oleh petani, sharing pengetahuan antar petani satu dengan petani yang lain, diakhiri dengan praktek mengenai materi yang diberikan. Tujuan akhir dari pertemuan ini adalah salah satu wadah untuk menuju kedaulatan petani. Petani tidak hanya menjadi mesin produksi yang terus menerus dijejali dengan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan para petani.

Pembuatan Pestisida Botani dan Pembuatan Pupuk Padat dan Cair

Kegiatan ini dilakukan oleh para santri melalui pengenalan bahan-bahan apa saja yang bisa dibuat pestisida alami, kemudian cara pembuatan pestisida alami dan terakhir pengalikasian di lapangan. Bahan-bahan yang digunakan adalah bahan-bahan yang tersedia disekitar pondok dan masyarakat sekitar.

25

Santri dibekali agar bisa selalu bisa memanfaatkan bahan-bahan alam dan menjaga kearifan lokal sehingga mempunyai alternatif pengendalian hama penyakit yang ramah terhadap lingkungan dan aman terhadap pengguna, bisa dibuat sendiri dan tidak menyebabkan hama atau patogen menjadi resisten (Gatot, 2009).

Pembuatan pupuk padat dan cair berupa pembuatan kompos dan pupuk urin yang berasal dari urin kelinci dan urin kambing yang difermentasi selama kurang lebih 8 hari dicampur dengan empon-empon, tetes tebu kemudian diaduk rata dan difermentasikan setelah itu diaplikasikan ke tanaman. Sedangkan untuk membuat pupuk padat, bahan-bahan yang diperlukan yaitu hijauan daun, jerami, bekatul, dedak, bakteri fermentasi (terbuat dari jambu biji yang diblender, gula dan air yang difermentasi selama 3 hari kemudian disiramkan ke bahan kompos).

Budidaya Berbagi Jenis Tanaman Akhir dari semua adalah budidaya berbagai jenis tanaman yang dilakukan oleh santri, santri diberikan lahan praktik dengan berbagai jenis tanaman seperti cabe, tomat, kacang panjang, kangkung darat. Santri diperbolehkan mengelola lahan sendiri dengan metode yang dibuat sendiri. Lahan yang diberikan tidak terlalu luas sekitar 0.1 ha setiap kelompok.

Santri diharapkan mengaplikasikan semua yang telah diberikan, pengolahan tanah, pembuatan pupuk padat dan cair, pestisida botani dan sebagainya. Santri diharapkan mampu mengolah lahan dan mampu bertanggung jawab terhadap suatu amanah. Kegiatan ini dilakukan agar para santri memperoleh bekal keterampilan setelah pulang dari pondok.

Evaluasi dari Kegiatan dan Kendala-Kendala Klinik Tanaman PP Ushuluddin

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan klinik adalah administrasi yang belum tertata rapi, kurangnya tenaga pemandu yang ahli dalam bidang pertanian, sarana dan prasarana pertanian, kurangnya pengetahuan mengenai prosedur klinik dan pengetahuan hama dan penyakit. Oleh karena itu diperlukan beberapa upaya untuk mengatasi hal tersebut.

Klien di klinik tanaman meliputi berbagai golongan yang datang untuk menanyakan, dari mulai masyarakat umum dekat dengan pondok pesantren

26

sampai pada kelompok tani dan pondok pesantren sekitar Magelang menanyakan berbagai macam yang berkaitan dengan OPT (organisme pengganggu tanaman) pada beberapa komoditas.

Klinik tanaman Ponpes Ushuluddin juga menyediakan pupuk dan pestisida alami yang dapat dimanfaatkan oleh para petani. Selain itu, pengelola klinik juga sering mengisi berbagai acara di bidang pertanian sebagai fasilitator atau narasumber yang diadakan oleh kelompok tani di wilayah Kabupaten Magelang secara berkala. Kerjasama dengan berbagai pihak juga dilakukan untuk menambah pengetahuan dan jaringan kerja, misalnya dengan IPPHTI (Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia), Dinas Pertanian, UPTD Laboratorium Kabupaten Magelang, KIPPK, Penyuluh pertanian, para akademisi dari berbagai perguruan tinggi maupun dengan para praktisi pertanian yang lain.

Selain dengan instansi-instansi formal, Klinik Tanaman Ushuluddin juga melebarkan sayapnya dengan menggandeng petani untuk menjalin kerjasama, hal ini dilakukan tentu saja karena untuk menyebarkan misi pertanian yang berkelanjutan, ramah lingkungan. Mengingat karena petani merupakan pelaku langsung di lapangan maka diperlukan kerjasama agar teknologi-teknologi yang telah diadopsi bisa segera ditularkan agar petani bisa menentukan sendiri perlakuan yang dilakukan terhadap tanaman budidaya tanpa terdoktrin oleh produk-produk yang akhirnya hanya merugikan petani itu sendiri.

Pemberdayaan petani merupakan salah satu misi Ushuluddin dalam segala kegiatannya, sehingga banyak sekali upaya yang dilakukan agar petani dapat terberdaya dan terangkat ekonominya. Dalam hal ini Klinik Tanaman Ushuluddin perlu dukungan dari berbagai stakeholder pertanian khususnya pemerintah Magelang untuk mewujudkan cita-cita ini. Memperluas jaringan merupakan salah satu usaha menyelesaikan kendala-kendala yang ada baik instansi formal maupun instansi non formal.

27

MODEL DISEMINASI PENGELOLAAN HAMA TERPADU PP

Dokumen terkait