• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi

1. Bagi siswa

Sebagai perbandingan untuk meningkatkan latihan belajar gerak dasar senam lantai yakni meroda setelah diberikan alat bantu secara benar.

2. Bagi guru penjas

Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan latihan belajar gerak dasar senam lantai yakni meroda dengan diberikan alat bantu secara benar di sekolah juga untuk memperbaiki metode pembelajaran Pendidikan Jasmani khususnya SDN 1 Sumur Batu. 3. Bagi Program Studi

Sebagai kontribusi untuk perbendaharaan dalam metode mengajarkan ketrampilan senam lantai yakni meroda.

Sebagai model pembelajaran yang berguna untuk mata kuliah terutama bekal persiapan PPL di sekolah

aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita kemanusiaan, untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan kecerdasan otak dan ketrampilan jasmani, maka

sekolah-sekolah di Indonesia diberikan pendidikan olahraga. Peranan dan fungsi guru penjas yang baik akan terwujud apabila memiliki inisiatif, kreatifitas dan inovatif serta selektif dalam memilih dan menentukan suatu metode atau pendekatan pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya.

Pengertian pendidikan jasmani dalam pedoman khusus yang diterbitkan oleh Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2003, mengemukakan definisi Pendidikan Jasmani sebagai berikut : “Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didisain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif serta kecerdasan emosi”.

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani siswa di sosialisasikan kedalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Tidaklah mengherankan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan menyeluruh dan

sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh Toho Cholik Mutohir dan Menurut Engkos Kosasih (1995 : 2) bahwa : “Perndidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan sesorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadra dan sistematik melaului berbagai kegiatan Jasmani dalam rangka peningkatkan kemampuan dan ketrampilan

jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Sedangkan Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi yang optimal.”

Bila disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktitifitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat seutuhnya.

B. Belajar Mengajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang “belajar”. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil dan tujuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan Husdarta dan Saputra (2002 : 2) adalah “Belajar dimaknai sebagai proses tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Tingkah laku ini mencakup aspek pengetahuan,

ketrampilan dan sikap”. Tingkah laku dapat menjadi dua kelompok yaitu dapat diamati dan yang tidak. Tingkah laku yang dapat diamati disebut dengan behavoral performance, sedangkan yang tidak diamati disebut behavioral tendency.

dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif.

C. Belajar Motorik

Menurut Tabrani Rusyani (1989 :7), Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut rumusan tersebut bearti bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasa latihan, melainkan perubahan prilaku.Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan (1977 :5), adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar

menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melaui-mealui respon-respon muscular.Dan diekspresikan dalam gerakan tubuh. Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerakan ketrampilan tertentu misalnya gerak-gerak ketrampilan olahraga. Di dalam

mempelajari gerakan olahraga, atlet berusaha untuk mengerti gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan mengamati gerakan kemudian mencoba menirukan berulang-ulang; menerapkan pola-pola gerak tertentu pada situasi tertentu yang dihadapi; dan juga dalam bentuk kegiatan menciptakan pola-pola gerak baru untuk tujuan tertentu.

Dalam gerak juga terdapat istikah “ranah gerak. Kata ranah adalah terjemahan dari kata “domain” yang bisa dartikan bagian atau unsur. Gerak tubuh merupakan salah satu kemampuan manusia untuk melaksanakan hidupnya. Gerak tubuh manusia bias diklasifikasikan menjadi bebrapa macam.

Anita J Harrow (1972) membedakan gerakan tubuh manusia menjadi enam klasifikasi. Enam klasifikasi gerakan tubuh menurut Anita J. Harrow

(1)Gerak reflex, (2) Gerak dasar fundamental, (3) Kemampuan perceptual, (4) Kemampuan fisik, (5) Gerak Keterampilan, dan (6)Komunikasi non diskursif.

Keenam klasifikasi tersebut merupakan suatu kesatuan yang membentuk gerakan tubuh manusia, dan merupakan suatu urutan mulai dari yang bersifat bawan sejak lahir sampai ke taraf paling tinggi yang bisa dilakukan oleh manusia.

kegiatan ketimbang ketika masih belum terampil. Latihan menghasilkan perubahn dalam kemampuan yang melandasi suatu tugas gerak”.

Dalam hal ini jelas bahwa perubahan seperangkat kemampuan adalah akibat latihan dari waktu ke waktu. Dari penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa kegiatan belajar dalam Pendidikan Jasmani merupakan prasyarat penting untuk menguasai ketrampilan. Untuk memperoleh suatu ketrampilan olahraga diperlukan aktivitas belajar dari tiap individu. Tanpa belajar atau berlatih tidak mungkin ada perubahan yang diharapkan pada diri seseorang, baik tingkahnya, penampilannya maupun sikapnya. Dalam hal kegiatan Pendidikan Jasmani ketrampilan itu perlu dipelajari secara sistematik dan teratur.

E. Senam

Senam yaitu latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis, dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis (depdikbud, 1983/1984).

a. Senam Lantai

Senam ketangkasan adalah bentuk-bentuk gerakan senam yang dilakukan dengan unsur kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelentukan, keterampilan, keberanian, dan kepercayaan

pada diri sendiri. Senam ketangkasan merupakan urutan gerakan dari suatu rangkaian yang terpadu yang dilakukan dengan cepat, lepat, luwes, dan lancar sehingga indah dipandang. Senam ketangkasan sering disebut senam pertandingan atau senam artistik, karena gerakan-gerakannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Pengertian Senam Alat

Senam alat adalah salah satu bagian dari rumpun senam, sesuai dengan istilah senam alat, maka gerakannya dilakukan dengan alat perkakas. Tahun 1850 Frederlch John (Jerman) menambah pelana pada punggung kuda yang disebut dengan Pommeld Horse.

F. Meroda

Meroda adalah memutarnya badan yang dilakukan dengan cara melangkah kedua kaki secara bergantian dan diikuti dengan kedua tangan secara bergantian pula kembali ke dalam sikap seperti semula dngan tungkai dan kedua lengan dipertahankan tetap ;urus (Depdikbud, 2000).Teknik pelaksanaannya adalah sebagai berikut: Meroda degan kedua tanagn dia ats kepala lurus dan kedua tungkai lurus dibuka lebar, kemudia tanagn disimpan di lantai secara bergantian mengikuti gerakan badan yang berputar dan diikuti pula dengan kedua tungkai mendarat atau melangkah secara bergantian pula dan satu garus lurus. Demikian dilakukan secara berulang beberapakali dengan mempertahankan keseimbangan badan dalam satu garis lurus.

Kesalahan yang sering terjadi pada meroda 1. Tangan tidak kuat untuk menopang badan ketika berada di bawah, (2) Lutut bengkok, kepala dan perut tidak kuat menahan keseimbanhagn, dan (3) Kedua lengan tidak lurus dan tungkai tidak kuat, sehingga menyebabkan hilang keseimbanagan akhirnya jatuh.

H. Hipotesis

Hipotesis merupakan petunjuk arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “Jika proses pembelajaran senam lantai gerakmeroda menggunakan alat bantu diberikan kepada siswa, maka hasil belajar gerak dasar meroda pada siswa kelas V dapat ditingkatkan

1

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode. Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 1 Sumur Batu. Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.

Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :

1. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah

dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik. 2. Bersifat kolaboratif

3. Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran

yang efektif dan efesien.

4. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan kemampuan ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri. Dalam penelitian

(PTK) adalah kajian tentang situasi soasial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan professional. Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda.

Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Sumur Batu yang berjumlah 30 orang, dengan pertimbangan bahwa siswa di kelas tersebut mendapat nilai dibawah standar rata-rata untuk pelajaran pendidikan jasmani khususnya senam lantai yakni meroda.

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Sumur Batu pada siswa kelas V 2. Pelaksanaan Penelitian

3 Lama waktu yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan.

D. Teknik Pengumpulan data

Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena social atau gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatn langsung (Kartini Kartono, 1983 : 142). Metode ini penulis gunakan untuk

mengungkap-kan data tentang kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani Senam Lantai yakni meroda.

E. Proses Pembelajaran Lompat Tinggi

Siklus I Rencana :

1. Menyiapkan rencaca perbaikan pembelajaran (RPP)

2. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 3. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar

Pendidikan Jasmani khusunya Senam Lantai yakni meroda Tindakan :

1. Memberikan penjelasan dan mengenalkan alat yang akan

digunakan pada pembelajaran di siklus pertama.

2. Mendemonstrasikan latihan meroda

3. Menyuruh siswa melakukan gerakan meroda melalui alat bantu.. Observasi :

Refleksi :

1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisis, bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama dengan model pembelajaran kelompok sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar meroda, namun masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis berencana memberikan latihan meroda. Pada siklus berikutnya Siklus II

Rencana :

1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar

Pendidikan Jasmani khususnya senam lantai yakni meroda. Tindakan :

1. Memberikan petunjuk, tentang pelaksanaan pembelajaran

2. Menyuruh pemanasan kepada siswa dan mendemonstrasikan cara

meroda.

3. Menyuruh siswa melakukan Meroda tali setinggi Siswa

Masing-masing dengan menggunakan alat bantu. Observasi :

5 Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi, kemudian diberikan waktu pengulangan serta /dievaluasi menggunakan alat perekam yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian

Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan menggunakan alat bantu sangat berpengaruh, namun masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus berikutnya, apabila terdapat indikator yang kurang maka penulis merencanakan siklus berikut

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK disetiap siklusnya. Alat itu berupa indikator-indikator penilaian gerak meroda. Bentuk indikator dalam meroda adalah : 1) Sikap awal, 2)

Pelaksanaan.dan 3) sikap akhir. Jika masing-masing prediktor pada setiap indikator nampak maka berapapun jumlahnya akan dihitung secara total. Jumlah skor (total) dibagi tiga untuk mencari nilai rata-rata setiap siswa.

Tabel 1. Instrumen Pengambilan Data Meroda Nama :...

b Kepala/pandang

an - tegak - menghadap ke depan

c Badan - tegak lurus

- agak condong

d Tungkai - kaki depan diangkat lurus lebar

- kaki belakang tegak lurus - diayun sambil melangkah ke depan

- kedua kaki jingkat

2 Pelaksanaan a Lengan - telapak tangan menempel di matras secara bergantian

- kedua lengan disimpan mengikuti garis lurus

- kedua lengan tegak lurus - kemudian menekan/mendorong

matras b Kepala/pandang

an - lurus ke depan ke arah matras - posisi tetap dipertahankan sampai turunnya tungkai di matras

c Badan - tegak

- perut diregangkan - pantat dijepit

d Tungkai - keduanya terbuka lebar ketika

badan berada dibawah

- saling bergantian mendarat di matras mengikuti garis lurus 3 Posisi Akhir a Lengan -setelah tungkai mendarat lengan

diangkat ke atas

- kedua lengan lurus dengan telapak tangan saling berhadapan

-posis kedua lengan berada di samping telinga

b Badan - badan tegak mengikuti sikap

berdiri

c Tungkai - tegak lurus dan berdiri

- melangkah atau berjalan meninggalkan matras d Kepala/pandang

an - tegak - ke arah depan

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa validnya penelitian tindakan kelas bila

dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau

berfungsinyatindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi.

Didasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah memberikan dampak terhadap dalam upaya peningkatan gerak dasar siswa melakukan gerakan

menggunakan alat bantu

H. Teknik Analisis Data

Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau

berfungsinyatindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang

idasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah memberikan dampak terhadap dalam upaya peningkatan gerak dasar siswa melakukan gerakan meroda melalui model pembelajaran dengan

menggunakan alat bantu. Teknik Analisis Data

t kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar N : Jumlah siswa yang mengikuti tes

7

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau

berfungsinyatindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang

idasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah memberikan dampak terhadap dalam upaya peningkatan gerak dasar siswa

dengan

t kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :

i

Gambar 2 : Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RK dan< RK Di SetiapSiklus ... 21 Gambar 3 : Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kelas Siswa Yang

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 3 C. Permasalahan ... 4 D. Tujuan Penelitian ... 4 E. Kegunaan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 6 B. Belajar Mengajar ... 7 C.Belajar Motorik ... 8 D.Belajar Gerak ... 9 E. Senam ... 11 F.Meroda ... 12

G. Penggunaan Alat Bantu... 12

H. Hipotesis ... 13

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 14

B.Subyek Penelitian ... 15

C. Tempat dan PTK ... 16

D. Teknik Pengumpulan Data ... 16

E. Proses Pembelajaran Lomat Tinggi ... 16

F Instrument ... 18

G. Validnya PTK ... 20

H. Teknik Analisis Data... 20

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 21

B. Pembahasan ... 23

C. Deskripsi Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 24

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 28

B. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 30

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Stradale ... 18 2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak

Dasar Meroda ... 21 3. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranGerakDasarMeroda PadaTesAwal ... 22 4. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranGerakDasarMeroda PadaTesSiklus 1 ... 23 5. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranGerakDasarMeroda PadaTesSiklus 2 ... 23

dikanimpianmenjadinyata”…

( Simer)

”Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang yang beriman dan

orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat

mempersembahkan karya terbaik ini

kepada Ibunda dan Ayahanda yang sangat penulis sayangi

kepada Ayahanda yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar penulis berhasil mencapai cita-cita dan menjadi yang terbaik.

Istritercinta (Faisol), yang selalu memberikan , semangat, Perhatian, dan sayangnya kepada Adinda, Anak-anakku Terskasih (Febriwulandari, Dwi,

dan Aldo) yang sangat penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis menjadi kuat untuk berusaha

menberikan karya terbaik ini. Almamater-ku FKIP Unila,

Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar di SDN tamat tahun 1982, kemudianmenempuhpendidikanMenengahPertama di SMP TamatTahun1985 danmelanjutkanSekolahMenengahAta

1988.

Padatahun2010 PenulismelanjutkanPendidikanSarjana S1 dalamjabatanPendid KesehatandanRekreasi di Universitas Lampung

Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar di SDN

, kemudianmenempuhpendidikanMenengahPertama di SMPN 1 Kota Agung danmelanjutkanSekolahMenengahAtas SGO N Tanjung Karang Persada

melanjutkanPendidikanSarjana S1 dalamjabatanPendid di Universitas Lampung.

Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar di SDN 1 Neger Batin N 1 Kota Agung SGO N Tanjung Karang Persada tamat

Dokumen terkait