(Skripsi)
Oleh :
SULYANTI
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA
KELAS V SDN 1 SUMUR BATU
Oleh SULYANTI
Penddidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar meroda dengan Menggunakan alat bantu pada siswa kelas V SDN 1 Sumur Batu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan alat bantu tali karet dan siklus ke Dua dengan alat tali karet setinggi siswa.
GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUMUR BATU
Oleh
SULYANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN
SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUMUR BATU
Nama Mahasiswa : SULYANTI
Nomor Pokok mahasiswa : 1013068050
Program Studi : Pendidikan Jasmani
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Imu Pendidikan Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs.Suranto, M.Kes ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : November 2012
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : SULYANTI
NPM : 1013068050
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN
PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUMUR BATU” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai dengan 17 Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila
dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.
Bandar Lampung, November 2012
i
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 6
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 14
B. Subyek Penelitian ... 15
C. Tempat dan PTK ... 16
D. Teknik Pengumpulan Data ... 16
E. Proses Pembelajaran Lomat Tinggi ... 16
F Instrument ... 18
G. Validnya PTK ... 20
H. Teknik Analisis Data ... 20
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 21
B. Pembahasan ... 23
C. Deskripsi Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 24
ii
iii
Tabel Halaman
1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Stradale ... 18 2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak
Dasar Meroda ... 21 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Meroda
Pada Tes Awal... 22 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Meroda
Pada Tes Siklus 1 ... 23 5. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Meroda
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 15 Gambar 2 : Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RK dan < RK Di Setiap Siklus ... 21 Gambar 3 : Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kelas Siswa Yang
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan penggunaan alat bantu tali karet dalam melakukan gerak dasar meroda untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar meroda pada Siswa kelas V SDN 1 Sumur Batu Bandar
Lampung.
2. Dengan penggunaan alat bantu tali karet setinggi siswa dalam melakukan gerak dasar meroda untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar meroda pada Siswa kelas V SDN 1 Sumur Batu Bandar Lampung.
B. Saran
29
1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi alat bantu pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar meroda.
2. Untuk siswa Kelas V SDN 1 Sumur Batu Bandar Lampung agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar meroda.
DAFTAR PUSTAKA
Chauhan,S.S. (1977). Innovations in Teaching – Learning Process, New Delhi, Vikas Publishing Hause PVT LTD.
Depdikbud.(1994).Kurikulum Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan.Jakarta:Depdikbud
Depdiknas, 2002. Kurikulum dan hasil Belajar Rumpun Pelajaran Pendidikan Jasmani. Puskur Balitbang: Jakarta.
Ditjendikti Depdikbud. 1983/1984. Filsafat Ilmu (Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V).
Engkos, kosasih. (1987). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Penerbit Erlangga, Jakarta
Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford
TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria : Deakin University.
Husdarta dan Saputra. 2002. Proses Belajar Mengajar.PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Kartono, Kartini, 1980, Metodologi Penelitian Sosial, Alumni Bandung.
Rusli Lutan. (1993). Hakekat dan Karakteristik Penjaskes dalam Kurikulum D-II PGSD.Jakarta: Dirjen Dikti-Depdikbud.
Rusli Lutan. (1988). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode.Jakarta: Dirjen Dikti-Depdikbud.
Tabrani Rusdi, dkk. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajara Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul ” UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUMUR BATU”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. Selaku Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis 4. Bapak Drs. Suranto, M.Kes. selaku Pembahas atau penguji utama. 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.
7. Kepala SDN 1 Sumur Batu Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012.
8. Siswa-siswi kelas V SDN 1 Sumur Batu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.
Bandar Lampung, November 2012 Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk bergerak, karena itu tanpa melakukan aktivitas jasmani secara
rutin dan terus menerus maka kondisi badannya akan mengalami lemah gerak (hipokinetik).
Bila kondisi tersebut dibiarkan secara terus menerus maka akan menyebabkan timbulnya
penyakit penurunan fungsi (degeneratif). Fungsi otak, oto, tulang, dan organ semuanya akan
mengalami penurunan sehingga akhirnya akan muncullah berbabagai penyakit, seperti
kanker, darah tinggi, keropos tulang, lupa dan sebagainya, walaupun usianya relatif masih
muda.
Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa mampu memelihara kemampuan gerak secara
maksimal sehingga penyakit yang disebabkan karena kurang gerak seperti yang telah
disebutkan di atas minimal dapat dicegah. Salah satu proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup melalui aktivitas jasmani berupa gerak. Gerak sebagai aktivitas
jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya secara alami dan
berkembang searah dengan zaman. Materi pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah
memiliki peranan penting karena memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani.
Dalam kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan
salah satu mata pelajaran init bagi Sekolah Dasar (SD). Untuk menghasilkan manusia yang
Pendidikan Jasmani yaitu meningkatkan ketrampilan melakukan kegiatan olahraga dan
memiliki sikap positif anak terhadap kegiatan olahraga. Namun dalam prakteknya,
penentuan tugas gerak suatu cabang olahraga dalam proses pembelajaran Pendidikan
Jasmani di sekolah masih menjadi persoalan bagi anak. Hal ini menyebabkan materi yang
diajarkan oleh guru berintikan teknik-teknik baku yang tidak sesuai dengan tingkat usia dan
kesiapan belajar anak. Padahal gerak tersebut termasuk dalam kategori dasar senam lantai.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, guru harus berusaha untuk mencari dan mencoba
berbagai metode yang sesuai dengan tingkat usia dan kesiapan anak seperti yang dikatakan
Lutan (1993 : 3).
“Berhubungan dengan tingkat kesiapan belajar anak, maka perjenjangan tugas gerak yang
selaras dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan tuntutan yang
mendesak ditinjau dari kebutuhan pebingkatan layanan pendidikan dasar”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dengan melakukan pentahapan tugas gerak yang
selaras dengan kematangan anak, proses pembelajaran pendidikan jasmani akan lebih efektif
dan keselamatan anak terjamin. Di sisi lain, penentuan model untuk mengajarkan suatu tugas
Di SDN 1 Sumur Batu, beberapa tugas gerak dalam materi senam lantai masih menjadi
tugas gerak yang kompleks bagi anak, salah satunya adalah gerak meroda. Namun, bila
dianalisis lebih jauh lagi mengenai karakteristik geraknya memang cukup sulit bagi ukuran
siswa SD, karena itu perlu diberikan cara atau model dengan menggunakan alat bantu untuk
memudahkan pelaksanaan gerak tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Pada umumya siswa merasa kesulitan menerima atau melakukan gerakan seperti
gerakan meroda dalam pembelajaran senam lantai
2. Siswa kurang antusias bila harus melakukan sendiri setelah melihat peragaan kawan
maupun guru.
3. Pada umumnya siswa masih belum bisa mengkoordinasikan gerakan. Khususnya dalam
gerak meroda
4. Banyak siswa kurang memiliki keseimbangan, terutama dalam menunjang gerak
meroda
C. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah penelitian sebagai
berikut :”Apakah dengan menggunakan alat bantu dapat meningkatkan kemampuan senam
lantai yakni meroda pada siswa kelas V SDN 1Sumur Batu Teluk Betung Utara?”
meroda setelah diberikan alat bantu.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi
1. Bagi siswa
Sebagai perbandingan untuk meningkatkan latihan belajar gerak dasar senam lantai yakni
meroda setelah diberikan alat bantu secara benar.
2. Bagi guru penjas
Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan latihan belajar gerak dasar senam
lantai yakni meroda dengan diberikan alat bantu secara benar di sekolah juga untuk
memperbaiki metode pembelajaran Pendidikan Jasmani khususnya SDN 1 Sumur Batu.
3. Bagi Program Studi
Sebagai kontribusi untuk perbendaharaan dalam metode mengajarkan ketrampilan senam
lantai yakni meroda.
Sebagai model pembelajaran yang berguna untuk mata kuliah terutama bekal persiapan
aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk
menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita kemanusiaan, untuk menjaga
keseimbangan antara perkembangan kecerdasan otak dan ketrampilan jasmani, maka
sekolah-sekolah di Indonesia diberikan pendidikan olahraga. Peranan dan fungsi guru penjas
yang baik akan terwujud apabila memiliki inisiatif, kreatifitas dan inovatif serta selektif
dalam memilih dan menentukan suatu metode atau pendekatan pembelajaran yang cocok
dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya.
Pengertian pendidikan jasmani dalam pedoman khusus yang diterbitkan oleh Depdiknas
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2003, mengemukakan definisi Pendidikan
Jasmani sebagai berikut : “Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui
aktivitas jasmani yang didisain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif
serta kecerdasan emosi”.
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk
mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani siswa di
sosialisasikan kedalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Tidaklah
sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani yang
dikemukakan oleh Toho Cholik Mutohir dan Menurut Engkos Kosasih (1995 : 2) bahwa :
“Perndidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan sesorang sebagai perseorangan
maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadra dan sistematik melaului
berbagai kegiatan Jasmani dalam rangka peningkatkan kemampuan dan ketrampilan
jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Sedangkan Olahraga merupakan
bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan, perlombaan dan kegiatan
jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi yang
optimal.”
Bila disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktitifitas jasmani
yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat seutuhnya.
B. Belajar Mengajar
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang “belajar”.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut
pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
dan tujuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan Husdarta dan Saputra (2002 : 2) adalah
“Belajar dimaknai sebagai proses tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara
individu dengan lingkungannya. Tingkah laku ini mencakup aspek pengetahuan,
ketrampilan dan sikap”. Tingkah laku dapat menjadi dua kelompok yaitu dapat diamati dan
yang tidak. Tingkah laku yang dapat diamati disebut dengan behavoral performance,
dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam
menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya
keduanya harus aktif.
C. Belajar Motorik
Menurut Tabrani Rusyani (1989 :7), Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman. Menurut rumusan tersebut bearti bahwa belajar bukan hanya
sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan
hanya penguasa latihan, melainkan perubahan prilaku.Sedangkan mengajar menurut
pandangan Burton dalam Chauhan (1977 :5), adalah upaya dalam memberikan rangsangan
(stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar
mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi,
sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar
menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan
bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif
Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melaui-mealui respon-respon muscular.Dan
diekspresikan dalam gerakan tubuh. Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola
gerakan ketrampilan tertentu misalnya gerak-gerak ketrampilan olahraga. Di dalam
mempelajari gerakan olahraga, atlet berusaha untuk mengerti gerakan-gerakan yang
dipelajari, kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk
mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan
pola gerakan yang dipelajari. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan mengamati gerakan
kemudian mencoba menirukan berulang-ulang; menerapkan pola-pola gerak tertentu pada
situasi tertentu yang dihadapi; dan juga dalam bentuk kegiatan menciptakan pola-pola gerak
baru untuk tujuan tertentu.
Dalam gerak juga terdapat istikah “ranah gerak. Kata ranah adalah terjemahan dari kata
“domain” yang bisa dartikan bagian atau unsur. Gerak tubuh merupakan salah satu
kemampuan manusia untuk melaksanakan hidupnya. Gerak tubuh manusia bias
diklasifikasikan menjadi bebrapa macam.
Anita J Harrow (1972) membedakan gerakan tubuh manusia menjadi enam klasifikasi. Enam
klasifikasi gerakan tubuh menurut Anita J. Harrow
(1)Gerak reflex, (2) Gerak dasar fundamental, (3) Kemampuan perceptual, (4) Kemampuan
fisik, (5) Gerak Keterampilan, dan (6)Komunikasi non diskursif.
Keenam klasifikasi tersebut merupakan suatu kesatuan yang membentuk gerakan tubuh
manusia, dan merupakan suatu urutan mulai dari yang bersifat bawan sejak lahir sampai ke
kegiatan ketimbang ketika masih belum terampil. Latihan menghasilkan perubahn dalam
kemampuan yang melandasi suatu tugas gerak”.
Dalam hal ini jelas bahwa perubahan seperangkat kemampuan adalah akibat latihan dari
waktu ke waktu. Dari penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa kegiatan belajar dalam
Pendidikan Jasmani merupakan prasyarat penting untuk menguasai ketrampilan. Untuk
memperoleh suatu ketrampilan olahraga diperlukan aktivitas belajar dari tiap individu. Tanpa
belajar atau berlatih tidak mungkin ada perubahan yang diharapkan pada diri seseorang, baik
tingkahnya, penampilannya maupun sikapnya. Dalam hal kegiatan Pendidikan Jasmani
ketrampilan itu perlu dipelajari secara sistematik dan teratur.
E. Senam
Senam yaitu latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara
sistematis, dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis
(depdikbud, 1983/1984).
a. Senam Lantai
Senam ketangkasan adalah bentuk-bentuk gerakan senam yang dilakukan dengan unsur
pada diri sendiri. Senam ketangkasan merupakan urutan gerakan dari suatu rangkaian
yang terpadu yang dilakukan dengan cepat, lepat, luwes, dan lancar sehingga indah
dipandang. Senam ketangkasan sering disebut senam pertandingan atau senam artistik,
karena gerakan-gerakannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Pengertian Senam Alat
Senam alat adalah salah satu bagian dari rumpun senam, sesuai dengan istilah senam alat,
maka gerakannya dilakukan dengan alat perkakas. Tahun 1850 Frederlch John (Jerman)
menambah pelana pada punggung kuda yang disebut dengan Pommeld Horse.
F. Meroda
Meroda adalah memutarnya badan yang dilakukan dengan cara melangkah kedua kaki
secara bergantian dan diikuti dengan kedua tangan secara bergantian pula kembali ke dalam
sikap seperti semula dngan tungkai dan kedua lengan dipertahankan tetap ;urus (Depdikbud,
2000).Teknik pelaksanaannya adalah sebagai berikut: Meroda degan kedua tanagn dia ats
kepala lurus dan kedua tungkai lurus dibuka lebar, kemudia tanagn disimpan di lantai secara
bergantian mengikuti gerakan badan yang berputar dan diikuti pula dengan kedua tungkai
mendarat atau melangkah secara bergantian pula dan satu garus lurus. Demikian dilakukan
secara berulang beberapakali dengan mempertahankan keseimbangan badan dalam satu
garis lurus.
Kesalahan yang sering terjadi pada meroda 1. Tangan tidak kuat untuk menopang badan
ketika berada di bawah, (2) Lutut bengkok, kepala dan perut tidak kuat menahan
keseimbanhagn, dan (3) Kedua lengan tidak lurus dan tungkai tidak kuat, sehingga
H. Hipotesis
Hipotesis merupakan petunjuk arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang
harus dicari pemecahannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “Jika
proses pembelajaran senam lantai gerakmeroda menggunakan alat bantu diberikan kepada
1
I. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode.
Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan
dari suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini
peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang
akan dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 1 Sumur Batu. Penelitian
tindakan bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru
atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan
penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.
Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :
1. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah
dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik.
2. Bersifat kolaboratif
3. Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran
yang efektif dan efesien.
4. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.
Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan
praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan
kemampuan ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual
(PTK) adalah kajian tentang situasi soasial dengan maksud untuk
meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh
prosesnya telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari
perkembangan professional. Dalam penelitian ini penulis merencanakan
penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang
berbeda.
Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari
siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang
setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Sumur Batu yang
berjumlah 30 orang, dengan pertimbangan bahwa siswa di kelas tersebut
mendapat nilai dibawah standar rata-rata untuk pelajaran pendidikan jasmani
khususnya senam lantai yakni meroda.
C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Sumur Batu pada siswa kelas V
3
Lama waktu yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu
bulan.
D. Teknik Pengumpulan data
Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang
fenomena-fenomena social atau gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatn langsung
(Kartini Kartono, 1983 : 142). Metode ini penulis gunakan untuk
mengungkap-kan data tentang kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani Senam Lantai yakni meroda.
E. Proses Pembelajaran Lompat Tinggi
Siklus I
Rencana :
1. Menyiapkan rencaca perbaikan pembelajaran (RPP)
2. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran
dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.
3. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar
Pendidikan Jasmani khusunya Senam Lantai yakni meroda
Tindakan :
1. Memberikan penjelasan dan mengenalkan alat yang akan
digunakan pada pembelajaran di siklus pertama.
2. Mendemonstrasikan latihan meroda
3. Menyuruh siswa melakukan gerakan meroda melalui alat bantu..
Refleksi :
1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisis, bahwa pelaksanaan
tindakan siklus pertama dengan model pembelajaran kelompok
sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar
meroda, namun masih terdapat kekurangan.
2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis
berencana memberikan latihan meroda. Pada siklus berikutnya
Siklus II
Rencana :
1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran
dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.
2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar
Pendidikan Jasmani khususnya senam lantai yakni meroda.
Tindakan :
1. Memberikan petunjuk, tentang pelaksanaan pembelajaran
2. Menyuruh pemanasan kepada siswa dan mendemonstrasikan cara
meroda.
3. Menyuruh siswa melakukan Meroda tali setinggi Siswa
Masing-masing dengan menggunakan alat bantu.
5
Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi, kemudian diberikan
waktu pengulangan serta /dievaluasi menggunakan alat perekam yang
dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian
Refleksi
1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus
kedua dengan menggunakan alat bantu sangat berpengaruh, namun
masih terdapat kekurangan.
2. Merencanakan tindakan untuk siklus berikutnya, apabila terdapat
indikator yang kurang maka penulis merencanakan siklus berikut
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK
disetiap siklusnya. Alat itu berupa indikator-indikator penilaian gerak
meroda. Bentuk indikator dalam meroda adalah : 1) Sikap awal, 2)
Pelaksanaan.dan 3) sikap akhir. Jika masing-masing prediktor pada setiap
indikator nampak maka berapapun jumlahnya akan dihitung secara total.
Jumlah skor (total) dibagi tiga untuk mencari nilai rata-rata setiap siswa.
Tabel 1. Instrumen Pengambilan Data Meroda
Nama :...
b Kepala/pandang
an - tegak - menghadap ke depan
c Badan - tegak lurus
- agak condong
d Tungkai - kaki depan diangkat lurus lebar
- kaki belakang tegak lurus - diayun sambil melangkah ke depan
- kedua kaki jingkat
2 Pelaksanaan a Lengan - telapak tangan menempel di matras secara bergantian
- kedua lengan disimpan mengikuti garis lurus
- kedua lengan tegak lurus - kemudian menekan/mendorong
matras b Kepala/pandang
an - lurus ke depan ke arah matras - posisi tetap dipertahankan sampai turunnya tungkai di matras
c Badan - tegak
- perut diregangkan - pantat dijepit
d Tungkai - keduanya terbuka lebar ketika
badan berada dibawah
- saling bergantian mendarat di matras mengikuti garis lurus 3 Posisi Akhir a Lengan -setelah tungkai mendarat lengan
diangkat ke atas
- kedua lengan lurus dengan telapak tangan saling berhadapan
-posis kedua lengan berada di samping telinga
Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa
validnya penelitian tindakan kelas bila
dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria
validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau
berfungsinyatindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang
dihadapi.
Didasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah
memberikan dampak terhadap dalam upaya peningkatan gerak dasar siswa
melakukan gerakan
menggunakan alat bantu
H. Teknik Analisis Data
Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa
validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan
dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria
validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau
berfungsinyatindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang
idasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah
memberikan dampak terhadap dalam upaya peningkatan gerak dasar siswa
melakukan gerakan meroda melalui model pembelajaran dengan
menggunakan alat bantu.
Teknik Analisis Data
t kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
7
Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa
tindakan itu memang aplikatif dan
dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria
validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau
berfungsinyatindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang
idasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah
memberikan dampak terhadap dalam upaya peningkatan gerak dasar siswa
dengan
t kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :
i
Gambar 2 : Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RK dan< RK Di SetiapSiklus ... 21
Gambar 3 : Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kelas Siswa Yang
DAFTAR ISI
E. Proses Pembelajaran Lomat Tinggi ... 16
F Instrument ... 18
G. Validnya PTK ... 20
H. Teknik Analisis Data... 20
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 21
B. Pembahasan ... 23
C. Deskripsi Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 24
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 28
B. Saran ... 28
DAFTAR PUSTAKA ... 30
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Stradale ... 18 2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak
Dasar Meroda ... 21
3. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranGerakDasarMeroda
PadaTesAwal ... 22
4. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranGerakDasarMeroda
PadaTesSiklus 1 ... 23
5. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranGerakDasarMeroda
dikanimpianmenjadinyata”…
( Simer)
”Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang yang beriman dan
orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
anugerah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan karya terbaik ini
kepada Ibunda dan Ayahanda yang sangat penulis sayangi
kepada Ayahanda yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar penulis
berhasil mencapai cita-cita dan menjadi yang terbaik.
Istritercinta (Faisol), yang selalu memberikan , semangat, Perhatian, dan sayangnya kepada Adinda, Anak-anakku Terskasih (Febriwulandari, Dwi,
dan Aldo) yang sangat penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan
motivasinya sehingga membuat penulis menjadi kuat untuk berusaha menberikan karya terbaik ini.
Almamater-ku FKIP Unila,
Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar di SDN
tamat tahun 1982, kemudianmenempuhpendidikanMenengahPertama di SMP
TamatTahun1985 danmelanjutkanSekolahMenengahAta
1988.
Padatahun2010 PenulismelanjutkanPendidikanSarjana S1 dalamjabatanPendid
KesehatandanRekreasi di Universitas Lampung
Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar di SDN
, kemudianmenempuhpendidikanMenengahPertama di SMPN 1 Kota Agung
danmelanjutkanSekolahMenengahAtas SGO N Tanjung Karang Persada
melanjutkanPendidikanSarjana S1 dalamjabatanPendid
di Universitas Lampung.
Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar di SDN 1 Neger Batin
N 1 Kota Agung
SGO N Tanjung Karang Persada tamat