• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUMUR BATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUMUR BATU"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

(Skripsi)

Oleh :

SULYANTI

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA

KELAS V SDN 1 SUMUR BATU

Oleh SULYANTI

Penddidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar meroda dengan Menggunakan alat bantu pada siswa kelas V SDN 1 Sumur Batu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan alat bantu tali karet dan siklus ke Dua dengan alat tali karet setinggi siswa.

(3)

GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUMUR BATU

Oleh

SULYANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

2012

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN

SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUMUR BATU

Nama Mahasiswa : SULYANTI

Nomor Pokok mahasiswa : 1013068050

Program Studi : Pendidikan Jasmani

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Imu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd

(5)

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs.Suranto, M.Kes ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(6)

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : November 2012

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : SULYANTI

NPM : 1013068050

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN

PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUMUR BATU” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai dengan 17 Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila

dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, November 2012

(7)

i

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 6

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 14

B. Subyek Penelitian ... 15

C. Tempat dan PTK ... 16

D. Teknik Pengumpulan Data ... 16

E. Proses Pembelajaran Lomat Tinggi ... 16

F Instrument ... 18

G. Validnya PTK ... 20

H. Teknik Analisis Data ... 20

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 21

B. Pembahasan ... 23

C. Deskripsi Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 24

(8)

ii

(9)

iii

Tabel Halaman

1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Stradale ... 18 2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak

Dasar Meroda ... 21 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Meroda

Pada Tes Awal... 22 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Meroda

Pada Tes Siklus 1 ... 23 5. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Meroda

(10)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 15 Gambar 2 : Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RK dan < RK Di Setiap Siklus ... 21 Gambar 3 : Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kelas Siswa Yang

(11)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan alat bantu tali karet dalam melakukan gerak dasar meroda untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar meroda pada Siswa kelas V SDN 1 Sumur Batu Bandar

Lampung.

2. Dengan penggunaan alat bantu tali karet setinggi siswa dalam melakukan gerak dasar meroda untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar meroda pada Siswa kelas V SDN 1 Sumur Batu Bandar Lampung.

B. Saran

(12)

29

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi alat bantu pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar meroda.

2. Untuk siswa Kelas V SDN 1 Sumur Batu Bandar Lampung agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar meroda.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Chauhan,S.S. (1977). Innovations in Teaching – Learning Process, New Delhi, Vikas Publishing Hause PVT LTD.

Depdikbud.(1994).Kurikulum Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan.Jakarta:Depdikbud

Depdiknas, 2002. Kurikulum dan hasil Belajar Rumpun Pelajaran Pendidikan Jasmani. Puskur Balitbang: Jakarta.

Ditjendikti Depdikbud. 1983/1984. Filsafat Ilmu (Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V).

Engkos, kosasih. (1987). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Penerbit Erlangga, Jakarta

Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford

TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria : Deakin University.

Husdarta dan Saputra. 2002. Proses Belajar Mengajar.PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Kartono, Kartini, 1980, Metodologi Penelitian Sosial, Alumni Bandung.

Rusli Lutan. (1993). Hakekat dan Karakteristik Penjaskes dalam Kurikulum D-II PGSD.Jakarta: Dirjen Dikti-Depdikbud.

Rusli Lutan. (1988). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode.Jakarta: Dirjen Dikti-Depdikbud.

Tabrani Rusdi, dkk. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajara Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya

(14)
(15)
(16)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ” UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUMUR BATU”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. Selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis 4. Bapak Drs. Suranto, M.Kes. selaku Pembahas atau penguji utama. 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SDN 1 Sumur Batu Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012.

8. Siswa-siswi kelas V SDN 1 Sumur Batu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

(17)

Bandar Lampung, November 2012 Penulis

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk bergerak, karena itu tanpa melakukan aktivitas jasmani secara

rutin dan terus menerus maka kondisi badannya akan mengalami lemah gerak (hipokinetik).

Bila kondisi tersebut dibiarkan secara terus menerus maka akan menyebabkan timbulnya

penyakit penurunan fungsi (degeneratif). Fungsi otak, oto, tulang, dan organ semuanya akan

mengalami penurunan sehingga akhirnya akan muncullah berbabagai penyakit, seperti

kanker, darah tinggi, keropos tulang, lupa dan sebagainya, walaupun usianya relatif masih

muda.

Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa mampu memelihara kemampuan gerak secara

maksimal sehingga penyakit yang disebabkan karena kurang gerak seperti yang telah

disebutkan di atas minimal dapat dicegah. Salah satu proses pembinaan manusia yang

berlangsung seumur hidup melalui aktivitas jasmani berupa gerak. Gerak sebagai aktivitas

jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya secara alami dan

berkembang searah dengan zaman. Materi pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah

memiliki peranan penting karena memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani.

Dalam kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan

salah satu mata pelajaran init bagi Sekolah Dasar (SD). Untuk menghasilkan manusia yang

(19)

Pendidikan Jasmani yaitu meningkatkan ketrampilan melakukan kegiatan olahraga dan

memiliki sikap positif anak terhadap kegiatan olahraga. Namun dalam prakteknya,

penentuan tugas gerak suatu cabang olahraga dalam proses pembelajaran Pendidikan

Jasmani di sekolah masih menjadi persoalan bagi anak. Hal ini menyebabkan materi yang

diajarkan oleh guru berintikan teknik-teknik baku yang tidak sesuai dengan tingkat usia dan

kesiapan belajar anak. Padahal gerak tersebut termasuk dalam kategori dasar senam lantai.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, guru harus berusaha untuk mencari dan mencoba

berbagai metode yang sesuai dengan tingkat usia dan kesiapan anak seperti yang dikatakan

Lutan (1993 : 3).

“Berhubungan dengan tingkat kesiapan belajar anak, maka perjenjangan tugas gerak yang

selaras dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan tuntutan yang

mendesak ditinjau dari kebutuhan pebingkatan layanan pendidikan dasar”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dengan melakukan pentahapan tugas gerak yang

selaras dengan kematangan anak, proses pembelajaran pendidikan jasmani akan lebih efektif

dan keselamatan anak terjamin. Di sisi lain, penentuan model untuk mengajarkan suatu tugas

(20)

Di SDN 1 Sumur Batu, beberapa tugas gerak dalam materi senam lantai masih menjadi

tugas gerak yang kompleks bagi anak, salah satunya adalah gerak meroda. Namun, bila

dianalisis lebih jauh lagi mengenai karakteristik geraknya memang cukup sulit bagi ukuran

siswa SD, karena itu perlu diberikan cara atau model dengan menggunakan alat bantu untuk

memudahkan pelaksanaan gerak tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Pada umumya siswa merasa kesulitan menerima atau melakukan gerakan seperti

gerakan meroda dalam pembelajaran senam lantai

2. Siswa kurang antusias bila harus melakukan sendiri setelah melihat peragaan kawan

maupun guru.

3. Pada umumnya siswa masih belum bisa mengkoordinasikan gerakan. Khususnya dalam

gerak meroda

4. Banyak siswa kurang memiliki keseimbangan, terutama dalam menunjang gerak

meroda

C. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah penelitian sebagai

berikut :”Apakah dengan menggunakan alat bantu dapat meningkatkan kemampuan senam

lantai yakni meroda pada siswa kelas V SDN 1Sumur Batu Teluk Betung Utara?”

(21)

meroda setelah diberikan alat bantu.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi

1. Bagi siswa

Sebagai perbandingan untuk meningkatkan latihan belajar gerak dasar senam lantai yakni

meroda setelah diberikan alat bantu secara benar.

2. Bagi guru penjas

Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan latihan belajar gerak dasar senam

lantai yakni meroda dengan diberikan alat bantu secara benar di sekolah juga untuk

memperbaiki metode pembelajaran Pendidikan Jasmani khususnya SDN 1 Sumur Batu.

3. Bagi Program Studi

Sebagai kontribusi untuk perbendaharaan dalam metode mengajarkan ketrampilan senam

lantai yakni meroda.

(22)

Sebagai model pembelajaran yang berguna untuk mata kuliah terutama bekal persiapan

(23)

aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah untuk

menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita kemanusiaan, untuk menjaga

keseimbangan antara perkembangan kecerdasan otak dan ketrampilan jasmani, maka

sekolah-sekolah di Indonesia diberikan pendidikan olahraga. Peranan dan fungsi guru penjas

yang baik akan terwujud apabila memiliki inisiatif, kreatifitas dan inovatif serta selektif

dalam memilih dan menentukan suatu metode atau pendekatan pembelajaran yang cocok

dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya.

Pengertian pendidikan jasmani dalam pedoman khusus yang diterbitkan oleh Depdiknas

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2003, mengemukakan definisi Pendidikan

Jasmani sebagai berikut : “Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui

aktivitas jasmani yang didisain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif

serta kecerdasan emosi”.

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk

mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan jasmani siswa di

sosialisasikan kedalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Tidaklah

(24)

sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani yang

dikemukakan oleh Toho Cholik Mutohir dan Menurut Engkos Kosasih (1995 : 2) bahwa :

“Perndidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan sesorang sebagai perseorangan

maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadra dan sistematik melaului

berbagai kegiatan Jasmani dalam rangka peningkatkan kemampuan dan ketrampilan

jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Sedangkan Olahraga merupakan

bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan, perlombaan dan kegiatan

jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi yang

optimal.”

Bila disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktitifitas jasmani

yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat seutuhnya.

B. Belajar Mengajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang “belajar”.

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut

pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil

dan tujuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan Husdarta dan Saputra (2002 : 2) adalah

“Belajar dimaknai sebagai proses tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara

individu dengan lingkungannya. Tingkah laku ini mencakup aspek pengetahuan,

ketrampilan dan sikap”. Tingkah laku dapat menjadi dua kelompok yaitu dapat diamati dan

yang tidak. Tingkah laku yang dapat diamati disebut dengan behavoral performance,

(25)

dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam

menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya

keduanya harus aktif.

C. Belajar Motorik

Menurut Tabrani Rusyani (1989 :7), Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh

kelakuan melalui pengalaman. Menurut rumusan tersebut bearti bahwa belajar bukan hanya

sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan

hanya penguasa latihan, melainkan perubahan prilaku.Sedangkan mengajar menurut

pandangan Burton dalam Chauhan (1977 :5), adalah upaya dalam memberikan rangsangan

(stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar

mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi,

sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar

menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan

bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif

(26)

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melaui-mealui respon-respon muscular.Dan

diekspresikan dalam gerakan tubuh. Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola

gerakan ketrampilan tertentu misalnya gerak-gerak ketrampilan olahraga. Di dalam

mempelajari gerakan olahraga, atlet berusaha untuk mengerti gerakan-gerakan yang

dipelajari, kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk

mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan

pola gerakan yang dipelajari. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan mengamati gerakan

kemudian mencoba menirukan berulang-ulang; menerapkan pola-pola gerak tertentu pada

situasi tertentu yang dihadapi; dan juga dalam bentuk kegiatan menciptakan pola-pola gerak

baru untuk tujuan tertentu.

Dalam gerak juga terdapat istikah “ranah gerak. Kata ranah adalah terjemahan dari kata

“domain” yang bisa dartikan bagian atau unsur. Gerak tubuh merupakan salah satu

kemampuan manusia untuk melaksanakan hidupnya. Gerak tubuh manusia bias

diklasifikasikan menjadi bebrapa macam.

Anita J Harrow (1972) membedakan gerakan tubuh manusia menjadi enam klasifikasi. Enam

klasifikasi gerakan tubuh menurut Anita J. Harrow

(1)Gerak reflex, (2) Gerak dasar fundamental, (3) Kemampuan perceptual, (4) Kemampuan

fisik, (5) Gerak Keterampilan, dan (6)Komunikasi non diskursif.

Keenam klasifikasi tersebut merupakan suatu kesatuan yang membentuk gerakan tubuh

manusia, dan merupakan suatu urutan mulai dari yang bersifat bawan sejak lahir sampai ke

(27)

kegiatan ketimbang ketika masih belum terampil. Latihan menghasilkan perubahn dalam

kemampuan yang melandasi suatu tugas gerak”.

Dalam hal ini jelas bahwa perubahan seperangkat kemampuan adalah akibat latihan dari

waktu ke waktu. Dari penjelasan tersebut dapat dinyatakan bahwa kegiatan belajar dalam

Pendidikan Jasmani merupakan prasyarat penting untuk menguasai ketrampilan. Untuk

memperoleh suatu ketrampilan olahraga diperlukan aktivitas belajar dari tiap individu. Tanpa

belajar atau berlatih tidak mungkin ada perubahan yang diharapkan pada diri seseorang, baik

tingkahnya, penampilannya maupun sikapnya. Dalam hal kegiatan Pendidikan Jasmani

ketrampilan itu perlu dipelajari secara sistematik dan teratur.

E. Senam

Senam yaitu latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara

sistematis, dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis

(depdikbud, 1983/1984).

a. Senam Lantai

Senam ketangkasan adalah bentuk-bentuk gerakan senam yang dilakukan dengan unsur

(28)

pada diri sendiri. Senam ketangkasan merupakan urutan gerakan dari suatu rangkaian

yang terpadu yang dilakukan dengan cepat, lepat, luwes, dan lancar sehingga indah

dipandang. Senam ketangkasan sering disebut senam pertandingan atau senam artistik,

karena gerakan-gerakannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Pengertian Senam Alat

Senam alat adalah salah satu bagian dari rumpun senam, sesuai dengan istilah senam alat,

maka gerakannya dilakukan dengan alat perkakas. Tahun 1850 Frederlch John (Jerman)

menambah pelana pada punggung kuda yang disebut dengan Pommeld Horse.

F. Meroda

Meroda adalah memutarnya badan yang dilakukan dengan cara melangkah kedua kaki

secara bergantian dan diikuti dengan kedua tangan secara bergantian pula kembali ke dalam

sikap seperti semula dngan tungkai dan kedua lengan dipertahankan tetap ;urus (Depdikbud,

2000).Teknik pelaksanaannya adalah sebagai berikut: Meroda degan kedua tanagn dia ats

kepala lurus dan kedua tungkai lurus dibuka lebar, kemudia tanagn disimpan di lantai secara

bergantian mengikuti gerakan badan yang berputar dan diikuti pula dengan kedua tungkai

mendarat atau melangkah secara bergantian pula dan satu garus lurus. Demikian dilakukan

secara berulang beberapakali dengan mempertahankan keseimbangan badan dalam satu

garis lurus.

Kesalahan yang sering terjadi pada meroda 1. Tangan tidak kuat untuk menopang badan

ketika berada di bawah, (2) Lutut bengkok, kepala dan perut tidak kuat menahan

keseimbanhagn, dan (3) Kedua lengan tidak lurus dan tungkai tidak kuat, sehingga

(29)

H. Hipotesis

Hipotesis merupakan petunjuk arah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang

harus dicari pemecahannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “Jika

proses pembelajaran senam lantai gerakmeroda menggunakan alat bantu diberikan kepada

(30)

1

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode.

Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan

dari suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini

peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang

akan dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 1 Sumur Batu. Penelitian

tindakan bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru

atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan

penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.

Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :

1. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah

dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik.

2. Bersifat kolaboratif

3. Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran

yang efektif dan efesien.

4. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan

praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan

kemampuan ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual

(31)

(PTK) adalah kajian tentang situasi soasial dengan maksud untuk

meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh

prosesnya telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan

pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari

perkembangan professional. Dalam penelitian ini penulis merencanakan

penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang

berbeda.

Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari

siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang

setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Sumur Batu yang

berjumlah 30 orang, dengan pertimbangan bahwa siswa di kelas tersebut

mendapat nilai dibawah standar rata-rata untuk pelajaran pendidikan jasmani

khususnya senam lantai yakni meroda.

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Sumur Batu pada siswa kelas V

(32)

3

Lama waktu yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu

bulan.

D. Teknik Pengumpulan data

Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang

fenomena-fenomena social atau gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatn langsung

(Kartini Kartono, 1983 : 142). Metode ini penulis gunakan untuk

mengungkap-kan data tentang kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran

pendidikan jasmani Senam Lantai yakni meroda.

E. Proses Pembelajaran Lompat Tinggi

Siklus I

Rencana :

1. Menyiapkan rencaca perbaikan pembelajaran (RPP)

2. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran

dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.

3. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar

Pendidikan Jasmani khusunya Senam Lantai yakni meroda

Tindakan :

1. Memberikan penjelasan dan mengenalkan alat yang akan

digunakan pada pembelajaran di siklus pertama.

2. Mendemonstrasikan latihan meroda

3. Menyuruh siswa melakukan gerakan meroda melalui alat bantu..

(33)

Refleksi :

1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisis, bahwa pelaksanaan

tindakan siklus pertama dengan model pembelajaran kelompok

sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar

meroda, namun masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis

berencana memberikan latihan meroda. Pada siklus berikutnya

Siklus II

Rencana :

1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran

dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.

2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar

Pendidikan Jasmani khususnya senam lantai yakni meroda.

Tindakan :

1. Memberikan petunjuk, tentang pelaksanaan pembelajaran

2. Menyuruh pemanasan kepada siswa dan mendemonstrasikan cara

meroda.

3. Menyuruh siswa melakukan Meroda tali setinggi Siswa

Masing-masing dengan menggunakan alat bantu.

(34)

5

Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi, kemudian diberikan

waktu pengulangan serta /dievaluasi menggunakan alat perekam yang

dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian

Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus

kedua dengan menggunakan alat bantu sangat berpengaruh, namun

masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus berikutnya, apabila terdapat

indikator yang kurang maka penulis merencanakan siklus berikut

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK

disetiap siklusnya. Alat itu berupa indikator-indikator penilaian gerak

meroda. Bentuk indikator dalam meroda adalah : 1) Sikap awal, 2)

Pelaksanaan.dan 3) sikap akhir. Jika masing-masing prediktor pada setiap

indikator nampak maka berapapun jumlahnya akan dihitung secara total.

Jumlah skor (total) dibagi tiga untuk mencari nilai rata-rata setiap siswa.

Tabel 1. Instrumen Pengambilan Data Meroda

Nama :...

(35)

b Kepala/pandang

an - tegak - menghadap ke depan

c Badan - tegak lurus

- agak condong

d Tungkai - kaki depan diangkat lurus lebar

- kaki belakang tegak lurus - diayun sambil melangkah ke depan

- kedua kaki jingkat

2 Pelaksanaan a Lengan - telapak tangan menempel di matras secara bergantian

- kedua lengan disimpan mengikuti garis lurus

- kedua lengan tegak lurus - kemudian menekan/mendorong

matras b Kepala/pandang

an - lurus ke depan ke arah matras - posisi tetap dipertahankan sampai turunnya tungkai di matras

c Badan - tegak

- perut diregangkan - pantat dijepit

d Tungkai - keduanya terbuka lebar ketika

badan berada dibawah

- saling bergantian mendarat di matras mengikuti garis lurus 3 Posisi Akhir a Lengan -setelah tungkai mendarat lengan

diangkat ke atas

- kedua lengan lurus dengan telapak tangan saling berhadapan

-posis kedua lengan berada di samping telinga

(36)

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa

validnya penelitian tindakan kelas bila

dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria

validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau

berfungsinyatindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang

dihadapi.

Didasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah

memberikan dampak terhadap dalam upaya peningkatan gerak dasar siswa

melakukan gerakan

menggunakan alat bantu

H. Teknik Analisis Data

Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar

N : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa

validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan

dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria

validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau

berfungsinyatindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang

idasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah

memberikan dampak terhadap dalam upaya peningkatan gerak dasar siswa

melakukan gerakan meroda melalui model pembelajaran dengan

menggunakan alat bantu.

Teknik Analisis Data

t kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar

N : Jumlah siswa yang mengikuti tes

7

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa

tindakan itu memang aplikatif dan

dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria

validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau

berfungsinyatindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang

idasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah

memberikan dampak terhadap dalam upaya peningkatan gerak dasar siswa

dengan

t kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :

(37)

i

Gambar 2 : Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RK dan< RK Di SetiapSiklus ... 21

Gambar 3 : Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kelas Siswa Yang

(38)

DAFTAR ISI

E. Proses Pembelajaran Lomat Tinggi ... 16

F Instrument ... 18

G. Validnya PTK ... 20

H. Teknik Analisis Data... 20

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 21

B. Pembahasan ... 23

C. Deskripsi Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 24

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 28

B. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 30

(39)
(40)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Stradale ... 18 2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak

Dasar Meroda ... 21

3. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranGerakDasarMeroda

PadaTesAwal ... 22

4. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranGerakDasarMeroda

PadaTesSiklus 1 ... 23

5. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranGerakDasarMeroda

(41)

dikanimpianmenjadinyata”…

( Simer)

”Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang yang beriman dan

orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”

(42)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

anugerah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat mempersembahkan karya terbaik ini

kepada Ibunda dan Ayahanda yang sangat penulis sayangi

kepada Ayahanda yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar penulis

berhasil mencapai cita-cita dan menjadi yang terbaik.

Istritercinta (Faisol), yang selalu memberikan , semangat, Perhatian, dan sayangnya kepada Adinda, Anak-anakku Terskasih (Febriwulandari, Dwi,

dan Aldo) yang sangat penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan

motivasinya sehingga membuat penulis menjadi kuat untuk berusaha menberikan karya terbaik ini.

Almamater-ku FKIP Unila,

(43)

Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar di SDN

tamat tahun 1982, kemudianmenempuhpendidikanMenengahPertama di SMP

TamatTahun1985 danmelanjutkanSekolahMenengahAta

1988.

Padatahun2010 PenulismelanjutkanPendidikanSarjana S1 dalamjabatanPendid

KesehatandanRekreasi di Universitas Lampung

Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar di SDN

, kemudianmenempuhpendidikanMenengahPertama di SMPN 1 Kota Agung

danmelanjutkanSekolahMenengahAtas SGO N Tanjung Karang Persada

melanjutkanPendidikanSarjana S1 dalamjabatanPendid

di Universitas Lampung.

Pendidikan formal yang pernahditempuhpenulisadalahSekolahDasar di SDN 1 Neger Batin

N 1 Kota Agung

SGO N Tanjung Karang Persada tamat

Referensi

Dokumen terkait

CBR ini digunakan untuk menilai kekuatan yang juga dipakai sebagai dasar untuk penentuan tebal lapisan dari suatu perkerasan. Kekuatan tanah dasar tentu banyak tergantung pada

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah : (1) Mengideintifikasi karakteristik balita (jenis kelamin, umur dan karakteristik keluarga contoh (umur orang tua,

Yang telah memberikan Ridho – Nya sehingga karya ini yang berjudul “ANGKA KEJADIAN PENDERITA DEMAM TIFOID PADA KELOMPOK USIA ANAK DI RSUD ABDUL WAHAB

Industri perbankan syariah berkembang lebih cepat setelah keluarnya Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah jelas merupakan jaminan bagi kepastian

Padjadjaran atas segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta/Plagiatisme dalam karya ilmiah saya

Kegiatan yang dilakukan setelah bangun tidur ialah ..... gambar di samping

Penjelasan di atas memiliki makna dengan diadakannya upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam mencegah penyalahgunaan narkoba yang dilakukan melalui pembelajaran

Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang dukungan suami selama Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Purwosari Kota Surakarta..