ABSTRAK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL
BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V
SDN 1 BUMIAYU PRINGSEWU
Oleh
YUSRI WIJI PRASTUTI
Penddidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola dengan metode pembelajarn modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SDN 1 Bumiayu Pringsewu Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas(Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan Modifikasi Bola Plastik, dan siklus kedua dengan penggunaan Modifikasi Bola karet.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SDN 1 Bumiayu Pringsewu yang berjumlah 20 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola yang meliputi posisi awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.
✁✂✄ ✂☎ ✆✝✞ ✆✝ ✂✆✁✞✁✟ ✝ ✠ ✄ ✡✝ ✂☎ ✁✟✝ ✆☛✝☞✝ ✟ ✁✂✌
U
✂☛U
✡ ✍✎✡ ✝ ✁ ✡✝ ✡U
✄ ✎ ☛✄✏✄ ✆✝☞✄✝ ✡✝✞✍✝ ✂✞
U
✠ ✝☛✝☞✄☞W
✝✆✁✡✝☞V
☞ ☛✂✑✍
U
✄ ✝Y
U
✠✟✄ ✂☎☞✁✒U
(Skripsi)
Oleh
YUSRI WIJI PRASTUTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
✓✔✕ ✖✕ ✗✘✙ ✚✘✙ ✕✘✔ ✚✔✛✙ ✓✜ ✖✢✙ ✕ ✗✔✛ ✙✘✣✙ ✤ ✙✛
✓✔ ✕✥ ✦✕✣✦✢ ✧ ★✢✙ ✓✔✢ ✙✢✦✖✓★✣✖✩ ✖✘✙ ✤ ✖✙ ✢✙ ✚ ✧ ✙✕✚✦✜ ✙ ✣✙✤ ✖✤ ✪✙✘✔ ✢✙✤✫
✤✣ ✕✬✧ ✦✓ ✖✙ ✥ ✦✜✛✖✕ ✗✤✔ ✪ ✦
O le h
✥ ✦✤✛✖✪✖✭✖✜ ✛✙ ✤ ✚✦✚ ✖
✮✯✰✱✲ ✳✱
✮✴✵✶✷✶✱✮✶ ✸✶ ✹✮✶ ✺✻✮✼✶✰✶ ✺ Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
✽✾m✿ ✾r ❀ ❁❂ ❃ny❄❅ ❆ ❄❇❈ol✾ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉ ❊❀ ✽✾m✿ ✾r ❊ ❁❋l✾t ❂●❆❍■❍ ❏✾❑❍▲❃n▼✾n❈✾lo◆l✾❍stk▲✾n❈✾ol ❖✾r❃t ❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉ ❊P ✽✾m✿ ✾r ◗ ❁❘❙❍r✾l ◆❃❅ ❃❍l❍✾t n❚❍❅ ❆ ✾❏✾n❖❃l✾s ❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉ ◗ ❯ ✽✾m✿ ✾r P ❁❂ ❃ny❄❅ ❆ ❄❇❈ ol✾ ❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉ ◗❊ ✽✾m✿ ✾r ❱ ❁❂ ❃ny❄❅ ❆ ❄❇❈ ol✾ ❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉ ◗ ❱ ✽✾m✿ ✾r ❲❁ ▲❍✾▼ ❳✾m❈ ✾t✾❅▼ ❨✾t✾❩r✾✾t ❖❃l✾s ❘❍sw✾❬✾n▼❂❃❅ ❆ ✾p✾t❏✾n
❭❍l✾❍ ❨❖ ❆✾n❪❨❖✽❃r✾k▲✾✾sr ❂ ❃ny❄❅❆❄ ❇❈ol✾▲✾l✾m
❑❃❙ ✾❏✿●❇✾▲❍❑❃t❍✾p❘❍klus ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉❉❉ ❉❉ ◗ ❀ ✽✾m✿ ✾r ❫❁▲❍✾▼ ❳✾m❈ ✾✾❅▼t ❖❃tunt✾❑✾n❈❃l✾j✾r ❖❃✾ls ❘❍sw✾❬✾n▼❂ ❃❅ ❆ ✾p✾t❏✾n
❭❍l✾❍ ❖❈❆ ✾n❪❖❈✽❃r✾k ❂ ❃n❄❅ ❆ ❄❇y ❈ol✾▲✾l✾m❑❃❙ ✾❏✿●❇✾
ii V. KESIMPULAN DAN SARAN
➃➄➅esimpul➆n ➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄ ➇➈ ➉➄➊ ➆r➆n ➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄➄➄ ➄➄ ➇➈ DAFTAR PUSTAKA
➎➏➐➑ ➏➒➑ ➏➓ ➔→
➣↔ ↕el Halaman
➙➛ ➜➝➞ ➟➠➡tu➢ ➟➡s➤ ➥ ➟➢➡s➡s H➟s➡ ➢➦➝ ➧➨➝ ➢➟➩ ➟➫ ➟➥➭➝ ➫➟➞➯ ➟➲➟➫➳➝ ➥➵ ➸ ➥➺ ➸➢➨➻ ➢➟➺ ➟➢➟➧
➲➝ ➠ ➟➞ ➨➻ ➢ ➟➦ ➟ ➺➟➼➝ ➲➤➽➟➢ ➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ ➛➛ ➛ ➛ 39 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menyundul bola dalam
sepakbola Pada Tes Siklus 1... 40
3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menyundul bola dalam
sepakbola Pada Tes Siklus 2... 41
4 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :➾➚➪ ➶➹➘➴➷ ➬ ➮➱➴ ➘✃❐❒➶ ❮➘ ...
Penguji
Bukan Pembimbing :❰➴➚uÏ➬Ð✃st✃➱Ñ Ò➱ ❐Ï➶ ❮➘❐❒➶Ó➚ ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
➾➚➶❰ ✃➶ Ô➬Õ➱Ñ Ö×➱ØÙ➱Ñ❐❒ ➶Ï✃ ÚÛ ❮➶ ÜÝ Þßß à ÜáÜÝ âá ßàÜßß à
ãä åæçèé èèæ
Bêhwêëêêy yêì íîïrtêì ðêtêì íêìðñîêêwh ñì ñò
óê ôê ò Yuñsrõ ñöñ Prêstutñ
óPM ò÷ø ÷ù ÷÷ ú÷ ÷û
Dïì íêìñì ñôïìêyêüêìt îêhwêëü ýñþë ñðïì íêì öÿðÿ MEóIóG✁✂✄ ✁✂ó ✁E✄☎✆✂MPI✝✂ó GE✆✂✁ D✂✞✂✆ MEóY✟óD✟ ✝ B✠ ✝✂ ME✝✂ ✝✟I M✠DIFI✁✂✞I ✂ ✝✂✄✡✂ó✄✟P✂D✂✞I✞õ✂ ✁E✝✂✞ V ✞Dó÷✡✟MI✂Y✟ P✆IóG✞Eõ✟
ê ðêêh îïì êr-îïìêr hêë ñ üêryêþïìÿñs îïrðêë êrüêì þïìïññêìt êì íy ð ñêüë êìêüêì þê ðê têìí íê ÷Mï ñê ôþê ñs ðïì íêì ☛÷Mï ñ☛ø ÷☛ ☞✞ü ýñþë ñ ñì ñîÿüêì✌êë ñ þêí ñêt, êêÿþÿìt ✌êë ñ üêêry✍ýêìí ê ñì☞
Dï ô ñüñêì þïìrêytêêìñì ñ þïìÿñs îÿêt ðïì íêìë ï îï ìê r-îïì êìrêy ,êþê î ñê ð ñüï ôÿð ñêì✌êrñ tïröê ð ñüïë êêhêì✎þïìÿñs îïë ï ðñêr ôïì ïrñôê sêìüë ñêüê ðïôñü ë ï îê íê ñôêì ê yêì í îïrêüuð ñ✟ì ñ✏ïë ñr tês ✝ê ôþÿì í☞
Prñìíë ïwu , ✞ïï ô îïpt r ☛ø ÷☛
✑ ✒✓✔✒CANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
✕✖ ✗✘✙ ✚✘ d✛✜ ✢✣✜ ✤✥✦ ✥✧ Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menyundul Bola Melalui Modifikasi Alat Bantu Pada Siswa Kelas V 1 Bumiayu Pringsewu ✣d✣✧ ✣★✦✣✧ ✣✩✗✣✜g✖✣ ✩✛✩✛✜ ✥★✘ ✚✣✧ ✣★ ✚ ✣✪✥✚✫✣✗✣✪✥✜✪✥✖✙✛✜✬✣✙ ✣✘ ✣✜ g✛✧ ✣✗✕✣✗ ✤✣✜ ✣✭✛✜ ✦✘d✘✖ ✣✜✦ ✘✮✜✘✯✛ ✗✚✘✪✣✚ ✰✣✩✙✥✜g✱
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
4. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. selaku Pembahas atau penguji utama.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi. .
7. Kepala SDN 1 Bumiayu Pringsewu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2012.
8. Siswa-siswi kelas SDN 1 Bumiayu Pringsewu
terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.
9. Teman-teman Penjaskes S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Tetap Semangat.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Pringsewu, September 2012
Penulis
✲✲ ✳✴✲ ✵JAUAN PUSTAKA
A. Hakekat Pendidikan Jasmani
Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda
pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani
adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani . Dengan berpartisipasi dalam
aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan,
mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik
serta nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai
tujuan pendidikan jasmani. (Samsudin, 2008:21).
Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang relatif
sama dengan pendidikan lainnya dalam ranah pembelajaran, yaitu sama-sama
mengembangkan tiga ranah utama : psikomotor, afektif dan kognitif. Namun
demikian, ada satu kekhasan dan keunikan dari program penjaskes yang tidak
dimiliki oleh program pendidikan, yaitu dalam hal pengembangan wilayah
psikomotor, yang biasanya dikaitkan dengan tujuan mengembangkan
kebugaran jasmani anak dan pencapaian keterampilan geraknya. (Samsudin,
Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik
peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar
diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.
Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa
manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman,
efisien, dan afektif setiap siswa. (Samsudin, 2008 : 2).
B. Pentingnya Pendidikan Jasmani
Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk
bergerak. Kebutuhan anak untuk bergerak lebih leluasa tidak bisa dipenuhi
karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak
menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Pendidikanpun lebih
mengutamakan prestasi akademis. Faktor kehidupan di rumah dan lingkungan
luar sekolah ikut memberikan pengaruh pada anak. Kebiasaan yang buruk
membuat kebugaran anak semakin menurun. Sejalan dengan itu semakin
diperparah oleh pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk sehingga
beresiko menurunkan fungsi organ (degeneratif).
Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, Pendidikan Jasmani menyediakan
ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai
minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani
anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan
gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu
keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar
keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat
menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral.
C. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu
dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan perbedaaan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:42-50) membagi Prinsip-prinsip
belajar dalam 7 kategori, antara lain :
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan
belajar. Dari teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa
adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Sedangkan motivasi
adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas
seseorang.
2. Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga
dilimpahkan oleh orang lain, Belajar hanya mungkin terjadi apabila
anak aktif mengalami sendiri.
3. Keterlibatan langsung atau berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar
mengamati secara langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab
terhadap hasil belajarnya.
a. Pengulangan
Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan yang penting,
karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan
pengulangan-pengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar.
b. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin di
capai tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan ajar,
maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu.Agar pada anak
timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka
bahan belajar harus memiliki tantangan. Tantangan yang dihadapi
dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.
Bahan belajar yang baru mengandung masalah yang perlu dipecahkan
c. Balikan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan terutama ditekankan pada
stimulus (rangsangan) dan respon (reaksi).
d. Perbedaan individu
Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa,
karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam
upaya pembelajaran di sekolah.
D. Pengembangan Keterampilan Motorik
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara
efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas
koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan.
Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula
koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit
juga untuk dilakukan.Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar
yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang
yang disertai dengan kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang
dilakukan.
Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon
muskular dan diekspresikan dalam gerak tubuh. Yang dipelajari di dalam
belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang
dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan
dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan
pola gerakan yang dipelajari.
Suatu proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian
kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistem syaraf,
otak dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik adalah
menerima dan menginterpretasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang
akan dipelajari kemudian mengolah dan menyusun informasi-informasi
tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara
optimal dalam bentuk keterampilan. Menurut Lutan (1998) jadi belajar
motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu
Perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik menurut
Fitts (1964) : Fitts dan Dosner (1967) dalam Lutan (1988) berlangsung dalam
tiga tahapan yaitu : a) Tahap Kognitif, b) Tahap Fiksasi, dan c) Tahap
Otomatis.
1. Tahap Kognitif
Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik.
Dalam tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakikat
kegiatan yang akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh gambaran
model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana
pelaksanaan yang tepat.
2. Tahap Fiksasi
Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik
melalui tahap praktik secara teratur agar perubahan perilaku gerak menjadi
permanen. Selama latihan, peserta didik membutuhkan semangat dan
umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah.
Lebih penting lagi peserta didik dapat mengkoreksi kesalahan. Pola
gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan
yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara
berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan akan semakin meningkat.
3. Tahap Otomatis
Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif
lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini dapat
diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi reflek bersyarat,
yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang
sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang
benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol
terhadap gerakan semakin tepat dan penampilan semakin konsisten dan
Penampilan gerak yang konsisten dan cermat pada tahap otomatis dapat
dilihat dari ciri-ciri khusus sebagai berikut:
1) Antisipasi gerakan mengarah pada kemampuan otomatis dan irama
gerakan terlihat nyata.
2) Penampilan gerakan dapat dilakukan diberbagai situasi dan kondisi
yang berubah-ubah tanpa menghilangkan kelancaran dan kemulusan
gerakan.
3) Proses dan hasil gerakan diperlihatkan dalam penampilan yang
konstan.
Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu
yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh
yang bisa dilakukan melalui proses belajar.
E. Bermain Sepakbola
Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua
kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.
KBBI (1995:918). Bagi setiap pemain bebas mamainkan bola dengan seluruh
angota badan kecuali dengan lengan. Sedangkan bagi penjaga gawang dalam
memainkan bola bebas menggunakan semua anggota badannya. Seperti
dikemukakan Joseph A. Luxbacher (2004:2) kiper diperbolehkan untuk
mengontrol bola dengan tanganya di dalam daerah pinalti, pemain lainnya
tidak diperbolehkan menggunakan tangan atau lengan untuk mengontrol bola,
Permainan sepakbola dimainkan di lapangan berumput dan rata serta bentuk
lapangannya adalah empat persegi panjang. Pada kedua garis lebar lapangan
di tengah-tengahnya, masing-masing didirikan sebuah gawang yang saling
berhadap-hadapan. Bola yang digunakan dalam permainan yaitu pada bagian
luarnya terbuat dari kulit dan bagian dalamnya terbuat dari karet yang berisi
udara.
Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua orang
penjaga garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing
kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang
lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan
untuk menjaga atau melindungi agar gawangnya tidak kemasukan bola.
Permainan sepakbola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dan
kedua diberi waktu istirahat, dan setelah waktu istirahat dilakukan pertukaran
tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah kesebelasan yang
sampai akhir pertandingan lebih banyak memasukkan bola ke gawang
lawannya.Kerjasama dalam suatu tim merupakan suatu tuntutan dalam
permainan sepakbola untuk mencapai kemenangan. Tanpa kerjasama tim
yang baik maka tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan pun akan sulit.
Seorang pemain Sepakbola yang terampil dan sukses menurut Timo
faktor✶✷✸ ✷✹✺c, b) faktor kedisiplinan, c) faktor latihan, dan d) faktor
keberuntungan. Beberapa anjuran bagi pelatih dalam mendidik pemain agar
kesuksesan dapat tercapai antara lain: a) canangkan pentingnya disiplin, b)
anjurkan makanmakanan yang bergizi, hidup sehat dan istirahat cukup, c)
jadilah contoh yang baik, d) luaskan wawasan anda sebagai pelatih
(Neverstop learning), dan e) buat program yang terarah.
F. Gerak Dasar Bermain Sepakbola
Sepakbola adalah permainan beregu, namun penguasaan teknik-teknik dasar
secara individu yang baik sangat diperlukan. Dengan dikuasainya teknik
dasar dengan baik oleh setiap individu, taktik dan strategi permainan akan
dapat dijalankan dengan baik. Seluruh kegiatan dalam permainan sepakbola
dilakukan dengan gerakan-gerakan, baik gerakan dengan bola maupun
gerakan tanpa bola dari gerakan yang beraneka ragam tersebut dapat diambil
pengertian bahwa masalah teknik dasar semata-mata melibatkan orang
(pemain) dan bola. Pada saat permainan berlangsung, pemain yang mengolah
bola hanya seorang sedang yang lainya melakukan gerakan-gerakan, baik
selaku penyerang maupun bertahan.(Sucipto. dkk,1999/2000:9).
Menurut Sukatamsi (1984:34) teknik-teknik sepakbola dibagi menjadi dua
golongan, yaitu teknik dasar dengan bola dan teknik dasar tanpa bola.
Teknik dasar dengan bola yaitu semua gerakan yang dilakukan
menggunakan bola, yang terdiri dari:
1. Menendang bola
Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan
sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik
menendang dengan baik akan dapat bermain secara efisien. Tujuan
menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke
gawang (shooting on the goal), dan menyapu untuk menggagalkan
serangan lawan (sweeping).
2. Menghentikan bola
Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam
permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik
menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola
yang termasuk di dalamnya untuk mengatur tempo permainan,
mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untukpassing.
Dilihat dari perkenaan bagian badan yang pada umumnya digunakan
untuk menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki
yang biasanya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki
bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki dan telapak kaki.
3. Menggiring bola
Menggiring bola adalah seni menggunakan bagian-bagian kaki
menyentuh atau menggulingkan bola terus menerus di tanah sambil
berdiri. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang
dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang
dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan
antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan
menghambat permainan.
4. Gerak tipu dengan bola
Seorang pemain sambil menguasai bola berusaha melewati lawannya
dengan melakukan gerak yang tidak sebenarnya.
5. Merampas atau merebut bola
Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasan
lawan. Merampas bola dapat dilakukan sambil berdiri (standing
tacling) dan sambil meluncur (sliding tackling).
6. Melempar bola
Melempar bola dilakukan apabila bola keluar dari garis samping
lapangan.
7. Gerak khusus penjaga gawang
Gerak khusus penjaga gawang yaitu sikap badan dalam siaga
menangkap bola, meninju bola, menepis bola, dan menerkam bola.
8. Mengoper bola
Mengoper bola yaitu tendangan bola yang ditunjukkan pada rekayasa
baik itu bola mendatar maupun bola melambung.
9. Menyundul bola
Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola adalah untuk
mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan
atau membuang bola.
b. Gerak dasar tanpa bola
Gerak dasar tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa menggunakan
bola terdiri dari :
1. Lari cepat dan mengubah arah
Pemain sepakbola harus dapat mendadak dan segera lari dengan
kecepatan maksimal dapat mencapai bola. mengubah arah yaitu
dengan gerakan memperlambat langkah dengan memperkecil langkah
mengurangi kecepatan lari untuk menjaga keseimbangan badan.
2. Melompat dan meloncat
Dalam permainan sepakbola untuk memenangkan posisi, untuk
mengejar bola-bola lambung dan tinggi di udara digunakan teknik
melompat. Melompat dengan ancang-ancang (sikap berdiri).
3. Gerak tipu tanpa bola
Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak tipu dengan menggunakan
badan, misalnya gerak tipu dengan mengubah lari. Gerak tipu
merupakan gerak pura pura dari badan yang oleh lawan dianggap
gerakan yang sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya.
4. Gerakan khusus penjaga gawang
Gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap
Salah satu teknik dalam sepakbola yaitu menyundul bola yang akan
dibahas dalam penelitian ini, karena menyundul bola tak kalah pentingnya
dalam permainan sepakbola . Menyundul bola (Heading)untuk untuk
menciptakan ruang di antara kamu dan pemain lawan sehingga kamu
berada pada posisi yang lebih baik untuk mengoper atau melakukan
shooting .(Danny Mielke, 2007:3).
G. Pengertian Menyundul bola (Heading)
Menyundul bola merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemain sepak bola. Pada umumnya bola-bola yang di sundul adalah bola-bola atas yang melambung tinggi. Ada tiga bagian kepala yang dapat digunakan untuk menyundul bola, antara lain:
1. Bagian depan dahi, yaitu sundulan lurus ke depan.
2. Bagian sisi kiri, yaitu untuk menyundul bola kea rah samping. 3. Bagian sisi kanan, yaitu untuk menyundul bola kea rah samping.
Dalam permainan sepak bola menyundul bola berguna untuk:
1. Meneruskan bola atau mengoperkan bola kepada teman atau operan jarak pendek.
3. Menyapu bola di daerah pertahanan sendiri untuk mematahkan serangan lawan.( Danny Mielke, 2007:1).
Menyundul bola dengan sikap berdiri Yaitu :
1. Sikap badan dan pandangan kearah sasaran, kedua kaki di buka ke samping atau kangkang ke depan, berat badan diantara kedua kaki. 2. Sebelum melakukan sundulan, badan di tarik sedikit kebelakang dalam
posisi sedikit melenting.
3. Kedua lengan terbuka, siku di bengkokan mengimbangi badan, leher ditegangkan, pandangan kearah bola.
4. Gerakan badan ke depan menuju bola dan sundul bola tepat dengan dahi bagian depan hingga bola kembali meluncur ke depan.
Gambar 1. Menyundul Bola (heading)
H. Modifikasi
Modifikasi alat pembelajaran yang merupakan suatu upaya seseorang untuk
merubah alat berupa bola yang standar diganti dengan bola plastic dan cun
yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dan
dapat dicapai sebaik-baiknya.
1. Pengertian modifikasi
Menurut Bahagia dan Suherman (2000: 1) Modifikasi adalah menganalisa
sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dalam bentuk aktivitas
belajar yang potensial dan dapat memperlancar dalam pembelajaran.
Perlunya modifikasi menurut Bahagia adalah untuk menganalisa sekaligus
mengembangkan materi pelajaan dengan cara meruntunkannya dalam
bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar peserta
didik dalam belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan
dan membelajarkan peserta didik dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari
tingkat keterampilan yang lebih rendah menjadi tingkat keterampilan yang
lebih tinggi.
Rusli Lutan (1997:17) menjelaskan bahwa modifikasi adalah perubahan
keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat
2. Tujuan Modifikasi
Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :
1. mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani,
2. mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,
3. mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif,
4. mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan
kondisi fisik yang tidak seimbang.
Menurut Samsudin (2008:59) cara guru memodifikasi alat pembelajaran
akan tercermin dari aktifitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai
awal hingga akhir pembelajaran. Beberapa aspekanalisa modifikasi ini tidak
terlepas dari pengetahuan guru tentang : 1).Modifikasi tujuan pembelajaran,
2).Modifikasi materi Pembelajaran, 3).Modifikasi kondisi lingkungan,
4).Modifikasi dalam evaluasi pembelajaran.
Menurut Samsudin (2008:58) modifikasi merupakan salah satu usaha para
guru agar pembelajaran mencerminkan DAP(Developentally Appropriate
Practice)termasuk didalamnyabody scalingatau penyesuaian dengan
ukuran tubuh siswa yang sedang belajar. Aspek inilah yang harus selalu
disajikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelakaran penjas. Esensi
modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi
pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar
dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari
yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah
menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP
diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak
serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak
kearah perubahan yang lebih baik.
3. Modifikasi alat ( bola plastik dan bola karet )
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan bola plastik dan bola karet, memodifikasi bola ini digunakan
untuk proses pembelajaran. Modifikasi alat tersebut dimaksudkan agar
membantu siswa kelas V SD Wayakrui Kecamatan Banyumas Tanggamus
dapat melakukanheadingserta memudahkan peneliti dalam mengevaluasi
keterampilan Menyundul bola (heading).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bola plastik dan bambu
rintangan. Bambu rintangan dibuat sepanjang 2 m dan bambu ini
ditancapkan pada tanah agar dalam pelaksanaannya siswa dapat melewati
bambu rintangan dengan menggiring bolaplastik tersebut denganbenar.
Dalam pelaksanaannya alat ini disediakan 5-15 buah bola plastik agar siswa
bisa memperoleh kesempatan yang lebih banyak dan penulis juga bisa
mengevaluasi gerakan siswa.
Penggunaan alat-alat bantu di atas diharapkan dapat memotivasi anak
melakukan tugas gerak yang diberikan. Menurut Rusli Lutan (2002: 10)
pembelajaran Pendidikan Jasmani dikatakan berhasil apabila:
1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas
gerak yang dicurahkan siswa semakin banyak
2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif
3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas
4. Guru penjasorkes terlibat langsung dalam proses pembelajaran
I. Kerangka Pikir
Menurut Soekamto (1984:24) Kerangka pikir adalah konsep yang
memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada
Tujuan utama belajar gerak dasar adalah untuk meningkatkan keterampilan
gerak dasar yaitu perubahan perilaku yang bersifat psikomotor dan perubahan
penguasaan keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Selain perubahan yang
bersifat afektif dan kognitif, untuk dapat bermain bola basket dengan baik
siswa diharapkan terlebih dahulu menguasai gerak dasar salah satu adalah
menyundul bola.
Menyundul bola merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemain sepak bola. Pada umumnya bola-bola yang di sundul adalah bola-bola atas yang melambung tinggi. Orientasi pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar menyundul bola (Heading) pada anak
sekolah dasar selama ini cenderung lebih menitik beratkan pada hasil
banyaknya gerakanHeadingyang dilakukan oleh siswa, tanpa melihat
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan gerak Headings. Orentasi
pembelajaran yang seperti ini tidaklah efektif, sebab dengan orientasi
pembelajaran yang seperti ini kemampuan siswa tidak tergali secara optimal.
Dalam proses pembelajaran keterampilan gerak dasarHeadingpada siswa
kelas V SDN Wayakrui Kecamatan Banyumas Tanggamus, peneliti melihat
masih kurang efektif dan optimal proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kesulitan melakukan gerak
dasarHeadingdan hasil belajar yang kurang memuaskan. Adapun hal-hal
yang menyebabkan siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasarHeading
adalah: sulitnya penguasaan gerak dasar terutama saat perkenaan bola banyak
pada saat menyundul bola hal ini dikarenakan siswa takut terhadap bola karena
bola yang terlalu berat, rendahnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam
mencari gerak dasar dalam bermain sepak bola dan kurangnya sarana dan
prasarna olahraga untuk pembelajaran sepak bola dan belum adanya bola
basket modifikasi yang dipergunakan guru dalam proses pembelajaran gerak
dasar menyundul bola (heading).
J. Hipotesis
Menurut ( Suharsimi Arikunto), bahwa Hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap suatu masalah penelitian, oleh karena itu suatu hipotesis perlu diuji
guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang
menunjukan sebenarnya atau tidak .
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa, hipotesis adalah suatu
konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
Maka Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini secara umum adalah jika
pembelajaran menyundul bola dilakukan dengan menggunakan modifikasi
dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar menyundul bola .
Sedangkan secara khusus yaitu :
1. Jika pada siklus pertama modifikasi bola dari plastik digunakan maka,
dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar menyundul bola dalam
2. Jika pada siklus kedua modifikasi bola karet digunakan maka, dapat
memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar menyundul bola dalam
46
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
✻✼✽ ✾✿❀ ✿✽❁ ✿❂❃✿❀ ❄❅❆✼❂ ✼ ❅❄❇ ❄✿❂ ❈❉✿❁✿❀ ❄❉ ❆ ❊ ❅✿❂✾✿✽ ❄❆✼❂✼ ❅❄❇❄✿❂ ❄❂ ❄✿ ✾✿ ❅✿ ❃❋
●❍ ■✼❂❏✿❂ ❑✼❂❏❏❊❂✿ ✿❂❉▲✾❄▼❄❁ ✿❀ ❄ ◆▲❅✿❆ ❅✿❀ ❇❄❁✾✿❆✿ ❇❉✼❉❆ ✼✽◆✿ ❄❁ ❄✾✿❂
❉✼❂ ❄❂❏❁ ✿ ❇❁✿❂❏✼✽ ✿❁✾✿❀ ✿✽❉✼❂❖❊❂ ✾ ❊❅◆▲❅✿ ✾✿ ❅✿❉❀ ✼❆✿❁◆▲❅✿❆ ✿✾✿P ❄❀◗✿
❘✼❅✿❀❙P■❚●✻ ❊❉ ❄✿❖❊❑✽❄❂❏❀ ✼ ◗❊
❯❍ ■✼❂❏✿❂ ❑✼❂❏❏❊❂✿ ✿❂❉▲✾❄▼❄❁ ✿❀ ❄ ◆▲❅✿❁✿✽✼ ❇✾✿❆ ✿ ❇❉ ✼❉❆✼✽◆✿ ❄❁❄✾✿❂
❉✼❂ ❄❂❏❁ ✿ ❇❁✿❂❏✼✽ ✿❁✾✿❀ ✿✽❉ ✼❂❖❊❂✾❊ ❅◆▲❅✿✾✿ ❅✿❉❀ ✼❆ ✿❁◆▲❅✿❆ ✿✾✿P ❄❀◗✿
4❱
❲❳❨❩❬ ❩❭
❪❫❴❵ ❛❜ ❛❴❝ ❛❞❝❫❜❡❢ ❣❤ ✐❛❞❵ ❡ ❛❥❛❜❢❛❝❛❵❛❣❛❥❵❡ ❛❦❤ ❝ ❛❞❜❛❴ ❛❞❜ ❫❧ ❛♠ ❛❡❧ ❫❴❡ ❝❤ ❥♥
♦♣ q ❫❣ ❛❵ ❛ ❣❛❴ ❛♠❤❴❤ ❣❫❞❵❡❵ ❡ ❝❛❞❦❛❜❢ ❛❞❡, ❢ r❵ ❡s❡ ❝❛❜❡❣ ❫❢ ❧ ❫✐❛❦❛❴ ❛❞❡ ❞❡❵❛❣❛❥ ❵❡ ❦❛❵❡ ❝ ❛❞❜ ❫❧ ❛♠ ❛❡❛t❤❛❞❝❫❵ ❫❣❛❞❵❛✐❛❢ ❣❴r❜❫❜❣ ❫❢❧❫✐❛❦❛❴❛❞♠❫❴❛❝❵ ❛❜ ❛❴
❢ ❫❞✉❤ ❞❵❤✐❧r✐❛❵❛✐❛❢❜ ❫❣❛❝ ❧r✐❛ ♣
✈♣ ✇❞❥❤ ❝❜❡ ❜①❛q❫✐ ❛ ❜ ②③④⑤♦❪❤❢ ❡ ❛✉❤⑥❴❡ ❞♠ ❜ ❫①❤ ❛♠❛❴❜ ❫✐❛✐❤ ❧❫❴❤❣❛✉ ❛ ❢ ❫❞❡ ❞♠ ❝ ❛❥❝❛❞♠ ❫❴ ❛❝❵ ❛❜ ❛❴❢ ❫❞✉❤❞❵ ❤ ✐❧r ✐❛❵ ❛✐❛❢ ❜ ❫❣❛❝ ❧r✐❛ ♣
⑨⑨ ⑨ ⑩ME❶ODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
P❷ ❸❷ ❹ ❺ ❻❺ ❼❸❺ ❸❺❼❽❼❹ ❼❾❿❷ ❸❷❹ ❺ ❻❺ ❼❸❻❺ ❸❽❼➀❼❸➀❼➁❷❸❼❿❷❸❷❹ ❺ ❻❺ ❼❸❺ ❸❺❽❺ ❹ ❼➀➂ ➀❼❸
❽❷ ❸➃❼❸➄❷ ❻➅❽❷➀❼➆❺❻❺ ❸❽❼➀❽❷ ❸➃❼❸➄❷ ❸➃➃➂ ❸❼➀ ❼❸❿❷❽➅ ➄❼❸❿❷ ❸❷❹ ❺ ❻❺ ❼❸
❻❺ ❸❽❼➀❼❸➀❷❹ ❼➇(Clas room action research)❼❻ ❼➂ CAR. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan
penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan dikarenakan ada 3 kata
yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat
di terangkan, yaitu ;
1. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi
➈➉ T➊ ➋➌➍➎ ➍➋➏➐ ➋➑ ➒➑ ➎➎ ➍➋➓ ➍➌➍➔➑ ➍→➑ ➣ ➐↔ ➍➎➎➐ ➣➊ ➍→ ➍➋↕ ➍➋➣➔ ➐➋➣ ➍➒➍
➌➊➙➍➎➑ ➎➑ ➎ ➍➋➌ ➐➋➣ ➍➋→➑ ➒➑ ➍➋→➐↔ →➐ ➋→➑ ➌➍➙➍➏➓ ➐➋➐➙➊ →➊ ➍➋➓ ➐ ➏➛➐ ➋→➑➎
➏➐↔➍➋➣ ➎➍➊ ➎➍➋➔ ➊➎➙➑➔➎➐ ➣ ➊➍→ ➍➋➔ ➊ ➔➜ ➍➉
➝➉ ➞➐➙➍➔➌➍➙➍➏➟ ➍➙➊➋➊→➊➌ ➍➎→➐↔ ➊ ➎➍→➓ ➍➌➍➓ ➐➋ ➣➐↔→➊ ➍➋↔ ➑ ➍➋➣➎➐➙➍➔ ➠→➐→ ➍➓ ➊
↔➑➍➋➣➎➐➙➍➔➌➍➙➍➏➓ ➐➋➐➙➊ →➍➊ ➋➠↕ ➍➋➣➙➐➛➊➟ ➔➐➓ ➐➔ ➊➡ ➊ ➎➔ ➐➓ ➐↔→➊↕➍➋ ➣➙➍➏➍
➌➊ ➎➐➋ ➍➙➌➍➙➍➏➛➊ ➌➍➋➣➓ ➐➋➌ ➊➌➊ ➎➍➋➌➍➙➍➏➓➐➋➣ ➍➒➍↔ ➍➋↕ ➍➋ ➣➌➊ ➏➍➎➔➑ ➌
➌➐➋ ➣➍➋➊ ➔ →➊➙➍➟➎➐➙➍➔➍➌➍➙➍➟➔ ➐ ➎➐➙ ➢➏➓➢➎➔➊ ➔ ➜➍➔ ➐➎ ➐➙➍➔↕➍➋➣➔ ➍➏➍➌ ➍↔➊
➣➑↔➑↕➍➋ ➣➔ ➍➏➍➓➑➙➍➉ P➍➌➍➓ ➐➋➐➙➊→ ➊➍➋→ ➊➌➍➎➍➋➊ ➋➊➛ ➐↔➤➊↔➊➔ ➐➛➍➣ ➍➊
➛➐↔➊ ➎➑ →:
➥) Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual, b). menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan
perkembangan-perkembangan yang lebih baik, c). dilakukan melalui
putaran-putaran yang bersepiral (Suharsimi Arikunto dkk, 2006 : 104).
➦ ➐ ➋➑↔ ➑ → S➑➟➍↔ ➌➒➢➋➢ (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan
hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka
responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.
Menurut Suhardjono (2007: 61) tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu
proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,
Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif
dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat
bantu, dan sumber belajar lainnya.
4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi
yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa
5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah
6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan
pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
Gambar : Spiral Penelitian Tindakan Kelas.
PT➧➨➩ ➫ ➭➯ ➫ ➯➭➲ ➫ ➯➫➲➳➵ ➸➲ ➯➲➳➩ ➺➻➲ ➨➸➩➵ ➯➲ ➨➲➳➼➲➳➵ ➭➯➽➲➸ ➾➸➲➳➭➲ ➽➲➺➚ ➯➸ ➽➾ ➚
➪➩ ➫ ➾➽➲➳➵➶ Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c)
observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan
seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai
(kriteria keberhasilan).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Wayakrui Kecamatan Banyumas
Tanggamus Tahun pelajaran 2011/2012.
C. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Wayakrui Kecamatan Banyumas
Tanggamus.
b. Pelaksanaan Penelitian
Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu
D. Proses Pembelajaran Keterampilan Menyundul Bola (➹➘➴ ➷➬➮➱ ✃.
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti,
penutup.
2. Mempersiapkan bola plastik sebagai modifikasi atau pengganti bola
sesungguhnya yang akan dipergunakan pada silkus pertama sebanyak
lima buah dan mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan untuk
mengobservasi tindakan.
3. Menyiapkan alat dokumentasi (kamera).
4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus
pertama.
b. Pelaksanaan :
1. Siswa dibagi menjadi dua kelompok dan berbaris saling berhadapan
dengan jarak 2,5 meter.
X X X X X X X X
X X X X X X X X
X X X X X X X X
X X X X X X X X
2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan
dilakukan pada siklus pertama, yaitu dari sikap awal, pelaksanaan dan
sikap akhir gerak dasar menyundul bola (❐ ❒❮❰ ÏÐ ÑÒ.
3. Siswa diberikan contoh gerak dasar menyundul bola (❐❒❮❰ÏÐÑ) yang
benar, dari mulai sikap awal, pelaksanaan, akhir dengan menggunakan
bola plastik.
Gambar 3. Menyundul bola
4. Kemudian siswa mendemonstrasikan gerak dasar menyundul bola
(❐❒❮❰ÏÐÑ),berpasangan dengan teman di depannya secara
bergantian, setelah mereka melakukan gerak dasar menyundul
bola (heading) mereka kembali ke belakang barisan .
5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar menyundul bola
(heading) selama 20 menit, dengan perkiraan setiap siswa
c. Pengamatan :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu
pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar,
kemudian siswa dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah
dipersiapkan.
d. Refleksi :
Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar menyundul bola
(ÓÔÕ Ö×Ø Ù) dengan menggunakan bola plastik, pada siklus kedua yang
mana siswa melakukan gerak dasar menyundul bola (ÓÔÕ Ö×Ø Ù) dengan
menggunakan bola karet, dan dilihat berapa persen peningkatan yang
dicapai oleh siswa.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti,
penutup.
2. Mempersiapkan bola karet sebagai modifikasi atau pengganti bola
sesungguhnya yang akan dipergunakan pada silkus kedua sebanyak
lima buah dan mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan untuk
mengobservasi tindakan.
3. Menyiapkan alat dokumentasi (kamera).
4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus
b. Pelaksanaan :
6. Siswa dibagi menjadi dua kelompok dan berbaris saling berhadapan
dengan jarak 3 meter.
X X X X X X X X
X X X X X X X X
X X X X X X X X
X X X X X X X X
Contoh sekema barisan siswa.
7. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan
dilakukan pada siklus pertama, yaitu dari sikap awal, pelaksanaan dan
sikap akhir gerak dasar menyundul bola (Ú ÛÜÝ Þß àá.
8. Siswa diberikan contoh gerak dasar menyundul bola (ÚÛÜÝÞßà) yang
benar, dari mulai sikap awal, pelaksanaan, akhir dengan menggunakan
bola plastik.
Gambar 4. Menyundul bola
9. Kemudian siswa mendemonstrasikan gerak dasar menyundul bola
bergantian, setelah mereka melakukan gerak dasar menyundul bola
(âãä åæç è) mereka kembali ke belakang barisan .
10. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar menyundul bola
(âãä åæç è) selama 20 menit, dengan perkiraan setiap siswa
melakukan gerak dasar menyundul bola (âãäåæçè) sebanyak 30
kali.
c. Pengamatan :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu
pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar,
kemudian siswa dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah
dipersiapkan.
d. Refleksi :
Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes sepak bola pada materi
menyundul bola (âãä åæç èédidiskusikan berapa persen peningkatan yang
dicapai oleh siswa melalui refleksi dan hasil siklus ke-2 telah mencapai
ketuntasan pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini dapat
dihentikan pada siklus ke-2.
E. Instrumen dan Cara Pengambilannya
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya.Alat ini berupa tes
keterampilan menyundul bola (âãäåæç èédari Roji. instrument untuk
menganalisa keterampilan gerak dasar menggiring bola yang di adopsi dari
Format Lembar Penilaian
kedua kaki di buka ke samping atau kangkang ke depan
berat badan diantara kedua kaki
û Tahap gerakan
Sóï ó ý ùþþó ýíì ùìí ñöùñð ùýí ñ÷
ïíðí ñðëøíôë ìöóðë ìëøìó ïó ýíìí ñò
ðí ýíþî ÿöëöëöóðë ìëøþó ýó ñøë ñò
Kedua lengan terbuka, siku di bengkokan mengimbangi badan.
ýóõóôðëøóò í ñòìí ñ÷î íñðí ñò í ñ
ìóíôíõï ÿýí
Gerakan badan ke depan menuju bola
sundul bola tepat dengan dahi bagian depan hingga bola kembali meluncur ke depan
3 Akhir gerakan
Kembali k dengan keadaan seperti semula.
F. Analisis Data
Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat
prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung
prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :
100%
f : Jumlah yang melakukan benar
n : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa
yang dikatakan tuntas apabila :
1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai 65 atau persentase ketercapaian
65 % secara perorangan.
2. Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat 85 %
siswa yang telah mendapat nilai 65 ( Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru 79).
1
✁ ✂✄ ☎✆✝✞✟✠✟✝☎
✝✁ ✠✡☛ ✡☞✌ ✍✎ ✡✏✡✑✒
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong
perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,
penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),
membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana
cara melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif sehingga menghargai
manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup dan pembiasaan
pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta
perkembangan yang seimbang. Materi pokok Pendidikan Jasmani
2
permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas
ritmik; aquatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (✓ut door).
Salah satu tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah mengembangkan
keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai
permainan dan olahraga. Dalam perkembangannya melalui suatu
pembinaan yang sistematis dan teratur. Proses pembelajaran harus sejalan
dengan kematangan siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara
setiap umur yaitu dari masa balita, anak-anak, masa remaja, dewasa dan
masa tua.
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan
mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi
permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama,
dan lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat. Dalam pelaksanaan
pembelajaran guru dapat memberikan berbagai pendekatan agar siswa
termotivasi dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Cara pelaksanaan
pembelajaran kegiatan dapat dilakukan dengan latihan, menirukan,
permainan, perlombaan, dan pertandingan.
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari sistem pendidikan secara
keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, kemampuan berfikir kritis, stabilisasi emosional,
3
Dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses
pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Peran pendidikan
jasmani yakni memberikan kesempatan pada seseorang untuk terlibat
langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang
dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan
untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang
hayat.
Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah berpengaruh besar terhadap
perkembangan, kecepatan, sikap dan tingkah laku anak didik. Oleh karena
itu pendidikan jasmani yang diajarkan dapat membangkitkan dan
mengarahkan potensi pada anak didik serta nantinya sehat serta berkualitas.
Penguasaan gerak merupakan salah satu aspek yang penting dan dominan
bagi tujuan yang akan dicapai dalam proses pendidikan jasmani. Lebih jauh
lagi, tujuan tersebut mengarah pada perkembangan dan kemampuan
organik, neuromuscular, intelektual, emosional, dan moral peserta didik
secara menyeluruh.
Dalam pendidikan jasmani terdapat banyak materi olahraga permainan yang
diajarkan. Salah satunya yaitu permainan sepak bola. Permainan sepak bola
identik dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak kompleks.
Sepintas dapat diamati bahwa dalam bermain bulutangkis harus melakukan
4
bergerak lagi, gerak meloncat, menjangkau, memutar badan degan cepat,
melakukan langkah lebar tanpa pernah kehilangan keseimbangan tubuh.
1. Salah satu masalah yang dihadapi para siswa✔✕✖✗✘ ✙✚✛✜ ✢✙✣✤✛ ✥✦ ✧★✩ ✙dalam
belajar pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya pada permainan sepak bola
adalah rendahnya hasil belajar menyundul bola. Berdasarkan pengalaman dalam
mengajar penulis untuk siswa SD pada cabang olahraga sepak bola, ternyata
penguasaan gerak dasar sepak bola relatif rendah, terutama pada gerak dasar
menyundul bola yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam
melakukan gerak dasar menyundul bola adalah sulitnya penguasaan gerak dasar
terutama saat perkenaan bola banyak siswa yang tidak tepat menyundul bola pada
dahi, siswa memejamkan mata pada saat menyundul bola hal ini dikarenakan siswa
takut terhadap bola karena bola yang terlalu berat. Setelah penulis mengamati
selama beberapa tahun yang lalu berkisar 70% dari siswa masih kurang penguasaan
gerak dasar menyundul bola.Jika ditelusuri lebih cermat lagi siswa yang dapat
menguasai gerak dasar menyundul bola tidak lebih dari 15-20%, dikarenakan
jumlah siswa putri lebih besar dari jumlah laki-laki berkisar 60 % berbanding 40 %,
salah satu penyebab rendahnya hasil belajar gerak dasar menyundul bola,jika
dilihat dari hasil Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)✔✕✖✗✘✙✚ ✛✜ ✢✙✣✤✛ ✥✦ ✧★✩ ✙
adalah 65. Kenyataan ini menarik untuk dikaji lebih jauh dengan kajian ilmiah yaitu
dengan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul :
MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI
5
✪✫ ✬ ✭✮ ✯✰ ✱fikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
✲ ✳ ✴✵✶ ✷✸✹✶✺✸✹ ✸✻ ✼✽✾✵✽✸✿✸❀✻ ✼✻ ❁✸✻✸✸❂❃✵✽✸❄ ❅❄✸✶❆✵❀✸❄ ✷✸✻✸❀ ❃✵✶ ✺❅✶ ✷❅✽ ✾❇✽✸ ✳
❈ ✳ ❉❅❀✸✶❆❂✵❊✸❂✶✺✸❊✵❀ ❄✵✶ ✸✸✶✾❇✽✸❊✸ ✷✸✷✸✹✼✻✸✸❂✻✼✻ ❁✸ ❃✵✶✺❅✶ ✷❅✽✾❇✽✸ ✳
❋ ✳ ●✼✻ ❁✸✾✸✶✺✸❄ ✺✸✶❆❃✵❃✵✿✸❃❄✸✶❃✸❂✸❊✸ ✷✸✻✸✸❂❃✵✶ ✺❅✶ ✷❅✽❄✸❀✵✶ ✸✻ ✼✻ ❁✸
❂✸❄ ❅❂ ❃✵✶ ✺❅✶ ✷❅✽✾❇✽✸✷✼✻✵✾✸✾❄✸✶✾❇✽✸✺✸✶❆✾✵❀✸❂ ✳
❍ ✳ ■✵❃✾✵✽✸✿✸❀✸✶❊✵✶✿✸✻ ❄✵✻❊✸ ✷✸❆✵❀✸❄✷✸✻✸❀✻✵❊✸❄✾❇✽✸ ❃✵✶✺❅✶✷❅✽✾❇✽✸✷✼
●❏❑✲▲ ❅ ❃✼✸✺❅■❀✼✶❆✻✵❁ ❅❄ ❅❀✸✶❆✵▼✵❄❂✼ ▼✳
◆❖ P◗❘◗ ❙❚ ❯❱❚❙❚ ❲❚ ❳
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : Apakah pembelajaran gerak dasar menyundul
bola dapat ditingkatkan dengan modifikasi alat bantu siswa kelas V SDN 1
Bumiayu Pringsewu? .
6
Dari identifikasi masalah yang telah dikemukakan, agar tidak meluas maka
ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada masalah :
❞ ❡ ❢❣❤ ✐❥❦❤❧❥♠❣♥❣ ♦❥ ♣q rs❥❤ t❣ ♦❥ ♠✐❥ ✉❥ ♦♥❣ ♦✈♥❥ ♣❥♣❣❤❧✈❤✐✈ s✇ ① s❥q ❥ ✐❥ ✉r✉ ②❥
♠❣ s❥ ✉③④⑤⑥❞⑦✈ ♣r❥y✈⑧♦r❤t✉❣ ②✈
⑨ ❡ ⑧❣❤❣ sr♥ r❥❤ ✐ rs❥ ♠✉❥❤❥ ♠❥❤✐r④⑤⑥❞⑦✈ ♣r❥✈y⑧♦r❤t✉❣ ②✈ ⑩✇ ❶❣ ♠q❣❤ ❣ sr♥ r❥❤ y
❥❤ t✐r❥ ♣❥♥ r❦ ❥ ✉ rs✇❣ s❥❶❥ ♦t❣ ♦❥ ♠✐❥ ✉❥ ♦♣❣❤y✈❤✐✈ s✇ ① s❥ , ✉ ✈✇ ❶❣ ♠q ❣❤❣ sr♥ r❥❤ y
❥❤ t✐r❥ ♣❥♥ r❥ ✐❥ s❥❦ ✉r✉ ②❥ ♠❣ s❥ ✉③④⑤⑥❞⑦✈♣ r❥y✈⑧♦r❤ t ✉❣ ②✈
❷❸ ❹ ❺❻ ❺❼ ❽❾❿❽❿➀➁➂ ➁❼ ❽
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai
berikut:
❞❡ ➃❤ ♥ ✈♠♣❣ ♣q ❣ ♦✇❥ r♠ r✐❥❤♣❣❤r❤ t♠❥♥ ♠❥❤ t❣ ♦❥ ♠✐❥ ✉❥♦✉❣q❥ ♠✇①s❥ ✐❣❤t❥❤
q❣❤tt✈❤❥❥❤ ♣①✐ r➄ r♠❥ ✉r✇ ① s❥⑧s❥ ✉♥ r♠✐❥ s❥ ♣♣❣ s❥ ♠ ✈♠❥❤t❣ ♦❥ ♠✐❥ ✉❥ ♦
7
➇➈ ➉➊➋➌ ➍➌ ➎ ➍➏➐➑➒➋➒➓➑➈➌➍➈➒➈ ➔➋➑ ➉➋ ➑➈➔➍➏➑➋➓➑ →➑ ➏➌ ➍➈ ➣ ➊➈ ➓➊↔➐↕↔➑➓ ➍➈ ➔➑➈
➎➍➈➔ ➔ ➊➈ ➑➑➈ ➌↕ ➓➒➙➒➋➑ →➒➐↕ ↔➑➋➑ ➏ ➍➉➓➑ ↔➑➌➌➍↔➑➋ ➊➋➑➈➔➍➏➑➋➓➑ →➑ ➏➌ ➍➈ ➣ ➊➈ ➓ ➊ ↔
➐↕ ↔➑➓➍➈➔ ➑➈➐ ➍➏➎ ➑ →➑➈➔ ➑➈➣➑➈ ➔➓ ➒ ➐ ➍➏➒➛➑ ➏➑➋➜➌➓ ➑➎➑ ➉➌➍➌ ➐ ➍➏➒➋ ➑➈➎➍➈➒➈ ➔➋ ➑ ➉➑➈
➔ ➍➏➑➋➓ ➑ →➑ ➏➌ ➍➈ ➣ ➊➈ ➓ ➊ ↔➐↕ ↔➑➎➑➓ ➑→➒ →➝➑➋ ➍↔➑ →➋ ➍↔➑ →➞➟➠➡➢➤➊➌ ➒➑y➊ ➥ ➏➒➈ ➔ → ➍➝➊
➦➧ ➨ ➩➫➭ ➩ ➩➯➲➳➫➳➵➸ ➯➸ ➩➫
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
➢ ➺ ➤➑➔➒➥ ➍➈➍↔➒ ➉➒
Peneliti dapat mengetahui salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan gerak dasar menyundul bola.
➻➺ ➤➑➔➒➟➒ →➝➑
➟➍➐➑➔➑➒➎➍➌ ➐ ➍↔➑ ➛➑ ➏➑➈ ➊➈ ➉➊➋➌ ➍➈ ➒➈ ➔➋ ➑ ➉➋➑➈➋➍➉➍➏➑➌ ➎➒ ↔➑➈➔ ➍➏➑➋➓ ➑ →➑ ➏
➌➍➈y➊➈ ➓ ➊ ↔ ➐↕↔➑➺ ➜➺ ➟➍➋ ↕ ↔➑➼
➟➍➐➑➔➑➒➐➑➼➑➈ ➏ ➍➙➍➏➍➈→➒➐➑➔➒➎➍➌ ➐➒➈➑→ ➍➋ ↕ ↔➑➼➌ ➍➈➔ ➍➈ ➑➒➎➍➈ ➔➔ ➊➈➑➑➈ ➐↕ ↔➑
➎↔➑ →➉➒➽➓➑➈➐↕ ↔➑➋ ➑ ➏➍➉→➍➐➑➔➑➒➌↕ ➓➒➙➒➋ ➑ →➒➐↕↔➑➎ ➑➓➑➎➍➌ ➐ ➍↔➑ ➛➑ ➏➑➈➔➍➏➑➋
➓ ➑ →➑ ➏➌ ➍➈➊➈ ➓ ➊ ↔➐↕ ↔➑➺
4➺ ➤➑➔➒➥ ➏↕➔➏➑➌➟➉➊➓ ➒➥ ➍➈ ➛➑ →➋ ➍→➾➚➪➥ ➇➡➪ ➶➹➺
➘➑ →➒ ↔➎➍➈ ➍↔➒ ➉➒➑➈➒➈➒➓ ➒➼➑ ➏➑➎➋ ➑➈➌➍➈ ➛➑➓ ➒➔ ➑➌ ➐➑ ➏➑➈➎➍➈➔➍➌ ➐➑➈ ➔➑➈➌ ➑ ➉➍➏➒
➴➷
➬➮➱✃ ➮❐❒❮❰✃➮Ï ➮
ÐÑÒÓÔ ÕÖ× ØÙÔ ÚÛ ÑÜ ÒÝ ÒÞß à à➷Þáâ ãä åæ çâáåèålétéêèë ç êìuá åèæ åí êìêèá â êítéí Þ îÛ ÓÛ ÑÖÛïðñòÒÕóÓÛôÒptÛ Þ
õÛtty, ö ÑÒ÷ Þøùù ú û Latihan Metode Baru Sepakbola Pertahanan.õÛ ÕüÔÕýï ôþðÒ×ÕÒr îÛÛ Þy
ÿÒ üØro ôlÒ✁ óÞ øùù úû Keterampilan Sepakbola.✂oýÛyÛkÛrt ïðñôÒtrÛÐ✄ÒðÛÛrÛm HÛrÜ× Õ× Þøù ù➴ ÞPerencanaan Program Latihan.îÛ ÓÛÛrt ï K☎✆ ✝ðÔ ÜÛtÞ
✞Ûmpýun, ✟ÕÒ✁óÜ ÒrÛ Ü Þøùù➷Þt FormatPenulisan Karya IlmiahÞõÛ ÕüÛr ✞ÛmpÔÕý ✟Õ Ò✁órÜ ÒtÛs ✞Ûmpýun Þ
✞Ûutn, òuslÒüÛnÙÔÚóÛrmn, ÐüÛnýÞøù ùù ÞPengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. îÛ ÓÛÛrt ï✠ó✡üÒÓ☛Ôü✠ÒróÛktort î óÕüÑÛl ðóÕüÒüÒÓÛn✠Û ÜÛr üÛn☞óÕónýÛ ÚÞ ✞☛ Û÷ Úóux r, î×Üó✡ ÚÞøù ù➴ û SepakbolaLangkah langkah Menuju Sukses.îÛ ÓÛrtÛï
ðñòÛ✄ÛýÛr ÒÕü×ð órÜÛüÛÞ
☞ ÒólÓó, ✠Ûnny û øù ùúÞDasar Dasar Sepakbola.õÛ ÕüÔÕýïðÛÛkr òÛÛ Þy ☞×óÒlono, Ð× Õ Þnt ßàà✌Þ Kamus Besar Bahasa IndonesiaÞîÛ ÓÛÛrt ï
õÛlÛ ÒðÛ ÓÛ Þust
✆urÚÛ ÜÛ Õ Þøùù ß Þ Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani.îÛ ÓÛrtÛï✠Òr✄ón ☎Û ÚÑÛýÛ Þl
✍✎
✏✑✒✓✒ ✔✕ ✖✗ ✘ ✙✒ ✚✛✜✎✎✢✛Sepakbola Remaja.✗ ✣✤ ✣✔✥✣✦✧★✛ ✩✘✕✪ ✣✗ ✣✓ ✣✫✬ ✥✔ ✣✛
✏✬✭✮✫✥✘ ✛✯✤ ✤✛ ✜✎✎ ✎ ✰✱✢✢ ✢✛ Olahraga Pilihan:Sepakbola✛✗ ✣✤✣✔ ✥✣✦✯✮✔✲✒ ✑ ✯✮✤✪ ✣✕ ✳✒ ✑
✏✬✤✣✥✣✳ ✕✮✛ ✜✎ ✴ ✍✛ Sepak Bola✛✵✑✮ ✶✒ ✔✕✮✥✣✕★✒ ✔✷✬ ✤ ✣✛✗ ✣✤✣✔✥✣✦✯✒ ✫✪✮✤✷✬ ✪
✏✬✔✮✕ ✳✣✑✛✱✢✢ ✸✛Penilaian Hasil Pembelajaran✛ ✹ ✣✑✪ ✣✔✺✣✳ ✫✬✑✻✦✵✑✮ ✶✒ ✔ ✕✮✥✣✕ ✺✣✳✫✬✑✻✛
✼✽