• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SDN 3 GULAK GALIK TELUK BETUNG UTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SDN 3 GULAK GALIK TELUK BETUNG UTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA MELALUI

MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SDN 3 GULAK GALIK TELUK BETUNG UTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

HETI PUSPITA SARI

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki melalui metode

pembelajaran modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan bola modifikasi terbuat dari busa bekas dibuat seperti bola dan dibungkus dengan pelastik bekas, dan siklus kedua dengan modifikasi bola plastik sebanyak siswa.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki yang meliputi sikap awal, pelaksanaan, dan sikap akhir.

(2)

PENINGKATAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA MELALUI

MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SDN 3 GULAK GALIK TELUK BETUNG UTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

HETI PUSPITA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENINGKATAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA

KELAS V SDN 3 GULAK GALIK TELUK BETUNG UTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh :

HETI PUSPITA SARI

PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(4)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Daur Ulang PTK ... 18 Gambar 2 : Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan

Nilai ≥ RK dan < RK Gerak Dasar Menggiring Bola Dengan Kura-kura Kaki Disetiap Siklus ... 28 Gamabr 3 : Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Yang Mendapatkan

(5)

i

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar mengajar ... 7

G. Modifikasi Alat Pembelajaran... 14

H.Hipotesis ... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 17

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 25

B. Pembahasan ... 29

(6)

ii

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 33

B. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 35

(7)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menggiring Bola Dengan Kura-kura Kaki ... 25 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menggiring Bola

Dengan Kura-kura Kaki Siklus I ... 26 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menggiring Bola

Dengan Kura-kura Kaki Siklus II ... 27 4. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak

(8)

MOTTO

“ PENGGALAMAN ADALAH ILMU

YANG BERMANFAAT

TAPI PENDIDIKAN

LEBIH DI UTAMAKAN

DAN TIDAK DAPAT

(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Wiyono, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003

(10)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Heti Puspita Sari

NPM : 1013068017

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Gerak Dasar Menggiring bola Dengan Kura-Kura Kaki Dalam Sepakbola Melalui

Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada Agustus tahun 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila

dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, Oktober 2012

(11)

PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur kepada Allah AWT,

Kupersembahkan Karyaku Kepada :

Ayah dan Ibunda tercinta, Ayah dan Ibu mertua tercinta

Suami (Gunawan Sucipto) Anak ku ( Alif Aprillo Wantista )

tercinta.

Kakak dan Mbak kuyang tercinta ,

Para siswa – siswi di SD Negeri 3

Gulak Galik Teluk Betung Utara

Rekan – rekan senasib seperjuangan

di FKIP Universitas Lampung ( UNILA )

Almamater Ku FKIP UNILA Bandar Lampung

Sebagai bukti dan ucapkan terimakasih atas do’a

yang tulus, bantuan,

Dorongan dan pengorbanan yang selalu menyertai

(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 28 Februari 1980 di Sukadana Lampung Timur, dari Pasangan Bapak Ali Ahmad dan Ibu Samsiah.

PENDIDIKAN

- SD Negeri Sukadana Lampung Timur pada tahun 1992

- SMP N 1 Sukadana Lampung Timur pada tahun 1995

- SMA N 12 Bandar Lampung pada tahun 1998

- Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

( FKIP ) Universitas Lampung ( UNILA ) di Bandar Lampung Progaram Study S 1

Penjaskes Dalam Jabatan .

PEKERJAAN

- Guru Bantu di SD Negeri 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung dari

tahun 2003 sampai dengan tahun 2006

- PNS di SD Negeri 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung dari

(13)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul ” Peningkatan Gerak Dasar Menggiring bola Dengan Kura-Kura Kaki Dalam Sepakbola Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Baharrudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SD SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas IV Tahun Pelajaran 2011/2012.

8. Siswa-siswi kelas V SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

(14)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Oktober 2012

Penulis

(15)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh seseorang

melalui proses pembelajaran agar secara aktif dapat mengembangkan dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya

dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan jasmani dan

kesehatan merupakan wahana pengembangan motorik, pengetahuan dan

penghayatan nilai-nilai moral yang bermuara pada pengembangan jiwa

peserta didik secara utuh.

Isi dari pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan memuat berbagai

permainan olah gerak jasmani yang dapat merangsang peserta didik untuk

menjadi aktif dan kreatif sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangannya. Masa anak-anak merupakan masa dimana pertumbuhan

dan perkembangan organ-organ tubuhnya sedang berlangsung dan bersifat

terpadu. Perkembangan yang satu berkaitan erat dan mempengaruhi aspek

(16)

2

Pada usia sekolah dasar perkembangan fisik merupakan kepedulian guru.

Pada usia sekolah dasar perkembangan fisik akan amat erat kaitannya dengan

perkembangan kognitif. Melalui aktivitas fisik mereka mampu menghayati

konsep- konsep yang belum dikenalnya. Disinilah pendidikan jasmani ikut

andil bagian dalam perkembangan seorang anak. Menurut pakar pendidikan

jasmani Amerika Serikat, Nixon dan Jewett, pendidikan jasmani adalah satu

tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan

perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan

atas dasar kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon

yang terkait langsung dengan mental, emosi dan sosial.

Permainan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi mereka yang

memainkannya karena adanya pengaruh positif, baik terhadap individu

maupun kelompok terutama terhadap aspek fisik, mental dan moral.

Permainan sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan

anak terutama karena karakteristik permainannya yang mengutamakan

kerjasama kelompok dan dapat mengembangkan kemampuan penalaran

disamping dapat mengembangkan kemampuan gerak, sikap serta kesegaran

jasmani.Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat

mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi

permainan / olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan

lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat.

Menurut sistem keolahragaan nasional UU RI No.3 tahun 2005 Bab IV Pasal

(17)

3

olahraga dan memelihara prasarana dan sarana olahraga serta lingkungan,

faktor yang menunjang dalam proses pembelajaran sepakbola adalah sarana

dan media belajar yang digunakan. Sarana dan fasilitas serta peralatan yang

dipergunakan akan berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan bermain

sepakbola, ketersediaan fasilitas yang digunakan tidak sesuai akan

berpengaruh terhadap kelancaran proses pembelajaran sepakbola di sekolah

sesuai dengan tujuan kurikulum pendidikan jasmani.

Pelaksanaannya adalah dengan menyediakan dan memberikan berbagai

pengalaman gerak untuk membentuk fondasi gerak yang kokoh dan dapat

mengubah gaya hidup menjadi aktif dan sehat. Gerak tersebut terbagi unsur

gerak antara lain melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan

sosial sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai

pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan,

kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani

serta pemahaman terhadap gerak.

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat. Sering

kita jumpai anak-anak maupun orang dewasa yang melakukan bermain

sepakbola dengan menggunakan fasilitas yang sederhana. Hal ini

menunjukkan bahwa bermain sepak bola sangat digemari oleh seluruh lapisan

masyarakat mulai dari anak-anak maupun orang dewasa.

Salah satu gerak dasar dasar bermain sepakbola adalah menggiring bola.

(18)

4

bola dengan kaki untuk dioperkan kepada temannya untuk mencetak gol ke

gawang lawan. Menggiring bola merupakan gerak dasar yang penting setelah

menendang. Dalam menggiring bola seorang pemain harus mampu

mengantisipasi datangnya bola, kemudian mengoper kepada temannya

sebagai umpan untuk mengarahkan ke gawang lawan untuk mencetak gol.

Hal ini disebabkan karena pada waktu melakukan seorang pemain harus terus

bergerak untuk melepaskan diri dari hadangan lawan. Oleh karena itu maka

upaya untuk meningkatkan penguasaan gerak dasar menggiring bola maka

perlu diajarkan secara baik dan benar.

Pengalaman penulis mengajar untuk siswa SD masih banyak yang kurang

berani membawa bola/menggiring bola pada waktu bermain di karenakan

bola takut lepas dari penguasaannya. Pada umumnya pada saat menggiring

bola yang terjadi tendang kejar sehingga bola mudah dikuasai lawan

bermainnya. Setelah penulis amati dari beberapa tahun yang lalu berkisar

70% dari siswa masih kurang penguasan gerak dasar menggiring bolanya.

Jika ditelusuri lebih cermat lagi yang dapat menguasai gerak dasar

menggiring bola tidak lebih dari 15 - 20 %, di karenakan jumlah siswa

putrinya lebih besar jumlahnya dari laki-laki berkisar 45% berbading 55 %,

salah satu penyebab rendahnya hasil belajar gerak dasar menggiring bola, jika

dilihat dari hasil Keriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) di SDN 3 Gulak

Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung adalah 65.

Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis perlu

(19)

5

kelas ( PTK ) dengan judul ”Peneingkatan Gerak Dasar Menggiring Bola

dengan Kura-kura kaki Dalam Sepakbola melalui Modifikasi Alat Bantu

Pada Siswa Kelas V SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka

permasalahan yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Masih rendahnya kemampuan penguasaan gerak dasar menggiring bola

pada siswa kelas V di SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara

Bandar Lampung .

2. Masih banyak siswa menggiring bola yang dilakukan adalah tendang

kejar pada siswa kelas V di SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung .

3. Masih rendahnya minat dan motivasi siswa putri dalam belajar

sepakbola pada siswa kelas V di SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung .

C. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,

maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah pembelajaran gerak dasar menggiring bola dalam Sepakbola melalui

modifikasi Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung

(20)

6

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di

atas, maka penelitian ini bertujuan

1. Untuk memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar menggiring bola

dalam sepak bola dengan modifikasi bola terbuat dari busa bekas dibuat

berbentuk bola, plastic, dan karet pada siswa kelas V di SDN 3 Gulak

Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung.

2. Untuk mengatasi kendala yang menyebabkan rendahnya pelaksanaan

pembelajaran gerak dasar menggiring bola dalam sepak bola yang

dihadapi siswa pada pembelajaran permainan sepak bola pada siswa kelas

V di SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan

bagi:

1. Bagi penliti

Dapat menambah pengetahuan terutama yang berkaitan dengan

sepakbola.

2. Bagi siswa

Sebagai motivasi dalam meningkatkan gerak dasar menimang dalam

sepakbola.

3. Sekolah

(21)

7

penggunaan alat bantu pembelajaran (bola plastik, kertas digulung

menyerupai bola, dan bola yang digantung) pada sepakbola keterampilan

menimang.

4. Bagi Program Studi

Sebagai informasi dan acuan bagi pihak yang ingin melaksanakan

(22)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar

Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui

pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan salah satu proses

suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya

mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar

bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.

Menurut Oemar Hamalik (2003) “Mengajar adalah kegiatan membimbing

kegiatan belajar dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan

belajar siswa”. Menurut Husdarta dan Saputra (2002) “Mengajar merupakan suatu

proses yang kompleks, guru tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada

siswa saja tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena

mengajar sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus

mempersiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa”.

Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju

ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar

(23)

9

merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah “penambahan

pengetahuan“.

B. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas

jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan

dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif,

dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. (Kurikulum penjaskes

2004)

Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan

kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai

pelaku dan menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup

sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif

(Depdiknas, 2004: 2).

Menurut Eddy Suparman (2000:1) pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata

pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses

pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat

menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan

(24)

10

Marta Dinata (2009) menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan usaha

pendidikan dengan menggunakan aktifitas otot-otot besar hingga proses

pendidikan berlangsung tidak terlambat oleh gangguan kesehatan dan

pertumbuhan badan. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian

integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis,

stabilisasi emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui

aktifitas jasmani dan olahraga.

Disinilah pentingnya pendidikan jasmani, karena menyediakan ruang untuk

belajar menjelajahi lingkungan kemudian mencoba kegiatan yang sesuai minat

anak menggali potensi dirinya. Melalui pendidikan jasmani anak-anak

menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak,

menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan

perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna

dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fifik,

mental, emosi, sosial dan moral.

C. Keterampilan Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan

tingkat kematangan. Ketermpilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi

dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998) membagi tiga gerakan

dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor,

(3) manipulatif.Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah ”gerak yang

(25)

11

memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling”. gerak non

lokomotor” adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari

tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan

menarik. Sedangkan gerak manipualtif adalah ketrampilan memainkan suatu

proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian

tubuh yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi kaki,

mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.

D. Sepakbola

Permainan sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan oleh dua

regu, yang masing-masing regunya terdiri dari sebelas pemain termasuk penjaga

gawang. Permainan sepakbola dilakukan dengan seluruh anggota badan kecuali

kedua lengan (Soekatamsi, 269).

Permainan sepakbola dimainkan olah dua regu yang masing-masing regu

beranggotakan 11 orang. Masing-masing regu mempertahankan sebuah gawang

dan menjebolkan bola ke gawang lawan. Setiap tim memiliki kiper yang bertugas

untuk menjaga gawang. Kiper diperbolehkan untuk mengontrol bola dengan

tangannya di dalam daerah pinalti yaitu daerah yang berukuran lebar 40,22 meter

dan panjang 16,5 meter pada garis akhir. Pemain lainnya tidak diperbolehkan

menggunakan tangan atau lengan mereka untuk mengontrol bola, tapi mereka

dapat menggunakan kaki, tungkai atau kepala. Gol diciptakan dengan menendang

atau menanduk bola ke dalam gawang lawan. Setiap gol dihitung dengan skor

(26)

12

E. Gerak Dasar Menggiring bola dengan Kura-kura kaki

Di dalam permainan menggunakan sistem ”man to man” maka menggiring bola

dengan kura-kura kaki merupakan kebutuhan gerak dasar yang penting dari taktik

perorangan. Menggiring juga dimaksud untuk menyelamatkan bola apabila tidak

ada kemungkinan untuk passing dengan segera.

Di dalam menggiring bola dengan kura-kura kakiseorang pemain harus dapat

mengontrol bola dengan baik. Bola harus dikontrol dengan baik di daerah yang

sempit, yang mana berarti bahwa bola selalu disentuh pada setiap langkah. Satu

hal yang perlu diperhatikan di dalam latihan menggiring bola dengan

kura-kuraialah setiap pemain dianjurkan untuk menggunakan kedua kaki sebagai

keperluan untuk melindungi bola terhadap serangan lawan. Pandangan tidak boleh

selalu pada bola, tetapi diutamakan pengamatan situasi lapangan.

1) Metode menggiring bola dengan Kura-kura kaki

Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar, Posisi kaki yang

digunakan untuk menggiring bola dengan kura-kura sesuai dengan kaki pada

waktu menendang bola dengan kura-kura kaki bagian luar. Kaki diputar

kedalam pada pergelangan kakinya ke arah kaki tumpu. Bola disentuh pada

titik pusatnya dengan kura-kura kaki bagian luar.

Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar digunakan oleh pemain

apabila bergerak maju atau apabila lintasannya melengkung, dimana hal ini

(27)

13

ditempatkan diantara bola dan lawan,sedangkan bola digiring dengan kaki

yang jauh dengan lawan.

2) Menggiring bola dengan kura-kura dengan kaki bagian dalam.

Posisi kaki sesuai dengan posisi kaki yang digunakan untuk menendang bola

dengan kura-kura kaki bagian dalam. Kaki yang digunakan untuk menggiring

bola dengan kura-kura ditarik ke bawah dan diputar ke dalam pergelangan

kakinya. Gerak ini terutama digunakan apabila pemain menggiring bola

dengan kura-kura dengan melingkar.

F. Alat Bantu

Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu

menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan

sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun

sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan

pengajaran yang diharapkan.

Hamalik dalam Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan

minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan

bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media

pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektivitas

(28)

14

Sudjana dan Rivai dalam Azhar Arsyad (2005: 24-25) mengemukakan manfaat

media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :

“a)Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar, b) bahan pembelajaran akan lebih jelas

maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya

menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, c) Metode mengajar akan lebih

bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata

oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, Siswa

dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab aktivitasnya mengamati,

melakukan,mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain”.

Menurut Azhar Arsyad (2005: 7) media pendidikan memiliki pengertian alat

bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Tetapi ada sedikit

perbedaan penggunaan istilah media dan alat bantu. Media adalah alat yang

digunakan pendidik dalam menyampaikan pembelajaran, dan alat bantu (peraga)

digunakan untuk membantu proses pembelajaran agar bahan pelajaran yang

disampaikan oleh guru lebih konkret/jelas karena ada model atau replika yang

dapat diamati siswa sehingga mudah diterima atau dipahami peserta didik.

Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan

membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses

pembelajaran dan efektif serta efesien.

Menurut Amir Hamzah (1988: 110) penekanan alat bantu belajar terdapat pada

visual dan audio. Alat bantu visual terdiri dari alat peraga dua dimensi hanya

(29)

15

sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu panjang,

lebar, dan tinggi (seperti: benda asli, model, alat tiruan sederhana, dan barang

contoh).

Alat bantu (peraga) adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan

pendidikan, alat peraga sangat penting dengan adanya alat peraga ini maka bahan

dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat tersebut berguna agar bahan pelajar

yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik.

Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan

membantu guru agar proses belajar sisiwa lebih berhasil dalam proses

pembelajaran dan efektif serta efesien.

G. Modifikasi Alat Pembelajaran

Di dalam kamus bahasa Indonesia modifikasi adalah ”pengubahan” dan berasal

dari kata ”ubah” yang berarti ”lain atau beda” mengubah dapat diartikan dengan

”menjadikan lain dari yang sebelumya” sedangkan dari arti pengubahan adalah

”proses”, perubahan atau cara mengubah, kemudian mengubah dapat juga

diartikan pembaruan. Tidak mengherankan bahwa pada mulanya dalam

pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena mengajar itu penting

melainkan mengajar itu bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa yang

bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan

untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus

(30)

16

sesuau” alat meupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk

proses kegiatan kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat

pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi

yang akan dibeikan kepada siswa, dengan bertujuan agar mudah dipahami dan

dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.

Rusli Lutan ( 1998 ) Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk,

isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan

aslinya. Lutan ( 1998 ) menerangkan modifikasi dalam mata pelajaran diperlukan

dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dan mengikuti pelajaran,

meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa dapat

melakukan pola gerak secara benar.

“Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :1) mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang”. ( Lutan, 1997 ).

Menurut Azhar Arsyad ( 2005: 7 ) Media pendidikan memiliki pengertian alat

bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

“Alat bantu adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan

pendidikan, alat bantu ( peraga ) sangat penting. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien”.

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat bermain

merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat bermain yang

(31)

17

meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat

dicapai dengan sebaik-baiknya. Modifikasi alat bermain merupakan bagian dari

inovasi yang dapat dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif

dalam hal ini antara lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bola plastik yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat

memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar

mengoper bola seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara

berulang-ulang melakukan gerakan mengoper bola tanpa ragu dan rasa takut

karena sakit yang ditimbulkan saat mengoper bola.

H. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya

melalui penelitian ilmiah. Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang

dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

“Dengan modifikasi alat bantu dapat meningkatkan pembelajaran gerak

dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki pada Siswa Kelas V SDN 3

(32)

18

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena

metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu

penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin

menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan

pada Siswa SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung.

Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang

memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif

yang "di coba sambil berjalan " dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

Arikunto (1998 : 82)

Jadi jenis penelitian ini salah satu tindakan yang nyata dimana antara guru dengan

siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian

tersebut. Adapun ciri-ciri sebagai berikut :

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan

perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik.

(33)

19

Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ( Hopkins, 1993 ) dalam buk ( Arikunto 1991 : 105 )

Keterangan gambar

1. Perencanaan ( Planning ).

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,

oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap

perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana

(34)

20

mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan

simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan

rancangan.

2. Tindakan ( Action )

Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan

isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Oberservasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat

suatu tindakan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan.

Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru melakukan

sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, penelitian

tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses belajar

mengajar yang mengutamakan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

1. Subyek penelitian

Populasi menurut Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah

keseluruan dari subjek penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini

adalah siswa Kelas V SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara

(35)

21

2. Tempat dan Waktu.

1) Tempat Penelitian : Di lapangan SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung

Utara Bandar Lampung.

2) Pelaksanaan Penelitian : Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai

pada tahap penyusunan skripsi berlangsung selama

kurang lebih 1 bulan.

3. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah

yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat

komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan

berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang

tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu

dalam bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut

1. Siklus Pertama

a. Rencana :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan- kegiatan yang

akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Menyiapkan peralatan bola modifikasi terbuat dari busa bekas dibuat seperti bola

dan dibungkus dengan pelastik bekas untuk proses pembelajaran.

3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada silkus pertama, yaitu alat

(36)

22

4. Mempersiapkan instrumen untuk observasi/pengamatan proses pembelajaran dan

alat untuk dokumentasi seperti kamera.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 2 syaf.

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan

dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan

sikap akhir.

3. Sebelumnya siswa di berikan contoh menggiring bola dengan kura-kurayang

benar, dari mulai sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan menggunakan

bola modifikasi dan alat bantu piring pelastik.

4. Diberikan pengulangan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kakisecara

berurutan.

5. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 2-3 kali pertemuan setelah

2-3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan menggunakan instrumen

gerak dasar menggiring bola dengan Kura-kura.

c . Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan

kemudian dinilai atau di evaluasi oleh 3 testor untuk mendapatkan objektifitas

(37)

23

d. Refleksi :

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan di diskusikan dengan guru pendidikan

jasmani sebagai testor.

2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua, Setelah di diskusikan maka

tindakan pada siklus kedua adalah menggunakan bola plastik dan kardus bekas

air mineral.

2. Siklus Kedua

a. Rencana :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura

kakiyang

berisi tentang kegiatan - kegiatan yang dilakukan meliputi pendahuluan, inti, dan

penutup.

2. Menyiapkan peralatan untuk proses pembelajaran gerak dasar menggiring bola

dengan Kura-kura.

3. Menyiapkan alat modifikasi bola plastik sebanyak siswa dan alat bantu yang akan

digunakan yaitu kardus bekas air mineral.

4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi ( kamera )

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

E. Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 2 bersyaf.

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan

dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap

(38)

24

3. Sebelumnya siswa di berikan contoh gerak melakukan pembelajaran gerak dasar

menggiring bola dengan kura-kura kakiyang benar, dari mulai sikap awalan,

pelaksanaan dengan kaki bahagian luar.

4. Setiap siswa melakukan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura

kakiberulang sampai

benar-benar menguasai gerakan ini secara berurutan.

F. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan

kemudian dinilai atau di evaluasi oleh 3 testor untuk mendapatkan objektifitas

dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

Kesimpulan dari hasil pembelajaran sepakbola pada gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kakidi analisis berapa persen peningkatan yang dicapai siswa melalui refleksi dan hasil tindakan pada siklus ke-2 telah mencapai ketuntasan 80 %, maka pembelajaran selanjutnya ditiadakan atau penelitian ini dapat dihentikan pada siklus ke-2 ini.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur peaksanaan PTK di setiap

siklusnya, menurut Freir and Cuning Ham menurut Muhajir dalam Surisman (1997 :

58). Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu

memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang di

hadapi. Dari pendapat di atas untuk instrumen tidak perlu lagi di uji coba dan di

(39)

25

Instrumen / Rubrik Penilaian Menggiring bola dengan kura- kura dalam Sepakbola

Nama : ... Kelas : ...

NO DESKRIPTOR PENILAIAN SKOR

1 2 3

1 Persiapan:

1. Menghadap kedepan dalam keadaan siap labil dan rileks 2. Kaki yang akan mengiring bola berada di belakang

2 Pelaksanaan

3. Posisi kaki menggiring bola dengan kura-kura kakisama dengan kaki

menendang bola

4. Pada saat mengiring bola lutut harus selalu ditekuk

5. Pada waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola melihat situasi posisi lawan dan kawan

6. Kaki yang menggiring bola dengan kura-kura kakiteratur menyentuh bola yang bergulir ke depan.

7. Bola harus selalu dekat dengan kaki/dalam penguasaan pengiring bola.

8. Kedua kaki digunakan untuk melindungi bola terhadap serangan lawan.

3 Sikap Akhir

9. Setelah bola dioperkan ke kawan cari posisi dalam keadaan siap untuk menerima bola.

**) di Adopsi dari Soekatamsi dan Sukintaka (Buku sepak bola2002 : 273 dan 274.)

G. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data

di analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus

sebagai berikut :

P = (Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan.

(40)

34

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan Penggunaan bola modifikasi terbuat dari busa bekas dibuat seperti bola

dan dibungkus dengan pelastik bekas dapat memperbaiki dan meningkatkan

gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki dalam sepakbola pada

Siswa Kelas V SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Dengan Penggunaan modifikasi bola plastic sebanyak siswa dapat

memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar dasar menggiring bola dengan

kura-kura kaki dalam sepakbola pada Siswa Kelas V SDN 3 Gulak Galik

(41)

35

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat

dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar

menggiring bola dengan kura-kura kaki dalam sepakbola.

2. Untuk siswa Kelas V SDN 3 Gulak Galik Teluk Betung Utara Bandar

LampungTahun Ajaran 2011/2012 agar selalu berupaya meningkatkan gerak

dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki dalam sepakbola.

3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih

lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar gerak dasar

(42)

35

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Peneliti; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. PT Raja Gafindo Persada. Jakarta.

Bahagia Yoyo dan Suherman Adang. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan

Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar

dan Menengah.

Depdiknas. 2004/2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi

dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Jakarta: Depdiknas.

Roji. (2004). Buku pendidikan jasmani dan kesehatan SD. Jakarta: PT. Glora Angkasa Pratama. Erlangga.

Hamzah, Amir. 1988. Media Audio-viisual. PT. Gramedia. Jakarta

Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metoda. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soekatamsi. 2002. Permainan Bola Besar (Sepakbola). Modul Perkuliahan S1 Universitas Terbuka Tahun 2002.

(43)

36

Sukintaka. 2005. Metodik Pembelajaran Sepakbola Bagi Pemula. PT Rineka Cipta.

Sumarno. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitan Tindakan Kelas. Jakarta : Dirjen Dikti, Depdikbud.

Surisman, 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Universitas lampung.

(44)

37

Gambar

Gambar 1.  Daur ulang PTK

Referensi

Dokumen terkait

is the first approach to the study of SLA which includes an internal focus on learners’ creative ability to construct language.” Fauziati (2009: 135)

Namun terlepas dari kontro-versi tentang “keusangan” sistem khilafah dan keinginan kuat kelompok- kelompok Islamis untuk melakukan revitalisasi gagasan dan praktik khilafah

Walaupun pengetahuan dan sikap masyarakat di Kelurahan Cikondang pada umumnya baik, akan tetapi masih banyak masyarakat yang memiliki perilaku yang kurang dalam

Padjadjaran atas segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta/Plagiatisme dalam karya ilmiah saya

Analisis hubungan jumlah tanggungan keluarga dengan tingkat intensitas kerja pada anak-anak yang bekerja di sektor informal tersebut yaitu sebagian besar terdiri dari jumlah

Penjelasan di atas memiliki makna dengan diadakannya upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam mencegah penyalahgunaan narkoba yang dilakukan melalui pembelajaran

Inti persoalan yang akan dilihat dalam mekanisme pelaksanaan analisis jabatan pada badan kepegawaian daerah provinsi lampung pada tahun 2011 berdasarkan peraturan

semua aspek konten maupun kognitif, baik untuk matematika dan sains. Namun diagnosa secara mendalam menemukan hal-hal yang sudah dikuasai juga hal-.. hal yang perlu