• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SDN 9 GADINGREJO PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SDN 9 GADINGREJO PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA MELALUI

MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SDN 9 GADINGREJO PRINGSEWU

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

TUGINO

Penddidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki melalui metode

pembelajaran modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SDN 9 Gading Rejo Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas(Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan bola modifikasi terbuat dari busa bekas dibuat seperti bola dan dibungkus dengan pelastik bekas, dan siklus kedua dengan modifikasi bola plastik sebanyak siswa. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SDN 9 Gading Rejo Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki yang meliputi sikap awal, pelaksanaan, dan sikap akhir.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki melalui penggunaan modifikasi alat bantu pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 60,00 %, siklus kedua sebesar 88,00 %.

(2)

KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA MELALUI

MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SDN 9 GADING REJO PRINGSEWU TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

Oleh

TUGINO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Daur Ulang PTK ... 18 Gambar 2 : Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan

Nilai≥ RK dan < RK Gerak DasarMenggiring Bola Dengan Kura-kura Kaki Disetiap Siklus... 28 Gamabr 3 : Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Yang Mendapatkan

(4)

i

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar mengajar ... 7

B. Pendidikan Jasmani ... 8

C. Keterampilan Gerak Dasar ... 9

D. Sepakbola ... 10

E. Gerak Dasar Menggiring Bola Dengan Kura-kura Kaki ... 11

F. Alat Bantu ... 12

G. Modifikasi Alat Pembelajaran... 14

H.Hipotesis ... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 17

B. Subyek Penelitian ... 19

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

D. Rancangan Penelitian ... 20

E. Instrument Penelitian ... 23

F. Teknik Analisis Data ... 24

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 25

B. Pembahasan ... 29

C. Deskripsi Pembelajaran Setiap Siklusnya ... 30

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 33

B. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 35

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menggiring Bola Dengan Kura-kura Kaki... 25 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menggiring Bola

Dengan Kura-kura Kaki Siklus I ... 26 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menggiring Bola

Dengan Kura-kura Kaki Siklus II... 27 4. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak

(6)

1. Tim Penguji

Ketua :Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or ...

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Wiyono, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003

(7)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Tugino

NPM : 1013118078

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatan Gerak Dasar Menggiring bola Dengan Kura-Kura Kaki Dalam Sepakbola Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V SDN 9 Gadingrejo Pringsewu Tahun Pelajaran

2011/2012adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai dengan 17 Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 2012

(8)

MENGGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA MELALUI

MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V SDN 9 GADING REJO PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Tugino Nomor Pokok mahasiswa : 1013118078

Program Studi : Pendidikan Jasmani

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

(9)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul Peningkatan Gerak Dasar Menggiring bola Dengan Kura-Kura Kaki Dalam Sepakbola Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas V SDN 9 Gadingrejo Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharrudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SD SDN 3 Gadingrejo Pringsewu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012.

8. Siswa-siswi kelas V SDN 3 Gadingrejo Pringsewu Pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

(10)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh seseorang melalui proses pembelajaran agar secara aktif dapat mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan wahana pengembangan motorik, pengetahuan dan penghayatan nilai-nilai moral yang bermuara pada pengembangan jiwa peserta didik secara utuh.

Isi dari pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan memuat berbagai permainan olah gerak jasmani yang dapat merangsang peserta didik untuk menjadi aktif dan kreatif sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangannya. Masa anak-anak merupakan masa dimana pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuhnya sedang berlangsung dan bersifat terpadu. Perkembangan yang satu berkaitan erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain.

(11)

25 jasmani Amerika Serikat, Nixon dan Jewett, pendidikan jasmani adalah satu tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang terkait langsung dengan mental, emosi dan sosial.

Permainan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi mereka yang memainkannya karena adanya pengaruh positif, baik terhadap individu maupun kelompok terutama terhadap aspek fisik, mental dan moral.

Permainan sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama karena karakteristik permainannya yang mengutamakan kerjasama kelompok dan dapat mengembangkan kemampuan penalaran disamping dapat mengembangkan kemampuan gerak, sikap serta kesegaran jasmani.Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi

permainan / olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat.

(12)

berpengaruh terhadap kelancaran proses pembelajaran sepakbola di sekolah sesuai dengan tujuan kurikulum pendidikan jasmani.

Pelaksanaannya adalah dengan menyediakan dan memberikan berbagai pengalaman gerak untuk membentuk fondasi gerak yang kokoh dan dapat mengubah gaya hidup menjadi aktif dan sehat. Gerak tersebut terbagi unsur gerak antara lain melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak.

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat. Sering kita jumpai anak-anak maupun orang dewasa yang melakukan bermain sepakbola dengan menggunakan fasilitas yang sederhana. Hal ini

menunjukkan bahwa bermain sepak bola sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak-anak maupun orang dewasa.

Salah satu gerak dasar dasar bermain sepakbola adalah menggiring bola. Menggiring bola merupakan usaha dari seorang pemain untuk memainkan bola dengan kaki untuk dioperkan kepada temannya untuk mencetak gol ke gawang lawan. Menggiring bola merupakan gerak dasar yang penting setelah menendang. Dalam menggiring bola seorang pemain harus mampu

(13)

25 bergerak untuk melepaskan diri dari hadangan lawan. Oleh karena itu maka upaya untuk meningkatkan penguasaan gerak dasar menggiring bola maka perlu diajarkan secara baik dan benar.

Pengalaman penulis mengajar untuk siswa SD masih banyak yang kurang berani membawa bola/menggiring bola pada waktu bermain di karenakan bola takut lepas dari penguasaannya. Pada umumnya pada saat menggiring bola yang terjadi tendang kejar sehingga bola mudah dikuasai lawan bermainnya. Setelah penulis amati dari beberapa tahun yang lalu berkisar 70% dari siswa masih kurang penguasan gerak dasar menggiring bolanya. Jika ditelusuri lebih cermat lagi yang dapat menguasai gerak dasar

menggiring bola tidak lebih dari 15 - 20 %, di karenakan jumlah siswa putrinya lebih besar jumlahnya dari laki-laki berkisar 45% berbading 55 %, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar gerak dasar menggiring bola, jika dilihat dari hasil Keriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) di SDN 9 Gadingrejo Pringsewu adalah 65.

(14)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka permasalahan yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Masih rendahnya kemampuan penguasaan gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas V di SDN 9 Gadingrejo Pringsewu.

2. Masih banyak siswa menggiring bola yang dilakukan adalah tendang kejar pada siswa kelas V di SDN 9 Gadingrejo Pringsewu.

3. Masih rendahnya minat dan motivasi siswa putri dalam belajar sepakbola pada siswa kelas V di SDN 9 Gadingrejo Pringsewu.

C. Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Apakahpembelajaran gerak dasar menggiring bola dalam Sepakbola melalui modifikasi Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SDN 9 Gadingrejo Pringsewu dapat ditingkatkan”

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan

(15)

25 2. Untuk mengatasi kendala yang menyebabkan rendahnya pelaksanaan

pembelajaran gerak dasar menggiring bola dalam sepak bola yang

dihadapi siswa pada pembelajaran permainan sepak bola pada siswa kelas V di SDN 9 Gadingrejo Pringsewu.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi:

1. Bagi penliti

Dapat menambah pengetahuan terutama yang berkaitan dengan sepakbola.

2. Bagi siswa

Sebagai motivasi dalam meningkatkan gerak dasar menimang dalam sepakbola.

3. Sekolah

Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pembina sekolah mengenai penggunaan alat bantu pembelajaran (bola plastik, kertas digulung menyerupai bola, dan bola yang digantung) pada sepakbola keterampilan menimang.

4. Bagi Program Studi

(16)

A. Pengertian Belajar Mengajar

Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.

Menurut Oemar Hamalik (2003)“Mengajar adalah kegiatan membimbing kegiatan belajar dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa”. Menurut Husdarta dan Saputra (2002)“Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, guru tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena

mengajar sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa”.

Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar

(17)

merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah “penambahan pengetahuan“.

B. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas

jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan

dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif,

dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. (Kurikulum penjaskes

2004)

Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif (Depdiknas, 2004: 2).

(18)

pendidikan dengan menggunakan aktifitas otot-otot besar hingga proses pendidikan berlangsung tidak terlambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilisasi emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktifitas jasmani dan olahraga.

Disinilah pentingnya pendidikan jasmani, karena menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan kemudian mencoba kegiatan yang sesuai minat anak menggali potensi dirinya. Melalui pendidikan jasmani anak-anak

menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fifik, mental, emosi, sosial dan moral.

C. Keterampilan Gerak Dasar

(19)

memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling”. gerak non lokomotor”adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipualtif adalah ketrampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi kaki, mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.

D. Sepakbola

Permainan sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regunya terdiri dari sebelas pemain termasuk penjaga gawang. Permainan sepakbola dilakukan dengan seluruh anggota badan kecuali kedua lengan (Soekatamsi, 269).

(20)

Di dalam permainan menggunakan sistem ”man to man” makamenggiring bola dengan kura-kura kaki merupakan kebutuhan gerak dasar yang penting dari taktik perorangan. Menggiring juga dimaksud untuk menyelamatkan bola apabila tidak ada kemungkinan untuk passing dengan segera.

Di dalam menggiring bola dengan kura-kura kakiseorang pemain harus dapat mengontrol bola dengan baik. Bola harus dikontrol dengan baik di daerah yang sempit, yang mana berarti bahwa bola selalu disentuh pada setiap langkah. Satu hal yang perlu diperhatikan di dalam latihan menggiring bola dengan kura-kuraialah setiap pemain dianjurkan untuk menggunakan kedua kaki sebagai keperluan untuk melindungi bola terhadap serangan lawan. Pandangan tidak boleh selalu pada bola, tetapi diutamakan pengamatan situasi lapangan.

1) Metode menggiring bola dengan Kura-kura kaki

Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar, Posisi kaki yang

digunakan untuk menggiring bola dengan kura-kura sesuai dengan kaki pada waktu menendang bola dengan kura-kura kaki bagian luar. Kaki diputar kedalam pada pergelangan kakinya ke arah kaki tumpu. Bola disentuh pada titik pusatnya dengan kura-kura kaki bagian luar.

(21)

ditempatkan diantara bola dan lawan,sedangkan bola digiring dengan kaki yang jauh dengan lawan.

2) Menggiring bola dengan kura-kura dengan kaki bagian dalam.

Posisi kaki sesuai dengan posisi kaki yang digunakan untuk menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam. Kaki yang digunakan untuk menggiring bola dengan kura-kura ditarik ke bawah dan diputar ke dalam pergelangan kakinya. Gerak ini terutama digunakan apabila pemain menggiring bola dengan kura-kura dengan melingkar.

F. Alat Bantu

Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan

pengajaran yang diharapkan.

Hamalik dalam Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media

pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu.

(22)

menumbuhkan motivasi belajar, b) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab aktivitasnya mengamati, melakukan,mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain”.

Menurut Azhar Arsyad (2005: 7) media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Tetapi ada sedikit perbedaan penggunaan istilah media dan alat bantu. Media adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pembelajaran, dan alat bantu (peraga) digunakan untuk membantu proses pembelajaran agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih konkret/jelas karena ada model atau replika yang dapat diamati siswa sehingga mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien.

(23)

Alat bantu (peraga) adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pendidikan, alat peraga sangat penting dengan adanya alat peraga ini maka bahan dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat tersebut berguna agar bahan pelajar yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar sisiwa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien.

G. Modifikasi Alat Pembelajaran

Di dalam kamus bahasa Indonesia modifikasi adalah”pengubahan”dan berasal dari kata”ubah”yang berarti”lain atau beda”mengubah dapat diartikan dengan ”menjadikan lain dari yang sebelumya”sedangkan dari arti pengubahan adalah ”proses”, perubahan atau cara mengubah, kemudian mengubah dapat juga diartikan pembaruan. Tidak mengherankan bahwa pada mulanya dalam

pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena mengajar itu penting melainkan mengajar itu bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuau” alat meupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk

(24)

dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.

Rusli Lutan ( 1998 ) Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya. Lutan ( 1998 ) menerangkan modifikasi dalam mata pelajaran diperlukan dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dan mengikuti pelajaran,

meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

“Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :1) mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang”. ( Lutan, 1997 ).

Menurut Azhar Arsyad ( 2005: 7 ) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.

“Alat bantu adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan

pendidikan, alat bantu ( peraga ) sangat penting. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien”.

(25)

inovasi yang dapat dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal ini antara lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bola plastik yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar

mengoper bola seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang-ulang melakukan gerakan mengoper bola tanpa ragu dan rasa takut karena sakit yang ditimbulkan saat mengoper bola.

H. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

“Dengan modifikasi alat bantu dapat meningkatkan pembelajaran gerak

(26)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan pada Siswa SDN 9 Gadingrejo Pringsewu.

Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang

memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang "di coba sambil berjalan " dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Arikunto (1998 : 82)

Jadi jenis penelitian ini salah satu tindakan yang nyata dimana antara guru dengan siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian tersebut. Adapun ciri-ciri sebagai berikut :

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja. 2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan

(27)

25

PELAKSANAAN

PERENCANAAN

PENGAMATAN

REFLEKSI SIKLUS

1

PELAKSANAAN

PERENCANAAN PENGAMATAN

REFLEKSI SIKLUS 2

PELAKSANAAN

PERENCANAAN PENGAMATAN

REFLEKSI SIKLUS 3

Gambar 1. Daur ulang PTK

Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ( Hopkins, 1993 ) dalam buku ( Arikunto 1991 : 105 )

Keterangan gambar 1. Perencanaan( Planning ).

(28)

pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.

2. Tindakan( Action )

Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Oberservasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat suatu tindakan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru melakukan sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang mengutamakan hasil yang lebih baik dari sebelumnya. 1. Subyek penelitian

Populasi menurut Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruan dari subjek penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN 9 Gadingrejo Pringsewu berjumlah 25 orang. 2. Tempat dan Waktu.

1) Tempat Penelitian : Di lapangan SDN 9 Gadingrejo Pringsewu.

2) Pelaksanaan Penelitian : Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai

(29)

25

3. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut

1. Siklus Pertama a. Rencana :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Menyiapkan peralatan bola modifikasi terbuat dari busa bekas dibuat seperti bola dan dibungkus dengan pelastik bekas untuk proses pembelajaran.

3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada silkus pertama, yaitu alat bantu menggunakanpiring pelastik.

4. Mempersiapkan instrumen untuk observasi/pengamatan proses pembelajaran dan alat untuk dokumentasi seperti kamera.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 2 syaf.

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.

(30)

4. Diberikan pengulangan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kakisecara berurutan.

5. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 3 kali pertemuan setelah 2-3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan menggunakan instrumen gerak dasar menggiring bola dengan Kura-kura.

c

. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh 3 testor untuk mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan di diskusikan dengan guru pendidikan jasmani sebagai testor.

2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua, Setelah di diskusikan maka tindakan

pada siklus kedua adalah menggunakan bola plastik dan kardus bekas air mineral.

2. Siklus Kedua a. Rencana :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kakiyang

berisi tentang kegiatan - kegiatan yang dilakukan meliputi pendahuluan, inti, dan penutup.

2. Menyiapkan peralatan untuk proses pembelajaran gerak dasar menggiring bola dengan Kura-kura.

3. Menyiapkan alat modifikasi bola plastik sebanyak siswa dan alat bantu yang akan digunakan yaitu kardus bekas air mineral.

4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi ( kamera )

(31)

25

b. Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 2 bersyaf.

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir untuk pelaksanaan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura.

3. Sebelumnya siswa di berikan contoh gerak melakukan pembelajaran gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kakiyang benar, dari mulai sikap awalan, pelaksanaan dengan kaki bahagian luar.

4. Setiap siswa melakukan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kakiberulang sampai

benar-benar menguasai gerakan ini secara berurutan.

c. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh 3 testor untuk mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

Kesimpulan dari hasil pembelajaran sepakbola pada gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kakidi analisis berapa persen peningkatan yang dicapai siswa melalui refleksi dan hasil tindakan pada siklus ke-2 telah mencapai ketuntasan 80 %, maka pembelajaran selanjutnya ditiadakan atau penelitian ini dapat dihentikan pada siklus ke-2 ini.

4. Instrumen Penelitian

(32)

hadapi. Dari pendapat di atas untuk instrumen tidak perlu lagi di uji coba dan di hitung validitas dan reliabelitasnya.

Instrumen/Rubrik Penilaian Menggiring bola dengan kura- kura dalam Sepakbola Nama : ...

Kelas : ...

NO DESKRIPTOR PENILAIAN SKOR

1 2 3

1 Persiapan:

1. Menghadap kedepan dalam keadaan siap labil dan rileks 2. Kaki yang akan mengiring bola berada di belakang

2 Pelaksanaan

3. Posisi kaki menggiring bola dengan kura-kura kakisama dengan kaki

menendang bola

4. Pada saat mengiring bola lutut harus selalu ditekuk

5. Pada waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola melihat situasi posisi lawan dan kawan

6. Kaki yang menggiring bola dengan kura-kura kakiteratur menyentuh bola yang bergulir ke depan.

7. Bola harus selalu dekat dengan kaki/dalam penguasaan pengiring bola.

8. Kedua kaki digunakan untuk melindungi bola terhadap serangan lawan.

3 Sikap Akhir

9. Setelah bola dioperkan ke kawan cari posisi dalam keadaan siap untuk menerima bola.

(33)

25

A. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut :

P= (Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan.

(34)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan Penggunaan bola modifikasi terbuat dari busa bekas dibuat seperti bola dan dibungkus dengan pelastik bekas dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki dalam sepakbola pada Siswa Kelas V SDN 9 Gading Rejo Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Dengan Penggunaan modifikasi bola plastic sebanyak siswa dapat

memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki dalam sepakbola pada Siswa Kelas V SDN 9 Gading Rejo Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

(35)

34

2. Untuk siswa Kelas V SDN 9 Gading Rejo Pringsewu Tahun Ajaran

2011/2012 agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki dalam sepakbola.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Peneliti; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2000.Media Pengajaran.PT Raja Gafindo Persada. Jakarta. Bahagia Yoyo dan Suherman Adang. 2000.Prinsip-prinsip Pengembangan dan

Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas. 2004/2005.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.

Roji. (2004).Buku pendidikan jasmani dan kesehatan SD.Jakarta: PT. Glora Angkasa Pratama. Erlangga.

Hamzah, Amir. 1988.Media Audio-viisual.PT. Gramedia. Jakarta

Lutan, Rusli. (1988).Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metoda. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000.Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Muhajir. 2007.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta. Slameto. 1995.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Soekatamsi. 2002.Permainan Bola Besar (Sepakbola). Modul Perkuliahan S1 Universitas Terbuka Tahun 2002.

(37)

37

Sukintaka. 2005. Metodik Pembelajaran Sepakbola Bagi Pemula. PT Rineka Cipta. Sumarno. 1997.Pedoman Pelaksanaan Penelitan Tindakan Kelas.Jakarta : Dirjen

Dikti, Depdikbud.

Surisman, 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran.Universitas lampung.

(38)

Gambar

Gambar 1.  Daur ulang PTK

Referensi

Dokumen terkait

นักเรียนที่เข้าร่วมกิจกรรมกลุ่มสัมพันธ์ มีความสามารถในการเผชิญและฝ่าฟันอุปสรรค ระยะหลังการ ทดลองสูงกว่าระยะก่อนการทดลองอย่างมีนัยส าคัญทางสถิติที่ระดับ .05 ซึ่งตรงกับสมมติฐานข้อที่ 4

Pidana Penjara yang dijatuhkan kepada anak dalam Pasal 1 angka 2 huruf a, paling lama ½ (satu per dua) dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa.ketentuan

is the first approach to the study of SLA which includes an internal focus on learners’ creative ability to construct language.” Fauziati (2009: 135)

Penelitian Nasution (2016) yang berjudul pengaruh profitabilitas, pertumbuhan penjualan, struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal.Sampel pada penelitian

Namun terlepas dari kontro-versi tentang “keusangan” sistem khilafah dan keinginan kuat kelompok- kelompok Islamis untuk melakukan revitalisasi gagasan dan praktik khilafah

Walaupun pengetahuan dan sikap masyarakat di Kelurahan Cikondang pada umumnya baik, akan tetapi masih banyak masyarakat yang memiliki perilaku yang kurang dalam

Pengetahuan Tentang Rokok, Pusat Kendali Kesehatan Eksternal Dan Perilaku Merokok.. Makara,

semua aspek konten maupun kognitif, baik untuk matematika dan sains. Namun diagnosa secara mendalam menemukan hal-hal yang sudah dikuasai juga hal-.. hal yang perlu

meEka khususnya usaha kecil htrus diintogasirh dalam potensi ekonohi ndion!].. Di lain pihak dengan adanyr peBrinesn y a daknE dariluardae6h dan