ABSTRAK
PENINGKATANGERAK DASAR MENGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA DENGAN ALAT MODIFIKASI
SISWA KELAS V SDN 2 NAPAL KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
SIGIT SETIAWAN
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki melalui metode
pembelajaran modifikasi alat bantu pada siswa kelas V SDN 2 Napal Kelumbayan Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan bola modifikasi terbuat dari busa bekas dibuat seperti bola dan dibungkus dengan pelastik bekas, dan siklus kedua dengan modifikasi bola plastik sebanyak siswa. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SDN 2 Napal Kelumbayan
Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki yang meliputi sikap awal, pelaksanaan, dan sikap akhir.
PENINGKATANGERAK DASAR MENGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA DENGAN ALAT MODIFIKASI
SISWA KELAS V SDN 2 NAPAL KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh :
SIGIT SETIAWAN
1013126011
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
PENINGKATANGERAK DASAR MENGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA DENGAN ALAT MODIFIKASI
SISWA KELAS V SDN 2 NAPAL KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
SIGIT SETIAWAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Penjaskesrek strata 1 Dalam Jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 : Daur Ulang PTK ... 18 Gambar 2 : Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan
Nilai ≥ RK dan < RK Gerak Dasar Menggiring Bola Dengan Kura-kura Kaki Disetiap Siklus ... 28 Gamabr 3 : Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Yang Mendapatkan
i
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar mengajar ... 7
G. Modifikasi Alat Pembelajaran... 14
H.Hipotesis ... 16
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 17
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 25
B. Pembahasan ... 29
ii V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 33
B. Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 35
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menggiring Bola Dengan Kura-kura Kaki ... 25 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menggiring Bola
Dengan Kura-kura Kaki Siklus I ... 26 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menggiring Bola
Dengan Kura-kura Kaki Siklus II ... 27 4. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Sigit Setiawan
NPM : 1013126011
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “PENINGKATANGERAK DASAR MENGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA DENGAN ALAT MODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 2 NAPAL KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013”
adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 15 sampai dengan 25 November 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila
dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.
Tanggamus, November 2012
Judul Skripsi : PENINGKATAN GERAK DASAR MENGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA DENGAN ALAT MODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 2 NAPAL
KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Nama Mahasiswa : Sigit Setiawan
Nomor Pokok Mahasiswa : 1113126011
Program Studi : Penjaskesrek
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Imu Pendidikan Pembimbing
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul ” PENINGKATANGERAK DASAR MENGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI DALAM SEPAKBOLA DENGAN ALAT MODIFIKASI SISWA KELAS V SDN 2 NAPAL KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN
2012/2013” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Baharrudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
4. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or selaku Pembahas atau penguji utama.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.
7. Kepala SD Negeri 2 Napal Kelumbayan Tanggamus yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2012/2013.
8. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 2 Napal Kelumbayan Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, November 2012 Penulis
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh seseorang
melalui proses pembelajaran agar secara aktif dapat mengembangkan dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan jasmani dan
kesehatan merupakan wahana pengembangan motorik, pengetahuan dan
penghayatan nilai-nilai moral yang bermuara pada pengembangan jiwa
peserta didik secara utuh.
Isi dari pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan memuat berbagai
permainan olah gerak jasmani yang dapat merangsang peserta didik untuk
menjadi aktif dan kreatif sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangannya. Masa anak-anak merupakan masa dimana pertumbuhan
dan perkembangan organ-organ tubuhnya sedang berlangsung dan bersifat
terpadu. Perkembangan yang satu berkaitan erat dan mempengaruhi aspek
2
Pada usia sekolah dasar perkembangan fisik merupakan kepedulian guru.
Pada usia sekolah dasar perkembangan fisik akan amat erat kaitannya dengan
perkembangan kognitif. Melalui aktivitas fisik mereka mampu menghayati
konsep- konsep yang belum dikenalnya. Disinilah pendidikan jasmani ikut
andil bagian dalam perkembangan seorang anak. Menurut pakar pendidikan
jasmani Amerika Serikat, Nixon dan Jewett, pendidikan jasmani adalah satu
tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan
perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan
atas dasar kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon
yang terkait langsung dengan mental, emosi dan sosial.
Permainan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi mereka yang
memainkannya karena adanya pengaruh positif, baik terhadap individu
maupun kelompok terutama terhadap aspek fisik, mental dan moral.
Permainan sangat besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak terutama karena karakteristik permainannya yang mengutamakan
kerjasama kelompok dan dapat mengembangkan kemampuan penalaran
disamping dapat mengembangkan kemampuan gerak, sikap serta kesegaran
jasmani.Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat
mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi
permainan / olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan
lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat.
Menurut sistem keolahragaan nasional UU RI No.3 tahun 2005 Bab IV Pasal
3
olahraga dan memelihara prasarana dan sarana olahraga serta lingkungan,
faktor yang menunjang dalam proses pembelajaran sepakbola adalah sarana
dan media belajar yang digunakan. Sarana dan fasilitas serta peralatan yang
dipergunakan akan berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan bermain
sepakbola, ketersediaan fasilitas yang digunakan tidak sesuai akan
berpengaruh terhadap kelancaran proses pembelajaran sepakbola di sekolah
sesuai dengan tujuan kurikulum pendidikan jasmani.
Pelaksanaannya adalah dengan menyediakan dan memberikan berbagai
pengalaman gerak untuk membentuk fondasi gerak yang kokoh dan dapat
mengubah gaya hidup menjadi aktif dan sehat. Gerak tersebut terbagi unsur
gerak antara lain melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan
sosial sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.
Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai
pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan,
kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan kesegaran jasmani
serta pemahaman terhadap gerak.
Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat. Sering
kita jumpai anak-anak maupun orang dewasa yang melakukan bermain
sepakbola dengan menggunakan fasilitas yang sederhana. Hal ini
menunjukkan bahwa bermain sepak bola sangat digemari oleh seluruh lapisan
masyarakat mulai dari anak-anak maupun orang dewasa.
Salah satu gerak dasar dasar bermain sepakbola adalah menggiring bola.
4
bola dengan kaki untuk dioperkan kepada temannya untuk mencetak gol ke
gawang lawan. Menggiring bola merupakan gerak dasar yang penting setelah
menendang. Dalam menggiring bola seorang pemain harus mampu
mengantisipasi datangnya bola, kemudian mengoper kepada temannya
sebagai umpan untuk mengarahkan ke gawang lawan untuk mencetak gol.
Hal ini disebabkan karena pada waktu melakukan seorang pemain harus terus
bergerak untuk melepaskan diri dari hadangan lawan. Oleh karena itu maka
upaya untuk meningkatkan penguasaan gerak dasar menggiring bola maka
perlu diajarkan secara baik dan benar.
Pengalaman penulis mengajar untuk siswa SD masih banyak yang kurang
berani membawa bola/menggiring bola pada waktu bermain di karenakan
bola takut lepas dari penguasaannya. Pada umumnya pada saat menggiring
bola yang terjadi tendang kejar sehingga bola mudah dikuasai lawan
bermainnya. Setelah penulis amati dari beberapa tahun yang lalu berkisar
70% dari siswa masih kurang penguasan gerak dasar menggiring bolanya.
Jika ditelusuri lebih cermat lagi yang dapat menguasai gerak dasar
menggiring bola tidak lebih dari 15 - 20 %, di karenakan jumlah siswa
putrinya lebih besar jumlahnya dari laki-laki berkisar 45% berbading 55 %,
salah satu penyebab rendahnya hasil belajar gerak dasar menggiring bola, jika
dilihat dari hasil Keriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) di SDN 2 Napal
Kelumbayan Tanggamus adalah 65.
Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis perlu
5
kelas ( PTK ) dengan judul ”Efektifitas Pembelajaran Gerak Dasar
Menggiring Bola dengan Kura-kura kaki Dalam Sepakbola melalui
Modifikasi Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SDN 2 Napal Kelumbayan
Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka
permasalahan yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Masih rendahnya kemampuan penguasaan gerak dasar menggiring bola
pada siswa kelas V di SDN 2 Napal Kelumbayan Tanggamus.
2. Masih banyak siswa menggiring bola yang dilakukan adalah tendang
kejar pada siswa kelas V di SDN 2 Napal Kelumbayan Tanggamus.
3. Masih rendahnya minat dan motivasi siswa putri dalam belajar
sepakbola pada siswa kelas V di SDN 2 Napal Kelumbayan Tanggamus.
C. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,
maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah pembelajaran gerak dasar menggiring bola dalam Sepakbola melalui
modifikasi Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SDN 2 Napal Kelumbayan
6
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di
atas, maka penelitian ini bertujuan
1. Untuk memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar menggiring bola
dalam sepak bola dengan modifikasi bola terbuat dari busa bekas dibuat
berbentuk bola, plastic, dan karet pada siswa kelas V di SDN 2 Napal
Kelumbayan Tanggamus
2. Untuk mengatasi kendala yang menyebabkan rendahnya pelaksanaan
pembelajaran gerak dasar menggiring bola dalam sepak bola yang
dihadapi siswa pada pembelajaran permainan sepak bola pada siswa kelas
V di SDN 2 Napal Kelumbayan Tanggamus.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan
bagi:
1. Bagi penliti
Dapat menambah pengetahuan terutama yang berkaitan dengan
sepakbola.
2. Bagi siswa
Sebagai motivasi dalam meningkatkan gerak dasar menimang dalam
7
3. Sekolah
Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pembina sekolah mengenai
penggunaan alat bantu pembelajaran (bola plastik, kertas digulung
menyerupai bola, dan bola yang digantung) pada sepakbola keterampilan
menimang.
4. Bagi Program Studi
Sebagai informasi dan acuan bagi pihak yang ingin melaksanakan
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar Mengajar
Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang
belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui
pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan salah satu proses
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.
Menurut Oemar Hamalik (2003) “Mengajar adalah kegiatan membimbing
kegiatan belajar dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan
belajar siswa”. Menurut Husdarta dan Saputra (2002) “Mengajar merupakan suatu
proses yang kompleks, guru tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada
siswa saja tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena
mengajar sebagai upaya yang disengaja, maka guru terlebih dahulu harus
mempersiapkan bahan yang akan disajikan kepada siswa”.
Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju
ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar
9
merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah “penambahan
pengetahuan“.
B. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan
dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif,
dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. (Kurikulum penjaskes
2004)
Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif
melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan
berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai
pelaku dan menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup
sehat seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif
(Depdiknas, 2004: 2).
Menurut Eddy Suparman (2000:1) pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata
pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses
pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat
menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan
10
Marta Dinata (2009) menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan usaha
pendidikan dengan menggunakan aktifitas otot-otot besar hingga proses
pendidikan berlangsung tidak terlambat oleh gangguan kesehatan dan
pertumbuhan badan. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian
integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis,
stabilisasi emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui
aktifitas jasmani dan olahraga.
Disinilah pentingnya pendidikan jasmani, karena menyediakan ruang untuk
belajar menjelajahi lingkungan kemudian mencoba kegiatan yang sesuai minat
anak menggali potensi dirinya. Melalui pendidikan jasmani anak-anak
menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak,
menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan
perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna
dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fifik,
mental, emosi, sosial dan moral.
C. Keterampilan Gerak Dasar
Gerak dasar adalah gerak yang berkembangnya sejalan dengan pertumbuhan dan
tingkat kematangan. Ketermpilan gerak dasar merupakan pola gerak yang menjadi
dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Rusli (1998) membagi tiga gerakan
dasar yang melekat pada individu yaitu, 1) lokomotor, (2) gerak non lokomotor,
(3) manipulatif.Rusli (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah ”gerak yang
11
memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling”. gerak non
lokomotor” adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari
tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan, mendorong dan
menarik. Sedangkan gerak manipualtif adalah ketrampilan memainkan suatu
proyek baik yang dilakukan dengan kaki maupun dengan tangan atau bagian
tubuh yang lain.Gerak manipulatif ini bertujuan untuk koordinasi kaki,
mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang.
D. Sepakbola
Permainan sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan oleh dua
regu, yang masing-masing regunya terdiri dari sebelas pemain termasuk penjaga
gawang. Permainan sepakbola dilakukan dengan seluruh anggota badan kecuali
kedua lengan (Soekatamsi, 269).
Permainan sepakbola dimainkan olah dua regu yang masing-masing regu
beranggotakan 11 orang. Masing-masing regu mempertahankan sebuah gawang
dan menjebolkan bola ke gawang lawan. Setiap tim memiliki kiper yang bertugas
untuk menjaga gawang. Kiper diperbolehkan untuk mengontrol bola dengan
tangannya di dalam daerah pinalti yaitu daerah yang berukuran lebar 40,22 meter
dan panjang 16,5 meter pada garis akhir. Pemain lainnya tidak diperbolehkan
menggunakan tangan atau lengan mereka untuk mengontrol bola, tapi mereka
dapat menggunakan kaki, tungkai atau kepala. Gol diciptakan dengan menendang
atau menanduk bola ke dalam gawang lawan. Setiap gol dihitung dengan skor
12
E. Gerak Dasar Menggiring bola dengan Kura-kura kaki
Di dalam permainan menggunakan sistem ”man to man” maka menggiring bola
dengan kura-kura kaki merupakan kebutuhan gerak dasar yang penting dari taktik
perorangan. Menggiring juga dimaksud untuk menyelamatkan bola apabila tidak
ada kemungkinan untuk passing dengan segera.
Di dalam menggiring bola dengan kura-kura kakiseorang pemain harus dapat
mengontrol bola dengan baik. Bola harus dikontrol dengan baik di daerah yang
sempit, yang mana berarti bahwa bola selalu disentuh pada setiap langkah. Satu
hal yang perlu diperhatikan di dalam latihan menggiring bola dengan
kura-kuraialah setiap pemain dianjurkan untuk menggunakan kedua kaki sebagai
keperluan untuk melindungi bola terhadap serangan lawan. Pandangan tidak boleh
selalu pada bola, tetapi diutamakan pengamatan situasi lapangan.
1) Metode menggiring bola dengan Kura-kura kaki
Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar, Posisi kaki yang
digunakan untuk menggiring bola dengan kura-kura sesuai dengan kaki pada
waktu menendang bola dengan kura-kura kaki bagian luar. Kaki diputar
kedalam pada pergelangan kakinya ke arah kaki tumpu. Bola disentuh pada
titik pusatnya dengan kura-kura kaki bagian luar.
Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar digunakan oleh pemain
apabila bergerak maju atau apabila lintasannya melengkung, dimana hal ini
13
ditempatkan diantara bola dan lawan,sedangkan bola digiring dengan kaki
yang jauh dengan lawan.
2) Menggiring bola dengan kura-kura dengan kaki bagian dalam.
Posisi kaki sesuai dengan posisi kaki yang digunakan untuk menendang bola
dengan kura-kura kaki bagian dalam. Kaki yang digunakan untuk menggiring
bola dengan kura-kura ditarik ke bawah dan diputar ke dalam pergelangan
kakinya. Gerak ini terutama digunakan apabila pemain menggiring bola
dengan kura-kura dengan melingkar.
F. Alat Bantu
Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu
menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan
sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun
sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan
pengajaran yang diharapkan.
Hamalik dalam Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektivitas
14
Sudjana dan Rivai dalam Azhar Arsyad (2005: 24-25) mengemukakan manfaat
media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :
“a)Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar, b) bahan pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya
menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, c) Metode mengajar akan lebih
bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata
oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, Siswa
dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab aktivitasnya mengamati,
melakukan,mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain”.
Menurut Azhar Arsyad (2005: 7) media pendidikan memiliki pengertian alat
bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Tetapi ada sedikit
perbedaan penggunaan istilah media dan alat bantu. Media adalah alat yang
digunakan pendidik dalam menyampaikan pembelajaran, dan alat bantu (peraga)
digunakan untuk membantu proses pembelajaran agar bahan pelajaran yang
disampaikan oleh guru lebih konkret/jelas karena ada model atau replika yang
dapat diamati siswa sehingga mudah diterima atau dipahami peserta didik.
Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan
membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses
pembelajaran dan efektif serta efesien.
Menurut Amir Hamzah (1988: 110) penekanan alat bantu belajar terdapat pada
visual dan audio. Alat bantu visual terdiri dari alat peraga dua dimensi hanya
15
sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu panjang,
lebar, dan tinggi (seperti: benda asli, model, alat tiruan sederhana, dan barang
contoh).
Alat bantu (peraga) adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan
pendidikan, alat peraga sangat penting dengan adanya alat peraga ini maka bahan
dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat tersebut berguna agar bahan pelajar
yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik.
Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan
membantu guru agar proses belajar sisiwa lebih berhasil dalam proses
pembelajaran dan efektif serta efesien.
G. Modifikasi Alat Pembelajaran
Di dalam kamus bahasa Indonesia modifikasi adalah ”pengubahan” dan berasal
dari kata ”ubah” yang berarti ”lain atau beda” mengubah dapat diartikan dengan
”menjadikan lain dari yang sebelumya” sedangkan dari arti pengubahan adalah
”proses”, perubahan atau cara mengubah, kemudian mengubah dapat juga
diartikan pembaruan. Tidak mengherankan bahwa pada mulanya dalam
pembaruan berpokok pada metode mengajar, bukan karena mengajar itu penting
melainkan mengajar itu bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa yang
bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan suatu upaya sadar yang dilakukan
untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan sungguh-sungguh. Pada kamus
16
sesuau” alat meupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk
proses kegiatan kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat
pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi
yang akan dibeikan kepada siswa, dengan bertujuan agar mudah dipahami dan
dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.
Rusli Lutan ( 1998 ) Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk,
isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan
aslinya. Lutan ( 1998 ) menerangkan modifikasi dalam mata pelajaran diperlukan
dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dan mengikuti pelajaran,
meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa dapat
melakukan pola gerak secara benar.
“Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :1) mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang”. ( Lutan, 1997 ).
Menurut Azhar Arsyad ( 2005: 7 ) Media pendidikan memiliki pengertian alat
bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
“Alat bantu adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan
pendidikan, alat bantu ( peraga ) sangat penting. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien”.
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat bermain
merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat bermain yang
17
meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat
dicapai dengan sebaik-baiknya. Modifikasi alat bermain merupakan bagian dari
inovasi yang dapat dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif
dalam hal ini antara lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan bola plastik yang relatif lebih ringan dan tidak keras. Hal ini dapat
memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar
mengoper bola seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara
berulang-ulang melakukan gerakan mengoper bola tanpa ragu dan rasa takut
karena sakit yang ditimbulkan saat mengoper bola.
H. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya
melalui penelitian ilmiah. Berdasarkan teori dan kerangka pikir yang
dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai
berikut:
“Dengan modifikasi alat bantu dapat meningkatkan pembelajaran gerak
dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki pada Siswa Kelas V SDN 2
18
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena
metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu
penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin
menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan
pada Siswa SDN 2 Napal Kelumbayan Tanggamus.
Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif
yang "di coba sambil berjalan " dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Arikunto (1998 : 82)
Jadi jenis penelitian ini salah satu tindakan yang nyata dimana antara guru dengan
siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam penelitian
tersebut. Adapun ciri-ciri sebagai berikut :
1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan
perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik.
19
Gambar 4. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ( Hopkins, 1993 ) dalam buku ( Arikunto 1991 : 105 )
Keterangan gambar 1. Perencanaan ( Planning ).
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap
perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana
20
mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan
simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan
rancangan.
2. Tindakan ( Action )
Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan
isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
3. Oberservasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat
suatu tindakan.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan.
Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru melakukan
sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, penelitian
tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses belajar
mengajar yang mengutamakan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
1. Subyek penelitian
Populasi menurut Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa populasi adalah
keseluruan dari subjek penelitian. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini
adalah siswa Kelas V SDN 2 Napal Kelumbayan Tanggamus berjumlah 25
21
2. Tempat dan Waktu.
1) Tempat Penelitian : Di lapangan SDN 2 Napal Kelumbayan Tanggamus.
2) Pelaksanaan Penelitian : Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai
pada tahap penyusunan skripsi berlangsung selama
kurang lebih 1 bulan.
3. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah
yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat
komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan
berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan yang
tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan akan kembali ke asal, yaitu
dalam bentuk siklus. Seperti yang di gambarkan sebagai berikut
1. Siklus Pertama a. Rencana :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan- kegiatan yang
akan dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
2. Menyiapkan peralatan bola modifikasi terbuat dari busa bekas dibuat seperti bola
dan dibungkus dengan pelastik bekas untuk proses pembelajaran.
3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada silkus pertama, yaitu alat
bantu menggunakanpiring pelastik.
4. Mempersiapkan instrumen untuk observasi/pengamatan proses pembelajaran dan
alat untuk dokumentasi seperti kamera.
22
b. Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 2 syaf.
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan
dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan
sikap akhir.
3. Sebelumnya siswa di berikan contoh menggiring bola dengan kura-kurayang
benar, dari mulai sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan menggunakan
bola modifikasi dan alat bantu piring pelastik.
4. Diberikan pengulangan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kakisecara
berurutan.
5. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 3 kali pertemuan setelah
2-3 kali pertemuan pada minggu berikutnya diadakan menggunakan instrumen gerak
dasar menggiring bola dengan Kura-kura.
c
. Observasi :Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi oleh 3 testor untuk mendapatkan objektifitas dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.
d. Refleksi :
1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan di diskusikan dengan guru pendidikan jasmani sebagai testor.
2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua, Setelah di diskusikan maka tindakan
23
2. Siklus Kedua a. Rencana :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura
kakiyang
berisi tentang kegiatan - kegiatan yang dilakukan meliputi pendahuluan, inti, dan
penutup.
2. Menyiapkan peralatan untuk proses pembelajaran gerak dasar menggiring bola
dengan Kura-kura.
3. Menyiapkan alat modifikasi bola plastik sebanyak siswa dan alat bantu yang akan
digunakan yaitu kardus bekas air mineral.
4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi ( kamera )
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
b. Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 2 bersyaf.
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk pembelajaran yang akan
dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap
akhir untuk pelaksanaan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura.
3. Sebelumnya siswa di berikan contoh gerak melakukan pembelajaran gerak dasar
menggiring bola dengan kura-kura kakiyang benar, dari mulai sikap awalan,
pelaksanaan dengan kaki bahagian luar.
4. Setiap siswa melakukan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura
kakiberulang sampai
24
c. Observasi :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan
kemudian dinilai atau di evaluasi oleh 3 testor untuk mendapatkan objektifitas
dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.
d. Refleksi :
Kesimpulan dari hasil pembelajaran sepakbola pada gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kakidi analisis berapa persen peningkatan yang dicapai siswa melalui refleksi dan hasil tindakan pada siklus ke-2 telah mencapai ketuntasan 80 %, maka pembelajaran selanjutnya ditiadakan atau penelitian ini dapat dihentikan pada siklus ke-2 ini.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur peaksanaan PTK di setiap
siklusnya, menurut Freir and Cuning Ham menurut Muhajir dalam Surisman (1997 :
58). Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK dikatakan valid bila tindakan itu
memegang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang di
hadapi. Dari pendapat di atas untuk instrumen tidak perlu lagi di uji coba dan di
25
Instrumen/Rubrik Penilaian
Menggiring bola dengan kura- kura dalam Sepakbola
Nama : ... Kelas : ...
NO DESKRIPTOR PENILAIAN SKOR
1 2 3
1 Persiapan:
1. Menghadap kedepan dalam keadaan siap labil dan rileks 2. Kaki yang akan mengiring bola berada di belakang
2 Pelaksanaan
3. Posisi kaki menggiring bola dengan kura-kura kakisama dengan kaki
menendang bola
4. Pada saat mengiring bola lutut harus selalu ditekuk
5. Pada waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola melihat situasi posisi lawan dan kawan
6. Kaki yang menggiring bola dengan kura-kura kakiteratur menyentuh bola yang bergulir ke depan.
7. Bola harus selalu dekat dengan kaki/dalam penguasaan pengiring bola.
8. Kedua kaki digunakan untuk melindungi bola terhadap serangan lawan.
3 Sikap Akhir
9. Setelah bola dioperkan ke kawan cari posisi dalam keadaan siap untuk menerima bola.
**) di Adopsi dari Soekatamsi dan Sukintaka (Buku sepak bola2002 : 273 dan 274.)
F.Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data
di analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan
rumus sebagai berikut :
P = (Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan.
34
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan Penggunaan bola modifikasi terbuat dari busa bekas dibuat seperti bola
dan dibungkus dengan pelastik bekas dapat memperbaiki dan meningkatkan
gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki dalam sepakbola pada
Siswa Kelas V SDN 2 Napal Kelumbayan Tanggamus Tahun Pelajaran
2012/2013.
2. Dengan Penggunaan modifikasi bola plastic sebanyak siswa dapat
memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar dasar menggiring bola dengan
kura-kura kaki dalam sepakbola pada Siswa Kelas V SDN 2 Napal
35
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat
dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar
menggiring bola dengan kura-kura kaki dalam sepakbola.
2. Untuk siswa Kelas V SDN 2 Napal Kelumbayan Tanggamus Tahun Pelajaran
2012/2013 agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar menggiring bola dengan kura-kura kaki dalam sepakbola.
3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. PT Raja Gafindo Persada. Jakarta.
Azhar Arsyad (2005: 7) media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas
Depdiknas. 2004/2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.
Edi Suparman ( 2000:1) Pendidikan Jasmani adalah mata pelajaran yang mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat.
Husdarta dan Saputra (2002) “Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, guru tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru harus berusaha agar siswa mau belajar.
Hamzah, Amir. 1988. Media Audio-viisual. PT. Gramedia. Jakarta
Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metoda. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK.
Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Oemar Hamalik (2003) “Mengajar adalah kegiatan membimbing kegiatan belajar dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa”.
Soekatamsi. 2002. Permainan Bola Besar (Sepakbola). Modul Perkuliahan S1 Universitas Terbuka Tahun 2002.