• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VIII Semester GanjilSMP N 2 Abung SelatanT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VIII Semester GanjilSMP N 2 Abung SelatanT"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN

MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI

EMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA

MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA uasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VIII

Semester GanjilSMP Negeri 2 Abung Selatan T.P 2012/2013)

(Skripsi)

Oleh JARMINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL TERHADAP

PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

(2)

Jarmini

ii ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

(Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VIII Semester GanjilSMP N 2 Abung

SelatanT.P 2012/2013)

Oleh JARMINI

Keterampilan berpikir kritis (KBK) perlu dimiliki siswa dalam proses pembelajaran. Namun hasil observasi di SMP Negeri 2 Abung Selatan

menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa yang dikembangkan masih

rendah, karena itu diperlukan solusi untuk meningkatkan KBK siswa. Salah satunya dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan desain pretes postes kelompok non ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII A dan VIII B yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai N-gain,

kemudian dianalisis dengan uji t dengan taraf kepercayaan 5%. Data kualitatif

(3)

Jarmini

iii

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berpengaruh secara signifikan

terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Terjadinya peningkatan KBK siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata N-gain 0,48 yaitu dengan kriteria sedang. Selain itu, rata-rata N-gain indikator KBK siswa pada kelas eksperimen juga

mengalami peningkatan yaitu 0,60 dengan kriteria sedang. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen

memiliki kriteria sangat tinggi yaitu 85,13 %. Selain itu, sebagian besar siswa (92,86%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berpengaruh secara signifikan dalam

meningkatkan KBK dan akivitas belajar siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.

(4)

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

KETERAMPILAN

MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimen

Semester Ganjil

Sebagai Salah Satu Syarat

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

iv

MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI

EMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA

MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA uasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VIII

Semester Ganjil SMP Negeri 2 Abung Selatan T.P 2012/2013)

Oleh JARMINI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL TERHADAP

PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

ntuk Mencapai Gelar

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(5)

v

Judul Skripsi : PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Abung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

Nama Mahasiswa : Jarmini Nomor Pokok Mahasiswa : 0853024022 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M.Si. Rini Rita T Marpaung, S.Pd.,M.Pd. NIP. 19610910 198603 1 005 NIP. 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(6)

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si. ………

Sekretaris : Rini Rita T Marpaung, S.Pd.,M.Pd. ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman,M.Si. NIP 196003151985031003

(7)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Trimodadi pada tanggal 24 Januari 1991, yang merupakan anak bungsu dari enam bersaudara, dari pasangan Bapak Jarin dan Ibu Sumiati. Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD N 1 Trimodadi (1996-2002), SMP N 2 Abung Selatan (2002-2005), SMA N 4 Metro (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Botani

(8)

viii

Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan karunia-Nya yang tiada terhitung… Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah

Muhammad SAW…

Karya kecil ini ku persembahkan sebagai tanda cinta kasihku kepada:

Kedua orang tuaku tercinta,

yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaiknya, kesabaran dan ketulusan serta limpahan kasih kalian lah yang selalu

menguatkanku, mendukung

segala langkah ku menuju keberhasilan dan kebahagian,,yang selalu ku cintai, ku sayangi dan ku rindui karena Allah,

Mama’ dan Bapak… #_I love u_#

Ayuk dan Mamasku tersayang,

Terimakasih untuk kakak sekaligus orang tua ke-dua ku ( Syamsiati dan Karsudi S.Pd.,M.MPd) atas dukungan materi dan motivasi serta kasih

sayang yang telah diberikan sehingga

aku dapat menyelesaikan pendidikan hingga jenjang S1. #_Sukron katsir,,_#

Terimakasih untuk ayuk dan mamasku tersayang; yuk aten

(Supriatin),yuk mud (Mudrikah),yuk heni (Heni Suprapti ) dan mas syarif (Syarif Hidayat) serta kk’ iparku; mas Supriyanto, mas Ansori Ahyadi,

mas Triono dan mbak Sri yang selalu mendukung dan mendo’akan keberhasilanku.

Sahabat-sahabat terbaikku di P.Biologi, Teman-teman bio-ma yang selalu

berusaha membuatku tetap tersenyum, menyemangatiku, membantuku dalam kesulitan, menghilangkan rasa sedih yang ada, dan selalu

menjadi pendengar setia di setiap kegundahanku Thank’s All…

(9)

ix

MOTTO

“Fa inna ma’al ‘usri yusro....”

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan...” ( Q.S Al- Insyirah : 6 )

“Percayalah,, Allah akan memberikan yang terbaik untuk hidup kita …” (Jarmini)

“ Fabi ayyi aalaa irobbikuma tukadzibaan....”

“maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?....” ( Q.S Ar- Rahman : 13 )

(10)

x

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Jarmini

Nomor Pokok Mahasiswa : 0853024022

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,

dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau

ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan

penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan

Jarmini

(11)

xii SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Quasi

Eksperimental pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Abung Selatan Semester

Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 Pada Materi Pokok Sistem Gerak Manusia)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Pramudianti, S. Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Universitas Lampung;

4. Dr. Tri Jalmo M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik

penulis, yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, nasihat dan motivasi

hingga skripsi ini dapat selesai;

5. Rini Rita T. Marpaung, S. Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah

(12)

xiii

6. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku Pembahas atas saran-saran

perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;

7. Segenap Dosen Pendidikan Biologi FKIP Unila dan Pak Liyanto;

8. Kepala Sekolah dan segenap dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIII A

dan VIII B SMP Negeri 2 Abung Selatan atas kerjasama yang baik selama

penulis melaksanakan penelitian;

9. Kedua orang tua, ayuk dan mamas penulis yang tak pernah berhenti

mendoakan keberhasilan penulis;

10. Neng Nisa dan uni Zury terimakasih atas kebersamaan dan kerjasama timnya.

11. Teman-Teman KKN & PPL di SMP N 2 Gunung Sugih, Komering Putih,

Lampung Tengah (Hanif, Ida, Tata, Nisa, Ratna, Ulfi, Dita, Asep, Alan,

Albert, Rifki, Kyai Beni, dan AA’ Beni)

12. Sahabat-sahabatku tercinta di Bio_Ma (Niar, Bita, April, Erfina, Tina, Rela,

Aini, Ayu, Yolanda, Eva, Cicil, Aryani, Nita, Icha, Hutri, Iis, Yuna, Dian,

Susi, Indah, Made, Resta, Fina, Era, Ihsan, Andriana, Rahman, Peby,

Riya,Rika, Erlis, Mala, Yulia, Lia, ana, Sulis, Heni, Dini, Ihda, Devia, dan

Keluarga Besar Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas kekeluargaan yang

terjalin diantara kita.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat

dan berguna bagi kita semua. Aamiiin.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis

(13)

xiv

xiv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN

B. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ... 12

C. Keterampilan berpikir kritis ... 17

G. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa... 35

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa... 37

I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Multimedia Interaktif Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw... 39

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

(14)

xiv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus ... 59

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 65

3. Lembar Kerja Kelompok ... 75

4. Rubrik LKK ... 102

5. Kisi Soal Pretes dan Postes ... 106

6. Lembar Pretes Postes ... 110

7. Rubrik Pretes Postes ... 114

8. Data Hasil Penelitian ... 116

9. Analisis Data Statistik ... 131

10. Foto-Foto Penelitian ... 152

11. Angket dan Lembar observasi... 157 12. Surat-surat Penelitian

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keterampilan berpikir kritis dan indikatornya ... 19

2. Kategori indeks N-gain ... 33

3. Rekapitulasi keterampilan berpikir kritis siswa ... 36

4. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa ... 37

5. Lembar observasi aktivitas siswa ... 38

6. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 39

7. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ... 39

8. Skor per item angket ... 40

9. Tabulasi data angket tanggapan siswa ... 40

10.Hasil uji normalitas, homogenitas, uji U, uji persamaan dan perbedaan dua rata-rata pada nilai pretes, postes dan N-gain KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 41

11.Hasil analisis rata-rata N-gain untuk setiap indikator KBK siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 42

12.Data peningkatan rata-rata N-gain KBK siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 43

13.Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 44

14.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelompok eksperimen ... 116

15.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelompok kontrol... 118

16.Analisis butir soal pretes dan postes kelompok eksperimen ... 120

(16)

xvii

18.Analisis perindikator KBK pada soal pretes dan postes kelompok

eksperimen ... 124

19.Analisis perindikator KBK pada soal pretes dan postes kelompok Kontrol ... 126

20.Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol ... 128

21.Analisis data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ... 130

22.Uji normalitas nilai pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 131

23.Uji Homogenitas nilai pretes kelas eksperimen dan kontrol... 132

24.Uji U nilai pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 133

25.Uji normalitas nilai postes kelas eksperimen dan kontrol ... 134

26.Uji homogenitas nilai postes kelas eksperimen dan kontrol ... 135

27.Uji U nilai postes kelas eksperimen dan kontrol ... 136

28.Uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... 137

29.Uji homogenitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... 138

30.Uji t N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... 139

31.Uji normalitas N-gain Indikator A ... 140

32.Uji U N-gain indikator A ... 141

33.Uji normalitas N-gain indikator B ... 142

34.Uji U N-gain indikator B ... 143

35.Uji normalitas N-gain indikator C ... 144

36. Uji U N-gain indikator C ... 145

(17)

xviii

38.Uji U N-gain Indikator D ... 147

39.Uji normalitas N-gain indikator E ... 148

40.Uji U N-gain indikator E ... 149

41.Uji Normalitas N-gain Indikator F ... 150

(18)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Komponen multimedia ... 10

2. Contoh hubungan kelompok ahli dan kelompok asal ... 15

3. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. ... 23

4. Desain pretes postes kelompok non ekuivalen. ... 25

5. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 45

6. Tanggapann siswa terhadap multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ... 46

7. Siswa kelas eksperimen melakukan diskusi dengan kelompok ahli .... 152

8. Siswa kelas eksperimen mengoperasikan multimedia interaktif saat diskusi dengan kelompok ahli ... 152

9. Guru memfasilitasi siswa dalam diskusi kelompok ahli ... 153

10. Siswa kelas eksperimen melakukan diskusi dan presentasi pada kelompok asal... 153

11. Siswa kelas eksperimen melakukan presentasi dan diskusi kelas ... 154

12. Siswa kelas eksperimen mengerjakan soal evaluasi KBK ... 154

13. Kelompok siswa terbaik pada kelas eksperimen menerima penghargaan... ... 155

14. Siswa kelas kontrol melakukan diskusi kelompok ... 155

15. Siswa pada kelas kontrol melakukan presentasi kelompok ... 156

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan.Oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik (Daryanto, 2010 : 02).

Berdasarkan Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan sehingga dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Pembelajaran IPA untuk SMP/MTs bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi (BSNP, 2006:vi). Kemampuan berpikir dalam tujuan tersebut mencakup dalam hal berpikir kritis.

(20)

pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan juga bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan masalah khusus yang berkaitan dengan bidang studi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (Jonsons, 2002:201-203).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA biologi kelas VIII SMP N 2Abung Selatan pada semester genap T.A 2012/2013, diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang dikembangkan masih rendah. Keterampilan berpikir kritis yang muncul hanya mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin. Dalam

pembelajarannya, guru seringkali menggunakan ceramah dan diskusi. Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi belum mampu mengoptimalkan potensi seluruh siswa. Sedangkan pembelajaran dengan menggunakan ceramah kurang efektif karena menyebabkan guru sebagai pusat pembelajaran (teacher centered) selain itu, interaksi antar siswa kurang sehingga

pengalaman siswa terbatas. Pembelajaran seperti ini menyebabkan informasi hanya satu arah yaitu dari guru ke siswa, sehingga siswa tidak aktif dan tidak berpikir kritis (Zain dan Bahri, 1995:98).

Semakin berkembangnya IPTEK dalam dunia pendidikan, menuntut siswa untuk dapat berpikir kritis. Pengembangankemampuan berpikir kritis pada diri siswamembutuhkan perubahan dalam metode, model maupun media pembelajaran disekolah. Guru harus merancangpembelajaran yang mampu memotivasi siswa untuk lebih aktif, kreatifdan berpikir kritis. Sehingga

(21)

Menurut Sharan (1990. dalam Isjoni, 2007:3) siswa yang belajar menggunakan pembelajaran kooperatif dapat menghasilkan kemampuan berpikir kritis pada siswa. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang kemungkinan dapat diterapkan untuk mengaktifkan siswa guna mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa adalah model kooperatif tipe Jigsaw. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2008) pada mata pelajaran matematika diketahui bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP N 1 Wonosari. Jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memiliki langkah-langkah pembelajaran yaitu : pembentukan kelompok asal, pembentukan kelompok ahli, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, diskusi kelas, pemberian kuis dan pemberian penghargaan kelompok. Setiap langkah Jigsaw diyakini dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada siswa. Dengan menggunakan pembelajaran model Jigsaw, siswa menjadi aktif sehingga pembelajaran tidak berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa.

(22)

siswa yaitu multimedia interaktif. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat

memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Multimedia interaktif dapat

memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain-lain (Daryanto. 2010:51 dan 54), sehingga dengan penggunaan Multimedia interaktif dapat dikembangkan keterampilan berpikir kritis pada siswa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2010) pada mata pelajaran biologi materi sistem reproduksi diketahui bahwa siswa SMP N Cimahi yang belajar dengan menggunakan multimedia interaktif secara signifikan dapat meningkatkan keterampilan generik dan keterampilan berpikir kritis.

Dari latar belakang diatas maka akan di kaji tentang bagaimana ”Pengaruh Multimedia Interaktif Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas VIII SMP N 2 Abung Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh yang signifikan pada penggunaan Multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia ?

(23)

3. Bagaimana tanggapan siswa tentang penggunaan Multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Sistem Gerak Manusia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan Multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia. 2. Aktivitas siswa yang belajar dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model

kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.

3. Tanggapan siswa yang belajar dengan menggunakan Multimedia interaktif melalui model kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti

a. Menambahkan pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran IPA biologi dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. b. Memberikan pengalaman mengajar sebagai calon guru dalam menggunakan multimedia

interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.

(24)

Dapat memberikan alternatif dalam memilih dan menerapkan multimedia dan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Sistem Gerak Manusia.

3. Bagi siswa

a. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari materi pokok Sistem Gerak Manusia.

b. Membiasakan siswa untuk melatih keterampilan berpikir kritis yang mereka miliki. 4. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan pembelajaran IPA biologi disekolah melalui multimedia interaktif.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman maka ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Multimedia interaktif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu multimedia yang

dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.

2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah kooperatif tipe Jigsaw, yang meliputi tahapan : pembentukan kelompok asal, terdiri dari 5 orang anggota dengan kemampuan yang heterogen, pembentukan kelompok ahli, diskusi kelompok ahli, presentasi dan diskusi kelompok asal, diskusi kelas, pemberian kuis, pemberian penghargaan

kelompok.

3. Kemampuan berpikir kritis yang diteliti dalam penelitian ini

(25)

menggeneralisasi, apa yang menjadi contoh, apa yang menjadi perbedaan, menginterpretasi pernyataan, dan rekonstruksi argumen.

4. Materi pokok yang diteliti adalah Sistem Gerak Manusia.

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Multimedia Interaktif

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang

secara harfiah berarti “ perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana

penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media

mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang

disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan

yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media

dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu.

Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak

didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa bantuan media. Media pendidikan sebagai

salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam

bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan

bagi anak didik (Bahri & Zain, 1995:120).

Menurut Ariyus (2007 : 2) dan Vaughan (2004, dalam Binanto, 2010: 2) Multimedia berasal dari

dua kata, yaitu multi dan media. Multi berarti banyak dan media biasanya diartikan sebagai alat

untuk menyampaikan atau membuat sesuatu, perantaraan, alat pengantar, suatu bentuk

komunikasi seperti surat kabar, majalah, atau televisi. Sistem multimedia yang dimaksud di sini

(27)

suara, animasi, video, dan sebagainya,yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi

secara digital dan dapat disampaikan dan/atau dikontrol secara interaktif dan dikontrol oleh

sistem komputer secara interaktif. Gabungan sistem tersebut bisa digambarkan sebagai berikut,

Gambar 1. Komponen Multimedia

Multimedia interaktif memiliki kelemahan dan kelebihan. Menurut Puspita (2010), multimedia

interaktif memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut:

1. Diperlukan dana yang tidak sedikit dalam merancang program multimedia interaktif, namun

sekarang sudah tersedia program multimedia Interaktif yang diperjualbelikan dengan harga

terjangkau.

2. Diperlukan komputer dalam jumlah yang banyak.

3. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif menuntut keahlian guru dan siswa

dalam menggunakan dan mengoperasikan komputer. Guru dan siswa juga hendaknya

memiliki sikap yang positif terhadap komputer.

4. Pembelajaran sedikit bersifat isolatif. Namun dapat diminimalisir dengan keterlibatan guru

dalam membimbing siswa merekonstruksi pengetahuan di akhir pembelajaran.

Apabila multimedia pembelajaran dipilih, dikembangkan dan digunakan secara tepat dan

baik, akan memberi manfaat yang sangat besar bagi para guru dan siswa. Secara umum

manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, Sistem multimedia

Animasi

komputer interaktif

Audio Grafik

(28)

jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses

belajar mengajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat

ditingkatkan.

Menurut Daryanto (2010: 52) Terdapat keunggulan dari sebuah multimedia pembelajaran,

yaitu:

1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti bakteri.

2. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti

gajah, rumah, gunung, dan lain-lain.

3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau

lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet Mars,

berkembangnya bunga dan lain-lain.

4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, dan lain-lain.

5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti lletusan gunung berapi,

harimau, racun, dan lain-lain.

6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.

Menurut Trianto (2010: 235)Keuntungan dari media pembelajaran antara lain:

1) Gairah belajar meningkat

2) Siswa berkembang menurut minat dan kecepatannya

3) Interaksi langsung dengan lingkungan

4) Memberikan perangsang dan mempersamakan pengalaman

(29)

Daryanto (2010:53-54) memaparkan beberapa fungsi multimedia interaktif di dalam

pembelajaran sebagai berikut:

1. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin

2. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan

belajarnya sendiri

3. Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang jelas dan terkendalikan

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Menurut Amri dan Ahmadi (2010 : 90) Model pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan

sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Lima unsur pokok yang

termasuk di dalam struktur ini adalah :

1. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk

menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian

rupa dengan saling ketergantungan sehingga setiap anggota kelompok harus

menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.

2. Tanggung jawab perseorangan

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif,

setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajar

yang efektif dalam model pembelajaran kooperatif membuat persiapan dan menyusun

tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan

(30)

3. Tatap muka

Dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk

bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan pengalaman para

pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari

sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi

kekurangan.

4. Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan

berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan

pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses

panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu

ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental

dan emosional para siswa.

5. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses

kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan

lebih efektif.

Menurut Isjoni (2007: 23) siswa yang belajar menggunakan model Pembelajaran kooperatif

akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebayanya.

Pembelajaran kooperatifjuga meningkatkan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan

(31)

menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah

dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai

pokok pikiran orang lain.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe Jigsaw. Jigsaw mengorganisir siswa

belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama

saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi

pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok

yang lain (Amri dan Ahmadi, 2010:95).

Langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (Amri dan Ahmadi,

2010:96; Isjoni, 2007 :54; Huda. 2011:118; dan Slavin. 2005:240) adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari

5 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal.

2. Setiap orang dalam tim asal diberi bagian materi yang berbeda.

3. Anggota dari tim asal yang berbeda yang bertugas mempelajari materi yang sama bertemu

dalam kelompok baru ( kelompok ahli ) untuk mendiskusikan sub bab mereka.

4. Setelah selesai berdiskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan

bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap

anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

(32)

Kel.

materi 4 Belajar materi5

Keterangan: Kel = Kelompok

Gambar 2. Contoh hubungan kelompok ahli dan kelompok asal beserta materibelajar yang ditugaskan

5. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya

dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu

kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat

menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

6. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.

7. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan

perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

Isjoni (2007:54), Amri dan Ahmadi (2010:94) memaparkan tentang kelebihan pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw yaitu dapat mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai

materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal, meningkatkan rasa tanggung jawab

siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain serta siswa

mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan

berkomunikasi.

Menurut para ahli (Isjoni. 2007:25 ; Slavin. 2005:41), Kelemahan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw adalah memerlukan persiapan yang lebih lama dan lebih kompleks

misalnya seperti penyusunan kelompok asal dan kelompok ahli yang tempat duduknya nanti

(33)

memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu. Dalam pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw masing-masing anggota kelompok asal bertanggungjawab atas unit yang berbeda dalam

tugas kelompok, dan bahaya dari tugas-tugas yang terspesialisasi semacam ini adalah para siswa

mungkin hanya akan belajar banyak mengenai bagian yang mereka kerjakan sendiri, sementara

bagian yang lainnya tidak dipelajari secara mendalam. Agar proses pembelajaran pembelajaran

berjalan dengan lancar maka dibutuhkan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadahi. Selama

kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungann topik permasalahan yang sedang

dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Saat

diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lainnya

menjadi pasif.

C. Keterampilan Berpikir Kritis

Reason (dalam Sanjaya 2006 : 228) mengemukakan bahwa berpikir (thinking) adalah proses

mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami

(comprehending ).” Mengingat” pada dasarnya hanya melibatkan usaha menyimpan sesuatu

yang telah dipahami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan, sedangkan

“memahami” memerlukan perolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan

antar-aspek dalam memori. Keterampilan berpikir seseorang menyebabkan seseorang tersebut

harus bergerak hingga diluar informasi yang didengarnya. Misalnya keterampilan berpikir

seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapi.

Menurut kamus Webster’s (dalam Amri dan Ahmadi, 2010 : 62), ”kritis” ( critical)

adalah “ menerapkan atau mempraktikkan penilaian yang teliti dan obyektif sehingga “ berpikir

(34)

keputusan. Beberapa ahli (Ennis dalam Costa, 1985: 54 ; Richard dan Elder, 2006 : 64 ; Amri

dan Ahmadi, 2010:63) mendefinisikan berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk

akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan

dilakukan dan merupakan seni dari analisis dan evaluasi berpikir dengan pandangan untuk

melakukan perubahan. Dalam berpikir kritis siswa dituntut menggunakan strategi kognitif

tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan, pemecahan masalah, dan mengatasi

masalah serta kekurangannya.

Ennis (dalam Costa, 1985 : 55-56) mengemukakan ada 12 indikator berfikir kritis

yang dikelompokannya dalam lima besar aktivitas sebagai berikut :

a. Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: memfokuskan pertanyaan,

menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang

suatu penjelasan atau pernyataan.

b. Membangun ketrampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan

apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengamati serta

mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

c. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau

mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau mempertimbangkan

hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan.

d. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah-

istilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi

asumsi

(35)

berinteraksi dengan orang lain.Keterampilan dan indikator berpikir kritis lebih lanjut

diuraikan pada tabel dibawah ini:

Tabel1. Keterampilan berpikir kritis dan Indikatornya Keterampilan

Berpikir Kritis Sub Keterampilan Berpikir Kritis Aspek 1. Memberikan

Penjelasan dasar

1. Memfokuskan

pertanyaan a. Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan

b. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin c. Menjaga pikiran terhadap

situasi yang sedang dihadapi 2. Menganalisis

argumen a.b. Mengidentifikasi kesimpulan Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan

c. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan

d. Mencari persamaan dan perbedaan

e. Mengidentifikasi dan

menangani ketidakrelevanan f. Mencari struktur dari sebuah

pendapat/argument

b. Apa yang menjadi alasan utama?

c. Apa yang kamu maksud dengan?

d. Apa yang menjadi contoh? e. Apa yang bukan contoh? f. Bagaiamana mengaplikasikan

kasus tersebut? g. Apa yang menjadikan

perbedaannya? h. Apa faktanya?

i. Apakah ini yang kamu katakan?

(36)

Keterampilan

Berpikir Kritis Sub Keterampilan Berpikir Kritis Aspek Keterampiland

asar apakah sumber dapat dipercaya atau tidak? b.c. Mengurangi konflik interest Kesepakatan antar sumber d. Reputasi

e. Menggunakan prosedur yang ada

f. Mengetahui resiko

g. Keterampilan memberikan alas an

b. Mempersingkat waktu antara observasi dengan laporan c. Laporan dilakukan oleh

pengamat sendiri

d. Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan

e. Penguatan

f. Kemungkinan dalam penguatan

g. Kondisi akses yang baik h. Kompeten dalam

menggunakan teknologi i. Kepuasan pengamat atas

kredibilitas kriteria 3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan

mempertimbangkan deduksi

a. Kelas logika

b. Mengkondisikan logika c. Menginterpretasikan

a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi

c. Mengaplikasikan konsep ( prinsip-prinsip, hukum dan asas)

d. Mempertimbangkan alternatif e. Menyeimbangkan, menimbang

(37)

Keterampilan

Berpikir Kritis Sub Keterampilan Berpikir Kritis Aspek noncontoh b. Strategi definisi c. Konten (isi) 10.Mengidentifikasi

asumsi a.b. Alasan yang tidak dinyatakan Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen 5. Strategi dan

taktik 11. Memutuskan suatu tindakan a.b. Mendefisikan masalah Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan c. Merumuskan

alternatif-alternatif untuk solusi

d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan

e. Merivew

f. Memonitor implementasi 12. Berinteraksi

dengan orang lain a.b. Memberi label Strategi logis c. Srtrategi retorik

d. Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan (Costa, 1985 : 54).

D. Sistem Gerak Manusia

Sistem gerak manusia terdiri dari tulang, persendian dan otot.

A.Tulang Penyususn Rangka Tubbuh

a. Tulang rangka aksial : terdiri dari tengkorak dan tulang anggota badan.

Tulang tengkorak terdiri dari tulang ubun-ubun, tulang dahi, tulang kepala belakang, tulang

pelipis, tulang baji, tulang hidung, tulang pipi, tulang rahang atas dan tulang rahang bawah.

Sedanagkan tulang anggota badan terbagi menjadi tulang belakang (terdiri atas 7 ruas tulang

leher, 12 ruas tulang punggung, 5 ruas tulang pinggang, 5 ruas tulang kelangkang dan 4 ruas

tulang ekor), tulang dada (terdiri dari bagian hulu, badan dan taju pedang), tulang rusuk

(38)

rusuk melayang) dan tulang panggul (terdiri dari 2 tulang usus, 2 tulang kemaluan dan 2

tulang duduk).

b. Tulang anggota gerak : terdiri dari anggota gerak atas dan anggota gerak bawah. Anggota

gerak atas (terdiri dari tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pergelangan

tangan dan tulang telapak tangan). Sedangkan anggota gerak bagian bawah (terdiri dari tulang

pada, tempurung lutut, tulang betis, tulang kering, tulang pergelangan kaki dan tulang telapak

kaki).

Secara umum tulang dibedakan menjadi tulang keras dan tulang rawan. Perbedaan ini

berdasarkan bahan penyusunnya. Tulang keras tersusun atas serat kolagen dan garam mineral

serta kalsium sehingga sifatnya keras. Sedangkan tulang rawan tersusun atas kondrin dan

sel-sel rawan yang sifatnya kenyal serta lentur. Tulang berdasarkan bentuknya dibagi menjadi

tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih dan tulang tidak beraturan.

B.Persendian

Persendian merupakan hubungan antar tulang yang satu dengan tulang yang lain. Berdasarkan

sifat geraknya dibedakan menjadi sendi mati (sinartrosis) yang tidak dapat digerakkan, sendi

kaku (amfiartrosis) yang memungkinkan gerakan secara terbatas, dan sendi gerak (diartrosis)

yang memungkinkan gerakan secara bebas. Sedangkan persendian berdasarkan bentuknya

dibedakan menjadi : sendi peluru (memungkinkan gerakan yang bebas), sendi engsel

(memungkinkan gerakan satu bidang), sendi putar ( memungkinkan gerakan memutar), sendi

geser (memungkinkan pergeseran antar tulang) dan sendi pelana ( memungkinkan gerakan

memutar dan melengkung).

(39)

Otot terbagi menjadi otot polos (penyusun organ tubuh bagian dalam, bentuk selnya adalah

gelendong dan terdiri dari satu inti di tengah serta tidak dapat dikendalikan secara sadar), otot

lurik ( tot yang berfungsi untuk menggerakkan rangka, inti sel lebih dari satu dan terletak di

tepi, bentuk sel silindris, berlurik serta dapat dikendalikan secara sadar), dan otot jantung

(hanya terdapat di jantung, berfungsi untuk kontraksi jantung, inti selnya satu ditengah serta

bentuk sel silindris, otot jantung tidak dapat dikendalikan secara sadar).

D.Gangguan pada sistem gerak manusia

Gangguan pada tulang misalnya rakhitis ( kekurangan vit.D), gangguan pada persendian

misalnya keseleo dan penyakit yang dapat terjadi pada otot misalnya polio ( inveksi virus).

E. Kerangka Pikir

Biologi merupakan cabangIPA yang membutuhkan pemahaman konsep yang tinggi. Pemahaman

konsep IPA dapat ditingkatkan melalui pengembangan keterampilan berfikir kritis siswa.

Berfikir kritis merupakan berpikir tingkat tinggi yang membutuhkan analisis dan penalaran

dalam memecahkan suatu masalah.Untuk mencapai ketuntasan pada materi pokok Sistem Gerak

Manusiayang memiliki tingkat kerumitan tertentu, diperlukan keterampilan berfikir kritis siswa

yang dapat digalimelalui penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari

beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggungjawab atas penguasaaan bagian materi

belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.Jigsaw

(40)

dapat membuat siswa dapat berpikir kritis karena siswa mempunyai banyak kesempatan untuk

mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Amri dan Ahmadi,

2010:94).

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini kurang berjalan maksimal terhadap keterampilan

berpikir kritis siswa tanpa adanya media yang mendukung proses pembelajarannya. Salah satu

media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran materi pokok Sistem Gerak Manusia

adalah multimedia interaktif. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi

dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat

memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Siswa dapat memecahkan

permasalahan-permasalahan yang diberikan oleh guru tentang materi pokok Sistem Gerak

Manusia karena siswa dapat berinteraksi dengan multimedia interaktif secara langsung untuk

melihat bagian-bagian dan mekanisme gerak pada manusia melalui simulasi gambar dan animasi

multimedia tersebut sehingga dapat memicu siswa berpikir kritis.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah multimedia pembelajaran interaktif melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir

kritis siswa.

Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini :

Gambar 3. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

Keterangan : X = Variabel bebas : pembelajaran yang menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw; Y = Variabel terikat yaitu kemampuan berfikir kritis

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

(41)

a. H0= Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan multimedia

interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap keterampilan

berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.

H1= Ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan multimedia

interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsawterhadap keterampilan

berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.

b. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada

materi pokok Sistem Gerak Manusia meningkatkan aktivitas siswa

c. Sebagian besar tanggapan positif siswa tentang penggunaan multimedia interaktif melalui

(42)

1

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September semester ganjil T.P

2012/2013 di SMP N 2Abung Selatan

B.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester

ganjilSMP N 2Abung SelatanT.A 2012/2013. Pengambilan sampel dilakukan

dengan teknik cluster random sampling.Sampel tersebut adalah siswa kelas

VIII B berjumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII A

berjumlah 36 siswa sebagai kelas kontrol. Yang dimaksud cluster random

sampling yaitu populasi tidak terdiri dariindividu-individu, melainkan terdiri

dari kelompok-kelompok individu ataucluster misalnya kelas sebagai cluster

(Margono, 2005: 127).

C.Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes

kelompok nonekuivalen. Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen

menggunakankelas yang ada dan satu level dengan kondisi yang homogen.

Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan multimedia interaktif melalui model

(43)

2

media gambar melalui diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok

subyek dibandingkan. Struktur desainnya adalah sebagai berikut :

Kelompok pretes perlakuan postes

I O1 X O2

II O1 C O2

Gambar 4. Desain pretes postes kelompok non ekuivalen

Keterangan : I = Kelas eksperimen, II = Kelas kontrol, O1 = Pretes, O2 = Postes, X = Perlakuan multimedia interaktif melalui

model kooperatif tipe Jigsaw,C = Diskusi (Dimodifikasi dari Moh. Nazir, 2005 : 233).

D.Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian.Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

1) Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya penelitian.

2) Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

3) Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

4) Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK)

(44)

3

5) Membuat lembar observasi yang digunakan sebagai acuan untuk

mengamati aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran.

6) Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw.

7) Membuat media pembelajaran berupa multimedia interaktif dengan

menggunakan macromedia flash MX 2004

8) Membuat instrument evaluasi yaitu soal pretes postes. Soal pretes

diberikan pada awal pertemuan pertama, sedangkan soal postes

diberikan pada akhir pertemuan terakhir.

9) Melakukan uji validitas isi dan kontak dengan ahli

10)Membuat kartu warna yang berbeda untuk tiap kelompok asal yang

terdiri dari 5 siswa.

Siswa ahli 1 : Kartu warna merah

Siswa ahli 2 : Kartu warna kuning

Siswa ahli 3 : Kartu warna biru

Siswa ahli 4 : Kartu warna ungu

Siswa ahli 5 : Kartu warna hijau

Kelima kartu tersebut dibagikan pada masing-masing kelompok,

dengan 7 kelompok asal maka peneliti harus membuat 35 kartu

berwarna, dengan rincian sebagai berikut:

Warna merah : 7 lembar

Warna kuning : 7 lembar

(45)

4

Warna putih : 7 lembar

Warna hijau : 7 lembar

Siswa yang mempunyai kartu berwarna sama pada kelompok asal

berkumpul untuk mendiskusikan materi yang akan mereka bahas di

dalam kelompok ahli.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran untuk mengukur keterampilan berpikir

kritis siswa dengan menerapkan multimedia interaktif melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsawuntuk kelas eksperimen dan media

gambar dengan metode diskusiuntuk kelas kontrol.

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

A. Kelas eksperimen

a. Pendahuluan

1. Siswa menerima apersepsi dengan menjawab pertanyaan

Pertemuan I

“ Mengapa kita dapat berjalan atau bergerak ?”

Pertemuan II

“ coba kalian gerakkan tangan kalain ! Mengapa tangan kita

bisa bergerak dan bisa ditekuk ?”

2. Siswa mendapat motivasi dengan memperoleh penjelasan

(46)

5

Pertemuan I

 Manfaat mempelajari rangka tulang serta

kelainan/penyakit yang mungkin terjadi sehingga siswa

dapat menjaga kesehatan tulangnya

pertemuan II

 Manfaat mempelajari persendian dan otot serta kelainan

yang mungkin terjadi sehingga siswa dapat menjaga

kesehatan sendi dan ototnya

b. Kegiatan inti

1. Berdasarkan intruksi guru, siswa membentuk 7 kelompok

(kelompok asal), masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.

2. Tiap kelompok siswa diberi kartu warna ( merah untuk ahli 1,

kuning untuk ahli 2, biru untuk ahli 3, ungu untuk ahli 4, hijau

untuk ahli 5 ) serta Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang

berisi soal-soal tentang rangka tulang serta kelainan/penyakit

yang mungkin terjadi pada rangka tulang (pertemuan I) dan

LKK yang berisi soal-soal tentang persendian dan otot serta

kelainan/ penyakit yang mungkin terjadi pada sendi dan otot

(pertemuan II)

3. Siswa dari kelompok asal yang berbeda dan mendapat kartu

warna yang sama berkumpul dalam kelompok ahli dan bekerja

sama serta melakukan diskusi dengan menggali informasi pada

(47)

6

4. Siswa kembali pada kelompok asal dan mendiskusikan serta

mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok ahli

pada teman-teman di kelompok asal.

5. Diskusi kelas tentang LKK yang telah didiskusikan pada

masing-masing kelompok

6. Siswa mengumpulkan Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan

menyerahkannya kepada guru

c. Penutup

1. Siswa mendengarkan penjelasan guru yaitu tentang materi

yang mengandung kesalahan konsep.

2. Siswa membuat kesimpulan dalam setiap pertemuan dengan

dibimbing oleh guru.

3. Siswa mendengarkan guru menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan berikutnya( pada pertemuan

pertama)

Siswa menerima tugas dari guru untuk membuat kliping yang

berkaitan dengan kelainan/ penyakit yang mungkin terjadi

pada sistem gerak manusia (pada pertemuan terakhir)

B. Kelas Kontrol

a. Pendahuluan

1. Siswa menerima apersepsi dengan menjawab pertanyaan

Pertemuan I

(48)

7

Pertemuan II

“Coba kalian gerakkan tangan kalian ! Mengapa tangan kalian

bisa bergerak dan bisa di tekuk ?

2. Siswa mendapat motivasi dengan memperoleh penjelasan

mengenai :

Pertemuan I

 Manfaat mempelajari rangka tulang serta kelainan/penyakit

yang mungkin terjadi sehingga siswa dapat menjaga

kesehatan tulang rangkanya

Pertemuan II

 Manfaat mempelajari persendian dan otot serta

kelainan/penyakit yang mungkin terjadi sehingga siswa

dapat menjaga kesehatan sendi dan ototnya

b. Kegiatan inti

1. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang

2. Siswa menerima LKK yang diberikan oleh guru

Pertemuan I : LKK tentang rangka tulang serta

kelainan/penyakit yang mungkin terjadi pada rangka tulang

Pertemuan II : LKK tentang persendian dan otot serta

kelainan/penyakit yang mungkin terjadi pada persendian dan

otot

3. Siswa mendiskusikan LKK dalam kelompoknya masing-masing

4. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di

(49)

8

5. Siswa mengumpulkan LKK pada guru

c. Penutup

1. Siswamendengarkan penjelasan guru tentang materi-materi yang

salah konsep dan materi-materi yang kurang dipahami

2. Siswa membuat kesimpulan dalam setiap pertemuan dengan

dibimbing oleh guru.

3. Siswa mendapat tugas untuk membaca materi selanjutnya (pada

pertemuan pertama )

Siswa menerima tugas dari guru untuk membuat kliping yang

berkaitan dengan kelainan/penyakit yang mungkin terjadi pada

sistem gerak pada manusia (pada pertemuan terakhir )

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :

1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data keterampilan berpikir kritis siswa

pada materi pokok Sistem Gerak pada Manusia yang diperoleh dari

rata-rata nilai pretesdan postes.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan data angket tanggapan

siswa terhadap multimedia interaktif dengan model kooperatif tipe

(50)

9

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Pretes dan Postes

Data kemampuan berpikir kritis berupa nilai pretes dan postes. Nilai

pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen

maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran

pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol.

Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian. Teknik

penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

100 x N

R

S

Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari

item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor

maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang

diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada

lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi pernyataan-pernyataan untuk

menanggapi multimedia interaktif danmodel kooperatif tipe Jigsaw

dalam pembelajaran di kelas. Angket ini berisi6 pernyataan positif

dan memiliki 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak

(51)

10

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan N-gain. Untuk mendapatkan

N-gain menggunakan rumus Meltzer dalam Hake (1999: 1) yaitu:

N-Gain =X postes – X pretes Skor maksimal – Xpretes

Selanjutnya nilai N-gain dideskripsikan dalam bentuk kategori indeks N-gain

Tabel 2. Kategori indeks N-gain

Nilairata-ratapretes, nilai rata-rata postes, dan skor N-gain pada kelompok

kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS

versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa :

1. Uji Normalitas Data

Uji ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 untuk mengetahui

apakan sampel berdistribusi normal atau tidak.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung< Ltabel atau terima Ho jika p-value > 0,05,

tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro dkk, 2002 : 118).

Kategori indeks N-gain Interpretasi

g < 0,3 Rendah

0,7 > g > 0,3 Sedang

(52)

11

2. Uji Kesamaan Dua Varian

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS 17.

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama

Hi : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteriapengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika Fhitung <Ftabel atau probabilitasnya

>0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung>Ftabel atau probabilitasnya

<0,05 maka H0 ditolak ( Pratisto, 2004 : 71 ).

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji

perbedaan dua rata-rata serat Uji U dengan menggunakan program SPSS

17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

1. Hipotesis

Ho = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

Hi = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2. Kriteria uji

a. jika – ttabel < thitung< ttabel, maka Ho diterima

b. jika thitung< -ttabel atau thitung> ttabel, maka Ho ditolak

(53)

12

b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

Ho = rata-rata N-gain kedua sampel sama

Hi = rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama.

2. Kriteria uji

a. jika – ttabel < thitung< ttabel, maka Ho diterima

b. jika thitung< -ttabel atau thitung> ttabel, maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:10).

c. Uji U

1. Hipotesis

Ho= Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1= Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2. Kriteria Uji

a. Jika –Ztabel <Zhitung<Ztabel atau p-value> 0,05, maka Hoditerima

b. Jika Zhitung< -Ztabel atau Zhitung>Ztabel, maka Ho ditolak

(Martono, 2010:158)

G. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran

Biologi sebagai berikut:

1) Mengisi rekapitulasi nilai keterampilan berpikir kritis siswa

(54)

13

No Nama Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

A B C D E F

Catatan : Isilah skor pada setiap item sesuai dengan skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis yang tertera pada rubrik penilaian soal di lampiran. (dimodifikasi dari Arief, 2009:9).

Keterangan : A. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin

B. Apa yang menjadi perbedaan C. Apa yang menjadi contoh D. Menginterpretasi pernyataan E. Menggeneralisasi

F. Asumsi yang diperlukan : rekonstruksi argumen

2) Menjumlahkan skor seluruh siswa.

3) Menentukanpresentase tiap indikator keterampilan berpikir kritis dengan

menggunakan rumus: kritis yang diperoleh; N = Jumlah total poin keterampilan berpikir kritis tiap indikator (dimodifikasi dari Sudijono, 2004: 40).

4) Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan berpikir

kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut :

(55)

14

(dimodifikasi dari Arikunto 2010: 245)

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa diambil melalui observasi selama proses pembelajaran

berlangsung. Data tersebut dianalisis menggunakan presentase aktivitas

siswa. Langkah–langkah yang dilakukan yaitu:

1) Mengisi lembar aktivitas siswa

Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Catatan : Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai.(dimodifikasi dari Carolina, 2010: 29)

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa:

A.Mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat/ ide

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan

3. Mengemukakan pendapat/ ide sesuai dengan pembahasan B.Melakukan kegiatan diskusi

1. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

(56)

15

2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan C.Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan 2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi

kelompok dengan cara yang kurang sistematis, menjawab pertanyaan dengan benar

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan cara sistematis, menjawab pertanyaan dengann benar dan ilmiah

D.Menjawab pertanyaan

1. Tidak menjawab pertanyaan

2. Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan konsep yang telah dipelajari

3. Menjawab pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan konsep yang telah dipelajari.

E. Mengajukan pertanyaan

1. Tidak mengemukakan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan 3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan

2) Menghitung rata–rata presentase aktivitas menggunakan rumus:

%

Keterangan x= Rata-rata persentase aktivitas siswa ∑xi= Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002 : 69).

3) Menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa

sesuaiklasifikasi pada tabel 6

(57)

16

Kategori persentase aktivitas siswa

(%) Interprestasi

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37).

I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan

Multimedia InteraktifMelaluiModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan

multimedia interaktif melalui model kooperatif tipe Jigsaw dikumpulkan

melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi enam

pernyataan-pernyataan positif.

Tabel 7. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimediainteraktif melalui model kooperatif tipe Jigsaw

No. Pernyataan-pernyataan SS S TS STS

1. Saya senang mempelajari materi pokok Sistem Gerak padaManusiamelalui pembelajaran yang diberikan oleh guru

2. Saya lebih mudah memahami materi pokok Sistem Gerak pada Manusia yang dipelajari melaluipembelajaran yang diberikan oleh guru. 3. Pembelajaran yang diberikan kepada saya

memberi kesempatan untuk berpikir kritis. 4. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri

melalui pembelajaran yang diberikan oleh guru 5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman

ketika proses pembelajaran yang berlangsung. 6. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK

melalui pembelajaranyang diberikan oleh guru.

(58)

17

1) Menetapkan skor angket

Tabel 8. Skor per item angket

2) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai

berikut: jawaban ,

S

maks= Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana,2002:69).

3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi

yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan

kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket

Tabel 9. Tabulasi data angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model kooperatif tipe Jigsaw

No. pertanyaan

Angket

Pilihan

Jawaban Nomor Responden (siswa)

(59)

41

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilanalisis data danpembahasan, makadapatdisimpulkansebagaiberikut.

1. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa.

2. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw juga berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

3. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan

multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut.

1. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar pembuatan soal dalam

LKK, soal pretes dan postes hendaknya dapat lebih memperhatikan indikator

menggeneralisasi dan rekonstruksi argumen yang masih belum meningkat secara

signifikan dalam penelitian ini.

2. Dalam menentukan waktu pengerjaan soal evaluasi KBK hendaknya

mempertimbangkan kemampuan siswa dalam menjawab soal sehingga alokasi

waktu pada kegiatan pembelajaran tidak menyimpang dari RPP yang sudah

dirancang.

3. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin menggunakan multimedia interaktif

sebagai variabel kontrolnya, supaya lebih menarik lagi dalam mengemas materi

(60)

42

tiga dimensi sehingga siswa akan lebih antusias dalam mengoperasikannya dan

hal ini supaya siswa mudah dalam memahami materi yang disajikan dalam

multimedia interaktif.

4. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin meneliti materi pokok Sistem Gerak

Manusia sebaiknya menggunakan metoda pengamatan langsung yaitu dengan

menggunakan torso karena torso menampilkan struktur tulang dengan tiga

Gambar

Grafik Teks
Gambar 2.  Contoh hubungan kelompok ahli dan kelompok asal beserta materibelajar
Gambar 4. Desain pretes postes kelompok non ekuivalen                  Keterangan :  I  =  Kelas eksperimen, II  =  Kelas  kontrol, O1 =                     Pretes, O2  =  Postes, X   =  Perlakuan multimedia interaktif melalui model kooperatif tipe Jigsaw,
Tabel 2.  Kategori indeks N-gain
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitin ini akan merancang sistem informasi pendataan siswa PKBM ICAK menggunakan perangkat lunak Microsoft Access dalam pengolahan data siswa., Selain itu

Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil tidak terjadi tanda-tanda infeksi,

Simpulan dari penelitian ini adalah melalui pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat berpengaruh positif terhadai hasil belajar siswa pada

Pembelajaran keterampilan perlu mengenalkan berbagai bentuk kerajinan dan teknologi tradisional dan modern yang ada di sekitar dan yang berkembang di

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengembangkan aplikasi perhitungan tunjangan kerja kinerja pegawai di Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar ini dapat

Fase gerak pada kromatografi gas juga disebut dengan gas pembawa karena tujuan awalnya adalah untuk membawa solut ke kolom, syarat gas pembawa adalah: tidak reaktif,

pada bahasa Mandailing dan Toba yang digunakan peneliti dalam Perubahan Bunyi Vokal. Proto Austronesia dalam bahasa Mandailing dan Toba yang meliputi adanya

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,