• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT THE ROLE OF SCHOOL TEACHERS (SMA) IN DRUG ABUSE PREVENTION (Studies in SMA Negeri 16 Bandar Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ABSTRACT THE ROLE OF SCHOOL TEACHERS (SMA) IN DRUG ABUSE PREVENTION (Studies in SMA Negeri 16 Bandar Lampung)"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

PREVENTION

(Studies in SMA Negeri 16 Bandar Lampung) By

NUR FITRIANA DEWI

Education under the Act of 2003 on National Education system, Article 1 is: conscious and deliberate effort to come into an atmosphere of learning and the learning process so that learners are actively expanding his potential for him to have the spiritual power of religion, self-control, personality, intelligence, noble character, as well as skills in need himself, society, nation and state. The teacher is the person responsible and instrumental in planning and guiding the students to perform learning activities to achieve the desired growth and development. Formulation of the problem in this study is: "How does the role of secondary school teachers (SMA) in preventing drug abuse in SMA Negeri 16 Bandar Lampung". The purpose of this study was to determine how the role of secondary school teachers (SMA) in preventing drug abuse in SMA Negeri 16 Bandar Lampung.

Type of research is a qualitative research used to explain the data in the form of oral and written so that researchers can understand more about the phenomena or events related to the social setting with a focus on the problem to be investigated. Data were collected through interviews and documentation. The data were then analyzed qualitatively, with the stage of data reduction, display data and verification data.

Based on the results of research and discussions tailored to the research focus of the obtained findings that suggest that the teacher's role in preventing the misuse of drugs are: (1) To educate students is to impose discipline in the classroom and provide good teaching (2) Supervise students with a warning to students who do not obey (3) To lead and guide students and provide motivation (4) Protecting students with a strict prohibition against students that do not (5) Direct students to provide input and direction

(2)

PERANAN GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA

(Studi di SMA Negeri 16 Bandar Lampung)

Oleh

NUR FITRIANA DEWI

Pendidikan menurut Undang-Undang Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 adalah: Usaha sadar dan terencana untuk mewujud kan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembang kan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlu kan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Guru adalah orang yang bertanggung jawab dan berperan dalam merencanakan dan menuntun murid-murid untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.

(3)

dapat memahami lebih mendalam tentang fenomena-fenomena atau peristiwa-peristiwa setting sosial yang berhubungan dengan fokus masalah yang akan diteliti. Data dikumpulkan dengan wawancara dan dokumentasi. Data selanjutnya dianalisis secara kualitatif, dengan tahapan reduksi data, display data dan verifikasi data.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disesuaikan dengan fokus penelitian maka diperoleh temuan yang menunjukkan bahwa peran guru dalam mencegah penyalah gunaan narkoba adalah adalah: (1) Mendidik siswa yaitu dengan memberlakukan disiplin dalam kelas dan memberikan pengajaran yang baik (2) Mengawasi siswa dengan memberikan peringatan kepada siswa yang tidak taat (3) Membimbing dan mengarahkan siswa dan memberikan motivasi (4) Melindungi siswa dengan memberikan larangan keras terhadap siswa agar tidak (5) Mengarahkan siswa dengan memberikan masukan dan arahan

(4)

(Studi di SMA Negeri 16 Bandar Lampung)

Oleh

NUR FITRIANA DEWI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosiologi

pada Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

(Studi di SMA Negeri 16 Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh

Nur Fitriana Dewi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

Hal

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERNYATAAN ……... vii

MOTTO …………... viii

PERSEMBAHAN ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Kegunaan Penelitian... 12

II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Pengertian Peranan... 13

B. Tinjauan Tentang Guru Dan SMA... 14

C. Tinjauan Tentang Narkoba Dan Obat-obatan Terlarang (Narkotika, Psikotropika, Bahan Adiktif Lainnya) ... 18

D. Efek Penyalahgunaan Narkoba ... 23

E. Kerangka Pemikiran... 31

III METODE PENELITIAN... 33

A. Tipe Penelitian ... 33

(7)

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 39

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN... 41

A. Gambaran Umum SMAN 16 Bandar Lampung... 41

1. Sejarah Berdirinya SMA 16 Bandar Lampung ... 41

2. Lokasi Penelitian ... 41

B. Keadaan Siswa SMA Negeri 16 Bandar Lampung ... 42

V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 46

B. Identitas Informan ... 46

C. Peranan Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Dalam Mencegah Penyalahgunaan Narkoba ... 48

D. Pembahasan... 59

VI KESIMPULAN DAN SARAN... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 81

(8)

Tabel 1. Jumlah Pelajar Yang Mengkonsumsi Narkoba Sesuai Dengan Tingkat Usia,Pendidikan Dan Jumlah

Persentase Tiap Tahunnya Di Lampung... 8 Tabel 2. Tingkat Kelulusan Siswa SMA Negeri 16 Bandar Lampung

Tahun 2007-2008... 9 Tabel 3. Pelanggaran Tata Tertib Di SMA Negeri 16 Bandar Lampung

(9)

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Paraswati Darilmilyan .………..

Penguji Utama : Drs. Gunawan Budikahono .………..

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si. NIP. 19580109 198603 1 002

(10)

PENYALAHGUNAAN NARKOBA

(Studi di SMA Negeri 16 Bandar Lampung ) Nama Mahasiswa :NUR FITRIANA DEWI

Nomor Pokok Mahasiswa :0856011026

Jurusan :Sosiologi

Fakultas :Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dra. Paraswati Darilmilyan NIP. 195509301989022001

2. Ketua Jurusan Sosiologi

Drs. Susetyo, M.Si.

(11)

Tiada pemberian terbaik dari orang tua kepada anaknya melebihi budi pekerti

yang mulia

(H.R. Tirmidzi dan Hakim)

KATA MUTIARA

Ketika kamu berhasil teman-temanmu akhirnya tahu siapa kamu, ketika kamu

gagal kamu akhirnya tahu siapa sesungguhnya teman kamu

(Aristoteles)

Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat

baik terhadap diri sendiri.

( Benyamin Franklin )

Hiduplah seolah-olah setiap hari adalah hari terakhirmu. Maka kamu akan

menghargai setiap waktu yang tersisa dalam hidup

(12)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Magister/Sarjana/Ahli Madya). Baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan,

(13)

Tiada pemberian terbaik dari orang tua kepada anaknya melebihi budi pekerti

yang mulia

(H.R. Tirmidzi dan Hakim)

KATA MUTIARA

Ketika kamu berhasil teman-temanmu akhirnya tahu siapa kamu, ketika kamu

gagal kamu akhirnya tahu siapa sesungguhnya teman kamu

(Aristoteles)

Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda telah berbuat

baik terhadap diri sendiri.

( Benyamin Franklin )

Hiduplah seolah-olah setiap hari adalah hari terakhirmu. Maka kamu akan

menghargai setiap waktu yang tersisa dalam hidup

(14)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Magister/Sarjana/Ahli Madya). Baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan,

(15)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Magister/Sarjana/Ahli Madya). Baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan,

(16)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Magister/Sarjana/Ahli Madya). Baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan,

(17)

Penulis bernama Nur Fitriana Dewi dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 27 April 1990. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sutrisno dan Ibu Tutri, S.Pd SD.

Penulis menempuh jenjang pendidikan di Taman Kanak-Kanak Al-Azhar 1 Kedaton pada tahun 1995 sampai dengan 1996, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 1 Sidodadi Kedaton pada Tahun 1996 sampai dengan 2002. Selanjutnya Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 7 Bandar Lampung dari tahun 2002 sampai dengan 2005. Pada tahun yang sama penulis memasuki masa-masa putih abu-abu di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 16 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2008.

(18)
(19)

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya. Tiada daya dan upaya serta kekuatan yang penulis miliki untuk menyelesaikan skripsi ini, selain berkat daya, upaya dan kekuatan yang dianugerahkan-Nya. Shalawat beriring salam senantiasatercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang syafa’atnya selalu kita nanti hingga hari akhir kelak.

Skripsi dengan judul “Peranan Guru Sekolah Menengah Atas(SMA) dalam Mencegah Penyalahgunaan Narkoba (Studi di SMA Negeri 16 Bandar Lampung)” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis menyadari, bahwa apa yang tertulis dalam skripsi ini masih sangat jauh dari yang dicita-citakan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga menjadi lebih baik. Dalam penulisan skripsi ini, penulis sangat menyadari banyak sekali bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

(20)

4. Bapak Drs. I Gde Sidemen, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik penulis.

5. Ibu Dra. Paraswati Darilmilyan selaku dosen pembimbing penulis, terima kasih atas waktu, motivasi, bimbingan, saran dan kesabarannya dalam proses penulisan skripsi ini, sehingga saya dapat meraih gelar Sarjana Sosiologi (S.Sos) di Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Gunawan Budikahono selaku dosen pembahas, terima kasih atas kritik, saran dan masukannya agar skripsi saya menjadi lebih baik. 7. Seluruh dosen di Jurusan Sosiologi dan FISIP Unila yang telah membekali

penulis dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.

8. Seluruh staf administrasi dan karyawan di FISIP Unila yang membantu dan melayani urusan administrasi perkuliahan dan skripsi.

9. Seluruh guru dan staf di SMA Negeri 16 Bandar Lampung. Ibu Dra. Hj. Zaini Yusuf, Bapak Iskandar dan semua yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam proses wawancara demi terkumpulnya data-data. 10. Untuk yang selalu hadir dalam doaku, Ibu dan Bapak. Begitu banyak

(21)

brother and sister.

12. Untuk saudara-saudaraku yang juga menanti keberhasilanku Emy, Okta, Lek Tati, Lek Win, Om Iwan dan semuanya juga tetanggaku Elsa, Farlino, Aris, Ibu dan Uda terima kasih atas dukungan dan semangatnya kepada penulis selama ini.

13. Untuk seseorang yang selalu hadir dalam setiap doaku.

14. Terimakasih kepada Putri Dian Pertiwi, Aniek Rosmauli, Suzi Grace Hilda dan Ely Ermawati yang sudah menjadi pembahas mahasiswa dan moderator di seminar 1 dan 2. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan yang lebih baik.

(22)

d’vertida, Vita, Helena Ratih, Nestri, Kiki, Sebastian, Deni, Yunari, Ode’, Rahmat, Arfani, Panji, Aris, dan teman-teman yang lain yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas kebersamaanya selama ini.

16. Untuk kakak-kakak yang sudah membantuku selama ini juga terima kasih banyak.

17. Terimakasih kepada Bapak Huzairin, selaku DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) di Kecamatan Pardasuka dan Bapak Nabun selaku Kepala Pekon Kedaung, Bapak dan Ibu Firdaus yang bersedia rumahnya untuk penulis tempati selama KKN, Sandy dan Fista, Kak Auri, Mbak Itoh, Teh Sundari dan warga Kedaung yang telah menerima kehadiran penulis dan teman-teman juga membantu dalam setiap kegiatan yang penulis lakukan sehingga dapat menyelesaikan tugas KKN ini dengan baik dan lancar. 18. Untuk teman-temanku KKN Tematik di Pekon Kedaung Kecamatan

Pardasuka Kabupaten Pringsewu, Intan, Tyas, Jefri, Rahmat, Herdi, Rahmad kentung, Tika, Kiki, Bimo, Taufan, Ipul, Mbak Sry n Mumus. Terima kasih atas kerjasamanya, kangen pengen kumpul-kumpul kayak waktu KKN.

(23)

juga terima kasih banyak.

21. Untuk mbak Nurma, staf penjaga Ruang Baca di Fisip, terimakasih atas pinjaman-pinjaman buku yang penulis butuhkan, dan terimakasih atas dukungan dan doanya kepada penulis.

22. Almamater tercinta.

Penulis hanya bisa berdoa semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 25 Juli 2012 Penulis

(24)

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar sumber daya sangat dibutuhkan guna meningkatkan kualitas hidup manusia. Untuk meningkatkan kualitas dan sumber daya tersebut, dapat ditempuh melalui pendidikan. Pendidikan tersebut dibagi menjadi dua yaitu pendidikan secara formal dan non formal. Pendidikan formal dapat ditempuh melalui sekolah atau lembaga pendidikan lainya, sedangkan pendidikan non formal dapat ditempuh melalui kursus, seminar atau pengajian.

Saat ini manusia berlomba-lomba untuk menempuh jenjang formal yaitu sekolah. Hal Ini dikarenakan sekolah merupakan tempat yang paling tepat untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas. Dalam hal ini sekolah memiliki orang yang berperan untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas yaitu guru.

(25)

Di dalam pendidikan formal program wajib belajar dapat memacu untuk meningkatkan mutu SDM. Program wajib belajar 9 tahun merupakan program pemerintah indonesia dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia ( SDM ) Indonesia yang dicanangkan pada tanggal 2 Mei 1994. Setiap warga negara Indonesia harus melaksana kan program wajib 9 tahun atau jenjang pendidikan yang harus di tempuh minimal Sekolah Menengah Pertama (SMP), karena program wajib belajar 9 tahun merupakan hak dan kewajiban warga negara Indonesia dengan maksud untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa hingga pola berpikir akan lebih maju.

Pendidikan menurut Undang-Undang Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 adalah: Usaha sadar dan terencana untuk mewujud kan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlu kan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Begitu pentingnya pendidikan sebagai hak asasi manusia secara individual, diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen-4 pasal 31 ayat 1 yang menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak mendapakkan pendidikan“. Sedangkan ayat 2 menyatakan bahwa “setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya“.

(26)

mencari-cari identitas diri, terpengaruh hal negatif sehingga memicu ke arah yang negatif pula.

Guru adalah orang yang bertanggung jawab dan berperan dalam merencanakan dan menuntun murid-murid untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Oemar Hamalik (2003). Efektivitas dan efisiensi belajar individu di sekolah sangat bergantung kepada peran guru. Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan bahwa dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogyanya dapat berperan sebagai :

1. Konservator (pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan;

2. Inovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan;

3. Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik; 4. Transformator (penterjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui

penjelmaan dalam pribadinya dan perilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran didik;

(27)

Sedangkan dalam pengertian pendidikan yang terbatas, Abin Syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik, yang mencakup:

1. Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems). 2. Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi,

memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problems).

3. Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.

Dan dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai:

1. Pengambil insiatif, pengarah dan penilai kegiatan pendidikan 2. Wakil masyarakat

3. Ahli dalam bidang mata pelajaran 4. Penegak disiplin

(28)

Sementara itu, Doyle sebagaimana dikutip oleh Sudarwan Danim (2002) mengemukan dua peran utama guru dalam pembelajaran yaitu menciptakan keteraturan (establishing order) dan memfasilitasi proses belajar (facilitating learning). Keteraturan yang dimaksud yaitu mencakup hal-hal yang terkait langsung atau tidak langsung dengan proses pembelajaran, seperti: tata letak tempat duduk, disiplin peserta didik di kelas, interaksi peserta didik dengan sesamanya, interaksi peserta didik dengan guru, jam masuk dan keluar untuk setiap sesi mata pelajaran, pengelolaan sumber belajar, pengelolaan bahan belajar, prosedur dan sistem yang mendukung proses pembelajaran, lingkungan belajar, dan lain-lain.

Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran peserta didik. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah peserta didiknya.

(29)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia murid adalah orang(anak yang sedang berguru/belajar, bersekolah). Prof.Dr. Shafique Ali Khan, murid adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh/mempelajari ilmu pengetahuan berapapun usianya, darimanapun, siapapun, dalam bentuk apapun, dengan biaya apapun, untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.

Selain guru, murid juga memiliki tugas secara umum ( G. Milton) yaitu:

1. Penuh minat memperhatikan pelajaran yang diberikan. 2. Mengerti bahasa yang digunakan oleh guru / pembimbing.

3. Berpikir sampai mengerti, menerima gagasan atau kebenaran baru atau membiasakan melakukan sesuatu.

4. Mengulangi, memikirkan kembali, memahami kembali dan menciptakan kembali kemudian menerapkan bahan yang telah diajarkan.

5. Memelihara semangat belajar.

6. Memahami tugas dan mengerjakan tugas.

7. Mengembangkan sikap untuk menghormati kebenaran sebagai sesuatu yang mulia dan abadi.

8. Mencari bukti bukti yang menerangkan materi yang dipelajari.

Selain tugas murid di atas, tugas-tugas yang lainya juga adalah:

• Sentiasa mempunyai perwatakan diri yang berdisiplin, bersopan, jujur dan

(30)

• Menghormati Guru Besar, Guru-Guru dan orang dewasa.

• Sedia membantu guru-guru dalam menjalankan tugas-tugas yang

berhubung dengan akiviti-aktiviti sekolah.

• Memberi salam (Selamat Pagi/Selamat Tengah hari/Selamat Petang dan

sebagainya) apabila berjumpa guru atau orang dewasa.

• Sedia menawarkan khidmat dan pertolongan kepada mana-mana guru

secara sukarela.

• Sentiasa berpakaian kemas, rapi, bersih dan lengkap.

• Rajin belajar dan membuat tugasan sekolah.

Peran guru yang aktif belum tentu dapat mencegah hal ini dikarenakan ini adalah sifat dalam pergaulan masa remaja. Kemudian yang lebih parah lagi dalam pergaulan itu terdapat pengaruh dari luar maupun dari dalam dan dengan adanya teknologi yang canggih semakin maju siswa dihadapkan perubahan sikap yang sangat memburuk yang mengakibatkan ingin mencoba-coba mengkonsumsi obat-obat terlarang seperti narkoba.

Narkoba (narkotika yang di atur oleh UU No. 22 Tahun 1997, Psikotropika yang diatur oleh UU No.5 Tahun 1997 dan bahan aktif lainnya) narkoba bila di pergunakan akan membawa efek pengaruh tertentu pada tubuh si pemakai, yaitu:

1) Mempengaruhi kesadaran

(31)

• Penenang

• Perangsang ( bukan perangsang seks )

• Menimbulkan halusinasi (Soerdjono D, 1985 : 1)

Penyalahgunaan narkoba bisa membawa akibat-akibat yang akan membahayakan si pemakai, dia akan selalu ketagihan dan hidupnya tergantung kepada zat nakotika bahkan bisa terkena sanksi pidana. Maka kita bisa lihat data tabel jumlah remaja yang mengkonsumsi narkoba sesuai dengan tingkatan-tingkatan usia, pendidikan dan jumlah persentase di Lampung.

Tabel 1. Jumlah Pelajar Yang Mengkonsumsi Narkoba Sesuai Dengan Tingkat Usia,Pendidikan Dan Jumlah Persentase Tiap Tahunnya Di Lampung.

No. Umur Jenjang pendidikan

Persentase / tahun

2004 2005 2006 2007 2008

1. 16 - 18 SMA 20 25 30 40 50

Jumlah 20% 25% 30% 40% 50%

Sumber:http://www.kliknarkoba.com

(32)

dari lembaga terkait dan juga guru harus bertanggung jawab karna ini merupakan tugas guru di sekolah, namun orangtua juga harus tetap memiliki perhatian pada anaknya.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berprestasi dan berkualitas sangat diharapkan oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia sehingga dapat meneruskan cita-cita dan perjuangan bangsa Indonesia yang bisa mencetak masyarakat yang bebudi pekerti luhur yang baik , maka dari pada itu sekolah menengah atas (SMA) Negeri 16 Bandar Lampung yang telah membuktikan keberhasilannya melalui tingkat kelulusan yang tinggi setiap tahunnya. Berikut ini adalah tabel dari tingkat kelulusan siswa SMA Negeri 16 Bandar Lampung yang meningkat dari tahun 2007-2008.

Tabel 2. TingkatKelulusanSiswa SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun 2007-2008

No. Jurusan Jumlah Siswa Jumlah siswa lulus

Jumlah siswa tidak lulus

Jumlah 2007 2008 2007 2008 2007 2008

1.

Sumber:dokumentasi SMA N 16 Bandar Lampung

(33)

Walaupun dengan keberhasilan SMA N 16 Bandar Lampung didalam meluluskan siswanya yang cukup tinggi, tetapimasih ada juga siswa yang melanggar aturan-aturan di SMA Negeri 16 Bandar Lampung, hal ini dapat dilihat di tabel di bawah ini.

Tabel 3. Pelanggaran Tata Tertib Di SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun 2011

No .

Kasus Pelanggaran Tata Tertib Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki Perempuan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pelanggaran yang dilakukan siswa SMA 16 Bandar Lampung masih tergolong kecil, tidak ada yang membawa narkoba ini membuktikan bahwa peran guru SMA N 16 Bandar Lampung sangat baik dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.

(34)

sehingga prilakunya cenderung menyimpang. Suterlan dan Cressy mengemukakan bahwa anak dan remaja menjadi nakal/berprilaku menyimpang disebabkan oleh partisipasinya di tengah lingkungan sosial yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Penyimpangan perilaku ini dapat berbentuk tindakan pencurian, perkelahian, dan penyalahgunaan obat-obat terlarang, perjudian dan lain sebagainya (Kartini, 1986:30). Apabila para remaja terlalu menggantung kan hidup dengan narkoba akan menyebabkan ketagihan dan ketergangtungan yang pada akhirnya akan menyebabkan kesehatan fisik dan syarafnya terganggu sebagai mana pendapat sebagai berikut: ”narkotika seperti heroin, putau dan ganja, kokain, ekstasi, sabu-sabu dan sejenisnya dengan nama merek yang sangat membahayakan bagi kesehatan manusia,konsumennya menimbulkan adikasi yaituketagihan dan ketergantungan“(Abdul Malik, 1999:6).

(35)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas dalam penelitian ini, adapun perumusan masalahnya adalah “Bagaimanakah peranan guru sekolah menengah atas (SMA) dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di SMA Negeri 16 Bandar Lampung?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan guru sekolah menengah atas (SMA) dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di SMA Negeri 16 Bandar Lampung.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan teoritis, kegunaan penelitian tentang hal ini berguna secara teoritis mengembangkan konsep – konsep sosiologi. Mengkaji tentang peranan guru sekolah menengah atas (SMA) dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba.

(36)

A. Pengertian Peranan

Istilah "peran" kerap diucapkan banyak orang. Sering kita mendengar kata peran dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang, atau "peran" dikaitkan dengan "apa yang dimainkan" oleh seorang aktor dalam suatu drama. Mungkin tak banyak orang tahu, bahwa kata "peran", atau role

dalam bahasa Inggrisnya, memang diambil daridramaturgyatau seni teater. Dalam seni teater seorang aktor diberi peran yang harus dimainkan sesuai dengan plot-nya, dengan alur ceritanya, dengan lakonnya. Lebih jelasnya kata “peran” atau “role” dalam kamus oxford dictionary diartikan: Actor’s part; one’s task or functionyang berarti aktor; tugas seseorang atau fungsi.

Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti

(37)

Menurut Soedjono Soekanto (1986 : 23), peranan adalah aspek dimana dari kedudukan atau status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya berarti ia menjalankan peranannya. Sedangkan Soleman B. Taneko (1986 : 32), berpendapat bahwa peranan adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memangku suatu status. Secara sosiologis peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi dan perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan adalah kedudukan atau status seseorang untuk melaksanakan hak dan kewajibanya dalam masyarakat.

B. Tinjauan Tentang Guru Dan SMA 1. Pengertian Dan Tugas Guru

(38)

kemajuan jaman. Sudah tidak waktunya lagi guru yang kaku, memiliki pengetahuan terbatas dan tidak mau terbuka dengan kemajuan teknologi.

Menurut Moh. Surya (1997) mengemukakan tentang peranan guru di sekolah, keluarga dan masyarakat. Di sekolah, guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil pembelajaran peserta didik, pengarah pembelajaran dan pembimbing peserta didik. Sedangkan dalam keluarga, guru berperan sebagai pendidik dalam keluarga(family educator). Kemudian di masyarakat, guru berperan sebagai pembina masyarakat (social developer), penemu masyarakat (social inovator),dan agen masyarakat(social agent).

Selain pengertian peran guru diatas, dalam hal ini peneliti juga mengemukakan bahwa beberapa pengertian peran guru yang lainya adalah :

1. mendidik siswa yaitu guru berperan memberikan pengajaran yang baik dalam tingkah laku siswa di sekolah

2. mengawasi siswa yaitu peran aktif guru untuk menjaga siswanya saat berada di lingkungan sekolah

3. membimbing/memotivasi siswa yaitu peran guru dalam mendidik dan memberikan semangat belajar siswa agar berprestasi

4. melindungi siswa yaitu guru berperan menjaga siswanya dari perbuatan atau tingkah laku yang melanggar hukum dan senantiasa selalu ada untuk siswanya

5. mengarahkan siswa yaitu peran guru dalam memberikan suatu tujuan agar siswa dapat menentukan hal yang baik dan benar

(39)

memangku suatu status guru dalam mendidik siswa, mengawasi siswa, membimbing/memotivasi siswa, melindungi siswa dan mengarahkan siswa.

2. Pengertian Sekolah Menengah Atas

(40)

Mengenyam pendidikan pada institusi pendidikan formal yang diakui oleh lembaga pendidikan negara adalah sesuatu yang wajib dilakukan di Indonesia. Maka dari itu peran dan fungsi sekolah adalah sekolah sebagai Wiyata Mandala. Carut marutnya dunia pendidikan telah banyak disorot dan dibicarakan orang mulai dari atas sampai bawah. Bukan hanya masalah sistem pendidikan, atau salah penerapan secara teknis semata. Melainkan dipengaruhi pula oleh campur tangan pihak-pihak tertentu yang menjadikan pendidikan sebagai komoditas di luar pendidikan itu sendiri, mulai dari politik sampai ke masalah ekonomi, mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah terkecil.

Hal ini perlu dipahami oleh semua pihak, bahwa sekolah merupakan Wiyata Mandala. Fungsi sekolah sebagai wiyata mandala harus benar-benar dilaksanakan. Wiyata Mandala adalah lingkungan pendidikan tempat berlangsung proses belajar-mengajar. Hal ini tertuang dalam wawasan wiyata mandala ditetapkan dalam Surat Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) nomor: 13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 sebagai sarana ketahanan sekolah. Wawasan Wiyata Mandala merupakan konsepsi atau cara pandang; bahwa sekolah adalah lingkungan atau kawasan penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan diluar tujuan-tujuan pendidikan.

C. Tinjauan Tentang Narkoba Dan Obat-obatan Terlarang (Narkotika, Psikotropika, Bahan Adiktif Lainnya)

(41)

a. Narkotika

Istilah narkotika berasal dari kata “narkoticos “ (yunani) yang dapat berarti

membius, menghilangkan rasa atau menyebabkan tak dapat berfikir atau tak sadar. Menurut UU No.2 tahun 1997, yang dimaksud dengan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Sedangkan menurut B. Simanjuntak (1981 : 299), narkotika adalah semua bahan obat yang mempunyai efek kerja yang bersifat membius, menurunkan kesadaran (depresant), merangsang meningkatkan prestasi (stimulan), menagihkan ketergantungan (depence), mengkhayalkan (halusinasi).

Pengertian – pengertian di atas yang dimaksud narkotika dalam penelitian ini adalah tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang bila penggunaannya diluar dosis maka akan menyebabkan hilangnya kesadaran dan dapat menimbulkan ketergantungan.

b. Psikotropika

Istilah pharmasi kata psikotropika berasal dari kata “ psikoropika “ yaitu obat – obatan yang tidak termasuk jenis narkotika tetapi mempunyai efek dan bahaya yang sama dengan narkotika.

(42)

pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku. Sedangkan menurut Andi Hamzah dan R.M.Surachman (1994 : 8), psikotropika yaitu obat–obatan yang dapat menimbulkan pengaruh terhadap kejiwaan.

Pengertian di atas maka dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis yang dapat menimbulkan pengaruh terhadap kejiwaan dan bila digunakan melebihi dosis akan menimbulkan efek dan bahaya yang sama dengan narkotika yaitu ketergantungan.

c. Bahan Adiktif

Menurut Departemen Penerangan yang di maksud bahan adiktif adalah beberapa jenis zat tertentu yang dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologis. Bahan adiktif adalah zat yang tidak termasuk golongan narkotika ataupun obat–obatan berbahaya, tetapi mempunyai pengaruh dan efek merusak fisik dan psikis seseorang jika di salah gunakan sebagai mana penggunaan narkotika maupun obat – obatan berbahaya lainnya (Wresniwiro, 1999 : 23).

Sedangkan menurut Dadang Hawari (1997:46), yang dimaksud dengan bahan aktif adalah zat ataupun bahan yang menimbulkan ketagihan dan ketergantungan seperti beberapa jenis obat terlarang dan berbahaya yang sekarang banyak disalahgunakan oleh sebagian remaja kita.

(43)

merupakan suatu gangguan kejiwaan yang kita kenal dengan istilah gangguan mental emosional dan penyimpangan prilaku. Untuk itu perlu peranan orang tua mengenai narkoba agar dapat memperhatikan anaknya agar tidak terlibat dalam penggunaan narkoba.

2. Jenis–Jenis Dari Narkoba yang Disalahgunakan

Narkotika menurut UU No. 22 tahun 1997 dalam hal ini di bagi menjadi tiga golongan yaitu :

1. Golongan I, yaitu narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak dapat di guna kan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh : tanaman papaver, opium, ganja, kokain.

2. Golongan II, yaitu narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh : morfin, hidrokardon, metadon.

3. Golongan III, yaitu narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dalam tujuan penegmbangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.

Contoh : kodein, mikokodina, propiran.

(44)

1. Golongan I, yaitu psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : brolamfetamina ( DOB, DET, DMA, DMHP, DMT, DOET), Etisiklidina, katinona, lisergida (LSD, MDMA, Meskalina), metkatinona, psilosibina, relisikdina, (PHP, PCPY, STP, DOM), Tenamfetamina (MDA), tenosiklidina (TCP, TMA).

2. Golongan II, yaitu psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan untuk ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : ampetamina, deksonfetamina, fenetilina, fenmentrasina, fensiklidina, levanfetamina, meklokualan, metafetamina, rasemat, metakualon, metilfemidat, sekobarbital, zipeprol.

3. Golongan III, yaitu psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan untuk ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : anobarbital, bufrenolfina, butabital, plumutrasefam, glutetimida, katina, pentazosin, entobarbital, siklobarbital.

(45)

benzfetamina, bromazepam, brotizolam,delorazepam, diazepam, estrazolam, kamazepam, ketazolam.

d. Penggunaan Narkoba Menurut Undang–Undang

Keberadaan narkoba sering menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat, di beberapa negara seperti : Malaysia dan Singapura, narkotika dilarang keras dan pelakunya terancam hukuman mati. Di Indonesia sendiri, penyalahgunaan narkoba secara tegas dilarang dan diancam hukuman pidana baik si pemakai maupun yang menjadi pengedar.UU No. 22 tahun 1997 menjelaskan tentang pidana penyalahgunaan narkotika dalam Pasal 84 (1) Menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikan narkotika

golongan I untuk digunakan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).

(2) Menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikan narkotika golongan II untuk digunakan orang lain, di pidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikan narkotika golongan III untuk digunakan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima piluh juta rupiah). Pasal 85 :

(46)

(2) Menggunakan narkotika golongan II bagi diri sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun.

(3) Menggunakan narkotika golongan III bagi diri sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (tahun).

UU No. 5 tahun 1997 menjelaskan tentang pidana penyalah gunaan psikotropika dalam Pasal 62 :

Barang siapa secara tanpa hak memiliki, menyimpan dan atau membawa psikotropika dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

D. Efek Penyalahgunaan Narkoba

Adapun perubahan prilaku dan gejala– gejala yang terlihat dari anak yang terkena narkoba menurut Dadang Hawari (1999 : 93) secara umum adalah :

1. Menurun nya nilai raport

2. Suka bolos dengan alasan tidak jelas 3. Mulanya periang jadi pemurung 4. Suka menyendiri

5. Cari alasan agar dapat keluar rumah (pandai berbohong) 6. Kamar anak selalu tertutup

7. Cara berpakaian tidak rapi

8. Terdapat bau aneh yang tidak biasa di kamar anak 9. Anak berwajah pucat dan kuyu

(47)

12. Suka memakai kaca mata hitam

13. Barang anak mulai raib,barang orang tua mulai raib 14. Suka memakai baju lengan panjang

15. Mudah tersinggu dan mudah marah serta menentang 16. Mempunyai teman baru yang tidak di kenal

17. Napas tersengal–sengal, susah tidur dan mulai kenal rokok.

Pengaruh penggunaannya (effect), akibat kelebihan dosis (over dosis), dan gejala bebas pengaruhnya (withdrawel syndrome) di kalangan medis dan obat–obatan yang suka di salah guna kan itu di bagi dalam lima kelompok, yaitu:

1. Kelompok narkotika antara lain:opium berat dan sedang, morfin, kodein, heroin, hidromorfon, dan metadon. Pengaruhnya menimbulkan euphoria , rasa ngantuk berat, penciutan pupil mata, rasa mual dan sesak pernapasan. Kelebihan dosis akan menimbulkan nafas lambat dan pendek – pendek, kulit lembab, kejang – kejang, koma, dan adakala kematian. Gejala bebas pengaruh nya adalah mata berair dan hidung ingusan, sering menguap, gampang marah, gemetaran, panik, kejang otot, rasa mual, serta menggigil di sertai berkeringat.

(48)

3. Kelompok stimunlant, antara lain:kokain, ampetamin, penmentrazim, dan metilpenidat. Pengaruhnya menimbulkan kwaspadaan yang berlebihan, kegairahan yang berlebihan, euphoria, percepatan denyut nadi, dan peningkatan tekanan darah,susah tidur dan kehilangan nafsu makan. Kelebihan dosis akan menimbulkan sikap agitas, peningkatan suhu badan,halusinasi, kejang – kejang dan adakala kematian. Gejala bebas pengaruhnya adalah apatis, tidur lama sekali, gampang marah, murung dan disorientasi.

4. Kelompok hallucinogen, antara lain:LSD,meskalin dan piyot, bermacam ampetamin berat dan pensiklidin. Pengaruh nya menimbulkan ilusi dan halusinasi, serta memburuk nya persepsi tentang jarak dan waktu. Kelebihan dosis akan menimbulkan pengalaman menjalani kisah yang hebat dan lama, gangguan jiwa dan adakala kematian. Gejala bebas pengaruhnya belum pernah di laporkan orang. 5. Kelompok cannabis, antara lain:ganja kering, hashis, minyak hashis dan

tetrahidrokarbinol, semua bahan –bahan berasal dari tanaman cannabis dikenal juga marihuana atau mariyuana. Pengaruh menimbulkan euphoria, di kuasai perasaan santai, peningkatan nafsu makan dan tingkah lakudisorientasi. Kelebihan dosis akan menimbulkan kelesuan, paranoi dan adakala gangguan kejiwaan. Gejala bebas pengaruhnya adalah sukar tidur, hiperaktif, dan adakala nafsu makan berkurang (Andi Hamzah dan R.M. Surachman, 1994 : 9–10).

(49)

tahan terhadap dosis yang sama sehingga setiap kali menggunakan obat dosisnya harus di tambah jika ingin mendapat pengaruh yang sebelumnya.

Adapun gejala–gejala yang terlihat pada anak yang menggunakan berbagai narkotika dan psikotropika sebagai berikut :

1. Ganja

a. Gejala psikologik

1. Euphoria, rasa tanpa sebab (aneh)

2. Halusinasi dan delusi (waham, yaitu keyakinan yang tidak rasional) 3. Perasaan waktu berlalu dengan lambat (misalnya 10 menit dirasakan 1

jam) 4. Apatis b. Gejala fisik

1. Mata erah

2. Nafsu makan bertambah 3. Mulut kering

4. Prilaku maladaptif : ketakutan, kecurigaan (paranoid), gangguan menilai realitas, gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan

c. Opiat ( heroin / putaw)

1. Pupil mata mengecil atau melebar.

2. Euphoria, rasa gembira tanpa sebab ( aneh ), atau sebaliknya disforia. 3. Apatis.

4. Lemah tiada tenaga / lesu ( retardasi psikomotor ). 5. Mengantuk / tidur.

(50)

7. Gangguan pemusatan perhatian / konsentrasi. 8. Daya ingat menurun.

9. Tingkah laku maladaptif : ketakutan, kecurigaan, gangguan menilai realitas, gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan.

Gejala putus opiat / zat ( sakaw ) yaitu bila konsumsi opiat dihentikan

1. Air mata berlebihan ( lakrimasi ) 2. Cairan hidung berlebihan ( hinorea ) 3. Pupil mata melebar ( dilatasi pupil ) 4. Keringat berlebihan

5. Mual, muntah, diare

6. Bulu rambut / bulu kuduk berdiri ( bergidik, piloereksi ) 7. Mulut menguap ( yawning )

8. Tekanan darah naik 9. Jantung berdebar–debar 10. Demam

11. Sukar tidur ( insomnia )

12. Nyeri otot ( kejang ) dan nyeri tulang belulang 13. Nyeri kepala

14. Nyeri / ngilu sendi–sendi

15. Mudah marah, emosional dan agresif. d. Amphetamine ( shabu–shabu, ekstasi )

 Gejala psikologik :

(51)

3. Rasa harga diri meningkat ( gradiosity ) 4. Banyak bicara

5. Kewaspadaan meningkat 6. Halusinasi penglihatan

 Gejala fisik :

1. Jantung berdebar–debar 2. Pupil mata melebar 3. Tekanan darah naik

4. Keringat berlebihan atau rasa kedinginan 5. Mual atau muntah

Gejala putus zat amphetamine yaitu apabila konsumsi dihentikan :

1. Alam perasaan depresif(murung, sedih, tidak dapat merasa senang, keinginan bunuh diri)

2. Rasa lelah, lesu, tidak berdaya, kehilangan semangat 3. Gangguan tidur

4. Gangguan mimpi bertambah.

e. Kokain

1. Agitasi psikomotor : prilaku gelisah, tidak dapat diam serta gitatif 2. Rasa gembira(elation)

3. Rasa harga diri meningkat(grandiosity) 4. Banyak bicara

(52)

7. Pupil mata melebar 8. Tekanan darah naik

9. Berkeringat berlebihan atau merasa kedinginan 10. Mual dan muntah

11. Prilaku maladaptif : perkelahian, gangguan daya nilai realitas, gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan.

Gejala putus zat kokain yaitu apabila konsumsi dihentikan :

1. Alam perasaan depresif (murung, sedih, tidak dapat merasa senang, keinginan bunuh diri)

2. Rasa lelah, lesu, tidak berdaya, kehilangan semangat 3. Gangguan tidur

4. Gangguan mimpi bertambah

f. Obat Penenang / Obat Tidur a. Gejala psikologik(kejiwaan)

1. Emosi labil

2. Hilangnya hambatan impulsseksual dan agresif 3. Mudah tersinggung dan marah

4. Banyak bicara(yangsering kali “ tidak nyambung “) b. Gejala neurologik(sara )

1. Pembicaraan cadel(slurred speech) 2. Gangguan koordinasi

3. Cara jalan yang tak mantap

(53)

Bagi mereka yang sudah ketagihan bila pemakaiannya dihentikan akan muncul gejala–gejala putus zat sebagai berikut :

1. Mual dan muntah

2. Kelelahan umum atau keletihan

3. Hiperaktivitas autonomik ( misalnya berdebar – debar, tekanan darah naik, berkeringat )

4. Kecemasan ( rasa takut dan gelisah )

5. Afek depresif atau iritabel ( rasa murung, sedih atau mudah tersinggung dan marah )

6. Hipotensi ortostatik ( tekanan darah rendah bila berdiri )

7. Tremor kasar (gemetar pada tangan, lidah dan kelopak mata). (Dadang Hawari, 19999 : 40–59 ).

2. Pengertian Penyalahgunaan Narkoba

Yaitu penggunaan salah satu beberapa jenis narkotika yang dilakukan tanpa aturan kesehatan maupun secara berkala atau teratur sehingga menimbulkan gangguan kesehatan jasmani jiwa dan fungsi sosial.

E. Kerangka Pemikiran

(54)

Perilaku remaja sebagai pelajar pada sekolah akan lebih bebas dibandingkan di rumah, sifat perilakunya ekspresif, pada giliranya gaya ikut-ikutan akan lebih disenangi, terutama akan menjadi berbahaya bila mereka terjerumus pada perilaku yang mencoba dekat dengan narkoba.

Narkotika menurut UU No. 22 tahun 1997 dalam hal ini di bagi menjadi tiga golongan yaitu Golongan I, yaitu narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak dapat di guna kan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan contoh tanaman papaver, opium, ganja, kokain, Golongan II, yaitu narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan contoh morfin, hidrokardon, metadon, Golongan III, yaitu narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dalam tujuan penegmbangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan contoh kodein, mikokodina, propiran.

Di sekolah remaja/pelajar akan lebih mendapatkan pengawasan dari guru karena guru adalah orangtua kedua setelah ayah dan ibu dirumah. Pada kondisi itu peran guru sungguh diharapkan agar dapat membantu persoalan perilaku remaja/pelajar yang bermasalah dengan narkoba, yakni dengan : 1. mendidik siswa

(55)

3. memimbing/memotivasi siswa 4. melindungi siswa

5. mengarahkan siswa

Bagan Skema Kerangka Pikir

Peranan Guru Sekolah Menengah Atas Dalam

Mencegah

Penyalahgunaan Narkoba

1. Mendidik Siswa 2. Mengawasi Siswa 3. Membimbing/me

motivasi Siswa 4. Melindungi Siswa 5. Mengarahkan

(56)

A. Tipe Penelitian

Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk menjelaskan data-data yang berbentuk lisan dan tulisan sehingga peneliti dapat memahami lebih mendalam tentang fenomena-fenomena atau peristiwa-peristiwa setting sosial yang berhubungan dengan fokus masalah yang akan diteliti. Penelitian ini juga merupakan suatu penelitian yang menggunakan pendekatan sistematis dan subjektif dalam menjelaskan pengalaman hidup seseorang berdasarkan kenyataan lapangan sehingga membutuhkan pemerhatian deskriptif yang sistematik dan berdasarkan konteks bagi peneliti untuk terlibat langsung sehingga dapat memahami dan menyimpulkan fenomena-fenomena yang terjadi.

Menurut Iskandar (2008:191), ciri-ciri utama penelitian kualitatif adalah (1) peneliti terlibat secara langsung dengan setting sosial penelitian, (2) bersifat deskriptif, (3) menekankan makna proses dari pada hasil penelitian, (4) menggunakan pendekatan analisis induktif,dan (5) peneliti merupakan instrument utama.

(57)

(2008:191), deskriptif kualitatif diartikan sebagai mencatat secara teliti segala gejala atau fenomena yang dilihat dan didengar serta dibacanya via wawancara atau bukan, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dokumentasi resmi atau bukan dan lain-lain. dari definisi tersebut, dapat dipahami bahwa peneliti harus membanding-bandingkan, mengkombinasikan, mengabstraksikan dan menarik kesimpulan. menurut penulis penggunaan metode deskriptif kualitatif sangat tepat sebab sasaran kajian penelitian ini berupa peranan guru Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di SMA Negeri 16 Bandar Lampung.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian sangatlah penting untuk membatasi masalah-masalah yang akan diteliti agar tidak melimpah ruah walaupun sifatnya masih sementara dan masih terus berkembang sewaktu penelitian.

(58)

Fokus penelitian ini adalah peranan guru SMA dlam mencegah penyalahgunaan narkoba:

1. mendidik siswa yaitu guru berperan memberikan pengajaran yang baik dalam tingkah laku siswa di sekolah

2. mengawasi siswa yaitu peran aktif guru untuk menjaga siswanya saat berada di lingkungan sekolah

3. membimbing/memotivasi siswa yaitu peran guru dalam mendidik dan memberikan semangat belajar siswa agar berprestasi

4. melindungi siswa yaitu guru berperan menjaga siswanya dari perbuatan atau tingkah laku yang melanggar hukum dan senantiasa selalu ada untuk siswanya

5. mengarahkan siswa yaitu peran guru dalam memberikan suatu tujuan agar siswa dapat menentukan hal yang baik dan benar

C. Penentuan Informan

Iskandar (2008:213) mengartikan Informan sebagai subjek yang memberikan informasi tentang fenomena-fenomena situasi sosial yang berlaku di lapangan. Informan merupakan subjek yang memiliki hubungan karakteristik dengan situasi sosial (settingsosial) yang diteliti.

Penentuan mengenai siapa yang menjadi informan harus melalui berbagai pertimbangan agar dalam waktu yang relatif singkat mampu menghasilkan informasi yang diharapkan. Oleh sebab itu dibutuhkan para informan yang berkompeten dan mempunyai relevansi dengan penelitian.

Dalam penelitian ini, penentuan informan ditentukan melalui tehnik

(59)

Guru Bimbingan Konseling (BK), Guru Agama dan siswa. Alasanya adalah karena guru tersebut mempunyai tugas dalam rangka untuk (1) mendidik, (2) mengawasi, (3) membimbing/memotivasi, (4) melindungi, dan (5) mengarahkan siswa, juga untuk menggali informasi bagi peneliti.

D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian menurut Iskandar (2008:219) adalah situasi dan kondisi lingkungan tempat yang berkaitan dengan masalah penelitian. Moeleong (2000:86) menyatakan bahwa dalam penentuan lokasi penelitian cara terbaik yang ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori substantive dan menjajaki lapangan untuk mencari kesesuaian dengan kenyataan yang ada di lapangan, sementara itu keterbatasan geografis dan praktis seperti waktu, biaya dan tenaga perlu juga dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian.

(60)

E. Jenis Data

Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan ada dua macam yaitu :

1. Data Primer

Data ini bersumber dari responden secara langsung. Dalam prakteknya diperoleh dari wawancara. Selain itu dari pengamatan langsung terhadap situasi lokasi penelitian.

2. Data Skunder

Data sekunder diperoleh dari sumber-sumber pendukung lokasi penelitian yaitu dokumen-dokumen data statistik, buku-buku, majalah, koran dan keterangan lainnya yang ada kaitannya dengan obyek penelitian.

F. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik yang akan digunakan dalam melakukan pengumpulan data adalah:

1. Wawancara Mendalam

(61)

Dengan menggunakan metode wawancara ini diharapkan akan memperoleh data primer yang berkaitan dengan penelitian dan mendapatkan gambaran yang lebih jelas guna mempermudahkan dan menganalisis data selanjutnya.

Wawancara mendalam dilakukan peneliti dengan menggunakan pedoman wawancara dimana sebelumnya peneliti mengumpulkan dan menyusun berbagai pertanyaan sesuai dengan fokus penelitian. Hal ini dimaksudkan agar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dapat terarah dan tidak berulang-ulang tanpa mengurangi kebebasan dalam mengembangkan pertanyaan serta suasana tetap terjaga agar kesan dialogis informan jelas.

Wawancara mendalam yang dilakukan bersifat terbuka, yang pelaksanaannya tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali melainkan berulang-ulang. Sebelum mengumpulkan data di lapangan penulis akan menyusun daftar pertanyaan sebagai pedoman di lapangan.

2. Studi Dokumentasi

(62)

G. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono dalam Iskandar (2008:221), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi dengan cara mengotanisasikan data ke sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstraksian dan transformasi data kasar yang muncul dari wawancara. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan dapat ditarik dan diverivikasi (Miles dan Huberman, 1992:15). Setelah mengklasifikasikan data atas dasar tema kemudian peneliti melakukan abstraksi data kasar tersebut menjadi uraian singkat.

2. Tahap Penyajian Data (Display)

(63)

wawancara mendalam terhadap masyarakat dikumpulkan untuk diambil kesimpulan sehingga bisa dijadikan dalam bentuk narasi deskriptif. Menurut Iskandar (2008:223), dalam penyajian data, peneliti harus mampu menyusun secara sistematis atau simultan sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti, untuk itu peneliti harus tidak gegabah dalam mengambil kesimpulan.

3. Tahap Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

Pengambilan kesimpulan juga merupakan analisis lanjutan dari reduksi data, dan display dat sehingga data dapat disimpulkan dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan (Iskandar, 2008:223).

(64)

A. Gambaran Umum SMAN 16 Bandar Lampung 1. Sejarah Berdirinya SMA 16 Bandar Lampung

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0363/O/1991 tanggal 21 Juli 1991 SMA Negeri 16 Bandar Lampung dengan NSS : 302126013052, berdasarkan SK Walikota Bandar Lamung Nomor 821.29.4/04/25/2004, berdasarkan SK Walikota Bandar Lampung Nomor 821.29.4/04/25/2008 tanggal 7 Agustus 2008 yang ditugaskan menjadi kepala sekoah adalah ibu Dra. Hj. Zaini Yusuf.

2. Lokasi Penelitian

SMAN 16 Bandar Lampng terletak di Jalan Darussalam Bukit Billabong Jaya Bandar Lampung. Masuk dalam kelurahan Susunan Baru Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. Status tanah milik pemda Kota Bandar Lampung dengan luas 6.000 M2luas bangunan 1.500 M2.

Misi SMAN 16 Bandar Lampung

Menghasilkan Lulusan Siswa Yang Berkualitas, Taqwa Terampil Dan Berakhlaq Mulia.

Visi SMAN 16 Bandar Lampung

• Menerapkan disiplin yang tinggi dalam semua kegiatan.

• Meningkatkan kemampuan profesional guru dan pegawai dalam pelaksanaan tugas sehari-hari

(65)

• Meningkatkan terciptanya lingkungan dan iklim kerjasama yang harmonis dan kondusif

• Menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang menyenangkan • Menciptakan kbm yang optimal dalam suasana sekolah yang kondusif • Mmelengkapi sarana dan prasarana sekolah yang dapat menunjang

peningkatan mutu KBM dan hasil belajar siswa

• Menciptkan hubungan kerjasama yang harmonis dengan orang tua murid dan masyarakat sehingga mampu mendukung program-program sekolah

B. Keadaan Siswa SMA Negeri 16 Bandar Lampung a. Input Siswa Empat Tahun Terakhir

No TH.PELAJARAN PENDAFTAR DITERIMA

No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah Keterangan Laki-laki Perempuan

c. Daftar: Prestasi lomba berdasarkan kelompok akademik dan non akademik dalam tiga tahun terakhir

No Tahun Kegiatan Juara Tingkat Penyelenggara

1 2008 a. Bidang Akademik

1. Lomba Cepat Tepat I Kota B. Lampung

SMAN I B. L

(66)
(67)

19 TIK 1 1 2 - 2 - - 2 1

20 Ketrampilan - 1 1 1 2

JUMLAH 15 35 49 39 10 4 45 1 43 6

PROSENTASE 25 75 100 75 25 4 94 2 96 4

b. Daftar: Rekapitulasi Tenaga Kependidikan berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan t.p 2010/2011

No Bidang

Jml staf

Jml

Status Pendidikan Lk Pr PNS HON SD/SMP SLTA D3/S

1

Prosentase 63 37 13 87 13 63 24

e. Sarana dan Prasarana

1 Ruang Kepala Sekolah 1 1 Menyatu dg kls 2 Ruang Tata Usaha 1 1 Menyatu dg kls 3 Ruang Guru 1 1 Menyatu dg kls 4 Ruang Belajar 13 √ 21

5 Ruang Wakil Kepala - 1

6 Ruang BK 1 √

(68)

14 Ruang UKS 1 √

22 Lapangan Olah Raga 1 Halaman Upcr

23 Pagar Sekolah 1 320 m

24 Papink halaman sekolah 1000 m2 2000 m2

25 Kantin Sekolah 5 √ darurat 27 Alat Dokumentasi - 1 paket

29 Kendaraan Operasional

(69)

A. Identitas Informan

Informan penelitian ini adalah para siswa SMAN 16 Bandar Lampung yang berjumlah tiga orang, guru Agama, Kepala sekolah dan guru BP Untuk mendapatkan gambaran secara lebih jelas mengenai informan, dapat dilihat pada deskripsi sebagai berikut:

1. Informan Siswa SMAN 16 Bandar Lampung Informan pertama

Nama : Dwi Puspitawati

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 17 Tahun

Asal Kelas : XII IPS

Keadaan Orang Tua : Lengkap (Ayah dan Ibu) Tempat tinggal : Bersama Orang Tua Informan Kedua

Nama : Angga Putra Kurniawan Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 18 Tahun

Asal Kelas : XII IPS

(70)

Informan Ketiga

Nama : Atika Kurniasari Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 18 Tahun

Asal Kelas : XII IPS

Keadaan Orang Tua : Lengkap (Ayah dan Ibu) Tempat tinggal : Bersama Orang Tua

2. Informan Guru Agama

Nama : Asep Buldani, M.Ag Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 37 Tahun

Jabatan : Guru Agama

Nip : 19741016 200402 1 004

3. Informan Guru BP

Nama : Heni Herawati, S.Psi Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 47 Tahun

Jabatan : Kesiswaan

NIP : 19640124 198702 2 001

4. Informan Wakil Kepala Sekolah

(71)

Umur : 58 Tahun

Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Nip : 19530810 197902 2 002

(Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian. Data Primer Tahun 2012)

B. Peranan Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Dalam Mencegah Penyalahgunaan Narkoba

Pada subbab ini penulis akan mendeskripsikan peranan guru dalam mencegah penyalahgunaan narkoba, berdasarkan hasil wawancara dengan para informan penelitian.

1. Mendidik siswa yaitu guru berperan memberikan pengajaran yang baik dalam tingkah laku siswa disekolah

a. Memberlakukan disiplin dalam kelas

Peranan guru dalam mendidik siswa, antara lain dengan memberlakukan disiplin didalam mengajar sehingga murid akan memiliki perilaku yang disiplin pula

Menurut hasil wawancara dengan Dwi Puspitawati, pada hari kamis 14 Juni 2012 maka diperoleh penjelasan :

Guru disini disiplin semua soalnya kalo ngga nerapin disiplin kitanya nanti gimana, ya kalo gurunya aja ngga disiplin gimana dengan muridnya disiplin itu kan penting jadi untuk menciptakan manusia yang baik adalah manusia yang mempunyi disiplin yang baik ya kaya akabri itu lho.

(72)

pada saat berada dilingkungan sekolah, mereka menyadari bahwa peran guru sangat penting untuk memberikan panutan yang baikjika perilaku guru atau pengajarnya tidak disiplin maka murid akan memiliki anggapan yang kurang baik terhadap pengajarnya.

Menurut hasil wawancara dengan Angga Putra Kurniawan, pada hari kamis 15 Juni 2012 maka diperoleh penjelasan bahwa :

Guru disini disiplin semua ko malah ada yang nerapin kalo gurunya telat masuk 5 menit aja udah nga boleh masuk walupun udah ngasih alesan tapi tetap aja nga boleh masuk soalnya kalo peraturan ya tetap peraturan

Pendapat informan tersebut diatas menunjukkan bahwa kedisiplinan tidak bisa ditolerir, kedisiplinan adalah suatu sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib,norma-norma yang berlaku,baik tertulis maupun yang tidak tertulis.sehingga kedisiplinan akan terbentuk dari perilaku setiap individu

Menurut hasil wawancara dengan Asep Buldani, M.Ag , pada hari kamis 18 Juni 2012 maka diperoleh penjelasan bahwa:

Guru memang sudah seharusnya mengajari disiplin pada siswanya bila perlu siswa yang tidak disiplin diperlakukan yang berbeda agar tingkat disiplinnya bisa berubah, kalo siswa yang ngga disiplin dikasih hukuman maksudnyakan untuk tidak mengulangi lagi.

(73)

ketika ada di sekolah maupun ketika berada di lingkungan masyarakat. Dan sebagai pendidik guru di sekolah ini juga selalu mentatati tata tertib guru serta selalu berusaha bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dibebankan.

b. Memberikan pengajaran yang baik

Menurut hasil wawancara dengan Atik Sediharini, S.Pd. pada hari kamis 18 Juni 2012 maka diperoleh penjelasan bahwa:

Setiap guru sudah memperoleh proporsi jam pelajaran sesuai dengan jadwal yang masing-masing sehingga tidak ada tumpang tindih mata pelajaran dengan demikian semua kelas dalam kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik

Pendapat informan tersebut diatas menunjukkan bahwa Sebagai pendidik, guru sudah seharusnya mengetahui seluruh kegiatan belajar mengajar sehingga tidak ada kesan bahwa yang buruk baik dari pihak sekolah maupun dari siswanya.

Menurut hasil wawancara dengan Atika Kurniasari pada hari kamis 18 Juni 2012 maka diperoleh penjelasan bahwa

Sistem belajar disini sekarang ini laen ko mba soalnya sekarangkan kita harus belajar dengan serius kan kelulusannya sudah ada target, serius aja kita terkadang ngga lulus apalagi maen-maen kalo sampe ngga lulus kan malu sekolahan bagus ko ngga lulus tapi itu semua tergantung orangnya, tapi belajar disini enak soalnya gurunya baik-baik

Gambar

Tabel 1. Jumlah Pelajar Yang Mengkonsumsi Narkoba Sesuai DenganTingkat Usia,Pendidikan Dan Jumlah Persentase TiapTahunnya Di Lampung.
Tabel 2. Tingkat Kelulusan Siswa SMA Negeri 16 Bandar Lampung
Tabel 3. Pelanggaran Tata Tertib Di SMA Negeri 16 Bandar LampungTahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

 Materi dan topik : Melakukan pelatihan penulisan feature untuk karang taruna dusun keruk IV.  Sasaran : karang taruna dusun

Tujuan penelitian ini adalah: a) Untuk mengetahui terjadinya sengkata data fisik sertifikat tanah di kantor pertanahan karanganyar; b) Untuk mengetahui upaya

Kata kunci: Label pangan, bahan tambahan pangan, ingridien pangan, kepedulian konsumen Aplikasi Praktis: Hasil penelitian ini sangat penting untuk memberikan data mengenai

Pada Tabel 3 ditunjukkan SNR dan kapasitas kanal dari sistem dengan masing-masing kombinasi channel coding , teknik modulasi, dan skema MIMO saat pengguna bergerak dengan

Word square pada materi Lingkaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. di kelas VIII

Presented to Master in Teaching English as Foreign Language Program Surabaya Widya Mandala Catholic University.. [11 partial fultillment of the requirements for the degree

atau kosong kemudian klik tombol simpan “Data Keterangan tidak boleh kosong !” 3 Nama pelajaran tidak diisi (kosong) dan keterangan diisi kemudian klik tombol simpan