• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI NOMINASI UNTUK MEREPRESENTASIKAN IDENTITAS NASIONAL DALAM WACANA MEDIA TERKAIT KONFLIK BUDAYA INDONESIA-MALAYSIA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI NOMINASI UNTUK MEREPRESENTASIKAN IDENTITAS NASIONAL DALAM WACANA MEDIA TERKAIT KONFLIK BUDAYA INDONESIA-MALAYSIA."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

i

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STRATEGI NOMINASI UNTUK MEREPRESENTASIKAN

IDENTITAS NASIONAL DALAM WACANA MEDIA

TERKAIT KONFLIK BUDAYA

INDONESIA-MALAYSIA

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Humaniora

Program Studi Linguistik

oleh

Suroto 1009575

PROGRAM STUDI LINGUISTIK

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

ii

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis ini berjudul

STRATEGI NOMINASI UNTUK MEREPRESENTASIKAN IDENTITAS NASIONAL DALAM WACANA MEDIA

TERKAIT KONFLIK BUDAYA INDONESIA-MALAYSIA

Menyetujui,

Pembimbing I,

Prof. A. Chaedar Alwasila, MA., Ph.D.

NIP. 195303301980021001

Pembimbing II,

(3)

iii

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Strategi Nominasi untuk

Merepresentasikan Identitas Nasional dalam Wacana Media terkait Konflik

Budaya Indonesia-Malaysia” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya

saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya

saya ini.

Bandung, 27 Juni 2013

Yang membuat pernyataan,

(4)

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji bagaimana strategi nominasi dipergunakan untuk merepresentasikan identitas nasional menggunakan Pendekatan Wacana Sejarah (PWS). Objek yang dikaji berupa wacana media terkait konflik budaya Indonesia-Malaysia (konflik tarian Tortor dan Alat Musik Gordang Sambilan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi nominasi dapat digunakan untuk merepresentasikan identitas nasional atas nama kesamaan dan perbedaan suatu kelompok. Selanjutnya, strategi nominasi juga berperan secara makro sebagai strategi konstruktif untuk mengonstruksi identitas nasional. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan adanya praktik eklusi dan inklusi atas nama identitas nasional.

Kata kunci: Pendekatan Wacana Sejarah, strategi nominasi, strategi konstruktif,

(5)

i

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... xii

BABI: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Asumsi ... 7

1.6 Metode Penelitian... 9

1.7 Definisi Istilah-Istilah Utama ... 10

BAB II: KAJIAN PUSTAKA 2.1 Representasi di Media ... 12

2.2 Identitas Nasional ... 14

(6)

ii

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.2.2 Representasi Identitas Nasional di Media ... 18

2.3 Wacana ... 19

2.3.1 Wacana Media... 21

2.3.2 Surat Kabar dan Artikel Berita... 22

2.4 Sekilas Sejarah Sumut Pos ... 24

2.5 Latar Belakang Konflik dan Pemberitaan Tortor dan Gordang Sambilan... 25

2.6 Analisis Wacana Kritis (AWK) ... 29

2.7 Pendekatan Wacana Sejarah (PWS)... 30

2.7.1 Kritik dalam Perspektif PWS ... 32

2.7.2 Kekuasaan dalam perspektif PWS ... 33

2.7.3 Ideologi dalam perspektif PWS ... 33

2.8 Strategi Wacana dalam PWS ... 34

2.9 Strategi Nominasi/Referensi ... 38

2.9.1 Deiksis ... 39

2.9.2 Nama Diri ... 42

2.9.3 Antroponim dan Toponim ... 42

2.9.4 Kata Benda Kolektif... 42

2.9.5 Kata Benda Konkret dan Abstrak ... 43

2.9.6 Kata Kerja/Kata Benda yang Menunjukkan Proses/Tindakan ... 43

2.10 Studi-Studi Terdahulu ... 44

(7)

iii

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2 Desain Penelitian ... 45

3.3 Pengumpulan Data ... 50

3.3.1 Sumber Data ... 50

3.3.2 Prosedur Pengumpulan Data ... 50

3.4 Analisis Data ... 54

3.4.1 Analisis Strategi Nominasi ... 54

3.4.2 Analisis Ideologi Wacana ... 55

3.5 Penutup ... 56

BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Makro Historis Pemberitaan Tortor dan Gordang Sambilan ... 57

4.2 Analisis Strategi Nominasi ... 63

4.2.1 Deiksis ... 64

4.2.2 Nama Diri ... 72

4.2.3 Antroponim Profesi ... 76

4.2.4 Kata Benda Kolektif ... 79

4.2.5 Toponim ... 81

4.2.6 Kata Benda Konkret dan Abstrak ... 83

4.2.7 Kata Kerja/Kata Benda yang Menunjukkan Proses atau Tindakan .. 87

4.3 Analisis Ideologi Wacana ... 89

(8)

iv

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2 Rekomendasi ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 100

LAMPIRAN-LAMPIRAN: Lampiran 1: DATA PENELITIAN ... 108

Lampiran 2: ANALISIS DATA ... 119

Lampiran 3: RANGKUMAN ANALISIS DATA ... 157

Lampiran 4: DATA SEKUNDER ... 164

(9)

v

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Level analisis wacana dalam PWS... 31

Tabel 2.2 Strategi mikro dalam PWS ... 37

Tabel 2.3 Penggunaan kata ganti orang pertama jamak „kita‟ ... 40

Tabel 3.4 Data primer ... 53

Tabel 4.5 Tabel analisis strategi nominasi ... 55

Tabel 4.6 Berbagai peristiwa historis yang terhubung dengan pemberitaan Tortor dan Gordang Sambilan ... 58

Tabel 4.7 Struktur teks tujuh artikel SP terkait Tortor dan Gordang Sambilan ... 63

Tabel 4.8 Tiga pola penggunaan deiksis (kata ganti orang) untuk merepresentasikan pihak Indonesia ... 69

Tabel 4.9 Perbandingan penggunaan deiksis “kita/kami” dan “mereka” .... 71

Tabel 4.10 Pola nama diri untuk merepresentasikan aktor sosial pihak Indonesia ... 74

Tabel 4.11 Perbandingan penggunaan nama diri untuk merepresentasikan pihak Indonesia dan Malaysia ... 75

Tabel 4.12 Penggunaan nama diri untuk merepresentasikan aktor sosial pihak Indonesia (pemerintah dan selain pemerintah) ... 78

(10)

vi

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.14 Penggunaan toponim untuk merepresentasikan Indonesia ... 83

Tabel 4.15 Kata benda abstrak dan konkret untuk merepresentasikan

Indonesia ... 85

Tabel 4.16 Intensitas penggunaan kata benda abstrak dan konkret (merujuk

pada budaya) untuk merepresentasikan pihak Indonesia dalam

pemberitaan SP ... 86

Tabel 4.17 Frekuensi penggunaan strategi nominasi berupa kata benda untuk

(11)

vii

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Proses konstruksi realitas dalam membentuk wacana ... 20

Bagan 2.2 Teori perencanaan teks sosio-psikolinguistik ... 31

Bagan 3.3 Delapan tahapan analisis wacana dalam PWS ... 47

Bagan 3.4 Prosedur pengumpulan data dengan purposive sampling ... 51

Bagan 4.5 Hubungan Intertekstualitas berbagai teks terkait konflik Tortor dan Gordang Sambilan di surat kabar Sumut Pos ... 60

(12)

1

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Munculnya berita di salah satu media massa Malaysia Bernama mengenai

maksud Malaysia memasukkan tarian Tortor dan alat musik Gordang Sambilan ke

dalam daftar kebudayaan mereka (Sumut Pos, 18 Juni 2012; Tempo.co, 18 Juni

2012; Star One, 22 Juni 2012) memicu beragam reaksi masyarakat Indonesia.

Peristiwa tersebut mengingatkan kembali Indonesia pada berbagai konflik budaya

sebelumnya seperti kasus tari Reog Ponorogo, lagu Rasa Sayange, seni Batik, tari

Pendet, musik Angklung dan sebagainya (Kompas.com, 19 Juni 2012; The

Jakarta Post, 19 Juni 2012, Antara News, 25 Agustus 2009). Berbagai tindakan

Malaysia terhadap budaya Indonesia tersebut disikapi dengan cara berbeda-beda

oleh masyarakat Indonesia.

Sebagian masyarakat Indonesia menilai berbagai tindakan Malaysia tersebut

sebagai klaim (Tempo.co, 18 Juni 2012; The Jakarta Post, 19 Juni 2012) sehingga

memicu reaksi dari berbagai kalangan. Terkait klaim tari Pendet misalnya, ratusan

seniman dan budayawan menolak hal tersebut dengan melakukan long march di

Denpasar (Prathivi dan Wardani, 2009 dalam Chong: 2012). Tidak hanya itu,

ratusan mahasiswa Indonesia juga melakukan protes dengan menggelar

pertunjukan teatrikal (Seatle Times, 4 September 2009). Terkait kasus terkini,

(13)

2

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

musik Gordang Sambilan (Haluan Kepri.com, 12 Juni 2012; Kompas.co, 18 Juni

2012). Pemerintah pun tidak tinggal diam dengan menyelenggarakan seminar dan

workshop hingga upaya diplomasi (Sindonews.com, 11 September 2012).

Sebagaimana kasus Pendet, ada juga sebagian masyarakat yang melakukan unjuk

rasa terkait konflik Tortor dan Gordang Sambilan (The Jakarta Post, 26 Juni

2012; Sumut Pos, 28 Juni 2012). Melihat masifnya reaksi yang ditimbulkan dari

konflik Tortor dan Gordang Sambilan maka perlu dilakukan kajian mendalam

terhadap hal ini.

Beberapa penelitian terkait permasalahan budaya Indonesia-Malaysia telah

dilakukan dengan sudut pandang berbeda. Di antaranya penelitian dengan sudut

pandang politik (Melati, 2010; Yusda, 2011), hukum (Yazdadya, 2011), dan

budaya (Herlina, 2010). Terkait dengan penelitian terkini, Chong (2012) meneliti

permasalahan budaya Indonesia-Malaysia dari sudut pandang budaya. Salah satu

fokus penelitian Chong (2012) adalah pada kesamaan kedua negara sebagai

negara serumpun dan pada kesamaan bahasa serumpun. Didasarkan pada berbagai

persamaan tersebut, Chong (2012) intinya mengajukan tawaran kepada kedua

negara untuk berbagi budaya. Penelitian ini berbeda dengan berbagai penelitian di

atas dalam hal metode yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode

Analisis Wacana Kritis (AWK).

Peristiwa klaim budaya dalam penelitian ini diyakini sebagai permasalahan

yang tidak hanya melibatkan aspek budaya namun juga sosio politis dan historis.

(14)

3

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

identitas nasional Indonesia menjadi topik makro yang melatar belakangi

peristiwa „klaim‟ budaya. Karena demikian, penelitian ini merupakan penelitian

wacana terkait identitas nasional.

Penelitian tentang identitas telah menarik banyak peneliti dari berbagai

bidang ilmu seperti antropologi, sosiologi, sejarah, psikologi, sastra, gender dan

politik (de Fina dkk., 2007:1). Penelitian tentang identitas nasional sendiri juga

menjadi perhatian para peneliti. Setelah 1970-an, penelitian identitas nasional

mengalami pergeseran menuju konteks informal seperti media, wacana keluarga,

wacana tentang pertemanan, wacana tentang komedi, sastra, film, dan pada

produk budaya lainnya (Facal dkk., 2008). Penelitian ini berfokus pada

representasi identitas nasional dalam wacana media menggunakan metode

Discourse Historical Approach (Wodak dkk., 1999, 2009; Reisigl dan Wodak,

2009) atau Pendekatan Wacana Sejarah (PWS) (Eryanto, 2011:17).

Penelitian identitas nasional menggunakan PWS dapat didasarkan pada

beberapa hipotesis. Di antara hipotesis tersebut bahwa identitas nasional dapat

dikonstruksi dan dihancurkan secara diskursif (lihat Wodak dkk., 2009:3).

Konstruksi identitas nasional tersebut juga berjalan beriringan dengan konsep

persamaan (sameness, in group, we group) dan perbedaan (difference, out group,

they group) (lihat Wodak dkk., 2009:3). Persamaan dan perbedaan dalam konteks

identitas nasional tersebut dapat bersumber pada berbagai topik terkait identitas

nasional seperti budaya, suku bangsa, batas geografi, sejarah politik masa lalu dan

(15)

4

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah bahwa identitas nasional dapat direpresentasikan melalui wacana. Selain

itu, identitas nasional dapat direalisasikan melalui representasi dua kelompok

yang berbeda (in group dan out group). Dalam wacana media, umumnya

kelompok lain (out group) direpresentasikan secara negatif sedangkan

kelompoknya sendiri (in group) direpresentasikan secara positif (KhosraviNik,

2010; Sahin, 2011, Clary-Lemon, 2010). Penelitian ini difokuskan pada

bagaimana representasi pihak in group (Indonesia) dalam wacana media atas

nama identitas nasional. Meskipun demikian representasi pihak out group

(Malaysia) juga dianalisis sebagai perbandingan.

Berbagai penelitian identitas nasional menggunakan perspektif PWS telah

dilakukan banyak peneliti seperti Jensen (2008), Iuul (2008), Hernandez (2008),

Sahin (2011), Way (2011) dan Clary-Lemon (2010). Jensen (2008) menerapkan

perspektif PWS untuk meneliti konstruksi diskursif identitas nasional Afrika.

Sementara, Iuul (2008) menerapkannya dalam konteks identitas nasional Israel.

Baik Jensen (2008) maupun Iuul (2008) menganalisis wacana menggunakan

empat strategi makro (strategi konstruktif, justifikatif, transformatif dan

destruktif) dalam PWS. Penelitian ini berbeda dengan kedua penelitian tersebut

dalam hal strategi yang digunakan. Penelitian ini menganalisis bagaimana strategi

nominasi dalam PWS digunakan untuk merepresentasikan identitas nasional

Indonesia. Fokus penelitian adalah pada wacana di media terkait permasalahan

(16)

5

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dikaitkan dengan penelitian Hernandez (2008), Sahin (2011),Way (2011)

dan Clary-Lemon (2010) penelitian ini juga merupakan penelitian identitas

nasional dalam wacana di media. Hernandez (2008) memfokuskan penelitiannya

pada representasi identitas Gibraltar di editorial Surat kabar Gibraltar. Sahin

(2011) menggunakan tiga dimensi analisis PWS untuk menganalisis praktik

eksklusi dan diskriminasi atas nama nasionalisme di salah satu surat kabar Turki.

Sementara Way (2011) menganalisis bagaimana representasi identitas nasional

dalam dua berita di surat kabar nasional Turkish Cypriot dan dalam acara radio

yang menyiarkan kedua berita tersebut. Way (2011) tidak hanya menggunakan

perspektif PWS tapi juga AWK Kress (1989) dan Leeuween (1996). Terakhir,

Clary-Lemon menggunakan tiga dimensi analisis (topik, strategi wacana dan

realisasi linguistik) dalam PWS untuk menganalisis 15 data interviu terkait

identitas nasional Irlandia.

Sebagaimana Sahin (2011) dan Clary-Lemon (2010), penelitian ini juga

menganalisis bagaimana representasi identitas nasional dalam wacana media.

Perbedaan penelitian ini dengan dua penelitian di atas terletak pada strategi

wacana yang digunakan. Penelitian ini menganalisis bagaimana strategi nominasi

digunakan untuk merepresentasikan identitas nasional melalui wacana di media.

Dengan strategi ini juga akan diketahui apakah terjadi praktik ekslusi atau inklusi

atas nama identitas nasional sebagaimana penelitian Sahin (2011). Selanjutnya,

demi alasan kritis, permasalahan yang terjadi antara Indonesia Malaysia terkait

(17)

6

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini akan menganalisis representasi identitas nasional Indonesia

dalam artikel pemberitaan surat kabar Sumut Pos (SP) terkait konflik Tortor dan

Gordang Sambilan. Hal ini diwujudkan dalam pertanyaan berikut.

1. Bagaimanakah strategi nominasi digunakan untuk merepresentasikan

identitas nasional Indonesia?

2. Ideologi apakah yang melatar belakangi wacana?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. mengetahui strategi nominasi yang digunakan untuk merepresentasikan

identitas nasional Indonesia,

2. mengetahui ideologi yang melatar belakangi wacana

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan

praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam

memberikan pengayaan penelitian linguistik khususnya penelitian akademik

bidang AWK dengan metode PWS. Terlebih lagi, dalam konteks Indonesia,

belum ada penelitian wacana terkait konflik budaya Indonesia-Malaysia yang

(18)

7

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan mampu memperjelas latar belakang konflik Tortor dan Gordang

Sambilan dengan cara menghadirkan konteks sejarah yang menyertai wacana.

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat Indonesia dalam

hal memberikan pemahaman dan mempertajam kesadaran terhadap identitas

nasional. Penelitian ini juga ditujukan untuk membangun budaya membaca media

dengan kritis mengingat berita di media merupakan rekontektualisasi realitas yang

dapat membahayakan (Caldas-Coulthard, 2003). Penyikapan kritis ini di

antaranya diwujudkan dalam hal mempertanyakan kepentingan apa (baca:

ideologi) yang ada dibalik wacana yang diproduksi.

1.5 Asumsi

Penelitian ini meyakini bahwa ancaman identitas nasional Indonesia

merupakan topik makro yang melatar belakangi peristiwa konflik budaya.

Keyakinan ini didapatkan dengan menyimpulkan beberapa sudut pandang dalam

memahami peristiwa konflik budaya Indonesia-Malaysia. Sudut pandang tersebut

di antaranya didasarkan pada sejarah hubungan politik Indonesia-Malaysia dan

pada konsep Negara Indonesia.

Pertama, upaya memahami peristiwa konflik budaya berdasarkan sejarah

politik Indonesia-Malaysia pada dasarnya terkait dengan masalah identitas

nasional yang berkaitan dengan ingatan sejarah. Melati (2010) membuktikan

bahwa sejarah hubungan politik Indonesia-Malaysia mengalami fluktuatif sejak

(19)

8

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimulai sejak Malaysia berdiri pada 31 Agustus 1957 dan memuncak pada

1963-1965 yang ditandai dengan buruknya hubungan bilateral kedua negara. Sebagai

contoh adalah politik “Ganyang Malaysia‟ yang diserukan Soekarno tahun 1963.

Hingga kini pasang surut hubungan bilateral Indonesia-Malaysia terus berlanjut.

Peristiwa Sipadan-Ligitan (Munib, 2012), kasus blok Ambalat (Weiss, 2010

dalam Chong, 2012), kasus Camar Bulan dan Tanjung Datu Kalimantan Barat

(Sihaloho, 2011 dalam Chong, 2012) merupakan beberapa bukti pasang surut

hubungan bilateral Indonesia-Malaysia. Sayangnya dalam berbagai konflik

tersebut, Indonesia lebih sering mengalami kekalahan atau kekecewaan (Wibowo,

2011; Thontowi, 2009; Inayati, 2007; Andhini, 2011). Sejarah pengalaman politik

yang kurang harmonis di atas menjadi salah satu pemicu berbagai reaksi

emosional masyarakat Indonesia terkait tindakan Malaysia terhadap budaya

Indonesia (Mardiyati, 2009 dalam Chong, 2012). Peristiwa „klaim‟ budaya oleh

Malaysia semakin memperburuk sejarah hubungan Indonesia - Malaysia. Hal itu

dapat dapat dimaknai pula sebagai ancaman identitas nasional karena sejarah

merupakan salah satu unsur pembentuk identitas nasional (Halbwachs, 1985

dalam Wodak dkk., 1999 dan Kolakowski, 1995 dalam Wodak dkk., 2009).

Kedua, dari sisi konsep negara, Indonesia merupakan negara sosial

(Suryadinata, 1999). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan sebuah

bangsa multietnis yang terintegrasi menjadi sebuah masyarakat dengan nilai-nilai

bersama. Suryadinata (1999: 83) juga menyatakan bahwa “negara sosial

(20)

9

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seperti ini Indonesia tidak hanya sebagai statnation tapi juga sebagai kulturnation.

Hal ini sesuai dengan pandangan Anderson (Wodak dkk., 2009) tentang bangsa

sebagai imagined community. Dengan konsep negara demikian, munculnya

beragam reaksi masyarakat Indonesia terkait dugaan „klaim‟ budaya dapat

dipahami sebagai dampak terusiknya ikatan budaya. Terusiknya budaya berarti

pula terusiknya identitas nasional karena budaya merupakan bagian dari identitas

nasional (Hall, 1994 dalam Wodak dkk., 1999:155 dan Hall, 1996 dalam Wodak

dkk., 2009:23).

Kesimpulannya, kedua sudut pandang di atas mengacu pada satu hal penting

yaitu masalah identitas nasional. Berbagai reaksi masyarakat Indonesia itu muncul

karena adanya ancaman identitas nasional Indonesia berupa dugaan „klaim‟

terhadap budaya Indonesia. Demikian halnya dengan wacana yang muncul seiring

dengan konflik budaya Indonesia-Malaysia khususnya Tortor dan Gordang

Sambilan. Wacana tersebut, termasuk konteks yang membingkainya, diyakini

muncul sebagai representasi dari identitas nasional.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

menggunakan metode AWK. Adapun model AWK yang digunakan adalah model

PWS. Pendekatan ini dipilih karena objek yang dikaji merupakan wacana terkait

konflik budaya yang melibatkan tidak hanya aspek linguistik namun juga historis

(21)

10

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan identitas nasional maka tepat jika wacana diteliti menggunakan perspektif

PWS sebagaimana yang dilakukan Wodak dkk., (1999, 2009).

Sumber data penelitian ini adalah artikel pemberitaan SP terkait konflik

Tortor dan Gordang Sambilan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

purposive sampling (Patton, 1990 dalam Alwasilah, 2011) atau criterion-based

selection (LeCompte & Preissle, 1993 dalam Alwasilah, 2011). Cara ini dipilih

demi “memenuhi kerepresentatifan data dikaitkan dengan latar dan individu”

(Maxwell, 1996 dalam Alwasilah, 2011:103). Kerepresentatifan latar dan individu

dalam penelitian ini ditunjukkan dengan memilih surat kabar daerah SP. Surat

kabar daerah ini lebih memungkinkan memuat artikel yang mencerminkan

perasaan masyarakat Sumatera Utara dimana Tortor dan Gordang Sambilan

berasal.

1.7 Definisi Istilah-Istilah Utama

Beberapa istilah kunci dalam penelitian ini didefinisikan sebagaimana

(22)

11

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Strategi nominasi : adalah salah satu strategi mikro yang digunakan untuk

mengonstruksi dan merepresentasikan aktor sosial

(Wodak, 2001; Reisigl dan Wodak, 2009). Analisis

strategi nominasi dilakukan dengan menjawab

pertanyaan “How are persons, objects,

phenomena/events, process and actions named and

referred to linguistically?” (Wodak, 2001:72; Reisigl dan Wodak, 2009:93).

Representasi : “mengacu pada bagaimana seseorang, satu kelompok,

gagasan, atau pendapat tertentu ditampilkan dalam

wacana” (Eryanto, 2011: 113) atas nama nasionalisme

(Wodak; 2009).

Identitas Nasional : istilah ini didasarkan pada pandangan Smith dan

Guibernau (2007) dalam Esparza (2009:415) bahwa

identitas nasional merupakan upaya reproduksi dan

reinterpretasi yang terus menerus terhadap nilai,

simbol, memori, mitos dan tradisi yang akan membuat

warisan suatu bangsa berbeda. Definisi ini dikuatkan

dengan pendapat Guibernau (2007) dalam Esparza

(2009:415) bahwa identitas nasional merupakan

sentimen kolektif perasaan sebangsa dengan berbagai

atributnya yang membedakan dengan bangsa lain.

Secara lebih luas, identitas nasional dalam penelitian

ini didasarkan pada hipotesis Wodak (1999, 2009)

yang dijelaskan pada Bab II. Dalam penelitian ini,

identitas nasional mengacu pada sentimen kolektif

atas kepemilikan Tortor dan Gordang Sambilan.

Wacana Media : Wacana merupakan penggunaan bahasa sebagai

(23)

12

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2009; Reisigl dan Wodak 2009). Wacana media dalam

konteks ini didefinisikan sebagai penggunaan bahasa

sebagai praktik sosial secara tertulis melalui media.

Wacana media yang dimaksud adalah wacana media

bidang politik (Reisigl dan Wodak, 2009:91)

khususnya yang berfungsi membentuk opini publik

dan merepresentasikan diri. Genre wacananya adalah

artikel pemberitaan surat kabar dengan topik konflik

budaya Indonesia-Malaysia terkait Tortor dan

Gordang Sambilan.

Konflik Budaya : Istilah „konflik budaya‟ didasarkan pada pengertian

politis yang mana dipahami sebagai konflik

kepentingan politik antara dua pihak terkait budaya

(Croissant dan Trinn 2009:14). Budaya dalam konteks

ini selanjutnya dipahami sebagai acuan makna untuk

membentuk identitas kelompok (Geertz, 1994 dalam

Croissant dan Trinn, 2009:14). Budaya dalam

penelitian ini mengacu pada karya seni dan budaya

sehari-hari (Wodak dkk., 2009) berupa budaya

Indonesia yang dilaporkan diklaim yaitu Tortor dan

(24)

45 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian sebagaimana disajikan

secara garis besar dalam Bab I. Bab ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama

mereviu kembali tujuan dan pertanyaan penelitian. Bagian kedua menjelaskan

desain penelitian. Bagian ketiga menjelaskan teknik pengumpulan data yang

meliputi sumber data dan prosedur pengumpulan data. Bagian keempat

menjelaskan bagaimana analisis data dilakukan.

3.1 Tujuan dan Pertanyaan Penelitian

Sebagaimana disajikan dalam Bab I, penelitian ini bertujuan mengetahui

bagaimana strategi nominasi digunakan untuk merepresentasikan identitas

nasional dalam wacana media terkait konflik Tortor dan Gordang Sambilan.

Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui ideologi yang melatar

belakangi wacana. Menggunakan Pendekatan Wacana Sejarah (PWS)

tujuan-tujuan tersebut dicapai dengan menjawab pertanyaan berikut ini.

1. Bagaimanakah strategi nominasi digunakan untuk merepresentasikan

identitas nasional Indonesia?

2. Ideologi apakah yang melatar belakangi wacana?

(25)

46 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif menggunakan

perspektif PWS yang meliputi tiga level analisis. Ketiga level tersebut merupakan

tiga dimensi analisis wacana yang meliputi (1) identifikasi isi/ topik wacana, (2)

analisis strategi wacana dan (3) realisasi topik dan strategi secara linguistik pada

level leksikal/ sintaksis (Reisigl dan Wodak, 2009:93). Karena wacana yang

dianalisis dalam penelitian ini adalah mengenai budaya yaitu tentang Tortor dan

Gordang Sambilan. maka topik wacana secara umum juga mengenai budaya.

Dengan demikian, dalam penelitian ini analisis terhadap topik wacana tidak

dilakukan.

Ketiga dimensi analisis ini dalam tataran analisis praktis berada dalam

delapan tahapan analisis PWS sebagaimana ditunjukkan dalam Bagan 3.3.

Kedelapan tahapan PWS tersebut idealnya dilakukan dalam tahapan yang

berulang (Reisigl dan Wodak, 2009:96). Tanpa mengurangi esensi akan tuntutan

rekursivitasnya, delapan tahap tersebut dilakukan dan ditempatkan dalam bab

yang berbeda.

Tahap 1 dan 4 yang berupa pengkajian berbagai referensi dan penelitian

sebelumnya, merinci pertanyaan penelitian serta merumuskan asumsi ditempatkan

dalam Bab I. Tahap 2 dan 3 dijelaskan dalam Bab III (bagian pengumpulan data).

Tahap 5, 6, 7 dan 8 secara umum juga dijelaskan pada Bab III (bagian teknik

analisis data) dan secara lebih rinci diterapkan pada Bab IV.

Berdasarkan Bagan 3.3, tahap pertama merupakan tahap pengaktifan dan

(26)

47 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan kembali, membaca dan mendiskusikan penelitian sebelumnya.

Tahap 1 telah dilakukan dengan membaca berbagai literatur tentang identitas

nasional dan analisis wacana kritis sebagai pendekatan analisis serta mereviu

berbagai penelitian sebelumnya. Hasil tahap 1 ini disajikan dalam Bab I dalam

bentuk latar belakang penelitian.

Bagan 3.3 Delapan tahapan analisis wacana dalam PWS

Tahap kedua merupakan tahap pengumpulan data dan informasi konteks

secara sistematis. Sistematika ini bergantung pada pertanyaan penelitian, wacana,

(27)

48 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peristiwa diskursif, aktor sosial, media semiotik, genre dan teks yang dijadikan

fokus penelitian (Reisigl dan Wodak, 2009:96). Tahap 2 dalam penelitian ini

dijelaskan secara sistematis pada bagian prosedur pengumpulan data.

Tahap ketiga merupakan tahap pemilihan dan persiapan data untuk

analisis. Reisigl dan Wodak (2009:98) mengungkapkan bahwa tahap ini dapat

dilakukan dengan cara mengurutkan data berdasarkan kriteria tertentu. Adapun

kriteria tersebut seperti frekuensi, kerepresentatifan, jenis, intertekstualitas/

interdiskursifitas, tingkat kepentingan dan keunikan dari objek yang dikaji (lihat

Reisigl dan Wodak, 2009:98). Adapun pemilihan data penelitian ini didasarkan

pada intertekstualitasnya dengan peristiwa munculnya berita terkait Tortor dan

Gordang Sambilan di kantor berita Malaysia Bernama. Hal ini akan dijelaskan

pada bagian prosedur pengumpulan data dalam bab ini.

Pada tahap keempat dirumuskan pertanyaan penelitian dan asumsi

berdasarkan reviu literatur dan analisis sepintas terhadap data. Sebagaimana

pertanyaan penelitian dan asumsi yang disajikan dalam Bab I, penelitian ini

memandang bahwa identitas nasional merupakan topik makro yang melatar

belakangi konflik Tortor dan Gordang Sambilan. Penjelasan detail mengenai

pertanyaan dan asumsi dari penelitian ini telah dijelaskan pada Bab I.

Tahap kelima merupakan tahap analisis data awal secara kualitatif. Tahap

ini pada dasarnya merupakan uraian dari pertanyaan dan asumsi penelitian

(28)

49 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagaimana data diolah untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguatkan

asumsi penelitian. Tahap ini secara lebih rinci dibahas dalam Bab IV dengan

membatasi pembahasan pada strategi nominasi dan tidak melibatkan strategi

argumentasi.

Data yang telah dianalisis pada tahap 5 selanjutnya dianalisis kembali secara

menyeluruh pada tahap keenam. Metode analisis utamanya adalah kualitatif, tetapi

sebagiannya mungkin kuantitatif (Reisigl dan Wodak, 2009:96). Tahap ini

menjelaskan secara detail analisis linguistik pada berbagai level yang meliputi

level mikro, meso dan makro teks. Secara lebih detail, tahap ini akan dijelaskan

pada Bab IV. Sebagai pendahuluan, tahap ini ditekankan pada analisis teks

tentang Tortor dan Gordang Sambilan dalam hal (1) strategi wacana yang

digunakan dan (2) ideologi yang melatar belakangi wacana.

Pada tahap ketujuh dilakukan perumusan kritik. Kritik di sini didasarkan

pada prinsip-prinsip seperti nilai-nilai demokrasi (democratic norms), hak asasi

manusia (human rights) dan kriteria rasionalisasi argumen (criteria of rational

argument) (lihat Reisigl dan Wodak, 2009:119). Tahap ini akan diterapkan dan

dijelaskan secara detail pada Bab IV.

Tahap kedelapan merupakan tahap penerapan hasil analisis. Hal ini

termasuk keunggulan PWS dimana ada kemugkinan bahwa hasil dari penelitian

dapat diterapkan atau minimal disarankan untuk diterapkan. Tahap ini

sesungguhnya merupakan realisasi dari kritik yang dilakukan (Reisigl dan Wodak,

(29)

50 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupa publikasi ilmiah namun juga dalam bentuk upaya membuka akses publik

terhadap hasil penelitian. Adapun bentuknya dapat berupa seminar, siaran radio,

dan sebagainya.

3.3 Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data ini jika dihubungkan dengan delapan langkah

dalam PWS merupakan tahapan yang melibatkan langkah kedua (2) dan ketiga

(3). Hal ini dijelaskan pada bagian sumber data dan prosedur pengumpulan data

berikut.

3.3.1 Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah wacana media berupa artikel berita di

Sumut Pos [online] dari 18 Juni sampai 28 Juni 2012. Jika didasarkan pada

klasifikasi wacana menurut Reisigl dan Wodak (2009:91), maka wacana tersebut

merupakan wacana media yang berperan dalam pembentukan opini publik

(formation of public opinion) dan representasi diri (formation of

self-representation). Sedangkan genre wacana tersebut adalah artikel berita surat kabar

(news article/ news discourse).

3.3.2 Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan purposive sampling (Patton,

(30)

criterion-51 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

based selection (LeCompte & Preissle, 1993 dalam Alwasilah, 2011:103). Cara

ini dipilih demi memenuhi kerepresentatifan data dikaitkan dengan latar dan

individu (Maxwell, 1996 dalam Alwasilah, 2011:103). Prosedur pengumpulan

dengan purposive sampling ini ditampilkan dalam Bagan 3.4.

Bagan 3.4 Prosedur pengumpulan data dengan purposive sampling

Berdasarkan Bagan 3.4, pengumpulan data diawali dengan pengamatan

terhadap berbagai praktik diskursif yang terjadi pasca pemberitaan klaim Tortor

dan Gordang Sambilan di kantor berita Malaysia Bernama (Bernama, 14 Juni

2012). Praktik wacana yang terjadi di antaranya berupa praktik wacana di media

massa (koran, TV dan internet seperti blog, twitter, facebook), tindakan sosial

1. Pengamatan Data mentah

Berbagai praktik wacana terkait Tortor dan Gordang Sambilan

2. Pemilihan data

Dengan purposive

sampling

3. Data Primer

7 artikel berita sumut Pos

4. Data Sekunder

(31)

52 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(demo termasuk pagelaran seni budaya, seminar dan diskusi, dan diplomasi).

Berbagai praktik wacana tersebut telah dijelaskan dalam Bab I. Di antara berbagai

praktik diskursif yang terjadi, penelitian ini memfokuskan pada praktik diskursif

wacana media berupa koran online.

Menggunakan prinsip purposive sampling, kerepresentatifan latar dan

individu dalam penelitian ini ditunjukkan dengan memilih salah satu surat kabar

daerah dimana Tortor dan Gordang Sambilan berasal. Surat kabar daerah dipilih

karena lebih memungkinkan merepresentasikan opini masyarakat daerah. Karena

Tortor dan Gordang Sambilan berasal dari Sumatera Utara maka surat kabar

daerah yang dipilih adalah yang berasal dari Sumatera Utara. Di Sumatera Utara

ada banyak surat kabar daerah yang mengakomodasi berbagai berita daerah dan

nasional. Di antaranya Koran Tapanuli, Tribun Medan, Sumut Pos, Harian

Sumatera, Riau Pos, Metro Siantar, Post Metro Medan dan sebagainya. Berbagai

Koran tersebut kemudian diseleksi berdasarkan segmen pembaca dan

penghargaan yang pernah diraih.

Penelitian ini kemudian membandingkan tiga koran lokal yang pernah

mendapatkan penghargaan dari IPMA (Indonesia Print Media Award) yaitu Tribun

Medan, Sumut Pos dan Riau Pos. IPMA merupakan ajang kompetisi media cetak

se-Nusantara yang digelar setiap tahun dimana pesertanya adalah ratusan penerbit

media cetak, baik harian, mingguan, tabloid, dan majalah dari tingkat lokal hingga

nasional (Sumut Pos, 9 Februari 2013). Sumut Pos dan Riau Pos (Grup Sumut

(32)

53 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penghargaan dari IPMA tahun 2011. Sedangkan Sumut Pos dan Riau Pos

mendapatkan penghargaan berturut-turut dari tahun 2011, 2012, dan 2013. Tahun

2013 dapat dianggap sebagai tahun kejayaan Sumut Pos karena berhasil menerima

Double Gold Winner The Best Sumatera. Penghargaan ini bermakna bahwa Sumut

Pos merupakan salah satu koran terbaik yang ada di Sumatera Utara. Dengan

demikian penelitian ini memilih Sumut Pos sebagai sumber data berdasarkan pada

pertimbangan kualitas koran. Selain itu jika didasarkan pada segmen pembaca,

Sumut Pos merupakan koran yang diperuntukkan untuk semua komunitas.

Selanjutnya, wacana yang dikaji dalam PWS dapat diseleksi berdasarkan

pada kriteria tertentu (Reisigl dan Wodak (2009). Di antaranya adalah berdasarkan

kriteria wacana tertentu (specific discourses) dan periode waktu wacana.

Menggunakan dua kriteria tersebut, data dalam penelitian ini adalah berupa

wacana dengan topik konflik budaya Indonesia-Malaysia dalam kurun waktu

bulan Juni tahun 2012. Pertimbangannya adalah bahwa dalam kurun waktu

tersebut terjadi pemberitaan klaim terhadap Tortor dan Gordang Sambilan (Sumut

Pos, 18 Juni 2012; Tempo.co, 18 Juni 2012; Jakarta Post, 19 Juni 2012).

No Judul Sumber Rujukan Waktu Terbit

1 Malaysia Klaim

(33)

54 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konjen Malaysia ga-manortor-di-konjen-malaysia#axzz2NBN2ne8P 5 Ramai-ramai

(7 artikel pemberitaan Tortor dan Gordang Sambilan di Sumut Pos)

Setelah dilakukan pencarian data secara online, ditemukan tujuh artikel dan

empat opini pembaca terkait pemberitaan kasus Tortor dan Gordang Sambilan.

Tujuh artikel dan tiga opini tersebut terbit pasca pemberitaan maksud Malaysia

memasukkan Tortor dan Gordang Sambilan di Kantor berita Malaysia Bernama

14 Juni tahun 2012. Ketujuh artikel tersebut digunakan sebagai data primer

sementara empat opini digunakan sebagai data sekunder. Tujuh artikel sebagai

data primer ditampilkan dalam Tabel 3.4.

Adapun, data berupa artikel media lain (disajikan dalam bagian lampiran)

yang secara intertekstualitas mendukung analisis penelitian ini juga dimasukkan

dalam data sekunder. Dalam penelitian ini, data yang akan dianalisis secara

langsung adalah data primer sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 3.4.

3.4 Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dengan purposive sampling dianalisis

(34)

55 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

difokuskan pada dua hal yaitu pada strategi wacana dan ideologi maka analisis

data juga ditujukan untuk memberikan jawaban atas dua pertanyaan tersebut.

3.4.1 Analisis Strategi Nominasi

Analisis ini difokuskan pada satu jenis strategi wacana yaitu strategi

nominasi (Reisigl dan Wodak, 2009: 94; Wodak, 2001:73). Analisis strategi

nominasi dilakukan dengan menjawab pertanyaan “How are persons, objects,

phenomena/events, process and actions named and referred to linguistically?”

(Reisigl dan Wodak, 2009:93). Dengan demikian fokus strategi nominasi terletak

pada bagaimana orang, objek, fenomena/peristiwa, proses dan tindakan

direpresentasikan dalam wacana/teks. Adapun teknik analisis terhadap strategi

nominasi tersebut ditampilkan dalam tabel berikut ini.

Paragraf Strategi Nominasi Realisasi

Aktor Sosial:

a. Deiksis: personal (kami/kita/ we, mereka/ they) dan refleksif

b. Nama diri/orang (proper names) c. Antroponim profesi (Professional

Anthroponyms)

d. Kata benda kolektif, toponim (tempat, kota)

Objek/ Fenomena/ Peristiwa : a. Konkret

b. Abstrak

Kata kerja dan benda yang menunjukkan Proses/ tindakan:

a. Material b. Mental c. Verbal

(35)

56 Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.2 Analisis Ideologi Wacana

Ideologi dalam konteks penelitian ini mengacu pada kepentingan apa yang

dimiliki media ketika memberitakan konflik Tortor dan Gordang Sambilan dengan

cara tertentu. Analisis ideologi yang melatar belakangi wacana dilakukan dengan

cara menghubungkan hasil analisis strategi wacana dengan ideologi tertentu.

Misalnya berbagai aktor sosial yang dihadirkan dalam wacana dapat dihubungkan

dengan afiliasi politik atau ideologi yang diyakini atau dianut aktor sosial tersebut.

Pada saat yang sama juga dianalisis apakah terjadi ekslusi aktor sosial

dengan cara tidak menampilkannya dalam wacana. Hal ini dapat dikaitkan dengan

mempertanyakan kepentingan apa yang ada dibalik upaya ekslusi terhadap aktor

sosial tersebut. Pilihan kata atau istilah ideologis dan mungkin terdapat dalam

argumen aktor sosial juga dapat digunakan untuk menentukan ideologi. Selain itu,

ketidakkonsistenan penggunaan kata atau frase tertentu yang dipentingkan dalam

wacana juga dapat menunjukkan kepentingan yang diperjuangkan.

3.5 Penutup

Bab ini telah menjelaskan garis besar metodologi penelitian bagaimana

penelitian ini dilakukan. Berbagai hal dalam bab ini telah dijelaskan di antaranya

pertanyaan penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik

(36)

97

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian dan saran untuk penelitian

berikutnya pada bidang yang sama.

5.1 SIMPULAN

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana strategi nominasi digunakan

untuk merepresentasikan identitas nasional dan mengetahui ideologi yang melatar

belakangi wacana. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi nominasi dapat

digunakan untuk merepresentasikan identitas nasional atas nama kesamaan dan

perbedaan suatu kelompok. Dalam perspektif Indonesia, aspek persamaan

ditunjukkan dengan penggunaan strategi nominasi untuk mengonstruksi dan

merepresentasikan pihak Indonesia. Strategi nominasi tersebut direalisasikan

dalam bentuk deiksis, nama diri, antroponim profesi, kata benda kolektif,

toponim, kata benda konkret dan abstrak serta kata kerja/kata benda yang

menunjukkan proses atau tindakan.

Strategi nominasi, berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini,

digunakan untuk mengonstruksi aktor sosial, objek/fenomena penting dan

peristiwa/tindakan yang merepresentasikan Indonesia. Penggunaan deiksis

dipergunakan untuk melibatkan dan menghimpun berbagai pihak atas nama

(37)

98

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan antroponim profesi digunakan untuk mengonstruksi dan merealisasikan aktor

sosial penting dari pihak pemerintah dan masyarakat Sumatera Utara. Sementara

penggunaan kata benda kolektif digunakan untuk mempertegas kesamaan unsur

bangsa seperti negara, pemerintah, dan masyarakat Indonesia. Penggunaan kata

benda konkret dan abstrak digunakan untuk mengonstruksi dan merealisasikan

dua objek penting dalam wacana yaitu Tortor dan Gordang Sambilan dan

kebudayaan. Adapun kata kerja/kata benda yang menunjukkan proses/tindakan

lebih digunakan untuk mengonstruksi tindakan verbal berupa berbagai pandangan

dari aktor sosial pihak Indonesia terkait konflik dua budaya Indonesia.

Sementara perbedaan atas nama identitas nasional ditunjukkan dengan

penggunaan deiksis „mereka‟ yang mengacu kepada Malaysia sebagai pihak out

group. Untuk menekankan perbedaan ini juga direalisasikan dengan pemunculan

aktor sosial pihak Malaysia berupa nama diri dalam kuantitas yang lebih sedikit.

Hal ini menunjukkan adanya upaya pengucilan (ekslusi) terhadap pihak Malaysia.

Hal yang menarik bahwa praktik ekslusi dan inklusi terjadi tidak hanya antara dua

pihak dalam bingkai bangsa yang berbeda. Namun praktik tersebut juga terjadi

dalam bingkai satu bangsa yang sama (ingroup) atas nama kepentingan politis.

Strategi nominasi yang digunakan SP dalam memberitakan Tortor dan Gordang

Sambilan secara makro juga berperan sebagai strategi konstruktif. Dengan fungsi

ini strategi nominasi digunakan SP untuk mempromosikan keunikan dan

(38)

99

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya, terdapat tiga ideologi/kepentingan yang melatar belakangi

wacana dan tengah diperjuangkan oleh SP. Pertama adalah ideologi kapitalis. Hal

ini ditunjukkan dengan adanya keyakinan SP bahwa konflik dua budaya Indonesia

dapat diproduksi menjadi berita yang menarik. Terkait tujuan tersebut, SP

menampilkan konflik melalui pemberitaan yang newsworthy dan melibatkan

kepentingan politis. Yang kedua, adanya upaya legitimasi ideologi egaliter dan

pendobrakan ideologi feodal. Hal ini ditunjukkan dengan upaya SP mengeliminasi

sekat sosial dengan cara menghilangkan gelar atau jabatan aktor sosial yang

ditampilkan. Dengan demikian jarak sosial antar aktor sosial ketika membicarakan

Tortor dan Gordang Sambilan menjadi lebih dekat. Ketiga, keperbihakan SP

terhadap Indonesia menunjukkan adanya semangat nasionalisme. Hal ini

ditunjukkan dengan upaya SP yang merepresentasikan pihak Indonesia lebih

dominan dibandingkan pihak Malaysia dalam pemberitaan.

5.2 REKOMENDASI

Penelitian ini menerapkan Pendekatan Wacana Sejarah (PWS) dalam

konstruksi yang sederhana. Objek yang dikaji hanya satu jenis (genre) wacana.

Selain itu, dari sisi perangkat analisis, strategi wacana yang digunakan hanya

salah satu dari lima strategi mikro yang ada dalam PWS. Oleh karena itu,

penelitian mendatang sebaiknya menerapkan PWS dalam bentuk yang lebih

(39)

100

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata “komprehensif” tersebut adalah dalam dua hal. Pertama dalam hal

teori dan pendekatan PWS yang digunakan. Sebaiknya penelitian selanjutnya

menerapkan tiga dimensi analisis dan strategi wacana secara menyeluruh. Kedua,

penelitian selanjutnya juga harus komprehensif dari sisi objek yang diteliti. Objek

yang diteliti perlu melibatkan berbagai jenis genre teks tidak hanya artikel berita

(40)

100

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdusasalam, A. (2009, 25 Agustus). Malaysia‟s Pendet Dance Ad Sparks Indonesian Protest. Antara News [Online]. Tersedia: http://www.antaranews.com. [1 Oktober 2012].

Alwasilah, A. C. (2011). Pokoknya Kualitatif; dasar-dasar merancang dan

melakukan penelitian kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Andhini (2011, 25 Agustus). TK: Camar Bulan-Tanjung Datu Dibawa ke MI,

Indonesia Kalah. Metro News.com [Online]. Tersedia: http://metrotvnews.com/read/news/2011/10/20/68824/TK-Camar-Bulan-Tanjung-Datu-Dibawa-ke. [12 Desember 2012].

Asa. (2012, 19 Juni). Top Official Says Malaysia Has Claimed Seven Indonesian

Cultures. The Jakarta Post [Online]. Tersedia: http://www.thejakartapost.com. [29 September 2012].

Augoustinos K. dan O’Doherty K. (2008). Protecting The Nation:Nationalist Rhetoric on Asylum Seekers and the Tampa. Dalam Journal of Community

& Applied Social Psychology [Online]. Vol. 18, 576-592. Tersedia: http://www.interscience.willey.com. [13 November 2012].

Bailey, A. C. (2007). A Guide to Qualitative Field Research: Second Edition. California: Pine Forge Press.

Borchers, T. A. (2002). Persuasion in the Media Age. New York: McGraw-Hill.

Caldas-Coulthard. (2003). Cross-Cultural Representation of „Otherness‟ in Media

Discoursedalam Wodak, R. dan Weis. G. (2003). Critical Discourse Analysis: theory and interdisciplinarity. New York: Palgrave Macmillan.

Chong, W. J. (2012). “Mine, Your or Ours?”: The Indonesia-Malaysia Disputes

over Shared Heritaged Culture. Dalam Journal of Social Issues in Southeast

Asia [Online]. Vol. 27 (1) Tersedia:

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=83c09b3f-7893-41fc-bb20-23d3f9eb0070%40sessionmgr14&vid=1&hid=12. [20 September 2012].

Clary-Lemon, J. (2010). „We‟re not ethnic, we‟re Irish!‟: oral histories and the

discursive construction of immigrant identity. Dalam Journal of Discourse

and Society [Online]. Vol. 21, 5. Tersedia:

(41)

101

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Creswell, J. W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design: choosing

among five tradition. London: Sage Publications.

Crissant T. dan Trinn A. (2009). Culture, Identity and Conflict in Asia. Dalam ASIEN 110, S.13-45, 31 halaman. Tersedia: http://www.bertelsmann-

stiftung.de/cps/rde/xbcr/SID-55870FDA-05349113/bst/Croissant%20Trinn%20Cultural%20Conflicts.pdf.[17 Oktober 2012].

Darwin, Muhadjir. (1999). Maskulinitas: Posisi Laki-Laki dalam Masyarakat

Patriarkis. http://www.cpps.or.id/images/S281.pdf. [20 Juni 2013].

De Fina dkk., (2009). Discourse and Identities. New York: Cambridge University Press.

Dmp, (2012, 21 Juni). Ramai-ramai Menari Tortor. Sumut Pos [Online]. Tersedia: http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36520/ramai-ramai-menari-tortor#axzz2NBN2ne8P. [11 Maret 2013].

Eggins, S. (2004). An Introduction to Systemic Functional Linguistics; 2nd edition.

New York: Continuum.

Eryanto. (2001). Analisis Wacana. Jakarta: LKiS

Esparza, D. (2009). National Identity and the Other: imagining the EU from the

Czech Lands. Dalam National Papers [Online]. Vol. 38 (3), 25 halaman.

Tersedia:

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=0b0065ec-ea1e-46d4-a83a-5f9df2071fa3%40sessionmgr112&vid=1&hid=104. [23 Juni 2012].

Facal dkk., (2008). Identities, Social Representations and Critical Thinking. Dalam: Culture Study of Sciences and Education. [Online].Vol. 4:689–695. Tersedia:

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=5d799b3f-2f22-43e9-99ba-c47b01e37963%40sessionmgr115&vid=1&hid=105. [6 Desember 2012].

Fairclough, N. (1995). Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language. (pp. 27-70, 130-167, 187-215, 219-233). London & New York: Longman Group Ltd.

(42)

102

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fairclough, N. (2009). A Dialectical-Relational Approach Critical Discourse

Analysis in Social Research dalam Wodak, R. dan Meyer, M. (2009). pendemo-tortor-ditangkap#axzz2NBN2ne8P. [11 Maret 2013].

Fearon, D. (1999). What is Identity: as we know use the word.[Online]. Tersedia: http://www.stanford.edu/~jfearon/papers/iden1v2.pdf [2 Oktober 2012].

Frank, M. (1972). Modern English. New Jersey. Prentice-Hall.

Gus, (2012, 21 Juni). Warga Manortor di Konjen Malaysia. Sumut Pos [Online]. Tersedia: http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36472/warga-manortor-di-konjen-malaysia#axzz2NBN2ne8P. [11 Maret 2013].

Hamad, I. (2005). Lebih Dekat dengan Analisis Wacana. Dalam Jurnal Mediator

[Online]. Vol. 2, 8 (325-344). Tersedia:

Herlina, R. (2010). Festival Seni Budaya Melayu Dalam Perspektif Kepentingan

Nasional Indonesia. [Online].Tersedia:

http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/1608/601. [24 Juni 2012].

Hernandez, A. A. (2008). Discursive Strategies in The Construction of National

Identity: A Critical Discourse Analysis of The Gibraltar Issue in The Printed Media. Dalam EBSCO [Online]. Tersedia: http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=8797affa-5b04-451b-8d24-2ffca4a3dd10%40sessionmgr115&vid=1&hid=104. [1 September 2012].

Hornby, A.S. (2000). Oxford Advanced Learner‟s Dictionary. New York: Oxford University Press.

(43)

103

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Inayati (2007), Diplomasi Indonesia-Malaysia: Kasus Ambalat. [Online]. Tersedia:

Sambilan. Tempo [Online]. Tersedia: http://www.tempo.co. [27 September

2012]. bih=667 [14 November 2012].

Jager, S. dan Mayer, F. Theoretical and Methodoligal Aspects of Foucauldian

Critical Discourse Analysis and Dispositive Analysis dalam Wodak, R.,dan

Meyer, M.(2009). Methods of Critical Discourse Alanysis: 2nd Edition.

London: Sage Publications Ltd.

Jensen, V. K. (2008). Thesis: Afrikaner Identities in Contemporary South Africa

Approached Through Discourse Theory and The Discourse-Historical

Approach. [Online]. Tersedia:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=afrikaner%20identities%20in%

(44)

104

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KhosraviNik, M. (2010). Actor Descriptions, Action Attributions, and

Argumentation: Towards A Systematization of CDA Analytical Categories in The Representation of Social Groups. Dalam Critical Discourse Studies

[Online].Vol.7,8(54-72).Tersedia:

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=6bbe2c72-f1aa-46c2-ac18-2bd3292c6da7%40sessionmgr4&vid=1&hid=24. [6 Mei 2013]

Kumar, Chandra. (2005). Foucault and Rorty on Truth and Ideology: A

Pragmatist View from the Left. Dalam Contemporary Pragmatism.

[Online].Vol.2, 1 (35-93).

Warisan Budaya.Sindonews [Online].Tersedia: http://sindonews.com. [27

September 2012].

Levinson, S. C. (1995). Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press

Lim. (2012, 19 Juni). Ganyang Malaysia, Klaim Tor-Tor. Haluan Kepri [Online]. Tersedia: http://www.haluankepri.com. [27 September 2012].

Melati.A. (2010). Sikap Pemerintah Indonesia Dalam Mengatasi Klaim Budaya

oleh Malaysia (Studi Kasus Tari Pendet Bali). [Online]. Tersedia:

http://publikasi.umy.ac.id/index.php/hi/article/viewFile/675/1501. [1 Oktober 2012].

Mole, R. C.M. (2007). Discursive Constructions of Identity in European Politics New York: Palgrave Macmillan.

Munib, A. T. Alasan Pemerintah Indonesia Menyerahkan Sengketa Kepemilikan

Pulau Sipadan dan Ligitan Kepada Mahkamah Internasional. [Online].

Tersedia: http://djangka.org. [3 Oktober 2012].

Munthe, S. R., (2012, 18 Juni). Malaysia Klaim Tor-tor dan Gordang Sembilan.

Sumut Pos [Online]. Tersedia:

(45)

105

Suroto, 2013

Strategi Nominasi Untuk Merepresentasikan Identitas Nasional Dalam Wacana Media Terkait Konflik Budaya Indonesia-Malaysia

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prihandoko dan Syailendra. (2012, 21 Juni). Malaysia Sudah Tujuh Kali

Mengklaim Budaya RI. Tempo [Online]. Tersedia: http://www.tempo.co. [27

September 2012].

Press, Associated, (2012, 4 September). Malaysia Blames Discovery Channel in

Dance Flap. Seatle Times [Online]. Tersedia:

http://seattletimes.com/html/nationworld/2009804119_apasmalaysiaindones iadancedispute.html. [27 September 2012].

Reah, D. (2002). The Language of Newspapers. (2nd ed.). London & New York: Routledge Taylor & Francis Group.

Reisigl, M., dan Wodak, R. (2009). The Discourse Historical Approach dalam Wodak, R., dan Meyer, M. (2009). Methods of Critical Discourse Alanysis:

2nd Edition. London: Sage Publications Ltd.

Richardson, K. (2002). Critical Linguistics and Textual Diagnosis. In M. Toolan. (Ed.), Critical Discourse Analysis. Critical Concepts in Linguistics. Vol. I: Precursors and Inspirations.( 358-374). London & New York: Routledge.

Sahin, Sanem. (2011). Open Borders, Closed Minds: The Discursive Construction

of National Identity in North Cyprus. Dalam Media Culture Society.

[Online]. Vol 33, 583. Tersedia:

http://mcs.sagepub.com/content/33/4/583.full.pdf+html. [10 Oktober 2012]. Setiawan, E. (201). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia:

kbbi.web.id

Sisworo, A.dkk., (2012, 19 Juni). Pengacara Batak Siap Gugat Malaysia. Sumut

Pos [Online]. Tersedia:

http://www.hariansumutpos.com/2012/06/36405/pengacara-batak-siap-gugat-malaysia#axzz2NBN2ne8P. [11 Maret 2013].

Suryadinata, L. (1999). Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Tabolt, Mary. (2007). Media Discourse: Representation and Interaction. Edinburg: Edinburg University Press Ltd.

Thontowi (2009), Blok Ambalat Wilayah Indonesia. [Online]. Tersedia:

http://jawahirthontowi.wordpress.com/2009/09/14/blok-ambalat-wilayah-indonesia/. [12 Desember 2012].

Van Leeuwen, T. (2008). Discourse and Practice: new tools for critical discourse

Gambar

Tabel 4.17  Frekuensi penggunaan strategi nominasi berupa kata benda untuk
Tabel 3.5. Tabel Analisis strategi nominasi

Referensi

Dokumen terkait

Our previously reported one- and two-phase isochoric heat capacities and speci fi c volumes at saturation were used to calculate internal pressure of molecular liquids (water,

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dilakukan penelitian kembali mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan emisi karbon dengan judul “Analisis

Penelitian sebelumnya dalam mengatur gerak robot menerapkan metode yang berbeda pada jenis robot yang berbeda seperti, dalam penelitian [2] Perancangan robot

DAAD Alumni Winter School Hohenheim.. Iniversity, Stuttgart Germany

In the FMP there is an annual update of the Forestry Plan. En el PMF, existe una actualización anual del Plan de Ordenación. Verifiers: Plan de Ordenación. Procedimiento para la

Komunikasi data merupakan suatu tekhnologi yang dapat membawa data atau informasi dari suatu tempat ke tempat lain dengan media kabel, maupun nirkabel,

TRANSITIVITY ANALYSIS OF TENTH GRADE STUDENTS’ RECOUNT TEXTS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TABLE OF

Pemberian gas LPG pada knalpot inovatif berteknologi catalytic converter dengan material katalis baja karbon rendah sangat berpengaruh terhadap aliran gas buang yang