ABSTRAK
PENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT
SISWA KELAS V SDN 9 BANDUNG BARU PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012
Oleh SUTIKNO
Penddidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara dengan metode pembelajarn modifikasi alat bantu pada siswa kelas SDN 9 Bandung Baru Prengsewu Tahun Pelajaran 2012.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan latihan melompati kardus yang tingginya 25 cm sambil meraih bola yang digantung, dan siklus kedua dengan penggunaan bentuk latihan lompat box yang tingginya 30 cm serta sambil meraih bola yang digantung.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SDN 9 Bandung Baru Prengsewu Tahun Pelajaran 2012 yang berjumlah 25 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara yang meliputi posisi awalan, posisi tolakan, posisi melayang di udara dan posisi mendarat.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara melalui penggunaan modifikasi alat bantu pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 60,00 %, siklus kedua sebesar 88,00 %.
Dengan modifikasi alat melalui latihan lompat menggunakan box dengan
PENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT
SISWA KELAS V SDN 9 BANDUNG BARU PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012
Oleh
SUTIKNO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
1
PENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT
SISWA KELAS V SDN 9 BANDUNG BARU PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012
(Skripsi)
Oleh
SUTIKNO
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
i DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 6
B. Belajar ... k 7 C. Atletik ... 9
D. Lompat Jauh ... 11
E. Tahap Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 12
F. Modifikasi Alat ... 15
G. Kerangka Pikir ... 16
H.Hipotesis ... 18
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 19
B. Setting Penelitian ... 20
C. Subyek Penelitian ... 20
D. Rencana Tindakan ... 20
E. Instrument Penelitian ... 22
F. Teknik Analisis Data ... 27
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 28
B. Pembahasan ... 32
ii V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 36
B. Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 : Lapangan Lompat Jauh ... 12
Gambar 2 : Teknik Awalan Lompat Jauh ... 12
Gambar 3 : Teknik Tolakan Lompat Jauh... 13
Gambar 4 : Gerakan Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Secara
Keseluruhan ... 13
Gambar 5 : Teknik Mendarat Lompat Jauh ... 14
Gambar 6 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 20
Gambar 7: Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RK dan < RK Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Disetiap Siklus ... 31
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Instrument Penelitian ... 23 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya
Berjalan Di Udara Pada Tes Awal ... 28 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya
Berjalan Di Udara Siklus I ... 29 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya
Berjalan Di Udara Siklus I ... 30 5. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Wiyono, M.Pd ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Sutikno NPM : 1013118014
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peningkatkan Gerak Dasar Lompat Jauh Berjalan Di Udara Dengan Menggunakan Modifikasi Alat Siswa Kelas V SDN 9 Bandung Baru Prengsewu Tahun
Pelajaran 2012” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei sampai dengan 17 Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila
dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.
Prengsewu, September 2012
Judul Skripsi : PENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT SISWA KELAS V SDN 9 BANDUNG BARU
PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012
Nama Mahasiswa : Sutikno Nomor Pokok mahasiswa : 1013118014
Program Studi : Pendidikan Jasmani Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Imu Pendidikan Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Wiyono, M.Pd
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul ” Peningkatkan Gerak Dasar Lompat Jauh Berjalan Di Udara
Dengan Menggunakan Modifikasi Alat Siswa Kelas V SDN 9 Bandung Baru Prengsewu Tahun Pelajaran 2012” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian
gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
4. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. selaku Pembahas atau penguji utama.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan
kelancaran dalam urusan administrasi.
7. Kepala SDN 9 Bandung Baru Prengsewu yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2012.
8. Siswa-siswi kelas V SDN 9 Bandung Baru Prengsewu Tahun Pelajaran 2012, terima
kasih atas waktu dan kerjasamanya.
9. Teman-teman seperjuangan Penjaskesrek S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1
secepatnya. Semangat.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Prengsewu, 2012 Penulis
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan
potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak, dan karya yang diberi bentuk,
isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral
dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan
aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas
emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui
aktivitas jasmani dan olahraga.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang
dilakukan secara sistematis.Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan
untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik,
sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Namun dalam proses pembelajaran pendidikan jasamani di SDN 9 Bandung
2
guru pendidikan jasmani seperti kurangnya sarana penunjang pembelajaran
yang membuat siswa sulit untuk mengerti apa yang disampaikan oleh guru
dan bagaimana melakukan gerakan-gerakan dengan benar akibatnya siswa
sering bosan dalam mengikuti pembelajaran dan memilih bermain-main
daripada mengikuti pembelajaran dengan baik, sehingga proses belajar-
mengajar menjadi kurang optimal. Dalam pembelajaran atletik misalnya
siswa sulit untuk memahami dan mempraktikan gerakan-gerakan yang
diajarkan. Seperti nomor lompat jauh, khususnya lompat jauh gaya berjalan di
udara. Siswa kurang memahami bagaimana melakukan gerakan dengan
benar. Selain itu juga permasalahan yang muncul adalah bagaimana memilih
strategi, pendekatan dan metode pembelajaran yang cocok untuk
menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan karakteristik dan kompetensi
siswa serta kemampuan memahami dan melakukan gerakan dengan benar.
Maka dari itu, saat ini guru diharuskan lebih kreatif dalam menyusun metode
pembelajaran agar lebih bervariasi. Dengan banyaknya ragam dan metode
pembelajaran serta penggunaan alat bantu pada pembelajaran atletik,
khususnya gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar.
Lompat jauh gaya berjalan di udara merupakanjenisketerampilan yangmenuntut
kemampuanyangtinggi, karena pada saat melayang di udara siswa harus
mengayunkan kedua kakinya. Sehingga akan terlihat seperti berjalan di
udara. Karena itu, dalam melakukan gerakan lompat jauh gaya berjalan di
udara harus mempunyai kemampuan menolak yang baik. Sehingga dapat
3
berjalan di udara dengan sempurna. Hasil tolakan juga dipengaruhi oleh
kecepatan berlari siswa semakin kencang siswa berlari akan semakin kuat
tolakanya. Selain itu sikap pada saat mendarat juga sangat penting karena
posisi kita saat mendaratlah yang akan diukur seberapa jauh kita melakukan
lompatan. Masalah yang dihadapi siswa dalam belajar pendidikan jasmani
dan kesehatan dengan materi pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di
udara adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN 9 Bandung Baru
Prengsewu, karena hanya 5 siswa atau 20% yang dapat melakukan gerakan
lompat jauh gaya berjalan di udara dengan benar dari 25 siswa. Untuk
mengatasi kesulitan tersebut maka perludiciptakancarabelajaruntuk awalan,
menolak, sikap melayang di udara dan mendarat dengan tepat, salah satunya
dengan menggunakan Modifikasi alat. Pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di
udara dengan alat bantu merupakan salah satu cara untuk mengatasi kesulitan,
karena dengan modifikasi alat anak akan mudah dalam mengikuti
pembelajaran lompat jauh, khususnya lompat jauh gaya berjalan di udara.
Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan judul “Peningkatkan
Gerak Dasar Lompat Jauh Berjalan Di Udara Dengan Menggunakan
Modifikasi Alat Siswa Kelas V SDN 9 Bandung Baru Prengsewu”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasi
masalah, sebagai berikut :
4
gaya berjalan di udara.
2. Rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan sikap melayang lompat
jauh gaya berjalan di udara.
3. Kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan sikap mendarat lompat
jauh gaya berjalan di udara.
C.Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk
memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari
penelitian ini, adapun batasan masalah tersebut adalah hanya ingin mengetahui
apakah ada peningkatan pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara
dengan menggunakan modifikasi Alat Siswa Kelas V SDN 9
Bandung Baru Prengsewu.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :“Apakah pembelajaran lompat jauh gaya berjalan
di udara dapat ditingkatkan dengan modifikasi alat Siswa Kelas V SDN 9
Bandung Baru Prengsewu?”.
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah :
“Ingin meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara dapat
ditingkatkan dengan modifikasi alat Siswa Kelas V SDN 9
5
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan data secara empiris mengenai alat-alat yang dapat
dimodifikasi dalam pembelajaran lompat tinggi.
2. Bagi guru
Guru mendapatkan bahan pemikiran dalam memilih modifikasi alat dalam
pembelajaran lompat tinggi.
3. Bagi siswa
Meningkatkan dan memperbaiki gerak dasar lompat tinggi gaya gunting
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk
jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk
jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir
dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan
pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa
tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan
pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas
jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.
Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai
karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga mampu
meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
7
sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar
diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan
afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa
untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara
melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. (Kurikulum Penjas,
2004)
Pendidikan Jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi
lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali
potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan
saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak,
menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu
keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar
keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat
menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.
B. Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan
sebagai objek dari kegiatan pengajaran.Belajar pada hakikatnya adalah
perubahan yang terjadi didalam diri seseorang setelah melakukan
aktifitas belajar. (Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006:44) Sedangkan
belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu
kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan.
8
Menurut Thorndike dalam Arma Abdulllah dan Agus manadji (1994:
162) belajar adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh alat indera
(stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons).Ada tiga aspek penting
dalam belajar, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum
pengaruh.
B. Hukum kesiapan
Berarti bahwa individu akan belajar jauh lebih efektif dan cepat bila
ia telah siap atau matang untuk belajar dan seandainya ada
kebutuhan yang dirasakan. Ini berarti dalam aktivitas pendidikan
jasmani guru seharusnyalah dapat menentukan materi-materi yang
tepat dan mampu dilakukan oleh anak. Guru harus memberikan
pemahaman mengapa manusia bergerak dan cara melakukan gerakan
secara aman, efisien dan efektif. Sehingga kegiatan belajar akan
memuaskan.
C. Hukum latihan
Jika seseorang ingin memperoleh hasil yang lebih baik, maka ia
harus berlatih. Sebagai hasil dari latihan yang terus-menerus akan
diperoleh kekuatan, tetapi sebagai hasil tidak berlatih akan
memperoleh kelemahan. Kegiatan belajar dalam pendidikan
diperoleh dengan melakukan.Melakukan berulang-ulang tidak berarti
mendapatkan kesegaran atau keterampilan yang lebih baik. Melalui
pengulangan yang dilandasi dengan konsep yang jelas tentang apa
yang harus dikerjakan dan dilakukan secara teratur akan
9
Ini berarti guru harus menerapkan latihan atau pengulangan dengan
penambahan beban agar meningkatnya kesegaran jasmani anak,
dengan memperhatikan pula fase pertumbuhan dan perkembangan
anak.
D. Hukum pengaruh
Bahwa seseorang individu akan lebih mungkin untuk mengulangi
pengalaman yang memuaskan daripada
pengalaman-pengalaman yang mengganggu. Hukum ini seperti yang berlaku pada
pendidikan jasmani mengandung arti bahwa setiap usaha seharusnya
diupayakan untuk menyediakan situasi-situasi agar siswa mengalami
keberhasilan serta mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan
memuaskan. Guru harus merencanakan model-model pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan, akan lebih baik jika disesuaikan
dengan fase pertumbuhan dan perkembangan anak, pada usia remaja,
anak akan menyukai permainan, bermain dengan
kelompok-kelompok dan menunjukkan prestasinya sehingga mendapat
pengakuan diri dari orang lain.
C. Atletik
Atletik berasal dari bahasa Yunani, yaitu Athlon atau Athlum yang
artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, sedangkan orang yang
melakukannya dinamakan Athleta (atlet). Istilah lain yang menggunakan
atletik adalah Athletics (bahasa Inggris), Athletiek (bahasa Baelanda),
10
Atletik yang kita kenal saat ini adalah olahraga yang paling tua di dunia.
Gerak-gerak dasar yang terkandung dalam atletik sudah dilakukan sejak
adanya peradaban manusia di muka bumi ini. Bahkan gerakan itu sudah
dilakukan sejak manusia dilahirkan yang secara bertahap bekembang
sejalan dengan tingkat perkembangan, pertumbuhan dan kematangan
biologisnya.
Menurut seoarang Pujangga Yunani bernama Humeros dalam bukunya
berjudul Liliad. Diperkirakan kegiatan atletik sudah dilakukan sejak
1100 SM, tercatat nama-nama seperti Eurialus, Epius, Odiseus, Aias dan
Argamenon. Mereka disebut jago-jago berkuda, lari dan lempar lembing.
Odiseus saat itu disebut sebagai jagonya lempar cakram yang belum
terkalahkan lemparanya. Sehingga gambar Odesius yang sedang
melempar cakram diabadikan sebagai simbol atletik dan di Indonesia
dipakai untuk lambang PASI.
Kemudian kegiatan club-club atletik mulai menyebar ke luar Eropa
dimulai dari Kerajaan Inggris, terus ke Amerrika, ke New Zeland,
Belgia, Afrika Selatan dan Negara-negara lainya.Pada tahun 1912 pada
saat penyelenggaraan Olimpiade Modern yang ke 5, yang diadakan di
Stokholm Swedia, diadakan Kongres dalam rangka membentuk Federasi
atletik dunia yang kemudian federasi itu diberi nama IAAF
11
Sedangkan di Indonesia sendiri organisasi atletik untuk pertama kalinya
didirikan pada tanggal 3 September tahun 1950 di Kota Semarang yang
sekarang disebut PASI. Nomor-nomor yang dipertandingkan pada
perlombaan atletik antara Lain : ntuk nomor lari terdiri dari lari jarak
pendek(100 m, 200 m, dan 400 m), lari jarak menengah (800 m, 1500 m,
3000 m,), lari jarak jauh (5000 m, 10.000 m ), marathon (42 km, 195 km
), jalan cepat (5 km, 10 km, 20 km ).Untuk nomor lompat terdiri dari
lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, dan lompat tinggi galah.
Untuk nomor lempar terdiri dari lempar lembing, lempar cakram, lontar
martil, dan tolak peluru.
D. Lompat Jauh
Lompat jauh adalah salah satu nomor yang terdapat pada nomor lompat
yang melputi cara melakukan awalan , tumpuan, melayang di udara dan
cara melakukan pendaratan (Tamsir Riyadi : 1985 : 95). Lompat jauh
adalah lompat sejauh-jauhnya yang mempunyai unsur-unsur pokok
meliputi awalan, tolakan, sikap badan ketika berada di udara, sikap
badan pada waktu jatuh atau mendarat.(Engkos 1985 : 76). Ada
Beberapa macam gaya dalam lompat jauh, gaya Jongkok, gaya
menggantung, gaya berjalan di udara.
1. Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara
Gaya berjalan di udara merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh.
Mengapa disebut berjalan di udara, karena gerak dan sikap badan di
12
unsur-unsur dalam melakukan lompat jauh gaya berjalan di udara
adalah: awalan, tumpuan, melayang dan mendarat. Tanpa penguasaan
tekhnik yang baik dan benar hasil yang diperolehnya tidak akan
maksimal.
2. Lapangan Lompat jauh
jarak awalan lari sampai balok tumpuan 45m, balok tumpuan tebal
10cm, panjang 1,72m, lebar 30cm, bak lompatan panjang 9m, lebar
2.75m, kedalaman bak lompat ± 1 meter. Gerak lompat jauh
merupakan gerakan dari perpaduan antara Kecepatan (speed),
Kekuatan (stenght), Kelenturan (flexibility), Daya tahan (endurance),
Ketepatan (acuration).
Gambar 1. Lapangan lompat jauh
E. Tahap Dalam Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara
1. Awalan, sebaiknya dilakukan pada saat jarak yang memadai oleh
pelompat. Pelompat memiliki naluri yang berbeda antara pelompat
yang satu dengan yang lainya. Yang perlu dipahami oleh seorang
13
dan kecepatan. Agar saat tolakan tepat, guru biasanya mengunakan
tanda pada lintasan yang akan dilalui pelompat.
Gambar 2 : Teknik Awalan Lompat Jauh
2. Tolakan, melakukan tolakan dapat digunakan kaki kiri atau kanan
sesuai dengan kebiasaan pelompat. Sebaiknya menggunakan kaki
yang memiliki kekuatan dominan. Ketika kaki menolak ke balok
tumpuan badan harus dicondongkan ke depan agar keseimbangan
tetap terjaga, pandangan kedepan dengan ke dua lengan berada di
samping badan.
14
3. Melayang, setelah pelompat menumpu pada balok tumpuan, maka
badan akan dapat terangkat di udara. Dengan melakukan sikap
berjalan di udara kedua kaki saling bergantian mengayuh di udara,
sebelum kaki mendarat usahakan berada dalam posisi udara selama
mungkin.
Gambar 4 : Gerakan Lompat jauh gaya berjalan di udara secara keseluruhan
4. Mendarat pelompat harus menjulurkan kedua belah tanganya ke depan
dan kemudian ditarik ke belakang. Sementara kedua kaki dilijurkan
kedepan sejauh mungkin.daratkan kedua kaki secara bersamaan agar
terhindar dari cedera. Jatuhkan berat badan kedepan.
15
F. Modifikasi Alat
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2005: 751) modifikasi artinya
pengubahan, atau perubahan. Menurut Bahagia dan Suherman (2000:41)
modifikasi merupakan salah satu usaha para guru agar pembelajaran
mencerminkan DAP (Developentally Appropriate Practice) termasuk
didalamnya body scaling atau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa
yang sedang belajar.
Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi
pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas
belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar.
Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan
membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari
tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi.
Modifikasi yang berprinsip DAP diarahkan agar aktifitas belajar sesuai
dengan tingkat perkembangan anak, serta dapat membantu dan
mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah perubahan yang
lebih baik.
Penggunaan alat modifikasi diharapkan dapat memotivasi anak
melakukan tugas gerak yang diberikan. Sehingga pembelajaran
Pendidikan Jasmani yang diharapkan tercapai. Slameto (1995: 12)
menyatakan proses belajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan
pada diri anak berupa perubahan prilaku yang menyangkut pengetahuan,
16
harus menunjukkan kegembiraan, semangat yang besar dan percaya diri.
Atas dasar tersebut, guru berperan untuk mempertahankan kelangsungan
proses belajar mengajar, guna tercapainya tujuan belajar yang sudah
ditetapkan. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas
dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang
digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya, berat-ringannya,
besar-kecilnya, tinggi-rendahnya dan panjang-pendek peralatan yang
digunakan. (Bahagia dan Suherman, 2000:48)
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan Box, Kardus, dan Bola Yang digantung. Dengan
modifikasi alat lompat jauh tersebut diharapkan akan meningkatkan
keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di undara pada
siswa kelas V.
G. Kerangka Pikir
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru
dalam memilih dan menerapkan teknik dan penggunaan alat bantu yang
tepat dalam proses pembelajaran. Hasil belajar terlihat dari perubahan
yang menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pendidikan
Jasmani sebagai pendidikan melalui gerak menuntut adanya penggunaan
alat bantu atau alat modifikasi untuk membantu dan mempermudah guru
17
Lompat jauh adalah salah satu nomor yang terdapat pada nomor lompat
yang melputi cara melakukan awalan , tumpuan, melayang di udara dan
cara melakukan pendaratan (Tamsir Riyadi : 1985 : 95). Lompat jauh
adalah lompat sejauh-jauhnya yang mempunyai unsur-unsur pokok
meliputi awalan, tolakan, sikap badan ketika berada di udara, sikap
badan pada waktu jatuh atau mendarat.(Engkos 1985 : 76). Ada
Beberapa macam gaya dalam lompat jauh, gaya Jongkok, gaya
menggantung, gaya berjalan di udara.
Pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa SD selama
ini cenderung monoton karena dalam mengajarkan gerakan lompat jauh
gaya berjalan di udara siswa hanya diberi contoh beberapa kali dan
siswa mempraktikanya. Orentasi pembelajaran yang seperti ini tidaklah
efektif, sebab dengan orentasi pembelajaran yang seperti ini kemampuan
siswa tidak tergali secara optimal. Pembelajaran lompat jauh gaya
berjalan di udara pada siswa Kelas V SDN 9 Bandung Baru Prengsewu,
masih kurang efektif dan optimal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
siswa yang kesulitan melakukan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan
di udara dan hasil belajar yang kurang memuaskan. Adapun hal-hal
yang menyebabkan siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasar lompat
jauh gaya berjalan di udara adalah: kurangnya kemampuan siswa dalam
melakukan gerakan berjalan di udara karena dalam gerakan ini siswa
harus mampu melompat setinggi-tingginya agar dapat melakukakan
18
Salah satu solusi yang dapat dilakukan guru olahraga untuk
meningkatkan Pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara pada
Siswa Kelas V SDN 9 Bandung Baru Prengsewuadalah, menggunakan
modifikasi alat karena dengan menggunakan modifikasi alat bantu
diharapkan dapat mempermudah siswa dalam belajar khususnya dalam
pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara.Sehingga indikator
pembelajaran dapat tercapai.
H. Hipotesis Tindakan
Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian
tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis
tindakan.Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk
menghasilkan perbaikan yang diinginkan.
Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
“Dengan penggunaan modifikasi alat dapat meningkatkan gerak dasar
lompat Jauh gaya Berjalan Di Udara pada siswa kelas V SDN 9
19
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas atau yang disebut Classroom Action Research, yaitu penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran dikelasnya.Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan
hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka
responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang
benar-benar nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu
dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri
dan kemudian dicari pemecahannya.Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah
pembelajaran, meningkatkan profesionalisme dan menunjukan budaya
akademik. (Arikunto, dkk. 2007: 61).
Dalam penelitian PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa
20
penelitian sampai tiga siklus dan setiap siklus memiliki tindakan yang
[image:32.595.157.484.147.287.2]berbeda. Seperti digambarkan di bawah ini:
Gambar 6 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian : SDN 9 Bandung Baru Prengsewu
2. Pelaksanaan penelitian : Penelitian dilaksanakan selama satu bulan
C. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas V di SDN 9 Bandung Baru
Prengsewu yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 14 laki-laki dan 11
perempuan.
D. Rencana Tindakan
Siklus I
Rencana :
a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus
pertama meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
b. Mempersiapkan instrumen gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di
21
c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
Tindakan :
a. Menjelaskan bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada siklus
pertama. Bentuk kegiatannya adalah latihan melompati kardus
sambil meraih bola yang digantung.
b. Siswa dibariskan kemudian siswa diberitahukan mengenai penelitian
pada tatap muka tersebut.
c. Menginstruksikan siswa untuk melakukan latihan yang direncanakan
pada tatap muka tersebut.
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan
mengevaluasi dari hasil siklus pertama.
Refleksi :
a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
b. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua
Siklus II
Rencana :
a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus
pertama meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
b. Mempersiapkan instrumen gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di
udarauntuk penilaian diakhir proses pembelajaran.
c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
22
Tindakan :
a. Menjelaskan bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada siklus kedua,
yaitu latihan lompat box serta sambil meraih bola yang digantung.
b. Siswa dibariskan kemudian siswa diberitahukan mengenai penelitian
pada tatap muka tersebut.
c. Menginstruksikan siswa untuk melakukan latihan yang direncanakan
pada tatap muka tersebut.
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan
mengevaluasi dari hasil siklus kedua.
Refleksi :
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
E. Instrumen dan Cara Pengambilannya
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan
PTK di setiap siklusnya. Instrumen dalam penelitian ini berupa penilaian
kualitas gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara. Rentang nilai
yang digunakan dalam penilaian adalah 1-3, dengan nilai 1 adalah
23
Tabel 1. Instrumen Penelitian
Format Lembar Penilaian
Keterampilan Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara LEMBAR PENILAIAN
Nama : ... Kelas : ... Materi : ...
N
o
Gerakan Aspek
(Indikator)
Bobot Kriteria Gerak (Deskriptor) Nilai
1 2 3
1 Awalan 1. Sikap awal
2. Lari awalan
3. Pandangan dan
tiga langkah terakhir sebelum menolak. 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Berdiri membungkuk pandangan
lurus ke depan kaki rapat
Badan berdiri tegak pandangan
ke depan kaki rapat
Badan berdiri tegak pandangan
ke depan kaki selebar bahu
Badan tegak lurus kaki tidak
diangkat, lambat, ayunan tangan
rileks dan seirama
Badan condong ke depan Kaki
diangkat, lambat dan ayunan
tangan rileks dan seirama
Badan condong ke depan kaki
diangkat, cepat, ayunan tangan
rileks dan seirama
Pandangan ke depan langkah
diperlambat sebelum menolak
pandangan rileks ke depan dan
langkah kaki tidak dipercepat.
24
langkah kaki dipercepat sebelum
menolak.
2 Tolakan 1. Ketepatan
tungkai
menolak
2. Posisi kedua
lengan
3. Sikap badan,
gerakan tungkai dan pandangan 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Kaki menolak sekuat-kuatnya
tidak pada papan tolakan
Kaki tepat menolak dengan
menggunakan kedua kaki
Kaki tepat menolak
sekuat-kuatnya pada papan tolakan
menggunakan kaki yang terkuat
Lengan tidak diayun
Lengan diayun dari belakang ke
depan bersamaan dengan kaki
ayun
Lengan diayun dimulai dari
belakang ke depan berlawanan
dengan kaki ayun
Badan tegak kaki dan pinggang
tidak diluruskan pada saat
menolak pandangan lurus ke
depan.
Badan tegak luruskan kaki tolak
dan pingang pada saat menolak
pandangan lurus ke depan
Badan condong ke depan
luruskan kaki tolak dan
pinggang pada waktu menolak
25
3 Sikap
Melayang
1. Gerakan
tungkai saat di
udara
2.Gerakan lengan
saat di udara
3.Pandangan dan gerakan tungkai sebelum mendarat. 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Pada saat kaki tolakan lepas dari
papan tumpuan ke dua kaki
diangkat setinggi tingginya.
Pada saat kaki tolakan lepas dari
papan tumpuan kaki ayun
diangkat setinggi tingginya
Pada saat kaki tolakan lepas dari
papan tumpuan kaki ayun
diangkat ke depan . Kemudian
kaki ayun diturunkan dan ditarik
kebelakang.
Lengan dibiarkan di samping
Hanya satu lengan yang
diangkat ke atas
Kedua lengan diangkat ke atas
Pandangan rileks ke depan dan
kaki tolakan dibiarkan di
belakang dan siap mendarat
Pandangan rileks ke depan dan
kaki tolakan tidak diayunkan ke
depan dan siap mendarat
Pandangan rileks ke depan dan
kaki tolakan diayun ke depan
dan siap mendarat
4 Mendarat 1.Pandangan, 1
2
3
Pandangan ke samping / ke atas
Pandangan lurus ke depan
Pandangan menunduk rileks ke
26
2. Sikap lengan
dan posisi
badan saat
mendarat.
3. Posisi tungkai,
pinggul dan pantat saat mendarat 1 2 3 1 2 3
Posisi badan tetap tegak dan
lengan tidak di tarik ke depan
atas.
Lengan tidak ditarik ke depan,
badan dibungkukan dan dorong
badan ke depan,
Pada saat kedua kaki menyentuh
pasir secara rileks kedua lengan
di tarik ke depan kemudian
badan dibungkukan dan dorong
badan ke depan
Menggunakan dua kaki saat
mendarat pantat menyentuh
pasir
Menggunakan kedua kaki saat
mendarat dan pantat tidak
menyentuh pasir.
Menggunakan kedua kaki saat
mendarat dan kedua kaki di
bengkokan / mengeper saat
mendarat, pantat tidak
menyentuh pasir.
( Buku Pedoman Resmi Mengajar Atletik Suyono 2000)
Keterangan :
Beri tanda () pada skor setiap siswa dalam melakukan gerakan.
27
Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa
yang mencapai nilai >67 di nyatakan tuntas sedangkan yang mendapatkan
nilai <67 dinyatakan belum tuntas.
Indikator penilaian dan KKM tersebut Kemudian di catat pada lembar
observasi.
F. Teknik Analisis Data
Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :
= × 100%
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar
36
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan modifikasi alat pembelajaran melalui latihan melompati kardus yang
tingginya 25 cm sambil meraih bola yang digantung untuk proses
pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat
jauh gaya berjalan di udara pada Siswa Kelas V SDN 9 Bandung Baru
Prengsewu Tahun Pelajaran 2012.
2. Dengan modifikasi alat pembelajaran melalui latihan lompat box yang
tingginya 30 cm serta sambil meraih bola yang digantung untuk proses
pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat
jauh gaya berjalan di udara pada Siswa Kelas V SDN 9 Bandung Baru
37
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat
dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar
lompat jauh gaya berjalan di udara.
2. Untuk siswa Kelas V SDN 9 Bandung Baru Prengsewu agar selalu berupaya
meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.
3. Bagi peneliti lainnya agar penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih
38
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994. Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Bahagia, Yusuf dan Suherman. (2000).Atletik. Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta.
Djamarah,Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006.Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta: Jakarta
Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Sujana, Nana. 1991. Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.