ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT
SISWA KELAS V SDN 2 LUGUSARI PRINGSEWU
Oleh
SUGIYANTO
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar lompat tinggi gaya Gunting dengan Menggunakan alat bantu pada siswa kelas V SDN 2 Lugusari Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas(Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan alat bantu tali karet dan siklus ke Dua dengan alat bantu bilah bambu. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SDN 2 Lugusari Pringsewu Pelajaran 2011/2012. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya Gunting yang meliputi sikap awal pelaksanaan dan sikap akhir.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya Gunting melalui penggunaan alat bantu pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 66,67 %, dan siklus kedua sebesar 90,00 %.
1
UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT
SISWA KELAS V SDN 2 LUGUSARI PRINGSEWU
(Skripsi)
SUGIYANTO
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT
SISWA KELAS V SDN 2 LUGUSARI PRINGSEWU
Oleh
SUGIYANTO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 : Teknik GayaGunting... 9 Gambar 2 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 14
Gambar 3 : Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RK dan < RKDi Setiap Siklus ... 20 Gambar 5 : Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kelas Siswa Yang
i DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Masalah ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 5
B. Belajar ... 6
C. Lomat Tinggi Gaya Gunting ... 8
D. Modifikasi Alat ... 10
E. Kerangka Pikir ... 11
F. Hipotesi Tindakan ... 12
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 13
B. Setting Penelitian ... 14
C. Subyek Penelitian ... 14
D. Rencana Tindakan ... 14
E. Instrument dan Cara Pengambilannya ... 16
F Teknik Analisis Data ... 17
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 19
B. Pembahasan ... 23
ii V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 26
B. Saran ... 26
DAFTAR PUSTAKA ... 28
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting... 17 2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak
Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting... 19 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat tinggi
Gaya Gunting Pada Tes Awal ... 21 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat tinggi
Gaya Gunting Pada Tes Siklus 1... 21
5. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat tinggi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Drs. Ade Jubaedi, M.Pd ...
Penguji
Bukan Pembimbing :Heru Sulistianta, S.Pd,M.Or ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Sugiyanto
NPM : 1013118105
Dengan ini menyatakanbahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting Menggunakan Modifikasi Alat Siswa Kelas V SDN 2 Lugusari Pringsewu”adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Oktober.
Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.
Pringsewu, November 2012
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting Menggunakan Modifikasi Alat Siswa Kelas V SDN 2 Lugusari Pringsewu
Nama Mahasiswa : Sugiyanto Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118105
Program Studi : Penjaskesrek Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul”UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V DI SDN 2 LUGUSARI PRINGSEWU”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Drs. Adejubaedi, M.Pd. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
4. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or.. selaku Pembahas atau penguji utama.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.
7. Kepala SDN 2 Lugusari Pringsewu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2012.
8. Siswa-siswi kelas V SDN 2 Lugusari Pringsewu Tahun Pelajaran 2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.
9. Teman-teman seperjuangan S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan keolahragaan S1 dalam jabatn secepatnya dan tetap semangat.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Pringsewu, November 2012 Penulis
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak , dan karya yang diberi bentuk,
isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan
aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui
aktivitas jasmani dan olahraga.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang
dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik,
sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
2
struktur materi Pendidikan Jasmani untuk TK sampai SD/MI kelas 3 SD meliputi kesadaran akan tubuh dan gerakan, kecakapan gerak dasar, gerakan
ritmik, permainan, akuatik (olahraga di air/bila memungkinkan), senam, kebugaran jasmani dan pembentukan sikap dan perilaku. Dan materi
pembelajaran untuk SD/MI kelas 4 sampai 6 adalah aktivitas pembentukan tubuh, permainan dan modifikasi olahraga, kecakapan hidup di alam bebas, dan kecakapan hidup personal (kebugaran jasmani serta pembentukan sikap
dan perilaku).
Berdasarkan observasi peneliti pada materi lompat tinggi ditemukan bahwa hampir rata-rata siswa kelas V belum dapat melewati mistar menggunakan
gaya gunting. Dari jumlah seluruh siswa yaitu 30 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan, tidak ada satupun yang berhasil dengan
sempurna melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting. Berdasarkan
hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran Penjaskes pada materi lompat tinggi belum berhasil.
Kesulitan yang dialami siswa dalam melakukan lompat tinggi adalah saat
melakukan gerak mengambil ancang-ancang melompat. Ragu dalam mengambil ancang-ancang membuat hasil langkahan kaki seperti gunting
untuk melewati mistar tidak dilakukan dengan maksimal. Langkahan kaki terlalu rapat antaar kaki yang melangkah lebih dulu dengan mistar sehingga tersentuh mistar. Ada lagi yang telah melangkah dengan benar tapi saat kaki
3
guru, siswa takut pada mistar lompat tinggi. Oleh sebab itu, dalam upaya meningkatkan ketuntasan belajar, dapat peneliti simpulkan untuk melakukan
modifikasi pada mistar lompat tinggi dengan alat yang menarik tapi juga tidak menakutkan bagi siswa. Dengan penggunaan modifikasi mistar ini
diharapkan siswa akan berani mencoba latihan yang diberikan sehingga dengan latihan berulang-ulang siswa akan meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting.
Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan judul“Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting Menggunakan
Modifikasi Alat Siswa Kelas V SDN 2 Lugusari Pringsewu”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Rata-rata siswa belum bisa melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya
gunting
2. Siswa masih ragu melakukan ancang-ancang lompat tinggi
4
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah berikut : “Apakah dengan penggunaan modifikasi alat berupa karet, pelepah pisang
dan bambu dapat meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting?”
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah : “Ingin meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting siswa kelas V
SDN 2 Lugusari Pringsewu”.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan data secara empiris mengenai alat-alat yang dapat dimodifikasi dalam pembelajaran lompat tinggi.
2. Bagi guru
Guru mendapatkan bahan pemikiran dalam memilih modifikasi alat dalam pembelajaran lompat tinggi.
3. Bagi siswa
Meningkatkan dan memperbaiki gerak dasar lompat tinggi gaya gunting
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani
mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan
melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut
dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.
Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar
diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa.
Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. (Kurikulum Penjas, 2004)
Pendidikan Jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi
lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan saluran yang
tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak,
menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang
perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.
B. Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai
objek dari kegiatan pengajaran. Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi didalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas belajar.
Menurut Thorndike dalam Arma Abdulllah dan Agus manadji (1994: 162)
belajar adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh alat indera (stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons). Ada tiga aspek penting dalam belajar, yaitu
hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh.
a. Hukum kesiapan
Berarti bahwa individu akan belajar jauh lebih efektif dan cepat bila
ia telah siap atau matang untuk belajar dan seandainya ada kebutuhan yang dirasakan. Ini berarti dalam aktivitas pendidikan jasmani guru seharusnyalah dapat menentukan materi-materi yang
tepat dan mampu dilakukan oleh anak. Guru harus memberikan pemahaman mengapa manusia bergerak dan cara melakukan gerakan
secara aman, efisien dan efektif. Sehingga kegiatan belajar akan memuaskan.
b. Hukum latihan
Jika seseorang ingin memperoleh hasil yang lebih baik, maka ia harus berlatih. Sebagai hasil dari latihan yang terus-menerus akan diperoleh kekuatan, tetapi sebagai hasil tidak berlatih akan
memperoleh kelemahan. Kegiatan belajar dalam pendidikan diperoleh dengan melakukan. Melakukan berulang-ulang tidak
berarti mendapatkan kesegaran atau keterampilan yang lebih baik. Melalui pengulangan yang dilandasi dengan konsep yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan dan dilakukan secara teratur akan
penambahan beban agar meningkatnya kesegaran jasmani anak,
dengan memperhatikan pula fase pertumbuhan dan perkembangan anak.
c. Hukum pengaruh
Bahwa seseorang individu akan lebih mungkin untuk mengulangi pengalaman yang memuaskan daripada
pengalaman-pengalaman yang mengganggu. Hukum ini seperti yang berlaku pada pendidikan jasmani mengandung arti bahwa setiap usaha seharusnya
diupayakan untuk menyediakan situasi-situasi agar siswa mengalami keberhasilan serta mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan. Guru harus merencanakan model-model pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan, akan lebih baik jika disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan perkembangan anak, pada usia remaja, anak akan menyukai permainan, bermain dengan
kelompok-kelompok dan menunjukkan prestasinya sehingga mendapat pengakuan diri dari orang lain.
C. Lompat Tinggi Gaya Gunting
Lompat tinggi adalah salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik.
Lompat tinggi adalah lompat melewati mistar dan mendarat pada matras yang telah disediakan.
Menurut M. Sakir (1989: 47) adapun cara-cara untuk bisa melompat:
2. Lari perlahan tapi pasti. Langkah kaki di perlebar. Untuk bertumpu pada kaki kanan, posisi dari kiri sebelah mistar dan untuk bertumpu pada kaki kiri, posisi dari sebelah kanan mistar.
3. Kaki yang dekat dengan mistar di ayun keatas depan, sampai melewati mistar. Diatas mistar kaki yang satu menyusul. Badan
tegak atau agak membungkuk kedepan. Usahakan kaki yang menyusul ini lebih tinggi dari kaki yang naik lebih dulu.Kaki bergerak menyilang seperti gunting. Tangan diangkat supaya tidak
mengganggu lompatan.
4. Saat mendarat kaki yang belakang diayun kebawah lebih dulu.
5. Badan diputar kembali, lurus kedepan menghadap mistar.
Gambar 1. Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting.
D. Modifikasi Alat
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2005: 751) modifikasi artinya pengubahan, atau perubahan. Menurut Bahagia dan Suherman (2000:41) modifikasi
(Developentally Appropriate Practice) termasuk didalamnyabody scaling atau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar.
Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar
yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari
yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak, serta dapat
membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah perubahan yang lebih baik.
Penggunaan alat modifikasi diharapkan dapat memotivasi anak melakukan tugas gerak yang diberikan. Sehingga pembelajaran Pendidikan Jasmani yang
diharapkan tercapai. Slameto (1995: 12) menyatakan proses belajar dikatakan berhasil apabila ada perubahan pada diri anak berupa perubahan prilaku yang
menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar peserta didik harus menunjukkan kegembiraan, semangat yang besar dan percaya diri. Atas dasar tersebut, guru berperan untuk
mempertahankan kelangsungan proses belajar mengajar, guna tercapainya tujuan belajar yang sudah ditetapkan. Guru dapat mengurangi atau menambah
berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya dan panjang-pendek peralatan
yang digunakan. (Bahagia dan Suherman, 2000:48)
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan karet, pelepah pisang dan bambu. Dengan modifikasi alat
lompat tinggi tersebut diharapkan akan meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting pada siswa kelas V.
E. Kerangka Pikir
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam
memilih dan menerapkan teknik dan penggunaan alat bantu yang tepat dalam proses pembelajaran. Hasil belajar terlihat dari perubahan yang menyangkut
ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Pendidikan Jasmani sebagai
pendidikan melalui gerak menuntut adanya penggunaan alat bantu atau alat modifikasi untuk membantu dan mempermudah guru menerangkan pelajaran
dan siswa dalam mencapai ketuntasan belajar.
Lompat tinggi adalah lompat melewati mistar dan mendarat pada matras yang telah disediakan. Dimulai dari gerakan lari anang-ancang beberapa langkah di samping depan mistar, kemudian mendekati mistar dan mengayunkan salah
satu kaki kemudian kaki yang satu juga menyusul melewati mistar. Untuk memotivasi dan membuat siswa berani melakukan lompat tinggi peneliti
untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari yang tadinya
tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi
tingkat yang lebih tinggi lompat tinggi gaya guntingnya. Dengan prinsip DAP
dalam modifikasi maka aktifitas belajar yang direncanakan akan sesuai dengan tingkat perkembangan anak, serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah perubahan yang lebih baik.
F. Hipotesis Tindakan
Menurut Kunandar (2009: 89) bahwa hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan
perbaikan yang diinginkan.
Adapun rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :
“Dengan penggunaan modifikasialat dapat meningkatkan gerak dasar lompat
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau yang disebut Classroom Action Research, yaitu penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran dikelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka
responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggungjawab peneliti/ pendidik yaitu
dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah
pembelajaran, meningkatkan profesionalisme dan menunjukan budaya akademik. (Arikunto, dkk. 2007: 61).
Dalam penelitian PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa
penelitian sampai tiga siklus dan setiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Seperti digambarkan di bawah ini:
Gambar 2 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian : SDN 2 Lugusari Pringsewu 2. Pelaksanaan penelitian :
Penelitian dilaksanakan + selama setengah bulan
C. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas V di SDN 2 Lugusari Pringsewu.
D. Rencana Tindakan Siklus I
Rencana :
a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus
b. Mempersiapkan instrumen gerak dasar lompat tinggi gaya gunting
untuk penilaian diakhir proses pembelajaran.
c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama. Tindakan :
a. Menjelaskan bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada siklus
pertama. Bentuk kegiatannya adalah latihan melompati karet dan menggunakan tiang dari pelepah pisang.
b. Siswa dibariskan kemudian siswa diberitahukan mengenai penelitian pada tatap muka tersebut.
c. Menginstruksikan siswa untuk melakukan latihan yang direncanakan
pada tatap muka tersebut. Observasi :
Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan
mengevaluasi dari hasil siklus pertama. Refleksi :
a. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan b. Merumuskan tindakan untuk siklus kedua
Siklus II Rencana :
a. Merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus pertama meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
c. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
d. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
Tindakan :
a. Menjelaskan bentuk kegiatan yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu latihan lompat pada bambu.
b. Siswa dibariskan kemudian siswa diberitahukan mengenai penelitian pada tatap muka tersebut.
c. Menginstruksikan siswa untuk melakukan latihan yang direncanakan pada tatap muka tersebut.
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus kedua.
Refleksi :
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
E. Instrumen dan Cara Pengambilannya
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya. Instrumen dalam penelitian ini berupa penilaian kualitas
gerak dasar lompat tinggi gaya gunting. Rentang nilai yang digunakan dalam penilaian adalah 1-3, dengan nilai 1 adalah kurang, 2 adalah cukup dan 3
Tabel 1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting.
No Indikator Deskriptor Nilai
1 2 3 1 Tahap Persiapan •Posisi badan tegak
•Mata lurus ke depan melihat mistar •Jarak untuk melakukan ancang-ancang
sekitar 10 langkah
•Posisi di samping depan mistar
2 Tahap Pelaksanaan •Lari perlahan, langkah kaki diperlebar •Setelah mendekati mistar, ayun ke atas
depan kaki yang dekat mistar •Sewaktu kaki yang satu telah
diangkat, kaki terakhir menyusul melangkahi mistar
•Kaki bergerak seperti gunting •Kedua tangan diangkat agar tidak
menggangu lompatan 3 Tahap Akhir
Gerakan
•Pada waktu mendarat, kaki yang belakang di ayun ke bawah lebih dulu •Badan diputar kembali lurus ke depan
menghadap mistar •Jaga keseimbangan
(Adaptasi M. Sakir)
F. Teknik Analisis Data
Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar
Perhitungan efektivitas pembelajaran menggunakan rumus :
Keterangan :
E : Efektivitas tindakan yang dilakukan Xn : rerata nilai akhir siklus
ketigaXi : rerata tes awal
27
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan modifikasi alat pembelajaran menggunakan alat bantu keset, kardus
dan matrass untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting Menggunakan Modifikasi Alat pada Siswa KelasV SDN2 Lugusari Pringsewu.
2. Dengan modifikasi alat pembelajaran latihan lompat papan tolakan (box) yang
berukuran lebih lebar, matrass dan bola yang diletakan di tempat pendaratan untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat tinggi gaya gunting.pada Siswa Kelas V SDN 2 Lugusari
28
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya gunting.
2. Untuk siswa Kelas V SDN 2 Lugusari Pringsewu, agar selalu berupaya Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Gunting Menggunakan Modifikasi Alat.
29
28
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994.Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas.PT Bumi Aksara. Jakarta.
Bahagia, Yusuf dan Suherman. (2000).Atletik. Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004.Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta
Kunandar. 2009.Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.
Slameto. 1995.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Sujana, Nana. 1991.Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.
29