MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL
BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V
SDN 1 BUMIAYU PRINGSEWU
(Skripsi)
Oleh
YUSRI WIJI PRASTUTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
☞☛✂✔✎✍ ✄ ✝✌ ✍✠✟✄ ✂☎ ☞✁✒✍
Oleh
✌✍☞ ✟✄✒✄✕ ✄✠ ✟ ✝☞✞✍✞ ✄
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 : Menyundul Bola ... 21
Gambar 2 : Alat Modifikasi Dengan Bola Plastik Dan Bola Karet ... 24
Gambar 3 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 30
Gambar 4 : Menyundul Bola... 32
Gambar 5 : Menyundul Bola... 35
Gambar 6: Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai≥ RK dan < RK Gerak DasarMenyundul Bola Dalam sepakbola Disetiap Siklus... 31
i
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah dan Ruang Lingkup ... 5
D. Tujuan Masalah ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 7
B. Pentingnya Pendidikan Jasmani ... 8
C. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran ... 9
D. Pengembangan Keterampilan Motorik ... 10
E. Bermain Sepakbola ... 14
F. Gerak Dasar Bermain Sepak Bola ... 16
G. Pengertian Menyundul Bola... 19
H. Modifikasi ... 21
I. Kerangka Pikir ... 25
J. Hipotesis ... 26
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27
B. Subyek Penelitian ... 30
C. Setting Penelitian... 31
D. Rencana Tindakan ... 31
E. Instrument Penelitian ... 35
F. Teknik Analisis Data ... 36
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38
B. Pembahasan ... 42
ii V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 49
Tabel Halaman 1. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menyundul bola dalam
sepakbola Pada Tes Awal ... 39 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menyundul bola dalam
sepakbola Pada Tes Siklus 1... 40
3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menyundul bola dalam
sepakbola Pada Tes Siklus 2... 41
4 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua :Drs. Ade Jubaedi, M.Pd ...
Penguji
Bukan Pembimbing :Heru Sulistianta, S.Pd,M.Or ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Yusri Wiji Prastuti
NPM : 1013118119
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN1 BUMIAYU PRINGSEWU
adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 1 Mei sampai dengan 21 Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.
Pringsewu, September 2012
Judul Skripsi : MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN1 BUMIAYU PRENGSEWU
Nama Mahasiswa : Yusri Wiji Prastuti
Nomor Pokok mahasiswa : 1013118119
Program Studi : Pendidikan Jasmani
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Mengetahui :
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul”Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menyundul Bola Melalui Modifikasi Alat Bantu Pada Siswa Kelas V 1 Bumiayu Pringsewu”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
4. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. selaku Pembahas atau penguji utama.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi. .
7. Kepala SDN 1 Bumiayu Pringsewu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2012.
8. Siswa-siswi kelas SDN 1 Bumiayu Pringsewu
terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.
9. Teman-teman Penjaskes S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Tetap Semangat.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Pringsewu, September 2012
Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong
perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,
penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),
membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana
cara melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif sehingga menghargai
manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup dan pembiasaan
pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta
perkembangan yang seimbang. Materi pokok Pendidikan Jasmani
2
permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas
ritmik; aquatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (out door).
Salah satu tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah mengembangkan
keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai
permainan dan olahraga. Dalam perkembangannya melalui suatu
pembinaan yang sistematis dan teratur. Proses pembelajaran harus sejalan
dengan kematangan siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara
setiap umur yaitu dari masa balita, anak-anak, masa remaja, dewasa dan
masa tua.
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan
mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi
permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama,
dan lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat. Dalam pelaksanaan
pembelajaran guru dapat memberikan berbagai pendekatan agar siswa
termotivasi dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Cara pelaksanaan
pembelajaran kegiatan dapat dilakukan dengan latihan, menirukan,
permainan, perlombaan, dan pertandingan.
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari sistem pendidikan secara
keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, kemampuan berfikir kritis, stabilisasi emosional,
Dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses
pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Peran pendidikan
jasmani yakni memberikan kesempatan pada seseorang untuk terlibat
langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang
dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan
untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang
hayat.
Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah berpengaruh besar terhadap
perkembangan, kecepatan, sikap dan tingkah laku anak didik. Oleh karena
itu pendidikan jasmani yang diajarkan dapat membangkitkan dan
mengarahkan potensi pada anak didik serta nantinya sehat serta berkualitas.
Penguasaan gerak merupakan salah satu aspek yang penting dan dominan
bagi tujuan yang akan dicapai dalam proses pendidikan jasmani. Lebih jauh
lagi, tujuan tersebut mengarah pada perkembangan dan kemampuan
organik, neuromuscular, intelektual, emosional, dan moral peserta didik
secara menyeluruh.
Dalam pendidikan jasmani terdapat banyak materi olahraga permainan yang
diajarkan. Salah satunya yaitu permainan sepak bola. Permainan sepak bola
identik dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak kompleks.
Sepintas dapat diamati bahwa dalam bermain bulutangkis harus melakukan
4
bergerak lagi, gerak meloncat, menjangkau, memutar badan degan cepat,
melakukan langkah lebar tanpa pernah kehilangan keseimbangan tubuh.
1. Salah satu masalah yang dihadapi para siswaSDN 1 bumiayu Pringsewudalam belajar pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya pada permainan sepak bola adalah rendahnya hasil belajar menyundul bola. Berdasarkan pengalaman dalam mengajar penulis untuk siswa SD pada cabang olahraga sepak bola, ternyata penguasaan gerak dasar sepak bola relatif rendah, terutama pada gerak dasar menyundul bola yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar menyundul bola adalah sulitnya penguasaan gerak dasar terutama saat perkenaan bola banyak siswa yang tidak tepat menyundul bola pada dahi, siswa memejamkan mata pada saat menyundul bola hal ini dikarenakan siswa takut terhadap bola karena bola yang terlalu berat. Setelah penulis mengamati selama beberapa tahun yang lalu berkisar 70% dari siswa masih kurang penguasaan gerak dasar menyundul bola.Jika ditelusuri lebih cermat lagi siswa yang dapat menguasai gerak dasar menyundul bola tidak lebih dari 15-20%, dikarenakan jumlah siswa putri lebih besar dari jumlah laki-laki berkisar 60 % berbanding 40 %, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar gerak dasar menyundul bola,jika dilihat dari hasil Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)SDN 1 bumiayu Pringsewu adalah 65. Kenyataan ini menarik untuk dikaji lebih jauh dengan kajian ilmiah yaitu dengan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul :
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa saat melakukan gerak dasar menyundul
bola.
2. Kurang tepatnya perkenaan bola pada dahi saat siswa menyundul bola.
3. Siswa banyak yang memejamkan mata pada saat menyundul karena siswa
takut menyundul bola disebabkan bola yang berat.
4. Pembelajaran penjaskes pada gerak dasar sepak bola menyundul bola di
SDN 1 Bumiayu Pringsewu kurang efektif.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah : Apakah pembelajaran gerak dasar menyundul
bola dapat ditingkatkan dengan modifikasi alat bantu siswa kelas V SDN 1
Bumiayu Pringsewu? .
6
Dari identifikasi masalah yang telah dikemukakan, agar tidak meluas maka
ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada masalah :
1. Rendahnya keterampilan gerak dasar terutama menyundul bola pada siswa
kelas V SDN 1 Bumiayu Pringsewu
2. Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Bumiayu Pringsewu Objek penelitian
yang diamati hasil belajar gerak dasar menyundul bola, subjek penelitian
yang diamati adalah siswa kelas V SDN 1 Bumiayu Pringsewu
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Untuk memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar sepak bola dengan
penggunaan modifikasi bola Plastik dalam melakukan gerak dasar
menyundul bola berpasangan yang diberi jarak 2,5 m dapat memberikan
peningkatan gerak dasar menyundu bola pada siswa kelas kelas V SDN 1
Untuk memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar menyundul bola dengan
penggunaan modifikasi bola karet dalam melakukan gerak dasar menyundul
bola dengan berpasangan yang diberi jarak 3 m dapat memberikan peningkatan
gerak dasar menyundul bola pada siswa kelas kelas V SDN 1 Bumiayu
Pringsewu
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan gerak dasar menyundul bola.
2. Bagi Siswa
Sebagai pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar
menyundul bola.
3. Sekolah
Sebagai bahan referensi bagi pembina sekolah mengenai penggunaan bola
plastic dan bola karet sebagai modifikasi bola pada pembelajaran gerak
dasar menundul bola.
4. Bagi Program Studi Penjaskes FKIP UNILA.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran pengembangan materi
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakekat Pendidikan Jasmani
Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda
pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani
adalah “ pendidikan melalui aktivitas jasmani “. Denganberpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan,
mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik
serta nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai
tujuan pendidikan jasmani. (Samsudin, 2008:21).
Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang relatif
sama dengan pendidikan lainnya dalam ranah pembelajaran, yaitu sama-sama
mengembangkan tiga ranah utama : psikomotor, afektif dan kognitif. Namun
demikian, ada satu kekhasan dan keunikan dari program penjaskes yang tidak
dimiliki oleh program pendidikan, yaitu dalam hal pengembangan wilayah
psikomotor, yang biasanya dikaitkan dengan tujuan mengembangkan
kebugaran jasmani anak dan pencapaian keterampilan geraknya. (Samsudin,
perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar
diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.
Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa
manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman,
efisien, dan afektif setiap siswa. (Samsudin, 2008 : 2).
B. Pentingnya Pendidikan Jasmani
Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk
bergerak. Kebutuhan anak untuk bergerak lebih leluasa tidak bisa dipenuhi
karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak
menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Pendidikanpun lebih
mengutamakan prestasi akademis. Faktor kehidupan di rumah dan lingkungan
luar sekolah ikut memberikan pengaruh pada anak. Kebiasaan yang buruk
membuat kebugaran anak semakin menurun. Sejalan dengan itu semakin
diperparah oleh pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk sehingga
beresiko menurunkan fungsi organ (degeneratif).
Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, Pendidikan Jasmani menyediakan
ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai
minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani
anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan
gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu
keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar
keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat
menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral.
C. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran
Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu
dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan perbedaaan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:42-50) membagi Prinsip-prinsip
belajar dalam 7 kategori, antara lain :
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan
belajar. Dari teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa
adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Sedangkan motivasi
2. Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga
dilimpahkan oleh orang lain, Belajar hanya mungkin terjadi apabila
anak aktif mengalami sendiri.
3. Keterlibatan langsung atau berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar
mengamati secara langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab
terhadap hasil belajarnya.
a. Pengulangan
Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan yang penting,
karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan
pengulangan-pengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar.
b. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin di
capai tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan ajar,
maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu.Agar pada anak
timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka
bahan belajar harus memiliki tantangan. Tantangan yang dihadapi
dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.
Bahan belajar yang baru mengandung masalah yang perlu dipecahkan
c. Balikan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan terutama ditekankan pada
stimulus (rangsangan) dan respon (reaksi).
d. Perbedaan individu
Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa,
karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam
upaya pembelajaran di sekolah.
D. Pengembangan Keterampilan Motorik
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara
efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas
koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan.
Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula
koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit
juga untuk dilakukan.Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar
yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang
yang disertai dengan kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang
dilakukan.
Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon
muskular dan diekspresikan dalam gerak tubuh. Yang dipelajari di dalam
belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang
pola gerakan yang dipelajari.
Suatu proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian
kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistem syaraf,
otak dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik adalah
menerima dan menginterpretasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang
akan dipelajari kemudian mengolah dan menyusun informasi-informasi
tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara
optimal dalam bentuk keterampilan. Menurut Lutan (1998) jadi belajar
motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu
Perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik menurut
Fitts (1964) : Fitts dan Dosner (1967) dalam Lutan (1988) berlangsung dalam
tiga tahapan yaitu : a) Tahap Kognitif, b) Tahap Fiksasi, dan c) Tahap
Otomatis.
1. Tahap Kognitif
Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik.
Dalam tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakikat
kegiatan yang akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh gambaran
model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana
pelaksanaan yang tepat.
2. Tahap Fiksasi
Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik
melalui tahap praktik secara teratur agar perubahan perilaku gerak menjadi
permanen. Selama latihan, peserta didik membutuhkan semangat dan
umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah.
Lebih penting lagi peserta didik dapat mengkoreksi kesalahan. Pola
gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan
yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara
berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan akan semakin meningkat.
3. Tahap Otomatis
Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif
lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini dapat
diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi reflek bersyarat,
yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang
sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang
benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol
terhadap gerakan semakin tepat dan penampilan semakin konsisten dan
1) Antisipasi gerakan mengarah pada kemampuan otomatis dan irama
gerakan terlihat nyata.
2) Penampilan gerakan dapat dilakukan diberbagai situasi dan kondisi
yang berubah-ubah tanpa menghilangkan kelancaran dan kemulusan
gerakan.
3) Proses dan hasil gerakan diperlihatkan dalam penampilan yang
konstan.
Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu
yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh
yang bisa dilakukan melalui proses belajar.
E. Bermain Sepakbola
Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua
kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.
KBBI (1995:918). Bagi setiap pemain bebas mamainkan bola dengan seluruh
angota badan kecuali dengan lengan. Sedangkan bagi penjaga gawang dalam
memainkan bola bebas menggunakan semua anggota badannya. Seperti
dikemukakan Joseph A. Luxbacher (2004:2) ” kiper diperbolehkan untuk
mengontrol bola dengan tanganya di dalam daerah pinalti, pemain lainnya
tidak diperbolehkan menggunakan tangan atau lengan untuk mengontrol bola,
Permainan sepakbola dimainkan di lapangan berumput dan rata serta bentuk
lapangannya adalah empat persegi panjang. Pada kedua garis lebar lapangan
di tengah-tengahnya, masing-masing didirikan sebuah gawang yang saling
berhadap-hadapan. Bola yang digunakan dalam permainan yaitu pada bagian
luarnya terbuat dari kulit dan bagian dalamnya terbuat dari karet yang berisi
udara.
Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua orang
penjaga garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing
kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang
lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan
untuk menjaga atau melindungi agar gawangnya tidak kemasukan bola.
Permainan sepakbola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dan
kedua diberi waktu istirahat, dan setelah waktu istirahat dilakukan pertukaran
tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah kesebelasan yang
sampai akhir pertandingan lebih banyak memasukkan bola ke gawang
lawannya.Kerjasama dalam suatu tim merupakan suatu tuntutan dalam
permainan sepakbola untuk mencapai kemenangan. Tanpa kerjasama tim
yang baik maka tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan pun akan sulit.
Seorang pemain Sepakbola yang terampil dan sukses menurut Timo
kesuksesan dapat tercapai antara lain: a) canangkan pentingnya disiplin, b)
anjurkan makanmakanan yang bergizi, hidup sehat dan istirahat cukup, c)
jadilah contoh yang baik, d) luaskan wawasan anda sebagai pelatih
(Neverstop learning), dan e) buat program yang terarah.
F. Gerak Dasar Bermain Sepakbola
Sepakbola adalah permainan beregu, namun penguasaan teknik-teknik dasar
secara individu yang baik sangat diperlukan. Dengan dikuasainya teknik
dasar dengan baik oleh setiap individu, taktik dan strategi permainan akan
dapat dijalankan dengan baik. Seluruh kegiatan dalam permainan sepakbola
dilakukan dengan gerakan-gerakan, baik gerakan dengan bola maupun
gerakan tanpa bola dari gerakan yang beraneka ragam tersebut dapat diambil
pengertian bahwa masalah teknik dasar semata-mata melibatkan orang
(pemain) dan bola. Pada saat permainan berlangsung, pemain yang mengolah
bola hanya seorang sedang yang lainya melakukan gerakan-gerakan, baik
selaku penyerang maupun bertahan.(Sucipto. dkk,1999/2000:9).
Menurut Sukatamsi (1984:34) teknik-teknik sepakbola dibagi menjadi dua
golongan, yaitu teknik dasar dengan bola dan teknik dasar tanpa bola.
Teknik dasar dengan bola yaitu semua gerakan yang dilakukan
menggunakan bola, yang terdiri dari:
1. Menendang bola
Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan
sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik
menendang dengan baik akan dapat bermain secara efisien. Tujuan
menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke
gawang (shooting on the goal), dan menyapu untuk menggagalkan
serangan lawan (sweeping).
2. Menghentikan bola
Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam
permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik
menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola
yang termasuk di dalamnya untuk mengatur tempo permainan,
mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untukpassing. Dilihat dari perkenaan bagian badan yang pada umumnya digunakan
untuk menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki
yang biasanya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki
bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki dan telapak kaki.
3. Menggiring bola
Menggiring bola adalah seni menggunakan bagian-bagian kaki
menyentuh atau menggulingkan bola terus menerus di tanah sambil
berdiri. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang
antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan
menghambat permainan.
4. Gerak tipu dengan bola
Seorang pemain sambil menguasai bola berusaha melewati lawannya
dengan melakukan gerak yang tidak sebenarnya.
5. Merampas atau merebut bola
Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasan
lawan. Merampas bola dapat dilakukan sambil berdiri (standing
tacling) dan sambil meluncur (sliding tackling). 6. Melempar bola
Melempar bola dilakukan apabila bola keluar dari garis samping
lapangan.
7. Gerak khusus penjaga gawang
Gerak khusus penjaga gawang yaitu sikap badan dalam siaga
menangkap bola, meninju bola, menepis bola, dan menerkam bola.
8. Mengoper bola
Mengoper bola yaitu tendangan bola yang ditunjukkan pada rekayasa
baik itu bola mendatar maupun bola melambung.
9. Menyundul bola
Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola adalah untuk
mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan
atau membuang bola.
b. Gerak dasar tanpa bola
Gerak dasar tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa menggunakan
bola terdiri dari :
1. Lari cepat dan mengubah arah
Pemain sepakbola harus dapat mendadak dan segera lari dengan
kecepatan maksimal dapat mencapai bola. mengubah arah yaitu
dengan gerakan memperlambat langkah dengan memperkecil langkah
mengurangi kecepatan lari untuk menjaga keseimbangan badan.
2. Melompat dan meloncat
Dalam permainan sepakbola untuk memenangkan posisi, untuk
mengejar bola-bola lambung dan tinggi di udara digunakan teknik
melompat. Melompat dengan ancang-ancang (sikap berdiri).
3. Gerak tipu tanpa bola
Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak tipu dengan menggunakan
badan, misalnya gerak tipu dengan mengubah lari. Gerak tipu
merupakan gerak pura–pura dari badan yang oleh lawan dianggap gerakan yang sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya.
4. Gerakan khusus penjaga gawang
Gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap
dalam permainan sepakbola”. Menyundul bola (Heading)untuk untuk menciptakan ruang di antara kamu dan pemain lawan sehingga kamu
berada pada posisi yang lebih baik untuk mengoper atau melakukan
shooting”.(Danny Mielke, 2007:3).
G. Pengertian Menyundul bola (Heading)
Menyundul bola merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemain sepak bola. Pada umumnya bola-bola yang di sundul adalah bola-bola atas yang melambung tinggi. Ada tiga bagian kepala yang dapat digunakan untuk menyundul bola, antara lain:
1. Bagian depan dahi, yaitu sundulan lurus ke depan.
2. Bagian sisi kiri, yaitu untuk menyundul bola kea rah samping. 3. Bagian sisi kanan, yaitu untuk menyundul bola kea rah samping. Dalam permainan sepak bola menyundul bola berguna untuk:
1. Meneruskan bola atau mengoperkan bola kepada teman atau operan jarak pendek.
3. Menyapu bola di daerah pertahanan sendiri untuk mematahkan serangan lawan.( Danny Mielke, 2007:1).
Menyundul bola dengan sikap berdiri Yaitu :
1. Sikap badan dan pandangan kearah sasaran, kedua kaki di buka ke samping atau kangkang ke depan, berat badan diantara kedua kaki. 2. Sebelum melakukan sundulan, badan di tarik sedikit kebelakang dalam
posisi sedikit melenting.
3. Kedua lengan terbuka, siku di bengkokan mengimbangi badan, leher ditegangkan, pandangan kearah bola.
4. Gerakan badan ke depan menuju bola dan sundul bola tepat dengan dahi bagian depan hingga bola kembali meluncur ke depan.
Gambar 1. Menyundul Bola (heading) H. Modifikasi
Modifikasi alat pembelajaran yang merupakan suatu upaya seseorang untuk
merubah alat berupa bola yang standar diganti dengan bola plastic dan cun
dapat dicapai sebaik-baiknya.
1. Pengertian modifikasi
Menurut Bahagia dan Suherman (2000: 1) Modifikasi adalah menganalisa
sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dalam bentuk aktivitas
belajar yang potensial dan dapat memperlancar dalam pembelajaran.
Perlunya modifikasi menurut Bahagia adalah untuk menganalisa sekaligus
mengembangkan materi pelajaan dengan cara meruntunkannya dalam
bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar peserta
didik dalam belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan
dan membelajarkan peserta didik dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari
tingkat keterampilan yang lebih rendah menjadi tingkat keterampilan yang
lebih tinggi.
Rusli Lutan (1997:17) menjelaskan bahwa modifikasi adalah perubahan
keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat
2. Tujuan Modifikasi
Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :
1. mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani,
2. mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,
3. mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif,
4. mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan
kondisi fisik yang tidak seimbang.
Menurut Samsudin (2008:59) cara guru memodifikasi alat pembelajaran
akan tercermin dari aktifitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai
awal hingga akhir pembelajaran. Beberapa aspekanalisa modifikasi ini tidak
terlepas dari pengetahuan guru tentang : 1).Modifikasi tujuan pembelajaran,
2).Modifikasi materi Pembelajaran, 3).Modifikasi kondisi lingkungan,
4).Modifikasi dalam evaluasi pembelajaran.
Menurut Samsudin (2008:58) modifikasi merupakan salah satu usaha para
guru agar pembelajaran mencerminkan DAP(Developentally Appropriate Practice)termasuk didalamnyabody scalingatau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar. Aspek inilah yang harus selalu
disajikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelakaran penjas. Esensi
modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi
pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar
menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP
diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak
serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak
kearah perubahan yang lebih baik.
3. Modifikasi alat ( bola plastik dan bola karet )
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan bola plastik dan bola karet, memodifikasi bola ini digunakan
untuk proses pembelajaran. Modifikasi alat tersebut dimaksudkan agar
membantu siswa kelas V SD Wayakrui Kecamatan Banyumas Tanggamus
dapat melakukanheadingserta memudahkan peneliti dalam mengevaluasi keterampilan Menyundul bola (heading).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bola plastik dan bambu
rintangan. Bambu rintangan dibuat sepanjang 2 m dan bambu ini
ditancapkan pada tanah agar dalam pelaksanaannya siswa dapat melewati
bambu rintangan dengan menggiring bolaplastik tersebut denganbenar.
Dalam pelaksanaannya alat ini disediakan 5-15 buah bola plastik agar siswa
bisa memperoleh kesempatan yang lebih banyak dan penulis juga bisa
mengevaluasi gerakan siswa.
Penggunaan alat-alat bantu di atas diharapkan dapat memotivasi anak
melakukan tugas gerak yang diberikan. Menurut Rusli Lutan (2002: 10)
pembelajaran Pendidikan Jasmani dikatakan berhasil apabila:
1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas
gerak yang dicurahkan siswa semakin banyak
2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif
3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas
4. Guru penjasorkes terlibat langsung dalam proses pembelajaran
I. Kerangka Pikir
Menurut Soekamto (1984:24) “Kerangka pikir adalah konsep yang
memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada
penguasaan keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Selain perubahan yang
bersifat afektif dan kognitif, untuk dapat bermain bola basket dengan baik
siswa diharapkan terlebih dahulu menguasai gerak dasar salah satu adalah
menyundul bola.
Menyundul bola merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemain sepak bola. Pada umumnya bola-bola yang di sundul adalah bola-bola atas yang melambung tinggi. Orientasi pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar menyundul bola (Heading) pada anak
sekolah dasar selama ini cenderung lebih menitik beratkan pada hasil
banyaknya gerakanHeadingyang dilakukan oleh siswa, tanpa melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan gerak Headings. Orentasi pembelajaran yang seperti ini tidaklah efektif, sebab dengan orientasi
pembelajaran yang seperti ini kemampuan siswa tidak tergali secara optimal.
Dalam proses pembelajaran keterampilan gerak dasarHeadingpada siswa kelas V SDN Wayakrui Kecamatan Banyumas Tanggamus, peneliti melihat
masih kurang efektif dan optimal proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kesulitan melakukan gerak
dasarHeadingdan hasil belajar yang kurang memuaskan. Adapun hal-hal yang menyebabkan siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasarHeading adalah: sulitnya penguasaan gerak dasar terutama saat perkenaan bola banyak
pada saat menyundul bola hal ini dikarenakan siswa takut terhadap bola karena
bola yang terlalu berat, rendahnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam
mencari gerak dasar dalam bermain sepak bola dan kurangnya sarana dan
prasarna olahraga untuk pembelajaran sepak bola dan belum adanya bola
basket modifikasi yang dipergunakan guru dalam proses pembelajaran gerak
dasar menyundul bola (heading).
J. Hipotesis
Menurut ( Suharsimi Arikunto), bahwa “ Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah penelitian, oleh karena itu suatu hipotesis perlu diuji
guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang
menunjukan sebenarnya atau tidak”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa, hipotesis adalah suatu
konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
MakaHipotesis yang diajukan dalam penelitian ini secara umum adalah “jika
pembelajaran menyundul bola dilakukan dengan menggunakan modifikasi
dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar menyundul bola”.
Sedangkan secara khusus yaitu :
1. Jika pada siklus pertama modifikasi bola dari plastik digunakan maka,
dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar menyundul bola dalam
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan
dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian
tindakan kelas(Clas room action research)atau CAR. Dari namanya sudah
menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan
penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan dikarenakan ada 3 kata
yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat
di terangkan, yaitu ;
1. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi
merangkaikan siklus kegiatan siswa.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
ruang kelas dalam penelitain, yang lebih sepesifik seperti yang lama
dikenal dalam bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud
dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa sekelas yang sama dari
guru yang sama pula. Pada penelitian tidakan ini berciri sebagai
berikut:
a) Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual, b). menyediakan
kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan
perkembangan-perkembangan yang lebih baik, c). dilakukan melalui
putaran-putaran yang bersepiral (Suharsimi Arikunto dkk, 2006 : 104).
Menurut Suhardjono (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan
hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka
responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.
Menurut Suhardjono (2007: 61) tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu
proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,
Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif
dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat
bantu, dan sumber belajar lainnya.
4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi
yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa
5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah
6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan
pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
Gambar : Spiral Penelitian Tindakan Kelas.
perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c)
observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan
seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai
(kriteria keberhasilan).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Wayakrui Kecamatan Banyumas
Tanggamus Tahun pelajaran 2011/2012.
C. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Wayakrui Kecamatan Banyumas
Tanggamus.
b. Pelaksanaan Penelitian
Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu
D. Proses Pembelajaran Keterampilan Menyundul Bola (Heading). 1. Siklus Pertama
a. Perencanaan :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti,
penutup.
2. Mempersiapkan bola plastik sebagai modifikasi atau pengganti bola
sesungguhnya yang akan dipergunakan pada silkus pertama sebanyak
lima buah dan mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan untuk
mengobservasi tindakan.
3. Menyiapkan alat dokumentasi (kamera).
4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus
pertama.
b. Pelaksanaan :
1. Siswa dibagi menjadi dua kelompok dan berbaris saling berhadapan
dengan jarak 2,5 meter.
X X X X X X X X
X X X X X X X X
X X X X X X X X
X X X X X X X X
sikap akhir gerak dasar menyundul bola (heading).
3. Siswa diberikan contoh gerak dasar menyundul bola (heading) yang
benar, dari mulai sikap awal, pelaksanaan, akhir dengan menggunakan
bola plastik.
Gambar 3. Menyundul bola
4. Kemudian siswa mendemonstrasikan gerak dasar menyundul bola
(heading),berpasangan dengan teman di depannya secara
bergantian, setelah mereka melakukan gerak dasar menyundul
bola (heading) mereka kembali ke belakang barisan .
5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar menyundul bola
(heading) selama 20 menit, dengan perkiraan setiap siswa
c. Pengamatan :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu
pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar,
kemudian siswa dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah
dipersiapkan.
d. Refleksi :
Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar menyundul bola
(heading) dengan menggunakan bola plastik, pada siklus kedua yang
mana siswa melakukan gerak dasar menyundul bola (heading) dengan
menggunakan bola karet, dan dilihat berapa persen peningkatan yang
dicapai oleh siswa.
2. Siklus Kedua a. Perencanaan :
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti,
penutup.
2. Mempersiapkan bola karet sebagai modifikasi atau pengganti bola
sesungguhnya yang akan dipergunakan pada silkus kedua sebanyak
lima buah dan mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan untuk
mengobservasi tindakan.
3. Menyiapkan alat dokumentasi (kamera).
4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus
dengan jarak 3 meter.
X X X X X X X X
X X X X X X X X
X X X X X X X X
X X X X X X X X
Contoh sekema barisan siswa.
7. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan
dilakukan pada siklus pertama, yaitu dari sikap awal, pelaksanaan dan
sikap akhir gerak dasar menyundul bola (heading).
8. Siswa diberikan contoh gerak dasar menyundul bola (heading) yang
benar, dari mulai sikap awal, pelaksanaan, akhir dengan menggunakan
bola plastik.
Gambar 4. Menyundul bola
9. Kemudian siswa mendemonstrasikan gerak dasar menyundul bola
bergantian, setelah mereka melakukan gerak dasar menyundul bola
(heading) mereka kembali ke belakang barisan .
10. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar menyundul bola
(heading) selama 20 menit, dengan perkiraan setiap siswa
melakukan gerak dasar menyundul bola (heading) sebanyak 30
kali.
c. Pengamatan :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu
pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar,
kemudian siswa dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah
dipersiapkan.
d. Refleksi :
Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes sepak bola pada materi
menyundul bola (heading)didiskusikan berapa persen peningkatan yang
dicapai oleh siswa melalui refleksi dan hasil siklus ke-2 telah mencapai
ketuntasan pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini dapat
dihentikan pada siklus ke-2.
E. Instrumen dan Cara Pengambilannya
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya.Alat ini berupa tes
keterampilan menyundul bola (heading)dari Roji. instrument untuk
menganalisa keterampilan gerak dasar menggiring bola yang di adopsi dari
LEMBAR PENILAIAN
No Aspek Criteria penilaian Nilai
1 Persiapan
Sikap badan dan pandangan kea rah sasaran, , berat badan diantara kedua kaki.
1 2 3
kedua kaki di buka ke samping atau kangkang ke depan
berat badan diantara kedua kaki
2 Tahap gerakan
Sebelum melakukan sundulan, badan di tarik sedikit kebelakang dalam posisi sedikit melenting
Kedua lengan terbuka, siku di bengkokan mengimbangi badan.
leher ditegangkan, pandangan kearah bola
Gerakan badan ke depan menuju bola
sundul bola tepat dengan dahi bagian depan hingga bola kembali meluncur ke depan
3 Akhir gerakan
Kembali k dengan keadaan seperti semula.
F. Analisis Data
Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat
prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung
prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :
100%
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah yang melakukan benar
n : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa
yang dikatakan tuntas apabila :
1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 65 atau persentase ketercapaian
65 % secara perorangan.
2. Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat 85 %
siswa yang telah mendapat nilai≥ 65 ( Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru 79).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan Penggunaan modifikasi bola plastik dapat memperbaiki dan
meningkatkan gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola pada Siswa
Kelas V SDN 1 Bumiayu Pringsewu
2. Dengan Penggunaan modifikasi bola karet dapat memperbaiki dan
meningkatkan gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola pada Siswa
47
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat
dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar
menyundul bola dalam sepakbola.
2. Untuk siswa Kelas V SDN 1 Bumiayu Pringsewu agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Batty, Eric. 2007.Latihan Metode Baru Sepakbola Pertahanan.Bandung : CV Pionir Jaya.
Gifford, Clive. 2007.Keterampilan Sepakbola.Yogyakarta : PT Citra Aji Parama Harsono. 2004.Perencanaan Program Latihan.Jakarta : KONI Pusat.
Lampung, Universitas.2008.FormatPenulisan Karya Ilmiah.Bandar Lampung Universitas Lampung.
Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000.Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Luxbacher, Joseph. 2004.SepakbolaLangkah–langkah Menuju Sukses.Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Mielke, Danny.2007.Dasar–Dasar Sepakbola.Bandung : Pakar Raya. Moeliono, Anton. 1995.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta :
Balai Pustaka.
Nurhasan. 2001.Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani.Jakarta : Dirjen Olahraga.
49
Sneyers, Jozef. 1990.Sepakbola Remaja.Jakarta : PT. Rosda Jayaputra. Sucipto. Dkk.1999/2000.Olahraga Pilihan:Sepakbola. Jakarta : Dirjen
Dikdasmen
Sukatamsi. 1984.Sepak Bola. Universitas Terbuka. Jakarta: Depdikbud
Surisman. 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung : Universitas Lampung.