• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUNDUL BOLA (HEADING) MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VI DI SDN 1 BAKUNG BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUNDUL BOLA (HEADING) MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VI DI SDN 1 BAKUNG BANDAR LAMPUNG"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUNDUL BOLA (HEADING) MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VI DI

SDN 1 BAKUNG BANDAR LAMPUNG Oleh

Seprendy Eko Nugroho

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar menyundul bola (heading) melalui alat bantu. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kaji tindak (Class room Action Research), yaitu putaran bersepiral (Self Reflective Spiral) yang dirancang secara : (a) Rencana, (b) Pelaksanaan, (c) Observasi, (d) Refleksi. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, di setiap siklusnya dilakukan tindakan yang berbeda. Subjek penelitian ini adalah sebanyak 32 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki – laki dan 14 siswa perempuan pada kelas VI SD Negeri 1 Bakung, Bandar Lampung.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing siklus terdapat peningkatan, yaitu siklus pertama siswa memperoleh RK 44, 14 yang memperoleh RK ada 12 siswa (37,5 %). Dilanjutkan ke siklus kedua siswa yang memperoleh RK 61,32 yang memperoleh RK ada 20 siswa (62,5 %). Dan dilanjutkan ke siklus ketiga siswa yang memperoleh RK 73,14 yang memperoleh RK ada 24 siswa (75 %).

Simpulan yang dapat di ambil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bantuan alat bantu (bola karet) dapat meningkatkan keterampilan menyundul bola (heading) pada siswa kelas VI A SD Negeri 1 Bakung Teluk Betung Barat Bandar Lampung.

(2)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYUNDUL BOLA (HEADING) MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VI DI

SDN 1 BAKUNG BANDAR LAMPUNG

Oleh

SEPRENDY EKO NUGROHO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Seprendy Eko Nugroho, lahir di Hanau Brak pada tanggal 11 September 1988 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Suyadi, S.Pd. dan Ibu Indawati.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain: Taman Kanak-kanak (TK) Taman Siswa yang selesai pada tahun 1994, Sekolah Dasar Swasta (SDS) Tri Bhakti dan selesai pada tahun 2000. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 3 B.Lampung selesai pada tahun 2003. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 B.Lampung selesai tahun 2006.

(7)

MOTO

“ Mengadakan perbaikan berarti melakukan pekerjaan – pekerjaan yang baik untuk menghilangkan akibat – akibat yang jelek dari kesalahan – kesalahan

yang dilakukan “ (QS Al Baqarah,160)

“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan dibalas pahalanya tanpa perhitungan (QS. Az-Zumar:10)

“Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan kesalahan-kesalahan, tetapi jadikan penyesalan itu sebagai senjata untuk masa depan agar tidak terjadi

kesalahan lagi”. (Seprendy Eko Nugroho)

(8)

PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis ucapakan ke pada Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan

kepadaku, karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:

Ayahanda Suyadi, S.Pd dan Ibunda Indawati,

adik-adik yang kusayangi (Dendy Mahesa Putra, M.Diaz Widhi Satya),

dan Wike Yudiastara, A.Md. Kep yang tercinta yang slalu mendampingiku dan

mendukungku sampai saat ini

serta seluruh keluarga, sahabat dan teman yang telah

membantu & mendoakan,

selalu mengharapkan

hal yang terbaik

”untukku”.

(9)

SANWACANA

Puji Syukur penulis haturkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Keterampilan Menyundul Bola (Heading) Melalui Alat Bantu Pada Siswa Kelas VI di SD Negeri 1 Bakung B.Lampung” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap

dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

3. Drs. Suranto, M.Kes selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini yang

telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis

(10)

yang telah memberikan pengarahan, saran dan keritik kepada penulis.

6. Kepala SD Negeri 1 Bakung B.Lampung beserta dewan guru yang telah

membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses

perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah

diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila yang telah membantu proses

terselesaikannya skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 2015 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

B. Pentingnya Pendidikan Jasmani ... 10

C. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran ... 11

(12)

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penilaian Teknik Dasar Heading dalam sepak bola ... 40

1. Deskripsi Hasil PTK Keterampilan Menyundul Bola ... 43

2. Instrumen Penilaian ... 55

3. Kisi-kisi Tes Keterampilan Menyundul Bola ... 56

4. Program Latihan ... 58

5. Hasil Tes Awal Keterampilan Menyundul Bola ... 62

6. Hasil Tes Siklus I Keterampilan Menyundul Bola ... ... 63

7. Hasil Tes Siklus II Keterampilan Menyundul Bola ... 64

8. Hasil Tes Siklus III Keterampilan Menyundul Bola ... 65

10. Hasil Peningkatan Nilai Tes Awal Ke Siklus I ... 66

11. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus I Ke Siklus II ... 67

12. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus II Ke Siklus III ... 68

13. Hasil Peningkatan Keterampilan Menyundul Bola Pada Setiap Siklus... 69

14. Hasil Peningkatan Keberhasilan Pembelajaran Pada Setiap Siklus ... 70

15. Deskripsi Hasil PTK Keterampilan Menyundul Bola ... 71

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

12. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus II Ke Nilai Tes Siklus III ... 68

13. Hasil Peningkatan Keterampilan Menyundul Bola Pada Setiap Siklus 69 14. Hasil Peningkatan Keberhasilan Pembelajaran Pada Setiap Siklus .... 70

15. Deskripsi Hasil Belajar Penelitian Tindakan Kelas ... 71

16. Gambar Grafik Histogram Rata-rata dari Hasil Tes Mengoper Bola .. 72

17. Gambar Grafik Histogram Ketuntasan Belajar dari Hasil Tes Menyundul Bola ... 72

18. Gambar grafik Peningkatan Hasil Tes Menyundul Bola dari Tes Awal Hingga Siklus Ke Tiga ... 73

19. Hasil Presentase Keterampilan Menyundul Bola Dari Tes Awal Hingga Siklus Ketiga ... 74

20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tes Awal ... 76

21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Kesatu ... 79

22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Kedua ... 82

23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ketiga ... 85

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Menyundul Bola (Heading) ... 24

Gambar 2 : Bola Karet ... 27

Gambar 3 : Siklus yang akan dilakukan dalam penelitian adaptasi ... 34

Gambar 4 : Mengoper bola yang digulirkan rekannya ... 36

Gambar 5 : Menyundul bola (heading) ke dinding ... 37

Gambar 6 : Menyundul bola (heading) dengan rekannya... ... 39

Gambar 7 : Perbandingan Rata-rata Kelas dari Temuan Awal hingga Siklus Ketiga ... 72

Gambar 8 : Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar dari Tes Awal hingga Siklus Ketiga ... 73

(16)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via gerak insani

(human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani bukan saja

mengembangkan dan membangkitkan potensi individu, tetapi juga ada unsur

pembentukan yang mencakup kemampuan fisik , intelektual, emosional, sosial

dan moral-spiritual.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar sistematik

melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani,

kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan

dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka

membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan

pancasila.

Karena pendidikan jasmani dan kesehatan dipandang sangat strategis dalam

pembinaan kualitas fisik manusia Indonesia, maka dalam Garis Besar Haluan

(17)

2

bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang arahnya pada

peningkatan kesehatan jasmani, rohani dan mental masyarakat.

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong

perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara

melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif sehingga menghargai

manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup dan pembiasaan pola

hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta

perkembangan yang seimbang. Materi pokok Pendidikan Jasmani

diklasifikasikan menjadi enam aspek, yaitu : teknik/keterampilan dasar

permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas

ritmik; aquatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (out door).

Salah satu tujuan pendidikan jasmani disekolah adalah mengembangkan

keterampilan gerak untuk memperkaya perbendaharaan gerak dasar anak-anak,

sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembanganya( Rusli Lutan:1997).

Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang sistematis dan teratur.

Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan siswa dalam usia

maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur yaitu dari masa balita,

anak-anak, masa remaja, dewasa dan masa tua.

Dengan demikian tahap perkembagan anak dalam hal ini usia siswa SDN 1

Kelas VI Bakung merupakan proses belajar menguasai gerak dasar menyundul

(18)

mempelajari gerak kelanjutannya akan lebih mudah untuk diarahkan guna

mempelajari gerak dasar yang lebih tinggi dalam hal ini mempelajari

bentuk-bentuk gerakan suatu cabang olahraga.

Pada saat melakukan observasi di lapangan, penulis mendapat informasi dari

guru mata pelajaran penjaskes bahwa siswa kelas VI SDN 1 Bakung

mempunyai masalah dalam penguasaan menyundul bola pada saat

pengambilan nilai dalam pelajaran sepakbola. Bola yang digunakan dalam

pembelajaran tersebut adalah bola yang sebenarnya untuk bermain sepakbola

dengan jumlah bola 4 buah dan anak sering mengeluh ketika menggunakan

bola yang standar merasa sakit kepalanya dan kurangnya sarana prasarana

dalam pembelajaran materi sepak bola gerak dasar menyundul bola.

Akibatnya hasil belajar siswa di SD tersebut belum mencapai tingkat

keberhasilan yang diharapkan. Dengan melihat setiap hasil pembelajaran gerak

dasar sepak bola menyundul bola disekolah tersebut masih rendah, adapun

siswa yang mendapatkan nilai kurang dari rata-rata 70 sebanyak 75%,

sedangkan siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 70 sebanyak 25%. Dari

keseluruhan kelas VI memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam

melakukan teknik dasar sepak bola menyundul bola, belum terlihat adanya

modifikasi pembelajaran penjaskes gerak dasar menyundul bola dan

pembelajaran penjas gerak dasar menyundul bola kurang efektif. Uraian diatas

(19)

4

Sebagai seorang guru, sering sekali kita dihadapkan terhadap beragamnya

karakteristik siswa dalam suatu kelas. Karakteristik siswa itu antara lain adalah

jenis kelamin, postur tubuh, hobi, sifat, model pembelajaran. Hal ini yang

terjadi pada pembelajaran gerak dasar sepak bola menyundul bola pada siswa

kelas VI SD Negeri 1 Bakung ketika menggunakan alat permainan dengan

menggunakan bola yang standar untuk pemain sepak bola. Peranan dan Fungsi

guru penjas yang baik apabila memiliki inisiatif, kreatifitas dan inovatif serta

selektif dalam menentukan metode dan penggunaan alat penunjang

pelaksanaan proses belajar mengajar yang cocok, fleksibel, ekonomis dan

disukai anak didiknya apabila memakai alat tersebut saat proses kegiatan

belajar mengajar.

Dalam menentukan alat penunjang keberhasilan terhadap tugas gerak yang

diberikan, kita harus memilih alat-alat yang mengarah pada pembentukan

gerakan yang kita harapkan tersebut. Yaitu dengan alat yang sederhana dan

fleksibel tetapi disenangi oleh anak didik. Dalam penelitian ini penulis

mencoba menerapkan suatu cara penyampaian belajar sepak bola gerak dasar

menyundul bola menggunakan modifikasi alat permainan (bola karet). Penulis

menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau kolaborasi

partisipatris sebagai solusinya.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

(20)

2. Dalam pembelajaran penjaskes gerak dasar menyundul bola kelas VI SD

Negeri 1 Bakung belum terlihat adanya modifikasi alat.

3. Pembelajaran penjas gerak dasar menyundul bola di SD Negeri 1 Bakung

kurang efektif.

C.Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya ruang lingkup dalam penelitian ini, maka

peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada masalah

Peningkatan gerak dasar menyundul bola pada siswa kelas VI SD Negeri 1

Bakung Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan proses pembelajaran dan mengetahui apakah dengan

modifikasi alat permainan ( bola karet) dapat meningkatkan gerak dasar

menyundul bola pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Bakung.

2. Meningkatkan efektifitas pembelajaran gerak dasar menyundul bola pada

siswa kelas VI SD Negeri 1 Bakung.

E.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, identifikasi

masalah dan permasalahan, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan

(21)

6

efektivitas pembelajaran sehingga memperbaiki keterampilan menyundul bola

pada siswa kelas VI di SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung ?”.

F.Kegunaan penelitian

1. Siswa

Meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya meningkatkan dasar gerak

menyundul bola. Dapat memberikan kontribusi dalam upaya

mengembangkan pedagogi olahraga terutama dalam proses pembelajaran

gerak dasar menggunakan modifakasi alat sehingga dapat memberikan

peningkatan gerak dasar menyundul bola.

2. Guru Penjas

Hasil penelitian ini sebagai sumbangan dalam meningkatkan pembelajaran

penjaskes khususnya pelajaran sepakbola dan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam menentukan metode dan model atau pendekatan yang

sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak

dapat mengoptimalkan segenap kemampuannya dan tercapailah

keberhasilan pembelajaran.

3. Sekolah

Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pembina sekolah mengenai

penggunaan modifikasi alat permaianan (bola karet) untuk meningkatkan

(22)

4. Program studi

Sebagai solusi untuk mengembangkan inovasi dalam pembelajaran Penjas.

G.Batasan Istilah

Untuk memperjelas istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian, maka

peneliti membatasi makna dalam istilah yang dipergunakan. Adapun makna

dalam istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Upaya adalah usaha untuk mencapai suatu yang di maksud, KBBI

(1990:995).

2. Peningkatan adalah sebuah peroses atau cara untung meningkatkan usaha

atau kegiatan, KBBI (1990:951).

3. Gerak dasar adalah Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang

menuntun kepada ketrampilan yang sifatnya kompleks. Gerak dasar tersebut

meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor dan manipilatif. Suharsimi

Arikunto (2008:123).

4. Menyundul adalah menanduk bola untuk mengoper kepada rekannya atau

mencetak gol. (Luxbacher.J.A, 2002).

5. Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara

penggunaan, dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya, Lutan

(1998:2)

6. Bola adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah sisi lengkung atau kulit

(23)

8

H.Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup Objek dan Subyek:

1. Tempat penelitian

Di lapangan SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung

2.

Objek penelitian yang diamati adalah pembelajaran gerak dasar menyundul

bola dengan menggunakan modifikasi bola.

3. Subyek penelitian yang diamati adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Bakung

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Hakekat Pendidikan Jasmani

Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda

pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani

adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani dengan berpartisipasi dalam

aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan,

mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik serta

nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan

pendidikan jasmani. Samsudin, (2008:21).

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via aktivitas jasmani,

permainan dan cabang olahraga yang terpilih dengan maksud untuk mencapai

tujuan pendidikan. tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup

aspek fisikal, intelektuan, emosional, sosial dan moral (Rusli Lutan, 1997).

Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang relatif

sama dengan pendidikan lainnya dalam ranah pembelajaran, yaitu sama-sama

mengembangkan tiga ranah utama: psikomotor, afektif dan kognitif. Namun

demikian, ada satu kekhasan dan keunikan dari program penjaskes yang tidak

(25)

10

psikomotor, yang biasanya dikaitkan dengan tujuan mengembangkan

kebugaran jasmani anak dan pencapaian keterampilan geraknya. Samsudin,

(2008:21)

Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik

peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran

melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran

jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku

hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar

diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa

manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman,

efisien, dan afektif setiap siswa (Samsudin, 2008 : 2).

B.Pentingnya Pendidikan Jasmani

Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk

bergerak. Kebutuhan anak untuk bergerak lebih leluasa tidak bisa dipenuhi

karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak

menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Pendidikanpun lebih

mengutamakan prestasi akademis. Faktor kehidupan di rumah dan lingkungan

luar sekolah ikut memberikan pengaruh pada anak. Kebiasaan yang buruk

(26)

membuat kebugaran anak semakin menurun. Sejalan dengan itu semakin

diperparah oleh pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk sehingga

beresiko menurunkan fungsi organ (degeneratif).

Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, Pendidikan Jasmani menyediakan

ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai

minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani

anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan

gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu

keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar

keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat

menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral.

C.Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu

dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan perbedaaan.

Menurut Dimyati Mudjiono (1999:42-50) membagi Prinsip-prinsip belajar

dalam 7 kategori, antara lain :

1. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar.

Dari teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya

perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Sedangkan motivasi juga

mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga

(27)

12

2. Keaktifan

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga dilimpahkan

oleh orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami

sendiri.

3. Keterlibatan langsung atau berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati

secara langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasil

belajarnya.

4. Pengulangan

Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan yang penting,

karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan

pengulangan-pengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar.

5. Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin di capai

tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan ajar, maka

timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu.Agar pada anak timbul motif

yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar harus

memiliki tantangan. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat

siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru mengandung

masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk

(28)

6. Perbedaan individu

Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa,

karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya

pembelajaran di sekolah.

D.Pengembangan Keterampilan Motorik

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara

efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas

koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan. Semakin

komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula koordinasi

dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk

dilakukan.Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan

cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai

dengan kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan.

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular

dan diekspresikan dalam gerak tubuh yang dipelajari di dalam belajar gerak

adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha

untuk mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu

dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh

secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang

dipelajari.

Suatu proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian

(29)

14

otak dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik adalah

menerima dan menginterpretasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang

akan dipelajari kemudian mengolah dan menyusun informasi-informasi

tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara

optimal dalam bentuk keterampilan. Menurut Lutan (1988:102) jadi belajar

motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu

Perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.

Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik menurut

Lutan (1988:31) berlangsung dalam tiga tahapan yaitu : a) Tahap Kognitif, b)

Tahap Fiksasi, dan c) Tahap Otomatis.

a) Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik. Dalam

tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang

akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh gambaran yang jelas baik

secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik

yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.

b) Tahap Fiksasi

Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui

tahap praktik secara teratur agar perubahan perilaku gerak menjadi

permanen. Selama latihan, peserta didik membutuhkan semangat dan umpan

balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Lebih

(30)

sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan

secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga

penguasaan terhadap gerakan akan semakin meningkat.

c) Tahap Otomatis

Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif

lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini dapat

diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi reflek bersyarat,

yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat

efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar

diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap

gerakan semakin tepat dan penampilan semakin konsisten dan cermat.

Penampilan gerak yang konsisten dan cermat pada tahap otomatis dapat

dilihat dari ciri-ciri khusus sebagai berikut:

1. Antisipasi gerakan mengarah pada kemampuan otomatis dan irama

gerakan terlihat nyata.

2. Penampilan gerakan dapat dilakukan diberbagai situasi dan kondisi yang

berubah-ubah tanpa menghilangkan kelancaran dan kemulusan gerakan.

3. Proses dan hasil gerakan diperlihatkan dalam penampilan yang konstan.

Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk

tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh

(31)

16

E.Bermain Sepakbola

Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua

kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

Moeliono (1995:918). Bagi setiap pemain bebas mamainkan bola dengan

seluruh angota badan kecuali dengan lengan. Sedangkan bagi penjaga gawang

dalam memainkan bola bebas menggunakan semua anggota badannya. Seperti

dikemukakan Luxbacher (2004:2) bahwa kiper diperbolehkan untuk

mengontrol bola dengan tanganya di dalam daerah pinalti, pemain lainnya

tidak diperbolehkan menggunakan tangan atau lengan untuk mengontrol bola,

tetapi menggunakan kaki, tungkai atau kepala.

Permainan sepakbola merupakan cabang olahraga permainan beregu atau tim.

Suatu tim akan dapat menyajikan permainan yang menarik apabila tim tersebut

memiliki kekompakan, artinya kerjasama antar pemain dalam satu tim tersebut

dapat berjalan lancar, hal ini dapat dilakukan apabila setiap pemain dapat

menguasai beberapa teknik dasar dalam permainan sepakbola. Adapun tehnik

dasar dalam permainan sepakbola dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Tehnik tanpa bola, 2) Tehnik dengan bola. Sukatamsi, (1984:34).

Permainan sepakbola dimainkan di lapangan berumput dan rata serta bentuk

lapangannya adalah empat persegi panjang. Pada kedua garis lebar lapangan di

tengah-tengahnya, masing-masing didirikan sebuah gawang yang saling

berhadap-hadapan. Bola yang digunakan dalam permainan yaitu pada bagian

luarnya terbuat dari kulit dan bagian dalamnya terbuat dari karet yang berisi

(32)

Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua orang

penjaga garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing

kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang

lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan

untuk menjaga atau melindungi agar gawangnya tidak kemasukan bola.

Permainan sepakbola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dan

kedua diberi waktu istirahat, dan setelah waktu istirahat dilakukan pertukaran

tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah kesebelasan yang sampai

akhir pertandingan lebih banyak memasukkan bola ke gawang

lawannya.Kerjasama dalam suatu tim merupakan suatu tuntutan dalam

permainan sepakbola untuk mencapai kemenangan. Tanpa kerjasama tim yang

baik maka tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan pun akan sulit.

Seorang pemain Sepakbola yang terampil dan sukses menurut Timo

Scheunemann (2005:17) bahwa faktor yang menentukan kesuksesan yaitu: a)

faktor genetic, b) faktor kedisiplinan, c) faktor latihan, dan d) faktor

keberuntungan. Beberapa anjuran bagi pelatih dalam mendidik pemain agar

kesuksesan dapat tercapai antara lain: a) canangkan pentingnya disiplin, b)

anjurkan makanmakanan yang bergizi, hidup sehat dan istirahat cukup, c)

jadilah contoh yang baik, d) luaskan wawasan anda sebagai pelatih (Neverstop

(33)

18

1. Gerak dasar bermain sepakbola

Gerak dasar adalah gerak yang perkembangannya sejalan dengan

pertumbuhan dan tingkat kematangan. Ketermpilan gerak dasar merupakan

pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks.

Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun kepada

ketrampilan yang sifatnya kompleks. Gerak dasar tersebut meliputi gerak

lokomotor, nonlokomotor dan manipilatif. Arikunto (2008:123).

Gerak lokomotor adalah gerakan-gerakan yang mendahului kemampuan

berjalan (tengkurap, merangkak, berjalan, lari, melompat, menggelinding

dan memanjat). Gerak nonlokomotor yaitu gerakan-gerakan yang dinamis

didalam suatu ruangan yang bertumpu pada sesuatu sumbu tertentu. Gerak

manipulative yaitu gerakan-gerakan yang terkoordanisasikan seperti dalam

kegiatan bermain, menendang, melempar, naik sepeda dan sebagainya.

Arikunto (2008:123)

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara

efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas

koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan.

Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula

koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin

sulit juga untuk dilakukan.

Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu

yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang

(34)

Lutan (1988) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang digunakan

untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau

memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lari, lompat dan berguling.

Gerak non lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa

memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan,

memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif

adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan

kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain, misalnya

menggiring bola basket dan shooting bola. Gerak dasar dalam lari gawang

adalah lokomotor kerena dilakukan dengan memendahkan tubuh dari satu

tempat ke tempat yang lain atau memproyekan ubuh ke atas.

Sepakbola adalah permainan beregu, namun penguasaan teknik-teknik dasar

secara individu yang baik sangat diperlukan. Dengan dikuasainya teknik

dasar dengan baik oleh setiap individu, taktik dan strategi permainan akan

dapat dijalankan dengan baik. Seluruh kegiatan dalam permainan sepakbola

dilakukan dengan gerakan-gerakan, baik gerakan dengan bola maupun

gerakan tanpa bola dari gerakan yang beraneka ragam tersebut dapat diambil

pengertian bahwa masalah teknik dasar semata-mata melibatkan orang

(pemain) dan bola. Pada saat permainan berlangsung, pemain yang

mengolah bola hanya seorang sedang yang lainya melakukan

gerakan-gerakan, baik selaku penyerang maupun bertahan.Sucipto dkk,

(35)

20

Menurut Sukatamsi (1984:34) teknik-teknik sepakbola dibagi menjadi dua

golongan, yaitu teknik dasar dengan bola dan teknik dasar tanpa bola.

a) Gerak dasar dengan bola

Teknik dasar dengan bola yaitu semua gerakan yang dilakukan

menggunakan bola, yang terdiri dari:

1. Menendang bola

Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan

sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik

menendang dengan baik akan dapat bermain secara efisien. Tujuan

menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke

gawang (shooting on the goal), dan menyapu untuk menggagalkan

serangan lawan (sweeping).

2. Menghentikan bola

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam

permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik

menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola

yang termasuk di dalamnya untuk mengatur tempo permainan,

mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing. Dilihat

dari perkenaan bagian badan yang pada umumnya digunakan untuk

menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki yang

biasanya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian

(36)

3. Menggiring bola

Menggiring bola adalah seni menggunakan bagian-bagian kaki

menyentuh atau menggulingkan bola terus menerus di tanah sambil

berdiri. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang

terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan

dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan

untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk

mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat

permainan.

4. Gerak tipu dengan bola

Seorang pemain sambil menguasai bola berusaha melewati lawannya

dengan melakukan gerak yang tidak sebenarnya.

5. Merampas atau merebut bola

Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasan

lawan. Merampas bola dapat dilakukan sambil berdiri (standing

tacling) dan sambil meluncur (sliding tackling).

6. Melempar bola

Melempar bola dilakukan apabila bola keluar dari garis samping

lapangan.

7. Gerak khusus penjaga gawang

Gerak khusus penjaga gawang yaitu sikap badan dalam siaga

(37)

22

8. Mengoper bola

Mengoper bola yaitu tendangan bola yang ditunjukkan pada rekayasa

baik itu bola mendatar maupun bola melambung.

9. Menyundul bola

Menyundul bola pada hakekatnya memainkan bola dengan kepala.

Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola adalah untuk

mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan

atau membuang bola.

b) Gerak dasar tanpa bola

Gerak dasar tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa menggunakan

bola terdiri dari :

1. Lari cepat dan mengubah arah

Pemain sepakbola harus dapat mendadak dan segera lari dengan

kecepatan maksimal dapat mencapai bola. mengubah arah yaitu

dengan gerakan memperlambat langkah dengan memperkecil langkah

mengurangi kecepatan lari untuk menjaga keseimbangan badan.

2. Melompat dan meloncat

Dalam permainan sepakbola untuk memenangkan posisi, untuk

mengejar bola-bola lambung dan tinggi di udara digunakan teknik

melompat. Melompat dengan ancang-ancang (sikap berdiri).

3. Gerak tipu tanpa bola

Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak tipu dengan menggunakan

(38)

merupakan gerak pura – pura dari badan yang oleh lawan dianggap

gerakan yang sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya.

4. Gerakan khusus penjaga gawang

Gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap

menunggu dari gerakan pemain lawan.

Salah satu teknik dalam sepakbola yaitu teknik menggiring bola yang akan

dibahas dalam penelitian ini, karena menggiring bola sangat penting dalam

permainan sepakbola, “gunakanlah dribbling untuk untuk menciptakan ruang

di antara kamu dan pemain lawan sehingga kamu berada pada posisi yang

lebih baik untuk mengoper atau melakukan shooting”. (Danny Mielke, 2007:3).

F.Pengertian Menyundul bola (Heading)

Menyundul bola (heading) adalah salah satu teknik dasar sepakbola yang

menuntut skill yang tinggi untuk memenangkan bola-bola lambung di atas

kepala,baik untuk mengoper bola atau mencetak gol ke gawang lawan.

Kepandaian menyundul bola itu bearti akan memenangkan setiap permainan

bola melambung di atas kepala. (Abdoellah, 1981:424).

Menyundul bola dapat dilakukan dengan baik, jika setiap pemain sepakbola

mengetahui prinsip dasar menyundul bola yang benar. Menyundul bola harus

memakai dahi dan mata harus selalu terbuka jangan sekali-kali mata tertutup.

(Kosasih, 1993:233).

Menyundul bola merupakan gerakan dari seluruh anggota badan yaitu dari

(39)

24

leher, dan kepala, mata tetap terbuka. Bagian-bagian badan tersebut merupakan

rangkaian gerakan menyundul bola yang harus dikoordinasikan secara baik dan

harmonis. Penyundul bola yang baik memerlukan koordinasi yang baik antara

lengan, kaki, leher, dan kepala dan memerlukan latihan praktek. (Winddow &

Buckle, 1981:45)

Pada dasarnya menyundul bola adalah menyundul bola menggunakan kepala

bagian dahi dan mata selalu terbuka,jika menyundul bola menggunakan kepala

bagian lain maka akan terasa sakit. Tujuan menyundul bola antara lain untuk

mengoper atau mencetak gol..

Gambar 1. Menyundul Bola

Menyundul bola (heading) memiliki beberapa kegunaan yaitu sebagai berikut:

a) Untuk memenangkan bola lambung di udara.

b) Untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan

(40)

Menyundul bola merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola dari suatu

daerah ke daerah lain pada saat permainan sedang berlangsung.

G.Alat Bantu

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut guru agar mampu

menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan

sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang

meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian

tujuan pengajaran yang diharapkan.

Alat merupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses

kegiatan belajar mengajar. Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan

contoh secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa,

dengan tujuan materi tersebut agar mudah dipahami dan dimegerti oleh siswa.

Hamalik dalam Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan

sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan

(41)

26

Sudjana dan Rivai dalam Azhar Arsyad (2005: 24-25) mengemukakan manfaat

media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai

tujuan pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga.

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab aktivitasnya

mengamati, melakukan,mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

Menurut Azhar Arsyad (2005: 7), media pendidikan memiliki pengertian alat

bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Alat bantu

(peraga) digunakan untuk membantu proses pembelajaran agar bahan pelajaran

yang disampaikan oleh guru lebih konkret/jelas karena ada model atau replika

yang dapat diamati siswa sehingga mudah diterima atau dipahami peserta

didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan

membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses

(42)

Menurut Amir Hamzah (1988: 110), penekanan alat bantu belajar terdapat pada

visual dan audio. Alat bantu visual terdiri dari alat peraga dua dimensi hanya

menggunakan dua ukuran panjang dan lebar (seperti: gambar, bagan, dan

grafik), sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu

panjang, lebar, dan tinggi (seperti: benda asli, model, alat tiruan sederhana, dan

barang contoh).

H.Bola Karet

Bola karet merupakan alat bantu untuk memperbaiki teknik passing siswa.

Pemilihan alat bantu bola ini selain praktis dan mudah penggunaannya,

diharapkan alat bantu ini dapat menarik minat siswa agar tertarik dan

melakukan tugas gerak dengan baik.

Gambar 1. Modifikasi Bola Karet.

Penggunaan alat bantu di atas diharapkan dapat memotivasi anak melakukan

tugas gerak yang diberikan. Menurut Rusli Lutan (2002: 10) pembelajaran

Pendidikan Jasmani dikatakan berhasil apabila :

1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas gerak

(43)

28

2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif.

3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas.

4. Guru penjasorkes terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

I. Kerangka Fikir

Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan suatu cara penyampaian

belajar sepakbola teknik dasar menyundul bola atau heading menggunakan

alat bantu permainan (bola karet).

Alat bantu dalam permainan merupakan bagian dari inovasi yang dapat

dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal ini

antara lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.

Alat bantu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bola karet yang relatif lebih ringan dan dan mudah. Hal ini dapat

memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar seperti

yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang ulang melakukan

gerak dasar menyundul bola.

Walaupun bakat masing-masing orang memegang peranan penting, akan tetapi

hasil penguasaan psikomotor sebagian besar merupakan fungsi kebiasaan dan

keterampilan yang diperoleh ketika melakukan tugas tersebut. Dengan

demikian pembelajaran menyundul bola dengan menggunakan alat bantu dapat

mengefektifkan pembelajaran dan meningkatkan gerak dasar menyundul bola

(44)

J. Hipotesis

Menurut Arikunto (2006:07), bahwa “Hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap suatu masalah penelitian, oleh karena itu suatu hipotesis perlu diuji

guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang

menunjukan sebenarnya atau tidak”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa, hipotesis adalah suatu

konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.

Maka hipotesis dalam penelitian ini, “ Melalui Alat Bantu Bola Karet Dapat

Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Sehingga Memperbaiki Keterampilan

(45)

30

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam pengumpulan

data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang

dihadapi.

Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid,

agar isi dari penelitian bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Untuk

mendapatkan data yang valid, hasil data yang diperoleh dalam penelitian harus

dianalisa dengan menggunakan metode penelitian yang logis dan rasional agar

tingkat validitas datayang bisa dipertanggung jawabkan. Metode penelitian

adalah “Cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu”. Terdapat beberapa metode yang bisa dipergunakan untuk pengkajian

data dalam sebuah penelitian agar tujuan penelitian dapat tercapai seperti yang

diharapkan. Untuk menggunakan suatu metode penelitian, peneliti harus

memperhatikan jenis ataupun karakteristik serta objek yang akan diteliti agar

(46)

Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan

metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas

(Clas room action research)atau CAR. Dari namanya sudah menunjukkan isi

yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang sifatnya

dilakukan kolaborasi partisipastris karena dilakukan dikelas bersama guru kelas

juga., maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan, yaitu:

1. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan menujukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukukan

dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus

kegiatan siswa.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang

kelas dalam penelitain, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal dalam

bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas

adalah sekelompok siswa sekelas yang sama dari guru yang sama pula. Pada

penelitian tidakan ini berciri sebagai berikut: a) Praktis dan langsung relevan

untuk situasi actual, b). menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk

memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik,

c). dilakukan melalui putaran-putaran yang bersepiral Arikunto dkk, ( 2006:

(47)

32

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan

tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan

hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan

pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan. Tujuan

PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran,

mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan professionalisme dan

menumbuhkan budaya akademik.

Menurut Kunandar (2011:67) Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan

berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan

pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut:

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.

2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu,

dan sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi

yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah

6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

(48)

Gambar 3 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto, 2007)

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus

berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu: (a)

perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi

dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai

perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

B.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Bakung Bandar

Lampung. Tahun pelajaran 2014/2015.Siswa kelas VI berjumlah 32 siswa

(49)

34

C.Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Nama sekolah : SD Negeri 1 Bakung Bandar Lampung

Alamat : Jalan Banten gang impres Bakung Bandar Lampung

b. Pelaksanaan Penelitian

Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan

dengan 3 siklus.

D.Rancangan Penelitian Menyundul Bola (Heading)

1. Siklus Pertama

a. Rencana

1. Menyiapkan skenario pembelajaran berupa RPP yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan

pendahuluan, inti,penutup.

2. Menyiapkan skenario pembelajaran berupa RPP yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan

pendahuluan, inti,penutup.

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

4. Mempersiapkan alat yang akan digunakan pada siklus pertama, yaitu penggunaan 6 bola karet.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi enam belas kelompok sesuai

(50)

Masing-masing kelompok berdiri di tempat awalan yang telah diberi

tanda.

2. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu

menyundul bola dengan cara bola di layangkan oleh rekannya. Guru

memperbaiki keterampilan menyundul bola.

3. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh

guru yaitu gerakan menyundul bola sebanyak 5 kali.

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan

gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang

masih salah.

c. Observasi

1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan

untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan

penggunaan bola karet dapat berjalan dengan baik dan efektif

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu

pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus pertama.

d. Refleksi

1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.

(51)

36

Gambar 3. Menyundul bola yang di layangkan rekannya

2 Siklus II

a. Rencana

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan

penutup.

2. Menyiapkan instrumen penilaian menyundul bola..

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

4. Mempersiapkan alat yang akan digunakan pada siklus kedua, yaitu

bola karet.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi sepuluh kelompok sesuai

dengan banyaknya bola. Masing-masing kelompok berdiri di depan

dinding.

2. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu

melakukan heading pada dinding/tembok dengan jarak 2m. guna

(52)

3. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh

guru sebanyak 10 kali.

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan

gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang

masih salah.

c. Observasi

1.Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Obsevasi dilakukan

untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan

penggunaan bola karet dapat berjalan dengan baik dan efektif.

2.Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu

pengulangan.

d. Refleksi

1.Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.

2.Merumuskan rencana tindakan untuk siklus tiga jika dengan

pemberian siklus kedua nilai siswa belum tuntas.

(53)

38

3. Siklus III

a. Rencana

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan

penutup.

2. Menyiapkan instrumen penilaian menyundul bola.

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi ( handycam atau kamera).

4. Mempersiapkan bola karet yang digunakan pada siklus ketiga,

yaitu bola karet.

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi enam belas kelompok sesuai

dengan banyaknya bola dan bambu rintangan yang telah disediakan.

Masing-masing kelompok berdiri di tempat awalan yang telah

diberi tanda.

2. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu

menyundul bola dengan rekannya.

3. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh

guru.

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan

gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang

(54)

c.Observasi

1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan

untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan

penggunaan bola karet dapat berjalan dengan baik dan efektif.

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu

pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus ketiga.

d. Refleksi

Hasil observasi di simpulkan dan didiskusikan.

Gambar 5. Menyundul bola dengan rekannya

E.Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan penelitian

yang dilakukan pada tiap siklusnya. Alat berupa indikator dari peningkatan

(55)

40

Tabel 1. Format Penilaian Menyundul Bola (heading)

No Aspek Kriteria Penilaian Nilai Total

0 1

1 Sikap awal 1. Berdiri menghadap arah bola

2. Kaki berada di depan kaki yang lainnya

3. Sikap kedua lengan di depan dada

4. Mata selalu tetap terbuka

5. Pandangan terpusat pada bola

2 Sikap

pelaksanaan

1. Tekuk lutut dan punggung kaki agak condong kebelakang

2. Perkenaan bola tepat pada dahi

3 Gerak

lanjutan

1. Pindahkan berat badan ke depan mengikuti arah bola

(Roji, 2004:2)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian PTK ini adalah berupa lembar

observasi. Dengan lembar observasi kemampuan keterampilan anak diamati

secara keseluruhan dari posisi persiapan,pelaksanaan dan sikap akhir.

F.Teknik Analisis Data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat

prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung

prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus:

(56)

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah yang melakukan benar

n : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Sedangkan untuk melihat tingkat efektivitas tindakan yang dilakukan dapat

menggunakan rumus :

100%

X

X

-X

E

i i

n

×

=

(Goodwin dan Coates dalam Surisman, 1997)

Keterangan :

E : Efektivitas tindakan yang dilakukan

Xn : Rerata nilai akhir siklus ketiga

Xi : Rerata temuan awal

Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan

(57)

50

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan alat bantú bola karet pada siklus pertama dapat

memperbaiki keterampilan menyundul bola pada siswa kelas VI di SD

Negeri 1 Bakung.

2. Dengan penggunaan alat bantu bola karet pada siklus kedua dapat

memperbaiki keterampilan menyundul bola pada siswa kelas VI SD Negeri

1 Bakung.

3. Dengan penggunaan alat bantu bola karet pada siklus ketiga dapat

memperbaiki keterampilan menyundul bola pada siswa kelas VI SD Negeri

1 Bakung.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut:

1. Dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran yang lebih

(58)

bantu atau media, dengan tujuan memberdayakan siswa agar lebih banyak

bergerak dan memperbaiki konsep gerak yang dipelajari sehingga tercapai

efektivitas pembelajaran.

2. Pada penelitian pembelajaran keterampilan menyundul bola masih belum

tercapai ketuntasan belajar sebesar 100 % atau semua siswa belum mencapai

ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna menentukan tindakan

yang lebih tepat dan menarik agar dapat meningkatkan penguasaan

(59)

52

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Batty, Eric. 2007. Latihan Metode Baru Sepakbola Pertahanan. Bandung : CV Pionir Jaya.

Gifford, Clive. 2007. Keterampilan Sepakbola.Yogyakarta : PT Citra Aji Parama

Hamalik, Oemar.2004. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara

Harsono. 2004. Perencanaan Program Latihan.Jakarta : KONI Pusat.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 1988. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Luxbacher, Joseph. 2004. Sepakbola Langkah – langkah Menuju Sukses.Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Mielke, Danny. 2007. Dasar – Dasar Sepakbola.Bandung : Pakar Raya.

Moeliono, Anton. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.

Mudjiono, Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran Jakarta. PT. Rineka Cipta dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen Olahraga.

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

(60)

Scheunemann, Timo. 2008. Dasar – Dasar Sepakbola Modern untuk Pemain dan Pelatih.Malang : DIOMA.

Sneyers, Jozef. 1990. Sepakbola Remaja.Jakarta : PT. Rosda Jayaputra.

Sucipto. Dkk.1999/2000. Olahraga Pilihan:Sepakbola. Jakarta : Dirjen Dikdasmen

Sukatamsi. 1984. Sepak Bola. Universitas Terbuka. Jakarta: Depdikbud

Gambar

Gambar 1. Menyundul Bola
Gambar 3 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto, 2007)
Gambar 3.  Menyundul bola yang di layangkan rekannya
Gambar 4. Menyundul bola ke dinding
+3

Referensi

Dokumen terkait

Eunike Seidy Mogonta, 462012087, Hubungan Pengetahuan Ibu menyusui tentang ASI eksklusif dengan Pemberian ASI eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng, Skripsi,

The result of all statistics above showed that ultra sound indeed gives positive effect to improve the quality of skin especially for skin turgor.. The Ultrasonic wave provides

Pasal 2 ayat 1 pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan perkawinan menurut agama Islam, dilakukan oleh pegawai pencatat nikah sebagaimana dimaksudkan

Padjadjaran atas segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta/Plagiatisme dalam karya ilmiah saya

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Alah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal dengan judul “Optimalisasi

This study aims at identifying the types of swearing words used by all characters in Blood Father Movie and the factors contribute to those swearing.. It is a

Indonesia yang baik dan benar digunakan dalam penulisan beberapa bagian dari mind map SIkap: Mind map dibuat dengan mandiri, cermat dan teliti, sesuai dengan tenggat

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Hubungan