• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PERMAINAN (BOLA KARET) PADA SISWA KELAS. VIII.A DI SMPN. 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PERMAINAN (BOLA KARET) PADA SISWA KELAS. VIII.A DI SMPN. 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PERMAINAN (BOLA KARET) PADA SISWA KELAS. VIII.A DI SMPN. 22 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh :

W A R N I D E S

Hasil pembelajaran pendidikan jasmani pada permainan sepakbola gerak dasar menyundul di SMP Negeri 22 Bandar Lampung masih rendah. Hal ini disebabkan karena minat siswa kurang dan juga merasakan sakit bila melakukan gerakan menyundul bola menggunakan bola yang sebenarnya. Modifikasi alat adalah salah satu cara untuk mengatasi permasalahan dari bola yang sebenarnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar menyundul bola pada

pembelajaran Penjaskes siswa kelas VIII. SMP Negeri 22 Bandar Lampung Penelitian ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran Penjas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kaji tindak (Action Research), yaitu putaran bersepiral (Self Reflective Spiral) yang dirancang secara : (a) Rencana tindakan, (b) Pelaksanaan tindakan, (c) Observasi, (d) Refleksi. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, di setiap siklusnya dilakukan tindakan yang berbeda. Tindakan siklus yang pertama adalah siswa melakukan latihan menyundul bola dengan bola karet secara berpasangan untuk membantu melempar dan menangkap hasil sundulan rekannya, tindakan siklus kedua adalah siswa melakukan latihan dengan menggunakan bola karet mengarahkan hasil sundulan ke depan atas dinding dilakukan dengan jarak 2 meter, tindakan siklus ketiga adalah siswa melakukan latihan saling menyundul bola dengan bola karet secara berulang dengan pasangan berlatih. Dalam proses pembelajaran penulis menggunakan metode demonstrasi, metode Resource-based Learning, pendekatan belajar tuntas (Mastery Learning).

Sebagai sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dengan jumlah 32 orang, dengan pertimbangan bahwa kelas tersebut merupakan kelas yang minat siswanya terhadap pembelajaran gerak dasar menyundul bola rendah. Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, siswa yang mendapat >65 sebanyak 27,78%. Sedangkan secara klasikal dinyatakan berhasil apabila 85% siswa telah mencapai daya serap >65% .

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing siklus terdapat peningkatan, yaitu siklus I siswa yang memperoleh ≥65 sebanyak 37,5 %, siklus II siswa yang memperoleh ≥65 sebanyak 56,25 %, siklus III siswa yang memperoleh nilai ≥65 sebanyak 93,75%.

Kesimpulan yang dapat di ambil penelitian menunjukkan bahwa pemberian modifikasi alat permainan dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar

(2)

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PERMAINAN (BOLA KARET) PADA SISWA KELAS VIII.A DI SMPN. 22 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

WARNIDES

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR lAMPUNG

(3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bola Yang Terbuat dari Lapisan Karet... 15

2. Siklus Yang Akan Digunakan Dalam Penelitian... 24

3. Siswa Melakukan Gerakan Menyundul Bola Menggunakan Bola Karet Dengan Bantuan Rekan Pasangan Berlatih

Untuk Membantu Melempar Dan Menangkap Bola... 26

4. Siswa Melakukan Gerakan Menyundul Bola Menggunakan Bola Karet Kedepan Atas Dinding Dari Jarak 2 Meter... 28

5. Siswa Saling Menyundul Bola Menggunakan

Bola Karet Secara Berpasangan Dengan Rekan Berlatih ... 30

(4)

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PERMAINAN (BOLA KARET) PADA SISWA KELAS. VIII.A DI SMPN. 22 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh :

W A R N I D E S

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

1. Perkembangan Aspek Psikomotor ... 19

2. Perkembangan Aspek Kognitif ... 20

3. Perkembangan Aspek Afektif ... 21

C. Hipotesis ... 21

III. METODOLOGI PENELITIAN... 23

A. Metode Penelitian... 23

(6)
(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Langkah-langkah perhitungan hasil penelitian ... 64

2. Data Siswa Kelas VIII A SMPN.22 Bandar Lampung ... 71

3. Nilai Hasil Keterampilan Gerak Dasar Menyundul Bola Pada Tes Awal Siswa Kelas VIII A... 72

4 Nilai Hasil Keterampilan Gerak Dasar Menyundul Bola Pada Siklus I Siswa Kelas VIII A... 73

5 Nilai Hasil Keterampilan Gerak Dasar Menyundul Bola Pada Siklus II Siswa Kelas VIII A... 74

6. Nilai Hasil Keterampilan Gerak Dasar Menyundul Bola Pada Siklus III Siswa Kelas VIII A... 75

7.Proses kegiatan penelitian di lapangan... 76

8. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ... 79

9. Photo Dokumentasi... 91

Foto 1. Persiapan dan penjelasan guru kepada siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan di lapangan ... 91

Foto 2. Siswa putri sedang melakukan menyundul bola atas lemparan sendiri kegiatan pada siklus I ... 91

(8)

Foto 4. Siswa sedang melakukan menyundul bola berpasangan

Kegiatan pada siklus III ... 92

10. Rencana judul penelitian ... 92

11. Surat Keterangan Dari Sekolah Tempat Penelitian... 93

12. Surat pengantar ijin penelitian dari Unila... 94

13. Surat balasan ijin penelitian dari Sekolah tempat penelitian ... 95

14. Surat Keterangan telah melaksanakan penelitian ... 96

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Persentase Keterampilan Gerak Dasar

Menyundul Bola Pada Tes Awal atau Sebelum Tindakan... 34

2. Hasil Persentase Keterampilan Gerak Dasar

Menyundul Bola Pada Siklus I... 35

3. Hasil Persentase Keterampilan Gerak Dasar

Menyundul Bola Pada Siklus II... 37

4. Hasil Persentase Keterampilan Gerak Dasar

Menyundul Bola Pada Siklus III... 39

5. Hasil Persentase Keterampilan Gerak Dasar

(10)

“MOTTO”

Lakukanlah dengan baik

apa yang bisa kamu lakukan,

janganlah putus asa karena suatu kegagalan.

Karena manusia pasti pernah mengalami kegagalan.

Pasrah bukan berarti menyerah,

tapi bekerja keras & berdoa,

ikhlas dengan hasil apapun

yang diberikan

Allah S.W.T

(11)

PENGESAHAN

1. Tim Penguji

Penguji : Dr. Marta Dinata, M.Pd. ...

Penguji

bukan pembimbing : Drs. Herman Tarigan, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP.196003151985031003

(12)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung merupakan karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain dan telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat, dan apabila dikemudian hari ditemukan atas sebagian skripsi ini bukan merupakan hasil karya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dengan sanksi-sanksi lainnya sesuai perundang-undangan yang berlaku.

Bandar Lampung, Juli 2012

(13)

”Persembahan”

Dengan segala hormat dan kasih sayang.

Skripsi dan hasil belajar ini kupersebahkan kepada: Mendiang Suamiku tercinta

”Aperi Samsuri”

dan skripsiku ini kepersembahkan juga untuk kedua anakku tersayang :

”Azizah Fernadez,” dan ”Andre Fernandez”, sebagai motifasi dalam menuntut ilmu yang lebih tinggi

Serta seluruh keluarga, sahabat dan teman-teman Mahasiswa Unila S.1. dalam Jabatan angkatan 2010

dan teman-temanku yang ada di SMPN 22 Bandar Lampung juga yang lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu & mendoakan, selalu mengharapkan hal yang terbaik ”untukku”

(14)

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PERMAINAN (BOLA KARET) PADA SISWA KELAS VIII.A DI SMPN. 22 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Warnides

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013068056

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. Marta Dinata, M.Pd NIP. 195105071981031002 NIP. 196703251997031002

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Muara Panas Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten

Solok Sumatera Barat pada tanggal 14 Agustus 1964, anak dari pasangan Hi

Marsidin (alm) dan Nurcaya (alm) .

Pendidikan Formal :

Tahun 1979 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada SD Negeri1.

Muara Panas, Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) diselesaikan

pada tahun 1982 di SMP Negeri Muara Panas, Pendidikan Sekolah Lanjutan

Atas (SLTA) diselesaikan pada tahun 1985 di SMA Negeri 1 Solok kemudian

pada tahun 1986 melanjutkan ke IKIP Padang Fakultas FPOK Jurusan Pendidikan

Olahraga Diploma II (D.2) pada tahun 1991 penulis diangkat menjadi Pegawai

Negeri Sipil (PNS) sebagai Guru Olahraga di SMP Negeri 2 Telukbetung yang

sekarang menjadi SMPN 6 Bandar Lampung Kemudian pada tahun 2010 atas

program Pemerintah penulis melanjutkan studi pada Program S.1. dalam jabatan

(16)

SANWACANA

Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, berkat karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.

Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis tak terlepas dari kesulitan-kesulitan,

namun berkat dorongan serta bimbingan dari Bapak pembimbing dan berbagai

pihak akhirnya penelitian dapat diselesaikan. Penelitian ini disusun untuk

melengkapi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pendidikan.

Kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku ketua jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Lampung

3. Drs. Wiyono, M.Pd, selaku ketua program studi Pendidikan jasmani

4. Dr. Marta Dinata, M.Pd, selaku Pembimbing yang telah membantu dan

membimbing dalam penelitian ini.

5. Drs. Herman Tarigan, M.Pd. selaku penguji bukan pembimbing, terima kasih

untuk saran-saran dan masukannya

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(17)

8. Dra. Hj, Rita Ningsih, MM, selaku Kepala SMPN 22 Bandar Lampung

9. Dewan guru dan staf tata usaha SMPN 22 Bandar Lampung

10.Semua yang terlibat dalam penulisan ini yang tidak dapat disebutkan satu

persatu terima kasih atas segala masukannya,

Semoga amal baik dan petunjuk akan diberikan Allah SWT. Akhirnya penulis

berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis

sendiri pada khususnya.

Bandar Lampung Juli 2012

Penulis

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan pendidikan jasmani di sekolah adalah mengembangkan

keterampilan gerak. Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang

sistematis dan teratur. Oleh sebab itu pembelajaran yang baik akan

menentukan keberhasilan dalam menciptakan siswa yang berprestasi.

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dapat dilakukan secara

efektif dan efisien. Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan

siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur yaitu dari

masa balita, anak-anak, masa remaja, dewasa dan masa tua. Dengan demikian

tahap perkembagan anak dalam hal ini usia siswa SMP Kelas VIII merupakan

proses belajar gerak dasar, bila kemampuan gerak dasar umum telah dikuasai

maka untuk mempelajari gerak kelanjutannya akan lebih mudah untuk

diarahkan guna mempelajari keterampilan yang lebih tinggi dalam hal ini

mempelajari bentuk-bentuk gerakan suatu cabang olahraga.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan program pengajaran

(19)

Pembelajaran olahraga dan kesehatan ini diharapkan dapat mengarahkan siswa

untuk dapat beraktivitas olahraga agar tercipta generasi yang sehat dan kuat.

Sebagai seorang guru sering sekali kita dihadapkan terhadap beragamnya

karakteristik siswa dalam suatu kelas. Karakteristik siswa itu antara lain

adalah jenis kelamin, postur tubuh, hobi, sifat dan motivasi. Hal ini yang

terjadi pada pembelajaran teknik dasar sepak bola menyundul pada siswa

kelas VIII.A di SMPN. 22 Bandar Lampung, ketika menggunakan alat

permainan dengan menggunakan bola yang standar untuk pemain sepak bola,

akibatnya hasil belajar siswa di sekolah tersebut belum mencapai tingkat

keberhasilan yang diharapkan. Dengan melihat setiap hasil belajar teknik

dasar sepak bola heading disekolah tersebut masih rendah, adapun siswa yang

mendapatkan nilai kurang dari rata-rata 65 sebanyak 75%, sedangkan siswa

yang mendapatkan nilai lebih dari 65 sebanyak 25% dari keseluruhan kelas

VIII, kelas VIII.A memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam melakukan

teknik dasar sepak bola heading. Uraian diatas merupakan pengamatan penulis

selama mengajar di SMPN. 22 Bandar Lampung. Pada saat mengajar, penulis

menggunakan alat berupa bola kaki yang lazimnya dipakai oleh pemain sepak

bola. Adapun permasalahan dan kendala tersebut antara lain adalah sebagai

berikut:

a. Pembelajaran tidak berjalan dengan efektif

b. Siswa merasa takut melakukan heading karena rasa sakit yang ditimbulkan

setelah melakukannya

(20)

Dalam menentukan alat penunjang keberhasilan terhadap tugas gerak yang

diberikan, kita harus memilih alat-alat yang mengarah pada pembentukan

gerakan yang kita harapkan tersebut.Yaitu dengan alat yang sederhana dan

fleksibel tetapi disenangi oleh anak didik. Dalam penelitian ini penulis

mencoba menerapkan suatu cara penyampaian belajar sepak bola teknik dasar

heading atau menyundul bola menggunakan modifikasi alat permainan (bola

karet). Penulis mengenalkan metode penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai

solusinya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1 Siswa cenderung merasa takut dan ragu melakukan Menyundul

(heading) karena rasa sakit yang ditimbulkan setelah melakukan

heading.

2 Rendahnya hasil belajar siswa dalam teknik dasar sepak bola heading.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam, identifikasi masalah dan

permasalahan, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Apakah dengan menggunakan modifikasi alat permainan (bola karet) dapat

meningkatkan hasil pembelajaran menyundul (heading) dalam bermain sepak

(21)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk meningkatkan kemampuan

menyundul bola (heading) pada siswa kelas VIII.A di SMPN. 22 Bandar

Lampung.

E. Kegunaan penelitian

1. Siswa

Meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya meningkatkan

keterampilan gerak dasar sepak bola heading.

2. Sekolah

Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pembina sekolah mengenai

penggunaan modifikasi alat permaianan (bola karet) pada sepak bola

heading.

3. Program studi

Sebagai solusi untuk mengembangkan inovasi dalam pembelajaran

pendidikan jasmani.

4. Guru Pendidikan Jasmani

Hasil penelitian ini sebagai sumbangan dalam meningkatkan pembelajaran

pendidikan jasmani dan kesehatan.

(22)

1. Upaya

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka (1991:1109)

Menterjemahkan bahwa ”Upaya” merupakan usaha atau ihktiar untuk

mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan

sebagainya.

2. Gerak Dasar

Menurut Rusli Lutan dalam buku Asas-asas pendidikan jasmani (2002:40)

Menjelaskan bahwa keterampilan gerak dasar itu didukung oleh pola

gerak. Yang dimaksud pola gerak adalah serangkaian gerak terkait yang

terorganisir. Misalnya sebuah pola gerak berupa mengangkat tangan ke

samping atau ke bawah. Berdasarkan pola gerak inilah terbentuk gerak

dasar.

3. Menyundul bola

Menurut Danny Mielke dalam buku dasar-dasar sepakbola (2007:49).

Salah satu ciri unik dalam permainan sepak bola adalah kepala boleh

digunakan untuk memainkan bola di udara, pemain bisa melakukan

menyundul bola ketika sedang meloncat, melompat ke depan,

menjatuhkan diri (diving) atau tetap diam dan mengarahkan bola dengan

tajam ke gawang atau ke teman satu tim dan penyelamatan

4. Modifikasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia arti dari modifikasi adalah

“pengubahan”. Pengubahan berasal dari kata dasar “ubah” yang berarti

(23)

yang sebelumnya”, sedangkan arti dari pengubahan adalah“proses,

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,

keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek

pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani,

olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, pelaksanaan

Pendidikan Jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan

Pendidikan Jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga

mengembangkan seluruh potensi siswa.

Pendidikan Jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk selalu aktif

dan terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas

jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah

dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina,

sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan siswa dalam usia

maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur yaitu dari masa balita,

anak-anak, masa remaja, dewasa dan masa tua.

(25)

1. Pengertian Permainan Sepakbola

Sepakbola adalah jenis permainan beregu yang menggunakan bola sepak

dan dimainkan oleh dua kelompok yang berlawanan dengan jumlah

pemain masing-masing terdiri atas sebelas pemain. Pertandingan dapat

dilakukan di lapangan yang permukaan tanahnya berumput asli atau

buatan dan bentuk lapangannya adalah empat persegi panjang. dengan

ukuran lapangan standar yaitu panjang 100 sampai 110 meter dan lebar 64

sampai 75 meter, Pada kedua garis lebar lapangan di tengah-tengahnya,

masing-masing didirikan sebuah gawang yang saling berhadap-hadapan.

Bola yang digunakan dalam permainan yaitu pada bagian luarnya terbuat

dari kulit dan bagian dalamnya terbuat dari karet yang berisi udara.

Dengan berat bola tidak lebih dari 450 grm dan tidak kurang dari 410 grm

(Laws of The Game. PSSI 2009)

Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua

orang penjaga garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing

kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang

lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan

untuk menjaga atau melindungi agar gawangnya tidak kemasukan bola.

Permainan sepakbola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama

dan kedua diberi waktu istirahat, dan setelah waktu istirahat dilakukan

pertukaran tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah

kesebelasan yang sampai akhir pertandingan lebih banyak memasukkan

(26)

tuntutan dalam permainan sepakbola untuk mencapai kemenangan. Tanpa

kerjasama tim yang baik maka tujuan untuk mencetak gol ke gawang

lawan pun akan sulit.

2. Teknik dasar bermain sepakbola.

Adapun mengenai teknik dasar sepakbola dapat penulis jelaskan sebagai

berikut :

a. Teknik tanpa bola, yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola terdiri dari :

1). Lari cepat dan mengubah arah.

2). Melompat dan meloncat.

3). Gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan.

4). Gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang.

b. Teknik dengan bola, yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola, terdiri

dari : 1). Mengenal bola

2). Menendang bola (shooting)

3). Menerima bola : menghentikan bola dan mengontrol bola

4). Menggiring bola (dribbling)

5). Menyundul bola (heading)

6). Melempar bola (throwing)

8). Gerak tipu dengan bola

9). Merampas atau merebut bola.

10).Teknik-teknik khusus penjaga gawang.

(27)

a. Prinsip-prinsip teknik menyundul bola

1) Lari menjemput arah bola, pandangan mata tertuju pada datangnya

bola

2) Otot-otot leher dikuatkan, dikeraskan atau difiksasi dagu ditarik

merapat pada leher

3) Untuk menyundul bola digunakan dahi yaitu daerah kepala di atas

kening (alis) di bawah rambut kepala.

4) Badan ditarik kebelakang melengkung pada daerah pinggang,

perut, kekuatan dorongan panggul dan kekuatan kedua lutut kaki

bengkok diluruskan, badan diayun atau dihentakkan ke depan

sehingga dahi dapat mengenai bola.

5) Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka tidak boleh

dipejamkan dan selalu mengikuti arah datangnya bola dan

mengikuti kemana bola diarahkan dan selanjutnya diikuti dengan

gerak lanjutan untuk segera lari mencari posisi.

b. Kegunaan teknik menyundul bola.

1) Untuk meneruskan bola atau menmgoperkan bola kepada teman

atau operan jarak pendek

2) Untuk memasukkan bola ke mulut gawang lawan untuk

membuat gol.

3) Memberikan umpan kepada teman di daerah depan gawang

lawan untuk membuat gol (operan melambung atas)

(28)

serangan lawan, mempertahankan daerah gawang sendiri.

c. Macam-macam teknik menyundul bola.

1. Atas dasar arah bola dari hasil sundulan

a) Sundulan bola ke arah depan

b) Sundulan bola ke arah samping

c) Sundulan bola ke arah belakang

2. Atas dasar sikap badan pemain pada waktu menyundul bola:

a). menyundul bola dalam sikap berdiri

b). Menyundul bola dengan melompat

4. Teknik Dasar Menyundul Bola

Danny Mielke (2007:49)” Salah satu ciri unik sepak bola adalah kepala

boleh digunakan untuk memainkan bola di udara, namun hal ini banyak

sekali berdebatan berkaitan dengan permainan menggunakan kepala.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan fatal

yang bisa diakibatkan karena heading (menyundul). Di samping

kekhawatiran tersebut, pemain yang telah berpengalaman bisa melakukan

gerak yang sangat berharga ini dengan aman jika dia telah menerima

pelatihan yang tepat tentang teknik yang benar.

(29)

menyundul bola harus memakai dahi dan usahakan mata harus selalu

tertuju pada bola”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa

menyundul bola harus dilakukan dengan tepat menggunakan dahi dan

mata harus selalu terbuka.

Mencetak gol melalui sundulan merupakan gol yang sulit diantisipasi

oleh penjaga gawang. Hal ini disebabkan karena penjaga gawang sulit

menerka arah bola. Penjaga gawang tidak senang menghadapi bola

yang disundul memantul di dekat garis gawang, ini mengandung arti

lebih dari pada sekedar cerdik. Anda dapat mengunakan kepala anda

untuk menyundul bola ke teman anda atau menghempaskannya ke

dalam gawang. Sundulan dengan kepala merupakan sundulan paling

sulit diantisipasi kiper”.

Ketepatan perkenaan bola pada dahi merupakan faktor yang sangat

menentukan terhadap hasil sundulan.

Agar sundulan yang dilakukan tidak terasa sakit di kepala, maka

perkenaan bola harus tepat pada dahi. Pelaksanaan dalam menyundul

bola harus terkoordinasi dengan baik dari seluruh anggota badan.

Dengan demikian sundulan yang dilakukan hasilnya lebih baik.

b. Teknik Menyundul bola

Penguasaan teknik menyundul bola merupakan salah satu faktor yang

(30)

terlibat dalam gerakan menyundul bola harus dikoordinasikan dengan

baik.

Adapun dasar-dasar teknik menyundul bola yaitu :

1) Bagian kepala yang dipakai untuk heading adalah dahi bagian

tengah. Untuk memastikan bagian kepala yang benar yang

membentur bola, saat melakukan heading mata jangan ditutup.

Hindari pemakaian bagian kepala lainnya untuk menghindari

hal-hal yang tidak diinginkan.

2) Saat menanduk bola, kuatkan leher dan pundak lalu ayunkan

leher, kepala, dan pundak sacara bersamaan dari belakang ke

depan sehingga heading memiliki power.

3) Untuk defensive heading atau tandukan yang bersifat menghalau

bola, sebisa mungkin tanduk bola dari bawah ke atas dan ke

samping kiri atau kanan.

4) Untuk offensive heading atau tandukan dengan tujuan mencetak

gol, sebisa mungkin tanduk bola dari atas ke bawah.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik

menyundul bola merupakan rangkaian gerak yang terkoordinasi

dengan baik mulai dari gerakan kaki, badan, otot-otot leher, kepala

(dahi), mata tetap terbuka, mengantisipasi dan menjemput datangnya

(31)

C. Modifikasi Alat Permainan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia arti dari modifikasi adalah

“pengubahan”. Pengubahan berasal dari kata dasar “ubah” yang berarti “lain

atau beda”, mengubah dapat diartikan dengan “menjadikan lain dari yang

sebelumnya”, sedangkan arti dari pengubahan adalah“proses, perbuatan atau

cara mengubah”. Mengubah dapat juga diartikan dengan pembaruan.

Dalam pendidikan pembaruan dapat diartikan sebagai suatu upaya sadar yang

dilakukan untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan sungguh-sunguh.

Pembaruan sistem pengajaran (intructional system) apalagi dalam hal

pembaruan kebijaksanaan pendidikan umumnya mengandung unsur

kesengajaan, dan karenaannya istilah pembaruan pada umumnya dapat

disamakan dengan inovasi. Karena yang akan diperbaiki ialah praktik atau

kegiatan, inti pembaruan sebenarnya ialah proses pendidikan. Tidak

mengherankan bahwa pada mulanya pembarauan berpokok pada metode

mengajar. Bukan karena mengajar itu penting, melainkan karena mengajar itu

bermaksud menimbulkan efek belajar pada siswa.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang

dipakai untuk mengerjakan sesuatu”. Alat merupakan bagian dari

fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar.

Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung

tentang materi yang akan diberikan kepada siswa, dengan tujuan materi

(32)

Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat permainan

merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat permainan yang

sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk

meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat

dicapai dengan sebaik-baiknya. Modifikasi alat permainan merupakan bagian

dari inovasi yang dapat dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan

inovatif dalam hal ini antara lain pengembangan dan produksi alat-alat

pelajaran.

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bola yang terbuat dari karet yang relatif lebih ringan dan tidak

keras. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya

menuju gerakan teknik dasar heading seperti yang diharapkan, karena anak

dapat mencoba secara berulang ulang melakukan heading tanpa ragu dan rasa

takut karena sakit yang ditimbulkan saat menyundul atau mengheading bola.

Berikut ini adalah modifikasi alat permainan yang akan digunakan.

(33)

D. Media pendidikan dan alat bantu Pembelajaran

1. Pengertian Media pendidikan

”Media” dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengertian media adalah

alat atau sarana. Media Pendidikan adalah media yang dalam

penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran sebagai

alat fisik untuk membawakan atau menyampaikan isi pelajaran.

Edger Dale dalam Sumanto (1994 : 271) mengklasifikasikan media

pendidikan berdasarkan ”pengalaman belajar” siswa dari yang bersifat

konkret sampai yang bersifat abstrak. Edger Dale juga berpendapat bahwa

pengalaman belajar manusia itu 75 % diperoleh melalui indera lihat

(mata), 13 % melalui indera dengar (telinga) dan 12 % melalui indera

lainnya

Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta

merangsang siswa untuk belajar’ dan juga sebagai sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

R. Murray Thomas dalam Sumanto (1994:272 ), mengklasifikasikan media

pendidikan berdasarkan tiga jenjang pengalaman yaitu : 1) Pengalaman

dari benda asli (reliefe experience) 2) Pengalaman dari benda tiruan

(substitude of reliefe experience) 3) Pengalaman dari kata-kata (words

(34)

2 Alat bantu Pembelajaran

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang

dipakai untuk mengerjakan sesuatu”. Alat merupakan bagian dari fasilitas

pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar.

Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung

tentang materi yang akan diberikan kepada siswa, dengan tujuan materi

tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Perkembangan

ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu menggunakan

alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru

dapat menggunakan alat yang murah dan efesien, meskipun sederhana dan

bersahaja bahkan seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk dapat

menciptakan alat-alat olahraga yang dimodifikasi yang sangat sederhana

yang sesuai dengan kebutuhan tetapi dapat membantu dalam pencapaian

tujuan pengajaran yang diharapkan.

E. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi

dengan lingkungan. Belajar bukanlah suatu tujuan tetapi suatu proses

mencapai tujuan. Jadi, merupakan langkah-langkah atau prosedur yang di

tempuh. Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu kalau pada dirinya terjadi

perubahan tertentu, misalnya dalam olahraga sepakbola, seorang anak dari

tidak terampil menendang bola, mendribel bola dan bermain bola menjadi

(35)

bermain sepak bola. Namun tidak semua perubahan yang terjadi pada diri

seseorang terjadi karena orang tersebut telah belajar. Misalnya perubahan

yang terjadi pada bayi, terjadi terutama bukan karena belajar, bayi yang

tadinya tidak dapat tengkurep menjadi bisa tengkurep.

Dari uraian diatas dapatlah diidentifikasi ciri-ciri kegiatan yang disebut

“belajar” yaitu:

1. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri

individu yang belajar, baik aktual maupun potensial.

2. Perubahan itu pada dasarnya berupa didapatkannya kemampuan

baru, yang berlaku dalam waktu yang relatip lama.

3. Perubahan itu terjadi karena usaha.

Belajar merupakan sesuatu yang kompleks, yang menyangkut bukan hanya

kegiatan berfikir untuk mencari pengetahuan, melainkan juga menyangkut

gerak tubuh dan emosi serta perasaan. Dengan gambaran bahwa aspek-aspek

kemampuan yang bisa dikembangkan melalui kegiatan belajar meliputi

berbagai macam kemampuan tersebut, maka pengertian belajarpun menjadi

luas

Robert N. Gagne dalam Sugiyanto (1994:233) mendifinisikan tentang belajar

yaitu : Belajar adalah suatu perubahan pembawaan atau kemampuan yang

bertahan dalam jangka waktu tertentu dan tidak semata-mata disebabkan oleh

(36)

F. Karakteristik Siswa SMP

Siswa SMP mengalami masa remaja, suatu periode perkembangan sebagai

transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa remaja dan

perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang harus dihadapi oleh

guru. Periode perkembangan sebagai transisi dari masa anak-anak menuju

masa dewasa.

Masa remaja dan perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang

harus dihadapi oleh guru. Rincian perkembangan aspek psikomotor, kognitif,

dan afektif disajikan sebagai berikut :

1. Perkembangan Aspek Psikomotor

Aspek psikomotor merupakan salah satu aspek yang penting untuk

diketahui oleh guru. Perkembangan psikomotor juga melalui beberapa

tahap. Tahap-tahap tersebut antara lain :

a. Tahap Kognitif

Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan

lambat. Ini terjadi karena siswa masih dalam taraf belajar untuk

mengendalikan gerakan-gerakannya. Dia harus berfikir sebelum

melakukan suatu gerakan. Pada tahap ini siswa sering membuat

kesalahan dan kadang-kadang terjadi tingkat frustasi yang tinggi.

b. Tahap Asosiatif

Pada tahap ini, seorang siswa membutuhkan waktu yang lebih pendek

(37)

mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan

yang sudah dikenal. Tahap ini masih dalam tahap pertengahan dalam

perkembangan psikomotor. Oleh karena itu, gerakan-gerakan pada

tahap ini belum merupakan gerakan-gerakan yang sifatnya otomatis,

seorang siswa masih menggunakan pikirannya untuk melakukan suatu

gerakan tetapi waktu yang diperlukan untuk berpikir lebih sedikit

dibandingkan pada waktu dia berada pada tahap kognitif.

c. Tahap Otonomi

Pada tahap ini, seorang siswa telah mencapai tingkat otonomi yang

tinggi. Proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia tetap

dapat memperbaiki gerakan-gerakan yang dipelajarinya. Tahap ini

disebut tahap otonomi karena siswa sudah tidak memerlukan kehadiran

instruktur untuk melakukan gerakan. Pada tahap ini,

gerakan-gerakan telah dilakukan secara spontan dan juga tidak mengharuskan

pembelajar untuk memikirkan tentang gerakannya.

2. Perkembangan aspek kognitif.

Menurut Piaget dalam Wayan (2010:3), periode yang dimulai pada usia 12

tahun, merupakan ”Period of formal oferation” pada usia ini, yang

berkembang pada siswa adalah kemampuan berpikir secara simbolis dan

bisa memahami sesuatu secara bermakna (Meaningfully) tanpa

(38)

Implikasinya dalam pengajaran Teknologi informasi dan komunikasi

adalah bahwa belajar akan bermakna kalau input (materi pelajaran) sesuai

dengan minat dan bakat siswa. Pengajaran Teknologi informasi dan

komunikasi akan berhasil kalau penyusun silabus dan guru mampu

menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi input dengan harapan serta

karakteristik siswa sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat

maksimal.

3. Perkembangan Aspek Afektif

Keberhasilan proses pengajaran teknologi informasi dan komunikasi juga

ditentukan oleh pemahaman tentang perkembangan aspek afektif siswa.

Ranah afektif tersebut mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh

setiap peserta didik.

G. Inovasi Pendidikan

Inovasi pendidikan ialah suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda

dari hal (yang ada) sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan

kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.

Adapun hal yang dapat diinovasikan dalam dunia pendidikan antara lain

adalah peraturan norma yang berupa barang atau alat.

Dengan memperhatikan keuntungan dan kendala yang ada, penulis ingin

menerapkan suatu pemecahan masalah dengan memodifikasi alat bermain

(39)

H. Hipotesis

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) rumusan hipotesisnya bukan

hipotesis tentang perbedaan atau hubungan antar variabel, melainkan hipotesis

tindakan. Idealnya hipotesis tindakan itu mampu mendekati ketepatan

penelitian formal. Mohammad Asrori (2009 : 96)

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Jika pembelajaran gerak dasar menyundul bola menggunakan modifikasi alat

permainan bola karet, maka pembelajaran gerak dasar menyundul bola akan

mengalami peningkatan dalam permainan sepak bola pada siswa kelas VIII.A

(40)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena penelitian ini

dilakukan menggunakan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman

penelitian tindakan kelas (clasroom action research), yaitu penelitian yang

dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan

penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik

pembelajaran

Penelitian tindakan merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang

memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam

mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang

terlibat saling mendukung satu sama lain, dilengkapi dengan fakta-fakta dan

mengembangkan kemampuan analisis. Tukiran Taniredja, (2010 : 14)

Dalam penelitian tindakan kelas ini diawali dengan perencanaan tindakan

(Planning), Penerapan tindakan (action), Observasi dan mengevaluasi proses

dan hasil tindakan, melakukan refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau

peningkatan yang diharapkan tercapai. Dalam memecahkan masalah sangat

diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting

dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap subyek yang

(41)

tindakan kelas (Classroom Action Research) yang akan dilaksanakan pada

siswa kelas VIII.A. di- SMPN. 22 Bandar Lampung

Dalam penelitian ini penulis merencanakan sampai tiga siklus dan setiap

siklus memiliki kegiatan yang berbeda-beda dalam pelaksanaannya.

Selanjutnya seperti digambarkan di bawah ini

(42)

2. Pelaksanaan Penelitian

Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah selama

dua bulan (April dan Mei 2012). Dalam penelitian ini penulis

merencanakan 2 (dua) sampai 3 (tiga) siklus dan setiap siklus dilakukan 3

(tiga) kali pertemuan

3. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A di SMPN. 22 Bandar

Lampung dengan jumlah siswa seluruhnya 32 siswa dengan perincian 14

siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan

C. Penjelasan Rencana Tindakan persiklus

Siklus I ( 3 X Pertemuan )

Rencana :

1. Menyiapkan sarana dan prasana untuk proses pembelajaran alatnya yaitu :

lapangan sekolah, 6 bola yang terbuat dari karet.

2. Kemudian instrumen yang diperlukan untuk mengoperasikan tindakan

seperti alat tulis dan kertas untuk mencatat kegiatan pembelajaran.

3. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama dan

sebagai pendahuluan siswa melakukan pemanasan keliling 3 kali putaran

(43)

Tindakan :

1. Menjelaskan dan pengenalan tempat dan alat yang akan digunakan pada

siklus pertama. Antara lain : lapangan sekolah dan 6 bola yang terbuat dari

karet.

2. Siswa dibariskan menjadi dua kelompok (putra dan putri) kemudian siswa

diinstruksikan untuk memilih pasangan berlatih untuk melakukan heading

menggunakan bola karet.

3. Memberikan contoh gerakan jump heading pada alat modifikasi permainan

yang telah disiapkan.

4. Menginsruksikan siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan

sebelumnya sebanyak 5 kali secara terus menerus dan bergantian, diawali

dari pasangan pertama sampai pasangan keenam dan seterusnya.

Gambar 3. Siswa melakukan gerakan heading bola karet dengan bantuan rekan pasangan berlatih untuk membantu menangkap dan melambungkan bola.

Obsevasi:

Setelah tindakan di lakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, di berikan

waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi hasil pada hasil pada siklus I.

(44)

Refleksi

1. Hasil observasi disimpulakan dan didiskusikan

2. Merumuskan tindakan untuk siklus II

Siklus II ( 3 X Pertemuan )

Melihat dari hasil siklus pertama

Rencana:

Menyiapkan alat dan tempat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan

instrument yang di perlukan dalam mengevaluasi tindakan.

Siswa harus siap untuk melakukan siklus kedua.

Tindakan :

1. Menjelaskan dan pengenalan tempat dan alat yang akan digunakan pada

siklus pertama. Antara lain : dinding atau tembok dan 6 bola yang

terbuat dari karet.

2. Siswa berkumpul untuk bersiap-siap menunggu giliran sesuai dengan

urutan absen untuk melakukan heading menggunakan bola karet ke

depan atas dinding dengan jarak 2m dari tempat berdiri.

3. Memberikan contoh gerakan heading menggunakan bola karet ke depan

(45)

4. Menginsruksikan siswa agar melakukan gerakan yang telah

didemonstrasikan sebelumnya selama 1 menit secara terus menerus,

diawali dari barisan yang pertama.

Gambar 4. Gambar siswa melakukan heading kedepan atas dinding dengan bola karet dari jarak 2 m dalam waktu 1 menit.

Observasi:

Setelah tindakan di amati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan

dinilai/ evaluasi dari hasil tindakan siklus kedua.

Refleksi:

1. Hasil observasi di sampaikan dan didiskusikan

2. Merumuskna tindakan untuk siklus ke tiga

(46)

Rencana :

1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan

instrument yang di perlukan untuk mengevaluasi tindakan.

2. Menyiapkan siswa untuk melakukan siklus siklus ketiga.

Tindakan :

1. Memperkenalkan dan menjelaskan tentang kegiatan, lokasi, alat yang

akan digunakan untuk siklus ke-3 antara lain: Lapangan sekolah dan bola

yang terbuat dari lapisan karet.

2. Siswa dan pasangan berlatih menyiapkan diri menunggu giliran untuk

melakukan gerakan menyundul secara berulang dan timbal balik.

3. Memberikan contoh gerakan jump heading dengan awalan 2 langkah

kedepan pada modifikasi alat permainan yang telah disiapkan.

4. Siswa melakukan gerakan heading bola selama 1 menit secara

(47)

Gambar 5. Siswa melakukan heading bola karet secara berpasangan dengan teman berlatih.

Observasi :

1. Setelah tindakan di amati, di koreksi, di berikan waktu

pengulangan dan dinilai/evaluasi dari hasil tindakan pada siklus ke

tiga.

Refleksi :

Hasil siklus ketiga didiskusuikan dan di simpulkan.

D. Instrumen

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk menilai pelaksnaan PTK

disetiap siklus alat itu berupa indikator dari peningkatan keterampilan

heading siswa. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian PTK ini

adalah berupa lembar observasi. Dengan lembar observasi kemampuan

keterampilan siswa diamati secara keseluruhan dari posisi persiapan,

(48)

1 Format Penilaian

Tahap Kriteria Penilaian Nilai

1 2 3 4 5

Persiapan

1. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu

sikap melangkah, kedua lutut agak rendah 2. Kedua lengan di depan samping badan,

pandangan tertuju pada bola

Pelaksanaan

3. Lentingkan pinggang ke belakang dan

keraskan otot leher serta berat badan tertumpu

pada kaki belakang

4. Gerakan pinggang ke depan, hingga dahi tepat

menyongsong arah datangnya bola

5. Arah pandangan pada bola dan kepala

disentakkan ke depan saat menyundul bola 6 Untuk menambah kecepatan bola, gerakkan

kedua tangan ke belakang

Gerakan Akhir

7 Gerakan badan dibawa ke depan,

pandangan mengikuti arah gerak bola

8. Kedua lutut diluruskan serta kedua tumit

terangkat dari tanah

Keterangan :

Setiap tindakan yang telah dilakukan dapat dinyatakan dengan nilai berdasarkan kriteria penilaian Baik sekali, Baik, Kurang, dan Kurang sekali. Maka tindakan itu diberikan tanda ceklis (√ ) pada kolom nilai :

(49)

Siswa A memperoleh 24.

Maka nilai siswa A tersebut adalah 24/40 x 100 = 60

(Suharsimi Arikunto 1997: 242)

3. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan

informasi menganalisis dan menilai atau mengevaluasi hasil dari proses

pembelajaran penjas sepak bola teknik dasar jump heading.

a. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul melalui tindakan disetiap siklus selanjutnya

data dianalis. Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus

digunakan rumus :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar yang

(50)

Keterangan :

E = Efektifitas gerak heading pada siswa

n

X = Rerata nilai akhir siklus ke tiga.

i

X = Rerata tes awal/tes sebelum tindakan

b. Ketuntasan Belajar

Berdasarkan ketentuan dalam proses belajar mengajar bahwasanya

seorang guru harus memberikan/menyampaikan materi kepada

siswa secara tuntas hingga 100%. Siswa dinyatakan tuntas dalam

belajar apabila ia mecapai nilai tidak kurang dari 65. Bila hasil

perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan

(51)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Keimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan modifikasi

alat bermain bola karet, hasil belajar siswa kelas VIII.A SMPN 22

Bandar Lampung pada pokok bahasan teknik dasar menyundul bola

mengalami peningkatan.

2. Dengan menggunakan modifikasi alat bermain dapat meningkatkan

teknik dasar menyundul bola pada siswa kelas VIII.A SMPN 22

Bandar Lampung.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian ini, selanjutnya diajukan beberapa

saran :

1. Untuk siswa SMPN 22 Bandar Lampung agar dapat menambah

pengetahuan tentang bagaimana upaya untuk meningkatkan

(52)

2. Kepada guru/pelatih penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan acuan

dalam peningkatan kemampuan dan hasil belajar siswa dalam

keterampilan teknik dasar menyundul bola.

2. Kepala Kepala Sekolah agar lebih memperhatikan dan mendukung

kepentingan pembelajaran maupun prestasi siswa dalam kegiatan

olahraga maupun kelengkapan perbaikan sarana dan prasarana

olahraga.

3. Kepada pembaca agar peneitian ini dapat ditindak lanjuti kearah yang

lebih luas tidak hanya pada pembelajaran teknik dasar menyundul bola

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : Y rama Widya.

Asrori Mohammad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV Wacana

Prima

Arikunto Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta Bumi

Aksara

Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

FIFA, 2009. Law Of The Game FIFA (Peraturan Permainan), Jakarta,PSSI

Gifford Clive. 2007. Keterampilan Sepak Bola, Klaten: PT Citra Aji Pratama.

Harsono,2004. Perencanaan Program Latihan. Bandung PT. Bumi Aksara

Lutan Rusli, 2002. Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional..

Luxbacher Joseph A. 2001. Sepak Bola : Langkah menuju sukses. Jakarta : PT.

Grafindo Persada

Made Alit Mariana.2003. Pembelajaran Remedial. Jakarta:Depdiknas

Mielke Danny, 2007. Dasar-dasar Sepak Bola Cara yang lebih baik untuk

mempelajarinya. Jakarta, Pakar Raya

Noehi Nasution, 2006. Materi Pokok Tindakan Kelas, Universitas Terbuka,

Jakarta. Depdikbud.

Roji, 2006. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP kelas VIII,

Jakarata, Erlangga

Sugiyanto. 1994, Materi pokok Perkembangan dan belajar gerak PPDO2143

Depdikbud, Universitas Terbuka

Sumanto. 1994, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar, Jakarta. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Bagian proyek penataran guru Penjas

Taniredja Tukiran,dkk.2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Alfabeta

Wayan . 2010. Perangkat pembelajaran pendidikan jasamani, olahraga dan

kesehatan. Jakarta. Az-zahra Books’8

---. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta. Departemen

Gambar

Gambar 5.     Siswa melakukan heading bola karet secara  berpasangan                        dengan teman berlatih

Referensi

Dokumen terkait

Eunike Seidy Mogonta, 462012087, Hubungan Pengetahuan Ibu menyusui tentang ASI eksklusif dengan Pemberian ASI eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng, Skripsi,

Proses pembelajaran sebelum penelitian hanya 4 siswa (19%) yang mampu mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, kemudian peneliti menerapkan metode bermain peran meningkatkan

Industri perbankan syariah berkembang lebih cepat setelah keluarnya Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah jelas merupakan jaminan bagi kepastian

Padjadjaran atas segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta/Plagiatisme dalam karya ilmiah saya

This study aims at identifying the types of swearing words used by all characters in Blood Father Movie and the factors contribute to those swearing.. It is a

Sebagai tenaga pendidik yang harus meningkatkan kualitas pendidikan harus dapat melaksanakan perubahan dengan maksismal,tetapi kenyataan pelaksanakan pembelajaran IPS

SUKIMAN, Q 100 140 122, “Pengelolaan Media Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri Banyuanyar I Surakarta.” Program Pasca Sarjana Magister Manajemen

Penelitian tentang pengaruh campuran lumpur biogas sapi perah dan serbuk sabut kelapa pada vermicomposting terhadap biomassa cacing tanah Lumbricus rubellus