• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT

PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1

Hasil pembelajaran Penjas pada permainan sepakbola gerak dasar mengiring bola di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah masih rendah. Hal ini disebabkan karena siswa enggan dan merasakan sakit bila melakukan gerakan menggiring bola menggunakan bola yang sebenarnya. Modifikasi alat adalah salah satu cara untuk mengatasi permasalahan dari bola yang sebenarnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar menggiring bola pada pembelajaran Penjaskes siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah.

(2)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT

PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH

TAHUNPELAJARAN

2010/2011

Oleh

ROSY IWAN SEFIANTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Rangkaian Gerakan Dasar Menggiring Bola ... 22

Gambar 2 : Bola Plastik ... 25

Gambar 3 : Bambu Rintangan ... 25

Gambar 4 : Rancangan Penelitian Tindak Kelas... 31

Gambar 5 : Menggiring Bola dengan Angka Delapan ... 34

Gambar 6 : Menggiring Bola dengan Melewati Bambu Rintangan ... 37

Gambar 7 : Grafik Peningkatan Gerak Dasar Menggiring Bola Dari Tes Awal Sampai Siklus ke III ... 47

Gambar 8 : Grafik Histogram Rata-rata Dari Hasil Tes Menggiring Bola ... 48

Gambar 9 : Grafik Histogram Ketuntasan Belajar Menggiring Bola ... 49

Gambar 10 : Pemberian Materi Gerak Dasar Menggiring Bola ... 95

Gambar 11 : Tahap Persiapan Gerak Dasar Menggiring Bola ... 95

Gambar 12 : Pelaksanaan Latihan Gerak Dasar Menggiring Bola ... 95

(4)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS A. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 8

B. Pentingnya Pendidikan Jasmani ... 9

C. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran ... 10

D. Pengembangan Keterampilan Motorik ... 12

E. Bermain Sepak Bola ... 14

a. Gerak Dasar Bermain Sepak Bola ……….. ... 16

b. Pengertian Menggiring Bola (Dribbling) ………... ... 21

F. Modifikasi ... 23

(5)

A. Metode Penelitian ... 28

B. Subyek Penelitian ... 31

C. Setting Penelitian ... 31

Tempat Dan Waktu Penelitian ... 33

E. Rancangan Penelitian Menggiring Bola ... 32

F. Instrumen Penelitian ... 39

G.Teknik Ananlisis Data ... 39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 51

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

10. Hasi Tes Siklus Ketiga Gerak Dasar Menggiring Bola ... 80

11. Hasil Peningkatan Nilai Tes Awal Ke Nilai Tes Siklus kesatu ... 81

12. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus Kesatu Ke Nilai Tes Siklus kedua 82

13. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus Kedua Ke Nilai Tes SiklusKetiga 83 14. Hasil Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Menggiring Pada Setiap Siklus ... 84

15. Hasil Peningkatan Keberhasilan Pembelajaran Pada Setiap Siklus .... 85

16. Deskripsi Hasil Belajar Penelitian Tindakan Kelas ... 86

17. Gambar Grafik Histogram Rata-rata dari Hasil Tes Menggiring Bola 87 18. Gambar Grafik Histogram Ketuntasan Belajar dari Hasil Tes Menggiring Bola ... 88

19. Hasil Presentase Keterampilan Gerak Dasar Menggiring Bola Dari Tes Awal Hingga Siklus Ke Tiga ... 89

20. Gambar grafik Peningkatan Hasil Tes Menggiring Bola dari Tes Awal Hingga Siklus Ke Tiga ... 90

21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tes Awal ... 91

22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Kesatu ... 94

23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Kedua ... 97

24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ketiga ... 100

(7)

Daftar Tabel

Halaman

1. Hasil Tes Gerak Dasar Menggiring Bola Pada Tes Awal Siswa Kelas

X 2 SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah ... 41 2. Hasil Pembelajaran Gerak dasar Menggiring Bola Pada Siklus I . 42 3. Hasil Pembelajaran Gerak dasar Menggiring Bola Pada Siklus II 44 4. Hasil Pembelajaran Gerak dasar Menggiring Bola Pada Siklus III 45 5. Hasil Presentase Keterampilan Gaerak Dasar Menggiring bola dari

Tes awal Hingga sikuls Ketiga ... 46 6. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Keterampilan Gerak dasar

(8)

MOTTO

“ Mengadakan perbaikan berarti melakukan pekerjaan – pekerjaan yang baik

untuk menghilangkan akibat – akibat yang jelek dari kesalahan – kesalahan

yang dilakukan “ (QS Al Baqarah,160)

“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan dibalas pahalanya tanpa

perhitungan (QS. Az-Zumar:10)

(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Sudirman Husin, M.Pd ...

Sekretaris : Drs. Wiyono, M.Pd ...

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Surisman, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003

(10)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Rosy Iwan Sefianto NPM : 0613051046

Tempat tanggal lahir : Kotagajah, 30 september 1987

Alamat : Purwosari RT 01/ RW 04 Kec. Batang hari Nuban Kab. Lampung Timur

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menggiring Bola Melalui Modifikasi Alat (Bola Plastik dan Bambu Rintangan) Pada Siswa Kelas X 2 Di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2010/2011” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 15 september sampai dengan 30 Oktober 2011. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 20 September 2012

(11)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis ucapakan ke pada Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku, karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:

Ayah handa Slamet dan Ibunda Rudi Astuti, kakakku (Hendro Buana, Yeni astute S, )

dan adik-adik yang kusayangi (Agus S R, M Arif Wibowo, Ana Novelia, Cintia A K),

dan yang tercinta yang telah slalu mendampingiku dan mendukungku sampai saat ini

serta seluruh keluarga, sahabat dan teman yang telah membantu & mendoakan,

selalu mengharapkan hal yang terbaik

(12)

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nama Mahasiswa : Rosy Iwan Sefianto

Nomor Pokok mahasiswa : 0613051046

Program Studi : Pendidikan Jasmani

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sudirman Husin, M.Pd Drs. Wiyono, M.Pd

NIP. 19581021 198503 1 003 NIP. 19570111 198303 1 002

2. Ketua Jurusan Imu Pendidikan

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Rosy Iwan Sefianto, dilahir di Kotagajah pada tanggal 30 september 1987 sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Slamet dan Ibu Rudi Astuti.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain:

Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Kotagajah dan selesai pada tahun 2000. Kemudian masuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ma’arif 02 Kotagajah pada tahun 2000 dan lulus pada tahun 2003. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Kotagajah pada tahun 2003 dan selesai pada tahun 2006.

(14)

SANWACANA

Puji Syukur penulis haturkan ke pada ALLAH SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menggiring bola Melalui

Modifikasi Alat Pada Siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung

Tengah Tahun Pelajaran 2010/2011” dapat diselesaikan sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Unuversitas Lampung.

Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

3. Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan sekaligus pembimbing akademik.

4. Drs.Sudirman Husin, M.Pd selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini

(15)

5. Drs.Wiyono, M.Pd selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

6. Drs.Surisman, M.Pd selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan, saran dan keritik kepada penulis.

7. Kepala SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah beserta dewan guru yang

telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses

perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah

diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila.yang telah membantu proses

terselesaikannya skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 2012 Penulis

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via gerak insani

(human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau

olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani bukan saja

mengembangkan dan membangkitkan potensi individu, tetapi juga ada unsur

pembentukan yang mencakup kemampuan fisik , intelektual, emosional, sosial

dan moral-spiritual.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar

sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan

jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan,

kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam

rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas

berdasarkan pancasila.

Karena pendidikan jasmani dan kesehatan dipandang sangat strategis dalam

pembinaan kualitas fisik manusia Indonesia, maka dalam Garis Besar Haluan

Negara ditegaskan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan

bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang arahnya pada

(17)

.

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong

perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara

melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif sehingga menghargai

manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup dan pembiasaan

pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta

perkembangan yang seimbang. Materi pokok Pendidikan Jasmani

diklasifikasikan menjadi enam aspek, yaitu : teknik/keterampilan dasar

permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas

ritmik; aquatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (out door).

Salah satu tujuan pendidikan jasmani disekolah adalah mengembangkan

keterampilan gerak untuk memperkaya perbendaharaan gerak dasar

anak-anak, sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembanganya( Rusli

Lutan:1997). Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang

sistematis dan teratur. Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan

siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur yaitu dari

masa balita, anak-anak, masa remaja, dewasa dan masa tua.

Dengan demikian tahap perkembagan anak dalam hal ini usia siswa SMA

Kelas X2 merupakan proses belajar menguasai gerak dasar menggiring bola,

bila kemampuan gerak dasar umum telah dikuasai maka untuk mempelajari

(18)

gerak dasar yang lebih tinggi dalam hal ini mempelajari bentuk-bentuk

gerakan suatu cabang olahraga.

Pada saat melakukan observasi di lapangan, penulis mendapat informasi dari

guru mata pelajaran penjaskes bahwa siswa kelas X2 SMAN 1 Kotagajah

mempunyai masalah dalam penguasaan menggiring bola pada saat

pengambilan nilai dalam pelajaran sepakbola. Bola yang digunakan dalam

pembelajaran tersebut adalah bola yang sebenarnya untuk bermain sepakbola

dengan jumlah bola 4 buah dan anak sering mengeluh ketika menggiunakan

bola yang standar merasa sakit kakinya dan kurangnya sarana prasarana dalam

pembelajaran materi sepak bola gerak dasar menggiring bola.

Akibatnya hasil belajar siswa di SMA tersebut belum mencapai tingkat

keberhasilan yang diharapkan. Dengan melihat setiap hasil pembelajaran

gerak dasar sepak bola menggiring bola disekolah tersebut masih rendah,

adapun siswa yang mendapatkan nilai kurang dari rata-rata 70 sebanyak 75%,

sedangkan siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 70 sebanyak 25%. Dari

keseluruhan kelas X, kelas X2 memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam

melakukan teknik dasar sepak bola menggiring bola, belum terlihat adanya

modifikasi pembelajaran penjaskes gerak dasar menggiring bola dan

pembelajaran penjas gerak dasar menggiring bola kurang efektif. Uraian diatas

merupakan informasi dari guru penjaskes di SMAN tersebut.

` Sebagai seorang guru, sering sekali kita dihadapkan terhadap beragamnya

karakteristik siswa dalam suatu kelas. Karakteristik siswa itu antara lain

(19)

yang terjadi pada pembelajaran gerak dasar sepak bola menggiring bola pada

siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Kotagajah ketika menggunakan alat permainan

dengan menggunakan bola yang standar untuk pemain sepak bola. Peranan

dan Fungsi guru penjas yang baik apabila memiliki inisiatif, kreatifitas dan

inovatif serta selektif dalam menentukan metode dan penggunaan alat

penunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang cocok, fleksibel,

ekonomis dan disukai anak didiknya apabila memakai alat tersebut saat proses

kegiatan belajar mengajar.

Dalam menentukan alat penunjang keberhasilan terhadap tugas gerak yang

diberikan, kita harus memilih alat-alat yang mengarah pada pembentukan

gerakan yang kita harapkan tersebut. Yaitu dengan alat yang sederhana dan

fleksibel tetapi disenangi oleh anak didik. Dalam penelitian ini penulis

mencoba menerapkan suatu cara penyampaian belajar sepak bola gerak dasar

menggiring bola menggunakan modifikasi alat permainan (bola plastik dan

bambu rintangan). Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas

(PTK) atau kolaborasi partisipatris sebagai solusinya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya alat pembelajaran dan pembelajaran kurang bervariasi.

2. Dalam pembelajaran penjaskes gerak dasar menggiring bola kelas

(20)

3. Pembelajaran penjas gerak dasar menggiring bola di SMA Negeri

1 Kotagajah kurang efektif.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya ruang lingkup dalam penelitian ini, maka

peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada masalah

Peningkatan gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas X 2 SMA Negeri

1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2010/2011.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan proses pembelajaran dan mengetahui apakah dengan

modifikasi alat permainan ( bola plastik dan bambu rintangan) dapat

meningkatkan gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas X2 SMA

Negeri 1 Kotagajah.

2. Meningkatkan efektifitas pembelajaran gerak dasar menggiring bola pada

siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Kotagajah.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, identifikasi

masalah dan permasalahan, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut: ”Apakah Pembelajaran gerak dasar menggiring bola melalui

modifikasi alat permainan (bola plastik dan bambu rintangan) dapat

meningkatkan hasil belajar dan efektifitas pembelajaran penjas materi gerak

(21)

F. Kegunaan penelitian

1. Siswa

Meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya meningkatkan dasar gerak

menggiring bola. Dapat memberikan kontribusi dalam upaya

mengembangkan pedagogi olahraga terutama dalam proses pembelajaran

gerak dasar menggunakan modifakasi alat sehingga dapat memberikan

peningkatan gerak dasar menggiring bola.

2. Guru Penjas

Hasil penelitian ini sebagai sumbangan dalam meningkatkan pembelajaran

penjaskes khususnya pelajaran sepakbola dan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam menentukan metode dan model atau

pendekatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan

anak, sehingga anak dapat mengoptimalkan segenap kemampuannya dan

tercapailah keberhasilan pembelajaran.

3. Sekolah

Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pembina sekolah mengenai

penggunaan modifikasi alat permaianan (bola plastik dan bambu rintangan)

untuk meningkatkan gerak dasar menggiring bola.

4. Program studi

(22)

G. Batasan Istilah

Untuk memperjelas istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian, maka

peneliti membatasi makna dalam istilah yang dipergunakan. Adapun makna

dalam istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Upaya adalah usaha untuk mencapai suatu yang di maksud, KBBI

(1990:995).

2. Peningkatan adalah sebuah peroses atau cara untung meningkatkan usaha

atau kegiatan, KBBI (1990:951).

3. Gerak dasar adalah Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang

menuntun kepada ketrampilan yang sifatnya kompleks. Gerak dasar tersebut

meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor dan manipilatif. Suharsimi

Arikunto(2008:123)

4. Menggiring adalah menggerakkan bola dari satu tempat ke titik lain di

lapangan dengan menggunakan kaki. Bola harus selalu dekat dengan kaki

agar mudah dikontrol. Pemain tidak boleh terus menerus melihat bola.

Mereka harus melihat ke sekeliling dengan kepala tegak agar dapat

mengamati situasi lapangan dan mengawasi gerak-gerik pemain lainnya. (

Jozef Sneyers, 2007:51).

5. Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara

penggunaan, dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya, Lutan

(1998:2)

6. Bola adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah sisi lengkung atau kulit

(23)

H. Ruang Lingkup Penelitian

H.1 Ruang Lingkup Objek dan Subyek

1. Tempat penelitian

Di lapangan SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah.

2. Objek penelitian yang diamati adalah pembelajaran gerak dasar

menggiring bola dengan menggunakan modifikasi bola.

3. Subyek penelitian yang diamati adalah siswa kelas X 2 SMA Negeri 1

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Hakekat Pendidikan Jasmani

Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda

pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani

adalah “ pendidikan melalui aktivitas jasmani “. Dengan berpartisipasi dalam

aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan,

mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik serta

nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan

pendidikan jasmani. Samsudin, ( 2008:21).

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via aktivitas jasmani,

permainan dan cabang olahraga yang terpilih dengan maksud untuk mencapai

tujuan pendidikan. tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup

aspek fisikal, intelektuan, emosional, sosial dan moral.( Rusli Lutan,1997)

Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang relatif

sama dengan pendidikan lainnya dalam ranah pembelajaran, yaitu sama-sama

mengembangkan tiga ranah utama : psikomotor, afektif dan kognitif. Namun

demikian, ada satu kekhasan dan keunikan dari program penjaskes yang tidak

dimiliki oleh program pendidikan, yaitu dalam hal pengembangan wilayah

(25)

kebugaran jasmani anak dan pencapaian keterampilan geraknya. Samsudin,

(2008:21)

Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik

peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor.

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas

jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat

dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur

secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh

ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa

manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman,

efisien, dan afektif setiap siswa. (Samsudin, 2008 : 2).

2. Pentingnya Pendidikan Jasmani

Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk

bergerak. Kebutuhan anak untuk bergerak lebih leluasa tidak bisa dipenuhi

karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak

menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Pendidikanpun lebih

mengutamakan prestasi akademis. Faktor kehidupan di rumah dan lingkungan

luar sekolah ikut memberikan pengaruh pada anak. Kebiasaan yang buruk

(26)

membuat kebugaran anak semakin menurun. Sejalan dengan itu semakin

diperparah oleh pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk sehingga

beresiko menurunkan fungsi organ (degeneratif).

Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, Pendidikan Jasmani menyediakan

ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai

minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani

anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan

gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu

keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar

keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat

menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral.

3. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu

dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan perbedaaan.

Menurut Dimyati Mudjiono (1999:42-50) membagi Prinsip-prinsip belajar

dalam 7 kategori, antara lain :

a. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan

belajar. Dari teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa

adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Sedangkan motivasi juga

mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah

(27)

b. Keaktifan

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga dilimpahkan

oleh orang lain.

Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

c. Keterlibatan langsung atau berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar

mengamati secara langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab

terhadap hasil belajarnya.

d. Pengulangan

Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan yang penting,

karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan

pengulangan-pengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar.

e. Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin di capai

tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan ajar, maka

timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu.Agar pada anak timbul

motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan

belajar harus memiliki tantangan. Tantangan yang dihadapi dalam bahan

belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang

baru mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa

(28)

f. Perbedaan individu

Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa,

karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam

upaya pembelajaran di sekolah.

4. Pengembangan Keterampilan Motorik

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara

efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas

koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan. Semakin

komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula koordinasi

dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk

dilakukan.Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan

cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai

dengan kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan.

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular

dan diekspresikan dalam gerak tubuh. Yang dipelajari di dalam belajar gerak

adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha

untuk mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu

dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh

secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang

(29)

Suatu proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian

kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistem syaraf,

otak dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik adalah

menerima dan menginterpretasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang

akan dipelajari kemudian mengolah dan menyusun informasi-informasi

tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara

optimal dalam bentuk keterampilan. Menurut Lutan (1998:102) jadi belajar

motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu

Perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.

Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik menurut

Lutan (1988:31) berlangsung dalam tiga tahapan yaitu : a) Tahap Kognitif, b)

Tahap Fiksasi, dan c) Tahap Otomatis.

a. Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik.

Dalam tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakikat

kegiatan yang akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh gambaran

yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau

model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana

pelaksanaan yang tepat.

b. Tahap Fiksasi

Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik

melalui tahap praktik secara teratur agar perubahan perilaku gerak menjadi

(30)

umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah.

Lebih penting lagi peserta didik dapat mengkoreksi kesalahan. Pola

gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan

yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara

berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan akan semakin meningkat.

c. Tahap Otomatis

Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif

lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini dapat

diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi reflek bersyarat,

yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang

sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang

benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol

terhadap gerakan semakin tepat dan penampilan semakin konsisten dan

cermat.

Penampilan gerak yang konsisten dan cermat pada tahap otomatis dapat

dilihat dari ciri-ciri khusus sebagai berikut:

1) Antisipasi gerakan mengarah pada kemampuan otomatis dan irama

gerakan terlihat nyata.

2) Penampilan gerakan dapat dilakukan diberbagai situasi dan kondisi

yang berubah-ubah tanpa menghilangkan kelancaran dan kemulusan

gerakan.

3) Proses dan hasil gerakan diperlihatkan dalam penampilan yang

(31)

Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu

yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh

yang bisa dilakukan melalui proses belajar.

5. Bermain Sepakbola

Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua

kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

Muliono (1995:918). Bagi setiap pemain bebas mamainkan bola dengan

seluruh angota badan kecuali dengan lengan. Sedangkan bagi penjaga gawang

dalam memainkan bola bebas menggunakan semua anggota badannya. Seperti

dikemukakan Joseph A. Luxbacher (2004:2) ” kiper diperbolehkan untuk

mengontrol bola dengan tanganya di dalam daerah pinalti, pemain lainnya

tidak diperbolehkan menggunakan tangan atau lengan untuk mengontrol bola,

tetapi menggunakan kaki, tungkai atau kepala”.

Permainan sepakbola merupakan cabang olahraga permainan beregu atau tim.

Suatu tim akan dapat menyajikan permainan yang menarik apabila tim tersebut

memiliki kekompakan, artinya kerjasama antar pemain dalam satu tim tersebut

dapat berjalan lancar, hal ini dapat dilakukan apabila setiap pemain dapat

menguasai beberapa teknik dasar dalam permainan sepakbola. Adapun tehnik

dasar dalam permainan sepakbola dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1) Tehnik tanpa bola, 2) Tehnik dengan bola. Sukatamsi, (1984:34).

Permainan sepakbola dimainkan di lapangan berumput dan rata serta bentuk

(32)

tengah-tengahnya, masing-masing didirikan sebuah gawang yang saling

berhadap-hadapan. Bola yang digunakan dalam permainan yaitu pada bagian

luarnya terbuat dari kulit dan bagian dalamnya terbuat dari karet yang berisi

udara.

Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua orang

penjaga garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing

kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang

lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan

untuk menjaga atau melindungi agar gawangnya tidak kemasukan bola.

Permainan sepakbola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dan

kedua diberi waktu istirahat, dan setelah waktu istirahat dilakukan pertukaran

tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah kesebelasan yang sampai

akhir pertandingan lebih banyak memasukkan bola ke gawang

lawannya.Kerjasama dalam suatu tim merupakan suatu tuntutan dalam

permainan sepakbola untuk mencapai kemenangan. Tanpa kerjasama tim yang

baik maka tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan pun akan sulit.

Seorang pemain Sepakbola yang terampil dan sukses menurut Timo

Scheunemann (2005:17) bahwa faktor yang menentukan kesuksesan yaitu: a)

faktor genetic, b) faktor kedisiplinan, c) faktor latihan, dan d) faktor

keberuntungan. Beberapa anjuran bagi pelatih dalam mendidik pemain agar

kesuksesan dapat tercapai antara lain: a) canangkan pentingnya disiplin, b)

(33)

jadilah contoh yang baik, d) luaskan wawasan anda sebagai pelatih (Neverstop

learning), dan e) buat program yang terarah.

a. gerak dasar bermain sepakbola

Gerak dasar adalah gerak yang perkembangannya sejalan dengan

pertumbuhan dan tingkat kematangan. Ketermpilan gerak dasar merupakan

pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks.

Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun kepada

ketrampilan yang sifatnya kompleks. Gerak dasar tersebut meliputi gerak

lokomotor, nonlokomotor dan manipilatif. Arikunto (2008:123)

Gerak lokomotor adalah gerakan-gerakan yang mendahului kemampuan

berjalan (tengkurap, merangkak, berjalan, lari, melompat, menggelinding

dan memanjat). Gerak nonlokomotor yaitu gerakan-gerakan yang dinamis

didalam suatu ruangan yang bertumpu pada sesuatu sumbu tertentu. Gerak

manipulative yaitu gerakan-gerakan yang terkoordanisasikan seperti dalam

kegiatan bermain, menendang, melempar, naik sepeda dan sebagainya.

Arikunto (2008:123)

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara

efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas

koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan.

Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula

koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin

(34)

Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu

yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang

bisa dilakukan melalui proses belajar. Sugiyanto ( 1993:8).

Lutan (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang digunakan

untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau

memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lari, lompat dan berguling.

Gerak non lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa

memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan,

memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif

adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan

kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain, misalnya

menggiring bola basket dan shooting bola. Gerak dasar dalam lari gawang

adalah lokomotor kerena dilakukan dengan memendahkan tubuh dari satu

tempat ke tempat yang lain atau memproyekan ubuh ke atas.

Sepakbola adalah permainan beregu, namun penguasaan teknik-teknik

dasar secara individu yang baik sangat diperlukan. Dengan dikuasainya

teknik dasar dengan baik oleh setiap individu, taktik dan strategi permainan

akan dapat dijalankan dengan baik. Seluruh kegiatan dalam permainan

sepakbola dilakukan dengan gerakan-gerakan, baik gerakan dengan bola

maupun gerakan tanpa bola dari gerakan yang beraneka ragam tersebut

dapat diambil pengertian bahwa masalah teknik dasar semata-mata

melibatkan orang (pemain) dan bola. Pada saat permainan berlangsung,

(35)

gerakan-gerakan, baik selaku penyerang maupun bertahan.Sucipto dkk,

(1999/2000:9).

Menurut Sukatamsi (1984:34) teknik-teknik sepakbola dibagi menjadi dua

golongan, yaitu teknik dasar dengan bola dan teknik dasar tanpa bola.

a. gerak dasar dengan bola

Teknik dasar dengan bola yaitu semua gerakan yang dilakukan

menggunakan bola, yang terdiri dari:

1. Menendang bola

Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan

sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik

menendang dengan baik akan dapat bermain secara efisien. Tujuan

menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke

gawang (shooting on the goal), dan menyapu untuk menggagalkan

serangan lawan (sweeping).

2. Menghentikan bola

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam

permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik

menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola

yang termasuk di dalamnya untuk mengatur tempo permainan,

mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing.

Dilihat dari perkenaan bagian badan yang pada umumnya digunakan

(36)

yang biasanya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki

bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki dan telapak kaki.

3. Menggiring bola

Menggiring bola adalah seni menggunakan bagian-bagian kaki

menyentuh atau menggulingkan bola terus menerus di tanah sambil

berdiri. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang

terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang

dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang

dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan

antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan

menghambat permainan.

4. Gerak tipu dengan bola

Seorang pemain sambil menguasai bola berusaha melewati lawannya

dengan melakukan gerak yang tidak sebenarnya.

5. Merampas atau merebut bola

Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari

penguasan lawan. Merampas bola dapat dilakukan sambil berdiri

(standing tacling) dan sambil meluncur (sliding tackling).

6. Melempar bola

Melempar bola dilakukan apabila bola keluar dari garis samping

lapangan.

(37)

Gerak khusus penjaga gawang yaitu sikap badan dalam siaga

menangkap bola, meninju bola, menepis bola, dan menerkam bola.

8. Mengoper bola

Mengoper bola yaitu tendangan bola yang ditunjukkan pada

rekayasa baik itu bola mendatar maupun bola melambung.

9. Menyundul bola

Menyundul bola pada hakekatnya memainkan bola dengan kepala.

Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola adalah untuk

mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan

atau membuang bola.

b. Gerak dasar tanpa bola

Gerak dasar tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa menggunakan

bola terdiri dari :

1. Lari cepat dan mengubah arah

Pemain sepakbola harus dapat mendadak dan segera lari dengan

kecepatan maksimal dapat mencapai bola. mengubah arah yaitu

dengan gerakan memperlambat langkah dengan memperkecil langkah

mengurangi kecepatan lari untuk menjaga keseimbangan badan.

(38)

Dalam permainan sepakbola untuk memenangkan posisi, untuk

mengejar bola-bola lambung dan tinggi di udara digunakan teknik

melompat. Melompat dengan ancang-ancang (sikap berdiri).

3. Gerak tipu tanpa bola

Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak tipu dengan menggunakan

badan, misalnya gerak tipu dengan mengubah lari. Gerak tipu

merupakan gerak pura – pura dari badan yang oleh lawan dianggap

gerakan yang sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya.

4. Gerakan khusus penjaga gawang

Gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap

menunggu dari gerakan pemain lawan.

Salah satu teknik dalam sepakbola yaitu teknik menggiring bola yang akan

dibahas dalam penelitian ini, karena menggiring bola sangat penting dalam

permainan sepakbola ”... gunakanlah dribbling untuk untuk

menciptakan ruang di antara kamu dan pemain lawan sehingga kamu

berada pada posisi yang lebih baik untuk mengoper atau melakukan

shooting”.(Danny Mielke, 2007:3).

b. Pengertian Menggiring bola (Dribbling)

Menggiring bola (dribbling) adalah metode menggerakkan bola dari satu

tempat ke titik lain di lapangan dengan menggunakan kaki. Bola harus selalu

dekat dengan kaki agar mudah dikontrol. Pemain tidak boleh terus menerus

(39)

dapat mengamati situasi lapangan dan mengawasi gerak-gerik pemain

lainnya. Jozef Sneyers, (2007:51).

Dribbling adalah keterampilan dasar dalam sepakbola karena semua pemain

harus menguasai bola saat seddang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan

operan dan tembakan. Ketika pemain telah menguasai kemampuan dribbling

secara efektif, sumbangan mereka di dalam pertandingan akan sangat besar. (

Danny Mielke, 2007:1).

Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau

pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola

sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Tujuan

menggiring bola antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati

lawan, dan menghambat permainan.

Gambar 1. Menggiring Bola

Menggiring bola (dribbling) memiliki beberapa kegunaan yaitu sebagai

berikut :

(40)

b. Untuk mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman dengan

tepat.

c. Untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila

tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengan segera

memberikan operan kepada teman.

Menggiring bola merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola dari

suatu daerah ke daerah lain pada saat permainan sedang berlangsung . A.

Sarumpaet dkk, (1992 : 24).

Menurut Danny Mielke ( 2007:2-5) Ada beberapa macam teknik menggiring

bola, antara lain : 1) menggiring bola menggunakan sisi bagian dalam, 2)

menggiring bola dengan sisi kaki bagian luar, 3) menggiring bola

menggunakan kura-kura kaki.

6. Modifikasi

Modifikasi alat pembelajaran yang merupakan suatu upaya seseorang untuk

merubah alat berupa bola yang standar diganti dengan bola plastic dan cun

diganti dengan bambu yang yang dipasang secara berurutan. Pembelajaran

yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dan

dapat dicapai sebaik-baiknya.

a. Pengertian modifikasi

Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi

pembelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat

(41)

Perlunya modifikasi menurut Bahagia adalah untuk menganalisa sekaligus

mengembangkan materi pelajaan dengan cara meruntunkannya dalam

bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar peserta

didik dalam belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan

dan membelajarkan peserta didik dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari

tingkat keterampilan yang lebih rendah menjadi tingkat keterampilan yang

lebih tinggi.

Lutan (1997) menjelaskan bahwa modifikasi adalah perubahan keadaan

dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa

sepenuhnya menghilangkan aslinya.

b. Tujuan Modifikasi

Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :

1). mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani,

2). mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,

3). mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif,

4). mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana pembelajaran

dan kondisi fisik yang tidak seimbang.

Menurut Samsudin (2008:59) cara guru memodifikasi alat pembelajaran

akan tercermin dari aktifitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai

awal hingga akhir pembelajaran. Beberapa aspekanalisa modifikasi ini

(42)

pembelajaran, 2).Modifikasi materi Pembelajaran, 3).Modifikasi kondisi

lingkungan, 4).Modifikasi dalam evaluasi pembelajaran.

Menurut Samsudin (2008:58) modifikasi merupakan salah satu usaha para

guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (Developentally Appropriate

Practice) termasuk didalamnya body scaling atau penyesuaian dengan

ukuran tubuh siswa yang sedang belajar. Aspek inilah yang harus selalu

disajikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelakaran penjas. Esensi

modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi

pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar

yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini

dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa

dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih

rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP

diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak

serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak

kearah perubahan yang lebih baik.

c. Modifikasi alat ( bola plastik dan bambu rintangan )

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bola plastik dan bambu rintangan, memodifikasi bola dan

bambu rintangan yang digunakan untuk latihan. Modifikasi alat tersebut

dimaksudkan agar membantu siswa kelas X 2 SMAN 1 Kotagajah dapat

melakukan dribbel bola serta memudahkan peneliti dalam mengevaluasi

(43)

Gambar 2. Alat modifikasi dengan bambu rintangan dan bola plastik.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bola plastik dan bambu

rintangan. Bambu rintangan dibuat sepanjang 2 m dan bambu ini

ditancapkan pada tanah agar dalam pelaksanaannya siswa dapat melewati

bambu rintangan dengan menggiring bolaplastik tersebut denganbenar.

Dalam pelaksanaannya alat ini disediakan 5-15 buah bola plastik agar

siswa bisa memperoleh kesempatan yang lebih banyak dan penulis juga

bisa mengevaluasi gerakan siswa.

Penggunaan alat-alat bantu di atas diharapkan dapat memotivasi anak

melakukan tugas gerak yang diberikan. Menurut Lutan (2002: 10)

pembelajaran Pendidikan Jasmani dikatakan berhasil apabila:

1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas gerak yang dicurahkan siswa semakin banyak

2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif 3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas

(44)

I. Kerangka Fikir

Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan suatu cara penyampaian

belajar sepakbola teknik dasar menyundul bola atau heading menggunakan

modifikasi alat permainan (bambu rintangan dan bola plastik).

Modifikasi alat permainan merupakan bagian dari inovasi yang dapat dilakukan

dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal ini antara lain

pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bambu rintangan dan bola plastik yang relatif lebih ringan dan

dan mudah. Hal ini dapat memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya

menuju gerak dasar seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba

secara berulang ulang melakukan gerak dasar menggiring bola

Walaupun bakat masing-masing orang memegang peranan penting, akan tetapi

hasil penguasaan psikomotor sebagian besar merupakan fungsi kebiasaan dan

keterampilan yang diperoleh ketika melakukan tugas tersebut. Dengan

demikian pembelajaran menggiring dengan modifikasi alat dapat

mengefektifkan pembelajaran dan meningkatkan gerak dasar menggiring bola

di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah.

J. Hipotesis

Menurut Arikunto (2006:07), bahwa “ Hipotesis adalah jawaban sementara

(45)

guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang

menunjukan sebenarnya atau tidak”

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa, hipotesis adalah suatu

konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.

Maka hipotesis dalam penelitian ini, “ Melalui Modifikasi Alat Dapat

Meningkatkan Proses Pembelajaran dan efektifitas belajar Gerak Dasar

(46)

III. METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam pengumpulan

data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang

dihadapi.

Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid,

agar isi dari penelitian bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Untuk

mendapatkan data yang valid, hasil data yang diperoleh dalam penelitian harus

dianalisa dengan menggunakan metode penelitian yang logis dan rasional agar

tingkat validitas datayang bisa dipertanggung jawabkan. Metode penelitian

adalah “Cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu”. Terdapat beberapa metode yang bisa dipergunakan untuk pengkajian

data dalam sebuah penelitian agar tujuan penelitian dapat tercapai seperti yang

diharapkan. Untuk menggunakan suatu metode penelitian, peneliti harus

memperhatikan jenis ataupun karakteristik serta objek yang akan diteliti agar

penggunaan metode penelitian menjadi tepat.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan

metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas

(Clas room action research)atau CAR. Dari namanya sudah menunjukkan isi

(47)

dilakukan kolaborasi partisipastris karena dilakukan dikelas bersama guru kelas

juga., maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan, yaitu ;

1. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan menujukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukukan

dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus

kegiatan siswa.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang

kelas dalam penelitain, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal dalam

bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas

adalah sekelompok siswa sekelas yang sama dari guru yang sama pula. Pada

penelitian tidakan ini berciri sebagai berikut:

a) Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual, b). menyediakan

kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan

perkembangan-perkembangan yang lebih baik, c). dilakukan melalui putaran-putaran yang

bersepiral Arikunto dkk, ( 2006 : 104).

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan

tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan

hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan

(48)

Tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran,

mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan professionalisme dan

menumbuhkan budaya akademik.

Menurut Kunandar (2011:67) Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan

berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan

pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut:

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.

2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat

bantu, dan sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi

yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah

6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

(49)

Gambar 3 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto, 2007)

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus

berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu : (a)

perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c)

observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan

seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai

(50)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Negeri 1Kotagajah Lampung

Tengah.Tahun pelajaran 2010/2011.Siswa kelas X2 berjumlah 32 siswa yang

terdiri dari 8 laki-laki dan 24 perempuan.

3. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Nama sekolah : SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah

Alamat : Jalan Raya Kotagajah Lampung Tengah

b. Pelaksanaan Penelitian

Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu

bulan dengan 3 siklus.

4. Rancangan Penelitian Gerak Dasar Menggiring (Dribbling) bola

1. Siklus Pertama

a. Rencana

1. Peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi.

2. Menyiapkan skenario pembelajaran berupa RPP yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan

pendahuluan, inti,penutup.

3. Menyiapkan skenario pembelajaran berupa RPP yang berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan

pendahuluan, inti,penutup.

(51)

5. Mempersiapkan alat yang akan digunakan pada siklus pertama,

yaitu penggunaan 16 bola plastik dan membentuk angka delapan.

Dengan jarak 5 meter dan diameter 5 meter.

6. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus

pertama.

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi enam belas kelompok sesuai

dengan banyaknya bola dan bambu rintangan yang telah

disediakan. Masing-masing kelompok berdiri di tempat awalan

yang telah diberi tanda.

2. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan,

yaitu menggiring bola dengan bentuk angka delapan dan siswa

mempraktikan secara bergantian. Guna memperbaiki keterampilan

menggiring bola.

3. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh

guru yaitu gerakan menggiring bola dengan angka delapan

sebanyak 5 kali.

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi

kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki

gerakan-gerakan yang masih salah.

c. Observasi

1. Selama pelaksanaan tindakan gerak dasar menggiring bola peneliti

(52)

siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian

siswa melakukan gerak dasar menngiring bola menggunakan bola

bola plastik dan menggiring bola dengan bentuk angka delapan

serta dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah

dipersiapkan

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan

waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus

pertama.

d. Refleksi

1. Peneliti mengulas, mendiskusikan, dan menyimpulkan hasil

pembelajaran gerak dasar mengiring bola dengan menggunakan

bola bola plastic dan menggiring dengan bentuk angka delapan.

Setelah diketahui hasil dari pembelajaran siklus pertama belum

mencapai target karena masih banyak siswa yang masih rendah

hasil keterampilan gerak dasar menggiring bola dengan bentuk

angka delapan yang diinginkan maka peneliti mendiskusikan

(53)

Gambar 4. menggiring bola dengan angka delapan

2. Siklus II

a. Rencana

1. Peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi.

2. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan

penutup.

3. Menyiapkan instrumen penilaian menggirng bola dari roji.

4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).

5. Mempersiapkan alat yang akan digunakan pada siklus kedua, yaitu

penggunaan 16 buah bola plastik dan 80 bambu rintangan. Dengan

jarak antar bambu rintangan yang di pasang adalah 2 m.

(54)

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi enam belas kelompok sesuai

dengan banyaknya bola. Masing-masing kelompok berdiri di

tempat awalan yang telah diberi tanda.

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan

dilakukan pada siklus ke dua, dari posisi awal, pelaksanaan dan

posisi akhir gerak dasar menggiring bola.

3. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan,

yaitu menggiring bola plastik melewati bambu rintangan yang

ditancapkan pada tanah. Guna memperbaiki teknik menggiring

bola yang dipelajari.

4. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh

guru sebanyak 10 kali.

5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi

kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki

gerakan-gerakan yang masih salah.

c. Observasi

1. Selama pelaksanaan tindakan gerak dasar menggiring bola peneliti

mengamati, mengoreksi dan memberi waktu pengulangan bagi

siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian

siswa melakukan gerak dasar menggiring bola menggunakan bola

plastik dan melewati bambu rintangan setelah itu dinilai dengan

menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan.Observasi

(55)

melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan

penggunaan bola plastik dan bambu rintangan dapat berjalan

dengan baik dan efektif.

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan

waktu pengulangan.

d. Refleksi

1. Peneliti mengulas, mendiskusikan, dan menyimpulkan hasil

pembelajaran gerak dasar menggiring bola dengan menggunakan

bola plastik melewati bambu rintangan dengan jarak antara bambu

satu dengan bambu yang lainya adalah berjarak 2 meter, setelah

diketahui hasil dari pembelajaran siklus kedua belum mencapai

target yang diinginkan maka peneliti menyiapkan dan

mendiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga yaitu dengan

bola plastik dan bambu rintangan dengan jarak antar bambu 1

meter.

2. Merumuskan rencana tindakan untuk siklus tiga jika dengan

(56)

Gambar 5. Mengiring bola melewati bambu rintangan

3. Siklus III

a. Rencana

1. Peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi

2. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan

penutup.

3. Menyiapkan instrumen penilaian menggirng bola dari Roj..

4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi ( kamera).

5. Mempersiapkan bola plastik dan bambu rintangan yang digunakan

pada siklus ketiga, yaitu penggunaan 16 bola plastik dan 80 bambu

rintangan dengan jarak bambu rintangan 1 m.

(57)

b. Tindakan

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi enam belas kelompok sesuai

dengan banyaknya bola dan bambu rintangan yang telah disediakan.

Masing-masing kelompok berdiri di tempat awalan yang telah

diberi tanda.

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan

dilakukan pada siklus ke tiga, dari posisi awal, pelaksanaan dan

posisi akhir gerak dasar

3. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu

menggiring boladengan melewati bambu rintangan yang berbeda

penempatannya.

4. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh

guru sebanyak 10 kali.

5. Kemudian siswa melaksanakan gerak dasar menggiring bola secara

bergantian.

6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan

gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang

masih salah.

c. Observasi

1. Selama pelaksanaan tindakan gerak dasar menggiring bola peneliti

mengamati, mengoreksi dan memberi waktu pengulangan bagi siswa

yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian siswa

melakukan gerak dasar menggiring bola menggunakan bola plastik

(58)

antar bambu 1 meter setelah itu dinilai dengan menggunakan

instrumen yang telah dipersiapkan. Observasi dilakukan selama

pemberian tindakan. Observasi dilakukan untuk melihat apakah

suasana dalam proses pembelajaran dengan penggunaan bola plastik

dan bambu rintangan dapat berjalan dengan baik dan efektif.

2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu

pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus ketiga.

d. Refleksi

Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar menggiring bola dengan

menggunakan bola plastik dan bambu rintangan yang diberi jarak antara

bamboo yang satu dengan bambu yang lainya adalah berjarak 1 meter

dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar menggiring bola diulas

dan dilihat berapa persen peningkatan yang telah dicapai dicapai oleh

siswa, setelah diketahui bahwa hasil dari pembelajaran telah mencapai

target yang telah diinginkan maka siklus dihentikan.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan penelitian

yang dilakukan pada tiap siklusnya.Alat ini berupa tes keterampilan

menggiring bola dari Roji.

instrument untuk menganalisis gerak dasar menggiring bola yang diadopsi dari

(59)

6. Teknik Analisis Data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat

prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung

prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :

100%

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah yang melakukan benar

n : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Sedangkan untuk melihat tingkat efektivitas tindakan yang dilakukan dapat

menggunakan rumus :

(Goodwin dan Coates dalam Surisman, 1997)

Keterangan :

E : Efektivitas tindakan yang dilakukan

X n : Rerata nilai akhir siklus ketiga

X i : Rerata temuan awal

Bila hasil perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan yang dilakukan

dinyatakan efektif.

(60)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan penggunaan alat bantu bola plastik dan bambu rintangan yang

berbentuk angka delapan pada siklus pertama dapat memperbaiki

keterampilan gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas X 2 di SMA

Negeri 1 Kotagajah.

2. Dengan penggunaan alat bantu bola plastik dan bambu rintangan yang

diberi jarak 2 meter setiap bambu pada siklus kedua dapat memperbaiki

keterampilan gerak dasar menggiring bola pada siswa kelas X 2 di SMA

Negeri 1 Kotagajah .

3. Dengan penggunaan alat bantu bola plastik dan bambu rintangan yang

diberi jarak antara bambu yang satu dengan yang lainnya berjarak 1 meter

pada siklus ketiga dapat memperbaiki keterampilan gerak dasar

menggiring bolapada siswa kelas X 2 di SMA Negeri 1 Kotagajah.

B. Saran

(61)

1. Dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran yang

lebih baik, guru hendaknya meningkatkan kreaktifitas dalam memodifikasi

alat pembelajaran menggiring bola.

2. Siswa harus dilatih dengan berbagai alat pembelajaran gerak dasar

menggiring bola untuk lebih meningkatkan keterampilan menggiring bola,

hal ini dapat menggunakan modifikasi alat berupa bola plastik dan bambu

rintangan.

3. Pada penelitian pembelajaran gerak dasar menggiring bola masih belum

tercapai ketuntasan belajar sebesar 100% atau semua siswa belum

mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna

menentukan tindakan yang lebih tepat dan menarik agar dapat

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Batty, Eric. 2007. Latihan Metode Baru Sepakbola Pertahanan. Bandung : CV Pionir Jaya.

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Dirjen Dikti Depdikbud RI. Jakarta.

Gifford, Clive. 2007. Keterampilan Sepakbola.Yogyakarta : PT Citra Aji Parama

Harsono. 2004. Perencanaan Program Latihan.Jakarta : KONI Pusat.

Kunandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Lampung, Universitas.2008. FormatPenulisan Karya Ilmiah.Bandar Lampung Universitas Lampung.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Luxbacher, Joseph. 2004. SepakbolaLangkah – langkah Menuju Sukses.Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Mielke, Danny. 2007. Dasar – Dasar Sepakbola.Bandung : Pakar Raya.

Moeliono, Anton. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen Olahraga.

Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga. Jakarta.

Sajoto, Mochamad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta.

(63)

Scheunemann, Timo. 2008. Dasar – Dasar Sepakbola Modern untuk Pemain dan Pelatih.Malang : DIOMA.

Sneyers, Jozef. 1990. Sepakbola Remaja.Jakarta : PT. Rosda Jayaputra.

Sucipto. Dkk.1999/2000. Olahraga Pilihan:Sepakbola. Jakarta : Dirjen Dikdasmen

Sugiyanto, 1991. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta. Depdikbud.

Sukatamsi. 1984. Sepak Bola. Universitas Terbuka. Jakarta: Depdikbud

Gambar

Gambar 1. Menggiring Bola
Gambar 2. Alat modifikasi dengan bambu rintangan dan bola plastik.
Gambar 3 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto, 2007)
Gambar 4. menggiring bola dengan angka delapan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sensor ini hanya untuk mendeteksi panas tubuh manusia, apabila ada manusia mendekati sensor tersebet paling jauh jarak 3 Meter, maka sensor oti akan mendeteksi adanya suhu

Inti dari keamanan komputer adalah melindungi komputer dan jaringannya dengan tujuan mengamankan informasi yang berada di dalamnya. Mencegah terjadinya suatu serangan terhadap

Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi : (1) identifikasi oligosakarida, (2) pengujian ekstrak gula dari tepung umbi untuk mendukung pertumbuhan BAL, (3) pengujian kompetisi BAL

Dengan kata lain, CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul

PEMANFAATAN KALSIUM TEPUNG LIMBAH PENETASAN DALAM RANSUM PUYUH PETELUR ( Coturnix coturnix japonica

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Perbedaan hasil belajar matematika yang menggunakan strategi pembelajaran Course Review Horay dibandingkan dengan