Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOPER BOLA ( PASSING ) MELALUI BANTUAN ALAT PADA SISWA KELAS VII DI MTS ASSALAM
TANJUNGSARI LAMPUNG SELATAN
OLEH
DWI ANDY SUPRIHATNO
Hasil pembelajaran Penjas pada permainan sepakbola passing bola di MTS Assalam Tanjung sari masih rendah. Hal ini di sebabkan karena siswa enggan dan merasakan sakit bila melakukan gerakan passing bola menggunakan bola yang sebenarnya. Melalui bantuan alat adalah salah satu cara untuk mengatasi permasalahan dari bola yang sebenarnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian bantuan alat dapat meningkatkan keterampilan passing bola pada pembelajaran Penjaskes siswa kelas VII MTS Assalam tanjungsari lampung selatan.
Penelitian ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran Penjas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kaji tindak (Class room action Research), yaitu putaran bersepiral (Self Reflective Spiral) yang drancang secara : (a) rencana tindakan, (b) Pelaksanaan tindakan, (c) Observasi, (d) Refleksi. Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, di setiap siklusnya dilakukan tindakan yang berbeda. Tindakan siklus yang pertama adalah siswa melakukan latihan passing bola menggunakan bola karet dengan cara bola digulirkan oleh rekannya, tindakan siklus kedua adalah siswa melakukan latihan dengan menggunakan bola karet dengan cara passing pada dinding/tembok dengan jarak 2 meter, tindakan siklus ke tiga adalah siswa melakukan latihan mengoper bola dengan cara passing bola pada rekannya dan dilakukan secara berulang. Sebagai objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dengan jumlah 32 orang siswa,dengan pertimbangan bahwa kelas tersebut merupakan kelas yang hasil belajar mengoper bola masih sangat rendah.Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, siswa yang mendapat >70 sebanyak 9,4% . Sedangkan secara klasikal dinyatakan berhasil apabila 75% siswa telah mencapai daya serap >70.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwamasing-masing siklus terdapat peningkatan, yaitu siklus I siswa yang memperoleh >70 sebanyak 18,75%, siklus II siswa yang memperoleh >70 sebanyak 31,25 %, siklus III siklus yang memperoleh nilai >70 sebanyak 75%.
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING PERMAINAN SEPAK BOLA PADA
SISWA KELAS VII MTS ASSALAM TANJUNGSARI LAMPUNG SELATAN
Oleh :
DWI ANDY SUPRIHATNO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Untuk Mendapatkan Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 : Mengoper Bola (Passing) ... 22
Gambar 2 : Bola Karet ... 23
Gambar 3 : Siklus yang akan dilakukan dalam penelitian adaptasi ... 28
Gambar 4 : Mengoper bola yang digulirkan rekannya ... 31
Gambar 5 : Mengoper bola (passing) ke dinding ... 32
Gambar 6 : Mengoper bola (passing) dengan rekannya... ... 34
Gambar 7 : Perbandingan Rata-rata Kelas dari Temuan Awal hingga Siklus Ketiga ... 70
Gambar 8 : Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar dari Tes Awal hingga Siklus Ketiga ... 71
DAFTAR ISI
B. Pentingnya Pendidikan Jasmani ... 11
C. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran ... 12
A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA ... 47
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penilaian Teknik Dasar Passing dalam sepak bola ... 35
1. Deskripsi Hasil PTK Keterampilan Mengoper Bola ... 38
2. Instrumen Penilaian ... ... 52
3. Kisi-kisi Tes Keterampilan Mengoper Bola ... 53
4. Program Latihan ... ... 56
5. Hasil Tes Awal Keterampilan Mengoper Bola ... ... 60
6. Hasil Tes Siklus I Keterampilan Mengoper Bola ... ... 61
7. Hasil Tes Siklus II Keterampilan Mengoper Bola ... ... 62
8. Hasil Tes Siklus III Keterampilan Mengoper Bola ... ... 63
10.Hasil Peningkatan Nilai Tes Awal Ke Siklus I ... ... 64
11.Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus I Ke Siklus II ... ... 65
12.Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus II Ke Siklus III ... ... 66
13.Hasil Peningkatan Keterampilan Mengoper Bola Pada Setiap Siklus... 67
14.Hasil Peningkatan Keberhasilan Pembelajaran Pada Setiap Siklus ... 68
15.Deskripsi Hasil PTK Keterampilan Mengoper Bola ... ... 69
Judul Skripsi : MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING
PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA
KELAS VII MTS ASSALAM TANJUNGSARI
LAMPUNG SELATAN.
Nama Mahasiswa :
DWI ANDY SUPRIHATNO
No.Pokok Mahasiswa : 1013078030
Program Studi : Pendidikan Jasmani
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1,Komisi Pembimbing
Pembimbing Pembahas
Dr.Marta Dinata,M.Pd Drs.Ade Jubaedi,M.Pd
NIP.19670325 199703 1 002 NIP. 19581210 198712 1 001
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Drs.Baharudin Risyak,M.Pd
MOTTO
“ Menjadi orang yang bermanfaat bagi siapapun adalah suatu
kepuasa dan kesuksesan yang tercapai dalam menjalani
kehidupan ”
“ Kebahagiaan adalah dimana pada saat saya melihat orang
lain tersenyum bahagia karena saya atau karena apapun “
“ Bersyukurlah atas apa yang telah kamu dapat dari Tuhan mu
karena dengan itu akan ditambah nikmat-Nya kepada mu “
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Pembimbing : Dr. Marta Dinata, M.Pd ...
Pembahas : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr.Hi. Bujang Rahman, M.Si
NIP.19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Dwi Andy Suprihatno
NPM : 1013078030
Tempat tanggal lahir : Tanjungkarang, 24 Mei 1984
Alamat : Jl. Sultang Agung Gg.Tirtayasa No. 16
Labuhan ratu Bandar Lampung
Saya menyatakan bahwa dengan sesungguhnya bahwa Skripsi dengan judul MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS VII MTS ASSALAM TANJUNGSARI LAMPUNG
SELATAN , sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
FKIP Universitas Lampung seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Skripsi yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Skripsi ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
saya sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
` Bandar Lampung, Februari 2013
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis ucapkan kepada Alloh SWT atas rahmat, hidayah dan anugerah yang tak henti-hentinya dicurahkan, selalu dan selalu berselawat atas Nabi Muhammad SAW yang kami rindukan syafaatnya nanti, karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada :
Ayah handa A.K Soeparno dan Ibunda Sri Dwi Maryatun, yang tak pernah lelah memberikan perhatian, kasih sayank dan do’a – do’a yang tak henti-hentinya di panjatkan untukku.., (Maafkan anak mu yang
hingga saat ini belum bisa memberikan yang terbaik),
Adik-adik ku yang kusayangi
( Lukito Sangga Tri Andy, S.Kep.Ners, Kwartanti Anisandy Jannatin, A.Md.Keb dan Ponco Dzuriat Muslimin Thoha ) yang selalu memberikan
masukan-masukan yang baik dalam proses pembangunan diri ini, (gimanapun sikap kalian kepada ku insyaalloh tidak akan merubah kasih sayank ini ^_^).
Untuk yang terkasih ♡wici♡ yang selalu memberikan semangat dan do’anya sampai saat ini,
serta seluruh keluarga dan sahabat yang tidak bisa disebutkan namanya satu-persatu, yang telah membantu dan mendo’akan, hingga selesainya
karya tulis ini, terimakasih.
Tanpa mengurangi rasa hormat, rasa terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh Dosen Program S1 bagi Guru dalam Jabatan, FKIP Universitas Lampung, terutama kepada Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd
selaku pembahas hasil karya tulis ini dan tak lupa kepada Bapak Dr. Marta Dinata, M.Pd selaku dosen pembimbing saya.
Akhirnya penulis ucapkan terimakasih sedalam-dalamnya atas terselesainya karya tulis ini, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat di kemudian hari, Amin…
MOTTO
“ Menjadi orang yang bermanfaat bagi siapapun adalah suatu
kepuasa dan kesuksesan yang tercapai dalam menjalani
kehidupan ”
“ Kebahagiaan adalah dimana pada saat saya melihat orang
lain tersenyum bahagia karena saya atau karena apapun “
“ Bersyukurlah atas apa yang telah kamu dapat dari Tuhan mu
karena dengan itu akan ditambah nikmat-Nya kepada mu “
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Dwi Andy Suprihatno, lahir di Tanjung Karang pada
tanggal 24 Mei 1984, sebagai anak pertama dari empat bersaudara. Penulis
dilahirkan dari pasangan Bapak AK. Soeparno dan Ibu Sri Dwi Maryatun.
Pendidikan Formal yang telah ditempuh penulis antara lain sebagai berikut :
1. Taman Kanak-kanak (TK) selesai pada tahun 1989 di TK Sepang Jaya,
Kedaton Bandar Lampung.
2. Sekolah Dasar (SD) selesai pada tahun 1995 di SD Negeri 3 Kedaton, Bandar Lampung.
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) selesai pada tahun 1998 di SMP
AL-Azhar 3 Kedaton Bandar Lampung.
4. Sekolah Menengah Atas (SMA) selesai pada tahun 2001 di Madrasal
Aliah Negeri Pakem Seleman Jogjakarta.
5. Pada tahun berikutnya penulis mendaftar kuliah di salah satu kampus swasta di Bandung yaitu Politeknik POS Indonesia, menempuh
pendidikan setara D 3 dan Alhamdulillah selesai pada tahun 2005.
Saat ini penulis sedang mencoba menyelesaikan program S1 dalam jabatan
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung, dengan
program studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 1 I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via gerak insani
(human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau
olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani bukan
saja mengembangkan dan membangkitkan potensi individu, tetapi juga ada
unsur pembentukan yang mencakup kemampuan fisik , intelektual,
emosional, sosial dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani adalah suatu
proses yang dilakukan secara sadar sistematik melalui berbagai kegiatan
jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan, dan
kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan
perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka
membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
pancasila.
Karena pendidikan jasmani dan kesehatan dipandang sangat strategis
dalam pembinaan kualitas fisik manusia Indonesia, maka dalam Garis Besar
Haluan Negara ditegaskan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga
merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia
yang arahnya pada peningkatan kesehatan jasmani, rohani dan mental
masyarakat.
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 2
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong
perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,
penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),
membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana
cara melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif sehingga
menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup dan
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
pertumbuhan sertaperkembangan yang seimbang. Materi pokok
Pendidikan Jasmani diklasifikasikan menjadi enam aspek, yaitu :
teknik/keterampilan dasar permainan dan olahraga; aktivitas
pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas ritmik; aquatik (aktivitas air); dan
pendidikan luar kelas (out door).
Sepak bola merupakan salah satu materi pendidikan jasmani yang sangat
digemari oleh anak didik dan juga masyarakat. Sering kita jumpai
anak-anak maupun orang dewasa yang melakukan permainan sepakbola dengan
menggunakan fasilitas yang sederhana. Hal ini menunjukkan bahwa
permainan sepakbola sangat di gemari oleh seluruh lapisan masyarakat
baik anak-anak maupun orang dewasa.
Dari materi permainan sepakbola diperlukan pembelajaran yang baik
untuk mencapai hasil belajar. Selain itu juga ada beberapa faktor yg harus
dikuasai oleh setiap pemain agar mampu mencapai prstasi yang tinggi
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 3
Menurut Timo Scheunemann 2008 : 24 Empat pilar pembelajaran dalam
permainan sepakbola yang berbobot yaitu : (1) Pembentukan teknik dasar
pemain, (2) Meningkatkan keterampilan pemain, (3) Menanamkan
pengertian permainan atau Knowledge of the game kepada pemain, 4
Pembinaan mental pemain .
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar dalam
permainan sepakbola dapat dicapai apabila seorang pemain memiliki
keempat aspek tersebut. Dari keempat aspek tersebut, salah satu hal yang
mendasar agar terampil bermain sepakbola adalah penguasaan teknik
dasar sepakbola. Hal ini disebabkan karena teknik dasar tersebut
merupakan fundamental yang harus dikuasai oleh setiap pemain agar
mampu bermain sepakbola secara terampil. Johan Cryuff berpendapat
Jangan harap seorang pemain bisa menjadi hebat apabila pada saat ia
berumur 14 tahun teknik-teknik dasar belum dikuasainya . Untuk
menguasai teknik dasar tersebut dibutuhkan latihan teknik secara
sistematis dan berkelanjutan. Latihan teknik tersebut bertujuan untuk
memahirkan penguasaan keterampilan gerak dalam suatu cabang olahraga.
Kemampuan gerak dasar yang dimiliki oleh manusia sangat berguna untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia, gerak dasar manusia terdiri dari:
1. Kemampuan nonlokomotor atau kemampuan gerak di tempat,
2. Kemampuan lokomotor atau kemampuan gerak untuk memindahkan
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 4
manipulatif yang melibatkan tangan, kaki, dan tubuh untuk melakukan
suatu gerakan.
Salah satu teknik dasar bermain sepakbola adalah passing. Passing
merupakan usaha dari seorang pemain untuk memberikan bola kepada
rekannya yang harus dilakukan dengan benar karena dalam sepakbola 70%
permainan, pemain menggunakan passing agar bola bisa sampai ke
gawang lawan.
Seorang guru sering sekali dihadapkan dengan beragamnya karakteristik
siswa dalam suatu kelas. Karakteristik siswa itu antara lain adalah jenis
kelamin, postur tubuh, hobi, sifat, motivasi. Hal ini yang terjadi pada
pembelajaran teknik dasar sepak bola khususnya passing pada siswa kelas
VII MTS Assalam. Pada saat pembelajaran sepakbola khususnya teknik
dasar mengoper bola keragaman siswa tersebut menjadi kendala yang
harus menjadi perhatian bagi guru untuk dapat mecari sebuah solusinya.
Pada saat penulis melakukan observasi, guru menggunakan alat berupa
bola kaki yang terbuat dari lapisan kulit. Adapun permasalahan dan akibat
yang ditimbulkan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil pembelajaran siswa dalam hal passing.
2. Merasa takut mengoper bola karena rasa sakit yang ditimbulkan
setelah melakukannya kebanyakan dirasakan oleh siswa putri.
3. Siswa kurang tertarik untuk mempelajarai teknik passing.
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 5
Akibat yang ditimbulkan dari masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tidak terselesaikannya seluruh bahan kurikulum dalam pengajaran, hal
ini terjadi karena terbatasnya waktu yang tersedia dengan jumlah bahan
yang relatif banyak.
2. Hasil belajar siswa MTS Assalam tersebut belum mencapai tingkat
keberhasilan yang diharapkan.
Peranan dan fungsi guru Penjas yang baik apabila memiliki inisiatif,
kreatifitas dan inovatif serta selektif dalam menentukan metode dan
penggunaan alat penunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang
cocok, fleksibel, ekonomis dan disukai anak didiknya apabila memakai alat
tersebut saat proses kegiatan belajar mengajar.
Guru perlu memaksimalkan penggunaan peralatan dan mengorganisasikan
kelompok agar siswa sebanyak mungkin bergerak aktif sepanjang
pelajaran. Bila peralatan yang tersedia terbatas jumlahnya, gunakan
pendekatan, dan modifikasi aktivitas.
Penggunaan pembelajaran yang kontekstual merupakan implementasi dari
penyusunan materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
lingkungan sekitar sekolah. Dalam menentukan sebuah alat penunjang
keberhasilan terhadap tugas gerak yang diberikan, kita harus memilih
alat-alat yang mengarah pada pembentukan gerakan yang kita harapkan
tersebut. Yaitu dengan alat yang sederhana dan fleksibel tetapi disenangi
oleh anak didik. Khusus untuk anak-anak terutama pemula, untuk pelajaran
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 6
elastis mudah sekali memantul, hal ini akan mendorong kepekaan anak
dalam mengendalikan bola (Sukatamsi 2004:1.58)
Ketergantungan guru Pendidikan Jasmani pada sarana dan prasarana yang
standar dan belum digunakannya alat bantu yang tepat menyebabkan pola
pembelajaran yang kurang variatif dan cenderung membosankan siswa.
Keterbatasan sarana yang dimiliki sekolah membuat guru hanya
memberikan materi sebatas pemberian teknik dasar dengan menggunakan
2 buah bola kulit. Sehingga masing-masing siswa memiliki sedikit
kesempatan untuk mempraktikkan teknik dasar passing.
Berdasarkan uraian-uraian di atas bahwa guru perlu mengadakan
perbaikan dalam metode atau model pembelajaran dengan menggunakan
alat bantu agar tercapainya keberhasilan pembelajaran. Pentingnya
menyediakan atau membuat atau memperbanyak alat-alat sederhana
sebagai bantuan alat pembelajaran diharapkan dapat memberdayakan
siswa agar lebih banyak bergerak dalam situasi yang menarik dan gembira
tanpa kehilangan arti Pendidikan Jasmnai itu sendiri. Selain itu diharapkan
dengan penggunaan alat bantu yang menarik dapat menambah motivasi
siswa untuk mencoba teknik dasar passing dan berlatih secara
berulang-ulang. Dengan demikian proses pembelajaran dapat berjalan efektif sesuai
dengan yang diharapkan.
Dari permasalahan yang muncul inilah peneliti tertarik untuk menerapkan
suatu cara penyampaian belajar gerak dasar mengoper (passing) yaitu
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 7
tindakan kelas Classroom Action Research dengan judul Upaya
Meningkatkan Keterampilan Mengoper Bola (Passing) Melalui Bantuan Alat
pada Siswa Kelas VII di MTs Assalam Tanjungsari , dengan harapan melalui
penelitian ini akan tercapai pembelajaran sepakbola khususnya passing
yang efektif sekaligus menyenangkan. Dan tujuan utama dalam
mengajarkan keterampilan gerak tersebut adalah pengembangan
keterampilan untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, serta
membantu dirinya bertindak efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugas
sehari-harinya
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya keterampilan mengoper bola (passing) siswa kelas VII di MTs
Assalam Tanjungsari.
2. Pembelajaran teknik mengoper bola siswa kelas VII di MTs Assalam
Tanjungsari kurang efektif.
3. Belum optimalnya penggunaan alat dalam mempelajari teknik mengoper
bola (passing).
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 8
Mengingat waktu dan biaya dalam penelitian ini, maka masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada masalah Peningkatan
kemampuan gerak dasar passing dalam sepakbola pada siswa kelas VII di
MTs Assalam Tanjungsari.
D.Rumusan Masalah
Apakah melalui bantuan alat permainan berupa bola karet dapat
meningkatkan efektivitas pembelajaran sehingga memperbaiki
keterampilan mengoper bola dalam permainan sepakbola pada siswa kelas
VII di MTs Assalam Tanjungsari ? .
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan rumusan
masalah, menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kemudahan siswa dalam mempelajari teknik dasar passing
dalam permainan sepakbola pada siswa kelas VII di MTs Assalam
Tanjungsari.
2. Meningkatkan kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada
siswa kelas VII di MTs Assalam Tanjungsari.
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 9
1. Bagi guru pendidikan jasmani dapat memberikan gambaran dan
menambah pengetahuan dalam memilih model pembelajaran yang lebih
tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan passing.
2. Bagi pembaca dapat dijadikan sebagai sumber bacaan dan pembanding
apabila ingin melakukan kajian sejenis.
3. Bagi peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
memotivasi siswa sehingga kemampuan teknik dasar passing dapat
meningkat. Dan juga memberikan pengalaman berharga untuk
pembelajaran Pendidikan Jasmani di masa yang akan datang.
G.Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup Objek dan Subyek
1. Tempatpenelitian
Di lapangan MTs Assalam Tanjungsari Lampung Selatan.
2. Objek penelitian yang diamati adalah meningkatkan keterampilan
mengoper bola (passing) melalui bantuan alat bola karet.
3. Subyek penelitian yang diamati adalah siswa kelas VII di MTs Assalam
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakekat Pendidikan Jasmani
Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat
berbeda pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan
jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani . Dengan
berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan
dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan
keterampilan generik serta nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi
fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. (Samsudin, 2008:21).
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan aktivitas jasmani,
permainan dan cabang olahraga yang terpilih dengan maksud untuk
mencapai tujuan pendidikan. tujuan yang ingin dicapai bersifat
menyeluruh, mencakup aspek fisikal, intelektuan, emosional, sosial dan
moral.( Rusli Lutan,1997)
Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang
relatif sama dengan pendidikan lainnya dalam ranah pembelajaran, yaitu
sama-sama mengembangkan tiga ranah utama : psikomotor, afektif dan
kognitif. Namun demikian, ada satu kekhasan dan keunikan dari program
penjaskes yang tidak dimiliki oleh program pendidikan, yaitu dalam hal
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 11
mengembangkan kebugaran jasmani anak dan pencapaian keterampilan
geraknya. (Samsudin, 2008:21)
Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai
karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses
pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan
dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.
Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor,
kognitif, dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan
membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan
bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan afektif setiap
siswa. (Samsudin, 2008 : 2).
B. Pentingnya Pendidikan Jasmani
Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk
bergerak. Kebutuhan anak untuk bergerak lebih leluasa tidak bisa dipenuhi
karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak
menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Pendidikanpun lebih
mengutamakan prestasi akademis. Faktor kehidupan di rumah dan
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 12
yang buruk seperti anak kurang bergerak karena asyik menonton TV atau
video game membuat kebugaran anak semakin menurun. Sejalan dengan
itu semakin diperparah oleh pengetahuan dan kebiasaan makan yang
buruk sehingga beresiko menurunkan fungsi organ (degeneratif).
Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, menurut pakar Nixon dan Jewett
dalam Arma Abdullah dan Agus Munadji (1994 : 5) Pendidikan Jasmani
adalah salah satu tahap aspek dari pross pendidikan keseluruhan yang
berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak
individu yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri serta bermanfaat dan
dengan reaksi atau respon yang terkait langsung dengan mental, emosi, dan
sosial. Pendidikan Jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi
lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali
potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan
saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak,
menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan
perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang
berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh,
meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral.
C. Prinsip-Prinsip Belajar Pembelajaran
Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 13
perbedaaan.Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:42-50) membagi
Prinsip-prinsip belajar dalam 7 kategori, antara lain :
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan
belajar. Dari teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa
adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Sedangkan motivasi juga
mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah
tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
2. Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga dilimpahkan
oleh orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif
mengalami sendiri.
3. Keterlibatan langsung atau berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar
mengamati secara langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab
terhadap hasil belajarnya.
4. Pengulangan
Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan yang penting,
karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan
pengulangan-pengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar.
5. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin di capai
tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan ajar, maka
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 14
motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan
belajar harus memiliki tantangan. Tantangan yang dihadapi dalam bahan
belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar
yang baru mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa
tertantang untuk mempelajarinya.
6. Perbedaan individu
Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa,
karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya
pembelajaran di sekolah.
7. Balikan dan penguatan
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan
mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan
yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar
selanjutnya.Siswa belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan
nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak
untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant
conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya anak yang
mendapatkan nilai jelek dan takut tidak naik kelas juga bisa mendorong
siswa belajar lebih giat lagi. Ini disebut penguatan negatif atau escape
conditioning.
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 15
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara
efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari
kualitas koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam
gerakan. Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin
komplek pula koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini
berarti makin sulit juga untuk dilakukan.Keterampilan gerak diperoleh
melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan
melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai dengan kesadaran fikir
akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan.
Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon
muskular dan diekspresikan dalam gerak tubuh. Yang dipelajari di dalam
belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang
atlet berusaha untuk mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang
dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan
dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai
dengan pola gerakan yang dipelajari.
Suatu proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu
rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan
sistem syaraf, otak dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran
motorik adalah menerima dan menginterpretasikan informasi tentang
gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan menyusun
informasi-informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 16
Lutan (1998:102) jadi belajar motorik dapat menghasilkan perubahan yang
relatif permanen, yaitu Perubahan yang dapat bertahan dalam jangka
waktu yang relatif lama.
Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik
menurut Lutan (1988:31) berlangsung dalam tiga tahapan yaitu : 1) Tahap
Kognitif, 2) Tahap Fiksasi, dan 3) Tahap Otomatis.
1. Tahap Kognitif
Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik. Dalam
tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakikat kegiatan
yang akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh gambaran yang
jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau
model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana
pelaksanaan yang tepat.
2. Tahap Fiksasi
Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik
melalui tahap praktik secara teratur agar perubahan perilaku gerak
menjadi permanen. Selama latihan, peserta didik membutuhkan
semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu
benar atau salah. Lebih penting lagi peserta didik dapat mengkoreksi
kesalahan. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan
urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus
dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 17
3. Tahap Otomatis
Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif
lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini
dapat diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi reflek
bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak
reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit
yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap
ini kontrol terhadap gerakan semakin tepat dan penampilan semakin
konsisten dan cermat.Penampilan gerak yang konsisten dan cermat pada
tahap otomatis dapat dilihat dari ciri-ciri khusus sebagai berikut:
a. Antisipasi gerakan mengarah pada kemampuan otomatis dan irama
gerakan terlihat nyata.
b. Penampilan gerakan dapat dilakukan diberbagai situasi dan kondisi
yang berubah-ubah tanpa menghilangkan kelancaran dan kemulusan
gerakan.
c. Proses dan hasil gerakan diperlihatkan dalam penampilan yang
konstan.Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau
bentuk tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian
atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.
E. Bermain Sepak Bola
Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 18
pemain. KBBI (1995:918). Bagi setiap pemain bebas mamainkan bola
dengan seluruh angota badan kecuali dengan lengan. Sedangkan bagi
penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan semua
anggota badannya. Seperti dikemukakan Joseph A. Luxbacher 2004:2
kiper diperbolehkan untuk mengontrol bola dengan tanganya di dalam
daerah pinalti, pemain lainnya tidak diperbolehkan menggunakan tangan
atau lengan untuk mengontrol bola, tetapi menggunakan kaki, tungkai atau
kepala .
Permainan sepakbola merupakan cabang olahraga permainan beregu atau
tim. Suatu tim akan dapat menyajikan permainan yang menarik apabila tim
tersebut memiliki kekompakan, artinya kerjasama antar pemain dalam satu
tim tersebut dapat berjalan lancar, hal ini dapat dilakukan apabila setiap
pemain dapat menguasai beberapa teknik dasar dalam permainan
sepakbola. Adapun tehnik dasar dalam permainan sepakbola dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1) Tehnik tanpa bola, 2) Tehnik
dengan bola (Sukatamsi, 1984:34).
Permainan sepakbola dimainkan di lapangan berumput dan rata serta
bentuk lapangannya adalah empat persegi panjang. Pada kedua garis lebar
lapangan di tengah-tengahnya, masing-masing didirikan sebuah gawang
yang saling berhadap-hadapan. Bola yang digunakan dalam permainan yaitu
pada bagian luarnya terbuat dari kulit dan bagian dalamnya terbuat dari
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 19
Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua
orang penjaga garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing
kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang
lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan
untuk menjaga atau melindungi agar gawangnya tidak kemasukan bola.
Permainan sepakbola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama
dan kedua diberi waktu istirahat, dan setelah waktu istirahat dilakukan
pertukaran tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah
kesebelasan yang sampai akhir pertandingan lebih banyak memasukkan
bola ke gawang lawannya.Kerjasama dalam suatu tim merupakan suatu
tuntutan dalam permainan sepakbola untuk mencapai kemenangan. Tanpa
kerjasama tim yang baik maka tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan
pun akan sulit.
Seorang pemain Sepakbola yang terampil dan sukses menurut Timo
Scheunemann (2005:17) bahwa faktor yang menentukan kesuksesan yaitu:
a) faktor genetic, b) faktor kedisiplinan, c) faktor latihan, dan d) faktor
keberuntungan. Beberapa anjuran bagi pelatih dalam mendidik pemain
agar kesuksesan dapat tercapai antara lain: a) canangkan pentingnya
disiplin, b) anjurkan makanmakanan yang bergizi, hidup sehat dan
istirahat cukup, c) jadilah contoh yang baik, d) luaskan wawasan anda
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 20
F. Gerak Dasar Bermain Sepakbola
Gerak dasar adalah gerak yang perkembangannya sejalan dengan
pertumbuhan dan tingkat kematangan. Ketermpilan gerak dasar
merupakan pola gerak yang menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih
kompleks. Gerak dasar adalah suatu bentuk gerakan yang menuntun kepada
ketrampilan yang sifatnya kompleks. Gerak dasar tersebut meliputi gerak
lokomotor, nonlokomotor dan manipilatif. Suharsimi Arikunto (2008:123).
Gerak lokomotor adalah gerakan-gerakan yang mendahului kemampuan
berjalan (tengkurap, merangkak, berjalan, lari, melompat, menggelinding
dan memanjat). Gerak nonlokomotor yaitu gerakan-gerakan yang dinamis
didalam suatu ruangan yang bertumpu pada sesuatu sumbu tertentu. Gerak
manipulative yaitu gerakan-gerakan yang terkoordanisasikan seperti dalam
kegiatan bermain, menendang, melempar, naik sepeda dan sebagainya.
Suharsimi Arikunto (2008:123).
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara
efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari
kualitas koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam
gerakan. Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin
komplek pula koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini
berarti makin sulit juga untuk dilakukan. Sugiyanto (1993:13).
Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu
yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 21
Lutan (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang
digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau
memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lari, lompat dan berguling.
Gerak non lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa
memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan,
memutar badan, mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif
adalah keterampilan memainkan suatu proyek baik yang dilakukan dengan
kaki maupun dengan tangan atau bagian tubuh yang lain, misalnya
menggiring bola basket dan shooting bola.Gerak dasar dalam lari gawang
adalah lokomotor kerena dilakukan dengan memendahkan tubuh dari satu
tempat ke tempat yang lain atau memproyekan tubuh ke atas.
Sepakbola adalah permainan beregu, namun penguasaan
teknik-teknikdasar secara individu yang baik sangat diperlukan. Dengan
dikuasainya teknik dasar dengan baik oleh setiap individu, taktik dan
strategi permainan akan dapat dijalankan dengan baik. Seluruh kegiatan
dalam permainan sepakbola dilakukan dengan gerakan-gerakan, baik
gerakan dengan bola maupun gerakan tanpa bola dari gerakan yang
beraneka ragam tersebut dapat diambil pengertian bahwa masalah teknik
dasar semata-mata melibatkan orang (pemain) dan bola. Pada saat
permainan berlangsung, pemain yang mengolah bola hanya seorang sedang
yang lainya melakukan gerakan-gerakan, baik selaku penyerang maupun
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 22
Menurut Sukatamsi (1984:34) teknik-teknik sepakbola dibagi menjadi dua
golongan, yaitu teknik dasar dengan bola dan teknik dasar tanpa bola.
1. Gerak dasar dengan bola
Teknik dasar dengan bola yaitu semua gerakan yang dilakukan
menggunakan bola, yang terdiri dari:
a. Menendang bola
Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan
sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik
menendang dengan baik akan dapat bermain secara efisien. Tujuan
menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke
gawang (shooting on the goal), dan menyapu untuk menggagalkan
serangan lawan (sweeping).
b. Menghentikan bola
Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam
permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik
menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola
yang termasuk di dalamnya untuk mengatur tempo permainan,
mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing. Dilihat
dari perkenaan bagian badan yang pada umumnya digunakan untuk
menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki yang
biasanya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 23
c. Menggiring bola
Menggiring bola adalah seni menggunakan bagian-bagian
kakimenyentuh atau menggulingkan bola terus menerus di tanah
sambilberdiri. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang
terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang
dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang
dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan
antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan
menghambat permainan.
d. Gerak tipu dengan bola
Seorang pemain sambil menguasai bola berusaha melewati lawannya
dengan melakukan gerak yang tidak sebenarnya.
e. Merampas atau merebut bola
Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasan
lawan. Merampas bola dapat dilakukan sambil berdiri (standing
tacling) dan sambil meluncur (sliding tackling).
f. Melempar bola
Melempar bola dilakukan apabila bola keluar dari garis samping
lapangan.
g. Gerak khusus penjaga gawang
Gerak khusus penjaga gawang yaitu sikap badan dalam siaga
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 24
h. Mengoper bola
Mengoper bola yaitu tendangan bola yang ditunjukkan pada rekayasa
baik itu bola mendatar maupun bola melambung.
i. Menyundul bola
Menyundul bola pada hakekatnya memainkan bola dengan kepala.
Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola adalah untuk
mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan
atau membuang bola.
2. Gerak dasar tanpa bola
Gerak dasar tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan
tanpamenggunakanbola terdiri dari :
a. Lari cepat dan mengubah arah
Pemain sepakbola harus dapat mendadak dan segera lari dengan
kecepatan maksimal dapat mencapai bola. mengubah arah yaitu
dengan gerakan memperlambat langkah dengan memperkecil langkah
mengurangi kecepatan lari untuk menjaga keseimbangan badan.
b. Melompat dan meloncat
Dalam permainan sepakbola untuk memenangkan posisi, untuk
mengejar bola-bola lambung dan tinggi di udara digunakan teknik
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 25
c. Gerak tipu tanpa bola
Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak tipu dengan menggunakan
badan, misalnya gerak tipu dengan mengubah lari. Gerak tipu
merupakan gerak pura – pura dari badan yang oleh lawan dianggap
gerakan yang sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya.
d. Gerakan khusus penjaga gawang
Gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap
menunggu dari gerakan pemain lawan.
Salah satu teknik dalam sepakbola yaitu teknik mengoper bola yang akan
dibahas dalam penelitian ini, karena mengoper bola sangat penting dalam
permainan sepakbola.
G. Teknik Mengoper Bola (passing)
Mengoper bola (passing) adalah mengumpan atau mengoper kepada
teman. Passing yang baik dan benar sangat dibutuhkan pada permainan
sepak bola,karena dalam menguasai teknik ini maka akan mempermudah
teman kita untuk menerima bola. Passing juga bisa dilakukan dengan
menggunakan kaki dan bagian dalam(inside).
Bagian dalam kaki(inside) adalah bagian yang sering digunakan untuk
menendang bola. Bagian kaki tersebut memiliki permukaan yang paling
luas untuk menendang bola dibanding bagian yang lain, sehingga lebih
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 26
ideal untuk melakukan passing yang akurat. Menendang dengan kaki
bagian dalam pada umumnya digunakan untuk mengoper jarak dekat.
Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam hasil yang
diperoleh tidak terlalu jauh karena ini biasanya hanya untuk mendorong
bola kurang lebih 5 sampai 15 yard (JA Luxbacher, 2001:12).
Gambar 1. Mengoper Bola (Passing).
H.Alat Bantu
Alat bantu adalah sebagai sumber pembelajaran. Jadi alat bantu menjadi
perantara dalam memudahkan penyampaian belajar. Alat merupakan
bagian dari fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan
belajar mengajar. Dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan
contoh secara langsung tentang materi yang akan diberikan kepada siswa,
dengan tujuan materi tersebut agar mudah dipahami dan dimegerti oleh
siswa. Sedangkan Alat pembelajaran adalah alat yang dapat menyajikan
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 27
Hamalik dalam Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa
pemakaian alat bantu dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap
siswa.
Menurut Azhar Arsyad (2005: 7), alat bantu adalah suatu proses belajar
baik di dalam maupun di luar kelas. Alat bantu digunakan untuk membantu
proses pembelajaran agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru
lebih konkret/jelas karena ada model atau replika yang dapat diamati siswa
sehingga mudah diterima atau dipahami peserta didik.
Menurut Gagne dan Reiser (1983), alat pembelajaran adalah alat-alat fisik
dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan. Contoh: buku dll
1. Bola karet
Bola karet merupakan alat bantu untuk memperbaiki teknik passing
siswa. Pemilihan alat bantu bola ini selain praktis dan mudah
penggunaannya, diharapkan alat bantu ini dapat menarik minat siswa
agar tertarik dan melakukan tugas gerak dengan baik.
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 28
Penggunaan alat bantu di atas diharapkan dapat memotivasi anak
melakukan tugas gerak yang diberikan. Menurut Rusli Lutan (2002: 10)
pembelajaran Pendidikan Jasmani dikatakan berhasil apabila :
1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas
gerak yang dicurahkan siswa semakin banyak.
2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif.
3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas.
4. Guru penjasorkes terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
I. Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan suatu cara
penyampaian belajar sepakbola teknik dasar mengoper bola atau passing
menggunakan alat bantu bola karet.
Alat bantu dalam permainan merupakan bagian dari inovasi yang dapat
dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal ini
antara lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.
Alat bantu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan bola karet yang relatif lebih ringan dan dan mudah. Hal ini
dapat memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak
dasar seperti yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 29
Walaupun bakat masing-masing orang memegang peranan penting, akan
tetapi hasil penguasaan psikomotor sebagian besar merupakan fungsi
kebiasaan dan keterampilan yang diperoleh ketika melakukan tugas
tersebut. Dengan demikian pembelajaran mengoper bola dengan
menggunakan alat bantu dapat mengefektifkan pembelajaran dan
meningkatkan gerak dasar menggiring bola di MTs Assalam Tanjungsari
Lampung Selatan.
J. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto 200 :0 , bahwa (ipotesis adalah jawaban
sementara terhadap suatu masalah penelitian, oleh karena itu suatu
hipotesis perlu diuji guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung
oleh data yang menunjukan sebenarnya atau tidak . Berdasarkan pendapat
tersebut dapat dikatakan bahwa, hipotesis adalah suatu konsep yang
berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
Maka hipotesis dalam penelitian ini, Melalui Alat Bantu Dapat
Meningkatkan Keterampilan Mengoper Bola Pada Siswa Kelas VII di MTs
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 30
III. METODOLOGI PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi umum yang di ikuti dalam
pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab
persoalan yang dihadapi. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan
membutuhkan data-data yang valid, agar isi dari penelitian bisa
dipertanggung jawabkan kebenarannya. Untuk mendapatkan data yang
valid, hasil data yang diperoleh dalam penelitian harus dianalisa dengan
menggunakan metode penelitian yang logis dan rasional agar tingkat
validitas datayang bisa dipertanggung jawabkan. Menurut Sugiyono
(2010:3) metode penelitian adalah Cara ilmiah untuk memperoleh data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu . Terdapat beberapa metode yang
bisa dipergunakan untuk pengkajian data dalam sebuah penelitian agar
tujuan penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan. Untuk
menggunakan suatu metode penelitian, peneliti harus memperhatikan
jenis ataupun karakteristik serta objek yang akan diteliti agar penggunaan
metode penelitian menjadi tepat.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan
dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian
tindakan kelas (Classroom action research) atau CAR. Dari namanya sudah
menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 31
dikelas bersama guru kelas juga, maka ada tiga pengertian yang dapat
diterangkan, yaitu ;
1. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan menujukkan pada suatu gerak kegiatan yang
sengajadilakukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk
merangkaikan siklus kegiatan siswa.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
ruang kelas dalam penelitain, yang lebih sepesifik seperti yang lama
dikenal dalam bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud
dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa sekelas yang sama dari
guru yang sama pula. Pada penelitian tidakan ini berciri sebagai
berikut: a). Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual, b).
menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah
dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik, c). dilakukan
melalui putaran-putaran yang bersepiral (Suharsimi Arikunto dkk,
2006 : 104).
Menurut Suhardjono (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah
penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 32
merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden
maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.
Menurut Suhardjono (2007: 61), tujuan PTK adalah untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,
meningkatkan professionalisme dan menumbuhkan budaya akademik.
Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan
alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga
dihasilkan hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di
kelas.
3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat
bantu, dan sumber belajar lainnya.
4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat
evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar
siswa
5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di
sekolah
6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 33
I II III
Gambar 3. Siklus yang akan dilakukan dalam penelitian
adaptasi dari Hopkins (Aqib, 2007:31)
PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus
berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu : a).
perencaaan tindakan (planning), b). penerapan tindakan (action), c)
observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, d). refleksi dan
seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai
(kriteria keberhasilan).
B.Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A MTs Assalam Tanjungsari
Lampung Selatan.Siswa kelas VII berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 12
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 34
C. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Nama sekolah : MTs Assalam Tanjungsari Lampung Selatan
Alamat :Jl. Raya Kertosari Kec. Tanjungsari Kab. Lampung
Selatan
2. Pelaksanaan Penelitian
Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu
bulan dengan 3 siklus.
D.Rancangan Penelitian Keterampilan Mengoper Bola (passing)
1. Siklus Pertama
a. Rencana
1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup.
2. Menyiapkan instrumen penilaian passing bola.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
4. Mempersiapkan alat yang akan digunakan pada siklus pertama,
yaitu bola karet.
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus
pertama.
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 35
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan banyaknya bola yang telah disediakan.
2. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan,
yaitu melakukan passing terhadap bola yang digulirkan oleh
rekannya. Guna memperbaiki keterampilan passing bola.
3. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh
guru.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi
kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki
gerakan-gerakan yang masih salah.
c. Observasi
1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi
dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses
pembelajaran dengan penggunaan bola karet dapat berjalan dengan
baik dan efektif.
2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan
waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus
pertama.
d. Refleksi
1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 36
Gambar 4. Mengoper bola yang digulirkan rekannya.
2. Siklus II
a. Rencana
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup.
2. Menyiapkan instrumen penilaian passing.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
4. Mempersiapkan alat yang akan digunakan pada siklus kedua, yaitu
bola karet.
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
b. Tindakan
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan banyaknya bola. Masing-masing kelompok berdiri di depan
tembok.
2. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan,
yaitu melakukan passing pada dinding/tembok dengan jarak 2 m.
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 37
3. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh
guru.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi
kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki
gerakan-gerakan yang masih salah.
c. Observasi
1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi
dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses
pembelajaran dengan penggunaan bola karet dapat berjalan dengan
baik dan efektif.
2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan
waktu pengulangan.
d. Refleksi
1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.
2. Merumuskan rencana tindakan untuk siklus tiga jika dengan
pemberian siklus kedua nilai siswa belum tuntas.
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 38
3. Siklus III
a. Rencana
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup.
2. Menyiapkan instrumen penilaian passing bola.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
4. Mempersiapkan bola karet yang digunakan pada siklus ketiga,
yaitu bola karet.
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.
b. Tindakan
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan banyaknya bola yang telah disediakan. Masing-masing
kelompok berdiri di tempat awalan yang telah diberi tanda.
2. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan,
yaitu passing bola dengan rekannya.
3. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh
guru.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi
kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 39
c. Observasi
1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi
dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses
pembelajaran dengan penggunaan bola karet dapat berjalan dengan
baik dan efektif.
2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan
waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus ketiga.
d. Refleksi
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.
Gambar 6. Mengoper bola (passing) dengan rekannya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk menilai pelaksanaan PTK yang
dilakukan pada tiap siklusnya. Alat ini berupa indikator dari peningkatan
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 40
Tabel 1. Format Penilaian Teknik Dasar Passing dalam Sepakbola
No Aspek Kriteria Penilaian Nilai Total
0 1
1 Sikap awal 1. Berdiri menghadap arah bola
2. Kaki tumpu di samping bola
Instrumen yang digunakan dalam penelitian PTK ini adalah berupa lembar
observasi. Dengan lembar obsevasi kemampuan keterampilan anak diamati
secara keseluruhan dari posisi persiapan, pelaksanaan dan sikap akhir.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul melalui tindakan di setiap siklus selanjutnya data
dianalis. Untuk menghitung kualitas prosentase siswa digunakan rumus
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 41
Sedangkan untuk melihat keefektifan hasil tindakan pada PTK ini dapat
digunakan perhitungan yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates dalam
Surisman (1997) dengan rumus sebagai berikut:
%
E = Efektifitas gerak dasar heading pada siswa
n
X = Rerata nilai akhir siklus ke tiga.
i
X = Rerata tes awal/tes sebelum tindakan
Bila hasil perhitungan meningkat lebih dari 50 % maka tindakan yang
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 51 V. SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan penggunaan alat bantú bola karet pada siklus pertama dapat
memperbaiki keterampilan mengoper bola pada siswa kelas VII A MTs
Assalam Tanjungsari Lampung Selatan
2. Dengan penggunaan alat bantu bola karet pada siklus kedua dapat
memperbaiki keterampilan mengoper bola pada siswa kelas VII A MTs
Assalam Tanjungsari Lampung Selatan.
3. Dengan penggunaan alat bantu bola karet pada siklus ketiga dapat
memperbaiki keterampilan mengoper bola pada siswa kelas VII A MTs
Assalam Tanjungsari Lampung Selatan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut
:
1. Dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran yang
lebih baik, maka perlu mengadakan perbaikan terhadap kualitas
penggunaan alat bantu atau media, dengan tujuan memberdayakan
siswa agar lebih banyak bergerak dan memperbaiki konsep gerak yang
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 52
2. Pada penelitian pembelajaran keterampilan mengoper bola masih
belum tercapai ketuntasan belajar sebesar 100 % atau semua siswa
belum mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna
menentukan tindakan yang lebih tepat dan menarik agar dapat
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Batty, Eric. 2007. Latihan Metode Baru Sepakbola Pertahanan. Bandung : CV Pionir Jaya.
Gifford, Clive. 2007. Keterampilan Sepakbola.Yogyakarta : PT Citra Aji Parama
Hamalik, Oemar.2004. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Harsono. 2004. Perencanaan Program Latihan.Jakarta : KONI Pusat.
Lampung, Universitas.2008. Format Penulisan Karya Ilmiah.Bandar Lampung Universitas Lampung.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan
Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Luxbacher, Joseph. 2004. Sepakbola Langkah – langkah Menuju Sukses.Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Mielke, Danny. 2007. Dasar – Dasar Sepakbola.Bandung : Pakar Raya.
Moeliono, Anton. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen Olahraga.
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Roestiyah N. K. 1998. Ditatik Metodik. Bumi Aksara. Jakarta.
Scheunemann, Timo. 2008. Dasar – Dasar Sepakbola Modern untuk Pemain
dan Pelatih.Malang : DIOMA.
Dwi Andy Suprihatno|FKIP UNILA 2013 Sucipto. Dkk.1999/2000. Olahraga Pilihan:Sepakbola. Jakarta : Dirjen
Dikdasmen
Sukatamsi. 1984. Sepak Bola. Universitas Terbuka. Jakarta: Depdikbud
Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung : Universitas Lampung.
Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan