• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA DENGAN SATU TANGAN DALAM PERMAINAN KIPRES DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA-SISWI KELAS IV SDN 8 GEDONG AIR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA DENGAN SATU TANGAN DALAM PERMAINAN KIPRES DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA-SISWI KELAS IV SDN 8 GEDONG AIR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011-2012"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA DENGAN SATU TANGAN DALAM

PERMAINAN KIPRES DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA-SISWI

Penelitian ini bertujuan ingin memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan pada siswa kelas IV di SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung tercapai keberhasilan pembelajaran.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 30 siswa dengan perincian 12 laki-laki dan 18 perempuan. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan dengan rentang nilai 0-1. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama dengan menggunakan alat modifikasi berupa : bola dari kertas, maka ada peningkatan terhadap gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan yaitu jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah siswa atau 26,67 %; sedangkan pada siklus kedua meningkat menjadi 15 siswa atau 50 %, dan pada siklus ketiga meningkat menjadi 80,67% hanya menyisakan 4 siswa lagi yang belum tuntas sehingga pada siklus ketiga penelitian selesai.

(2)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA DENGAN SATU TANGAN DALAM

PERMAINAN KIPRES DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA-SISWI

KELAS IV SDN 8 GEDONG AIR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2011-2012

OLEH : A M I N A H

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA DENGAN SATU TANGAN DALAM

PERMAINAN KIPRES DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA-SISWI

KELAS IV SDN 8 GEDONG AIR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2011-2012

(Skripsi)

OLEH :

A M I N A H

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(5)

viii MOTTO

Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan, akan tetapi akan amat bernilai apabila telah diwujudkan

Hidup tidak menghadiahkan barang sesuatu pun kepada manusia tanpa bekerja keras

(6)

v

PENGESAHAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Herman Tarigan, M. Pd ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Akor Sitepu, M. Pd. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003

(7)

vi

SURAT PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : A M I N A H

NPM : 1013068004

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menangkap Bola Dengan Satu Tangan Dalam

Permainan Kipers Dengan Alat Yang Dimodifikasi Pada Siswa-Siswi Kelas IV SD Negeri 8Gedong Air Bandar Lampung Pelajaran 2011-2012”adalah benar hasil

karya penulis, bukan hasil menjiplak dan atau hasil karya orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tugas akhir ini saya kutip dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma dan etika penulisan ilmiah.

Dan jika dikemudian hari ternyata ada hal yang melanggar dari ketentuan akademik universitas maka saya bersedia bertanggungjawab dan disanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila ternyata tidak

benar saya bersedia menerima sanksi.

Bandar Lampung, September 2012

AMINAH

(8)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 07 Maret 1961, merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara pasangan Bapak Makmun dan Ibu Siti Chotijah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 31 Tanjung Karang tamat pada tahun 1976, melanjutkan pendidikan di

MTSn 2 Tanjung Karang tamat pada tahun 1979 dan melanjutkan Sekolah

MAN 1 Tanjung Karang tamat pada tahun 1982. Tahun 1983 penulis melanjutkan Program Khusus Pendidikan Guru Olahraga dan Kesehatan untuk SD pada

Sekolah Guru Olahraga Negeri Tanjung Karang.

Sejak tahun 1984 hingga kini penulis adalah seorang guru olahraga

di SD Negeri 8 Gedong Air Kecamatan Tanjung Karang Barat Bandar Lampung. Dan pada tahun 2010, penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi Pendidikan

(9)

x

SANWACANA

Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW

yang mulia.

Skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menangkap

Bola Dengan Satu Tangan Dalam Permainan Kipers Dengan Alat Yang

Dimodifikasi Pada Siswa-Siswi Kelas IV SD Negeri 8 Gedong Air Bandar

Lampung Pelajaran 2011-2012”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs. Wiyono, S.Pd. M.P d selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Drs. Herman Tarigan, M. Pd selaku dosen pembimbing yang selalu dengan

(10)

xi

5. Drs. Akor Sitepu, M. Pd selaku dosen pembahas atas kritik dan saran yang

telah memberikan banyak arahan dalam penulisan skripsi.

6. Ibu Dra. Helmayati selaku Kepala Sekolah SD Negeri 8 Gedong Air

Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung atas izin yang

diberikan untuk mengadakan penelitian.

7. Para dewan guru SD Negeri 8 Gedong Air Kecamatan Tanjung Karang Barat

Kota Bandar Lampung yang memberikan masukan selama mengadakan

penelitian.

8. Seluruh siswa-siswi SD Negeri 8 Gedong Air khususnya siswa-siswi kelas IV

9. Yang tercinta Orang Tua, suami, anak-anaku serta seluruh keluarga besarku

yang telah banyak memberi dukungan, semangat dan doa.

10.Teman-teman seperjuangan S1 dalam jabatan Pendidikan Penjaskes Unila.

11.Semua orang yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu.

Akhir kata penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih belum

sempurna serta terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis didalam

penyusunan baik materi, pembahasan dan penyajiannya. Oleh karena itu segala

kritik dan saran untuk penyempurnaan Skripsi ini akan penulis terima dengan

senang hati.

Bandar Lampung, September 2012

Penulis,

(11)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kipers termasuk cabang olahraga permainan dengan menggunakan bola kecil

dan merupakan pengembangan dari permainan kasti, yang sudah ada di

Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Permainan kipers hampir sama

dengan permainan kasti, baik teknik dasarnya maupun cara bermainnya.

Perbedaannya dalam permainan kasti bola dilambangkan oleh lawan main,

sedangkan dalam permainan Kipers bola di lambangkan sendiri saat akan

memukul dengan alat pemukul.

Perbedaan lainnya adalah, jika permainan kipers seorang pemukul memukul

bola tidak kena maka tidak lari ketiang hinggap, tetapi berlindung diruang

bebas, sambil menunggu giliran memukul kembali dan dianggap mati satu.

Sedangkan dalam permainan kasti seorang pemukul yang memukul kena atau

tidak, maka pemukul harus lari menuju tiang hinggap.

Perbedaan yang lainnya lagi adalah lapangannya, kalau lapangan kasti dibagi

menjadi beberapa ruang, tetapi kalau kipers hanya dibagi menjadi tiga ruangan

(12)

perbedaan-perbedaan lain yang sengaja penulis tidak kemukakan, karena

perbedaan yang mendasar adalah, yang telah penulis uraikan diatas.

Dalam permainan Kipers juga ditanamkan sikap sportifitas, kejujuran,

kerjasama, menghormati kawan dan lawan main, disiplin dan aspek-aspek

yang lain sehingga dalam permainan tersebut dapat menimbulkan sifat yang

positif antar pemain serta dapat membentuk kepribadian siswa yang baik dan

berkarakter. Didalam pelaksanaannya, aktivitas jasmani dipakai sebagai

wahana atau pengalaman belajar, melalui pengalaman itulah peserta didik.

Tujuan dari permainan kipers adalah agar siswa dapat melakukan berbagai

macam gerakan dasar melempar, menangkap, memukul dan mematikan serta

dapat bermain dengan baik, jujur, kerjasama, sportif dan menghargai orang

lain.

Dari hasil pengamatan pada siswa-siswi kelas IV SD Negeri 8 Gedong Air

Bandar Lampung, bahwa gerak dasar lempar bola dalam kategori masih

sangat rendah, hal ini dapat dilihat pada saat siswa melakukan gerakan

gerakan menangkap bola, pada kenyataannya masih banyak yang belum dapat

melakukan gerakan dasar dengan baik dan benar sehingga hasil belajar

siswa-siswi masih rendah.

Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian

tentang "Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menangkap Bola

(13)

Dimodifikasi Pada Siswa-Siswi Kelas SD Negeri 8 Gedong Air Bandar

Lampung Pelajaran 2011-2012".

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari uraian latar belakang diatas maka penulis mengidentifikasi

masalah, sebagai berikut :

1. Masih banyak siswa-siswi yang tidak dapat melakukan gerakan

dasar menagkap bola dengan benar.

2. Masih banyak siswa-siswi yang belum menguasai teknik dasar

menagkap bola dengan benar.

C. Batasan Masalah

Berangkat dari identifikasi masalah diatas, maka untuk memudahkan

penelitian perlu pembatasan yang berdasar dari tujuan penelitian ini. Adapun

batasan masalah tersebut adalah hanya ingin mengetahui apakah ada

peningkatan pembelajaran menangkap bola dengan menggunakan alat bantu

yang telah dimodifikasi pada siswa-siswi kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar

Lampung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut : “Apakah dengan menggunakan alat bantu yang dimodifikasi

dapat meningkatkan pembelajaran lempar bola kecil pada siswa-siswi kelas

(14)

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk memperbaiki sikap awal pada gerak dasar menangkap bola dengan

satu tangan.

2. Untuk memperbaiki sikap tangan dan kaki saat akan menangkap bola

dengan satu tangan.

Untuk mengetahui apakah ada peningkatan pembelajaran menangkap bola

dengan satu tangan pada siswa kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar

Lampung dengan menggunakan alat bantu yang dimodifikasi.

2. Bagi Siswa

Sebagai salah satu model pembelajaran untuk meningkatan kemampuan bermain kipres khususnya pada gerakan menangkap bola dengan satu tangan.

3. Bagi Guru Pendidikan Jasmani

(15)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan SDN 8 Gedong Air Bandar

Lampung.

2. Objek penelitian yang diamati adalah peningkatan pembelajaran

menangkap bola dengan satu tangan dengan menggunakan alat bantu yang

telah dimodifikasi pada siswa-siswi kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar

Lampung.

(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang

tertera dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, berbagai hal yang menunjang sistem

pendidikan perlu dikembangkan sebaik mungkin.

Seperti yang tertuang pada UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan.

Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan yang menunjang

pembentukan manusia seutuhnya, dikembangkan melalui proses belajar dan

pembelajaran. Berbagai hambatan dalam proses belajar harus sejalan dan

stabil agar kondisi belajar yang kondusif tercipta sesuai dengan tujuan yang

(17)

B. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian, yaitu pendidikan untuk

jasmani dan pendidikan melalui aktifitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani

mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses

pendidikan, sedangkan pendidikan melalui aktifitas jasmani mengandung

pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktifitas jasmani.

Marta Dinata (2009:31), mendefinisikan Pendidikan Jasmani merupakan

usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses

pendidikan berlangsung tidak terlambat oleh gangguan kesehatan dan

pertumbuhan badan.

Pendidikan Jasmani merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dalam

kehidupan manusia khususnya dalam bidang pendidikan di mana Pendidikan

Jasmani mengemban tugas dalam aspek kebugaran jasmani, keterampilan

gerak, berpikir kritis, keterampilan sosial, manajemen, inteligensi, stabilitas

emosional, tindakan moral, pola hidup sehat serta pengenalan lingkungan

bersih melalui berbagai kegiatan jasmani yang direncanakan secara sistematis

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

C. Keterampilan Gerak

Menurut Lutan (1988:95), mendefinisikan bahwa keterampilan gerak adalah

gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi

dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses

(18)

kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, ini berarti

makin sulit juga untuk dilakukan.

Lutan (1988:30), menyebutkan bahwa, belajar keterampilan gerak

berlangsung melalui beberapa tahap yaitu: (1) tahap kognitif, (2) tahap

asosiatif, dan (3) tahap otomatisasi.

1. Tahap Kognitif

Pada tahap ini seseorang yang bara mulai mempelajari keterampilan

motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas

gerak yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali

dengan penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk

bagaimana penerapan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada

tahap ini, gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi,

kurang efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten.

2. Tahap Asosiatif

Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa

melaksanakan tugas gerak, dan mulai mampu menyesuaikan diri dengan

keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang

terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan

lambat laun semaian konsisten.

3. Tahap Otomatis

Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara

otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa

(19)

D. Upaya

Upaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang

dilakukan seseorang atau lebih untuk mencapai sesuatu perwujudan dan

keinginan orang atau kelompok tersebut.

E. Model Pembelajaran

Menurut Kelvin (2007), pembelajaran adalah usaha sistematis yang

memungkinkan terciptanya pendidikan demi meraih internalisasi ilmu

pengetahuan sebagai proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan

perubahan secara terus-menerus (dinamika) dalam perilaku dan pemikiran

manusia. Kegiatan Pembelajaran dirancang secara sistematis, tahap demi

tahap secara ketat, sebagaimana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah

dinyatakan eksplisit dan dapat diukur, kondisi belajar yang diatur dan

ditentukan, serta pengalaman-pengalaman belajar yang dipilih untuk siswa,

mungkin saja berguna bagi guru tetapi tidak berarti bagi siswa (Rogers dalam

Snelbecker, 1974).

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut model pembelajaran dapat

diartikan sebagai penerapan konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran yang

harus dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur dan bertahap,

sistematis dan terorganisir, agar mencapai pengalaman belajar dan tujuan

belajar tertentu, sekaligus merupakan pedoman bagi para pembelajar dalam

(20)

Melihat kenyataan yang ada di lapangan pembelajaran Pendidikan Jasmani

mengalami berbagai persoalan diantaranya peserta didik mengalami

kejenuhan, monoton dan tidak atraktif (menarik) sehingga out put yang

didapat prestasi peserta didik menurun dan tidak menunjukan kegairahan

dalam olahraga.

Melihat fakta di atas maka jelaslah bahwa guru pendidikan jasmani perlu

menerapkan model-model pembelajaran yang berbeda dalam rangka upaya

meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah yang

menarik, inovatif, dan kreatif dan disesuaikan dengan perkembangan jiwa

peserta didik. Model pembelajaran yang dapatditerapkan dalam pembelajaran

pendidikan jasmani salah satunya adalah model pembelajaran dengan

penggunaan alat bantu. Model ini sangat sesuai dengan materi pendidikan

jasmani di sekolah yang pencapaian tujuan pendidikannya melalui aktivitas

jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan penggunaan alat

bantu yang dimodifikasi diharapkan akan tercipta pembelajaran yang

menyenangkan, efektif, menarik dan dapat meningkatkan motivasi dan

semangat anak untuk melakukan gerak dengan baik.

F. Alat Bantu

Yusuf (1985:50), mengemukakan bahwa alat bantu adalah alat yang

digunakan pengajar dalam menyampaikan materi, dengan adanya alat peraga

maka bahan ajar atau materi akan lebih mudah dimengerti, oleh peserta didik.

(21)

menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan

sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang

meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian

tujuan pengajaran yang diharapkan.

Sudjana dan Rivai dalam Arsyad Azhar (2005:24-25), mengemukakan

manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar;

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai

tujuan pembelajaran;

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga;

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab aktivitasnya

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain;

G. Modifikasi

Menurut Lutan, (1977) modifikasi diartikan sebagai perubahan dari keadaan

lama menjadi keadaan baru. Pembahan itu dapat berupa bentuk, isi, fungsi,

cara penggunaan, dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan karatenstik

semula. Modifikasi adalah penyesuaian alat atau perlengakapan pada suatu

(22)

lembaga, misalnya sekolah yang tidak memiliki fasilitas yang lengkap maka

dibuatlah modifikasi alat agar proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik,

Menurut Arsyad (2005:7), media pendidikan memiliki pengertian alat bantu

pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Alat bantu adalah alat

yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pendidikan, alat bantu

(peraga) sangat penting. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang

disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik.

Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan

membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses

pembelajaran dan efektif serta efesien.

Menurut Hamzah (1988), penekanan media pendidikan terdapat pada visual

dan audio. Alat bantu visual terdiri dari atas alat peraga dua dimensi hanya

menggunakan dua ukuran panjang dan lebar (seperti: gambar, bagan, dan

grafik), sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu

panjang, lebar, dan tinggi (seperti: benda asli, model, alat tiruan sederhana,

dan barang contoh).

a. Perlengkapan yang di gunakan dalam menangkap bola dengan satu tangan,

yaitu sebagai berikut:

1. Lapangan 4. Bola Modifikasi Dari Plastik

2. Bola Modifikasi Dari Kertas 5. Bola Modifikasi Bola Tenis

(23)

Pada dasarnya dalam cabang olahraga permainan mempergunakan seluruh

komponen gerak untuk memudahkan dalam gerak-gerak seperti jalan, lari,

lompat, loncat, mengayun, memanjat, menolak, mendarat.

H. Menangkap Bola

Keterampilan teknik menangkap bola menentukan pula kebehasilan regu

dalam memenangkan permainan. Menangkap adalah suatu usaha yang

dilakukan oleh pemain untuk mengusai bola dengan tangan dari pukulan

maupun lemparan teman. Keterampilan menangkap bola harus dimiliki dan

dilatih oleh pemain agar dapat bermain permainan kipers dengan baik.

Menangkap bola pada permainan kipers memerlukan sikap tubuh yang

tertentu sesuai dengan karakteristik datangnya bola.

I. Tahapan Dalam Menagkap Bola

A. Menangkap Bola

Permainan kipers yang baik harus pandai melakukan menangkap bola.

Pada dasarnya menagkap bola dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

menangkap bola lurus, menagkap bola bergulir, menangkap bola lambung.

1. Menangkap Bola Lurus

Cara menangkap bola yang baik yaitu berdiri dengan kedua kaki

dibuka selebar bahu, kedua tangan di depan siap menangkap bola,

kedua lulut agak direndahkan dan pandangan kearah adatangnya bola.

(24)

dilemparkan kembali. Saat menangkap bola diikuti arah gerak bola

dengan menarik lengan dan kaki ke belakang. Untuk menghasilkan

tangkapan yang baik, maka harus berlatih cara menangkap bola dengan

serius dan dilakukan secara berulang-ulang.

2. Menangkap Bola Bergulir

Cara melempar bola bergulir yaitu berdiri dengan kedua tangan kaki

dibuka lebar, saat bola dtang menggelinding langkahkan kaki kiri ke

depan bersama kedua lulut agak direndahkan dan lengan kiri serta

kanan dijulurkan di depan kaki kiri hingga mengarah datangnya bola.

3. Menangkap Bola Lambung

Cara melempar bola lambung ialah suatu usaha dari pemain untuk

dapat menguasai bola dengan tangan terhadap bola yang melambung,

baik hsil pukulan ataupun lemparan bola dari teman. Usahakan posisi

bola berada di depan atas kepala, perhatikan dan pandangan lurus

selalu pada bola. Saat menangkap bola gerakan tangan lurus ke arah

bola di depa atas kepala.

J. Kerangka Pikir

M. Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. Anggapan dasar atau

Postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh

penyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyidik dapat merumuskan

(25)

anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran. Dari uraian

diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggapan dasar adalah suatu hal yang

diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.

Untuk meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar menangkap bola

dengan satu tangan pada cabang olahraga permainan kipers yang kurang

efektif dimana fasilitas pembelajaran yang kurang memadai dan minat siswa

rendah maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang efektif.

K. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan

ilmiah, karena merupakan petunjuk ke arah proses penelitian untuk

menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah jika pembelajaran menangkap bola

dengan satu tangan pada permaianan kipers dilakukan dengan menggunakan

alat bantu pembelajaran, maka pembelajaran gerak dasar menangkap bola

dengan satu tangan pada siswa kelas IV di SD Negeri 8 Gedung Air Bandar

(26)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas (Class Room Action Research) CAR dari namanya sudah menunjukkaan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau lapangan.

Suharsimi (2002:58), menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas, sebagai berikut:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

(27)

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan;

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru;

(Suharsimi Arikunto, 2007:73 ), mengemukan prinsip PTK, yaitu : a.Tidak menggangu proses pembelajaran;

b. Harus dipersiapkan dengan rinci dan matang; c. Tindakan harus konsisten dengan rancangan; d. Masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru;

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari merncanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan dan tahap refleksi. Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalaui putaran spiral adalah penelitian melalui siklus-siklus berikut:

Gambar 1 : Spriral Penelitian Tindakan Kelas. Dalam Buku Adaptasi (Muhajirl997) Dan Siklus Penelitian Kaji Tindakan Depdikbud (1999)

Keterangan gambar di atas :

(28)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada perencangan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. Dalam penelitian tindakan, masing-masing berdiri sebagai peneliti meskipun ketika menyusun rencana dilakukan bersama-sama.

2. Tindakan (Action)

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam suatu tindakan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan apakah yang akan dilakukan pada putaran berikutnya.

B. Variabel Penelitian

(29)

Ibnu penelitian dapat diartikan sebagai objek pengamatan yang menjadi titik perbedaan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, ditetapkan dua macam variabel Adapun variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Modifikasi Alat Bantu. 2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pembelajaran menangkap bola dengan satu tangan.

C. Pelaksanaan Penelitian

(30)

Tabel 1. Jadwal Penelitian

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Menyiapkan peralatan kipres untuk proses pembelajaran, seperti bola kipres, kotak kardus secukupnya dengan jumlah yang cukup. 3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada siklus

pertama, yaitu alat bantu menggunakan bola dari kertas atau bola dari plastik dengan jumlah yang cukup.

4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.

b. Tindakan:

(31)

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, tolakkan, pelaksanaan dan sikap akhir.

3. Sebelumnya siswa di berikan contoh teknik melakukan menangkap

bola kecil yang benar, dari mulai sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan menggunakan alat bantu bola kecil dari plastik berbentuk bulat sebesar bola kipres/bola box

c. Observasi:

Setelah tindakan dilakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus pertama.

d. Refleksi:

1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan di diskusikan dengan guru Pendidikan Jasmani.

2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.

3. Setelah di diskusikan maka tindakan pada siklus kedua adalah menggunakan alat bantu bola kecil dari kertas dengan jumlah yang cukup sehingga dalam pelaksanaanya semua siswa aktif bergerak berpasang-pasangan.

2. Siklus Kedua

a. Rencana:

(32)

2. Menyiapkan peralatan kipres untuk proses pembelajaran, seperti bola.

3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada siklus kedua, yaitu alat bantu menggunakan bola kecil dari kertas berbentuk bulat sebesar bola tenis.

4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).

5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.

b. Tindakan :

1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap berhadap-hadapan terpisah antara laki-laki dan perempuan.

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan, tolakkan, pelaksanaan dan sikap akhir.

3. Sebelumnya siswa di berikan contoh teknik melakukan menangkap

bola dengan tangan satu yang benar, dari mulai sikap awalan, tolakan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan menggunakan alat bantu bola dari kertas.

c. Observasi:

(33)

d. Refleksi :

1. Data hasil observasi di simpulkan dan di diskusikan kepada guru bidang study penjaskes.

2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga,

3. Setelah didiskusikan, disimpulkan tindakan pada siklus ketiga adalah menggunakan alat bantu modifikasi berupa bola tenis dengan jurulah yang cukup, agar siswa dapat berperan aktif dalam latihan dan senam aktif dalam latihan dan semua aktif bergerak.

3. Siklus Ketiga

a. Rencana:

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Menyiapkan peralatan kipres untuk proses pembelajaran, seperti bola tenis.

3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).

4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.

b. Tindakan:

(34)

2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus ketiga, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir, gerak lanjutan.

3. Sebelumnya siswa di berikan contoh teknik melakukan menagkap bila

dengan satu tangan yang benar, dari mulai sikap awalan, tolakan kaki dan ayunan tangan saat dan sikap akhir dengan menggunakan alat bantu bola tenis.

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi

Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes permainan kipres pada teknik menangkap bola dengan satu tangan didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa melalui refleksi dan hasil siklus ketiga telah mencapai ketuntasan pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini pun dapat dihentikan pada siklus ketiga.

D. Subyek Penelitian

(35)

berisi seluruh siswa" subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung yang berjumlah 30 siswa.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Di lapangan SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung

2. Pelaksanaan Penelitian

(36)

F. Instrumen Penelitian

Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning

Ham dalam Muhajir ( 1997:58 ). Alat untuk mengukur instrument dalam PTK ( Penelitian Tindakan Kelas) dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Alat itu berupa indikator-indikator serta alat bantu yang digunakan dalam proses penelitian berupa bola kecil dari plastic, dari kertas dan bola tenis. Serta penilaian keterampilan gerakan lempar bola kecil. Instrument terlampir di lampiran halaman 40.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di analisis melalui tabulasi, persentase dan nonnatif menggunakan rumus sebagai berikut :

(37)

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai > 65 atau persentase ketercapaian 65% secara perorangan (KKM SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung) 2. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85%

siswa yang telah mendapat nilai > 65

(38)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah dengan

menggunakan alat bantu yang dimodifikasi berupa bola kertas, bola plastik

dan bola kasti dapat meningkatkan pembelajaran menangkap bola dengan

satu tangan pada siswa-siswi kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2011-2012 dapat meningkat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Untuk siswa

Perlu diperhatikan agar pada saat mengikuti pembelajaran gerak dasar

menangkap bola dengan satu tangan, lakukanlah dengan sungguh-sungguh

karena suatu latihan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh akan

mendapatkan hasil yang memuaskan.

(39)

Diharapkan dapat memanfaatkan dan menggunakan alat bantu yang telah

di modifikasi yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar

menangkap bola dengan satu tangan.

3. Bagi Program Studi Penjaskes Universitas Lampung

Dalam upaya mengembangkan pengetahuan dan kemampuan olahraga

khususnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran, maka hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan metode mengajar

keterampilan gerak terutama pada permainan bola kecil.

4. Pada Peneliti Lain

Pembelajaran gerak dasar melempar bola masih belum tercapai ketuntasan

belajar sebesar 100% atau semua siswa belum mencapai ketuntasan

belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna menentukan tindakan yang lebih

tepat dan menarik agar dapat meningkatkan penguasaan keterampilan

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nur. (2006). Belajar Gerak (Makalah). Menpora, Yogyakarta.

Anonimus. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Arikunto DKK. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Suprianti. 2009. Bermain Kipres. Depdiknas. Jakarta.

Herman Subarjah. 2007. Permainan Kecil Disekolah Dasar. Universitas Terbuka. Jakarta.

Rusli Lutan, dkk 1997. Manusia Dan Olahraga, Seni Bahasa Kuliah Olahraga di ITB.

Kerjasama ITB dan FPOKIKIP Bandung. Bandung.

Aip Syarifuddin (1191). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud. Direktorat Jenderal Pend. Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Jakarta.

Suharto, Sonti. MS. (1997). Pendidikan Kesehatan. Depdikbud. Jakarta.

Gambar

Gambar 1 : Spriral Penelitian Tindakan Kelas. Dalam Buku Adaptasi                   (Muhajirl997) Dan Siklus Penelitian Kaji Tindakan Depdikbud (1999)
Tabel 1. Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran menggunakan dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan model

belajar dan membantu siswa untuk belajar sepanjang hayat, serta materi reaksi oksidasi-reduksi memiliki banyak hal (masalah) yang dapat ditemui oleh siswa di kehidupan

pengaruh yang signifikan antara pemberian fisioterapi metode MTDN dan NMT terhadap penurunan nyeri MTPs otot upper trapezius setelah terapi ke-4 namun terjadi perbedaan

Syarat lafal (ikrar) yaitu dapat dimengerti yang menunjukkan adanya jaminan serta pemindahan tanggung jawab dalam memenuhi kewajiban pelunasan hutang dan jaminan ini tidak

This study aims at identifying the types of swearing words used by all characters in Blood Father Movie and the factors contribute to those swearing.. It is a

Penjelasan di atas memiliki makna dengan diadakannya upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam mencegah penyalahgunaan narkoba yang dilakukan melalui pembelajaran

Alhamdulillahi robbil‘aalamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, karunia dan nikmat yang telah dilimpahkan sehingga penulis

SUKIMAN, Q 100 140 122, “Pengelolaan Media Pembelajaran Matematika Kelas V SD Negeri Banyuanyar I Surakarta.” Program Pasca Sarjana Magister Manajemen