ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA DENGAN SATU TANGAN DALAM
PERMAINAN KIPRES DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA-SISWI
Penelitian ini bertujuan ingin memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan pada siswa kelas IV di SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung tercapai keberhasilan pembelajaran.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 30 siswa dengan perincian 12 laki-laki dan 18 perempuan. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan dengan rentang nilai 0-1. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama dengan menggunakan alat modifikasi berupa : bola dari kertas, maka ada peningkatan terhadap gerak dasar menangkap bola dengan satu tangan yaitu jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah siswa atau 26,67 %; sedangkan pada siklus kedua meningkat menjadi 15 siswa atau 50 %, dan pada siklus ketiga meningkat menjadi 80,67% hanya menyisakan 4 siswa lagi yang belum tuntas sehingga pada siklus ketiga penelitian selesai.
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA DENGAN SATU TANGAN DALAM
PERMAINAN KIPRES DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA-SISWI
KELAS IV SDN 8 GEDONG AIR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2011-2012
OLEH : A M I N A H
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENANGKAP BOLA DENGAN SATU TANGAN DALAM
PERMAINAN KIPRES DENGAN ALAT YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA-SISWI
KELAS IV SDN 8 GEDONG AIR BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2011-2012
(Skripsi)
OLEH :
A M I N A H
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii MOTTO
Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan, akan tetapi akan amat bernilai apabila telah diwujudkan
Hidup tidak menghadiahkan barang sesuatu pun kepada manusia tanpa bekerja keras
v
PENGESAHAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Herman Tarigan, M. Pd ………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Akor Sitepu, M. Pd. ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003
vi
SURAT PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : A M I N A H
NPM : 1013068004
Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menangkap Bola Dengan Satu Tangan Dalam
Permainan Kipers Dengan Alat Yang Dimodifikasi Pada Siswa-Siswi Kelas IV SD Negeri 8Gedong Air Bandar Lampung Pelajaran 2011-2012”adalah benar hasil
karya penulis, bukan hasil menjiplak dan atau hasil karya orang lain.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tugas akhir ini saya kutip dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma dan etika penulisan ilmiah.
Dan jika dikemudian hari ternyata ada hal yang melanggar dari ketentuan akademik universitas maka saya bersedia bertanggungjawab dan disanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila ternyata tidak
benar saya bersedia menerima sanksi.
Bandar Lampung, September 2012
AMINAH
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 07 Maret 1961, merupakan anak kelima dari sembilan bersaudara pasangan Bapak Makmun dan Ibu Siti Chotijah.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 31 Tanjung Karang tamat pada tahun 1976, melanjutkan pendidikan di
MTSn 2 Tanjung Karang tamat pada tahun 1979 dan melanjutkan Sekolah
MAN 1 Tanjung Karang tamat pada tahun 1982. Tahun 1983 penulis melanjutkan Program Khusus Pendidikan Guru Olahraga dan Kesehatan untuk SD pada
Sekolah Guru Olahraga Negeri Tanjung Karang.
Sejak tahun 1984 hingga kini penulis adalah seorang guru olahraga
di SD Negeri 8 Gedong Air Kecamatan Tanjung Karang Barat Bandar Lampung. Dan pada tahun 2010, penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi Pendidikan
x
SANWACANA
Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW
yang mulia.
Skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menangkap
Bola Dengan Satu Tangan Dalam Permainan Kipers Dengan Alat Yang
Dimodifikasi Pada Siswa-Siswi Kelas IV SD Negeri 8 Gedong Air Bandar
Lampung Pelajaran 2011-2012”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Drs. Wiyono, S.Pd. M.P d selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Drs. Herman Tarigan, M. Pd selaku dosen pembimbing yang selalu dengan
xi
5. Drs. Akor Sitepu, M. Pd selaku dosen pembahas atas kritik dan saran yang
telah memberikan banyak arahan dalam penulisan skripsi.
6. Ibu Dra. Helmayati selaku Kepala Sekolah SD Negeri 8 Gedong Air
Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung atas izin yang
diberikan untuk mengadakan penelitian.
7. Para dewan guru SD Negeri 8 Gedong Air Kecamatan Tanjung Karang Barat
Kota Bandar Lampung yang memberikan masukan selama mengadakan
penelitian.
8. Seluruh siswa-siswi SD Negeri 8 Gedong Air khususnya siswa-siswi kelas IV
9. Yang tercinta Orang Tua, suami, anak-anaku serta seluruh keluarga besarku
yang telah banyak memberi dukungan, semangat dan doa.
10.Teman-teman seperjuangan S1 dalam jabatan Pendidikan Penjaskes Unila.
11.Semua orang yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu.
Akhir kata penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih belum
sempurna serta terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis didalam
penyusunan baik materi, pembahasan dan penyajiannya. Oleh karena itu segala
kritik dan saran untuk penyempurnaan Skripsi ini akan penulis terima dengan
senang hati.
Bandar Lampung, September 2012
Penulis,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kipers termasuk cabang olahraga permainan dengan menggunakan bola kecil
dan merupakan pengembangan dari permainan kasti, yang sudah ada di
Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Permainan kipers hampir sama
dengan permainan kasti, baik teknik dasarnya maupun cara bermainnya.
Perbedaannya dalam permainan kasti bola dilambangkan oleh lawan main,
sedangkan dalam permainan Kipers bola di lambangkan sendiri saat akan
memukul dengan alat pemukul.
Perbedaan lainnya adalah, jika permainan kipers seorang pemukul memukul
bola tidak kena maka tidak lari ketiang hinggap, tetapi berlindung diruang
bebas, sambil menunggu giliran memukul kembali dan dianggap mati satu.
Sedangkan dalam permainan kasti seorang pemukul yang memukul kena atau
tidak, maka pemukul harus lari menuju tiang hinggap.
Perbedaan yang lainnya lagi adalah lapangannya, kalau lapangan kasti dibagi
menjadi beberapa ruang, tetapi kalau kipers hanya dibagi menjadi tiga ruangan
perbedaan-perbedaan lain yang sengaja penulis tidak kemukakan, karena
perbedaan yang mendasar adalah, yang telah penulis uraikan diatas.
Dalam permainan Kipers juga ditanamkan sikap sportifitas, kejujuran,
kerjasama, menghormati kawan dan lawan main, disiplin dan aspek-aspek
yang lain sehingga dalam permainan tersebut dapat menimbulkan sifat yang
positif antar pemain serta dapat membentuk kepribadian siswa yang baik dan
berkarakter. Didalam pelaksanaannya, aktivitas jasmani dipakai sebagai
wahana atau pengalaman belajar, melalui pengalaman itulah peserta didik.
Tujuan dari permainan kipers adalah agar siswa dapat melakukan berbagai
macam gerakan dasar melempar, menangkap, memukul dan mematikan serta
dapat bermain dengan baik, jujur, kerjasama, sportif dan menghargai orang
lain.
Dari hasil pengamatan pada siswa-siswi kelas IV SD Negeri 8 Gedong Air
Bandar Lampung, bahwa gerak dasar lempar bola dalam kategori masih
sangat rendah, hal ini dapat dilihat pada saat siswa melakukan gerakan
gerakan menangkap bola, pada kenyataannya masih banyak yang belum dapat
melakukan gerakan dasar dengan baik dan benar sehingga hasil belajar
siswa-siswi masih rendah.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian
tentang "Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menangkap Bola
Dimodifikasi Pada Siswa-Siswi Kelas SD Negeri 8 Gedong Air Bandar
Lampung Pelajaran 2011-2012".
B. Identifikasi Masalah
Bertolak dari uraian latar belakang diatas maka penulis mengidentifikasi
masalah, sebagai berikut :
1. Masih banyak siswa-siswi yang tidak dapat melakukan gerakan
dasar menagkap bola dengan benar.
2. Masih banyak siswa-siswi yang belum menguasai teknik dasar
menagkap bola dengan benar.
C. Batasan Masalah
Berangkat dari identifikasi masalah diatas, maka untuk memudahkan
penelitian perlu pembatasan yang berdasar dari tujuan penelitian ini. Adapun
batasan masalah tersebut adalah hanya ingin mengetahui apakah ada
peningkatan pembelajaran menangkap bola dengan menggunakan alat bantu
yang telah dimodifikasi pada siswa-siswi kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar
Lampung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut : “Apakah dengan menggunakan alat bantu yang dimodifikasi
dapat meningkatkan pembelajaran lempar bola kecil pada siswa-siswi kelas
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk memperbaiki sikap awal pada gerak dasar menangkap bola dengan
satu tangan.
2. Untuk memperbaiki sikap tangan dan kaki saat akan menangkap bola
dengan satu tangan.
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan pembelajaran menangkap bola
dengan satu tangan pada siswa kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar
Lampung dengan menggunakan alat bantu yang dimodifikasi.
2. Bagi Siswa
Sebagai salah satu model pembelajaran untuk meningkatan kemampuan bermain kipres khususnya pada gerakan menangkap bola dengan satu tangan.
3. Bagi Guru Pendidikan Jasmani
G. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan SDN 8 Gedong Air Bandar
Lampung.
2. Objek penelitian yang diamati adalah peningkatan pembelajaran
menangkap bola dengan satu tangan dengan menggunakan alat bantu yang
telah dimodifikasi pada siswa-siswi kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar
Lampung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang
tertera dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, berbagai hal yang menunjang sistem
pendidikan perlu dikembangkan sebaik mungkin.
Seperti yang tertuang pada UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan.
Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan yang menunjang
pembentukan manusia seutuhnya, dikembangkan melalui proses belajar dan
pembelajaran. Berbagai hambatan dalam proses belajar harus sejalan dan
stabil agar kondisi belajar yang kondusif tercipta sesuai dengan tujuan yang
B. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian, yaitu pendidikan untuk
jasmani dan pendidikan melalui aktifitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani
mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses
pendidikan, sedangkan pendidikan melalui aktifitas jasmani mengandung
pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktifitas jasmani.
Marta Dinata (2009:31), mendefinisikan Pendidikan Jasmani merupakan
usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses
pendidikan berlangsung tidak terlambat oleh gangguan kesehatan dan
pertumbuhan badan.
Pendidikan Jasmani merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dalam
kehidupan manusia khususnya dalam bidang pendidikan di mana Pendidikan
Jasmani mengemban tugas dalam aspek kebugaran jasmani, keterampilan
gerak, berpikir kritis, keterampilan sosial, manajemen, inteligensi, stabilitas
emosional, tindakan moral, pola hidup sehat serta pengenalan lingkungan
bersih melalui berbagai kegiatan jasmani yang direncanakan secara sistematis
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
C. Keterampilan Gerak
Menurut Lutan (1988:95), mendefinisikan bahwa keterampilan gerak adalah
gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi
dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses
kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, ini berarti
makin sulit juga untuk dilakukan.
Lutan (1988:30), menyebutkan bahwa, belajar keterampilan gerak
berlangsung melalui beberapa tahap yaitu: (1) tahap kognitif, (2) tahap
asosiatif, dan (3) tahap otomatisasi.
1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini seseorang yang bara mulai mempelajari keterampilan
motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas
gerak yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali
dengan penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk
bagaimana penerapan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada
tahap ini, gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi,
kurang efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten.
2. Tahap Asosiatif
Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa
melaksanakan tugas gerak, dan mulai mampu menyesuaikan diri dengan
keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang
terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan
lambat laun semaian konsisten.
3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara
otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa
D. Upaya
Upaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang
dilakukan seseorang atau lebih untuk mencapai sesuatu perwujudan dan
keinginan orang atau kelompok tersebut.
E. Model Pembelajaran
Menurut Kelvin (2007), pembelajaran adalah usaha sistematis yang
memungkinkan terciptanya pendidikan demi meraih internalisasi ilmu
pengetahuan sebagai proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan
perubahan secara terus-menerus (dinamika) dalam perilaku dan pemikiran
manusia. Kegiatan Pembelajaran dirancang secara sistematis, tahap demi
tahap secara ketat, sebagaimana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
dinyatakan eksplisit dan dapat diukur, kondisi belajar yang diatur dan
ditentukan, serta pengalaman-pengalaman belajar yang dipilih untuk siswa,
mungkin saja berguna bagi guru tetapi tidak berarti bagi siswa (Rogers dalam
Snelbecker, 1974).
Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut model pembelajaran dapat
diartikan sebagai penerapan konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran yang
harus dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur dan bertahap,
sistematis dan terorganisir, agar mencapai pengalaman belajar dan tujuan
belajar tertentu, sekaligus merupakan pedoman bagi para pembelajar dalam
Melihat kenyataan yang ada di lapangan pembelajaran Pendidikan Jasmani
mengalami berbagai persoalan diantaranya peserta didik mengalami
kejenuhan, monoton dan tidak atraktif (menarik) sehingga out put yang
didapat prestasi peserta didik menurun dan tidak menunjukan kegairahan
dalam olahraga.
Melihat fakta di atas maka jelaslah bahwa guru pendidikan jasmani perlu
menerapkan model-model pembelajaran yang berbeda dalam rangka upaya
meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah yang
menarik, inovatif, dan kreatif dan disesuaikan dengan perkembangan jiwa
peserta didik. Model pembelajaran yang dapatditerapkan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani salah satunya adalah model pembelajaran dengan
penggunaan alat bantu. Model ini sangat sesuai dengan materi pendidikan
jasmani di sekolah yang pencapaian tujuan pendidikannya melalui aktivitas
jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan penggunaan alat
bantu yang dimodifikasi diharapkan akan tercipta pembelajaran yang
menyenangkan, efektif, menarik dan dapat meningkatkan motivasi dan
semangat anak untuk melakukan gerak dengan baik.
F. Alat Bantu
Yusuf (1985:50), mengemukakan bahwa alat bantu adalah alat yang
digunakan pengajar dalam menyampaikan materi, dengan adanya alat peraga
maka bahan ajar atau materi akan lebih mudah dimengerti, oleh peserta didik.
menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan
sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang
meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian
tujuan pengajaran yang diharapkan.
Sudjana dan Rivai dalam Arsyad Azhar (2005:24-25), mengemukakan
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran;
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga;
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab aktivitasnya
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain;
G. Modifikasi
Menurut Lutan, (1977) modifikasi diartikan sebagai perubahan dari keadaan
lama menjadi keadaan baru. Pembahan itu dapat berupa bentuk, isi, fungsi,
cara penggunaan, dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan karatenstik
semula. Modifikasi adalah penyesuaian alat atau perlengakapan pada suatu
lembaga, misalnya sekolah yang tidak memiliki fasilitas yang lengkap maka
dibuatlah modifikasi alat agar proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik,
Menurut Arsyad (2005:7), media pendidikan memiliki pengertian alat bantu
pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Alat bantu adalah alat
yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pendidikan, alat bantu
(peraga) sangat penting. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang
disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik.
Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan
membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses
pembelajaran dan efektif serta efesien.
Menurut Hamzah (1988), penekanan media pendidikan terdapat pada visual
dan audio. Alat bantu visual terdiri dari atas alat peraga dua dimensi hanya
menggunakan dua ukuran panjang dan lebar (seperti: gambar, bagan, dan
grafik), sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu
panjang, lebar, dan tinggi (seperti: benda asli, model, alat tiruan sederhana,
dan barang contoh).
a. Perlengkapan yang di gunakan dalam menangkap bola dengan satu tangan,
yaitu sebagai berikut:
1. Lapangan 4. Bola Modifikasi Dari Plastik
2. Bola Modifikasi Dari Kertas 5. Bola Modifikasi Bola Tenis
Pada dasarnya dalam cabang olahraga permainan mempergunakan seluruh
komponen gerak untuk memudahkan dalam gerak-gerak seperti jalan, lari,
lompat, loncat, mengayun, memanjat, menolak, mendarat.
H. Menangkap Bola
Keterampilan teknik menangkap bola menentukan pula kebehasilan regu
dalam memenangkan permainan. Menangkap adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh pemain untuk mengusai bola dengan tangan dari pukulan
maupun lemparan teman. Keterampilan menangkap bola harus dimiliki dan
dilatih oleh pemain agar dapat bermain permainan kipers dengan baik.
Menangkap bola pada permainan kipers memerlukan sikap tubuh yang
tertentu sesuai dengan karakteristik datangnya bola.
I. Tahapan Dalam Menagkap Bola
A. Menangkap Bola
Permainan kipers yang baik harus pandai melakukan menangkap bola.
Pada dasarnya menagkap bola dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
menangkap bola lurus, menagkap bola bergulir, menangkap bola lambung.
1. Menangkap Bola Lurus
Cara menangkap bola yang baik yaitu berdiri dengan kedua kaki
dibuka selebar bahu, kedua tangan di depan siap menangkap bola,
kedua lulut agak direndahkan dan pandangan kearah adatangnya bola.
dilemparkan kembali. Saat menangkap bola diikuti arah gerak bola
dengan menarik lengan dan kaki ke belakang. Untuk menghasilkan
tangkapan yang baik, maka harus berlatih cara menangkap bola dengan
serius dan dilakukan secara berulang-ulang.
2. Menangkap Bola Bergulir
Cara melempar bola bergulir yaitu berdiri dengan kedua tangan kaki
dibuka lebar, saat bola dtang menggelinding langkahkan kaki kiri ke
depan bersama kedua lulut agak direndahkan dan lengan kiri serta
kanan dijulurkan di depan kaki kiri hingga mengarah datangnya bola.
3. Menangkap Bola Lambung
Cara melempar bola lambung ialah suatu usaha dari pemain untuk
dapat menguasai bola dengan tangan terhadap bola yang melambung,
baik hsil pukulan ataupun lemparan bola dari teman. Usahakan posisi
bola berada di depan atas kepala, perhatikan dan pandangan lurus
selalu pada bola. Saat menangkap bola gerakan tangan lurus ke arah
bola di depa atas kepala.
J. Kerangka Pikir
M. Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. Anggapan dasar atau
Postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh
penyelidik. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyidik dapat merumuskan
anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran. Dari uraian
diatas maka dapat disimpulkan bahwa anggapan dasar adalah suatu hal yang
diyakini kebenarannya oleh peneliti harus dirumuskan secara jelas.
Untuk meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar menangkap bola
dengan satu tangan pada cabang olahraga permainan kipers yang kurang
efektif dimana fasilitas pembelajaran yang kurang memadai dan minat siswa
rendah maka diperlukan suatu metode pembelajaran yang efektif.
K. Hipotesis
Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan
ilmiah, karena merupakan petunjuk ke arah proses penelitian untuk
menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah jika pembelajaran menangkap bola
dengan satu tangan pada permaianan kipers dilakukan dengan menggunakan
alat bantu pembelajaran, maka pembelajaran gerak dasar menangkap bola
dengan satu tangan pada siswa kelas IV di SD Negeri 8 Gedung Air Bandar
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas (Class Room Action Research) CAR dari namanya sudah menunjukkaan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau lapangan.
Suharsimi (2002:58), menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas, sebagai berikut:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan;
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru;
(Suharsimi Arikunto, 2007:73 ), mengemukan prinsip PTK, yaitu : a.Tidak menggangu proses pembelajaran;
b. Harus dipersiapkan dengan rinci dan matang; c. Tindakan harus konsisten dengan rancangan; d. Masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru;
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari merncanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan dan tahap refleksi. Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalaui putaran spiral adalah penelitian melalui siklus-siklus berikut:
Gambar 1 : Spriral Penelitian Tindakan Kelas. Dalam Buku Adaptasi (Muhajirl997) Dan Siklus Penelitian Kaji Tindakan Depdikbud (1999)
Keterangan gambar di atas :
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada perencangan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. Dalam penelitian tindakan, masing-masing berdiri sebagai peneliti meskipun ketika menyusun rencana dilakukan bersama-sama.
2. Tindakan (Action)
Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
3. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam suatu tindakan.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan dan apakah yang akan dilakukan pada putaran berikutnya.
B. Variabel Penelitian
Ibnu penelitian dapat diartikan sebagai objek pengamatan yang menjadi titik perbedaan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, ditetapkan dua macam variabel Adapun variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Modifikasi Alat Bantu. 2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pembelajaran menangkap bola dengan satu tangan.
C. Pelaksanaan Penelitian
Tabel 1. Jadwal Penelitian
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
2. Menyiapkan peralatan kipres untuk proses pembelajaran, seperti bola kipres, kotak kardus secukupnya dengan jumlah yang cukup. 3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada siklus
pertama, yaitu alat bantu menggunakan bola dari kertas atau bola dari plastik dengan jumlah yang cukup.
4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
b. Tindakan:
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu posisi dari sikap awalan, tolakkan, pelaksanaan dan sikap akhir.
3. Sebelumnya siswa di berikan contoh teknik melakukan menangkap
bola kecil yang benar, dari mulai sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan menggunakan alat bantu bola kecil dari plastik berbentuk bulat sebesar bola kipres/bola box
c. Observasi:
Setelah tindakan dilakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus pertama.
d. Refleksi:
1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan di diskusikan dengan guru Pendidikan Jasmani.
2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.
3. Setelah di diskusikan maka tindakan pada siklus kedua adalah menggunakan alat bantu bola kecil dari kertas dengan jumlah yang cukup sehingga dalam pelaksanaanya semua siswa aktif bergerak berpasang-pasangan.
2. Siklus Kedua
a. Rencana:
2. Menyiapkan peralatan kipres untuk proses pembelajaran, seperti bola.
3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada siklus kedua, yaitu alat bantu menggunakan bola kecil dari kertas berbentuk bulat sebesar bola tenis.
4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.
b. Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap berhadap-hadapan terpisah antara laki-laki dan perempuan.
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap awalan, tolakkan, pelaksanaan dan sikap akhir.
3. Sebelumnya siswa di berikan contoh teknik melakukan menangkap
bola dengan tangan satu yang benar, dari mulai sikap awalan, tolakan, pelaksanaan, dan sikap akhir dengan menggunakan alat bantu bola dari kertas.
c. Observasi:
d. Refleksi :
1. Data hasil observasi di simpulkan dan di diskusikan kepada guru bidang study penjaskes.
2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga,
3. Setelah didiskusikan, disimpulkan tindakan pada siklus ketiga adalah menggunakan alat bantu modifikasi berupa bola tenis dengan jurulah yang cukup, agar siswa dapat berperan aktif dalam latihan dan senam aktif dalam latihan dan semua aktif bergerak.
3. Siklus Ketiga
a. Rencana:
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.
2. Menyiapkan peralatan kipres untuk proses pembelajaran, seperti bola tenis.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera).
4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.
b. Tindakan:
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus ketiga, yaitu posisi dari sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir, gerak lanjutan.
3. Sebelumnya siswa di berikan contoh teknik melakukan menagkap bila
dengan satu tangan yang benar, dari mulai sikap awalan, tolakan kaki dan ayunan tangan saat dan sikap akhir dengan menggunakan alat bantu bola tenis.
c. Observasi
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.
d. Refleksi
Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes permainan kipres pada teknik menangkap bola dengan satu tangan didiskusikan berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa melalui refleksi dan hasil siklus ketiga telah mencapai ketuntasan pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini pun dapat dihentikan pada siklus ketiga.
D. Subyek Penelitian
berisi seluruh siswa" subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung yang berjumlah 30 siswa.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Di lapangan SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung
2. Pelaksanaan Penelitian
F. Instrumen Penelitian
Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning
Ham dalam Muhajir ( 1997:58 ). Alat untuk mengukur instrument dalam PTK ( Penelitian Tindakan Kelas) dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Alat itu berupa indikator-indikator serta alat bantu yang digunakan dalam proses penelitian berupa bola kecil dari plastic, dari kertas dan bola tenis. Serta penilaian keterampilan gerakan lempar bola kecil. Instrument terlampir di lampiran halaman 40.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data di analisis melalui tabulasi, persentase dan nonnatif menggunakan rumus sebagai berikut :
1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai > 65 atau persentase ketercapaian 65% secara perorangan (KKM SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung) 2. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85%
siswa yang telah mendapat nilai > 65
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah dengan
menggunakan alat bantu yang dimodifikasi berupa bola kertas, bola plastik
dan bola kasti dapat meningkatkan pembelajaran menangkap bola dengan
satu tangan pada siswa-siswi kelas IV SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2011-2012 dapat meningkat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Untuk siswa
Perlu diperhatikan agar pada saat mengikuti pembelajaran gerak dasar
menangkap bola dengan satu tangan, lakukanlah dengan sungguh-sungguh
karena suatu latihan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh akan
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Diharapkan dapat memanfaatkan dan menggunakan alat bantu yang telah
di modifikasi yang dapat meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar
menangkap bola dengan satu tangan.
3. Bagi Program Studi Penjaskes Universitas Lampung
Dalam upaya mengembangkan pengetahuan dan kemampuan olahraga
khususnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran, maka hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan metode mengajar
keterampilan gerak terutama pada permainan bola kecil.
4. Pada Peneliti Lain
Pembelajaran gerak dasar melempar bola masih belum tercapai ketuntasan
belajar sebesar 100% atau semua siswa belum mencapai ketuntasan
belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna menentukan tindakan yang lebih
tepat dan menarik agar dapat meningkatkan penguasaan keterampilan
DAFTAR PUSTAKA
Ali Nur. (2006). Belajar Gerak (Makalah). Menpora, Yogyakarta.
Anonimus. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Arikunto DKK. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suprianti. 2009. Bermain Kipres. Depdiknas. Jakarta.
Herman Subarjah. 2007. Permainan Kecil Disekolah Dasar. Universitas Terbuka. Jakarta.
Rusli Lutan, dkk 1997. Manusia Dan Olahraga, Seni Bahasa Kuliah Olahraga di ITB.
Kerjasama ITB dan FPOKIKIP Bandung. Bandung.
Aip Syarifuddin (1191). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud. Direktorat Jenderal Pend. Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Jakarta.
Suharto, Sonti. MS. (1997). Pendidikan Kesehatan. Depdikbud. Jakarta.