ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOPER BOLA (PASSING) MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA X D
DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH
Oleh Arief Hudzaifah
Hasil pembelajaran Penjas pada permainan sepakbola mengoper bola di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah masih rendah. Hal ini disebabkan karena siswa enggan dan merasakan sakit bila melakukan gerakan mengoper bola menggunakan bola yang sebenarnya. Melalui bantuan alat adalah salah satu cara untuk mengatasi permasalahan dari bola yang sebenarnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian modifikasi alat dapat meningkatkan keterampilan mengoper bola pada pembelajaran Penjaskes siswa kelas X D SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing siklus terdapat peningkatan, yaitu siklus I siswa yang memperoleh ≥70 sebanyak 18,75 %, siklus II siswa yang memperoleh ≥70 sebanyak 31,25 %, siklus III siswa yang memperoleh nilai ≥70 sebanyak 75 %.
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOPER BOLA (PASSING) MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA X D
DI SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH
Oleh
ARIEF HUDZAIFAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENGOPER BOLA (PASSING) MELALUI MODIFIKASI ALAT PADA SISWA X D Di SMA NEGERI 1
TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH
Nama Mahasiswa : Arief Hudzaifah Nomor Pokok mahasiswa : 0613051038
Program Studi : Pendidikan Jasmani
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Usman Adam, M.Pd Dr. Marta Dinata, M.Pd
NIP. 19520229 198303 1 004 NIP. 19670325 199803 1 002
2. Ketua Jurusan Imu Pendidikan
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Usman Adam, M.Pd ...
Sekretaris : Dr. Marta Dinata, M.Pd ...
Penguji
Bukan Pembimbing :Drs. Ade Jubaedi, M.Pd ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Arief Hudzaifah
NPM : 0613051038
Tempat tanggal lahir : Bandar Jaya, 16 November 1987
Alamat : Perum I PT Gula Putih Mataram Blok E 158 Kec Seputih Mataram Lampung Tengah
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan
Keterampilan Mengoper Bola (Passing) Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa X D Di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah” adalah benar-benar hasil karya penulis. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, plagiat dan ataupun hasil karya orang lain.
Dan jika dikemudian hari ternyata ada hal yang melanggar ketentuan akademik
maka saya bersedia untuk menerima sangsi akademik sesuai peraturan yang
berlaku. Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.
Bandar Lampung, 25 April 2013
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Arief Hudzaifah, dilahir di Bandar Jaya pada tanggal 16
November 1987 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis dilahirkan dari
pasangan Bapak Sumaryono dan Ibu Sumarni.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain: Taman Kanak-kanak
(TK) PT Gula Putih Mataram yang selesai pada tahun 1993, Sekolah Dasar
Swasta (SDS) PT Gula Putih Mataram dan selesai pada tahun 1999. Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di PT Gula Putih Mataram selesai pada tahun
2002. Kemudian masuk Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Poncowati selasai tahun
2005.
Pada tahun 2006, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan
Jasmani Dan Kesehatan melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
MOTTO
“ Mengadakan perbaikan berarti melakukan pekerjaan – pekerjaan yang baik
untuk menghilangkan akibat – akibat yang jelek dari kesalahan – kesalahan
yang dilakukan “ (QS Al Baqarah,160)
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan dibalas pahalanya tanpa
perhitungan (QS. Az-Zumar:10)
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis ucapakan kepadaAllah SWTatas semua anugerah yang telah diberikan
kepadaku,karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:
Ayah handa Sumaryono dan Ibunda Sumarni,
adik-adik yang kusayangi (Aliem Asyifa, Amrina Rosyada),
dan yang tercinta yang telah slalu mendampingiku dan mendukungku sampai saat ini
serta seluruh keluarga, sahabat dan teman yang telah
membantu & mendoakan,
selalu mengharapkan
hal yang terbaik
”untukku”.
Almamater Tercinta
SANWACANA
Puji syukur penulis haturkan ke pada ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Mengoper Bola (Passing) Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa X D Di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Lampung.
Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari
luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari
bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Drs. Baharudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap
dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.
3. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan sekaligus pembahas yang memberikan pengarahan kepada penulis.
4. Drs.Usman Adam, M.Pd selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini
5. Dr.Marta Dinata, M.Pd selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
6. Kepala SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah beserta dewan guru
yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
7. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses
perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah
diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila.yang telah membantu proses
terselesaikannya skripsi ini.
9. Buat anak-anak kosan 36 (fery, randi, ilham, kenti, hamid, kiki, wiwin) yang semangat
ya klo kuliah, never give up klo kata coach timo. Hehehehe…
10.Terima kasih juga buat panitia pocari futsal (bang endri, bang chandra, bang joko)
yang selalu kasih semangat. Besok kita ceng ceng lagi bang. Hehehehehehe..
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 2013
Penulis
DAFTAR ISI
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 10
B. Pentingnya Pendidikan Jasmani ... 11
C. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran ... 12
D. Pengembangan Keterampilan Motorik ... 13
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 37
B. Pembahasan ... 40
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 48
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Penilaian Teknik Dasar Passing dalam sepak bola ... 35
1. Deskripsi Hasil PTK Keterampilan Mengoper Bola ... 38
2. Instrumen Penilaian ... 52
3. Kisi-kisi Tes Keterampilan Mengoper Bola ... 53
4. Program Latihan ... 56
5. Hasil Tes Awal Keterampilan Mengoper Bola ... 60
6. Hasil Tes Siklus I Keterampilan Mengoper Bola ... . 61
7. Hasil Tes Siklus II Keterampilan Mengoper Bola ... 62
8. Hasil Tes Siklus III Keterampilan Mengoper Bola ... . 63
10.Hasil Peningkatan Nilai Tes Awal Ke Siklus I ... 64
11.Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus I Ke Siklus II ... 65
12.Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus II Ke Siklus III ... 66
13.Hasil Peningkatan Keterampilan Mengoper Bola Pada Setiap Siklus... 67
14.Hasil Peningkatan Keberhasilan Pembelajaran Pada Setiap Siklus ... 68
15.Deskripsi Hasil PTK Keterampilan Mengoper Bola ... 69
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 : Mengoper Bola (Passing) ... 22
Gambar 2 : Bola Karet ... 23
Gambar 3 : Siklus yang akan dilakukan dalam penelitian adaptasi ... 28
Gambar 4 : Mengoper bola yang digulirkan rekannya... 31
Gambar 5 : Mengoper bola (passing) ke dinding... 32
Gambar 6 :Mengoper bola (passing) dengan rekannya... ... 34
Gambar 7 : Perbandingan Rata-rata Kelas dari Temuan Awal hingga Siklus Ketiga ... 70
I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via gerak insani
(human movement) yang dapat berupa aktivitas jasmani, permainan atau
olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani bukan saja
mengembangkan dan membangkitkan potensi individu, tetapi juga ada unsur
pembentukan yang mencakup kemampuan fisik , intelektual, emosional, sosial
dan moral-spiritual. Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan
secara sadar sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh
pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan
keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang
harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas berdasarkan Pancasila.
Karena pendidikan jasmani dan kesehatan dipandang sangat strategis dalam
pembinaan kualitas fisik manusia Indonesia, maka dalam Garis Besar Haluan
Negara ditegaskan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga merupakan
bagian dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang arahnya pada
peningkatan kesehatan jasmani, rohani dan mental masyarakat.
2
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong
perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,
penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),
membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara
melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif sehingga menghargai
manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup dan pembiasaan pola
hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta
perkembangan yang seimbang. Materi pokok Pendidikan Jasmani
diklasifikasikan menjadi enam aspek, yaitu : teknik/keterampilan dasar
permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas
ritmik; aquatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (out door).
Sepak bola merupakan salah satu materi pendidikan jasmani yang sangat
digemari oleh anak didik dan juga masyarakat. Sering kita jumpai anak-anak
maupun orang dewasa yang melakukan permainan sepakbola dengan
menggunakan fasilitas yang sederhana. Hal ini menunjukkan bahwa permainan
sepakbola sangat di gemari oleh seluruh lapisan masyarakat baik anak-anak
maupun orang dewasa.
Dari materi permainan sepakbola diperlukan pembelajaran yang baik untuk
mencapai hasil belajar. Selain itu juga ada beberapa faktor yg harus dikuasai
oleh setiap pemain agar mampu mencapai prstasi yang tinggi dalam bermain
sepakbola
Menurut Timo Scheunemann (2008 : 24) ” Empat pilar pembelajaran dalam
3
pemain, (2) Meningkatkan keterampilan pemain, (3) Menanamkan pengertian
permainan atau ” Knowledge of the game” kepada pemain, (4) Pembinaan
mental pemain”.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar dalam
permainan sepakbola dapat dicapai apabila seorang pemain memiliki keempat
aspek tersebut. Dari keempat aspek tersebut, salah satu hal yang mendasar agar
terampil bermain sepakbola adalah penguasaan teknik dasar sepakbola. Hal ini
disebabkan karena teknik dasar tersebut merupakan fundamental yang harus
dikuasai oleh setiap pemain agar mampu bermain sepakbola secara terampil.
Johan Cryuff berpendapat ” Jangan harap seorang pemain bisa menjadi hebat
apabila pada saat ia berumur 14 tahun teknik-teknik dasar belum dikuasainya ”.
Untuk menguasai teknik dasar tersebut dibutuhkan latihan teknik secara
sistematis dan berkelanjutan. Latihan teknik tersebut bertujuan untuk
memahirkan penguasaan keterampilan gerak dalam suatu cabang olahraga.
Kemampuan gerak dasar yang dimiliki oleh manusia sangat berguna untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia, gerak dasar manusia terdiri dari:
1. Kemampuan nonlokomotor atau kemampuan gerak di tempat,
2. Kemampuan lokomotor atau kemampuan gerak untuk memindahkan tubuh
dari suatu tempat ke tempat yang lain.
3. kemampuan gerak manipulatif yang melibatkan tangan, kaki, dan tubuh
untuk melakukan suatu gerakan.
Salah satu teknik dasar bermain sepakbola adalah passing. Passing merupakan
4
harus dilakukan dengan benar karena dalam sepakbola 70% permainan, pemain
menggunakan passing agar bola bisa sampai ke gawang lawan.
Seorang guru sering sekali dihadapkan dengan beragamnya karakteristik siswa
dalam suatu kelas. Karakteristik siswa itu antara lain adalah jenis kelamin,
postur tubuh, hobi, sifat, motivasi. Hal ini yang terjadi pada pembelajaran
teknik dasar sepak bola khususnya passing pada siswa kelas X D SMA N 1
Terbanggi Besar. Pada saat pembelajaran sepakbola khususnya teknik dasar
mengoper bola keragaman siswa tersebut menjadi kendala yang harus menjadi
perhatian bagi guru untuk dapat mecari sebuah solusinya.
Pada saat penulis melakukan observasi, guru menggunakan alat berupa bola
kaki yang terbuat dari lapisan kulit.Adapun permasalahan dan akibat yang
ditimbulkan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil pembelajaran siswa dalam hal passing.
2. Merasa takut mengoper bola karena rasa sakit yang ditimbulkan setelah
melakukannya kebanyakan dirasakan oleh siswa putri.
3. Siswa kurang tertarik untuk mempelajarai teknik passing.
4. Belum optimalnya penggunaan alat (bola) dan sumber belajar.
Akibat yang ditimbulkan dari masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tidak terselesaikannya seluruh bahan kurikulum dalam pengajaran; hal ini
terjadi karena terbatasnya waktu yang tersedia dengan jumlah bahan yang
relatif banyak.
2. Hasil belajar siswa di SMA tersebut belum mencapai tingkat keberhasilan
5
Peranan dan fungsi guru Penjas yang baik apabila memiliki inisiatif, kreatifitas
dan inovatif serta selektif dalam menentukan metode dan penggunaan alat
penunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang cocok, fleksibel,
ekonomis dan disukai anak didiknya apabila memakai alat tersebut saat proses
kegiatan belajar mengajar.
Guru perlu memaksimalkan penggunaan peralatan dan mengorganisasikan
kelompok agar siswa sebanyak mungkin bergerak aktif sepanjang pelajaran.
Bila peralatan yang tersedia terbatas jumlahnya, gunakan pendekatan, dan
modifikasi aktivitas.
Penggunaan pembelajaran yang kontekstual merupakan implementasi dari
penyusunan materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik lingkungan
sekitar sekolah. Dalam menentukan sebuah alat penunjang keberhasilan
terhadap tugas gerak yang diberikan, kita harus memilih alat-alat yang
mengarah pada pembentukan gerakan yang kita harapkan tersebut. Yaitu
dengan alat yang sederhana dan fleksibel tetapi disenangi oleh anak didik.
Khusus untuk anak-anak terutama pemula, untuk pelajaran dapat menggunakan
bola yang terbuat dari karet, karena bola karet bersifat elastis mudah sekali
memantul, hal ini akan mendorong kepekaan anak dalam mengendalikan bola
(Sukatamsi 2004:1.58)
Ketergantungan guru Pendidikan Jasmani pada sarana dan prasarana yang
standar dan belum digunakannya modifikasi alat yang tepat menyebabkan pola
pembelajaran yang kurang variatif dan cenderung membosankan siswa.
6
materi sebatas pemberian teknik dasar dengan menggunakan 2 buah bola kulit.
Sehingga masing-masing siswa memiliki sedikit kesempatan untuk
mempraktikkan teknik dasar passing.
Berdasarkan uraian-uraian di atas bahwa guru perlu mengadakan perbaikan
dalam metode atau model pembelajaran dengan menggunakan modifikasi alat
agar tercapainya keberhasilan pembelajaran. Pentingnya menyediakan atau
membuat atau memperbanyak alat-alat sederhana sebagai bantuan alat
pembelajaran diharapkan dapat memberdayakan siswa agar lebih banyak
bergerak dalam situasi yang menarik dan gembira tanpa kehilangan arti
Pendidikan Jasmnai itu sendiri. Selain itu diharapkan dengan penggunaan
modifikasi alat yang menarik dapat menambah motivasi siswa untuk mencoba
teknik dasar passing dan berlatih secara berulang-ulang. Dengan demikian
proses pembelajaran dapat berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.
Dari permasalahan yang muncul inilah peneliti tertarik untuk menerapkan
suatu cara penyampaian belajar gerak dasar mengoper (passing) yaitu
menggunakan bola karet dan sebagai solusinya mengadakan penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan judul “Upaya
Meningkatkan Keterampilan Mengoper Bola (Passing) Melalui Modifikasi
Alat pada Siswa Kelas X D di SMAN 1 Terbanggi Besar ”, dengan harapan
melalui penelitian ini akan tercapai pembelajaran sepakbola khususnya passing
yang efektif sekaligus menyenangkan. Dan tujuan utama dalam mengajarkan
7
berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, serta membantu dirinya bertindak
efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Rendahnya keterampilan mengoper bola (passing) siswa kelas X D SMAN
1 Terbanggi Besar.
2. Pembelajaran teknik mengoper bola siswa kelas X D SMAN 1 Terbanggi
Besar kurang efektif.
3. Belum optimalnya penggunaan alat dalam mempelajari teknik mengoper
bola (passing).
C.BatasanMasalah
Mengingat waktu dan biaya dalam penelitian ini, maka masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada masalah ”Peningkatan kemampuan
gerak dasar passing dalam sepakbola pada siswa kelas X D SMA Negeri 1
Terbanggi Besar”.
D.RumusanMasalah
”Apakah melalui modifikasi alat permainan berupa bola karet dapat
meningkatkan efektivitas pembelajaran sehingga memperbaiki keterampilan
mengoper bola dalam permainan sepakbola pada siswa kelas X D SMA Negeri
8
E.TujuanPenelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan rumusan
masalah, menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kemudahan siswa dalam mempelajari teknik dasar passing
dalam permainan sepakbola pada siswa kelas X D SMA Negeri 1 Terbanggi
Besar.
2. Meningkatkan kemampuan passing dalam permainan sepakbola pada siswa
kelas X D SMA Negeri 1 Terbanggi Besar.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru pendidikan jasmani dapat memberikan gambaran dan menambah
pengetahuan dalam memilih model pembelajaran yang lebih tepat dalam
upaya meningkatkan kemampuan passing.
2. Bagi pembaca dapat dijadikan sebagai sumber bacaan dan pembanding
apabila ingin melakukan kajian sejenis.
3. Bagi peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
memotivasi siswa sehingga kemampuan teknik dasar passing dapat
meningkat. Dan juga memberikan pengalaman berharga untuk pembelajaran
Pendidikan Jasmani di masa yang akan datang.
G.RuangLingkupPenelitian
Ruang Lingkup Objek dan Subyek
1. Tempat penelitian
9
2. Objek penelitian yang diamati adalah meningkatkan keterampilan mengoper
bola (passing) melalui bantuan alat bola karet.
3. Subyek penelitian yang diamati adalah siswa kelas X D SMA Negeri 1
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.Hakekat Pendidikan Jasmani
Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran Pendidikan Jasmani amat berbeda
pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani
adalah “ pendidikan melalui aktivitas jasmani “. Dengan berpartisipasi dalam
aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan,
mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik serta
nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan
pendidikan jasmani. (Samsudin, 2008:21).
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan via aktivitas jasmani,
permainan dan cabang olahraga yang terpilih dengan maksud untuk mencapai
tujuan pendidikan. tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup
aspek fisikal, intelektuan, emosional, sosial dan moral.( Rusli Lutan,1997)
Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang relatif
sama dengan pendidikan lainnya dalam ranah pembelajaran, yaitu sama-sama
mengembangkan tiga ranah utama : psikomotor, afektif dan kognitif. Namun
demikian, ada satu kekhasan dan keunikan dari program penjaskes yang tidak
dimiliki oleh program pendidikan, yaitu dalam hal pengembangan wilayah
11
kebugaran jasmani anak dan pencapaian keterampilan geraknya. (Samsudin,
2008:21)
Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik
peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran
melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran
jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku
hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar
diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.
Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa
manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien,
dan afektif setiap siswa. (Samsudin, 2008 : 2).
B.Pentingnya Pendidikan Jasmani
Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk
bergerak. Kebutuhan anak untuk bergerak lebih leluasa tidak bisa dipenuhi
karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak
menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Pendidikanpun lebih
mengutamakan prestasi akademis. Faktor kehidupan di rumah dan lingkungan
luar sekolah ikut memberikan pengaruh pada anak. Kebiasaan yang buruk
seperti anak kurang bergerak karena asyik menonton TV atau video game
12
diperparah oleh pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk sehingga
beresiko menurunkan fungsi organ (degeneratif).
Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, menurut pakar Nixon dan Jewett
dalam Arma Abdullah dan Agus Munadji (1994 : 5) Pendidikan Jasmani adalah
salah satu tahap aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan
dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang
dilakukan atas dasar kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau
respon yang terkait langsung dengan mental, emosi, dan sosial. Pendidikan
Jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba
kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui
Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk
memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar
tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan
dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang
bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral.
C.Prinsip-Prinsip Belajar Pembelajaran
Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu
dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan
perbedaaan.Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:42-50) membagi
Prinsip-prinsip belajar dalam 7 kategori, antara lain :
1. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Dari teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Sedangkan motivasi juga
13
2. Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga dilimpahkan oleh orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif
mengalami sendiri.
3. Keterlibatan langsung atau berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.
4. Pengulangan
Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan yang penting, karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan pengulangan-pengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar.
5. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin di capai tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan ajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu.Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar harus memiliki tantangan. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk
mempelajarinya. 6. Perbedaan individu
Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa, karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran di sekolah.
7. Balikan dan penguatan
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan yang
menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.Siswa belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya anak yang mendapatkan nilai jelek dan takut tidak naik kelas juga bisa mendorong siswa belajar lebih giat lagi. Ini disebut
penguatan negatif atau escape conditioning.
D.Pengembangan Keterampilan Motorik
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara
efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas
koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan. Semakin
14
dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk
dilakukan. Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan
cara memahami gerakan dan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai
dengan kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan.
Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular
dan diekspresikan dalam gerak tubuh. Yang dipelajari di dalam belajar gerak
adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha
untuk mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu
dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh
secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang
dipelajari.
Suatu proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian
kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistem syaraf,
otak dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik adalah
menerima dan menginterpretasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang
akan dipelajari kemudian mengolah dan menyusun informasi-informasi
tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara
optimal dalam bentuk keterampilan. Menurut Lutan (1998:102) jadi belajar
motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu
Perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.
Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik menurut
Lutan (1988:31) berlangsung dalam tiga tahapan yaitu : 1) Tahap Kognitif, 2)
15
1. Tahap Kognitif
Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik. Dalam tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.
2. Tahap Fiksasi
Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui tahap praktik secara teratur agar perubahan perilaku gerak menjadi
permanen. Selama latihan, peserta didik membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Lebih penting lagi peserta didik dapat mengkoreksi kesalahan. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan akan semakin meningkat.
3. Tahap Otomatis
Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini dapat diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap gerakan semakin tepat dan penampilan semakin konsisten dan
cermat.Penampilan gerak yang konsisten dan cermat pada tahap otomatis dapat dilihat dari ciri-ciri khusus sebagai berikut:
a. Antisipasi gerakan mengarah pada kemampuan otomatis dan irama gerakan terlihat nyata.
b. Penampilan gerakan dapat dilakukan diberbagai situasi dan kondisi yang berubah-ubah tanpa menghilangkan kelancaran dan kemulusan gerakan. c. Proses dan hasil gerakan diperlihatkan dalam penampilan yang
konstan.Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.
E.Bermain Sepak Bola
Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua
kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.
KBBI (1995:918). Bagi setiap pemain bebas mamainkan bola dengan seluruh
16
memainkan bola bebas menggunakan semua anggota badannya. Seperti
dikemukakan Joseph A. Luxbacher (2004:2) ” kiper diperbolehkan untuk
mengontrol bola dengan tanganya di dalam daerah pinalti, pemain lainnya
tidak diperbolehkan menggunakan tangan atau lengan untuk mengontrol bola,
tetapi menggunakan kaki, tungkai atau kepala”.
Permainan sepakbola merupakan cabang olahraga permainan beregu atau tim.
Suatu tim akan dapat menyajikan permainan yang menarik apabila tim tersebut
memiliki kekompakan, artinya kerjasama antar pemain dalam satu tim tersebut
dapat berjalan lancar, hal ini dapat dilakukan apabila setiap pemain dapat
menguasai beberapa teknik dasar dalam permainan sepakbola. Adapun tehnik
dasar dalam permainan sepakbola dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1) Tehnik tanpa bola, 2) Tehnik dengan bola (Sukatamsi, 1984:34).
Permainan sepakbola dimainkan di lapangan berumput dan rata serta bentuk
lapangannya adalah empat persegi panjang. Pada kedua garis lebar lapangan di
tengah-tengahnya, masing-masing didirikan sebuah gawang yang saling
berhadap-hadapan. Bola yang digunakan dalam permainan yaitu pada bagian
luarnya terbuat dari kulit dan bagian dalamnya terbuat dari karet yang berisi
udara.
Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua orang
penjaga garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing
kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang
lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan
17
Permainan sepakbola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dan
kedua diberi waktu istirahat, dan setelah waktu istirahat dilakukan pertukaran
tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah kesebelasan yang sampai
akhir pertandingan lebih banyak memasukkan bola ke gawang lawannya.
Kerjasama dalam suatu tim merupakan suatu tuntutan dalam permainan
sepakbola untuk mencapai kemenangan. Tanpa kerjasama tim yang baik maka
tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan pun akan sulit.
Seorang pemain Sepakbola yang terampil dan sukses menurut Timo
Scheunemann (2005:17) bahwa faktor yang menentukan kesuksesan yaitu: a)
faktor genetic, b) faktor kedisiplinan, c) faktor latihan, dan d) faktor
keberuntungan. Beberapa anjuran bagi pelatih dalam mendidik pemain agar
kesuksesan dapat tercapai antara lain: a) canangkan pentingnya disiplin, b)
anjurkan makanmakanan yang bergizi, hidup sehat dan istirahat cukup, c)
jadilah contoh yang baik, d) luaskan wawasan anda sebagai pelatih (Neverstop
learning), dan e) buat program yang terarah.
F. Gerak Dasar Bermain Sepakbola
Gerak dasar adalah gerak yang perkembangannya sejalan dengan pertumbuhan
dan tingkat kematangan. Ketermpilan gerak dasar merupakan pola gerak yang
menjadi dasar untuk ketangkasan yang lebih kompleks. Gerak dasar adalah
suatu bentuk gerakan yang menuntun kepada ketrampilan yang sifatnya
kompleks. Gerak dasar tersebut meliputi gerak lokomotor, nonlokomotor dan
18
Gerak lokomotor adalah gerakan-gerakan yang mendahului kemampuan
berjalan (tengkurap, merangkak, berjalan, lari, melompat, menggelinding dan
memanjat). Gerak nonlokomotor yaitu gerakan-gerakan yang dinamis didalam
suatu ruangan yang bertumpu pada sesuatu sumbu tertentu. Gerak manipulative
yaitu gerakan-gerakan yang terkoordanisasikan seperti dalam kegiatan
bermain, menendang, melempar, naik sepeda dan sebagainya. Suharsimi
Arikunto (2008:123).
Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara
efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas
koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan. Semakin
komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula koordinasi
dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk
dilakukan. Sugiyanto (1993:13).
Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu
yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang
bisa dilakukan melalui proses belajar. Sugiyanto ( 1993:8).
Lutan (1998) mendefinisikan gerak lokomotor adalah gerak yang digunakan
untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau
memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lari, lompat dan berguling.
Gerak non lokomotor adalah keterampilan yang dilakukan tanpa memindahkan
tubuh dari tempatnya, misalnya membungkuk badan, memutar badan,
mendorong dan menarik. Sedangkan gerak manipulatif adalah keterampilan
19
tangan atau bagian tubuh yang lain, misalnya menggiring bola basket dan
shooting bola.Gerak dasar dalam lari gawang adalah lokomotor kerena
dilakukan dengan memendahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain
atau memproyekan ubuh ke atas.
Sepakbola adalah permainan beregu, namun penguasaan teknik-teknikdasar
secara individu yang baik sangat diperlukan. Dengan dikuasainya teknik dasar
dengan baik oleh setiap individu, taktik dan strategi permainan akan dapat
dijalankan dengan baik. Seluruh kegiatan dalam permainan sepakbola
dilakukan dengan gerakan-gerakan, baik gerakan dengan bola maupun gerakan
tanpa bola dari gerakan yang beraneka ragam tersebut dapat diambil pengertian
bahwa masalah teknik dasar semata-mata melibatkan orang (pemain) dan bola.
Pada saat permainan berlangsung, pemain yang mengolah bola hanya seorang
sedang yang lainya melakukan gerakan-gerakan, baik selaku penyerang
maupun bertahan.(Sucipto. dkk,1999/2000:9).
Menurut Sukatamsi (1984:34) teknik-teknik sepakbola dibagi menjadi dua
golongan, yaitu teknik dasar dengan bola dan teknik dasar tanpa bola.
1. Gerak dasar dengan bola
Teknik dasar dengan bola yaitu semua gerakan yang dilakukan menggunakan bola, yang terdiri dari:
a. Menendang bola
Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke gawang (shooting on the goal), dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping). b. Menghentikan bola
20
dalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing. Dilihat dari perkenaan bagian badan yang pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki yang biasanya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki dan telapak kaki.
c. Menggiring bola
Menggiring bola adalah seni menggunakan bagian-bagian kakimenyentuh atau menggulingkan bola terus menerus di tanah sambilberdiri. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan.
d. Gerak tipu dengan bola
Seorang pemain sambil menguasai bola berusaha melewati lawannya dengan melakukan gerak yang tidak sebenarnya.
e. Merampas atau merebut bola
Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasan lawan. Merampas bola dapat dilakukan sambil berdiri (standing tacling) dan sambil meluncur (sliding tackling).
f. Melempar bola
Melempar bola dilakukan apabila bola keluar dari garis samping lapangan.
g. Gerak khusus penjaga gawang
Gerak khusus penjaga gawang yaitu sikap badan dalam siaga menangkap bola, meninju bola, menepis bola, dan menerkam bola.
h. Mengoper bola
Mengoper bola yaitu tendangan bola yang ditunjukkan pada rekayasa baik itu bola mendatar maupun bola melambung.
i. Menyundul bola
Menyundul bola pada hakekatnya memainkan bola dengan kepala. Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola adalah untuk mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan atau membuang bola.
2. Gerak dasar tanpa bola
Gerak dasar tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpamenggunakanbola terdiri dari :
a. Lari cepat dan mengubah arah
Pemain sepakbola harus dapat mendadak dan segera lari dengan
kecepatan maksimal dapat mencapai bola. mengubah arah yaitu dengan gerakan memperlambat langkah dengan memperkecil langkah
21
Dalam permainan sepakbola untuk memenangkan posisi, untuk mengejar bola-bola lambung dan tinggi di udara digunakan teknik melompat. Melompat dengan ancang-ancang (sikap berdiri).
c. Gerak tipu tanpa bola
Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak tipu dengan menggunakan badan, misalnya gerak tipu dengan mengubah lari. Gerak tipu merupakan gerak pura – pura dari badan yang oleh lawan dianggap gerakan yang
sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya. d. Gerakan khusus penjaga gawang
Gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap menunggu dari gerakan pemain lawan.
Salah satu teknik dalam sepakbola yaitu teknik mengoper bola yang akan
dibahas dalam penelitian ini, karena mengoper bola sangat penting dalam
permainan sepakbola.
G.Teknik Mengoper Bola (passing)
Mengoper bola (passing) adalah mengumpan atau mengoper kepada teman.
Passing yang baik dan benar sangat dibutuhkan pada permainan sepak bola, karena dalam menguasai teknik ini maka akan mempermudah teman kita untuk
menerima bola. Passing juga bisa dilakukan dengan menggunakan kaki dan
bagian dalam (inside).
Bagian dalam kaki (inside) adalah bagian yang sering digunakan untuk
menendang bola. Bagian kaki tersebut memiliki permukaan yang paling luas
untuk menendang bola dibanding bagian yang lain, sehingga lebih mudah
menebak ke mana arah bola jika menendangnya, sehingga sangat ideal untuk
melakukan passing yang akurat. Menendang dengan kaki bagian dalam pada umumnya digunakan untuk mengoper jarak dekat.
Pada umumnya teknik menendang dengan kaki bagian dalam hasil yang
diperoleh tidak terlalu jauh karena ini biasanya hanya untuk mendorong bola
22
Gambar 1. Mengoper Bola (Passing). H. Modifikasi
Modifikasi alat pembelajaran yang merupakan suatu upaya seseorang untuk
merubah alat berupa bola yang standar diganti dengan bola karet.
Pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan
sebelumnya dan dapat dicapai sebaik-baiknya.
1. Pengertian modifikasi
Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi
pembelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat
memperlancar dalam pembelajaran.
Perlunya modifikasi menurut Bahagia adalah untuk menganalisa sekaligus
mengembangkan materi pelajaan dengan cara meruntunkannya dalam
bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar peserta
didik dalam belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan
23
tingkat keterampilan yang lebih rendah menjadi tingkat keterampilan yang
lebih tinggi.
Lutan (1997) menjelaskan bahwa modifikasi adalah perubahan keadaan
dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa
sepenuhnya menghilangkan aslinya.
2. Tujuan Modifikasi
Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :
1). mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani,
2). mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,
3). mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif,
4). mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana pembelajaran
dan kondisi fisik yang tidak seimbang.
Menurut Samsudin (2008:59) cara guru memodifikasi alat pembelajaran
akan tercermin dari aktifitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai
awal hingga akhir pembelajaran. Beberapa aspek analisa modifikasi ini
tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang : 1).Modifikasi tujuan
pembelajaran, 2).Modifikasi materi Pembelajaran, 3).Modifikasi kondisi
lingkungan, 4).Modifikasi dalam evaluasi pembelajaran.
Menurut Samsudin (2008:58) modifikasi merupakan salah satu usaha para
guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (Developentally Appropriate
Practice) termasuk didalamnya body scaling atau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar. Aspek inilah yang harus selalu
disajikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelakaran penjas. Esensi
24
pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar
yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini
dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa
dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih
rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP
diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak
serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak
kearah perubahan yang lebih baik.
3. Modifikasi Alat (Bola karet)
Bola karet merupakan alat bantu untuk memperbaiki teknik passing siswa.
Pemilihan alat bantu bola ini selain praktis dan mudah penggunaannya,
diharapkan alat bantu ini dapat menarik minat siswa agar tertarik dan
melakukan tugas gerak dengan baik.
Gambar 2.Bola Karet.
Penggunaan alat bantu di atas diharapkan dapat memotivasi anak
melakukan tugas gerak yang diberikan. Menurut Rusli Lutan (2002: 10)
25
1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas
gerak yang dicurahkan siswa semakin banyak.
2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif.
3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas.
4. Guru penjasorkes terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
I. Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan suatu cara penyampaian
belajar sepakbola teknik dasar mengoper bola atau passing menggunakan
modifikasi alat bola karet.
Modifikasi alat dalam permainan merupakan bagian dari inovasi yang dapat
dilakukan dalam dunia pendidikan. Adapun kegiatan inovatif dalam hal ini
antara lain pengembangan dan produksi alat-alat pelajaran.
Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan bola karet yang relatif lebih ringan dan dan mudah. Hal ini dapat
memberikan kemudahan bagi anak dalam usahanya menuju gerak dasar seperti
yang diharapkan, karena anak dapat mencoba secara berulang ulang melakukan
gerak dasar mengoper bola.
Walaupun bakat masing-masing orang memegang peranan penting, akan tetapi
hasil penguasaan psikomotor sebagian besar merupakan fungsi kebiasaan dan
keterampilan yang diperoleh ketika melakukan tugas tersebut. Dengan
26
dapat mengefektifkan pembelajaran dan meningkatkan gerak dasar
menggiring bola di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah.
J. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:07), bahwa “ Hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap suatu masalah penelitian, oleh karena itu suatu hipotesis
perlu diuji guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data
yang menunjukan sebenarnya atau tidak”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
dikatakan bahwa, hipotesis adalah suatu konsep yang berfungsi sebagai
jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
Maka hipotesis dalam penelitian ini, “ Melalui Modifikasi Alat Dapat
Meningkatkan Keterampilan Mengoper Bola Pada Siswa Kelas X D di SMA N
III. METODOLOGI PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi umum yang di anut dalam pengumpulan
data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang
dihadapi. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data
yang valid, agar isi dari penelitian bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Untuk mendapatkan data yang valid, hasil data yang diperoleh dalam penelitian
harus dianalisa dengan menggunakan metode penelitian yang logis dan rasional
agar tingkat validitas datayang bisa dipertanggung jawabkan. Menurut
Sugiyono (2010:3) metode penelitian adalah “Cara ilmiah untuk memperoleh
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Terdapat beberapa metode yang
bisa dipergunakan untuk pengkajian data dalam sebuah penelitian agar tujuan
penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan. Untuk menggunakan suatu
metode penelitian, peneliti harus memperhatikan jenis ataupun karakteristik
serta objek yang akan diteliti agar penggunaan metode penelitian menjadi
tepat.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan
metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas
(Classroom action research) atau CAR. Dari namanya sudah menunjukkan isi
28
dilakukan kolaborasi partisipatis karena dilakukan di kelas bersama guru kelas
juga, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan, yaitu ;
1. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan menujukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengajadilakukan
dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus
kegiatan siswa.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang
kelas dalam penelitain, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal
dalam bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud dengan istilah
kelas adalah sekelompok siswa sekelas yang sama dari guru yang sama
pula. Pada penelitian tidakan ini berciri sebagai berikut: a). Praktis dan
langsung relevan untuk situasi actual, b). menyediakan kerangka kerja
yang teratur untuk memecahkan masalah dan
perkembangan-perkembangan yang lebih baik, c). dilakukan melalui putaran-putaran yang
bersepiral (Suharsimi Arikunto dkk, 2006 : 104).
Menurut Suhardjono (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan
hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden
29
Menurut Suhardjono (2007: 61), tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu
proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,
meningkatkan professionalisme dan menumbuhkan budaya akademik.
Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif
dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.
2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.
3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat
bantu, dan sumber belajar lainnya.
4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi
yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa
5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah
6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan
pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
I II III
Gambar 3. Siklus yang akan dilakukan dalam penelitian
30
PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus
berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu : a).
perencaaan tindakan (planning),b). penerapan tindakan (action), c) observasi
dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, d). refleksi dan seterusnya sampai
perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).
B.Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X D SMA Negeri 1Terbanggi Besar
Lampung Tengah. Siswa kelas XD berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 12
laki-laki dan 20 perempuan.
C.Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Nama sekolah : SMA Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah
Alamat : Jalan Trans Sumatra Terbanggi Besar Lampung Tengah
2. Pelaksanaan Penelitian
Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu
bulan dengan 3 siklus.
D.Rancangan Penelitian Keterampilan Mengoper Bola (passing)
1. Siklus Pertama
a. Rencana
1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan
31
2. Menyiapkan instrumen penilaian passing bola.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
4. Mempersiapkan alat yang akan digunakan pada siklus pertama, yaitu
bola karet.
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
b. Tindakan
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi enam kelompok sesuai dengan
banyaknya bola yang telah disediakan.
2. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu
melakukan passing terhadap bola yang digulirkan oleh rekannya.
Guna memperbaiki keterampilan passing bola.
3. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh
guru.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan
gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang
masih salah.
c. Observasi
1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan
untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan
penggunaan bola karet dapat berjalan dengan baik dan efektif.
2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu
32
d. Refleksi
1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
2. Merumuskan rencana tindakan untuk siklus kedua
Gambar 4. Mengoper bola yang digulirkan rekannya.
2. Siklus II
a. Rencana
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup.
2. Menyiapkan instrumen penilaian passing.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
4. Mempersiapkan alat yang akan digunakan pada siklus kedua, yaitu
bola karet.
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
b. Tindakan
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi sepuluh kelompok sesuai
dengan banyaknya bola. Masing-masing kelompok berdiri di depan
33
2. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu
melakukan passing pada dinding/tembok dengan jarak 2m. Guna
memperbaiki teknik passing bola yang dipelajari.
3. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh
guru.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan
gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang
masih salah.
c. Observasi
1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan
untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan
penggunaan bola karet dapat berjalan dengan baik dan efektif.
2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu
pengulangan.
d. Refleksi
1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.
2. Merumuskan rencana tindakan untuk siklus tiga jika dengan
pemberian siklus kedua nilai siswa belum tuntas.
34
3. Siklus III
a.Rencana
1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan
penutup.
2. Menyiapkan instrumen penilaian passing bola.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycam atau kamera).
4. Mempersiapkan bola karet yang digunakan pada siklus ketiga, yaitu
bola karet.
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus ketiga.
b.Tindakan
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi sepuluh kelompok sesuai
dengan banyaknya bola yang telah disediakan. Masing-masing
kelompok berdiri di tempat awalan yang telah diberi tanda.
2. Guru mendemonstrasikan bentuk latihan yang akan dilakukan, yaitu
passing bola dengan rekannya.
3. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh
guru.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan
gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang
35
c.Observasi
1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. Observasi dilakukan
untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan
penggunaan bola karet dapat berjalan dengan baik dan efektif.
2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu
pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus ketiga.
d. Refleksi
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.
Gambar 6. Mengoper bola (passing) dengan rekannya.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk menilai pelaksanaan PTK yang
dilakukan pada tiap siklusnya. Alat ini berupa indikator dari peningkatan
36
Tabel 1. Format Penilaian Teknik Dasar Passing dalam Sepakbola
No Aspek Kriteria Penilaian Nilai Total
0 1
1 Sikap awal 1. Berdiri menghadap arah bola
2. Kaki tumpu di samping bola dengan sikap lutut tertekuk dan bahu
menghadap arah gerakan 3. Sikap kedua lengan di samping
badan
4. Pergelangan kaki yang akan
digunakan menendang diputar keluar dan dikunci
5. Pandangan terpusat pada bola
2 Sikap pelaksanaan
1. Tarik kaki yang akan digunakan menendang kebelakang lalu ayun ke depan arah bola
2. Perkenaan kaki bagian dalam tepat pada tengah-tengah bola
3 Gerak lanjutan
1. Pindahkan berat badan ke depan mengikuti arah bola
(Roji, 2004 : 2)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian PTK ini adalah berupa lembar
observasi. Dengan lembar obsevasi kemampuan keterampilan anak diamati
secara keseluruhan dari posisi persiapan, pelaksanaan dan sikap akhir.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul melalui tindakan di setiap siklus selanjutnya data
dianalis. Untuk menghitung kualitas prosentase siswa digunakan rumus
(Subagio 1991:107 dalam Surisman 1997 ) sebagai berikut :
37
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar yang
telah ditetapkan
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Sedangkan untuk melihat keefektifan hasil tindakan pada PTK ini dapat
digunakan perhitungan yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates dalam
Surisman (1997) dengan rumus sebagai berikut:
%
E = Efektifitas gerak dasar heading pada siswa
n
X = Rerata nilai akhir siklus ke tiga.
i
X = Rerata tes awal/tes sebelum tindakan
Bila hasil perhitungan meningkat lebih dari 50 % maka tindakan yang
V. SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan penggunaan modifikasi alat bola karet pada siklus pertama dapat
memperbaiki keterampilan mengoper bola pada siswa kelasX D di SMA
Negeri 1Terbanggi Besar.
2. Dengan penggunaan modifikasi alat bola karet pada siklus kedua dapat
memperbaiki keterampilan mengoper bola pada siswa kelas X D di SMA
Negeri 1 Terbanggi Besar.
3. Dengan penggunaan modifikasi alat bola karet pada siklus ketiga dapat
memperbaiki keterampilan mengoper bola pada siswa kelas X D di SMA
Negeri 1 Terbanggi Besar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran yang
lebih baik, maka perlu mengadakan perbaikan terhadap kualitas
penggunaan modifikasi alat, dengan tujuan memberdayakan siswa agar
lebih banyak bergerak dan memperbaiki konsep gerak yang dipelajari
47
2. Pada penelitian pembelajaran keterampilan mengoper bola masih belum
tercapai ketuntasan belajar sebesar 100% atau semua siswa belum
mencapai ketuntasan belajar, hal ini dapat diteliti kembali guna
menentukan tindakan yang lebih tepat dan menarik agar dapat
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Batty, Eric. 2007. Latihan Metode Baru Sepakbola Pertahanan. Bandung : CV Pionir Jaya.
Gifford, Clive. 2007. Keterampilan Sepakbola. Yogyakarta : PT Citra Aji Parama
Hamalik, Oemar.2004. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Harsono. 2004. Perencanaan Program Latihan. Jakarta : KONI Pusat.
Lampung, Universitas.2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung Universitas Lampung.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000. Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Luxbacher, Joseph. 2004. SepakbolaLangkah – langkah Menuju Sukses. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Mielke, Danny. 2007. Dasar – Dasar Sepakbola. Bandung : Pakar Raya. Moeliono, Anton. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta :
Balai Pustaka.
Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dirjen Olahraga.
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Scheunemann, Timo. 2008. Dasar – Dasar Sepakbola Modern untuk Pemain dan Pelatih.Malang : DIOMA.
Sneyers, Jozef. 1990. Sepakbola Remaja. Jakarta : PT. Rosda Jayaputra. Sucipto. Dkk.1999/2000. Olahraga Pilihan:Sepakbola. Jakarta : Dirjen
Dikdasmen
Sukatamsi. 1984. Sepak Bola. Universitas Terbuka. Jakarta: Depdikbud
Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung : Universitas Lampung.