• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA KEMILING BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

DIMAS AGUNG PRASETYO

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola dengan metode pembelajarn

modifikasi alat bantu pada siswa kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas(Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan Modifikasi Bola Plastik, dan siklus kedua dengan penggunaan Modifikasi Bola karet.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa IV SDN 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 20 siswa.

Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola yang meliputi posisi awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola melalui penggunaan modifikasi bola pada setiap siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut siklus pertama sebesar 55,00 %, siklus kedua sebesar 95,00 %.

(2)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA KEMILING BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

DIMAS AGUNG PRASETYO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA KEMILING BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

DIMAS AGUNG PRASETYO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Menyundul Bola ... 21

Gambar 2 : Alat Modifikasi Dengan Bola Plastik Dan Bola Karet ... 24

Gambar 3 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 30

Gambar 4 : Menyundul Bola... 32

Gambar 5 : Menyundul Bola... 35

Gambar 6: Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai≥ RK dan < RK Gerak DasarMenyundul Bola Dalam sepakbola Disetiap Siklus... 31

(5)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah dan Ruang Lingkup ... 6

D. Tujuan Masalah ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 8

B. Pentingnya Pendidikan Jasmani ... 9

C. Pengembangan Keterampilan Motorik... 12

D. Bermain Sepakbola ... 12

E. Pengertian Menyundul Bola ... 22

F. Kerangka Pikir ... 26

G.Hipotesis ... 27

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 29

B. Subyek Penelitian ... 31

C. Setting Penelitian... 32

D. Rencana Tindakan ... 32

E. Instrument Penelitian ... 37

F. Teknik Analisis Data ... 38

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 43

(6)

ii V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(7)
(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menyundul bola dalam

sepakbola Pada Tes Awal ... 39 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menyundul bola dalam

sepakbola Pada Tes Siklus 1... 40 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menyundul bola dalam

sepakbola Pada Tes Siklus 2... 41 4 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak

(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or ...

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Wiyono, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003

(10)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dimas Agung Prasetyo

NPM : 1013068012

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang

dilaksanakan pada bulan Agustus 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Bandar Lampung, September 2012

(11)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA

KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Dimas Agung Prasetyo Nomor Pokok Mahasiswa : 1013068012

Program Studi : Penjaskesrek Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

(12)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIVIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 BERINGIN RAYA

KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Dimas Agung Prasetyo Nomor Pokok Mahasiswa : 1013068012

Program Studi : Penjaskesrek Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

(13)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif sehingga menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Materi pokok Pendidikan Jasmani diklasifikasikan menjadi enam aspek, yaitu : teknik/keterampilan dasar permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas ritmik; aquatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (out door).

(14)

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat memberikan berbagai pendekatan agar siswa termotivasi dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Cara pelaksanaan pembelajaran kegiatan dapat dilakukan dengan latihan, menirukan, permainan, perlombaan, dan pertandingan.

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, kemampuan berfikir kritis, stabilisasi emosional,

keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani. Dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses

pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peran pendidikan jasmani yakni memberikan kesempatan pada seseorang untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

(15)

akan dicapai dalam proses pendidikan jasmani. Lebih jauh lagi, tujuan tersebut mengarah pada perkembangan dan kemampuan organik, neuromuscular, intelektual, emosional, dan moral peserta didik secara menyeluruh.

Dalam pendidikan jasmani terdapat banyak materi olahraga permainan yang diajarkan. Salah satunya yaitu permainan sepak bola. Permainan sepak bola identik dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak kompleks. Sepintas dapat diamati bahwa dalam bermain bulutangkis harus melakukan gerakan-gerakan seperti lari cepat, berhenti dengan tiba-tiba dan segera bergerak lagi, gerak meloncat, menjangkau, memutar badan degan cepat, melakukan langkah lebar tanpa pernah kehilangan keseimbangan tubuh.

Gerakan-gerakan ini harus dilakukan berulang-ulang dan dalam tempo lama, selama permainan berlangsung. Akibat proses gerakan itu akan menghasilkan “kelelahan”, yang akan berpengaruh langsung pada kerja jantung, paru-paru,

sistem peredaran darah, pernapasan, kerja otot, dan persendian tubuh. Oleh karena itu, seorang yang bermain sepak bola harus memiliki kondisi fisik yang baik. Ini akan berdampak positif pada kebugaran mental, psikis, yang akhirnya berpengaruh langsung pada penampilan bermain. Itulah sebabnya, seorang yang bermain bulutangkis sangat membutuhkan kualitas kekuatan, daya tahan, fleksibilitas, kecepatan, agilitas, dan koordinasi gerak yang baik.

Salah satu masalah yang dihadapi para siswa SDN 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam belajar pendidikan

(16)

penulis untuk siswa SD pada cabang olahraga sepak bola, ternyata penguasaan gerak dasar sepak bola relatif rendah, terutama pada gerak dasar menyundul bola yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar menyundul bola adalah sulitnya penguasaan gerak dasar terutama saat perkenaan bola banyak siswa yang tidak tepat menyundul bola pada dahi, siswa memejamkan mata pada saat menyundul bola hal ini dikarenakan siswa takut terhadap bola karena bola yang terlalu berat, rendahnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencari gerak dasar dalam bermain sepak bola, masih rendahnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencari model– model pembelajaran gerak dasar menyundul bola, dan rendahnya keterampilan gerak dasar terutama menyundul bola basket di lihat dari nilai yang diperoleh siswa.

Setelah penulis mengamati selama beberapa tahun yang lalu berkisar 70% dari siswa masih kurang penguasaan gerak dasar menyundul bola.Jika ditelusuri lebih cermat lagi siswa yang dapat menguasai gerak dasar menyundul bola tidak lebih dari 15-20%, dikarenakan jumlah siswa putri lebih besar dari jumlah laki-laki berkisar 60 % berbanding 40 %, salah satu penyebab rendahnya hasil belajar gerak dasar menyundul bola,jika dilihat dari hasil Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SDN 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung adalah 65. Kenyataan ini menarik untuk dikaji lebih jauh dengan kajian ilmiah yaitu dengan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul : “Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menyundul Bola

(17)

` Peranan dan Fungsi guru penjas yang baik apabila memiliki inisiatif, kreatifitas dan inovatif serta selektif dalam menentukan metode dan

penggunaan alat penunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang cocok, fleksibel, ekonomis dan disukai anak didiknya apabila memakai alat tersebut saat proses kegiatan belajar mengajar.

Dalam menentukan alat penunjang keberhasilan terhadap tugas gerak yang diberikan, kita harus memilih alat-alat yang mengarah pada pembentukan gerakan yang kita harapkan tersebut.Yaitu dengan alat yang sederhana dan fleksibel tetapi disenangi oleh anak didik. Dalam penelitian ini penulis

mencoba menerapkan suatu cara penyampaian belajar sepak bola keterampilan menggiring bola menggunakan modifikasi alat permainan (bola plastik dan bambu rintangan). Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai solusinya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa saat melakukan gerak dasar Menyundul bola.

2. Kurang tepatnya perkenaan bola pada dahi saat siswa menyundul bola. 3. Siswa banyak yang memejamkan mata pada saat menyundul karena siswa

(18)

4. Belum terlihat adanya modifikasi pembelajaran penjaskes keterampilan gerak dasar menggirirng bola dalam pembelajaran sepak bola kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung

5. Pembelajaran penjaskes pada gerak dasar sepak bola menyundul bola di SDN 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung kurang efektif.

C. Batasan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian

Dari identifikasi masalah yang telah dikemukakan, agar tidak meluas maka ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada masalah :

1. Rendahnya keterampilan gerak dasar terutama menyundul bola pada siswa kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung.

2. Penelitian dilaksanakan di lapangan SDN 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung. Objek penelitian yang diamati hasil belajar gerak dasar menyundul bola, subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hasil belajar gerak dasar sepak bola dengan penggunaan

(19)

2. Untuk mengetahui hasil belajar gerak dasar menyundul bola dengan penggunaan modifikasi bola karet dalam melakukan gerak dasar menyundul bola dengan berpasangan yang diberi jarak 3 m dapat memberikan peningkatan gerak dasar menyundul bola pada siswa kelas kelas IV SDN 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar menyundul bola.

2. Bagi Siswa

Sebagai pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar menyundul bola.

3. Sekolah

Sebagai bahan referensi bagi pembina sekolah mengenai penggunaan bola plastic dan bola karet sebagai modifikasi bola pada pembelajaran gerak dasar menundul bola.

4. Bagi Program Studi Penjaskes FKIP UNILA.

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakekat Pendidikan Jasmani

Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah “ pendidikan melalui aktivitas jasmani “. Denganberpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan,

mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik serta nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. (Samsudin, 2008:21).

Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang relatif sama dengan pendidikan lainnya dalam ranah pembelajaran, yaitu sama-sama mengembangkan tiga ranah utama : psikomotor, afektif dan kognitif. Namun demikian, ada satu kekhasan dan keunikan dari program penjaskes yang tidak dimiliki oleh program pendidikan, yaitu dalam hal pengembangan wilayah psikomotor, yang biasanya dikaitkan dengan tujuan mengembangkan

(21)

Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan afektif setiap siswa. (Samsudin, 2008 : 2).

B. Pentingnya Pendidikan Jasmani

(22)

diperparah oleh pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk sehingga beresiko menurunkan fungsi organ (degeneratif).

Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, Pendidikan Jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral.

C. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan perbedaaan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:42-50) membagi Prinsip-prinsip belajar dalam 7 kategori, antara lain :

a. Perhatian dan Motivasi

(23)

b. Keaktifan

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga dilimpahkan oleh orang lain, Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif

mengalami sendiri.

c. Keterlibatan langsung atau berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.

a. Pengulangan

Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan yang penting, karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan pengulangan-pengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar.

b. Tantangan

(24)

c. Balikan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan terutama ditekankan pada stimulus (rangsangan) dan respon (reaksi).

d. Perbedaan individu

Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa, karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam

upaya pembelajaran di sekolah.

D. Pengembangan Keterampilan Motorik

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan. Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan

berulang-ulang yang disertai dengan kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan.

(25)

dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari.

Suatu proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistem syaraf, otak dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik adalah menerima dan menginterpretasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan menyusun informasi-informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan. Menurut Lutan (1998) jadi belajar motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu Perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.

Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik menurut Fitts (1964) : Fitts dan Dosner (1967) dalam Lutan (1988) berlangsung dalam tiga tahapan yaitu : a) Tahap Kognitif, b) Tahap Fiksasi, dan c) Tahap

Otomatis.

a. Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik. Dalam tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakikat

kegiatan yang akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana

(26)

b. Tahap Fiksasi

Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui tahap praktik secara teratur agar perubahan perilaku gerak

menjadi permanen. Selama latihan, peserta didik membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Lebih penting lagi peserta didik dapat mengkoreksi kesalahan. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan akan semakin meningkat. c. Tahap Otomatis

Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini dapat diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi reflek bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap gerakan semakin tepat dan penampilan semakin konsisten dan cermat.

Penampilan gerak yang konsisten dan cermat pada tahap otomatis dapat dilihat dari ciri-ciri khusus sebagai berikut:

1) Antisipasi gerakan mengarah pada kemampuan otomatis dan irama gerakan terlihat nyata.

(27)

3) Proses dan hasil gerakan diperlihatkan dalam penampilan yang konstan.

Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.

E. Bermain Sepakbola

Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. KBBI (1995:918). Bagi setiap pemain bebas mamainkan bola dengan seluruh angota badan kecuali dengan lengan. Sedangkan bagi penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan semua anggota badannya. Seperti dikemukakan Joseph A. Luxbacher (2004:2) ” kiper diperbolehkan untuk mengontrol bola dengan tanganya di dalam daerah pinalti, pemain lainnya tidak diperbolehkan menggunakan tangan atau lengan untuk mengontrol bola, tetapi menggunakan kaki, tungkai atau kepala”.

(28)

Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua orang penjaga garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing

kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk menjaga atau melindungi agar gawangnya tidak kemasukan bola.

Permainan sepakbola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dan kedua diberi waktu istirahat, dan setelah waktu istirahat dilakukan pertukaran tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah kesebelasan yang sampai akhir pertandingan lebih banyak memasukkan bola ke gawang lawannya.Kerjasama dalam suatu tim merupakan suatu tuntutan dalam

permainan sepakbola untuk mencapai kemenangan. Tanpa kerjasama tim yang baik maka tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan pun akan sulit.

Seorang pemain Sepakbola yang terampil dan sukses menurut Timo

Scheunemann (2005:17) bahwa faktor yang menentukan kesuksesan yaitu: a) faktorgenetic, b) faktor kedisiplinan, c) faktor latihan, dan d) faktor

keberuntungan. Beberapa anjuran bagi pelatih dalam mendidik pemain agar kesuksesan dapat tercapai antara lain: a) canangkan pentingnya disiplin, b) anjurkan makanmakanan yang bergizi, hidup sehat dan istirahat cukup, c) jadilah contoh yang baik, d) luaskan wawasan anda sebagai pelatih (Neverstop learning), dan e) buat program yang terarah.

1. Gerak dasar bermain sepakbola

(29)

teknik dasar dengan baik oleh setiap individu, taktik dan strategi permainan akan dapat dijalankan dengan baik. Seluruh kegiatan dalam permainan sepakbola dilakukan dengan gerakan-gerakan, baik gerakan dengan bola maupun gerakan tanpa bola dari gerakan yang beraneka ragam tersebut dapat diambil pengertian bahwa masalah teknik dasar semata-mata melibatkan orang (pemain) dan bola. Pada saat permainan berlangsung, pemain yang mengolah bola hanya seorang sedang yang lainya melakukan gerakan-gerakan, baik selaku penyerang maupun bertahan.(Sucipto. dkk,1999/2000:9).

Menurut Sukatamsi (1984:34) teknik-teknik sepakbola dibagi menjadi dua golongan, yaitu teknik dasar dengan bola dan teknik dasar tanpa bola.

a. Gerak Dasar Dengan Bola

Teknik dasar dengan bola yaitu semua gerakan yang dilakukan menggunakan bola, yang terdiri dari:

1. Menendang bola

Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke gawang (shooting on the goal), dan menyapu untuk

(30)

2. Menghentikan bola

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola yang termasuk di dalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untukpassing. Dilihat dari perkenaan bagian badan yang pada umumnya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki yang biasanya digunakan untuk

menghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki dan telapak kaki.

3. Menggiring bola

Menggiring bola adalah seni menggunakan bagian-bagian kaki menyentuh atau menggulingkan bola terus menerus di tanah sambil berdiri. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang

terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan.

4. Gerak tipu dengan bola

(31)

5. Merampas atau merebut bola

Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasan lawan. Merampas bola dapat dilakukan sambil berdiri (standing tacling) dan sambil meluncur (sliding tackling).

6. Melempar bola

Melempar bola dilakukan apabila bola keluar dari garis samping lapangan.

7. Gerak khusus penjaga gawang

Gerak khusus penjaga gawang yaitu sikap badan dalam siaga menangkap bola, meninju bola, menepis bola, dan menerkam bola. 8. Mengoper bola

Mengoper bola yaitu tendangan bola yang ditunjukkan pada rekayasa baik itu bola mendatar maupun bola melambung. 9. Menyundul bola

Menyundul bola pada hakekatnya memainkan bola dengan kepala. Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola adalah untuk mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan atau membuang bola.

b. Gerak dasar tanpa bola

(32)

1. Lari cepat dan mengubah arah

Pemain sepakbola harus dapat mendadak dan segera lari dengan kecepatan maksimal dapat mencapai bola. mengubah arah yaitu dengan gerakan memperlambat langkah dengan memperkecil langkah mengurangi kecepatan lari untuk menjaga keseimbangan badan.

2. Melompat dan meloncat

Dalam permainan sepakbola untuk memenangkan posisi, untuk mengejar bola-bola lambung dan tinggi di udara digunakan teknik melompat. Melompat dengan ancang-ancang (sikap berdiri). 3. Gerak tipu tanpa bola

Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak tipu dengan menggunakan badan, misalnya gerak tipu dengan mengubah lari. Gerak tipu merupakan gerak pura–pura dari badan yang oleh lawan dianggap gerakan yang sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya. 2. Gerakan khusus penjaga gawang

Gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap

(33)

3. Pengertian Menyundul bola (Heading)

Menyundul bola merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai

oleh pemain sepak bola. Pada umumnya bola-bola yang di sundul adalah

bola-bola atas yang melambung tinggi. Ada tiga bagian kepala yang dapat

digunakan untuk menyundul bola, antara lain:

a. Bagian depan dahi, yaitu sundulan lurus ke depan.

b. Bagian sisi kiri, yaitu untuk menyundul bola kea rah samping.

c. Bagian sisi kanan, yaitu untuk menyundul bola kea rah samping.

Dalam permainan sepak bola menyundul bola berguna untuk:

a. Meneruskan bola atau mengoperkan bola kepada teman atau operan

jarak pendek.

b. Memasukan bola ke mulut gawang lawan atau membuat gol.

c. Menyapu bola di daerah pertahanan sendiri untuk mematahkan

serangan lawan.( Danny Mielke, 2007:1).

Menyundul bola dengan sikap berdiri Yaitu :

a. Sikap badan dan pandangan kearah sasaran, kedua kaki di buka ke

samping atau kangkang ke depan, berat badan diantara kedua kaki.

b. Sebelum melakukan sundulan, badan di tarik sedikit kebelakang dalam

posisi sedikit melenting.

c. Kedua lengan terbuka, siku di bengkokan mengimbangi badan, leher

ditegangkan, pandangan kearah bola.

d. Gerakan badan ke depan menuju bola dan sundul bola tepat dengan

(34)

Gambar 1. Menyundul Bola (heading)

F. Modifikasi

Modifikasi alat pembelajaran yang merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat berupa bola yang standar diganti dengan bola plastic dan cun diganti dengan bambu yang yang dipasang secara berurutan. Pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dan dapat dicapai sebaik-baiknya.

1. Pengertian modifikasi

Menurut Bahagia dan Suherman (2000: 1) Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar dalam pembelajaran.

Perlunya modifikasi menurut Bahagia adalah untuk menganalisa

(35)

peserta didik dalam belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan peserta didik dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat keterampilan yang lebih rendah menjadi tingkat keterampilan yang lebih tinggi.

Rusli Lutan (1997:17) menjelaskan bahwa modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya.

2. Tujuan Modifikasi

Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :

1. mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, 2. mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,

3. mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif,

4. mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang.

Menurut Samsudin (2008:59) cara guru memodifikasi alat pembelajaran akan tercermin dari aktifitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai awal hingga akhir pembelajaran. Beberapa aspekanalisa modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang : 1).Modifikasi tujuan pembelajaran, 2).Modifikasi materi Pembelajaran, 3).Modifikasi kondisi lingkungan, 4).Modifikasi dalam evaluasi pembelajaran.

(36)

Appropriate Practice)termasuk didalamnyabody scalingatau penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar. Aspek inilah yang harus selalu disajikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelakaran penjas. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar.

Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang

berprinsip DAP diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak serta dapat membantu dan mendorong perubahan kemampuan belajar anak kearah perubahan yang lebih baik.

3. Modifikasi alat ( bola plastik dan bola karet )

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bola plastik dan bola karet, memodifikasi bola ini

(37)

Gambar 2. Alat modifikasi dengan bola plastik dan bola karet.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bola plastik dan bambu rintangan. Bambu rintangan dibuat sepanjang 2 m dan bambu ini

ditancapkan pada tanah agar dalam pelaksanaannya siswa dapat melewati bambu rintangan dengan menggiring bolaplastik tersebut denganbenar. Dalam pelaksanaannya alat ini disediakan 5-15 buah bola plastik agar siswa bisa memperoleh kesempatan yang lebih banyak dan penulis juga bisa mengevaluasi gerakan siswa.

Penggunaan alat-alat bantu di atas diharapkan dapat memotivasi anak melakukan tugas gerak yang diberikan. Menurut Rusli Lutan (2002: 10) pembelajaran Pendidikan Jasmani dikatakan berhasil apabila:

1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas gerak yang dicurahkan siswa semakin banyak

2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif 3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas

(38)

G. Kerangka Pikir

Menurut Soekamto (1984:24) “Kerangka pikir adalah konsep yang

memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya berdimensi sosial yang dianggap relevan dengan peneliti”.

Tujuan utama belajar gerak dasar adalah untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar yaitu perubahan perilaku yang bersifat psikomotor dan perubahan penguasaan keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Selain perubahan yang bersifat afektif dan kognitif, untuk dapat bermain bola basket dengan baik siswa diharapkan terlebih dahulu menguasai gerak dasar salah satu adalahchest pass.

Menyundul bola merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh

pemain sepak bola. Pada umumnya bola-bola yang di sundul adalah bola-bola

atas yang melambung tinggi. Orientasi pendidikan jasmani khususnya dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar menyundul bola (Heading) pada anak sekolah dasar selama ini cenderung lebih menitik beratkan pada hasil

banyaknya gerakanHeadingyang dilakukan oleh siswa, tanpa melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan gerakHeadings. Orentasi pembelajaran yang seperti ini tidaklah efektif, sebab dengan orientasi

pembelajaran yang seperti ini kemampuan siswa tidak tergali secara optimal.

(39)

Headingdan hasil belajar yang kurang memuaskan. Adapun hal-hal yang menyebabkan siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasarHeading adalah: sulitnya penguasaan gerak dasar terutama saat perkenaan bola banyak siswa yang tidak tepat menyundul bola pada dahi, siswa memejamkan mata pada saat menyundul bola hal ini dikarenakan siswa takut terhadap bola karena bola yang terlalu berat, rendahnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencari gerak dasar dalam bermain sepak bola dan kurangnya sarana dan prasarna olahraga untuk pembelajaran sepak bola dan belum adanya bola basket modifikasi yang dipergunakan guru dalam proses pembelajaran gerak dasar menyundul bola (heading).

H. Hipotesis

Menurut ( Suharsimi Arikunto), bahwa “ Hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap suatu masalah penelitian, oleh karena itu suatu hipotesis perlu diuji guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang

menunjukan sebenarnya atau tidak”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa, hipotesis adalah suatu konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah

penelitian. Maka Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini secara umum adalah “jika pembelajaranmenyundul bola dilakukan dengan menggunakan alat modifikasi dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar menyundul bola”.

(40)

1. Jika pada siklus pertama modifikasi bola dari plastik digunakan maka, dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar menyundul bola dalam bermain sepak bola pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung.

(41)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas(Clas room action research)atau CAR. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan dikarenakan ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat di terangkan, yaitu ;

1. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan menujukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus kegiatan siswa.

(42)

kelas adalah sekelompok siswa sekelas yang sama dari guru yang sama pula. Pada penelitian tidakan ini berciri sebagai berikut:

a) Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual, b). menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan

perkembangan-perkembangan yang lebih baik, c). dilakukan melalui putaran-putaran yang bersepiral (Suharsimi Arikunto dkk, 2006 : 104).

Menurut Suhardjono (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka

responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.

Menurut Suhardjono (2007: 61) tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,

meningkatkan professionalisme dan menumbuhkan budaya akademik. Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan hal-hal sebagai berikut :

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah. 2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas. 3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat

(43)

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah 6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

Gambar 10 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto, 2007)

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action), (c) observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

B. Subjek Penelitian

(44)

C. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung.

b. Pelaksanaan Penelitian lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan dengan 2 siklus.

D. Proses Pembelajaran Keterampilan Menyundul Bola (Heading).

1. Siklus Pertama a. Perencanaan :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

2. Mempersiapkan bola plastik sebagai modifikasi atau pengganti bola sesungguhnya yang akan dipergunakan pada silkus pertama sebanyak lima buah dan mempersiapkan instrumen yang

dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan. 3. Menyiapkan alat dokumentasi (kamera).

4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus pertama.

b. Pelaksanaan :

(45)

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Contoh sekema barisan siswa.

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu dari sikap awal,

pelaksanaan dan sikap akhir gerak dasar menyundul bola (heading).

3. Siswa diberikan contoh gerak dasar menyundul bola (heading) yang benar, dari mulai sikap awal, pelaksanaan, akhir dengan menggunakan bola plastik.

Gambar 3. Menyundul bola

(46)

5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar menyundul bola (heading) selama 20 menit, dengan perkiraan setiap siswa melakukan gerak dasar menyundul bola (heading) sebanyak 30 kali.

c. Pengamatan :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian siswa dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar menyundul bola (heading) dengan menggunakan bola plastik, pada siklus kedua yang mana siswa melakukan gerak dasar menyundul bola (heading) dengan menggunakan bola karet, dan dilihat berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa.

2. Siklus Kedua a. Perencanaan :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, penutup.

(47)

3. Menyiapkan alat dokumentasi (kamera).

4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus kedua.

b. Pelaksanaan :

1. Siswa dibagi menjadi dua kelompok dan berbaris saling berhadapan dengan jarak 3 meter.

X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Contoh sekema barisan siswa.

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu dari sikap awal, pelaksanaan dan sikap akhir gerak dasar menyundul bola (heading).

(48)

Gambar 4. Menyundul bola

4. Kemudian siswa mendemonstrasikan gerak dasar menyundul bola (heading),berpasangan dengan teman di depannya secara

bergantian, setelah mereka melakukan gerak dasar menyundul bola (heading) mereka kembali ke belakang barisan .

5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar menyundul bola (heading) selama 20 menit, dengan perkiraan setiap siswa melakukan gerak dasar menyundul bola (heading) sebanyak 30 kali.

c. Pengamatan :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu

pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar, kemudian siswa dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

(49)

mencapai ketuntasan pembelajaran dengan demikian maka penelitian ini dapat dihentikan pada siklus ke-2.

E. Instrumen dan Cara Pengambilannya

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya.Alat ini berupa tes keterampilan menyundul bola (heading)dari Roji.

instrument untuk menganalisa keterampilan gerak dasar menggiring bola yang di adopsi dari (ROJI,2006) dan setiap indicator diberi bobot 1-3.

Format Lembar Penilaian

Keterampilan Gerak Dasar Menyundul Bola LEMBAR PENILAIAN

No Aspek Criteria penilaian Nilai

1 Persiapan

 Sikap badan dan pandangan kea rah sasaran, , berat badan diantara kedua kaki.

1 2 3

 kedua kaki di buka ke samping atau kangkang ke depan

 berat badan diantara kedua kaki

2 Tahap

gerakan

 Sebelum melakukan sundulan, badan di tarik sedikit kebelakang dalam posisi sedikit melenting

 Kedua lengan terbuka, siku di bengkokan mengimbangi badan.

 leher ditegangkan, pandangan kearah bola

 Gerakan badan ke depan menuju bola

 sundul bola tepat dengan dahi bagian depan hingga bola kembali

(50)

3 Akhir gerakan

 Kembali k dengan keadaan seperti semula.

( Diadopsi dari ROJI, 2006) F. Analisis Data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :

100%

P : Prosentase keberhasilan f : Jumlah yang melakukan benar n : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa yang dikatakan tuntas apabila :

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 65 atau persentase ketercapaian 65 % secara perorangan.

2. Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % siswa yang telah mendapat nilai≥ 65 ( Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79).

(51)

47

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:

1. Dengan Penggunaan modifikasi bola plastik dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola pada Siswa

Kelas IV SD

Negeri

2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2011/2012.

2. Dengan Penggunaan modifikasi bola karet dapat memperbaiki dan

meningkatkan gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola pada Siswa

Kelas IV SD

Negeri

2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung Tahun

(52)

48

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola.

2. Untuk siswa Kelas IV SD

Negeri

2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung agar selalu berupaya meningkatkan gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola.

(53)

49

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Batty, Eric. 2007.Latihan Metode Baru Sepakbola Pertahanan.Bandung : CV Pionir Jaya.

Gifford, Clive. 2007.Keterampilan Sepakbola.Yogyakarta : PT Citra Aji Parama Harsono. 2004.Perencanaan Program Latihan.Jakarta : KONI Pusat.

Lampung, Universitas.2008.FormatPenulisan Karya Ilmiah.Bandar Lampung Universitas Lampung.

Lutan, Rusli dan Suherman, Adang. 2000.Pengukuran Dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Luxbacher, Joseph. 2004.SepakbolaLangkahlangkah Menuju Sukses.Jakarta :

PT Rajagrafindo Persada.

Mielke, Danny.2007.DasarDasar Sepakbola.Bandung : Pakar Raya. Moeliono, Anton. 1995.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta :

Balai Pustaka.

Nurhasan. 2001.Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani.Jakarta : Dirjen Olahraga.

(54)

50

Sneyers, Jozef. 1990.Sepakbola Remaja.Jakarta : PT. Rosda Jayaputra. Sucipto. Dkk.1999/2000.Olahraga Pilihan:Sepakbola. Jakarta : Dirjen

Dikdasmen

Sukatamsi. 1984.Sepak Bola. Universitas Terbuka. Jakarta: Depdikbud

Surisman. 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

(55)

51

Gambar

Gambar 1. Menyundul Bola (heading)
Gambar 2. Alat modifikasi dengan bola plastik dan bola karet.
Gambar 10 : Spiral Penelitian
Gambar 3. Menyundul bola
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 2 ayat 1 pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan perkawinan menurut agama Islam, dilakukan oleh pegawai pencatat nikah sebagaimana dimaksudkan

Fault Tree Analysis (FTA) digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah yang ditimbulkan dari komponen mesin electric motor di fiberline area cooking yaitu

Sistem elektrikal yang ada di garbarata terdiri dari beberapa peralatan elektronik semisal programmable logic control (PLC),limit switch,sensor infrared dll.Semua peralatan itu

Tujuan dari penelitian ini antara lain, (1) untuk mengetahui tanggapan responden terhadap harga sepatu pada toko The Little Things Boutique, (2) untuk mengetahui

Eunike Seidy Mogonta, 462012087, Hubungan Pengetahuan Ibu menyusui tentang ASI eksklusif dengan Pemberian ASI eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng, Skripsi,

Industri perbankan syariah berkembang lebih cepat setelah keluarnya Undang-Undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah jelas merupakan jaminan bagi kepastian

Padjadjaran atas segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta/Plagiatisme dalam karya ilmiah saya

This study aims at identifying the types of swearing words used by all characters in Blood Father Movie and the factors contribute to those swearing.. It is a