SANWACANA
Puji Syukur penulis haturkan ke pada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul
“Meningkatkan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Dengan Modifikasi alat Bantu Pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 19 Bandar Lampung”dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Unuversitas Lampung.
Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari
bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Akor Sitepu, M.Pd., selaku pembimbing I dalam penulisan
skripsi ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis. 2. Drs. Usman Adam, M.Pd., selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi
ini yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis. 3. Drs. Wiyono, M.Pd., selaku ketua program studi Pendidikan Jasmani
4. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Drs. Baharudin, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.
6. Kepala sekolah SMP Negeri 19 Bamdar Lampung beserta dewan guru yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
7. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah membantu dalam proses perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu staf Tata Usaha FKIP Unila.yang telah membantu proses terselesaikannya skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, sukseskan program SI secepatnya 10. Sahabat terbaik-ku Suwarli yang telah menjadi motifator, inspirator, dan
penyemangat selama ini, terima kasih atas dukungn dan bantuanya selama ini. 11 Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 13 Mei 2012 Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Africo Ramadhani, lahir di Bandar Lampung pada tanggal 17 April 1989 sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Ramli dan Ibu Dalimar.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain:
Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Labuhan Dalam pada tahun 1995 dan selesai pada tahun 2001. Kemudian masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP N) 19 Bandar Lampung pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2004. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) GAJAH MADA Bandar Lampung pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2007.
Pada tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat ( PMKA ) jalur bakat. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam Kegiatan Mahasiswa (UKM) JUDO pada tahun 2007 Selama menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti kejuaraan-kejuaraan judo baik di tingkat Nasional maupun di tingkat daerah yakni:
Judul Skripsi : MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS VIII.A SMPN 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
Nama Mahasiswa :
Africo Ramadhani
Nomor Pokok mahasiswa : 0713051001Program Studi : Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Drs. Akor Sitepu, M.Pd Drs. Usman Adam, M.Pd
NIP. 19590117 198403 1 001 NIP. 19520229 198303 1 004
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis ucapkan ke pada Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan kepadaku, karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada
Ayah dan Ibu
Yang telah memberikan doa dan dukungan kepadaku
Untuk kaka dan Adik
teman-teman ku yang telah membantuku dan memberikan motivasi serta dukungannya
Untuk ayankku yang telah memberikan perhatian, semangat serta kasih sayang kepadaku dan selalu, mendukungku di setiap waktu
Para guru dan dosen yang telah membimbingku dan mengajariku akan arti kehidupan
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Africo Rmadhani
NPM : 0713051011
Tempat tanggal lahir : Bandar Lampung, 17 April 1989
Alamat : Jl. Untung Suropati No. 23 Kedaton Bandar Lampung
Dengan ini menyatakanbahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan
Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Dengan Modifikasi alat Bantu Pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 19 Bandar Lampung”adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 19 Mai sampai dengan 27 Mei 2011. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.
Bandar Lampung, 13 Maret 2012
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Akor sitepu, M.Pd ...
Sekretaris : Drs. Usman Adam, M.Pd ...
Penguji
Bukan Pembimbing :Drs. Wiyono, M.Pd ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
MOTTO
Walau lambat yang penting tetap semangat
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hidup kita nanti apakah baik ataukah buruk, oleh karena itu jadikanlah ketidak tahuan kita itu sebagai motifasi untuk berjuang lebih baik agar kelak kita mendapatkan
hasill dari apa yang kita nginkan (africo ramadhani)
Sesungguhnya jika kamu bersyukur niscaya aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat ku maka sesungguhnya
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penetapan KKM ... 37 2. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak dasar Lompat Jauh
Gaya Berjalan Di Udara ... 40 3. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran
Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Laki-laki dan Perempuan ... 46 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh
Gaya Berjalan Di Udara ... 48 5. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Lompat Jauh
Gaya Berjalan Di Udara ... 49 6. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Lompat Jauh
Gaya Berjalan Di Udara ... 50 7. Hasil Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Langkah-Langkah Perhitungan Hasil penelitian ... 61
2. Indikator Penilaian ( Instrumen ) Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 63
3. Hasil Tes Awal Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 68
4. Hasil Tes Siklus Pertama Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 69
5. Hasil Tes Siklus Kedua Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 70
6. Hasil Tes Siklus Ketiga Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 71
7. Hasil Peningkatan Nilai Tes Awal Ke Nilai Tes Siklus Satu ... 72
8. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus Kesatu Ke Nilai Tes Siklus Kedua 73 9. Hasil Peningkatan Nilai Tes Siklus Kedua Ke Nilai Tes Siklus Ketiga 74 10. Program Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara ... 75
11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) ... 79
12. Gambar Siswa Pada Setiap Siklus ... 84
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
G.Ruang Lingkup Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS A. Pendidikan Jasmani ... 8
1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... . 8
2. Pengertian Belajar Mengajar ... . 9
3. Model Pembelajaran ... 10
4.Alat Bantu ... 12
5. Modifikasi ... . 13
B. Atletik... 17
C.Lompat Jauh ... 18
D.Tahap Dalam Lompat Jauh gaya berjalan di Udara ... 19
E. Keterampilan Gerak ... 22
F. Kerangka Pikir ... 22
G.Hipotesis ... 23
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24
B. Subyek Penelitian ... 27
C. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 28
E. Instrumen Penelitian ... 36
F. Teknik Analisis Data ... 37
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39
B. Pembahasan ... 51
C. Hipotesis ... 56
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1..: Paralon ………... 15
Gambar 2 : Bok ……….. 16
Gambar 3 : Bola yang digantung pada tiang bambu ………. 16
Gambar 4 : Lapangan Lompat Jauh ... 19
Gambar 5 :Teknik Awalan Lompat Jauh ... 20
Gambar 6 : Teknik Tolakan Lompat jauh ... 20
Gambar 7 : Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Dari TahapAwal,Pelaksanaan, dan Akhir... 21
Gambar 8 : Teknik Mendarat Lompat Jauh ………... 21
Gambar 9 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 28
Gambar 10 : Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Laki-laki Dan Perempuan Pada Tes awal Siklus ... 42
Gambar 11 : Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Laki-laki Dan Perempuan Pada Siklus 1 Siklus 2 . ... 44
Gambar 12 : Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Laki-laki Dan Perempuan Pada Siklus 2 Siklus 3 . ... 46
Gambar 13 : Diagram Batang Perbandingan Prosentase Nilai Rata-rata Kelas Dan ketuntasan Belajar Pada temuan Awal, Siklus 1, Siklus 2, Siklus 3. ……… 47
Gambar 14 : Foto-foto Penelitian, Guru Memberikan Pengarahan ……….. 84
Gambar 15 : Foto-foto Penelitian, Peneliti Memberikan Pengarahan …….. 84
Gambar 16 : Foto-foto Penelitian, Siswa Melakukan Pemanasan Umum … 85 Gambar 17 : Foto-foto Penelitian, Siswa Melakukan Pemanasan Khusus .. 85
Gambar 18 : Foto-foto Penelitian, Peneliti mendemonstrasikan Gerakan Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Sebelum Melakukan tes ………... 86
Gambar 19 : Foto-foto Penelitian, Tes Awal Lompat Jauh ………... 86
Gambar 20 : Foto-foto Penelitian, Pelaksanaan Siklus 1 ………... 87
Gambar 21 : Foto-foto Penelitian, Tes Siklus1 ………. 88
Gambar 22 : Foto-foto Penelitian, Pelaksanaan Siklus 2 ……… 88
Gambar 23 : Foto-foto Penelitian, Tes Siklus 2 ……….. 89
Gambar 24 : Foto-foto Penelitian, Pelaksanaan Siklus 3 ……… 89
Gambar 25 : Foto-foto Penelitian, Tes Siklus 3 ………. 90
MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT
BANTU PADA SISWA KELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN
2011/2012
Oleh
AFRICO RAMADHANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT
BANTU PADA SISWAKELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN
2011/2012
Oleh
AFRICO RAMADHANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DI UDARA DENGAN MODIFIKASI ALAT
BANTU PADA SISWAKELAS VIII A SMPN 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2011/2012
Oleh
Africo Ramadhani
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara dengan modifikasi alat bantu pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas(Class room Action Reserch), dengan tiga siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama menggunakan paralon, siklus kedua menggunakan bok, dan siklus ketiga menggunakan bola yang digantung pada tiang bambu.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 19 Bandar Lampung kelas VIII A yang berjumlah 32 siswa. Pengumpulan data dilakukan
berupa pengamatan hasil pembelajaran gerak dasar yang meliputi awalan, tolakan, melayang di udara dan mendarat. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, dan mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal
semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat membangun dirinya serta bersama-sama bertangung jawab atas pembangunan bangsa.
Pembangunan bangsa merupakan tanggung jawab kita bersama-bersama. Salah satu upaya untuk mewujudkan bentuk manusia yang memiliki
2
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilisasi
emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktifitas jasmani dan olahraga. Ada berbagai macam aktifitas olahraga dalam
pendidikan jasmani seperti olahraga permainan : sepakbola, bola voli, basket, dan lain-lain,ada juga olahraga aquatik (air) : renang, polo air, kemudian ada juga nomor–nomor lomba seperti senam dan atletik.
Dalam Pendidikan jasmani, atletik merupakan salah satu aktifitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak, gerakan-gerakan pada olahraga atletik sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani seperti kekuatan, kecepatan, kelentukan, dan
kesimbangan. Ada beberapa macam nomor atletik yang diajarkan disekolah seperti nomor lari, lempar, jalan cepat dan lompat, nomor lompat yang diajarkan disekolah adalah : lompat jauh,lompat tinggi, lompat jangkit dan lompat tinggi galah. Keempat nomor tersebut yang akan dibahas lebih lanjut adalah lompat jauh khususnya lompat jauh gaya berjalan di udara.
3
pembelajaran agar lebih bervariasi. Dengan banyaknya ragam dan metode pembelajaran serta penggunaan alat bantu pada pembelajaran atletik, khususnya gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar.
Lompat jauh gaya berjalan di udara merupakan jenis keterampilan yang menuntut kemampuan yang tinggi, karena pada saat melayang di udara siswa harus mengayunkan kedua kakinya. Sehingga akan terlihat seperti berjalan di udara. Karena itu, dalam melakukan gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara harus mempunyai kemampuan menolak yang baik. Sehingga dapat melayang di udara lebih lama dan dapat melakukan gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara dengan sempurna. Hasil tolakan juga dipengaruhi oleh kecepatan berlari siswa semakin cepat siswa berlari akan semakin kuat tolakanya. Selain itu sikap pada saat mendarat juga sangat penting karena posisi kita saat mendaratlah yang akan diukur seberapa jauh kita melakukan lompatan
Masalah yang dihadapi siswa dalam belajar pendidikan jasmani dan kesehatan dengan materi pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara adalah
4
dilakukan percobaan satu dua kali gerakan dan terakhir pengambilan nilai lompat jauh gaya berjalan di udara sebagai hasil pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara. Untuk mengatasi kesulitan tersebut maka perlu diciptakan cara belajar untuk awalan, menolak, sikap melayang di udara dan mendarat dengan tepat, salah satunya dengan menggunakan alat bantu.
Pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara dengan alat bantu merupakan salah satu cara untuk mengatasi kesulitan, karena dengan alat bantu anak akan mudah dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh, khususnya lompat jauh gaya berjalan di udara.
Berdasarkan hasil observasi tersebut di atas perlu juga mengetahui apakah penggunaan alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya berjalan.di udara, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul,
“Meningkatkan Keterampilan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara Dengan Modifikasi alat Bantu Pada siswa Kelas VIII A SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasi masalah, sebagai berikut :
1. Rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan tolakan lompat jauh gaya berjalan di udara.
5
3. Kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan sikap mendarat lompat jauh gaya berjalan di udara.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari
penelitian ini, adapun batasan masalah tersebut adalah hanya ingin mengetahui apakah ada peningkatan pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara dengan menggunakan alat bantu yang di modifikasi pada siswa kelas VIII A SMP N 19 Bandar Lampung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara dapat ditingkatkan dengan modifikasi alat bantu pada siswa kelas VIII ASMP N 19 Bandar Lampung?”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
6
2. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan sikap melayang di udara lompat jauh gaya berjalan di udara dengan
menggunakan alat bantu paralon, box dan bola yang digantung pada siswa kelas VIII A SMP N 19 Bandar Lampung.
3. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan sikap mendarat lompat jauh gaya berjalan di udara dengan menggunakan alat bantu
paralon, box dan bola yang digantung pada siswa kelas VIII A SMP N 19 Bandar Lampung.
F. Manfaat Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut di atas, diharapkan penelitian ini memberi manfaat antara lain:
1. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa kelas VIII A SMPN 19 Bandar Lampung.
2. Bagi Siswa
Sebagai salah satu pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan lompat jauh khususnya lompat jauh gaya berjalan di udara.
3. Bagi Guru Pendidikan Jasmani
7
G. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan SMP N 19 Bandar Lampung.
2. Objek penelitian yang diamati adalah peningkatan pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara dengan menggunakan alat bantu pada siswa kelas VIII A SMP N 19 Bandar Lampung.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk
mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,
neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem
pendidikan nasional. (Depdiknas 2004:1)
9
kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi, seimbang. Sepaham dengan pendapat yang telah disampaikan sebelumnya, Roji (2007:1) menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah “Proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani dan membiasakan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari”.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat bahwa yang dimaksud pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan hidup bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih.
2. Pengertian Belajar Mengajar
Belajar adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sebab proses belajar dilakukan oleh manusia sejak lahir sampai meninggal dunia. Terdapat beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai esensi belajar diataranya, menurut Sadiman, (2005:20)
10
belajar adalah “Suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan pada individu”.
Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.Releven dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah “ penambahan pengetahuan “.
3. Model Pembelajaran
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Menurut Soekamto dan Winataputra (1996: 101) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian model
pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari strategi, metode atau prosedur.
Model pembelajaran adalah sebuah perancangan atau pola yang dapat digunakan untuk menjabarkan kurikulum, untuk merancang materi
11
atau setting kelas yang lain. (Ahmad H.P, 2005:15). Menurut Djamah Sopah (2000: 22) Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus, yaitu:
(1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya; (2) tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (3) tingkah laku mengajar yang
diperlukan agar model tersebut dapat terlaksana, 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut model pembelajaran dapat diartikan sebagai penerapan konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran yang harus dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur dan bertahap, sistematis dan terorganisir, agar mencapai pengalaman belajar dan tujuan belajar tertentu, sekaligus merupakan pedoman bagi para pembelajar dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran.
12
4. Alat Bantu
Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 : 2) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk prosespenyaluran informasi”. Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai Tujuan pembelajaran”.
Menurut Azhar Arsyad ( 2005: 7 ) media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
Alat bantu adalah alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pendidikan, alat bantu ( peraga ) sangat penting. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga
dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien.
5. Modifikasi
Modifikasi adalah penyesuaian alat atau perlengakapan pada suatu kegiatan yang akan dilaksanakan, modifikasi biasanya digunakan bila suatu
lembaga, misalnya sekolah yang tidak memiliki fasilitas yang lengkap maka dibuatlah modifikasi alat, agar proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik.
13
menurut Bahagia dan Suherman (2000:1) “Modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat melancarkan dalam belajarnya. Sepaham dengan hal yang telah disampaikan sebelumnya Lutan (1998:2) menjelaskan bahwa“Modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan aslinya”.
“Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :1) mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani; 2) mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik; 3) mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran yang efektif; 4) mengurangi resiko cedera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang”. ( Lutan, 1997 )
Dari pendapat para ahli yang telah dikemukakan, peneliti berpendapat bahwa modifikasi adalah pengembangan materi dengan cara merubah keadaan, bentuk, fungsi, susunan tanpa merubah hakikat aslinya, semua pengembangan itu dilakukan bertujuan untuk mempermudah proses belajar sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan.
14
memudahkan guru untuk mengevaluasi gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara dalam pembelajaran atletik. Diharapkan dengan menggunakan paralon dan keset,box, dan bola yang digantung siswa akan termotivasi untuk mempraktikkan teknik dasar yang sedang diajarkan dengan benar. Alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran lompat jauh gaya berjalan di udara adalah:
1. Paralon
Tinggi : 20 cm, 30 cm, 40 cm Panjang : 80 cm
Keset
Panjang : 30 cm Lebar : 25 cm Tebal : 0,5 cm
15
1. Box
Tinggi : 30 cm Lebar :50 cm Panjang : 1, 27 cm
Gambar 2. Box
2. Bola yang digantung pada tiang bambu Tinggi tiang : 250 cm
Tinggi bola yang digantung dari tanah Perempuan : 160 cm
Laki-laki : 180 cm
16
B. Atletik
Atletik berasal dari bahasa Yunani, yaituAthlonatauAthlumyang artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan, sedangkan orang yang melakukannya dinamakan Athleta (atlet). Istilah lain yang menggunakan atletik adalah Athletics(bahasa Inggris),Athletiek(bahasa Baelanda),Athletiqui(bahasa Perancis),Athletik(bahasa Jeman).
Atletik yang kita kenal saat ini adalah olahraga yang paling tua di dunia. Gerak-gerak dasar yang terkandung dalam atletik sudah dilakukan sejak adanya peradaban manusia di muka bumi ini. Bahkan gerakan itu sudah dilakukan sejak manusia dilahirkan yang secara bertahap bekembang sejalan dengan tingkat perkembangan, pertumbuhan dan kematangan biologisnya.
Menurut seoarang Pujangga Yunani bernamaHumerosdalam bukunya
berjudulLiliad. Diperkirakan kegiatan atletik sudah dilakukan sejak 1100 SM, tercatat nama-nama seperti Eurialus, Epius, Odiseus, Aias dan Argamenon. Mereka disebut jago-jago berkuda, lari dan lempar lembing. Odiseus saat itu disebut sebagai jagonya lempar cakram yang belum terkalahkan lemparanya. Sehingga gambar Odesius yang sedang melempar cakram diabadikan sebagai simbol atletik dan di Indonesia dipakai untuk lambang PASI.
17
Kongres dalam rangka membentuk Federasi atletik dunia yang kemudian federasi itu diberi nama IAAF (Internasianal Amateur Athletic Federation).
Sedangkan di Indonesia sendiri organisasi atletik untuk pertama kalinya didirikan pada tanggal 3 September tahun 1950 di Kota Semarang yang
sekarang disebut PASI. Nomor-nomor yang dipertandingkan pada perlombaan atletik antara Lain : ntuk nomor lari terdiri dari lari jarak pendek(100 m, 200 m, dan 400 m), lari jarak menengah (800 m, 1500 m, 3000 m,), lari jarak jauh (5000 m, 10.000 m ), marathon (42 km, 195 km ), jalan cepat (5 km, 10 km, 20 km ).Untuk nomor lompat terdiri dari lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, dan lompat tinggi galah. Untuk nomor lempar terdiri dari lempar lembing, lempar cakram, lontar martil, dan tolak peluru.
C. Lompat Jauh
Lompat jauh adalah salah satu nomor yang terdapat pada nomor lompat yang melputi cara melakukan awalan , tumpuan, melayang di udara dan cara melakukan pendaratan (Tamsir Riyadi : 1985 : 95). Lompat jauh adalah lompat sejauh-jauhnya yang mempunyai unsur-unsur pokok meliputi awalan, tolakan, sikap badan ketika berada di udara, sikap badan pada waktu jatuh atau mendarat.(Engkos 1985 : 76). Ada Beberapa macam gaya dalam lompat jauh, gaya Jongkok, gaya menggantung, gaya berjalan di udara.
1. Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara
18
dalam melakukan lompat jauh gaya berjalan di udara adalah: awalan, tumpuan, melayang dan mendarat. Tanpa penguasaan tekhnik yang baik dan benar hasil yang diperolehnya tidak akan maksimal.
2. Lapangan Lompat jauh
jarak awalan lari sampai balok tumpuan 45m, balok tumpuan tebal 10cm, panjang 1,72m, lebar 30cm, bak lompatan panjang 9m, lebar 2.75m, kedalaman bak lompat ± 1 meter. Gerak lompat jauh merupakan gerakan dari perpaduan antara Kecepatan (speed), Kekuatan (stenght), Kelenturan (flexibility), Daya tahan (endurance), Ketepatan (acuration).
Gambar 4. Lapangan lompat jauh
D. Tahap Dalam Lompat Jauh Gaya Berjalan Di Udara
1. Awalan, sebaiknya dilakukan pada saat jarak yang memadai oleh
19
Gambar 5 : Teknik Awalan Lompat Jauh
2. Tolakan, melakukan tolakan dapat digunakan kaki kiri atau kanan sesuai dengan kebiasaan pelompat. Sebaiknya menggunakan kaki yang memiliki kekuatan dominan. Ketika kaki menolak ke balok tumpuan badan harus dicondongkan ke depan agar keseimbangan tetap terjaga, pandangan kedepan dengan ke dua lengan berada di samping badan.
20
3. Melayang, setelah pelompat menumpu pada balok tumpuan, maka badan akan dapat terangkat di udara. Dengan melakukan sikap berjalan di udara kedua kaki saling bergantian mengayuh di udara, sebelum kaki mendarat usahakan berada dalam posisi udara selama mungkin.
Gambar 7 : Gerakan Lompat jauh gaya berjalan di udara secara keseluruhan
4 .Mendarat pelompat harus menjulurkan kedua belah tanganya ke depan dan kemudian ditarik ke belakang. Sementara kedua kaki dilijurkan kedepan sejauh mungkin.daratkan kedua kaki secara bersamaan agar terhindar dari cedera. Jatuhkan berat badan kedepan.
G G a
21
E. Keterampilan Gerak
Keterampilan itu dapat juga dipahami sebagai indikator dari tingkat kemahiran atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh (Lutan, 1988: 95). Keterampilan gerak adalah gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks keterampilan gerak yang harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan. Belajar keterampilan gerak berlangsung melalui beberapa tahap yakni: 1). Tahap kognitif, 2). Tahap asosiatif, dan 3). Tahap otomatis. ( Lutan 1988:305)
F. Kerangka Pikir
Kemampuan gerak secara efesian adalah awal yang perlu dilakukan untuk penampilan yang terampil. Penampilan gerak dasar adalah hasil dari kerja otot yang sangat terkoordinasi untuk menghasilkan gerakan yang diharapkan. Keberhasilan dalam belajar teknik tergantung kekhususan unsur kondisi fisik yang dominan, yang merupakan peningkatan dari komponen-komponen fisik dasar seperti daya tahan, kekuatan, kelentukan, dan koordinasi yang baik. Menurut Soekamto (1984:24) “Kerangka pikir adalah konsep yang
22
G. Hipotesis
23
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode,
karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari
suatu penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin
menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan
dilaksanakan pada Siswa SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan
inovatif yang "di coba sambil berjalan " dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah. Suharsimi Arikunto (1998 : 82)
Tujuan PTK dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan
sertaan.Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan
layanan professional Guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan
tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis
24
berbagai model pembelajaran alternatif yang diyakini secara teoretis dan
praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran. Dengan kata lain, guru
melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi, dan
refleksi.
2. Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keteranpilan
Guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai
persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Tujuan ini
dilandasi oleh tiga hal penting, kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru
sendiri, bukan karena ditugaskan oleh kepala sekolah, proses latihan terjadi
secara hand-on dan mind-on, tidak dalam situasi artifisial, produknyas
adalah sebuah nilai, karena keilmiahan segi pelaksanaan akan didukung
oleh lingkungan. Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti
di kalangan Guru.
Jadi jenis penelitian ini salah satu tindakan yang nyata dimana antara guru
dengan siswa terlibat langsung dalam proses memecahkan masalah dalam
penelitian tersebut. Adapun ciri-ciri sebagai berikut :
1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah
dan perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik.
25
Gambar 9. Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ( Hopkins, 1993 ) dalam buku ( Arikunto 1991 : 105 )
Keterangan gambar
1. Perencanaan ( Planning ).
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada
tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana
pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data
mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan TINDAKAN
SIKLUS I
REFLEKSI
TINDAKAN
SIKLUS II
REFLEKSI
OBSERVASI PERENCANAAN
OBSERVASI PERENCANAAN
26
simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan
rancangan.
2. Tindakan ( Action )
Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan
isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
3. Oberservasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat
suatu tindakan.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan.
Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru
melakukan sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan
kata lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru
dalam bentuk proses belajar mengajar yang mengutamakan basil yang
lebih baik dari sebelumnya.
B. Subyek penelitian
Populasi menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa
populasi adalah keseluruan dari subjek penelitian. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A, SMP Negeri 19
27
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Suharsimi
Arikunto (1998 : 109) sedangkan menurut Sudjana (1996 : 184) sample
adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama
sehingga betul-betul dapat mewakili populasi. Adapun subjek yang
digunakan adalah siswa Kelas VII A SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
C. Tempat dan Waktu.
a. Tempat Penelitian.
Di lapangan SMP N 19 Bandar Lampung.
b. Pelaksanaan Penelitian
Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai pada tahap
penyusunan skripsi berlangsung selama kurang lebih 3 bulan.
D. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan
langkah yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan
keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan
berkelanjutan berulang. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah
merupakan kegiatan yang tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian
kegiatan akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Seperti yang di
28
1. Siklus Pertama
a. Rencana :
1. Menyiapkan RPP dan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan - kegiatan yang dilakukan meliputi pendahuluan, inti,
dan penutup.
2. Menyiapkan peralatan lompat jauh untuk proses pembelajaran..
3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada silkus
pertama, yaitu alat bantu menggunakan paralon yang dibuat
menjadi beberapa rintangan. Serta instrumen untuk pengamatan
proses pembelajaran.
4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi ( kamera )
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus
pertama
b. Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap.
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk
latihan yang akan dilakukan pada siklus pertama , yaitu posisi
dari sikap awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.
3. Sebelumnya siswa diberikan contoh tekhnik melakukan lompat
jauh gaya berjalan di udara dengan melewati rintangan yang telah
dibuat.
Pelaksanaan Pada Siklus 1 :
29
rintangan.
b) Pelaksanaan : Siswa mengambil ancang-ancang ( run up)
3 langkah dlanjutkan menolak dengan kaki satu
sebagai kaki tumpu pada papan tolakan modifikasi
yaitu keset dan melompat di atas rintangan yg
telah dibuat menggunakan paralon, kemudian kaki
ayun diangkat ke depan untuk membantu berat
badan ke atas depan, kemudian kaki diturunkan
dan ditarik ke belakang bersamaan dengan kaki
tolak di ayun ke depan seperti melangkah di
udara.
c) Sikap Akhir : Kemudian mendarat dengan
menggunakan kedua kaki dan bersiap untuk
melewati rintangan selanjutnya dengan tinggi
yang berbeda berjumlah 3 buah.masing rintangan
mempunyai tiinggi 30 cm, 35 cm dan 40 cm
sedangkan jarak antara rintangan adalah 4 m.
4. Setiap siswa melakukan gerakan tersebut 5 kali pengulangan.
5. Diberikan pengulangan gerakan secara berurutan.
6. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 2 kali
pertemuan. Pertemuan berikutnya diadakan tes instrument lompat
30
c. Observasi :
Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi diberikan waktu
pengulangan dan dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan
instrumen yang telah di persiapkan.
d. Refleksi :
1. Data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan kepada guru
bidang study penjaskes.
2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua.
3. Setelah didiskusikan, disimpulkan tindakan pada siklus kedua
adalah menggunakan bok.
2. Siklus Kedua
a. Rencana :
1. Menyiapkan RPP dan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan
pendahuluan, inti, penutup.
2. Menyiapkan peralatan lompat jauh untuk proses pembelajaran
3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada silkus
kedua, yaitu alat bantu menggunakan box. Serta instrumen
untuk pengamatan proses pembelajaran.
4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi ( kamera ).
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus
31
b. Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap.
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan
yang akan dilakukan pada siklus kedua, yaitu posisi dari sikap
awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.
3. Sebelumnya siswa diberikan contoh tekhnik melakukan tolakan
yang benar, dari mulai sikap awalan, pelaksanaan, dan sikap
akhir dengan menggunakan alat bantu bok.
Pelaksanaan Pada Siklus 2 :
a) Sikap awal : Berdiri tegak kedua kaki dibuka
selebar bahu, kedua tangan di samping badan.
b) Pelaksanaan : Siswa mengambil jarak awalan 6 langkah,
kemudian berjalan cepat dan melakukan tolakan
pada box yang berukuran : tinggi 30 cm, lebar 50
cm dan panjang 1,27 cm. menggunakan kaki yang
terkuat dan kaki ayun diangkat ke depan untuk
membantu berat badan ke atas depan, kemudian
kaki diturunkan dan ditarik ke belakang bersamaan
dengan kaki tolak di ayun ke depan seperti
melangkah di udara. Selanjutnya kaki ayun
diayunkan kembali ke depan menyusul kaki tolak
32
c) Sikap Akhir : Pada waktu mendarat, lengan
diayunkan ke depan bawah untuk membantu
membawa berat badan ke depan. Pada saat tumit
menyentuh pasir, kedua lutut ditekuk.
4. Setiap siswa melakukan gerakan tolakan sebanyak 5 kali pengulangan.
5. Diberikan pengulangan gerakan secara bergantian.
6. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 2 kali
pertemuan. Pertemuan berikutnya diadakan tes instrument
lompat jauh gaya berjalan di udara.
c. Observasi :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu
pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi dengan
menggunakan instrument yang telah dipersiapkan.
d. Refleksi :
1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan dengan
guru Pendidikan Jasmani.
2. Mendiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga.
3. Setelah didiskusikan maka tindakan pada siklus ketiga adalah
33
3. Siklus Ketiga
a. Rencana :
1. Menyiapkan RPP dan skenario pembelajaran yang berisi tentang
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan
pendahuluan, inti, penutup.
2. Menyiapkan peralatan lompat jauh untuk proses pembelajaran..
3. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada silkus
ketiga, yaitu dengan menggunakan bola yang di gantung.
4. Menyiapkan alat untuk dokumentasi ( kamera )
5. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus
ketiga.
b. Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap.
2. Kemudian siswa diberikan penjelasan tentang bentuk latihan
yang akan dilakukan pada siklus ketiga, yaitu posisi dari sikap
awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.
3. Sebelumnya siswa diberikan contoh teknik melakukan Lompat
jauh dengan cara meraih sasaran yaitu bola yang digantung.
Pelaksanaan Pada Siklus 3 :
a) Sikap awal : Berdiri tegak kedua kaki dibuka selebar bahu,
34
b) Pelaksanaan :Siswa mengambil jarak awalan 9 langkah kemudian
berlari pelan dan semakin lama dipercepat, setelah
beberapa langkah terakhir sebelum menumpu,
pinggang sedikit agak diturunkan sebagai
persiapan. Kemudian lakukan tolakan dengan
menggunakan kaki yang terkuat yaitu menapakan
kaki tolakan dengan tumit menyentuh lebih dahulu
pada papan tumpuan, pada saat kaki tolakan lepas
dari papan tumpu kaki di angkat ke depan untuk
membantu berat badan ke depan pada saat
mendekati bola yang di gantung angkat salah satu
tangan untuk menyentuh bola yang digantung
setelah tangan meraih sasaran yang digantung
selanjutnya bersiap untuk mendarat.
c) Sikap Akhir : Pada saat akan mendarat lengan diayun ke depan
bawah untuk membantu berat badan ke depan,
serta kedua kaki dijulurkan ke depan. Pada saat
tumit menyentuh pasir, kedua lutut ditekuk dan
pinggang digeser kedepan sehingga
memungkinkan suatu moementum membawa berat
badan kedepan.jarak antara papan tumpuan dengan
bola yang di gantung adalah 1 m sedangkan tingi
bola yang di gantung 160 cm untuk perempuan dan
35
4. Setiap siswa melakukan gerakan tersebut sebanyak 5 kali
pengulangan.
5. Diberikan pengulangan gerakan secara berurutan.
6. Kegiatan tindakan dilakukan selama 1 minggu untuk 2 kali
pertemuan. Pertemuan berikutnya diadakan tes instrument
lompat jauh gaya berjalan di udara.
c. Observasi
Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu
pengulangan kemudian dinilai atau di evaluasi dengan menggunakan
instrument yang telah dipersiapkan.
d. Refleksi
Kesimpulan dari hasil pembelajaran pendidikan jasmani atletik pada
teknik lompat jauh gaya berjalan di udara didiskusikan berapa persen
peningkatan yang dicapai oleh siswa melalui refleksi dan hasil siklus
ketiga telah mencapai ketuntasan pembelajaran dengan demikian maka
penelitian ini pun dapat dihentikan pada siklus ketiga.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK (
Penelitian Tindakan Kelas ) disetiap siklusnya, menurut Freir and Cuning
36
Alat untuk mengukur instrumen dalam PTK ( Penelitian Tindakan Kelas )
dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi
untuk memecahkan masalah yang di hadapi.
Alat itu berupa indikator – indikator serta alat bantu yang digunakan dalam
proses penelitian berupa box, meja dan Bola yang digantung serta
penilaian keterampilan gerakan lompat jauh gaya berjalan di udara.
F.Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya
data di analisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus
sebagai berikut :
P = 100 %
(Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan.
f :Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar.
n : Jumlah siswa yang mengikuti tes.
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang dibuat skala
penilaian yang disepakati oleh guru mata pelajaran.
Tabel 1. penetapan KKM
Aspek yang dianalisis Kriteria dan skala penilaian Kompleksitas Tinggi
< 65 Sedang 65-79 Rendah 80-100 Daya Dukung Tinggi
80-100 Sedang 65-79 Rendah < 65 Intake Siswa Tinggi
37
Tabel 2. Poin/Skor pada setiap Kriteria yang ditetapkan
Aspek yang dianalisis Kriteria Pensekoran Kompleksitas Tinggi
1 Sedang 2 Rendah 3 Daya Dukung Tinggi
3 Sedang 2 Rendah 1 Intake Siswa Tinggi
3 Sedang 2 Rendah 1
Jika indikator memiliki Kriteria Kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi,
dan intake peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah ;
1 + 3 + 2
9 100 = 66,7 67
Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa
yang dikatakan tuntas apabila :
1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 67 atau persentase
ketercapaian 67 % secara perorangan.
1. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85
% siswa yang telah mendapat nilai ≥ 67 ( Pendidikan dan Latihan
Profesi Guru 79).
Dalam penelitian ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa,
jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit dari
pada sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada
tindakan sisklus dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi
56
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Dengan menggunakan alat bantu paralon yang dibuat menjadi rintangan pada siklus pertama dapat meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa kelas VIII A SMPN 19 Bandar Lampung.
2. Dengan menggunakan alat bantu box pada siklus kedua dapat
meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa kelas VIII A SMPN 19 Bandar Lampung.
3. Dengan menggunakan alat bantu bola yang digantung pada tiang bambu pada siklus ketiga dapat meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara pada siswa kelas VIII A SMPN 19 Bandar Lampung.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi peneliti agar terus mengembangkan hasil penelitian modifikasi alat
57
2. Bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 19 Bandar Lampung agar terus berlatih, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.
3. Bagi guru pendidikan jasmani agar penggunaan paralon, keset, bok dan bola yang digantung pada tiang bambu sebagai modifikasi alat bantu yang dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.
4. Bagi sekolah agar pembina sekolah dapat menjadikan referensi penggunaan modifikasi alat bantu untuk meningkatkan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.
5. Bagi mahasiswa penjaskes agar penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.
6. Bagi Program Studi Penjaskes FKIP Universitas Lampung, agar penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya berjalan di udara.
58
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994.Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Adang Suherman dan Agus Mahendra. 2001. Menuju Perkembangan Menyeluruh Menyiasati Kurikulum Pendidikan Jasmani Menengah Umum. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.
Ade Mardiana, Purwadi dan Wira Indra Satya. 2008. Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Terbuka.
Aip Syarifuddin, Eddy Suparman dan Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Peneliti; Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi.PT Rineka Cipta. Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2005.Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Danusuyogo,Suyono.2000.Pedoman Resmi Mengajar Atletik : Lari, Lompat, Lempar.Jakarta : IAAF
Depdiknas. 2004/2005. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. 2003.Proses Belajar Mengajar.PT. Bumi Aksara. Jakarta. Lutan, Rusli. (1988).Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan
Metoda. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK.
Lutan, Rusli. dan Adang Suherman. 2000. Perancanaan Pembelajaran Penjaskes. Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
59
Roji. 2007. Buku pendidikan jasmani dan kesehatan smp.Jakarta: PT. Glora Angkasa Pratama. Erlangga.
Rohani. 1997.Media Pembelajaran.(http://www.scribd.com/doc/23657962/Media Pembelajaran). Diakses tanggal 25 Januari 2011, Pukul 13.05 WIB.
Rustiyah. 1998. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem: Reneka Cipta. Jakarta.
Sadiman, Arief, dkk. 2005. Media Pendidikan Dalam Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta
Sakroni. 2004. Pendidikan Jasmani untuk SMA. MGMP Penjas SMA : DKI Jakarta
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soekamto, T Winataputra 1996, Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta.
Sopah, Djamah. 2000. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motifasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pemdidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun Ke 5 Edisi Maret 2000.
Suparman, Eddy. 2000.Pendidikan Jasmani.