ABSTRAK
PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
GAYASCHNEPPERDENGAN METODE PEMBELAJARAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IVB DI SD NEGERI 4 SAWAH LAMA,
KEC.T.KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG
T.P. 2012/2013
Oleh HAYATI
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh gayaschnepperpada siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung, Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan memberikan tindakan berupa penggunaan metode pembelajaran modifikasi alat berupa keset, kardus dan matrass serta papan tolakan (box) yang berukuran lebih lebar danbola plastik yang diletakkan di tempat pendaratan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),dengan menggunakan dua siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung, Tahun Pelajaran 2012/2013yang berjumlah 34 siswa terdiri dari 20 putra dan 14 putri. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak dasar lompat jauh gayaschnepperdengan rentang penilaian 1-3.
PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
GAYASCHNEPPERDENGAN METODE PEMBELAJARAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IVB DI SD NEGERI 4 SAWAH LAMA,
KEC.T.KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG
T.P. 2012/2013
(Skripsi)
Oleh HAYATI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
GAYASCHNEPPERDENGAN METODE PEMBELAJARAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IVB DI SD NEGERI 4 SAWAH LAMA,
KEC.T.KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG
T.P. 2012/2013
Oleh HAYATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Ruang Lingkup Penelitian... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA... 8
A. Pendidikan Jasmani... 8
B. Belajar dan Pembelajaran... 9
C. Metode Pembelajaran... 11
D. Belajar Gerak ... 12
E. Atletik... 14
F. Lompat Jauh GayaSchnepper... 15
1. Tahap Awalan ... 15
2. Tahap Tolakan... 16
3. Tahap Sikap Badan di Udara... 16
4. Tahap Sikap Mendarat ... 16
G. Modifikasi Alat ... 17
H. Kerangka Pikir ... 19
III. METODOLOGI PENELITIAN... 21
A. Metode Penelitian... 21
B. Subyek Penelitian... 23
C. Setting Penelitian ... 23
D. Rancangan Pelaksanaan Tindakan ... 23
1. Tes Awal ... 24
2. Siklus Pertama... 24
3. Siklus II ... 25
E. Teknik Pengumpulan Data... 26
F. Instrumen Penelitian... 27
G. Teknik Analisis Data... 27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 29
A. Hasil Penelitian ... 29
1. Analisis Prosentase Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh GayaSchnepper... 29
2. Analisis Prosentase Peningkatan Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh GayaSchnepper... 32
B. Pembahasan... 35
1. Refleksi Hasil Penelitian Peningkatan Gerak Dasar Lompat Jauh GayaSchnepper... 37
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 39
A. Simpulan ... 39
B. Saran... 39
DAFTAR PUSTAKA ... 41
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Deskripsi Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Jauh
Motto
Pahlawan bukanlah orang yang berani meletakkan pedangnya ke
pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup
menguasai dirinya dikala Ia marah.
(Nabi Muhammad SAW)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka
menyerah.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Akor Stepu, M.Pd. ….…………
Penguji
Bukan Pembimbing : Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. ….…………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Hayati
NPM : 1113068003
Tempat/ tanggal lahir : Lampung Selatan/ 10 November 1980
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul“PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYASCHNEPPER DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IVB DI SD NEGERI 4 SAWAH LAMA, KEC.T.KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG T.P. 2012/2013”adalah benar hasil karya penulis. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Bandar Lampung, Oktober 2012
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahhirobgil Alamin
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
Padukaku yang kucintai yang telah menemaniku selama ini, baik suka maupun
duka dan selalu memberikan kasih sayang serta masukan yang sangat berarti
agar aku berhasil meraih cita-citaku.
Anakku, Muhammad Rizky Kurniansyah yang selalu membuatku tetap
bersemangat dalam meraih keberhasilan.
Abah, Emak, Ibu Korpri dan Bapak serta ibu mertuaku yang tercinta yang
tiada henti-hentinya berdo a, mencurahkan kasih sayangnya, mendukung dan
membuat Aku selalu optimis untuk menjadi yang terbaik.
Ibu Hj. Rosmadalena, A. Ma. Yang telah memberikan bimbingan dan motivasi
kepadaku untuk meraih masa depan yang lebih gemilang.
Teman-teman di sekolah maupun teman seperjuangan yang selalu mendukung
dalam setiap langkahku.
Judul Skripsi : PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYASCHNEPPER DENGAN METODE PEMBELAJARAN
MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IVB DI SD NEGERI 4 SAWAH LAMA,
KEC.T.KARANG TIMUR BANDAR LAMPUNG T.P. 2012/2013.
Nama Mahasiswa : Hayati
Nomor Pokok Mahasiswa : 1113068003
Program Studi : Penjaskes
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Selatan pada tanggal 10 November 1980. Sebagai putri kelima dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Pungut dengan Ibu Unamah.
Penulis telah menyelesaikan Pendidikan Formal Sekolah Dasar di SDN 11 Wates Lampung Selatan tamat pada tahun 1993, kemudian melanjutkan
pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Kedondong tamat pada tahun 1997 dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 12 Bandar Lampung dan tamat pada tahun 2000. Penulis tercatat menjadi
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul”Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Schnepper Dengan Metode Pembelajaran Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama, Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Penjaskes.
4. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis. 5. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or selaku Penguji Utama.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
7. Kepala SD Negeri 4 Sawah Lama, Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas VIB tahun pelajaran 2012/2013.
8. Rekan-rekan guru SD Negeri 4 Sawah Lama, Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung .
10. Istri dan anakku, atas kasih dan sayang, doa, dan dukungan yang berimpahan. 11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2011 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan
program S1 secepatnya. Semangat.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, Oktober 2012 Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan setiap manusia dalam
proses kehidupannya. Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tersebut,
sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan
dan meningkatkan pribadi seseorang agar menjadi sosok manusia yang
beriman, cerdas, disiplin, terampil serta bertangggung jawab secara jasmani
maupun rohani yang dibentuk melalui proses belajar mengajar. Hal tersebut
dapat diperoleh oleh seseorang melalui proses pembelajaran Pendidikan
Jasmani.
Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk
meningkatkan kebugaran jasmani yang disalurkan melalui suatu proses
pembelajaran, dengan mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Tujuan
yang ingin dicapai ialah bemacam-macam mencakup pengembangan individu
secara menyeluruh, yaitu aspek jasmani, aspek mental, emosional, sosial dan
spiritual. Hal tersebut bertujuan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat.
Oleh karena itu, setiap tujuan-tujuan pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani
macam cabang olahraga, seperti bola basket, bulu tangkis, senam, atletik,
aktivitas aquatik (renang) bahkan aktivitas luar kelas (outdoor).
Salah satu materi pendidikan jasmani adalah atletik, materi yang diajarkan
terdiri dari nomor jalan, lari, lempar, dan lompat. Nomor-nomor pada atletik
tersebut memerlukan teknik dan gerakan yang benar dan irama yang tepat,
sehingga gaya yang digunakan dapat dilakukan secara aman, efisien dan
efektif. Dalam cabang olahraga atletik terdapat beberapa nomor yaitu lari,
lompat, lempar. Nomor lompat terdiri dari lompat jauh, lompat tinggi, lompat
galah dan lompat jangkit.
Lompat jauh gaya schnepper merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh
yang diajarkan bagi tingkat junior hingga senior, karena gaya schnepper
tersebut memiliki tingkat kompleksitas yang rendah dibandingkan dengan
gaya dalam lompat jauh yang lainnya. Meskipun pelaksanaan gerak dasar
lompat jauh gaya schnepper dinilai cukup mudah dan pelaksanaannya cukup
sederhana untuk dikuasai, namun dari keseluruhan jumlah siswa yang duduk
di bangku kelas IV di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang
Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 bagi siswa kelas IVB
keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper dinilai cukup sulit untuk
dikuasai.
Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan selama ± 8 tahun penulis
mengajar di sekolah tersebut, masih ditemui beberapa siswa yang kurang
senang dan kurang suka ketika guru menyampaikan materi atletik khususnya
digunakan merupakan alat pembelajaran yang sesungguhnya anak akan
merasa bosan dan enggan untuk mengikuti proses pembelajarannya dan lain
sebagainya dengan alasan tidak bisa ataupun takut. Selain itu, bagi siswa
kelas IVB di sekolah tersebut, materi pembelajaran lompat jauh gaya
schnepper merupakan materi yang dinilai sulit untuk dikuasai, terutama pada
saat melakukan tahap sikap menolak siswa merasa sulit menempatkan kaki
secara tepat pada papan tolakan sehingga siswa sering melakukan sikap
menolak dengan posisi kaki melebihi papan tolakan, kemudian saat tahap
melayang di udara, sebagian siswa tidak melentingkan badan mereka ke
belakang dan tidak meluruskan kedua kaki mereka ke depan melainkan posisi
badan tetap tegak dan posisi kaki masih ditekuk ke bawah dan pada saat tahap
mendarat masih banyak siswa yang melakukan pendaratan dengan
menggunakan satu kaki untuk bertumpu, selain itu posisi mendarat mereka
pun tidak jongkok melainkan pada posisi badan tegak. Sejauh ini hal tersebut
menyebabkan hasil pembelajaran siswa pada materi gerak dasar lompat jauh
gaya schnepper masih jauh dari hasil yang diharapkan. Hal ini diketahui dari
hasil penilaian yang dilakukan oleh guru ternyata masih banyak siswa yang
belum mampu mencapai nilai KKM yang telah ditentukan, yaitu ≥ 70.
Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan penulis saat proses pembelajaran
lompat jauh gaya schnepper, hanya diperoleh hasil ketuntasan belajar sebesar
20,59%, artinya hanya terdapat 7 siswa yang dikatakan tuntas dalam
Dilihat dari permasalahan yang terjadi di sekolah tersebut, penulis berfikir
bahwa pembelajaran atletik merupakan kombinasi antara kegembiraan gerak
dan tantangan tugas gerak yang dekat dengan pengalaman nyata. Dengan
demikian guru harus dapat memanfaatkan penggunaan alat pembelajaran
untuk memotivasi siswa melakukan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper
dengan memberikan materi yang merangsang dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan modifikasi alat berupa penggunaan keset, kardus, papan
tolakan (box) dengan ukuran lebih lebar, bola yang diletakkan di tempat
pendaratan dan matrass.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis
bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) pada siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan
Tanjung Karang Timur Bandar Lampung dengan judul “Peningkatan
Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Schnepper Dengan Metode
Pembelajaran Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah
Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2012/2013”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Rendahnya hasil belajar siswa dalam keterampilan gerak dasar lompat
jauh gaya schnepper secara keseluruhan, yaitu dari sikap tolakan, saat
2. Kurangnya pemahaman siswa dalam melakukan keterampilan gerak dasar
lompat jauh gaya schnepper.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah melalui metode pembelajaran modifikasi alat berupa keset,
kardus dan matrass dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil
pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya schnepper pada siswa kelas
IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?
2. Apakah melalui metode pembelajaran modifikasi alat berupa papan
tolakan (box) yang berukuran lebih lebar, matrass dan bola yang
diletakkan di tempat pendaratan dapat memperbaiki dan meningkatkan
hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya schnepper pada siswa
kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang
Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?
D. Ruang Lingkup Peneltian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Ruang lingkup obyek penelitian adalah siswa kelas IV di SD Negeri 4
Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung
2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah siswa kelas IVB di SD Negeri 4
Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013.
3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah SD Negeri 4 Sawah Lama
Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung.
4. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian adalah peningkatan hasil belajar
keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper dengan metode
pembeajaran modifikasi alat berupa penggunaan keset, kardus, papan
tolakan (box) dengan ukuran lebih lebar, bola yang diletakkan di tempat
pendaratan dan matrass.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar keterampilan gerak dasar lompat
jauh gaya schnepper dengan metode pembelajaran modifikasi alat pada
siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang
Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya
schnepper dengan metode pembelajaran modifikasi alat pada siswa kelas
IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh
gaya schnepper dapat dilakukan dengan menggunakan metode serta alat
pembelajaran yang tepat dan menyenangkan sehingga hasil pembelajaan
dapat diperbaiki, seperti melalui metode pembelajaran modifikasi alat.
2. Bagi guru Pendidikan Jasmani
Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Jasmani dalam
menentukan metode dan model atau pendekatan yang sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga tercapailah
keberhasilan pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya schnepper.
4. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Sebagai salah satu sumber informasi dan sumbangan pemikiran untuk
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah yang beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan prilaku hidup sehat sehari–hari. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran Pendidikan Jasmaniadalah “membantu peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan
penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani”(Depdikbud,1990:1).
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh/ meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani
pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai-nilai dan sikap positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan (Syaripudin, Mahadi, 1993:4)
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan salah satu media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.
B. Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan sustu proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik, yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, secara alami anak didik juga menjadi aktif karena adanya motivasi dan didukung oleh bermacam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang dan tugas guru adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya, keadaan ini dapat menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif. Menurut Soepartono (2001: 2) mengungkapkan bahwa belajar merupakan aktifitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya.
Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar, baik aktual maupun potensial (Noehi,Nasution,1994:2). Adapun ciri kegiatan disebut belajar adalah sebagai berikut:
2) Perubahan itu terjadi karena usaha.
Belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan. Tingkah laku ini mencangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa belajar merupakan sustu proses perubahan tingkah laku kearah yang lebihy baik, yang proses perubahan tersebut salah satunya melalui sekolah-sekolah yang ada dilingkungan masyarakat.
Sedangkan menurut Hamalik (2003:57), mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur–unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
Sudjana (1989:7) memberikan batasan pembelajaran sebagai berikut : “Kegiatan pembelajaran adalah pelaksanaan proses belajar mengajar, yakni
sesuatu proses penterjemahan dan mentransformasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada para siswa melalui interaksi belajar mengajar di sekolahan”.
Menurut Slameto (1995: 92) untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif
diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
b) Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar.
Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik
perhatian dan mudah diterima siswa.
c) Mendiagnosis faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar. Dengan demikian diharapkan pengajaran remedial akan meningkatkan
efektifitas proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwapembelajaran adalah serangkaian proses interaksi dan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan suatu pengalaman sehingga terjadinya suatu perubahan tingkah laku seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu ataupun dari yang tidak bisa menjadi bisa.
C. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan sebuah rencana yang dimanfaatkan untuk merancang pengajaran (Husdarta, 2000:35). Isi yang terkandung di dalam metode pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan instruksional. Sebagai contoh strategi pengajaran yang biasa guru terapkan pada saat proses belajar mengajar adalah manajemen kelas, pengelompokan siswa, dan penggunaan alat bantu pengajaran.
Metode pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
diartikan sebagai suatu cara, rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.
D. Belajar Gerak
Belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon– respon atau muskular, yang pada umumnya diekspedisikan dalam gerak tubuh atau bagian tubuh. Selain itu, belajar gerak adalah serangkaian proses yang berkaitan dengan latihan atau pembekalan pengalaman yang menyebabkan timbulnya perubahan menetap dalam keterampilan, dalam Sugiyanto,dkk (2004:19).
Aspek-aspek yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang atlet berusaha untuk mengerti gerakan yang dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari. Menurut Schmid dalam Lutan (1988: 102) Belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku gerak.
Lutan (1998: 156) berlangsung dalam tiga tahapan yaitu : a) Tahap Kognitif, b) Tahap Fiksasi, dan c) Tahap Otomatis.
a. Tahap Kognitif
Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik. Dalam tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh
gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.
b. Tahap Fiksasi
Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui tahap praktik secara teratur agar perubahan perilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan, peserta didik membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Lebih penting lagi peserta didik dapat mengkoreksi kesalahan. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan akan semakin meningkat.
c. Tahap Otomatis
refleks yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap gerakan semakin tepat dan penampilan semakin konsisten dan cermat.
E. Atletik
Atletik merupakan cabang atau induk dari seluruh cabang olahraga, karena dalam atletik terdapat segala aktivitas yang diperlukan dalam cabang olahraga lainnya, seperti jalan, lari dan lompat. Atletik adalah aktivitas jasmani yang kompetitif atau dapat dilombakan yang meliputi beberapa nomor lomba yang terpisah berdasarkan kemampuan gerak dasar manusia, seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar (Ballesterros, 1993: 1).
Nomor yang diperlombakan dalam atletik ada beberapa macam, diantaranya adalah lari, lempar, lompat, dan tolak. Nomor lari jarak pendek adalah 100, 200, 400 m, sedangkan jarak menengah yang dilombakan adalah 800 m dan 1500 m. Untuk jarak jauh adalah 300, 5000, 10000 m dan marathon (42,195 km). Sedangkan untuk lempar adalah lempar cakram, lempar martil, untuk tolak adalah tolak peluru dan lompat adalah lompat jauh, lompat tinggi, lompat galah, lompat jangkit.
F. Lompat Jauh GayaSchnepper
Lompat jauh merupakan salah satu nomor cabang olahraga atletik. Tujuan di dalam event lompat jauh adalah untuk memaksimalkan ukuran jarak capai lompatan. Event ini meliputi lari awalan/ancang-ancang, dan disusul oleh gerakan lompatannya sendiri yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu tumpuan pada balok tumpu, gerak melayang dan pendaratan.
Dalam proses pelaksanaan gerak dasarnya, lompat jauh ini merupakan olahraga yang menggabungkan kecepatan (speed), kekuatan (stenght), kelenturan (flexibility), daya tahan (endurance) dan ketepatan (acuration) dalam upaya untuk memperoleh jarak lompatan sejauh-jauhnya. Dalam atletik lompat jauh, ada beberapa gaya yang biasa diperagakan para pelompat, di antaranya gaya jongkok, gaya menggantung atau gaya melenting (schnepper), dan gaya jalan di udara (walking in the air). Dalam hal melakukan gerak dasar lompat jauh, seperti awalan, tolakan, melayang, dan mendarat, ketiga gaya ini pada prinsipnya sama saja. Berikut adalah karakteristik pelaksanan
keterampilan gerak dasar lompat jauhschneppermelalui beberapa tahapan (IAAF, 2000: 157), yaitu :
a. Tahap Awalan
1) Badan condong ke depan, kemudian kaki diangkat tinggi, cepat, konstan dan seirama.
2) Ayunan tangan rileks dan seirama dengan kaki dan pandangan rileks ke depan melihat papan tolak sedangkan Langkah dipercepat
b. Tahap Tolakan
1) Kaki tepat menolak dengan sekuat-kuatnya dan ayunan tangan dimulai dari belakang ke depan berlawanan dengan kaki ayun. 2) Badan agak condong ke depan dan luruskan kaki tolak dan pinggang
pada waktu menolak dengan pandangan ke depan. c. Tahap sikap badan di udara
1) Kedua kaki rapat dan diayunkan ke depan lalu diayunkan kembali ke belakang bersamaan dengan posisi badan rileks dan melenting ke belakang atau dibusungkan ke depan, kedua tangan ke atas secara bersamaan.
2) Pandangan ke depan dengan rileks, lalu kaki ayun maupun kaki tolak diluruskan sebelum mendarat.
d. Tahap sikap mendarat
1) Pada saat kedua kaki menyentuh pasir secara rileks kedua tangan ditarik ke depan kemudian badan dibungkukkan dan dorong badan ke depan.
2) Pandangan menunduk dengan rileks melihat pasir saat mendarat menggunakan kedua kaki dan kedua kaki dibengkokkan/mengeper, hindari pantat menyentuh pasir saat mendarat.
G. Modifikasi Alat
Dalam kamus besar bahasa Indonesia modifikasi adalah pengubahan dan berasal dari kata ubah yang berarti lain atau beda, mengubah dapat diartikan dengan menjadikan lain dari yang sebelumya sedangkan dari arti pengubahan adalah proses, perubahan atau cara mengubah, kemudian mengubah dapat juga diartikan pembaruan. Sedangkan menurut Bahagia dan Suherman (2000: 1) modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi
pembelajaran dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar dalam pembelajaran.
Selain itu, menurut Bahagia, Yoyo. Dkk. (2000:1) modifikasi merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh para guru agar pembelajaran
mencerminkan DAP (developmentally appropriate practice), artinya tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Oleh sebab itu, DAP
termasuk didalamnya ukuran tubuh siswa harus selalu dijadikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Alat atau media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan dalam proses pembelajaran itu sendiri. dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Hamalik dalam Arsyad Azhar (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu.
Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :
1. mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, 2. mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,
3. mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif,
4. mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana pembelajaran dan kondisi fisik yang tidak seimbang.
Modifikasi alat yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah berupa penggunaan keset, kardus, papan tolakan (box) dengan ukuran lebih lebar, bola yang diletakkan di tempat pendaratan dan matrass. Berdasarkan dari segi kegunaannya, alat modifikasi tersebut dibuat dengan jumlah yang cukup banyak sehingga memberikan kesempatan yang banyak pula bagi siswa untuk melakukan pengulangan dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gayaschnepperyang diajarkan, sehingga proses pembelajaran yang terjadi menjadi efektif dan efisien. Selain itu, dengan menggunakan modifikasi alat yang memiliki karakteristik bentuk dan ukuran lebih lebar, maka dapat
memudahkan siswa dalam hal melakukan tolakan sehingga hasil tolakan yang dihasilkan oleh siswa menjadi tinggi dan optimal, sehingga dengan
menggunakan modifikasi alat tersebut diharapkan dapat meningkatkan
SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
H. Kerangka Berpikir
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat menuntut seorang guru agar mampu menggunakan media ataupun alat-alat
pembelajaran yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan. Begitu pula dengan guru Pendidikan Jasmani, dalam menghadapi suatu keterbatasan alat pembelajaran yang tersedia di sekolah sehingga menyebabkan tidak efektif serta tidak efisisennya proses pembelajaran Pendidian Jasmani yang terjadi sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa, maka seorang guru Pendidikan Jasmani dituntut untuk dapat melakukan serta menggunakan modifikasi alat dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani yang dilakukan dengan tujuan mempermudah dan menbantu siswa dalam hal menguasai ataupun mempraktikkan keterampilan gerak dasar yang diajarkan dengan cara menciptakan alat pembelajaran dengan bentuk yang lebih sederhana tanpa mengurangi karakteristik dan fungsi dari alat pembelajaran yang sebenarnya.
Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan suatu rancangan pembelajaran yang dibuat semenarik mungkin melalui penggunaan modifikasi alat pembelajaran lompat jauh gayaschnepperberupa penggunaan keset, kardus, papan tolakan (box) dengan ukuran lebih lebar, bola yang diletakkan di tempat pendaratan dan matrass dapat meningkatkan hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar lompat jauh gayaschnepperpada siswa kelas IVB di sekolah tersebut secara optimal, karena dengan modifikasi alat yang dirancang dengan sederhana akan memudahkan siswa dalam mempraktikkan tugas gerak yang diajarkan.
I. Hipotesis
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (Classroom Action research), karena jenis penelitian
ini mampu menawarkan cara baru untuk meningkatkan atau mengefektifkan
proses belajar mengajar dengan menggunakan indikator keberhasilan proses
dan hasil pembelajaran yang terjadi.Pada proses pelaksanaanya PTK
dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan pihak lain untuk melaksanakan
penelitiannya.
Dalam PTK, desain yang digunakan adalah bersifat spesifik melalui
putaran-putaran spiral orentasi kemudian rencana, diteruskan dengan tindakan,
observasi dan refleksi. Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan
ketermapilan-keterampilan baru untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Ciri-ciri penelitian tindakan adalah sebagai berikut :
1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja.
2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah
perkembangan-perkembangan yang lebih baik.
Dalam buku pedoman pelaksanaan PTK, desain dalam satu siklus ada
beberapa komponen yang perlu dilakukan oleh peneliti dalam melakukan
penelitian yaitu : rencana, tindakan, observasi dan refleksi (Arikunto, 2007 :
50). Seperti yang digambarkan dibawah ini :
Gambar 2. Siklus Penelitian Kaji Tindak Hopkins dalam Sanjaya (2010:56)
Keterangan:
Perencanaan adalah menentukan tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap yang
Tindakan adalah melaksanakan tindakan apa yang telah direncanakan
oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang
diinginkan.
Observasi, yaitu mengamati hasil yang dilaksanakan dengan tes.
Refleksi, yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas
hasil penelitian dari berbagai kriteria.
B. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Negeri 4 Sawah Lama
Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2012/2013 yang berjumlah 34 orang, yaitu terdiri dari 20 putra dan 14 putri.
C. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan
Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Waktu Penelitian
Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dua
bulan dengan 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dalam 3 kali
pertemuan.
D. Rancangan Pelaksanaan Tindakan
Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai dua siklus (enam
saling berkaitan. Dalam pelaksanaannya, setiap proses penelitian merupakan
tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya.
Berikut adalah rancangan pelaksanaan penelitian pada siswa kelas IVB di SD
Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013, yaitu :
Tes Awal
Siklus Pertama
1. Rencana :
a) Menyiapkan instrument serta modifikasi alat pembelajaran lompat
jauh untuk proses pembelajaran siklus I, yaitu keset, kardus dan
matrass.
b) Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama
dan sebagai pendahuluan siswa melakukan pemanasan melalui
permainan, peregangan statis dan dinamis.
2. Tindakan.
a) Memperkenalkan alat dan menjelaskan cara pelaksanaan
pembelajaran yang akan digunakan untuk siklus pertama, yaitu
siswa melakukan awalan kemudian menolakkan kaki tolak pada
keset yang telah disediakan lalu mendarat pada matrass yang
digunakan sebagai pengganti bak pasir lompat jauh.
b) Siswa dibariskan 4 persab, kemudian dipanggil sesuai absensi
c) Guru menjelaskan rangkaian gerak dasar lompat jauh gaya
schnepper secara bertahap mulai dari awalan, tolakan, sikap di
udara dan tahap mendarat.
3. Observasi.
Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi,
diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi hasil dari pada
siklus pertama.
4. Refleksi.
Hasil observasi diolah lalu disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan
pada siklus pertama sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran
gerak dasar lompat jauh gaya schnepper, namun masih terdapat
kekurangan, kemudian penulis merencanakan tindakan untuk siklus
kedua, yaitu dengan menggunakan modifikasi alat berupa papan
tolakan (box) yang berukuran lebih lebar, matrass dan bola yang
diletakan di tempat pendaratan.
Siklus Kedua
1. Rencana
a) Mempersiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses
pembelajaran dan instrument yang diperlukan dalam pelaksanaan
tindakan siklus kedua, yaitu berupa papan tolakan (box) yang
berukuran lebih lebar, matrass dan bola yang diletakan di tempat
pendaratan.
2. Tindakan
a) Memperkenalkan dan menjelaskan alat pembelajaran yang akan
digunakan untuk siklus kedua berupa papan tolakan (box) yang
berukuran lebih lebar, matrass dan bola yang diletakan di tempat
pendaratan.
b) Siswa dibariskan menjadi 4 berbanjar sesuai urutan absen, untuk
melihat/ mengamati peragaan keterampilan gerak dasar lompat
jauh gaya schnepper mulai dari gerakan diperlambat sampai ke
gerakan cepat.
c) Kemudian siswa dipanggil sesuai absensi untuk mempraktikkan
keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya schnepper secara baik
dan benar.
3. Observasi
Setelah tindakan diamati, koreksi, diberikan waktu pengulangan dan
dinilai/dievaluasi hasil pada siklus kedua.
4. Refleksi
Hasil observasi siklus kedua didiskusikan diolah secara kuantitatif dan
disimpulkan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan tes keterampilan
gerak dasar lompat jauh gaya schnepper siswa secara individu dengan
menggunakan instrumen penilaian gerak dasar lompat jauh gaya schnepper
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur
pelaksanaan penelitian. Menurut Freir and Cuning Ham dalam Muhajir
(1997:58) Menyatakan bahwa “Alat untuk ukur instrument dalan PTK
dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi
untuk memecahkan masalah yang dihadapi”.
Alat ukur itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak
dasar lompat jauh gaya schnepper, bentuk indikatornya terdiri dari tahap
awalan, tolakan, sikap di udara dan tahap mendarat (IAAF: 2000) dengan
sistem penilaian jika siswa memenuhi setiap aspek pelaksanaan pembelajaran
di atas maka siswa mendapat nilai 1-3. Format penilaian tersebut terlampir
pada lampiran 1.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari tindakan di setiap siklus, selanjutnya data dianalis
melalui tabulasi, prosentase dan normatif. Untuk melihat kualitas hasil
tindakan disetiap siklus dengan rumus (Subagio 1991:107 dalam Surisman,
1997) sebagai berikut :
=
100%
Keterangan :P : prosentase keberhasilan
f : jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar
Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka dapat disimpulkan :
1. Melalui metode pembelajaran modifikasi alat berupa keset, kardus dan matrass dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gayaschnepperpada siswa kelas IVB di SD Negeri 4 Sawah Lama Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. Saran
Berdasarkan manfaat penelitian ini, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar lompat jauh gayaschnepper, sebaiknya dilakukan dengan menggunakan metode serta alat pembelajaran yang tepat dan menyenangkan sehingga hasil
pembelajaan dapat diperbaiki, seperti melalui metode pembelajaran modifikasi alat.
2. Bagi guru Pendidikan Jasmani
Ada baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan sebagai sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Jasmani dalam menentukan metode dan model atau pendekatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga tercapailah keberhasilan pembelajaran. 3. Bagi Peneliti
Sebaiknya hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan kajian untuk mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gayaschnepper.
4. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2005.Media Pengajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Bahagia, Yusuf dan Suherman. (2000).Atletik. Depdikbud Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta.
Bahagia, yoyo, dkk. 2000.Prinsip-Prinsip Pengembangan Dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdikbud : Jakarta.
Ballesteros, Jose Manuel. 1993.Pedoman Dasar Melatih Atletik. Alih bahasa oleh Suyono Danusayogo. Program Pendidikan dan Sistem Sertifikasi, Pelatihan Atletik PASI. Jakarta.
Departemen Pendidikan Kebudayaan. 1990.Panduan Pembelajaran Silabus Penjas Sekolah Dasar.
Hamalik, Oemar. 2003.Kurikulum Dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Jakarta. IAAF. 2000.Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Alih bahasa oleh
Suyono Danusayogo. Pendidikan Pelatihan dan Sistem Sertifikasi IAAF. Jakarta.
Lutan, Rusli. 1988.Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2010.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.
Slameto. 1995.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Soepartono. 2001.Sarana dan Prasarana Olahraga. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta.
Surisman. 1997. Laporan PTK : Upaya Meningkatkan Kreatifitas Siswa Melalui Alat Peraga dalam Proses Belajar Mengajar matematika di SD. 2
Segalamide Bandar Lampung.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.