• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SKRIPSI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAKAN DASAR LOMPAT TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL SKRIPSI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAKAN DASAR LOMPAT TINGGI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user JURNAL SKRIPSI

PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAKAN DASAR LOMPAT TINGGI

PADA SISWA KELAS V SDN TEGALREJO NO. 98 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Oleh:

WINDI SAIFUL FUAD K4612153

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

▸ Baca selengkapnya: analisis gerakan lompat kangkang adalah

(2)

commit to user April 2016

PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAKAN DASAR LOMPAT TINGGI

PADA SISWA KELAS V SDN TEGALREJO NO. 98 SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

Windi Saiful Fuad K4612153

Pembimbing I : Drs. Agus Margono, M.Kes.

Pembimbing II : Pomo Warih Adi, S.Pd., M.Or.

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Email : [email protected]

ABSTRAK

Windi Saiful Fuad. PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAKAN DASAR LOMPAT TINGGI PADA SISWA KELAS V SDN TEGALREJO NO. 98 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu

pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2016.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar gerakan dasar lompat tinggi pada siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 SurakartaTahun Ajaran 2015/2016.

(3)

commit to user

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta yang berjumlah 30 siswa, 18 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, tes, dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data. Analisis data menggunakan teknik diskriptif yang didasarkan analisis kualitatif dan persentase.

Pada prasiklus, hanya 13 siswa yang telah tuntas atau sekitar 43,3 % dan 17 siswa lainnya belum tuntas atau sekitar 56,7 %. Hasil belajar pada siklus I menunjukkan peningkatan, yaitu 18 siswa tuntas atau sebesar 60% % dan 13 siswa belum tuntas atau sebesar 40%. Pada siklus II, hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dengan siswa yang telah tuntas sebanyak 28 siswa atau sekitar 93,3% dan 2 siswa masih belum tuntas atau sekitar 6,67%. Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan dari praskilus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II.

Simpulan penelitian ini adalah penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar gerakan dasar lompat tinggi pada siswa kelas V SDN Tegalrejo No, 98 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

Kata Kunci : Hasil belajar Gerakan Dasar Lompat Tinggi, Penggunaan Alat Bantu

Pembelajaran,

ABSTRACT

Windi Saiful Fuad. THE USING OF TEACHING AIDS TO IMPROVE

THE BASIC MOVEMENT OF HIGH JUMP LEARNING RESULT IN FIFTH GRADE STUDENTS IN TEGALREJO NO. 98 ELEMENTARY SCHOOL SURAKARTA 2015/2016 ACADEMIC YEARS. Research Paper. Surakarta :

(4)

commit to user

Faculty Teacher Training and Education Sebelas Maret University of Surakarta, Apri 2016.

The purpose of this research is to improve the basics movements of high jump in fifth grade students of Tegalrejo No. 98 Elementari School Surakarta 2015/2016 Academic Years.

This research is a classroom action research (CAR). This study was conducted in two cycles, with each cycle consisting of two meetings. The subjects of this research were fifth grade students of Tegalrejo No. 98 Elementary School Surakarta amounting 30 students consisting of 12 boys and 18 girls. The data collection techniques are observation, testing, and documentation or files. The validity of data using triangulation technique data. Analysis of data using descriptive technique that based on a qualitative analysis as a percentage.

In pre-cycle, only 13 students were completed or counted in percentage 43,3% and 17 students were not completed or 56,7%. The learning result in first cycle, there were 18 students or 60% were completed and there were 12 students or 40% were not completed. Second cycle, the result of students learning showed improved with 28 students or 93,3% students were completed and 2 students or 6,7% students were not completed.

The conclusion of this research is to using the aids tools of learning can increase the basics movements of high jump learning result in fifth grade of Tegalrejo No. 98 Elementary School Surakarta 2015/2016 Academic years.

Keywords : Learning Result Basics Movements Of High Jump, To Using The Aids

(5)

commit to user PENDAHULUAN

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuan PJOK yakni untuk

mengembangkan aspek kebugaran

jasmani, keterampilan gerak,

keterampilan berfikir kritis,

keterampilan sosial, penalaran,

stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas

jasmani, olahraga dan kesehatan

terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. PJOK merupakan media untuk mendorong

pertumbuhan fisik, perkembangan

psikis, keterampilan motorik,

pengetahuan dan penalaran,

penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Di sekolah dasar, salah satu materi pembelajaran PJOK adalah gerakan dasar atletik. Pembelajaran gerak dasar atletik memegang peranan

penting dalam membentuk kemampuan gerak dasar siswa seperti jalan, lari, lompat, dan lempar yang merupakan gerakan alamiah manusia. Oleh karena itu, diperlukan pula tersedianya sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran PJOK di sekolah.

Sarana dan prasarana

merupakan salah satu bagian terpenting dalam mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah akan

sangat berpengaruh terhadap

pencapaian tujuan pembelajaran.

Sarana dan prasana yang lengkap akan

sangat mendukung proses dan

pencapaian tujuan pembelajaran,

sedangkan sarana dan prasarana yang kurang lengkap akan mempersulit

proses dan pencapaian tujuan

pembelajaran. Begitu juga dalam

pembelajaran PJOK di sekolah dasar sangat memerlukan ketersediaan sarana

dan prasarana yang menunjang

pembelajaran. Dalam pembelajaran

gerak dasar atletik tentunya

memerlukan sarana dan prasaran yang mendukung seperti ruang yang cukup luas untuk berjalan dan berlari, serta

(6)

commit to user

mendukung keselamatan siswa seperti bak pasir untuk melompat dan area khusus untuk melempar.

Pelaksanaan pembelajaran di kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta dengan jumlah siswa 30 yang terdiri dari 18 perempuan dan 12 laki-laki dimana terdapat satu siswa yang mengalami masalah gerak lokomotor (tidak bisa berjalan dengan normal), dengan materi gerak dasar atltetik. Materi Pokok : Lompat Tinggi, sehingga dalam proses pembelajaran, guru harus memberikan materi gerak dasar atletik berupa gerakan dasar

lompat tinggi. Berdasarkan hasil

penilaian pembelajaran dengan KKM yang ditentukan yaitu 75, terdapat 17 siswa (7 laki-laki dan 10 perempuan) dari di kelas V yang tidak dapat mencapai batas ketuntasan tersebut atau sekitar 56,7 % dari jumlah keseluruhan

siswa kelas V dengan jumlah

persentase siswa yang tuntas sebanyak 43,3% dan nilai terbaik di kelas adalah 79. Ketidaktuntasan terjadi karena seringnya siswa menjatuhkan mistar atau bahkan menabraknya.

Terdapat banyak kendala

dalam pembelajaran gerakan dasar lompat tinggi, salah satunya adalah kurangnya ruang untuk melakukan kegiatan olahraga karena kegiatan olahraga dilakukan di halaman sekolah yang kurang aman untuk kegiatan pembelajaran PJOK karena halaman yang berpaving, kemudian terdapat bak pasir yang di depannya ada sebuah pohon besar yang cukup menutupi lintasan ke bak pasir. Kebiasaan siswa yang melepas sepatu mereka ketika berolahraga, dan tidak jarang ada dari siswa yang lecet di bagian telapak kaki.

Sehingga kegiatan pembelajaran

terkadang menjadi monoton karena guru mengutamakan keselamatan siswa

dalam pembelajaran dan memilih

materi yang bisa dilaksanakan di sekolah. Selain itu untuk pembelajaran gerakan dasar lompat tinggi yang seharusnya diberikan materi gerak

dasar mulai dari awalan, saat

melompat, melewati mistar, dan

mendarat hanya dilakukan sebisa yang dilakukan siswa tanpa ada proses pengenalan gerakan. Karena pada dasarnya, ketersediaan sarana dan

(7)

commit to user

prasarana pembelajaran atletik di SDN Tegalrejo sudah termasuk lengkap.

Namun pembelajaran lebih

mengarahkan siswa ke pembelajaran teknik bukan gerak dasar, sehingga tujuan dari proses pembelajaran tidak tercapai. Sedangkan peralatan yang mendukung untuk gerak dasar tidak digunakan karena keterbatasan ruang yang tersedia.

Hasil wawancara dengan guru PJOK di SDN Tegalrejo No. 98, masalah yang menjadi penghambat pembelajaran PJOK adalah terbatasnya area untuk kegiatan pembelajaran,

sehingga ada beberapa materi

pembelajaran yang bersifat permainan tidak dapat dilaksanakan. Selain siswa di SDN Tegalrejo No. 98 lebih nyaman mengikuti pembelajaran PJOK tanpa bersepatu sehingga tidak jarang kaki mereka lecet bahkan terluka.

Berdasarkan permasalah di

atas, maka pemikiran yang muncul

dalam pemecahan permasalahan

tersebut adalah mendesain

pembelajaran gerakan dasar lompat tinggi dengan ketersediaan ruang yang

ada menggunakan alat bantu

pembelajaran dan mengutamakan

keselamat siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Peralatan yang tersedia digunakan secara maksimal ditambah

dengan penggunaan alat bantu

sederhana yang bisa didapat dengan mudah dan harga yang terjangkau dengan harapan dapat membantu proses pembelajaran gerakan dasar lompat tinggi dan meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran.

KAJIAN PUSTAKA

Atletik merupakaan cabang olahraga yang paling tua usianya. Gerakan yang terdapat dalam olahraga ini merupakan gerak dasar yang dilakukan manusia, misalnya jalan, lari, lompat, dan lempar. Seiring dengan

perkembangan olahraga atletik,

semakin banyak pula peminat olahraga atletik salah satunya adalah lompat

tinggi. Banyak ahli yang

mendefinisikan pengertian dari lompat

tinggi. Giri Wiarto (2013:36)

menyatakan bahwa: Lompat tinggi adalah suatu bentuk melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki depan ke atas sebagai upaya membawa titik berat

(8)

commit to user

dengan setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendarat) dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki

untuk mencapat suatu ketinggian

tertentu. Peralatan yang diperlukan untuk terlaksaknanya lompat tinggi, seperti penjelasan Munasifah (2008:26) mengenai peralatan lompat tinggi adalah sebagai berikut ,” Dalam olahraga atletik lompat tinggi ada

beberapa peralatan yang harus

dipersiapkan sebelum pelaksanaan

dimulai. Adapun peralatan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Lapangan 2) Meteran dengan mistar 3) Matras”.

Ada beberapa gerakan dasar ataupun teknik dasar yang harus dipahami dan dipelajari terlebih dahulu. Menurut Dikdik Zafar Sidik (2010:76), “Lompat tinggi terbagi dalam fase-fase:

1) Lari awalan (approach), 2)

Bertumpu/bertolak (take-of), 3)

Melayang (flight), 4 ) Mendarat

(landing)”. Keberhasilan lompatan

dipengaruhi banyak faktor salah

satunya adalah gaya yang digunakan. Dalam lompat tinggi ada beberapa gaya

yang sering digunakan dalam

pertandingan, Tri Minarsih, Acep Hadi,

dan Hanjaeli ( 2010:78)

menyebutkan,”Ada empat jenis gaya yang ada dalam lompat tinggi, yaitu gaya gunting (scissors), gaya guling perut (straddle), gaya guling samping (western roll), dan gaya telentang (flop)”.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam

keseluruhan proses pendidikan di

sekolah. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung

kepada bagaimana proses belajar

dialami oleh siswa sebagai anak didik. Banyak pengertian belajar menurut para ahli, Khanifatul (2013:14) berpendapat ,”Belajar adalah proses perubahan

perilaku untuk memperoleh

pengetahuan, kemampuan, dan sesuatu hal baru serta diarahkan pada satu tujuan”. Menurut Nana Sudjana (2009 : 3),” Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah melalui proses mengajar, perubahan tingkah laku tersebut mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor”.

Pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran

(9)

commit to user

berarti proses, cara, perbuatan

menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 (20), pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kemudian Agus Kristiyanto (2010:121) menambahkan,” Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkugan belajar”. kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari komponen-komponen di dalamnya. Bantu Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki peran yang penting sebagai salah satu

komponen sistem pembelajaran.

Khanifatul

(2013:30)menjelaskan,”Secara umum, media pembelajaran berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan bahan pembelajaran

sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran”.

Agus Kristiyanto (2010:129)

menjelaskan pengertian alat bantu sebagai berikut,”Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik

dalam menyampaikan materi

pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena

berfungsi untuk membantu dan

mempraktikkan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran”.

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) dilaksanakan di SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta. Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 18 perempuan dan 12 laki-laki.Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari :

1. Tes

Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil geraka dasar

lompat tinggi siswa dengan

menggunakan alat bantu

pembelajaran. 2. Observasi

Observasi digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang

(10)

commit to user

guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar gerakan dasar lompat tinggi menggunakan alat bantu pembelajaran.

Cara untuk mengembangkan kualitas data penelitian. Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian. Validitas dalam

Penelitan Tindakan Kelas ini

menggunakan: Triangulasi data, yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda. Triangulasi sumber, yaitu mengkroscekkan data yang diperoleh dengan informan atau narasumber yang lain baik dari siswa, guru lain, atau pihak-pihak yang lain (kepala sekolah, rekam guru, orang tua/wali murid). Triangulasi metode, yaitu mengumpulkan data dengan metode yang berbeda agar hasilnya lebih mantap (observasi dan tes) sehingga didapat hasil yang akurat mengenai subjek. Teknik analisis data diperoleh dari data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan dari pelaksanaan

siklus Penelitian Tindakan Kelas

dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan menggunakan persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pra Tindakan

Berdasarkan hasil diskripsi

rekapitulasi data awal sebelum

diberikan tindakan maka dapat

dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum menunjukkan hasil yang baik, persentase hasil belajar dengan kriteria cukup 43,3 % kurang 36,7 %, dan kurang sekali 20 %.

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

1. Siklus I

a. Rencana Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan tindakan I

peneliti dan guru penjaskes

mendiskusikan rancangan tindakan

yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus

(11)

commit to user

I. Melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan siklus I diadakan selama 2 kali pertemuan.

b. Pelaksanaan Tindakan I

Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan, yakni sesuai jadwal mata pelajaran PJOK Kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta pada hari selasa 23 Februari 2016, dan 22 Maret 2016 di SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 4 x 35 menit (4JP). Sesuai dengan RPP pada siklus I

ini pembelajaran dilakukan oleh

peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.

1) Pertemuan I

Materi pada pelaksanaan

tindakan I, pertemuan pertama (Selasa 23 Februari 2016) adalah materi gerakan dasar lompat tinggi yang terdiri dari materi berlari dan melompat dengan menggunakan alat

bantu pembelajaran. Dalam

penelitian ini peniliti berperan

sebagai guru yang memberikan materi pembelajaran, namun guru PJOK tetap memberi pengawasan

pada proses pembelajaran dan

penilaian ketika pengambilan nilai berlangsung

2) Pertemuan II

Materi pada pelaksaan pelaksanaan tindakan 1, pertemuan kedua ( Selasa, 22 Maret 2016) adalah materi gerakan dasar lompat tinggi yang terdiri dari melompat, serta melewati mistar dan mendarat menggunakan alat bantu pembelajaran. Peneliti berperan sebagai

guru yang memberikan materi

pembelajaran, namun guru PJOK tetap memberi pengawasan pada proses

pembelajaran dan penilaian

berlangsung.

c. Observasi dan Interpretasi Tindakan I

Berdasarkan hasil

pengamatan/observasi dan tes selama tindakan siklus I berlangsung hasil pembelajaran yang diperoleh siswa dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1) Hasil belajar siswa dalam materi gerakan dasar lompat tinggi setelah tindakan siklus I

dilaksanakan menunjukkan

hasil capaian siswa dengan kriteria Baik Sekali 3,3%, Baik

(12)

commit to user

13,3%, Cukup 43,3%, Kurang 30%, dan Kurang Sekali 10%.

2) Siswa yang telah tuntas

mencapai 18 siswa, dan 12 siswa masih belum tuntas. .

d. Analisis dan Refleksi Tindakan I

Berdasarkan hasil belajar yang dicapai siswa pada pada siklus I dapat

diketahui bahwa masih belum

menunjukkan hasil yang memuaskan

sehingga pembelajaran perlu

dilanjutkan pada siklus berikutnya.

e. Deskripsi Data Tindakan I

Berdasarkan hasil deskripsi siklus I, hasil belajar materi gerakan dasar lompat tinggi pada siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 setelah diberikan tindakan I adalah 18 siswa atau 60% sudah tuntas, sedangkan 12 siswa 40% belum tuntas.

II. Siklus II

a. Rencana Tindakan Siklus I

Tindakan siklus II akan dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret dan 5 April Tahun 2016 di SDN Tegalrejo No. 98

Surakarta. Peneliti dan guru PJOK bersangkutan mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana pada tindakan siklus II mengacu pada hasil analisis dan refleksi pada tindakan siklus I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pada hari Selasa, 29 Maret 2016 dan Selasa, 5 April 2016 di SDN Tegalrejo No. 98

Surakarta dan setiap pertemuan

dilaksanakan selama 4 x 35 menit (4JP). Sesuai dengan RPP siklus II ini, peneliti berperan sebagai guru untuk

memberikan materi pembelajaran

sekaligus melakukan observasi proses penelitiaan dibantu oleh guru PJOK. Seluruh proses dalam tindakan siklus II ini adalah penguatan materi ajar gerakan dasar lompat tinggi dengan menggunakan alat bantu pembelajaran

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret 2016 dengan materi gerakan dasar lompat tinggi.

(13)

commit to user

Pelaksanaan pembelajaran pada

pertemuan pertama ini sama dengan tindakan siklus I, hanya saja ada sedikit perbedaan dalam jumlah alat yang lebih banyak untuk membantu siswa lebih mudah memahami dan melaksanakan materi yang diberikan.

2) Pertemuan II

Pertemuan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 5 April 2016,

pelaksanaan sama dengan siklus

sebelumnya, namun ada tambahan garis bantu berupa lakban hitam pada materi

terakhir yang ditujukan untuk

membantu siswa dalam melakukan awalan.

c. Observasi dan Interpretasi

Berdasarkan hasil

pengamatan/observasi selama

pelaksanaan tindakan siklus II

berlangsung, hasil belajar yang

diperoleh siswa dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1) Hasil belajar siswa dalam

pembelajaran materi gerakan

dasar lompat tinggi setelah

tindakan siklus II menunjukkan hasil yang baik dengan kriteria capaian Baik Sekali 33,33%, Baik

33,33%, Cukup 26,67%, Kurang 0 %, Kurang Sekali 6,67%.

2) Jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 26 siswa atau sebesar 93,3%, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau sebesar 6,7%. Sehingga dapat dikatan telah mencapai indikator

capaian keberhasilan sebesar

80%.

d. Analisis dan Refleksi Tindakan II

Hasil belajar siswa dalam materi gerakan dasar lompat tinggi setelah tindakan siklus II menunjukkan hasil yang baik. Siswa yang tuntas mencapai 93,3 %, sedangkan siswa yang belum tuntas sebesar 6,7%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II tersebut maka penelitian tindakan kelas

telah memenuhi target yang

diharapkan.

e. Deskripsi Data Tindakan II

Berdasarkan hasil deskripsi siklus II, hasil belajar materi gerakan dasar lompat tinggi menggunakan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta setelah diberikan tindakan siklus II sangat baik dengan capai ketuntasan sebesar 93,3%

(14)

commit to user

% dari total keseluruhan adalah 30 siswa.

C. Rekapitulasi Hasil Tindakan Antar Siklus

Perbandingan hasil belajar

gerakan dasar lompat tinggi pada siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta pada akhir siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut :

D. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penggunaan alat bantu

pembelajaran dalam pembelajaran

gerakan dasar lompat tinggi pada siklus I dan siklus II pada siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta terjadi peningkatan pada siklus I dengan capaian sebesar 60% dari total 30

siswa, sebanyak 18 siswa telah tuntas dan 12 siswa belum tuntas. Hal ini disebabkan penggunaan alat bantu pembelajaran yang membuat siswa

lebih tertarik dalam mengikuti

pembelajaran dan memilik banyak variasi dalam pembelajaran. Melalui penggunaan alat bantu pembelajaran, materi gerakan dasar lompat tinggi diberikan kepada siswa kelas V ke dalam 11 materi yang tebagi dalam (1) berlari, (2) melompat, (3) melewati mistar dan mendarat. Siswa menjadi lebih mudah memahami pembelajaran gerakan dasar lompat tinggi, namun masih terdapat siswa yang belum begitu

memahami pembelajaran, karena

pembelajaran yang diberikan tergolong hal yang baru untuk siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta terutama bagi siswi putri yang kesulitan pada pembelajaran melewati mistar dan mendarat.

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I maka pada siklus II diberikan perbaikan materi dan penambahan alat bantu yang diperlukan untuk membantu siswa lebih mudah dalam memahami pembelajaran. Penambahan alat bantu 13 Siswa 18 Siswa 28 SIswa 17 Siswa 12 Siswa 2 Siswa 0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0% 80,0% 90,0% 100,0%

Prasiklus Siklus I Siklus II

Per se nt ase (% ) TUNTAS T. TUNTAS

(15)

commit to user

pembelajaran digunakan untuk

mempermudah siswa dalam

pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Hasil belajar gerakan dasar

lompat tinggi pada siklus II

menunjukkan peningkatan hasil belajar

siswa dengan capaian ketuntasan

seebesar 93,3% dan belum tuntas sebesar 6,7 % karena belum mencapai kriteria yang ditentukan.

Berdasarkan pembahsan di atas, maka hasil belajar siswa mengalami

peningkatan yang signifikan dari

prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II.

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Hasil belajar gerakan dasar lompat tinggi yang telah dikemukakan di atas

dapat ditarik kesimpulan bahwa

penggunaan alat bantu pembelajaran

dapat meningkatkan hasil belajar

gerakan dasar lompat tinggi pada siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016..

B. IMPLIKASI

Implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Penelitian ini memberikan suatu

gambaran yang jelas bahwa

keberhasilan proses pembelajaran tergantung beberapa faktor yang berasal dari pihak guru, siswa dan

penggunaan alat batu

pembelajaran.

2. Memberikan deskripsi yang jelas bahwa penggunaan alat bantu

pembelajaan yang disesuaikan

dengan kebutuhan materi dan

kemampuan siswa dapat

meningkatkan hasil belajar gerakan dasar lompat tinggi, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru PJOK khususnya di SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta untuk meningkatkan keterampilan siswa

dalam olahraga dengan

memanfaatkan alat bantu

pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan.

3. Penggunaan alat bantu

(16)

commit to user

hasil belajar gerakan dasar lompat tinggi memberikan pengalaman yang baru bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa menjadi antusias dan lebih mudah memahami pembelajaran.

4. Penggunaan alat bantu

pembelajaran terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar gerakan

dasar lompat tinggi dalam

pembelajaran PJOK dan

mempengaruhi hasil belajar siswa

secara keseluruhan sehingga

kualitas pemebelajaran meningkat.

5. Penggunaan alat bantu

pembelajaran dalam materi

gerakan dasar lompat tinggi dalam

mata pelajaran PJOK SDN

Tegalrejo NO. 98 Surakarta, akan lebih efektif bila guru membuat

inovasi-inovasi pembelajaran,

sehingga guru dapat memanfaatkan alat bantu yang ada dengan optimal

dalam meningkatkan kualitas

belajar PJOK.

6. Penggunaan alat bantu

pembelajaran untuk materi gerakan dasar lompat tinggi bagi siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98

Surakarta secara efektif hasilnya dirasakan semua pihak, baik oleh

guru pelaksanan pembelajaran,

maupun siswa dalam belajar

gerakan dasar lompat tinggi.

7. Penggunaan alat bantu

pembelajaran akan lebih efektif

dalam pembelajaran di SDN

Tegalrejo No. 98 Surakarta apabila

guru sering berinovasi dan

melakukan perannya sebagai

fasilitator, motivator, inspirator, dan pembimbing bagi siswa dalam pembelajran yang dibangun secara harmonis dan kekeluargaan.

.

C. SARAN

1. Saran Pada Pihak Pengguna

Saran Pada Pihak Pengguna yaitu Guru PJOK SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta antara lain :

a. Guru-guru diharapkan

memanfaatkan alat bantu yang

tersedia sebagai alternatif

pembelajaran PJOK, karena

penggunaan alat bantu

pembelajaran dapat

meningkatkan pemahaman dan antusias siswa salah satunya

(17)

commit to user

dalam pembelajaran materi

gerakan dasar lompat tinggi. b. Dalam penggunaan alat bantu

pembelajaran, guru hendaknya lebih sering melakukan inovasi

dalam memberikan materi,

sehingga siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran dan mendapat pengalaman baru dalam pembelajaran PJOK.

c. Guru dapat memanfaatkan

penggunaan alat bantu

pembelajaran pada siswa kelas

lainnya baik kelas bawah

maupun kelas atas dengan

menyesuaikan materi dan

kemampuan siswa dalam

melaksanakan materi

pembelajaran PJOK yang

diberikan.

2. Saran Pada Pihak Peneliti Berikutnya

Penelitian ini juga

mempunyai keterbatasan, oleh

karena itu dipandang perlu adanya

saran dan rekomendasi bagi

peneliti berikutnya, antara lain : a. Bagi peneliti berikutnya perlu

menindak lanjuti dengan

penelitian-penelitian pada

siswa kelas lainnya, sehingga diperoleh pembelajaran yang

sesuai dengan kemampuan

siswa dan sesuai dengan

perkembangan siswa SD. b. Perlu penyesuaian permainan

dengan menyesuaikan

perkembangan gerak siswa

pada peneliti berikutnya.

c. Bagi peneliti berikutnya agar mau menindak lanjuti hasil temuan di lapangan seperti subjek penelitian dalam skala yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kristiyanto. (2010). Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani & Kepelatihan Olahraga.

Surakarta : UNS Press

Amung Ma’mun Dan Yudha M.Saputra (2000). Perkembangan Gerak

Dan Belajar Gerak.

Departemen Pendidikan

Nasional

Aunurrahman. (2009). Belajar Dan

Pembelajaran. Bandung :

(18)

commit to user

Dikdik Zafar Sidik. (2010). Mengajar

Dan Melatih Atletik.

Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Tim Penyusun Pedoman Skripsi

UNS.(2012). Pedoman

Penulisan Skripsi. Surakarta :

FKIP UNS.

Giri Wiarto .(2013).Atletik.

Yogyakarta:Graha Ilmu Husdarta Dan Yudha M. Saputra.

(2000). Perkembangan

Peserta Didik. Departemen Pendidikan Nasional

Khanifatul. (2013). Pembelajaran

Inovatif. Jogjakarta :

Ar-Ruzz Media

M. Sobry Sutikno. (2013). Belajar Dan

Pembelajaran Upaya Kreatif

Dalam Mewujudkan

Pembelajaran yang Berhasil.

Lombok : Holistica

Munasifah. (2008). Atletik Cabang

Lompat. Semarang : Aneka

Ilmu

Nana Sudjana.(2000). Penilaian Hasil

Prosess Belajar Mengajar.

Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Pirie. (2013). Evolution Of High Jump. Http://Pinoyathletics.Info/2

013/07/Evolution-The-High-Jump/. Diakses Pada Hari Rabu, 27 Januari 2016 Pukul 19.00.

Slameto. (2003). Belajar dan

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhinya. Jakarta :

PT Rineka Cipta

Suyono., Hariyanto. (2011). Belajar

Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar. Bandung

: PT Remaja Rosdakarya Syaiful Bahri Djamarah.Dan Aswan

Zain.(2010). Strategi Belajar

Mengajar. Jakarta :PT Rineka Cipta

Tri Minarsih., Acep Hadi, & Hanjaeli.

(2010). Asyiknya

Berolahraga 5 Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan Untuk Sekolah Dasar (Sd) / Madrasah Ibtidaiyah (Mi) Kelas V.

Jakarta : Pusat Perbukuan Undang-Undang Republik Indonesia

No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul ” UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT TINGGI GAYA GUNTING MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS V DI SDN 2 LUGUSARI PRINGSEWU” adalah

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Stradale Menggunakan Modifikasi Alat pada Siswa Kelas V SDN 6 Bagelan

Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Simpulan penelitian ini sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran lompat jauh dengan alat bantu dan tanpa alat bantu terhadap

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT BANTU REAKSI GERAKAN TANGAN BAGI KAUM DISABILITAS Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu.. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT

PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS X MAN SUKOHARJO TAHUN.. Skripsi ini disusun untuk

straddle adalah menganti alat bantu yang sesungguhnya (mistar lompatan) dengan memodifikasi alat bantu berupa tali dan kotak dalam pembelajaran lompat tinggi gaya

Penelitian dengan judul peningkatan hasil belajar lompat jauh melalui pendekatan pembelajaran kontekstual penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SDN III