commit to user JURNAL SKRIPSI
PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAKAN DASAR LOMPAT TINGGI
PADA SISWA KELAS V SDN TEGALREJO NO. 98 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Oleh:
WINDI SAIFUL FUAD K4612153
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
▸ Baca selengkapnya: analisis gerakan lompat kangkang adalah
(2)commit to user April 2016
PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAKAN DASAR LOMPAT TINGGI
PADA SISWA KELAS V SDN TEGALREJO NO. 98 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
Windi Saiful Fuad K4612153
Pembimbing I : Drs. Agus Margono, M.Kes.
Pembimbing II : Pomo Warih Adi, S.Pd., M.Or.
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email : [email protected]
ABSTRAK
Windi Saiful Fuad. PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAKAN DASAR LOMPAT TINGGI PADA SISWA KELAS V SDN TEGALREJO NO. 98 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu
pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2016.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar gerakan dasar lompat tinggi pada siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 SurakartaTahun Ajaran 2015/2016.
commit to user
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta yang berjumlah 30 siswa, 18 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, tes, dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data. Analisis data menggunakan teknik diskriptif yang didasarkan analisis kualitatif dan persentase.
Pada prasiklus, hanya 13 siswa yang telah tuntas atau sekitar 43,3 % dan 17 siswa lainnya belum tuntas atau sekitar 56,7 %. Hasil belajar pada siklus I menunjukkan peningkatan, yaitu 18 siswa tuntas atau sebesar 60% % dan 13 siswa belum tuntas atau sebesar 40%. Pada siklus II, hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dengan siswa yang telah tuntas sebanyak 28 siswa atau sekitar 93,3% dan 2 siswa masih belum tuntas atau sekitar 6,67%. Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan dari praskilus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II.
Simpulan penelitian ini adalah penggunaan alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar gerakan dasar lompat tinggi pada siswa kelas V SDN Tegalrejo No, 98 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
Kata Kunci : Hasil belajar Gerakan Dasar Lompat Tinggi, Penggunaan Alat Bantu
Pembelajaran,
ABSTRACT
Windi Saiful Fuad. THE USING OF TEACHING AIDS TO IMPROVE
THE BASIC MOVEMENT OF HIGH JUMP LEARNING RESULT IN FIFTH GRADE STUDENTS IN TEGALREJO NO. 98 ELEMENTARY SCHOOL SURAKARTA 2015/2016 ACADEMIC YEARS. Research Paper. Surakarta :
commit to user
Faculty Teacher Training and Education Sebelas Maret University of Surakarta, Apri 2016.
The purpose of this research is to improve the basics movements of high jump in fifth grade students of Tegalrejo No. 98 Elementari School Surakarta 2015/2016 Academic Years.
This research is a classroom action research (CAR). This study was conducted in two cycles, with each cycle consisting of two meetings. The subjects of this research were fifth grade students of Tegalrejo No. 98 Elementary School Surakarta amounting 30 students consisting of 12 boys and 18 girls. The data collection techniques are observation, testing, and documentation or files. The validity of data using triangulation technique data. Analysis of data using descriptive technique that based on a qualitative analysis as a percentage.
In pre-cycle, only 13 students were completed or counted in percentage 43,3% and 17 students were not completed or 56,7%. The learning result in first cycle, there were 18 students or 60% were completed and there were 12 students or 40% were not completed. Second cycle, the result of students learning showed improved with 28 students or 93,3% students were completed and 2 students or 6,7% students were not completed.
The conclusion of this research is to using the aids tools of learning can increase the basics movements of high jump learning result in fifth grade of Tegalrejo No. 98 Elementary School Surakarta 2015/2016 Academic years.
Keywords : Learning Result Basics Movements Of High Jump, To Using The Aids
commit to user PENDAHULUAN
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Tujuan PJOK yakni untuk
mengembangkan aspek kebugaran
jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berfikir kritis,
keterampilan sosial, penalaran,
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas
jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. PJOK merupakan media untuk mendorong
pertumbuhan fisik, perkembangan
psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Di sekolah dasar, salah satu materi pembelajaran PJOK adalah gerakan dasar atletik. Pembelajaran gerak dasar atletik memegang peranan
penting dalam membentuk kemampuan gerak dasar siswa seperti jalan, lari, lompat, dan lempar yang merupakan gerakan alamiah manusia. Oleh karena itu, diperlukan pula tersedianya sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran PJOK di sekolah.
Sarana dan prasarana
merupakan salah satu bagian terpenting dalam mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah akan
sangat berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran.
Sarana dan prasana yang lengkap akan
sangat mendukung proses dan
pencapaian tujuan pembelajaran,
sedangkan sarana dan prasarana yang kurang lengkap akan mempersulit
proses dan pencapaian tujuan
pembelajaran. Begitu juga dalam
pembelajaran PJOK di sekolah dasar sangat memerlukan ketersediaan sarana
dan prasarana yang menunjang
pembelajaran. Dalam pembelajaran
gerak dasar atletik tentunya
memerlukan sarana dan prasaran yang mendukung seperti ruang yang cukup luas untuk berjalan dan berlari, serta
commit to user
mendukung keselamatan siswa seperti bak pasir untuk melompat dan area khusus untuk melempar.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta dengan jumlah siswa 30 yang terdiri dari 18 perempuan dan 12 laki-laki dimana terdapat satu siswa yang mengalami masalah gerak lokomotor (tidak bisa berjalan dengan normal), dengan materi gerak dasar atltetik. Materi Pokok : Lompat Tinggi, sehingga dalam proses pembelajaran, guru harus memberikan materi gerak dasar atletik berupa gerakan dasar
lompat tinggi. Berdasarkan hasil
penilaian pembelajaran dengan KKM yang ditentukan yaitu 75, terdapat 17 siswa (7 laki-laki dan 10 perempuan) dari di kelas V yang tidak dapat mencapai batas ketuntasan tersebut atau sekitar 56,7 % dari jumlah keseluruhan
siswa kelas V dengan jumlah
persentase siswa yang tuntas sebanyak 43,3% dan nilai terbaik di kelas adalah 79. Ketidaktuntasan terjadi karena seringnya siswa menjatuhkan mistar atau bahkan menabraknya.
Terdapat banyak kendala
dalam pembelajaran gerakan dasar lompat tinggi, salah satunya adalah kurangnya ruang untuk melakukan kegiatan olahraga karena kegiatan olahraga dilakukan di halaman sekolah yang kurang aman untuk kegiatan pembelajaran PJOK karena halaman yang berpaving, kemudian terdapat bak pasir yang di depannya ada sebuah pohon besar yang cukup menutupi lintasan ke bak pasir. Kebiasaan siswa yang melepas sepatu mereka ketika berolahraga, dan tidak jarang ada dari siswa yang lecet di bagian telapak kaki.
Sehingga kegiatan pembelajaran
terkadang menjadi monoton karena guru mengutamakan keselamatan siswa
dalam pembelajaran dan memilih
materi yang bisa dilaksanakan di sekolah. Selain itu untuk pembelajaran gerakan dasar lompat tinggi yang seharusnya diberikan materi gerak
dasar mulai dari awalan, saat
melompat, melewati mistar, dan
mendarat hanya dilakukan sebisa yang dilakukan siswa tanpa ada proses pengenalan gerakan. Karena pada dasarnya, ketersediaan sarana dan
commit to user
prasarana pembelajaran atletik di SDN Tegalrejo sudah termasuk lengkap.
Namun pembelajaran lebih
mengarahkan siswa ke pembelajaran teknik bukan gerak dasar, sehingga tujuan dari proses pembelajaran tidak tercapai. Sedangkan peralatan yang mendukung untuk gerak dasar tidak digunakan karena keterbatasan ruang yang tersedia.
Hasil wawancara dengan guru PJOK di SDN Tegalrejo No. 98, masalah yang menjadi penghambat pembelajaran PJOK adalah terbatasnya area untuk kegiatan pembelajaran,
sehingga ada beberapa materi
pembelajaran yang bersifat permainan tidak dapat dilaksanakan. Selain siswa di SDN Tegalrejo No. 98 lebih nyaman mengikuti pembelajaran PJOK tanpa bersepatu sehingga tidak jarang kaki mereka lecet bahkan terluka.
Berdasarkan permasalah di
atas, maka pemikiran yang muncul
dalam pemecahan permasalahan
tersebut adalah mendesain
pembelajaran gerakan dasar lompat tinggi dengan ketersediaan ruang yang
ada menggunakan alat bantu
pembelajaran dan mengutamakan
keselamat siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Peralatan yang tersedia digunakan secara maksimal ditambah
dengan penggunaan alat bantu
sederhana yang bisa didapat dengan mudah dan harga yang terjangkau dengan harapan dapat membantu proses pembelajaran gerakan dasar lompat tinggi dan meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran.
KAJIAN PUSTAKA
Atletik merupakaan cabang olahraga yang paling tua usianya. Gerakan yang terdapat dalam olahraga ini merupakan gerak dasar yang dilakukan manusia, misalnya jalan, lari, lompat, dan lempar. Seiring dengan
perkembangan olahraga atletik,
semakin banyak pula peminat olahraga atletik salah satunya adalah lompat
tinggi. Banyak ahli yang
mendefinisikan pengertian dari lompat
tinggi. Giri Wiarto (2013:36)
menyatakan bahwa: Lompat tinggi adalah suatu bentuk melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki depan ke atas sebagai upaya membawa titik berat
commit to user
dengan setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh (mendarat) dengan jalan melakukan tolakan pada salah satu kaki
untuk mencapat suatu ketinggian
tertentu. Peralatan yang diperlukan untuk terlaksaknanya lompat tinggi, seperti penjelasan Munasifah (2008:26) mengenai peralatan lompat tinggi adalah sebagai berikut ,” Dalam olahraga atletik lompat tinggi ada
beberapa peralatan yang harus
dipersiapkan sebelum pelaksanaan
dimulai. Adapun peralatan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Lapangan 2) Meteran dengan mistar 3) Matras”.
Ada beberapa gerakan dasar ataupun teknik dasar yang harus dipahami dan dipelajari terlebih dahulu. Menurut Dikdik Zafar Sidik (2010:76), “Lompat tinggi terbagi dalam fase-fase:
1) Lari awalan (approach), 2)
Bertumpu/bertolak (take-of), 3)
Melayang (flight), 4 ) Mendarat
(landing)”. Keberhasilan lompatan
dipengaruhi banyak faktor salah
satunya adalah gaya yang digunakan. Dalam lompat tinggi ada beberapa gaya
yang sering digunakan dalam
pertandingan, Tri Minarsih, Acep Hadi,
dan Hanjaeli ( 2010:78)
menyebutkan,”Ada empat jenis gaya yang ada dalam lompat tinggi, yaitu gaya gunting (scissors), gaya guling perut (straddle), gaya guling samping (western roll), dan gaya telentang (flop)”.
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam
keseluruhan proses pendidikan di
sekolah. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung
kepada bagaimana proses belajar
dialami oleh siswa sebagai anak didik. Banyak pengertian belajar menurut para ahli, Khanifatul (2013:14) berpendapat ,”Belajar adalah proses perubahan
perilaku untuk memperoleh
pengetahuan, kemampuan, dan sesuatu hal baru serta diarahkan pada satu tujuan”. Menurut Nana Sudjana (2009 : 3),” Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah melalui proses mengajar, perubahan tingkah laku tersebut mencangkup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor”.
Pembelajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran
commit to user
berarti proses, cara, perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 (20), pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kemudian Agus Kristiyanto (2010:121) menambahkan,” Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkugan belajar”. kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari komponen-komponen di dalamnya. Bantu Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki peran yang penting sebagai salah satu
komponen sistem pembelajaran.
Khanifatul
(2013:30)menjelaskan,”Secara umum, media pembelajaran berarti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan bahan pembelajaran
sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran”.
Agus Kristiyanto (2010:129)
menjelaskan pengertian alat bantu sebagai berikut,”Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik
dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena
berfungsi untuk membantu dan
mempraktikkan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran”.
METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dilaksanakan di SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta. Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 18 perempuan dan 12 laki-laki.Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari :
1. Tes
Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil geraka dasar
lompat tinggi siswa dengan
menggunakan alat bantu
pembelajaran. 2. Observasi
Observasi digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
commit to user
guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar gerakan dasar lompat tinggi menggunakan alat bantu pembelajaran.
Cara untuk mengembangkan kualitas data penelitian. Triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian. Validitas dalam
Penelitan Tindakan Kelas ini
menggunakan: Triangulasi data, yaitu data yang sama akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda. Triangulasi sumber, yaitu mengkroscekkan data yang diperoleh dengan informan atau narasumber yang lain baik dari siswa, guru lain, atau pihak-pihak yang lain (kepala sekolah, rekam guru, orang tua/wali murid). Triangulasi metode, yaitu mengumpulkan data dengan metode yang berbeda agar hasilnya lebih mantap (observasi dan tes) sehingga didapat hasil yang akurat mengenai subjek. Teknik analisis data diperoleh dari data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan dari pelaksanaan
siklus Penelitian Tindakan Kelas
dianalisis secara diskriptif kualitatif dengan menggunakan persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan
Berdasarkan hasil diskripsi
rekapitulasi data awal sebelum
diberikan tindakan maka dapat
dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum menunjukkan hasil yang baik, persentase hasil belajar dengan kriteria cukup 43,3 % kurang 36,7 %, dan kurang sekali 20 %.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
a. Rencana Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan tindakan I
peneliti dan guru penjaskes
mendiskusikan rancangan tindakan
yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus
commit to user
I. Melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan siklus I diadakan selama 2 kali pertemuan.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan, yakni sesuai jadwal mata pelajaran PJOK Kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta pada hari selasa 23 Februari 2016, dan 22 Maret 2016 di SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 4 x 35 menit (4JP). Sesuai dengan RPP pada siklus I
ini pembelajaran dilakukan oleh
peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran.
1) Pertemuan I
Materi pada pelaksanaan
tindakan I, pertemuan pertama (Selasa 23 Februari 2016) adalah materi gerakan dasar lompat tinggi yang terdiri dari materi berlari dan melompat dengan menggunakan alat
bantu pembelajaran. Dalam
penelitian ini peniliti berperan
sebagai guru yang memberikan materi pembelajaran, namun guru PJOK tetap memberi pengawasan
pada proses pembelajaran dan
penilaian ketika pengambilan nilai berlangsung
2) Pertemuan II
Materi pada pelaksaan pelaksanaan tindakan 1, pertemuan kedua ( Selasa, 22 Maret 2016) adalah materi gerakan dasar lompat tinggi yang terdiri dari melompat, serta melewati mistar dan mendarat menggunakan alat bantu pembelajaran. Peneliti berperan sebagai
guru yang memberikan materi
pembelajaran, namun guru PJOK tetap memberi pengawasan pada proses
pembelajaran dan penilaian
berlangsung.
c. Observasi dan Interpretasi Tindakan I
Berdasarkan hasil
pengamatan/observasi dan tes selama tindakan siklus I berlangsung hasil pembelajaran yang diperoleh siswa dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1) Hasil belajar siswa dalam materi gerakan dasar lompat tinggi setelah tindakan siklus I
dilaksanakan menunjukkan
hasil capaian siswa dengan kriteria Baik Sekali 3,3%, Baik
commit to user
13,3%, Cukup 43,3%, Kurang 30%, dan Kurang Sekali 10%.
2) Siswa yang telah tuntas
mencapai 18 siswa, dan 12 siswa masih belum tuntas. .
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I
Berdasarkan hasil belajar yang dicapai siswa pada pada siklus I dapat
diketahui bahwa masih belum
menunjukkan hasil yang memuaskan
sehingga pembelajaran perlu
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
e. Deskripsi Data Tindakan I
Berdasarkan hasil deskripsi siklus I, hasil belajar materi gerakan dasar lompat tinggi pada siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016 setelah diberikan tindakan I adalah 18 siswa atau 60% sudah tuntas, sedangkan 12 siswa 40% belum tuntas.
II. Siklus II
a. Rencana Tindakan Siklus I
Tindakan siklus II akan dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret dan 5 April Tahun 2016 di SDN Tegalrejo No. 98
Surakarta. Peneliti dan guru PJOK bersangkutan mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana pada tindakan siklus II mengacu pada hasil analisis dan refleksi pada tindakan siklus I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pada hari Selasa, 29 Maret 2016 dan Selasa, 5 April 2016 di SDN Tegalrejo No. 98
Surakarta dan setiap pertemuan
dilaksanakan selama 4 x 35 menit (4JP). Sesuai dengan RPP siklus II ini, peneliti berperan sebagai guru untuk
memberikan materi pembelajaran
sekaligus melakukan observasi proses penelitiaan dibantu oleh guru PJOK. Seluruh proses dalam tindakan siklus II ini adalah penguatan materi ajar gerakan dasar lompat tinggi dengan menggunakan alat bantu pembelajaran
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret 2016 dengan materi gerakan dasar lompat tinggi.
commit to user
Pelaksanaan pembelajaran pada
pertemuan pertama ini sama dengan tindakan siklus I, hanya saja ada sedikit perbedaan dalam jumlah alat yang lebih banyak untuk membantu siswa lebih mudah memahami dan melaksanakan materi yang diberikan.
2) Pertemuan II
Pertemuan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 5 April 2016,
pelaksanaan sama dengan siklus
sebelumnya, namun ada tambahan garis bantu berupa lakban hitam pada materi
terakhir yang ditujukan untuk
membantu siswa dalam melakukan awalan.
c. Observasi dan Interpretasi
Berdasarkan hasil
pengamatan/observasi selama
pelaksanaan tindakan siklus II
berlangsung, hasil belajar yang
diperoleh siswa dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1) Hasil belajar siswa dalam
pembelajaran materi gerakan
dasar lompat tinggi setelah
tindakan siklus II menunjukkan hasil yang baik dengan kriteria capaian Baik Sekali 33,33%, Baik
33,33%, Cukup 26,67%, Kurang 0 %, Kurang Sekali 6,67%.
2) Jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 26 siswa atau sebesar 93,3%, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau sebesar 6,7%. Sehingga dapat dikatan telah mencapai indikator
capaian keberhasilan sebesar
80%.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II
Hasil belajar siswa dalam materi gerakan dasar lompat tinggi setelah tindakan siklus II menunjukkan hasil yang baik. Siswa yang tuntas mencapai 93,3 %, sedangkan siswa yang belum tuntas sebesar 6,7%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II tersebut maka penelitian tindakan kelas
telah memenuhi target yang
diharapkan.
e. Deskripsi Data Tindakan II
Berdasarkan hasil deskripsi siklus II, hasil belajar materi gerakan dasar lompat tinggi menggunakan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta setelah diberikan tindakan siklus II sangat baik dengan capai ketuntasan sebesar 93,3%
commit to user
% dari total keseluruhan adalah 30 siswa.
C. Rekapitulasi Hasil Tindakan Antar Siklus
Perbandingan hasil belajar
gerakan dasar lompat tinggi pada siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta pada akhir siklus I dan siklus II disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut :
D. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan alat bantu
pembelajaran dalam pembelajaran
gerakan dasar lompat tinggi pada siklus I dan siklus II pada siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta terjadi peningkatan pada siklus I dengan capaian sebesar 60% dari total 30
siswa, sebanyak 18 siswa telah tuntas dan 12 siswa belum tuntas. Hal ini disebabkan penggunaan alat bantu pembelajaran yang membuat siswa
lebih tertarik dalam mengikuti
pembelajaran dan memilik banyak variasi dalam pembelajaran. Melalui penggunaan alat bantu pembelajaran, materi gerakan dasar lompat tinggi diberikan kepada siswa kelas V ke dalam 11 materi yang tebagi dalam (1) berlari, (2) melompat, (3) melewati mistar dan mendarat. Siswa menjadi lebih mudah memahami pembelajaran gerakan dasar lompat tinggi, namun masih terdapat siswa yang belum begitu
memahami pembelajaran, karena
pembelajaran yang diberikan tergolong hal yang baru untuk siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta terutama bagi siswi putri yang kesulitan pada pembelajaran melewati mistar dan mendarat.
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I maka pada siklus II diberikan perbaikan materi dan penambahan alat bantu yang diperlukan untuk membantu siswa lebih mudah dalam memahami pembelajaran. Penambahan alat bantu 13 Siswa 18 Siswa 28 SIswa 17 Siswa 12 Siswa 2 Siswa 0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0% 80,0% 90,0% 100,0%
Prasiklus Siklus I Siklus II
Per se nt ase (% ) TUNTAS T. TUNTAS
commit to user
pembelajaran digunakan untuk
mempermudah siswa dalam
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
Hasil belajar gerakan dasar
lompat tinggi pada siklus II
menunjukkan peningkatan hasil belajar
siswa dengan capaian ketuntasan
seebesar 93,3% dan belum tuntas sebesar 6,7 % karena belum mencapai kriteria yang ditentukan.
Berdasarkan pembahsan di atas, maka hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yang signifikan dari
prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II.
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Hasil belajar gerakan dasar lompat tinggi yang telah dikemukakan di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa
penggunaan alat bantu pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar
gerakan dasar lompat tinggi pada siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016..
B. IMPLIKASI
Implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Penelitian ini memberikan suatu
gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung beberapa faktor yang berasal dari pihak guru, siswa dan
penggunaan alat batu
pembelajaran.
2. Memberikan deskripsi yang jelas bahwa penggunaan alat bantu
pembelajaan yang disesuaikan
dengan kebutuhan materi dan
kemampuan siswa dapat
meningkatkan hasil belajar gerakan dasar lompat tinggi, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru PJOK khususnya di SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta untuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam olahraga dengan
memanfaatkan alat bantu
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Penggunaan alat bantu
commit to user
hasil belajar gerakan dasar lompat tinggi memberikan pengalaman yang baru bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa menjadi antusias dan lebih mudah memahami pembelajaran.
4. Penggunaan alat bantu
pembelajaran terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar gerakan
dasar lompat tinggi dalam
pembelajaran PJOK dan
mempengaruhi hasil belajar siswa
secara keseluruhan sehingga
kualitas pemebelajaran meningkat.
5. Penggunaan alat bantu
pembelajaran dalam materi
gerakan dasar lompat tinggi dalam
mata pelajaran PJOK SDN
Tegalrejo NO. 98 Surakarta, akan lebih efektif bila guru membuat
inovasi-inovasi pembelajaran,
sehingga guru dapat memanfaatkan alat bantu yang ada dengan optimal
dalam meningkatkan kualitas
belajar PJOK.
6. Penggunaan alat bantu
pembelajaran untuk materi gerakan dasar lompat tinggi bagi siswa kelas V SDN Tegalrejo No. 98
Surakarta secara efektif hasilnya dirasakan semua pihak, baik oleh
guru pelaksanan pembelajaran,
maupun siswa dalam belajar
gerakan dasar lompat tinggi.
7. Penggunaan alat bantu
pembelajaran akan lebih efektif
dalam pembelajaran di SDN
Tegalrejo No. 98 Surakarta apabila
guru sering berinovasi dan
melakukan perannya sebagai
fasilitator, motivator, inspirator, dan pembimbing bagi siswa dalam pembelajran yang dibangun secara harmonis dan kekeluargaan.
.
C. SARAN
1. Saran Pada Pihak Pengguna
Saran Pada Pihak Pengguna yaitu Guru PJOK SDN Tegalrejo No. 98 Surakarta antara lain :
a. Guru-guru diharapkan
memanfaatkan alat bantu yang
tersedia sebagai alternatif
pembelajaran PJOK, karena
penggunaan alat bantu
pembelajaran dapat
meningkatkan pemahaman dan antusias siswa salah satunya
commit to user
dalam pembelajaran materi
gerakan dasar lompat tinggi. b. Dalam penggunaan alat bantu
pembelajaran, guru hendaknya lebih sering melakukan inovasi
dalam memberikan materi,
sehingga siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran dan mendapat pengalaman baru dalam pembelajaran PJOK.
c. Guru dapat memanfaatkan
penggunaan alat bantu
pembelajaran pada siswa kelas
lainnya baik kelas bawah
maupun kelas atas dengan
menyesuaikan materi dan
kemampuan siswa dalam
melaksanakan materi
pembelajaran PJOK yang
diberikan.
2. Saran Pada Pihak Peneliti Berikutnya
Penelitian ini juga
mempunyai keterbatasan, oleh
karena itu dipandang perlu adanya
saran dan rekomendasi bagi
peneliti berikutnya, antara lain : a. Bagi peneliti berikutnya perlu
menindak lanjuti dengan
penelitian-penelitian pada
siswa kelas lainnya, sehingga diperoleh pembelajaran yang
sesuai dengan kemampuan
siswa dan sesuai dengan
perkembangan siswa SD. b. Perlu penyesuaian permainan
dengan menyesuaikan
perkembangan gerak siswa
pada peneliti berikutnya.
c. Bagi peneliti berikutnya agar mau menindak lanjuti hasil temuan di lapangan seperti subjek penelitian dalam skala yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Kristiyanto. (2010). Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani & Kepelatihan Olahraga.
Surakarta : UNS Press
Amung Ma’mun Dan Yudha M.Saputra (2000). Perkembangan Gerak
Dan Belajar Gerak.
Departemen Pendidikan
Nasional
Aunurrahman. (2009). Belajar Dan
Pembelajaran. Bandung :
commit to user
Dikdik Zafar Sidik. (2010). Mengajar
Dan Melatih Atletik.
Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Tim Penyusun Pedoman Skripsi
UNS.(2012). Pedoman
Penulisan Skripsi. Surakarta :
FKIP UNS.
Giri Wiarto .(2013).Atletik.
Yogyakarta:Graha Ilmu Husdarta Dan Yudha M. Saputra.
(2000). Perkembangan
Peserta Didik. Departemen Pendidikan Nasional
Khanifatul. (2013). Pembelajaran
Inovatif. Jogjakarta :
Ar-Ruzz Media
M. Sobry Sutikno. (2013). Belajar Dan
Pembelajaran Upaya Kreatif
Dalam Mewujudkan
Pembelajaran yang Berhasil.
Lombok : Holistica
Munasifah. (2008). Atletik Cabang
Lompat. Semarang : Aneka
Ilmu
Nana Sudjana.(2000). Penilaian Hasil
Prosess Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Pirie. (2013). Evolution Of High Jump. Http://Pinoyathletics.Info/2
013/07/Evolution-The-High-Jump/. Diakses Pada Hari Rabu, 27 Januari 2016 Pukul 19.00.
Slameto. (2003). Belajar dan
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya. Jakarta :
PT Rineka Cipta
Suyono., Hariyanto. (2011). Belajar
Dan Pembelajaran Teori Dan Konsep Dasar. Bandung
: PT Remaja Rosdakarya Syaiful Bahri Djamarah.Dan Aswan
Zain.(2010). Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta :PT Rineka Cipta
Tri Minarsih., Acep Hadi, & Hanjaeli.
(2010). Asyiknya
Berolahraga 5 Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan Untuk Sekolah Dasar (Sd) / Madrasah Ibtidaiyah (Mi) Kelas V.
Jakarta : Pusat Perbukuan Undang-Undang Republik Indonesia
No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional