Enjen Jaelani, 2013
Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Perumusan Masalah ... 4
C.Tujuan Penelitian ... 4
D.Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, ANGGAPAN DASAR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN ... 6
A.Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 6
B.Konsepsi Pendidikan Jasmani ... 8
C.Pembelajaran Senam …….. ... 12
D.Pendekatan Pola Gerak Dominan Senam ...
15
Enjen Jaelani, 2013
Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
F. Guling Lenting……… ...
J.Hipotesis Penelitian……… ...
28
BAB III METODE PENELITIAN ...
29
A.Metode Penelitian ...
...29
B.Lokasi dan Desain Penelitian ...
Enjen Jaelani, 2013
Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ...
37
3. Uji Homogenitas Populasi ...
39
4. Uji Hipotesis ...
40
5. Perbedaan Prosentase Peningkatan ...
Enjen Jaelani, 2013
Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Instrumen Penelitian ...
33
Tabel 3.2. Lembar Tes Hasil Belajar Senam ...
33
Tabel 4.1. Hasil Pengolahan Data Sebelum diberikan Treatment ...
38
Table 4.2. Hasil Pengolahan Data Setelah diberikan Treatment ….. ... 38
Table 4.3. Hasil Pengujian Normalitas Liliefors Kedua Kelompok ...
39
Table 4.4. Hasil Uji Bartlett Penggunaan Media Alat Bantu dan Tanpa
Penggunaan Media Alat Bantu………... 39
Enjen Jaelani, 2013
Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Macam-macam posisi statis ...
18
Gambar 2.2. Lari dan jalan sebagai contoh lokomotor ...
19
Gambar 2.3. Menarik dan menurun pada ayunan.. ...
19
Gambar 2.4. Jenis tolakan yang berbeda ...
20
Gambar 2.5 . Posisi tubuh tidak merubah jalur layangan ...
21
Gambar 2.6. Gerakan Baling – Baling (meroda) ... 22
Gambar 2.7. Gerakan Guling Lenting...
23
Gambar 3.1. Rancangan penelitian Pretest-Posttest Design ...
30
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Media Alat Bantu...
48
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tanpa Media Alat Bantu ...
79
Lampiran 3 Dokumentasi Proses Penelitian.. ...
89
Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data ...
100
Lampiran 5 Keputusan Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen
Pembimbing Skripsi ...
Enjen Jaelani, 2013
Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Lampiran 6 Permohonan Izin Mengadakan Riset ...
119
Lampiran 7 Daftar Hadir Penelitian ...
120
Lampiran 8 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...
122
Lampiran 9 Riwayat Hidup Penulis ...
Enjen Jaelani, 2013
Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Secara disadari atau tidak sejak lahir
hingga dewasa manusia terus dididik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna
bagi dirinya dan orang lain. Proses pendidikan merupakan salah satu upaya yang
dilakukan terhadap para peserta didik agar mampu mengembangkan kemampuan
dan potensi dalam dirinya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh
Syaripudin (2007:27) “Pendidikan adalah hidup, pendidikan adalah segala
pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang
hidup, pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan
individu”. Mengacu dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan upaya yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas individu agar berkembang secara menyeluruh.
Kaitannya dengan proses pendidikan di sekolah, pendidikan jasmani
merupakan bagian penting dan tidak dapat terpisahkan dari program pendidikan
secara umum. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas
fisik dan permainan sebagai media dalam pelaksanaannya. Hal ini sesuai dengan
yang disampaikan oleh Mahendra (2009:23) dijelaskan bahwa :
Pendidikan jasmani berarti program pendidikan melalui gerak, permainan, dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah sebagai alat untuk mendidik dan meningkatkan keterampilan: keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan memecahkan masalah, termasuk keterampilan emosional dan social.
Mengacu dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan melalui aktivitas gerak tubuh sebagai
media utama yaitu dalam upaya membantu, mendorong dan mengarahkan peserta
didik agar kualitas fisik, motorik, kemampuan berfikir, keterampilan emosional
2
Seperti dijelaskan dalam Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) SMP/MTs Depdiknas (2008:168) meliputi aspek – aspek sebagai berikut :
a). Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. b). Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainya…..).
Seperti yang telah diketahui aktivitas senam merupakan salah satu
pembelajaran yang harus diterapkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Seperti yang disampaikan oleh Mahendra (2009:7) “Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak”. Dalam
pembelajaran aktivitas senam banyak jenisnya dan salah satunya adalah senam
lantai. Mahendra (2009:177) “Senam Lantai (Flour Exercise) adalah satu bagian
dari cabang Senam, yang gerakan – gerakannya dilakukan di atas lantai (Matras)”.
Dalam pembelajaran senam lantai selain membutuhkan peralatan seperti matras,
ruangan bebas serta dibutuhkan media pembelajaran lainya. Hal ini sesuai dengan
yang disampaikan oleh Bahagia (2010:4) bahwa :
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Melalui media pembelajaran dapat menanamkan konsep dasar yang benar,
konkrit, dan realistis. Media membangkitkan keinginan dan minat baru. Serta
dengan adanya media pembelajaran membangkitkan motivasi dan merangsang
anak untuk belajar. Pembelajaran senam melalui penggunaan media alat bantu
merupakan salah satu karakteristik pembelajaran yang dapat diterapkan. Adanya
pembelajaran dengan penggunaan media alat bantu seorang guru pendidikan
jasmani harus menguasai dan memahaminya dan dapat diterapkan dalam
3
Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti laksanakan, proses
pembelajaran pendidikan jasmani aktivitas senam jarang diterapkan, dengan
alasan kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Hal tersebut tentunya tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan dalam pembelajaran terutama dalam
pembelajaran aktivitas senam. Selain jarang diterapkan yang menyebabkan hasil
belajar tidak tercapai dan pemahaman siswa akan kemampuan senam kurang,
tentunya ini tidak sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani pada umumnya.
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk membandingkan
penggunaan media alat bantu dan tanpa penggunaan media alat bantu dalam
proses pembelajaran senam. Melalui penggunaan media alat bantu tersebut
diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi guru dalam proses belajar
berlangsung dengan kendala – kendala yang dihadapi dalam lingkungan belajar
dan tanpa penggunaan media alat bantu tentunya bukan alasan karena tidak
lengkapnya sarana dan prasarana yang memadai. Sehingga kemampuan siswa
dalam proses pembelajaran aktivitas senam tetap terlaksana dan para siswa
memiliki kemampuan untuk melakukan dan mendapatkan hasil belajar yang lebih
baik serta dapat meningkatkan prestasi belajarnya khususnya dalam pembelajaran
senam.
Berdasarkan pemaparan, fakta dan teori-teori yang berkaitan peneliti tertarik
untuk meneliti dengan mengambil judul, “Perbandingan Penggunaan Media
Alat Bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dipaparkan diatas
peneliti merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan media alat bantu berpengaruh terhadap hasil belajar
senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI?
2. Apakah tanpa penggunaan media alat bantu berpengaruh terhadap hasil
belajar senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI?
3. Manakah yang lebih besar pengaruhnya antara penggunaan media alat bantu
dan tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP
Laboratorium Percontohan UPI?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di paparkan
diatas, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui :
1. Pengaruh penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP
Laboratorium Percontohan UPI.
2. Pengaruh tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di
SMP Laboratorium Percontohan UPI.
3. Pembelajaran mana yang lebih efektif antara penggunaan media alat bantu
dan tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP
5
D. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian diharapkan mempunyai manfaat, berkaitan
dengan permasalahan dan tujuan penelitian diatas, manfaat penelitian antara lain :
1. Bagi guru pendidikan jasmani, dapat dijadikan pedoman untuk menentukan
dan memilih penggunaan media alat bantu atau tanpa penggunaan media alat
bantu pembelajaran yang lebih baik dan efektif untuk meningkatkan hasil
belajar senam.
2. Bagi siswa, memacu siswa agar lebih berpartisipasi dan berperan serta secara
aktif dalam kegiatan belajar mengajar agar mendapatkan hasil belajar yang
lebih baik dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya khususnya dalam
pembelajaran senam.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan, saran, dan informasi serta dapat
dijadikan pertimbangan terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan,
untuk mengembangkan media alat bantu pembelajaran yang tepat dalam
rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa dalam
Enjen Jaelani, 2013
Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Disampaikan oleh Nazir (2005:84) “Penelitian adalah suatu proses mencari
sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode
ilmiah serta aturan – aturan yang berlaku”. Jadi dalam setiap penelitian
dibutuhkan metode yang ilmiah, sebagai alat untuk memecahkan masalah yang
akan diteliti. Metode yang digunakan harus sesuai dengan masalah yang akan
diteliti dan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2010:2) “Metode penelitan pada
dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut Arikunto (1997:151) “Metode penelitian
adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumplkan data penelitian”.
Kaitannya dengan hal tersebut dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode eksperimen. Disampaikan oleh Sugiyono (2010:72) “Metode eksperimen
dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan”. Selanjutnya dijelaskan oleh Arikunto (2007:207) bahwa :
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.
Sedangkan Siregar (2004:56) menjelaskan bahwa “Penelitian eksperimen
adalah penelitian langsung yang dilakukan terhadap suatu objek untuk
menentukan pengaruh suatu variabel terhadap variabel tertentu dengan
pengontrolan yang ketat”. Mengenai tujuan penelitian eksperimen dijelaskan oleh
Nazir (2005:64) adalah “Untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat
serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan
30
B. Lokasi dan Desain Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilaksanakan peneliti
yaitu di SMP Laboratorium Percontohan UPI.
2. Desain Penelitian
Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan
desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang
ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan
Pretest-Posttest Design sebagai desain penelitiannya.
Dalam desain ini sampel diperoleh dari sejumlah populasi, kemudian
diadakan tes awal atau Pretest untuk mengetahui kemampuan awal sampel.
Kemudian sampel diberikan perlakuan atau Treatment. Disampaikan oleh
Juliantine, dkk (2007:3.5) “Sebagai percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik
bisa pula dilaksanakan dalam frekuensi belajar atau latihan tiga hari/minggu.
Sedangkan lamanya belajar atau latihan paling sedikit empat sampai dengan enam
minggu”. Sesuai dengan teori diatas maka peneliti akan memberikan perlakuan
sebanyak 12 kali pertemuan dan lamanya belajar atau latihan empat minggu.
Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakukan tes akhir atau Posttest. Setelah
data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun diolah dan
dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan
peneilitan yang telah dilaksanakan. Selanjutya untuk mengetahui hasil perlakuan
dilakukan uji signifikansi hasil perlakuan.
Rancangan penelitian Pretest-Posttest Design, Sugiyanto (1995:21).
Mekanisme penelitian ini sebagai berikut :
X1 Treatment A Posttest
S Pretest
X2 Treatment B Posttest
31
Keterangan :
S = Subyek
Pretest = Tes awal keterampilan senam
X1 = Kelompok 1
X2 = Kelompok 2
Treatment A = Pembelajaran senam dengan penggunaan media alat bantu
Treatment B = Pembelajaran senam tanpa penggunaan media alat bantu
Posttest = Tes akhir keterampilan senam
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Disampaikan oleh Sugiyono (2010:80) “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI.
2. Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut” Sugiyono (2010:81). Dalam menentukan sampel tersebut
peneliti menggunakan teknik purposive sampling.
Penentuan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Federer
(Maryanto dan Fatimah, 2004). Rumus Federer :
(n – 1) x (t –1) ≥15
Keterangan :
n = Besar sampel tiap kelompok
32
(n – 1) x (t –1) ≥ 15 (n – 1) x (2-1) ≥ 15 (n – 1)x (1) ≥15 n –1≥15
n ≥15+1 n ≥ 16
Dengan demikian, setiap kelompok terdapat minimal 16 sampel. Peneliti
memilih untuk menggunakan 17 sampel tiap kelompok dengan jumlah kelompok
sebanyak dua kelompok sehingga jumlah seluruh subjek penelitian sebanyak 34
sampel.
D. Instrumen Penelitian
Dalam mengukur data dari sampel yang diteliti digunakan instrumen.
Menurut Sugiyono (2010:102) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial”. Sedangkan menurut
Arikunto (2002:126) “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan
metode”.
Berdasarkan hal tersebut, untuk memperoleh data hasil penelitian yang
berupa hasil belajar senam (meroda, guling lenting, senam irama), digunakan
instrumen penelitian berupa tes. Menurut pendapat Nurhasan (2007:3)
menjelaskan bahwa “Tes merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk
memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa”.
Penilaian ini merujuk pada tes keterampilan senam menurut Arkaev,
33
Tabel 3.1.
Instrumen Penelitian.
Technique assessment in points.
Deduction Total Rank Mark in Points
0.0 1 5 (Excellent)
Up to 0.1 2 4 (Good)
Up to 0.2 3 3 (Satisfactory)
Up to 0.3 4 2 (Unsatisfactory)
From 0.4 and higher 5 1 (Poor)
Keterangan :
Teknik penilaian dalam poin
Total secara umum (skala) Peringkat Poin
0.0 1 5 (Istimewa)
Hingga 0.1 2 4 (Sangat Baik)
Hingga 0.2 3 3 (Baik)
Hingga 0.3 4 2 (Cukup)
Dari 0.4 dan lebih tinggi 5 1 (Kurang)
Tabel 3.2.
Lembar Tes Hasil Belajar Senam.
No Nama Siswa
Poin
Meroda Guling Lenting Senam Irama
1.
2.
3.
4.
34
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang telah terkumpul setelah proses penelitian dilaksanakan kemudian
dianalisis melalui pendekatan statistik. Menurut Bambang dan Jajat (2010:11)
“Statistik merupakan kumpulan fakta dalam bentuk angka atau bilangan yang disusun dalam bentuk tabel atau grafik yang dapat menggambar atau melukiskan
adanya suatu persoalan”.
Berdasarkan penjelasan tersebut, langkah – langkah dalam pengolahan data
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Uji Normalitas Data
Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Uji
normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors dari Sudjana
(2002:466). Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut :
a. Pengamatan X1, X2 ………. Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2 ……… Zn
dengan menggunakan rumus :
ZiXi−X S
Xi = Dari variabel masing – masing sampel
X = Rata-rata
S = Simpangan baku
b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi)
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2 ……… Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Zi.
Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka :
S Zi =Banyaknya zi, z2…, zn yang ≥ zi n−
d. Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
35
2. Uji Wilcoxon
Jika data halil penelitian tidak normal hasilnya, maka digunakan Statistika
Nonparametrik yaitu dengan Uji Wilcoxon. Uji ini merupakan perbaikan dan
penyempurnaan dari Uji Tanda. Dalam uji Wilcoxon bukan saja tanda yang
diperhatikan, tetapi juga nilai selisih (X-Y).
Uji Wilcoxon dari Abduljabar (2010:368). Prosedur caranya adalah sebagai
berikut :
a. Beri nomor urut untuk harga mutlak selisih (Xi-Yi). Harga mutlak yang
terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak selisih berikutnya
diberi nomor urut n. Jika terdapat selisih yang harga mutlaknya sama besar,
untuk nomor urut diambil rata-ratanya.
b. Untuk tiap nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih (X-Y).
c. Hitung nomor urut jumlah yang bertanda positif dan nomor urut jumlah
bertanda negatif.
d. Untuk nomor urut yang didapat di c), ambilah harga mutlaknya paling kecil,
sebutlah jumlah ini sama dengan J. Jumlah J inilah yang dipakai untuk
menguji hipotesis.
H0 =Tidak terdapat pengaruh perbedaan antara keduanya.
H1 = Terdapat perbedaan pengaruh antara kedua perlakuan.
Untuk menguji hipotesis diatas dengan taraf nyata α = 0,01 atau α = 0,05,
kita bandingkan J diatas dengan J yang diperoleh dari daftar tabel 39.1. jika J dari
perhitungan lebih kecil atau sama dengan J daftar yang berdasarkan taraf nyata
36
3. Uji Signifikansi
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji signifikansi dengan
Uji Mann-Whitney U-Test dari Abduljabar (2010:374) sebagai berikut :
1.
�
1=
�
1�
2+
�1(�1+1)2
−
�
12.
�
1=
�
1�
2+
�1(�1+1)2
−
�
2Keterangan :
n1 =Jumlah Sampel 1
n2 =Jumlah Sampel 2
U1 =Jumlah Peringkat 1
U2 =Jumlah Peringkat 2
R1 = Jumlah Rangking pada Sampel n1
R2 =Jumlah Rangking pada Sampel n2
Untuk menghitung prosentase peningkatan hasil belajar senam antara
penggunaan media alat bantu dengan tanpa penggunaan media alat bantu
menggunakan rumus sebagai berikut :
Prosentase peningkatan = � ��� �� � ����� X 100%
Enjen Jaelani, 2013
Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Aktivitas senam merupakan salah satu materi pembelajaran yang harus
disampaikan di sekolah terutama di tingkat SMP. Dalam hal ini, senam lantai dan
senam ritmik merupakan salah satu aktivitas dalam senam. Dalam proses
pembelajaran pedidikan jasmani di SMP Laboratorium Percontohan UPI dan
sesuai kurikulum aktivitas senam lantai baling-baling, guling lenting dan senam
ritmik ini disampaikan di kelas VIII.
Banyak faktor yang menyebabkan proses pembelajaran tidak optimal
sehingga tujuan pendidikan jasmani khususnya pembelajaran senam tidak
tercapai, salah satu penyebabnya adalah kurangnya penggunaan media alat bantu
pembelajaran dalam proses belajar senam. Dengan penggunaan media alat bantu
hasil belajar senam akan meningkat dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara
optimal. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran senam, penggunaan media alat
bantu sebagai proses pembelajaran merupakan pilihan yang tepat untuk
digunakan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis telah lakukan.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, hipotesis yang diajukan
dapat diterima, dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di
SMP Laboratorium Percontohan UPI.
2. Ada pengaruh tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar
senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI.
3. Penggunaan media alat bantu berpengaruh signifikan dari pada tanpa
penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP
44
B. Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis
kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran yaitu,
sebagai berikut:
1. Bagi lembaga Sekolah dan Dinas Pendidikan, perlu adanya publikasi dan
pemahaman tentang penggunaan media alat bantu dalam proses belajar
mengajar senam.
2. Bagi rekan mahasiswa peneliti selanjutnya khususnya Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, penulis menganjurkan untuk
mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih relevan, agar hasilnya
lebih maksimal demi kemajuan mutu ilmu pendidikan khususnya bidang
keilmuan pendidikan jasmani.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil
Enjen Jaelani, 2013
Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, Jajat (2009). Statistika. FPOK UPI. Bandung
Arikunto, T.M. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rienika Cipta.
Arkaev, Suchilin. (2009). Gymnastics How to Create Champions, Meyer & Meyer Sport
(UK)
Bahagia, Yoyo. (2010). Media Pembelajaran. FPOK UPI. Bandung.
Berliana. Dkk. (2008). Belajar Pembelajaran dalam Pelatihan Olahraga. FPOK UPI.
Bandung.
Depdiknas. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Direkjendasmen.
Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum. Depdiknas.
Djamarah, S. B. dan Zain A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ginanjar, Dimas A. (2009). Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.
Skripsi.
Husdarta dan Yudha S. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta.
Juliantine, Yudiana dan Subarjah. (2007). Teori Latihan. FPOK UPI. Bandung
Kusmaedi, Nurlan. Dkk . (2007). Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan. FPOK UPI.
Bandung.
Lutan, Rusli. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.
Lutan, Rusli. dan Suherman, Adang. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjas. Depdiknas.
Jakarta.
Mahendra, Agus. (2003). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.
Mahendra, Agus. (2009). Senam Artistik. FPOK UPI. Bandung
Maryanto dan Fatimah. (2004). Antibiotik Amosilin. Skripsi
Nabisi, L. Dkk. (2008). Belajar dan Pembelajaran SD. Depdiknas. Jakarta.
Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia - IKAPI. Bogor.
Nurhasan. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah Statistik. FPOK
UPI. Bandung.
Nurhasan dan Hasanudin C. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK UPI.
Bandung
Saputra, Yudha. Dkk . (2007). Filsafat Penjas, Kesehatan, dan Rekreasi. FPOK UPI.
Bandung
Enjen Jaelani, 2013
Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Seba, L. dan Hendrayana, Y. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani. FPOK
UPI. Bandung.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Subroto, Toto. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar :
sebuah pendekatan permainan taktis. Depdiknas. Jakarta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyanto. (1995). Metode Penelitian . Jakarta : Rienika Cipta.
Suherman, A. dan Sartono, H. (2008). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.
Tim Dosen. MKDU. (2007). Landasan Pendidikan. Bandung : MKDU.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI