• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Penggunaan Media Alat Bantu Dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Penggunaan Media Alat Bantu Dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Enjen Jaelani, 2013

Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Perumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, ANGGAPAN DASAR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN ... 6

A.Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 6

B.Konsepsi Pendidikan Jasmani ... 8

C.Pembelajaran Senam …….. ... 12

D.Pendekatan Pola Gerak Dominan Senam ...

15

(2)

Enjen Jaelani, 2013

Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

F. Guling Lenting……… ...

J.Hipotesis Penelitian……… ...

28

BAB III METODE PENELITIAN ...

29

A.Metode Penelitian ...

...29

B.Lokasi dan Desain Penelitian ...

(3)

Enjen Jaelani, 2013

Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ...

37

3. Uji Homogenitas Populasi ...

39

4. Uji Hipotesis ...

40

5. Perbedaan Prosentase Peningkatan ...

(4)

Enjen Jaelani, 2013

Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Instrumen Penelitian ...

33

Tabel 3.2. Lembar Tes Hasil Belajar Senam ...

33

Tabel 4.1. Hasil Pengolahan Data Sebelum diberikan Treatment ...

38

Table 4.2. Hasil Pengolahan Data Setelah diberikan Treatment ….. ... 38

Table 4.3. Hasil Pengujian Normalitas Liliefors Kedua Kelompok ...

39

Table 4.4. Hasil Uji Bartlett Penggunaan Media Alat Bantu dan Tanpa

Penggunaan Media Alat Bantu………... 39

(5)

Enjen Jaelani, 2013

Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Macam-macam posisi statis ...

18

Gambar 2.2. Lari dan jalan sebagai contoh lokomotor ...

19

Gambar 2.3. Menarik dan menurun pada ayunan.. ...

19

Gambar 2.4. Jenis tolakan yang berbeda ...

20

Gambar 2.5 . Posisi tubuh tidak merubah jalur layangan ...

21

Gambar 2.6. Gerakan Baling – Baling (meroda) ... 22

Gambar 2.7. Gerakan Guling Lenting...

23

Gambar 3.1. Rancangan penelitian Pretest-Posttest Design ...

30

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Media Alat Bantu...

48

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tanpa Media Alat Bantu ...

79

Lampiran 3 Dokumentasi Proses Penelitian.. ...

89

Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data ...

100

Lampiran 5 Keputusan Pengesahan Judul dan Penunjukan Dosen

Pembimbing Skripsi ...

(6)

Enjen Jaelani, 2013

Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lampiran 6 Permohonan Izin Mengadakan Riset ...

119

Lampiran 7 Daftar Hadir Penelitian ...

120

Lampiran 8 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...

122

Lampiran 9 Riwayat Hidup Penulis ...

(7)

Enjen Jaelani, 2013

Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Secara disadari atau tidak sejak lahir

hingga dewasa manusia terus dididik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

bagi dirinya dan orang lain. Proses pendidikan merupakan salah satu upaya yang

dilakukan terhadap para peserta didik agar mampu mengembangkan kemampuan

dan potensi dalam dirinya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh

Syaripudin (2007:27) “Pendidikan adalah hidup, pendidikan adalah segala

pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang

hidup, pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan

individu”. Mengacu dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan

merupakan upaya yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas individu agar berkembang secara menyeluruh.

Kaitannya dengan proses pendidikan di sekolah, pendidikan jasmani

merupakan bagian penting dan tidak dapat terpisahkan dari program pendidikan

secara umum. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas

fisik dan permainan sebagai media dalam pelaksanaannya. Hal ini sesuai dengan

yang disampaikan oleh Mahendra (2009:23) dijelaskan bahwa :

Pendidikan jasmani berarti program pendidikan melalui gerak, permainan, dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah sebagai alat untuk mendidik dan meningkatkan keterampilan: keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan memecahkan masalah, termasuk keterampilan emosional dan social.

Mengacu dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan melalui aktivitas gerak tubuh sebagai

media utama yaitu dalam upaya membantu, mendorong dan mengarahkan peserta

didik agar kualitas fisik, motorik, kemampuan berfikir, keterampilan emosional

(8)

2

Seperti dijelaskan dalam Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan

Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) SMP/MTs Depdiknas (2008:168) meliputi aspek – aspek sebagai berikut :

a). Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. b). Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainya…..).

Seperti yang telah diketahui aktivitas senam merupakan salah satu

pembelajaran yang harus diterapkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Seperti yang disampaikan oleh Mahendra (2009:7) “Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak”. Dalam

pembelajaran aktivitas senam banyak jenisnya dan salah satunya adalah senam

lantai. Mahendra (2009:177) “Senam Lantai (Flour Exercise) adalah satu bagian

dari cabang Senam, yang gerakan – gerakannya dilakukan di atas lantai (Matras)”.

Dalam pembelajaran senam lantai selain membutuhkan peralatan seperti matras,

ruangan bebas serta dibutuhkan media pembelajaran lainya. Hal ini sesuai dengan

yang disampaikan oleh Bahagia (2010:4) bahwa :

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Melalui media pembelajaran dapat menanamkan konsep dasar yang benar,

konkrit, dan realistis. Media membangkitkan keinginan dan minat baru. Serta

dengan adanya media pembelajaran membangkitkan motivasi dan merangsang

anak untuk belajar. Pembelajaran senam melalui penggunaan media alat bantu

merupakan salah satu karakteristik pembelajaran yang dapat diterapkan. Adanya

pembelajaran dengan penggunaan media alat bantu seorang guru pendidikan

jasmani harus menguasai dan memahaminya dan dapat diterapkan dalam

(9)

3

Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti laksanakan, proses

pembelajaran pendidikan jasmani aktivitas senam jarang diterapkan, dengan

alasan kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Hal tersebut tentunya tidak

sesuai dengan apa yang diharapkan dalam pembelajaran terutama dalam

pembelajaran aktivitas senam. Selain jarang diterapkan yang menyebabkan hasil

belajar tidak tercapai dan pemahaman siswa akan kemampuan senam kurang,

tentunya ini tidak sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani pada umumnya.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk membandingkan

penggunaan media alat bantu dan tanpa penggunaan media alat bantu dalam

proses pembelajaran senam. Melalui penggunaan media alat bantu tersebut

diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi guru dalam proses belajar

berlangsung dengan kendala – kendala yang dihadapi dalam lingkungan belajar

dan tanpa penggunaan media alat bantu tentunya bukan alasan karena tidak

lengkapnya sarana dan prasarana yang memadai. Sehingga kemampuan siswa

dalam proses pembelajaran aktivitas senam tetap terlaksana dan para siswa

memiliki kemampuan untuk melakukan dan mendapatkan hasil belajar yang lebih

baik serta dapat meningkatkan prestasi belajarnya khususnya dalam pembelajaran

senam.

Berdasarkan pemaparan, fakta dan teori-teori yang berkaitan peneliti tertarik

untuk meneliti dengan mengambil judul, “Perbandingan Penggunaan Media

Alat Bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil

(10)

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dipaparkan diatas

peneliti merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah penggunaan media alat bantu berpengaruh terhadap hasil belajar

senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI?

2. Apakah tanpa penggunaan media alat bantu berpengaruh terhadap hasil

belajar senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI?

3. Manakah yang lebih besar pengaruhnya antara penggunaan media alat bantu

dan tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP

Laboratorium Percontohan UPI?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di paparkan

diatas, tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui :

1. Pengaruh penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP

Laboratorium Percontohan UPI.

2. Pengaruh tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di

SMP Laboratorium Percontohan UPI.

3. Pembelajaran mana yang lebih efektif antara penggunaan media alat bantu

dan tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP

(11)

5

D. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan mempunyai manfaat, berkaitan

dengan permasalahan dan tujuan penelitian diatas, manfaat penelitian antara lain :

1. Bagi guru pendidikan jasmani, dapat dijadikan pedoman untuk menentukan

dan memilih penggunaan media alat bantu atau tanpa penggunaan media alat

bantu pembelajaran yang lebih baik dan efektif untuk meningkatkan hasil

belajar senam.

2. Bagi siswa, memacu siswa agar lebih berpartisipasi dan berperan serta secara

aktif dalam kegiatan belajar mengajar agar mendapatkan hasil belajar yang

lebih baik dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya khususnya dalam

pembelajaran senam.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan, saran, dan informasi serta dapat

dijadikan pertimbangan terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan,

untuk mengembangkan media alat bantu pembelajaran yang tepat dalam

rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa dalam

(12)

Enjen Jaelani, 2013

Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Disampaikan oleh Nazir (2005:84) “Penelitian adalah suatu proses mencari

sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode

ilmiah serta aturan – aturan yang berlaku”. Jadi dalam setiap penelitian

dibutuhkan metode yang ilmiah, sebagai alat untuk memecahkan masalah yang

akan diteliti. Metode yang digunakan harus sesuai dengan masalah yang akan

diteliti dan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2010:2) “Metode penelitan pada

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut Arikunto (1997:151) “Metode penelitian

adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumplkan data penelitian”.

Kaitannya dengan hal tersebut dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode eksperimen. Disampaikan oleh Sugiyono (2010:72) “Metode eksperimen

dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan”. Selanjutnya dijelaskan oleh Arikunto (2007:207) bahwa :

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.

Sedangkan Siregar (2004:56) menjelaskan bahwa “Penelitian eksperimen

adalah penelitian langsung yang dilakukan terhadap suatu objek untuk

menentukan pengaruh suatu variabel terhadap variabel tertentu dengan

pengontrolan yang ketat”. Mengenai tujuan penelitian eksperimen dijelaskan oleh

Nazir (2005:64) adalah “Untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat

serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan

(13)

30

B. Lokasi dan Desain Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan dilaksanakan peneliti

yaitu di SMP Laboratorium Percontohan UPI.

2. Desain Penelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan

desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang

ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan

Pretest-Posttest Design sebagai desain penelitiannya.

Dalam desain ini sampel diperoleh dari sejumlah populasi, kemudian

diadakan tes awal atau Pretest untuk mengetahui kemampuan awal sampel.

Kemudian sampel diberikan perlakuan atau Treatment. Disampaikan oleh

Juliantine, dkk (2007:3.5) “Sebagai percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik

bisa pula dilaksanakan dalam frekuensi belajar atau latihan tiga hari/minggu.

Sedangkan lamanya belajar atau latihan paling sedikit empat sampai dengan enam

minggu”. Sesuai dengan teori diatas maka peneliti akan memberikan perlakuan

sebanyak 12 kali pertemuan dan lamanya belajar atau latihan empat minggu.

Setelah masa perlakuan berakhir maka dilakukan tes akhir atau Posttest. Setelah

data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun diolah dan

dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan

peneilitan yang telah dilaksanakan. Selanjutya untuk mengetahui hasil perlakuan

dilakukan uji signifikansi hasil perlakuan.

Rancangan penelitian Pretest-Posttest Design, Sugiyanto (1995:21).

Mekanisme penelitian ini sebagai berikut :

X1 Treatment A Posttest

S Pretest

X2 Treatment B Posttest

(14)

31

Keterangan :

S = Subyek

Pretest = Tes awal keterampilan senam

X1 = Kelompok 1

X2 = Kelompok 2

Treatment A = Pembelajaran senam dengan penggunaan media alat bantu

Treatment B = Pembelajaran senam tanpa penggunaan media alat bantu

Posttest = Tes akhir keterampilan senam

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Disampaikan oleh Sugiyono (2010:80) “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Laboratorium Percontohan UPI.

2. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut” Sugiyono (2010:81). Dalam menentukan sampel tersebut

peneliti menggunakan teknik purposive sampling.

Penentuan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Federer

(Maryanto dan Fatimah, 2004). Rumus Federer :

(n – 1) x (t –1) ≥15

Keterangan :

n = Besar sampel tiap kelompok

(15)

32

(n – 1) x (t –1) ≥ 15 (n – 1) x (2-1) ≥ 15 (n – 1)x (1) ≥15 n –1≥15

n ≥15+1 n ≥ 16

Dengan demikian, setiap kelompok terdapat minimal 16 sampel. Peneliti

memilih untuk menggunakan 17 sampel tiap kelompok dengan jumlah kelompok

sebanyak dua kelompok sehingga jumlah seluruh subjek penelitian sebanyak 34

sampel.

D. Instrumen Penelitian

Dalam mengukur data dari sampel yang diteliti digunakan instrumen.

Menurut Sugiyono (2010:102) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial”. Sedangkan menurut

Arikunto (2002:126) “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan

metode”.

Berdasarkan hal tersebut, untuk memperoleh data hasil penelitian yang

berupa hasil belajar senam (meroda, guling lenting, senam irama), digunakan

instrumen penelitian berupa tes. Menurut pendapat Nurhasan (2007:3)

menjelaskan bahwa “Tes merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk

memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa”.

Penilaian ini merujuk pada tes keterampilan senam menurut Arkaev,

(16)

33

Tabel 3.1.

Instrumen Penelitian.

Technique assessment in points.

Deduction Total Rank Mark in Points

0.0 1 5 (Excellent)

Up to 0.1 2 4 (Good)

Up to 0.2 3 3 (Satisfactory)

Up to 0.3 4 2 (Unsatisfactory)

From 0.4 and higher 5 1 (Poor)

Keterangan :

Teknik penilaian dalam poin

Total secara umum (skala) Peringkat Poin

0.0 1 5 (Istimewa)

Hingga 0.1 2 4 (Sangat Baik)

Hingga 0.2 3 3 (Baik)

Hingga 0.3 4 2 (Cukup)

Dari 0.4 dan lebih tinggi 5 1 (Kurang)

Tabel 3.2.

Lembar Tes Hasil Belajar Senam.

No Nama Siswa

Poin

Meroda Guling Lenting Senam Irama

1.

2.

3.

4.

(17)

34

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang telah terkumpul setelah proses penelitian dilaksanakan kemudian

dianalisis melalui pendekatan statistik. Menurut Bambang dan Jajat (2010:11)

“Statistik merupakan kumpulan fakta dalam bentuk angka atau bilangan yang disusun dalam bentuk tabel atau grafik yang dapat menggambar atau melukiskan

adanya suatu persoalan”.

Berdasarkan penjelasan tersebut, langkah – langkah dalam pengolahan data

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas Data

Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Uji

normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors dari Sudjana

(2002:466). Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut :

a. Pengamatan X1, X2 ………. Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2 ……… Zn

dengan menggunakan rumus :

ZiXi−X S

Xi = Dari variabel masing – masing sampel

X = Rata-rata

S = Simpangan baku

b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi)

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2 ……… Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Zi.

Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Zi), maka :

S Zi =Banyaknya zi, z2…, zn yang ≥ zi n−

d. Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

(18)

35

2. Uji Wilcoxon

Jika data halil penelitian tidak normal hasilnya, maka digunakan Statistika

Nonparametrik yaitu dengan Uji Wilcoxon. Uji ini merupakan perbaikan dan

penyempurnaan dari Uji Tanda. Dalam uji Wilcoxon bukan saja tanda yang

diperhatikan, tetapi juga nilai selisih (X-Y).

Uji Wilcoxon dari Abduljabar (2010:368). Prosedur caranya adalah sebagai

berikut :

a. Beri nomor urut untuk harga mutlak selisih (Xi-Yi). Harga mutlak yang

terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak selisih berikutnya

diberi nomor urut n. Jika terdapat selisih yang harga mutlaknya sama besar,

untuk nomor urut diambil rata-ratanya.

b. Untuk tiap nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih (X-Y).

c. Hitung nomor urut jumlah yang bertanda positif dan nomor urut jumlah

bertanda negatif.

d. Untuk nomor urut yang didapat di c), ambilah harga mutlaknya paling kecil,

sebutlah jumlah ini sama dengan J. Jumlah J inilah yang dipakai untuk

menguji hipotesis.

H0 =Tidak terdapat pengaruh perbedaan antara keduanya.

H1 = Terdapat perbedaan pengaruh antara kedua perlakuan.

Untuk menguji hipotesis diatas dengan taraf nyata α = 0,01 atau α = 0,05,

kita bandingkan J diatas dengan J yang diperoleh dari daftar tabel 39.1. jika J dari

perhitungan lebih kecil atau sama dengan J daftar yang berdasarkan taraf nyata

(19)

36

3. Uji Signifikansi

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji signifikansi dengan

Uji Mann-Whitney U-Test dari Abduljabar (2010:374) sebagai berikut :

1.

1

=

1

2

+

�1(�1+1)

2

1

2.

1

=

1

2

+

�1(�1+1)

2

2

Keterangan :

n1 =Jumlah Sampel 1

n2 =Jumlah Sampel 2

U1 =Jumlah Peringkat 1

U2 =Jumlah Peringkat 2

R1 = Jumlah Rangking pada Sampel n1

R2 =Jumlah Rangking pada Sampel n2

Untuk menghitung prosentase peningkatan hasil belajar senam antara

penggunaan media alat bantu dengan tanpa penggunaan media alat bantu

menggunakan rumus sebagai berikut :

Prosentase peningkatan = � ��� ������� X 100%

(20)

Enjen Jaelani, 2013

Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Aktivitas senam merupakan salah satu materi pembelajaran yang harus

disampaikan di sekolah terutama di tingkat SMP. Dalam hal ini, senam lantai dan

senam ritmik merupakan salah satu aktivitas dalam senam. Dalam proses

pembelajaran pedidikan jasmani di SMP Laboratorium Percontohan UPI dan

sesuai kurikulum aktivitas senam lantai baling-baling, guling lenting dan senam

ritmik ini disampaikan di kelas VIII.

Banyak faktor yang menyebabkan proses pembelajaran tidak optimal

sehingga tujuan pendidikan jasmani khususnya pembelajaran senam tidak

tercapai, salah satu penyebabnya adalah kurangnya penggunaan media alat bantu

pembelajaran dalam proses belajar senam. Dengan penggunaan media alat bantu

hasil belajar senam akan meningkat dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara

optimal. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran senam, penggunaan media alat

bantu sebagai proses pembelajaran merupakan pilihan yang tepat untuk

digunakan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis telah lakukan.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, hipotesis yang diajukan

dapat diterima, dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di

SMP Laboratorium Percontohan UPI.

2. Ada pengaruh tanpa penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar

senam di SMP Laboratorium Percontohan UPI.

3. Penggunaan media alat bantu berpengaruh signifikan dari pada tanpa

penggunaan media alat bantu terhadap hasil belajar senam di SMP

(21)

44

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis

kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran yaitu,

sebagai berikut:

1. Bagi lembaga Sekolah dan Dinas Pendidikan, perlu adanya publikasi dan

pemahaman tentang penggunaan media alat bantu dalam proses belajar

mengajar senam.

2. Bagi rekan mahasiswa peneliti selanjutnya khususnya Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, penulis menganjurkan untuk

mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih relevan, agar hasilnya

lebih maksimal demi kemajuan mutu ilmu pendidikan khususnya bidang

keilmuan pendidikan jasmani.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil

(22)

Enjen Jaelani, 2013

Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Jajat (2009). Statistika. FPOK UPI. Bandung

Arikunto, T.M. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rienika Cipta.

Arkaev, Suchilin. (2009). Gymnastics How to Create Champions, Meyer & Meyer Sport

(UK)

Bahagia, Yoyo. (2010). Media Pembelajaran. FPOK UPI. Bandung.

Berliana. Dkk. (2008). Belajar Pembelajaran dalam Pelatihan Olahraga. FPOK UPI.

Bandung.

Depdiknas. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Direkjendasmen.

Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum. Depdiknas.

Djamarah, S. B. dan Zain A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ginanjar, Dimas A. (2009). Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.

Skripsi.

Husdarta dan Yudha S. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta.

Juliantine, Yudiana dan Subarjah. (2007). Teori Latihan. FPOK UPI. Bandung

Kusmaedi, Nurlan. Dkk . (2007). Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan. FPOK UPI.

Bandung.

Lutan, Rusli. (2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.

Lutan, Rusli. dan Suherman, Adang. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjas. Depdiknas.

Jakarta.

Mahendra, Agus. (2003). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Depdiknas. Jakarta.

Mahendra, Agus. (2009). Senam Artistik. FPOK UPI. Bandung

Maryanto dan Fatimah. (2004). Antibiotik Amosilin. Skripsi

Nabisi, L. Dkk. (2008). Belajar dan Pembelajaran SD. Depdiknas. Jakarta.

Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia - IKAPI. Bogor.

Nurhasan. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata Kuliah Statistik. FPOK

UPI. Bandung.

Nurhasan dan Hasanudin C. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK UPI.

Bandung

Saputra, Yudha. Dkk . (2007). Filsafat Penjas, Kesehatan, dan Rekreasi. FPOK UPI.

Bandung

(23)

Enjen Jaelani, 2013

Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Seba, L. dan Hendrayana, Y. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani. FPOK

UPI. Bandung.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Subroto, Toto. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar :

sebuah pendekatan permainan taktis. Depdiknas. Jakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyanto. (1995). Metode Penelitian . Jakarta : Rienika Cipta.

Suherman, A. dan Sartono, H. (2008). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Tim Dosen. MKDU. (2007). Landasan Pendidikan. Bandung : MKDU.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Gambar

Tabel 4.1. Hasil Pengolahan Data Sebelum diberikan Treatment .......................
Gambar 2.3. Menarik dan menurun pada ayunan.. ..............................................
Gambar 3.1. Rancangan Penelitian Pretest-Posttest Design.
Tabel 3.2.

Referensi

Dokumen terkait

Bersama ini dengan hormat kami sampaikan bahwa, Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Pendidikan Tinggi memberi kesempatan kepada mahasiswa perguruan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/Mi), Sekolah

Model strategi keunggulan bersaing pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kota Semarang. 3132 PDP 061004

Penelitian yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Cimahi ini latarbelakangi pada masalah pokok, yaitu kurang tercapainya efektivitas proses

Fortifikasi Tahu Menggunakan Antioksidan Dari Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa Bluggoe).. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang kandungan mineral besi, kalsium, magnesium dan seng yang terdapat pada sayuran oyong

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala UPT Laboratorium pada tanggal 10 September 2013 pukul 10.00 WIB didapatkan bahwa pengaturan jadwal diawali dengan