ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA
KELAS V SDN RAMAN AJI LAMPUNG TIMUR Oleh
SANGIDAN
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar meroda dengan Menggunakan alat bantu pada siswa kelas V SDN 2 Raman Aji Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan alat bantu tali karet dan siklus ke Dua dengan alat tali karet setinggi siswa.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa V SDN 2 Raman Aji Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 30 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar meroda yang meliputi sikap awal pelaksanaan dan sikap akhir.
▸ Baca selengkapnya: rangkuman materi senam lantai kelas 8
(2)PAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA
KELAS V SDN RAMAN AJI LAMPUNG TIMUR
Oleh
SANGIDAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI GERAK MERODA MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA
KELAS V SDN RAMAN AJI LAMPUNG TIMUR
(Skripsi)
Oleh :
SANGIDAN
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 15 Gambar 2 : Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RK dan < RK Di Setiap Siklus ... 21 Gambar 3 : Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kelas Siswa Yang
i
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani ... 6
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 14
B. Subyek Penelitian ... 15
C. Tempat dan PTK ... 16
D. Teknik Pengumpulan Data ... 16
E. Proses Pembelajaran Lomat Tinggi ... 16
F Instrument ... 18
G. Validnya PTK ... 20
H. Teknik Analisis Data ... 20
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 21
B. Pembahasan ... 23
ii V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 28
B. Saran ... 28
DAFTAR PUSTAKA ... 30
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Format Penilaian Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Stradale ... 18
2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak
Dasar Meroda ... 21
3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Meroda
Pada Tes Awal... 22
4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Meroda
Pada Tes Siklus 1 ... 23
5. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Meroda
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Sangidan NPM : 1113136006
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Senam Lantai Gerak Meroda Melalui Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SDN 2 Raman Aji Lampung Timur”
adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila
dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.
Lampung Timur 2012
Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Pembelajaran Senam Lantai Gerak Meroda Melalui Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SDN 2 Raman Aji Lampung Timur.
Nama Mahasiswa : Sangidan
Nomor Pokok Mahasiswa : 1113136006
Program Studi : Pendidikan Jasmani
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs.Wiyono. M.Pd ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003
RIWAYAT HIDUP
NAMA : SANGIDAN
NPM : 1113136006
Penulis di lahirkan di Ratna Daya Tanggal 15 Juli 1967 dari pasangan Bapak
Dedulatif dan Janitin, yang merupakan putra ke dua dari enam bersaudara.
Pendidikan formal penulis di awali dari SD Negeri 2 Ratna Daya yang
diselesaikan pada Tahun 1982. Tahun 1982 di terima di SMP PGRI.
Raman Utara yang diselesaikan tahun 1985. Tahun 1985 di terima di SGO PGRI
Metro yang diselesaikan Tahun 1988. Pada tahun 1992 kami menikah. Tahun
1993 telah lahir anak yang pertama bernama Agung Prayetno. Tahun 1999 telah
lahir anak yang keduan bernama Adi Bagus Setiawan. Pada tahun 1999 penulis
masuk Unila Penjas Tahun 2001. Di angkatnya jadi guru bantu tahun 2005 tahun
2008 lahir anak yang ketiga yang bernama Rama Ardiansyah. Tahun 2008
menjadi PNS. Lalu saat ini 2001 mengikuti program S1 penjas dalam jabatan di
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul ”Upaya Meningkatkan Pembelajaran Senam Lantai Gerak Meroda Melalui Alat Bantu Pada Siswa Kelas V SDN 2 Raman Aji Lampung Timur” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. Selaku Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama. 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.
7. Kepala SDN 2 Raman Aji Lampung Timur yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2011/2012.
8. Siswa-siswi kelas V SDN 2 Raman Aji Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Lampung Timur, September 2012 Penulis
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk bergerak, karena itu tanpa melakukan aktivitas
jasmani secara rutin dan terus menerus maka kondisi badannya akan
mengalami lemah gerak (hipokinetik). Bila kondisi tersebut dibiarkan secara
terus menerus maka akan menyebabkan timbulnya penyakit penurunan fungsi
(degeneratif). Fungsi otak, oto, tulang, dan organ semuanya akan mengalami
penurunan sehingga akhirnya akan muncullah berbabagai penyakit, seperti
kanker, darah tinggi, keropos tulang, lupa dan sebagainya, walaupun usianya
relatif masih muda.
Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa mampu memelihara
kemampuan gerak secara maksimal sehingga penyakit yang disebabkan
karena kurang gerak seperti yang telah disebutkan di atas minimal dapat
dicegah. Salah satu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur
hidup melalui aktivitas jasmani berupa gerak. Gerak sebagai aktivitas
jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya secara
alami dan berkembang searah dengan zaman. Materi pendidikan jasmani
2
kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani.
Dalam kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), mata pelajaran Pendidikan
Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran init bagi Sekolah Dasar (SD).
Untuk menghasilkan manusia yang berkualitas tinggi, maka melalui
Pendidikan Jasmani siswa SD perlu dibekali dengan bermacam-macam
kegiatan fisik yang dikelompokan ke dalam jenis kegiatan pokok dan pilihan.
Kegiatan pokok terdiri dari ; Atletik, Senam, dan Pencak Silat. Sementara
kegiatan pilihan terdiri dari ; Renang, Bulu Tangkis, Tenis Meja, Sepak Bola
dan permainan tradisional.
Kegiatan fisik tersebut diberikan kepada anak untuk memenuhi salah satu
tujuan khusus Pendidikan Jasmani yaitu meningkatkan ketrampilan
melakukan kegiatan olahraga dan memiliki sikap positif anak terhadap
kegiatan olahraga. Namun dalam prakteknya, penentuan tugas gerak suatu
cabang olahraga dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah
masih menjadi persoalan bagi anak. Hal ini menyebabkan materi yang
diajarkan oleh guru berintikan teknik-teknik baku yang tidak sesuai dengan
tingkat usia dan kesiapan belajar anak. Padahal gerak tersebut termasuk
dalam kategori dasar senam lantai.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, guru harus berusaha untuk mencari dan
mencoba berbagai metode yang sesuai dengan tingkat usia dan kesiapan anak
3
“Berhubungan dengan tingkat kesiapan belajar anak, maka perjenjangan tugas
gerak yang selaras dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan anak
merupakan tuntutan yang mendesak ditinjau dari kebutuhan pebingkatan
layanan pendidikan dasar”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dengan melakukan pentahapan tugas
gerak yang selaras dengan kematangan anak, proses pembelajaran pendidikan
jasmani akan lebih efektif dan keselamatan anak terjamin. Di sisi lain,
penentuan model untuk mengajarkan suatu tugas gerak harus disesuaikan
kompleks atau sederhananya tugas gerak tersebut.
Di SDN 2 Raman Aji, beberapa tugas gerak dalam materi senam lantai masih
menjadi tugas gerak yang kompleks bagi anak, salah satunya adalah gerak
meroda. Namun, bila dianalisis lebih jauh lagi mengenai karakteristik
geraknya memang cukup sulit bagi ukuran siswa SD, karena itu perlu
diberikan cara atau model dengan menggunakan alat bantu untuk
memudahkan pelaksanaan gerak tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pada umumya siswa merasa kesulitan menerima atau melakukan gerakan
seperti gerakan meroda dalam pembelajaran senam lantai
2. Siswa kurang antusias bila harus melakukan sendiri setelah melihat
4
3. Pada umumnya siswa masih belum bisa mengkoordinasikan gerakan.
Khususnya dalam gerak meroda
4. Banyak siswa kurang memiliki keseimbangan, terutama dalam
menunjang gerak meroda
C. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah
penelitian sebagai berikut :”Apakah dengan menggunakan alat bantu dapat
meningkatkan kemampuan senam lantai yakni meroda pada siswa kelas V
SDN 2 Raman Aji Lampung Timur?”
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan gerak dasar senam lantai yakni meroda dengan
menggunakan alat bantu.
2. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran senam lantai yakni meroda
dengan menggunakan alat bantu.
3. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar senam
lantai yakni meroda setelah diberikan alat bantu.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan
5
1. Bagi siswa
Sebagai perbandingan untuk meningkatkan latihan belajar gerak dasar
senam lantai yakni meroda setelah diberikan alat bantu secara benar.
2. Bagi guru penjas
Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan latihan belajar gerak
dasar senam lantai yakni meroda dengan diberikan alat bantu secara benar
di sekolah juga untuk memperbaiki metode pembelajaran Pendidikan
Jasmani khususnya SDN 2 Raman Aji Lampung Timur.
3. Bagi Program Studi
Sebagai kontribusi untuk perbendaharaan dalam metode mengajarkan
ketrampilan senam lantai yakni meroda.
4. Bagi FKIP
Sebagai model pembelajaran yang berguna untuk mata kuliah terutama
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan
potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi
bentuk, isi, dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan
cita-cita kemanusiaan, untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan
kecerdasan otak dan ketrampilan jasmani, maka sekolah-sekolah di Indonesia
diberikan pendidikan olahraga. Peranan dan fungsi guru penjas yang baik
akan terwujud apabila memiliki inisiatif, kreatifitas dan inovatif serta selektif
dalam memilih dan menentukan suatu metode atau pendekatan pembelajaran
yang cocok dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak
didiknya.
Pengertian pendidikan jasmani dalam pedoman khusus yang diterbitkan oleh
Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2003,
mengemukakan definisi Pendidikan Jasmani sebagai berikut : “Pendidikan
jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang
didisain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, dan
7
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas
jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui
pendidikan jasmani siswa di sosialisasikan kedalam aktivitas jasmani
termasuk keterampilan berolahraga. Tidaklah mengherankan bahwa
pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan menyeluruh dan sekaligus
memiliki potensi yang strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani yang
dikemukakan oleh Toho Cholik Mutohir dan Menurut Engkos Kosasih (1995
: 2) bahwa : “Perndidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan sesorang
sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan
secara sadra dan sistematik melaului berbagai kegiatan Jasmani dalam rangka
peningkatkan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan
dan pembentukan watak. Sedangkan Olahraga merupakan bentuk-bentuk
kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan, perlombaan dan kegiatan
jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan
prestasi yang optimal.”
Bila disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui
aktitifitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat
seutuhnya.
B. Belajar Mengajar
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya
tentang “belajar”. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu
8
berbeda dengan Husdarta dan Saputra (2002 : 2) adalah “Belajar dimaknai
sebagai proses tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara individu
dengan lingkungannya. Tingkah laku ini mencakup aspek pengetahuan,
ketrampilan dan sikap”. Tingkah laku dapat menjadi dua kelompok yaitu
dapat diamati dan yang tidak. Tingkah laku yang dapat diamati disebut
dengan behavoral performance, sedangkan yang tidak diamati disebut
behavioral tendency.
Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan (1977 : 5 ),
adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan,
pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari
pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam
proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai
dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara
kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa
saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan
belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif.
C. Belajar Motorik
Menurut Tabrani Rusyani (1989 :7), Belajar adalah memodifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut rumusan tersebut bearti
bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu,
yaitu mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasa latihan, melainkan
perubahan prilaku. Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam
9
bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses
belajar. Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya
dalam proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang
sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan
secara kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada
siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam
kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif
D. Belajar Gerak
Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melaui-mealui respon-respon
muscular. Dan diekspresikan dalam gerakan tubuh. Yang dipelajari di dalam
belajar gerak adalah pola-pola gerakan ketrampilan tertentu misalnya
gerak-gerak ketrampilan olahraga. Di dalam mempelajari gerak-gerakan olahraga, atlet
berusaha untuk mengerti gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian apa yang
dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan
dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan
pola gerakan yang dipelajari. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan
mengamati gerakan kemudian mencoba menirukan berulang-ulang;
menerapkan pola-pola gerak tertentu pada situasi tertentu yang dihadapi; dan
juga dalam bentuk kegiatan menciptakan pola-pola gerak baru untuk tujuan
tertentu.
Dalam gerak juga terdapat istikah “ranah gerak. Kata ranah adalah terjemahan
10
merupakan salah satu kemampuan manusia untuk melaksanakan hidupnya.
Gerak tubuh manusia bias diklasifikasikan menjadi bebrapa macam.
Anita J Harrow (1972) membedakan gerakan tubuh manusia menjadi enam
klasifikasi. Enam klasifikasi gerakan tubuh menurut Anita J. Harrow
(1) Gerak reflex, (2) Gerak dasar fundamental, (3) Kemampuan perceptual,
(4) Kemampuan fisik, (5) Gerak Keterampilan, dan (6)Komunikasi non
diskursif.
Keenam klasifikasi tersebut merupakan suatu kesatuan yang membentuk
gerakan tubuh manusia, dan merupakan suatu urutan mulai dari yang bersifat
bawan sejak lahir sampai ke taraf paling tinggi yang bisa dilakukan oleh
manusia.
Belajar gerak sangat berhubungan dengan latihan, maka Lutan (1988 ; 309)
memaparkan sebagai berikut “Pada waktu yang permulaan latihan,
kemampuan itu barangkali memiliki kemampuan yang sama; tetapi
selanjutnya kemampuan atau abilitas itu bertalian dengan kepekaan
kinesthetic, dan tak bertalian dengan orientasi spatial. Ketika si pelaku
semakin terampil, mereka seperti tidak menggunakan abilitas yang berbeda
untuk menghasilkan suatu kegiatan ketimbang ketika masih belum terampil.
Latihan menghasilkan perubahn dalam kemampuan yang melandasi suatu
tugas gerak”.
Dalam hal ini jelas bahwa perubahan seperangkat kemampuan adalah akibat
11
kegiatan belajar dalam Pendidikan Jasmani merupakan prasyarat penting
untuk menguasai ketrampilan. Untuk memperoleh suatu ketrampilan olahraga
diperlukan aktivitas belajar dari tiap individu. Tanpa belajar atau berlatih tidak
mungkin ada perubahan yang diharapkan pada diri seseorang, baik
tingkahnya, penampilannya maupun sikapnya. Dalam hal kegiatan Pendidikan
Jasmani ketrampilan itu perlu dipelajari secara sistematik dan teratur.
E. Senam
Senam yaitu latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana,
disusun secara sistematis, dengan tujuan membentuk dan mengembangkan
pribadi secara harmonis (depdikbud, 1983/1984).
a. Senam Lantai
Senam ketangkasan adalah bentuk-bentuk gerakan senam yang dilakukan
dengan unsur kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelentukan, keterampilan,
keberanian, dan kepercayaan pada diri sendiri. Senam ketangkasan
merupakan urutan gerakan dari suatu rangkaian yang terpadu yang
dilakukan dengan cepat, lepat, luwes, dan lancar sehingga indah
dipandang. Senam ketangkasan sering disebut senam pertandingan atau
senam artistik, karena gerakan-gerakannya harus sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
b. Pengertian Senam Alat
Senam alat adalah salah satu bagian dari rumpun senam, sesuai dengan
12
Tahun 1850 Frederlch John (Jerman) menambah pelana pada punggung
kuda yang disebut dengan Pommeld Horse.
F. Meroda
Meroda adalah memutarnya badan yang dilakukan dengan cara melangkah
kedua kaki secara bergantian dan diikuti dengan kedua tangan secara
bergantian pula kembali ke dalam sikap seperti semula dngan tungkai dan
kedua lengan dipertahankan tetap ;urus (Depdikbud, 2000). Teknik
pelaksanaannya adalah sebagai berikut: Meroda degan kedua tanagn dia ats
kepala lurus dan kedua tungkai lurus dibuka lebar, kemudia tanagn disimpan
di lantai secara bergantian mengikuti gerakan badan yang berputar dan diikuti
pula dengan kedua tungkai mendarat atau melangkah secara bergantian pula
dan satu garus lurus. Demikian dilakukan secara berulang beberapakali
dengan mempertahankan keseimbangan badan dalam satu garis lurus.
Kesalahan yang sering terjadi pada meroda 1. Tangan tidak kuat untuk
menopang badan ketika berada di bawah, (2) Lutut bengkok, kepala dan perut
tidak kuat menahan keseimbanhagn, dan (3) Kedua lengan tidak lurus dan
tungkai tidak kuat, sehingga menyebabkan hilang keseimbanagan akhirnya
jatuh.
G. Penggunaan Alat Bantu
Alat bantu yang digunakan dalam latihan ini, yaitu berupa orang dengan
berbagai posisi, benda dalam berbagai bentuk antara lain peti, bola, kardus,
13
H. Hipotesis
Hipotesis merupakan petunjuk arah proses penelitian untuk menjelaskan
permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah : “Jika proses pembelajaran senam lantai gerak
meroda menggunakan alat bantu diberikan kepada siswa, maka hasil belajar
14
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode.
Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan
dari suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini
peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang
akan dilaksanakan pada siswa kelas V SDN 2 Raman Aji Lampung Timur.
Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah
dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.
Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :
1. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah
dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik.
2. Bersifat kolaboratif
3. Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran
yang efektif dan efesien.
15
Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan
praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan
kemampuan ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual
pembelajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri. Dalam penelitian
ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus
memiliki tindakan yang berbeda
Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah kajian tentang situasi soasial dengan maksud untuk
meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh
prosesnya telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari
perkembangan professional. Dalam penelitian ini penulis merencanakan
penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang
berbeda.
Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari
siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang
setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Raman Aji Lampung
Timur yang berjumlah 30 orang, dengan pertimbangan bahwa siswa di kelas
tersebut mendapat nilai di bawah standar rata-rata untuk pelajaran
16
C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Raman Aji Lampung Timur pada
siswa kelas V
2. Pelaksanaan Penelitian
Lama waktu yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu
bulan.
D. Teknik Pengumpulan data
Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang
fenomena-fenomena social atau gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatn langsung
(Kartini Kartono, 1983 : 142). Metode ini penulis gunakan untuk
mengungkap-kan data tentang kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani Senam Lantai yakni meroda.
E. Proses Pembelajaran Lompat Tinggi
Siklus I
Rencana :
1. Menyiapkan rencaca perbaikan pembelajaran (RPP)
2. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran
dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.
3. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar
Pendidikan Jasmani khusunya Senam Lantai yakni meroda
17
1. Memberikan penjelasan dan mengenalkan alat yang akan
digunakan pada pembelajaran di siklus pertama.
2. Mendemonstrasikan latihan meroda
3. Menyuruh siswa melakukan gerakan meroda melalui alat bantu..
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan, diamati, kemudian dikoreksi dan diberikan
waktu pengulangan serta dinila imenggunakan alat perekam yang dapat di
replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian.
Refleksi :
1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisis, bahwa pelaksanaan
tindakan siklus pertama dengan model pembelajaran kelompok
sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar
meroda, namun masih terdapat kekurangan.
2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis
berencana memberikan latihan meroda. Pada siklus berikutnya
Siklus II
Rencana :
1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran
dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.
2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar
Pendidikan Jasmani khususnya senam lantai yakni meroda.
Tindakan :
18
2. Menyuruh pemanasan kepada siswa dan mendemonstrasikan cara
meroda.
3. Menyuruh siswa melakukan Meroda tali setinggi Siswa
Masing-masing dengan menggunakan alat bantu.
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan, diamati dan dikoreksi, kemudian diberikan
waktu pengulangan serta /dievaluasi menggunakan alat perekam yang
dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian
Refleksi
1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus
kedua dengan menggunakan alat bantu sangat berpengaruh, namun
masih terdapat kekurangan.
2. Merencanakan tindakan untuk siklus berikutnya, apabila terdapat
indikator yang kurang maka penulis merencanakan siklus berikut
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK
disetiap siklusnya. Alat itu berupa indikator-indikator penilaian gerak
meroda. Bentuk indikator dalam meroda adalah : 1) Sikap awal, 2)
Pelaksanaan.dan 3) sikap akhir. Jika masing-masing prediktor pada setiap
indikator nampak maka berapapun jumlahnya akan dihitung secara total.
19
Tabel 1. Instrumen Pengambilan Data Meroda
Nama :... - telapak tangan terbuka dg jarinya
rapat
- berada di samping telinga b Kepala/pandangan - tegak - menghadap ke depan
c Badan - tegak lurus - agak condong
d Tungkai
- kaki depan diangkat lurus lebar - kaki belakang tegak lurus - diayun sambil melangkah ke depan
- kedua kaki jingkat 2
Pelaksanaan
a Lengan
- telapak tangan menempel di matras secara bergantian
- kedua lengan disimpan mengikuti garis lurus
- kedua lengan tegak lurus - kemudian menekan/mendorong
matras
b Kepala/pandangan - lurus ke depan ke arah matras - posisi tetap dipertahankan sampai turunnya tungkai di matras
c Badan - tegak - perut diregangkan
- pantat dijepit
d Tungkai
- keduanya terbuka lebar ketika badan berada dibawah
- saling bergantian mendarat di matras mengikuti garis lurus 3
Posisi Akhir
a Lengan
-setelah tungkai mendarat lengan diangkat ke atas
- kedua lengan lurus dengan telapak tangan saling berhadapan
20
G. Validnya Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa
validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan
dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria
validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau
berfungsinya tindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang
dihadapi.
Didasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah
memberikan dampak terhadap dalam upaya peningkatan gerak dasar siswa
melakukan gerakan meroda melalui model pembelajaran dengan
menggunakan alat bantu.
H. Teknik Analisis Data
Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus digunakan rumus :
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar
28
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Dengan penggunaan alat bantu tali karet dalam melakukan gerak dasar
meroda untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan
meningkatkan gerak dasar meroda pada Siswa kelas V SDN 2 Raman Aji
Lampung Timur.
2. Dengan penggunaan alat bantu tali karet setinggi siswa dalam melakukan
gerak dasar meroda untuk proses pembelajaran dapat memperbaiki dan
meningkatkan gerak dasar meroda pada Siswa kelas V SDN 2 Raman Aji
Lampung Timur.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Kepada para guru pendidikan jasmani, modifikasi alat bantu pembelajaran
ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam proses pembelajaran
29
2. Untuk siswa Kelas V SDN 2 Raman Aji Lampung Timur agar selalu
berupaya meningkatkan gerak dasar meroda.
30
DAFTAR PUSTAKA
.
Abidin, Akros, 2000, Materi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Erlangga, Jakartap
Arikunto, Suharsimi dkk, 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (1991), Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. PT. Rineka Sipta Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (1992), Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Bina Aksara, Jakarta.
Baktiar, Dio Mandala, Drs. M. Yusuf (1994), Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan.
Chouhan, 1977. Pendidikan dan Pengajaran, Bumi Aksara Jakarta.
Depdikbud, 1983, Program Khusus Pendidikan Guru dan Olahraga dan
Kesehatan untuk Sekolah Dasar Senam dan Metodik.
Depdikbud, 1994, Kurikulum Pemdidikan Jasmani Kesehatan, Dirjen Dikti,
Jakarta.
Engkos, kosasih. (1995). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Penerbit Erlangga, Jakarta
Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford
TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria :
Deakin University.
Kartono, Kartini, 1983, Metodologi Penelitian Sosial, Alumni Bandung.
Lutan, Rusli, 1998, Belajar Ketrampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode, Depdikbud Dirjendikti, Jakarta.
31
Muhadjir, Noeng, 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD,
Yogyakarta.
Surachmad, Winarno, 1990, Pengantar Penelitian Ilmaih Dasar dan Metode
Teknik, PT. Tarsito, Bandung.
Saputra, Husdarta, 2002, Pengalaman Bekerja Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Rusyani, Tabrani, 1989, Proses Kegiatan Belajar Mengajar, Erlangga, Jakarta.
Toho Cholik Motohir dan Lutan, Rusli, 1996, Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan, Buku Teks D-II PGSD, Depdikbud, Dikti, Jakarta
Unverstas Lampung, 1985, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Unila Press, Bandar Lampung.