UNIT 1. PENGETAHUAN SERAT-SERAT TEKSTIL
B. Tujuan
11. Kehalusan Serat
Kehalusan serat menentukan kekuatan dan kehalusan benang. Semakin halus semakin baik. Namun untuk serat alam tertentu kehalusan serat menunjukkan usia serat. Serat halus dapat
82 Direktorat Pembinaan SMK 2013 menimbulkan nep (serat yang kusut) dalam pengolahannya sehingga merendahkan mutu yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena benang tidak tahan gesekan dan pilling (mudah berbulu).
Pada umumnya serat–serat yang panjang cenderung halus dan serat– serat yang pendek cenderung kasar. Prinsip penentuan kehalusan serat ialah dengan cara mengukur tahanan gumpalan serat terhadap aliran udara pada kondisi tertentu. Serat yang lebih kasar lebih mudah ditembus oleh udara meskipun berat dan luas penampangnya sama. Semakin halus serat semakin kecil jumlah pori–pori yang dapat dilalui udara.
12. Kedewasaan Serat
Kedewasaan serat menunjukkan usia serat. Serat dewasa berarti serat tersebut telah berkembang dengan sempurna, sedangkan serat muda berarti perkembangnnya tidak sempurna atau berhenti. Serat muda pada saat dipintal banyak membentuk nep dan tidak tahan terhadap gesekan.
E. Rangkuman
Serat adalah sesuatu yang panjangnya beribu–ribu kali lebarnya. Ada dua macam serat, yaitu:
1. Serat Alam
Serat alam adalah serat yang bahan bakunya berasal dari alam. Diantaranya adalah serat tumbuhan, serat binatang (hewan), dan serat barang galian.
2. Serat Sintesis (Buatan)
Serat sintetis adalah serat yang bahan bakunya dari reaksi zat kimia. Yang termasuk serat ini diantaranya adalah serat organik (serat poliester, poliamida, rayon asetat, rayon viskosa), serat an-organik (serat gelas dan serat logam)
Ada beberapa bentuk serat dan sifatnya diantaranya : 1. Panjang Serat
Panjang serat biasanya beberapa ratus kali lipat dari lebarnya. Perbandingan yang besar ini untuk memperoleh sifat fleksibel sehingga memungkinkan untuk dapat dipintal. Panjang serat ini juga menentukan nomor atau kehalusan benang yang dikehendaki.
2. Stapel
Stapel adalah serat–serat yang panjangnya hanya beberapa inchi. Serat–serat alam pada umumnya berbentuk stapel, sekitar 50% serat buatan juga diproduksi dalam bentuk stapel dengan memotong– motong filamen menjadi serat yang panjangnya berkisar 1–6 inci. 3. Filamen
Filamen adalah serat–serat yang sangat panjang, misalnya serat sutra. Semua serat buatan mula–mula dibuat dalam bentuk filamen. Pada saat ini sekitar 50% serat buatan diproduksi dalam bentuk filamen. 4. Tow
Tow adalah multi filamen yang terdiri dari puluhan atau ratusan ribu filamen dalam bentuk berkas seperti sliver, kadang–kadang dengan sedikit antihan. Filamen-filamen tersebut sudah tersusun sejajar, sehingga memudahkan untuk dipintal menjadi benang setelah dipotong–potong.
5. Monofilamen
Monofilamen adalah satu filamen. Benang monofilamen ini adalah benang yang terdiri dari satu helai filamen. Benang ini terutama digunakan untuk keperluan–keperluan khusus seperti kaos kaki wanita. 6. Penampang Melintang Serat
Bentuk penampang melintang serat sangat bermacam–macam, ada yang bulat, lonjong, bergerigi, segitiga, pipih, dan sebagainya. Untuk jenis yang sama, serat alam mempunyai penampang melintang yang sangat bervariasi, sedangkan serat buatan pada umumnya mempunyai penampang melintang yang juga sama. Semakin bulat penampang melintangnya semakin baik kilaunya dan semakin lemas pegangannya, tetapi semakin rendah daya penutupnya karena semakin banyak ruang udara.
7. Kekuatan Serat
Kekuatan serat merupakan faktor langsung yang menunjang kekuatan produksi akhir. Serat yang kuat akan lebih kaku daripada serat yang sedang atau kurang kekuatannya. Karena itu, untuk kain–kain yang harus mempunyai pegangan atau rabaan yang lembut (soft) disarankan menggunakan serat–serat yang kekuatannya sedang atau kurang. Tetapi hal ini tidak berarti harus menggunakan serat yang lemah kekuatannya untuk membuat kain yang baik.
84 Direktorat Pembinaan SMK 2013 8. Daya Serap Serat
Hampir semua serat dapat menyerap uap air sampai batas tertentu. Serat–serat yang dapat menyerap uap air lebih banyak dinamakan serat yang higroskopis. Serat–serta ini lebih nyaman dipakai. Serat– serat yang sedikit menyerap uap air mempunyai sifat–sifat yang dalam keadaannya kering maupun basah semua hampir sama, cepat kering dan kecil mengkeretnya.
Kandungan uap air dalam serat – serat tekstil dapat dinyatakan dalam “Moisture Content” (C) atau “Moisture Regain” (R) yaitu persentase kandungan air terhadap serat dalam kondisi tertentu, jika ditulis dalam rumus ialah sebagai berikut:
Moisture Regain yaitu persentase kandungan air terhadap berat kering mutlak serat, jika ditulis dalam rumus ialah sebagai berikut :
Keterangan:
Bn : Berat nyata serat dalam suatu kondisi. Bk : Berat kering mutlak serat.
F. Penilaian
1. Penilaian Sikap
a. Instrumen penilaian karakter cermat Nama :... Kelas :... Aktivitas Peserta didik
Peserta didik :
Mengklasifikasi macam–macam serat. Rubrik Petunjuk :
Lingkarilah : 1. bila aspek karakter belum terlihat (BT) 2. bila aspek karakter mulai terlihat (MT) Bn – Bk C = X 100% Bn Bn – Bk R = X 100% Bk
3. bila aspek karakter mulai berkembang (MB) 4. bila aspek karakter menjadi kebiasaan (MK) Lembar observasi
No Aspek – aspek yang dinilai Skor
BT MT MB MK 1 Mengamati setiap jenis sampel
serat
2 Mengidentifikasi dengan teliti 3 Mencatat semua hasil
4 Menemukan klasifikasi serat alam dan serat sintesis
Jumlah Skor
b. Instrumen penilaian karakter percaya diri Nama :... Kelas :... Aktivitas peserta didik
Mempresentasikan hasil klasifikasi macam–macam serat. Rubrik Petunjuk:
Lingkarilah : 1 bila aspek karakter belum terlihat (BT) 2 bila aspek karakter mulai terlihat (MT) 3 bila aspek karakter mulai berkembang (MB) 4 bila aspek karakter menjadi kebiasaan (MK) Lembar Observasi
No Aspek – aspek yang dinilai Skor
BT MT MB MK 1 Mengkomunikasikan hasil
pekerjaan dengan penuh percaya diri.
2 Menyampaikan pendapat dengan tanpa ragu – ragu.
Jumlah Skor (4 x 4) x 10 Skor Maksimal :
86 Direktorat Pembinaan SMK 2013 2. Penilaian Pengetahuan
Nama :... Kelas :...
Isilah titik–titik dibawah ini dengan jawaban yang singkat!
1. Gambar di bawah ini termasuk jenis penampang melintang dari serat ...
2. Gambar di bawah ini termasuk jenis penampang membujur dari serat ...
.
3. Serat-serat alam pada umumnya berbentuk staple kecuali serat sutra, sedangkan serat sintetis (buatan) yang baru keluar dari spinneret semuanya berbentuk ...
4. Serat sintetis (buatan) yang terbuat dari heksametilena diamina dengan asam sebasat adalah serat ...
5. Sekelompok serat-serat filament yang membentuk tali dengan tidak disertai pilinan adalah ciri khas dari ...
(4 x 4) x 10 Skor Maksimal :
6. Serat alam memiliki bentuk penampang melintang yang sangat bervariasi, sedangkan serat buatan yang dipintal dengan cara lelehan bentuk penampang melintangnya adalah ...
7. Serat alam yang berasal dari binatang adalah ... 8. Serat alam yang berasal dari barang galian adalah ... 9. Berasal dari manakah asam tereftalat? ...
10. Berasal dari manakah etilena glikol? ... Kunci jawaban dan pedoman penskoran
1. Kapas 2. Polister 3. Filamen 4. Poliamida 5. Tow 6. Spinneret 7. Sutra dan wol 8. Asbes
9. Penyulingan Minyak bumi 10. Penyulingan Minyak bumi
Setiap jawaban benar diberi skor 1, sedangkan jawaban salah diberi skor 0. Karena soal berjumlah 10 butir, jumlah skor berkisar antara 0 sampai 10. Soal uraian
1. Tuliskan reaksi pembuatan Asam Tereftalat yang berasal dari penyulingan minyak tanah.
No Kunci Jawaban
1 CH COOCH COOH Minyak tanah CH OH HNO
CH COOCH COOH Asam tereftalat dibuat dari para-xilena yang harus bebas dari isomer meta dan orto. P-xilena merupakan bagian dari destilasi
88 Direktorat Pembinaan SMK 2013 minyak tanah dan tidak dapat dipisahkan dari isomer meta dan orto dengan cara destilasi. Pemisahan dilakukan dengan cara kristalisasi. P-xilena membeku pada suhu 13°C, m-xilena pada suhu 48°C dan o-xilena pada suhu 24°C. Oksidasi dengan asam nitrat pada suhu 220°C dan tekanan 30 atmosfir merubah p-xilena menjadi asam tereftalat. Cara lain ialah dengan oksidasi p-xilena dengan udara dan katalisator kobalt toluat pada suhu 200°C, menjadi asam toluat yang diesterkan menjadi metil toluat dan oksidasi selanjutnya terjadi monometil tereftalat. Mono metil tereftalat atau asam tereftalat diubah menjadi dimetil tereftalat.
Deskriptor Skor
Apabila peserta didik dapat menuliskan reaksi lengkap
dengan deskripsinya 5
Apabila peserta didik hanya menuliskan reaksi dengan
lengkap 4
Apabila peserta didikmenuliskan deskripsi pembuatan
dengan lengkap 3
Apabila peserta didik menuliskan reaksi kurang lengkap 2 Apabila peserta didik menuliskan deskripsi pembuatan
kurang lengkap 1
2. Tuliskan reaksi pembuatan etilena glikol yang berasal dari penyulingan minyak tanah. No Kunci Jawaban 2 CH CH CH CH OH Oksidasi O hidrasi CH CH CH OH Etilena CH Etilena Glikol
Etilena yang berasal dari penguraian minyak tanah dioksidasi dengan udara menjadi etilena oksida yang kemudian dihidrasi menjadi etilena glikol.
Deskriptor Skor Apabila peserta didik bisa menuliskan reaksi lengkap
dengan deskripsinya 5
Apabila peserta didik hanya menuliskan reaksi dengan
lengkap 4
Apabila peserta didik menuliskan deskripsi pembuatan
dengan lengkap 3
Apabila peserta didik menuliskan reaksi kurang lengkap 2 Apabila peserta didik menuliskan deskripsi pembuatan
kurang lengkap 1
3. Penilaian Ketrampilan
Nama :... Kelas :...
Instrumen penilaian praktik klasifikasi serat berdasarkan bentuk dan jenisnya
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3
1 Mengenakan jas laboratorium 2 Menyiapkan peralatan praktik 3 Menyiapkan bahan praktik
4 Melakukan pengujian penampang serat 5 Melakukan pengujian Moisture Regain 6 Melakukan pengujian Moisture Content 7 Melakukan pengujian berat jenis
8 Melakukan pengujian elastisitas dan mulur 9 Mengembalikan peralatan dan bahan praktik 10 Membuat laporan hasil praktik
90 Direktorat Pembinaan SMK 2013
G. Refleksi
1. Manfaat apakah yang anda peroleh setelah mempelajari unit pengetahuan benang tekstil?
2. Hal–hal baru apakah yang dapat anda peroleh setelah mempelajari modul ini.
3. Bagaimana sebaiknya sikap kita jika memperoleh hal baru yang berharga.
4. Apakah yang dapat anda lakukan setelah mempelajari modul ini? 5. Menurut anda apakah modul ini berkaitan dengan modul lain?
H. Referensi
Herlison Enie, Koestini Karmayu 1980. Pengantar Teknologi Tekstil, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Istinharoh, Sodiq 2010. Menganalisa Bahan Baku Chips. Modul pembelajaran SMK Texmaco Semarang.
Roejito, Gaiza M.Djaloes 1978. Teori Pengujian Tekstil 2, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Soeprijono, Purwanti, Widayat, Jumaeri 1973. Serat–serat Tekstil, Institut Teknologi Tekstil,1973
Winarni Chatib, I gusti Putu Arya. 1978. Pengetahuan Bahan Tekstil 1, Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
A. Ruang Lingkup Pembelajaran
B. Tujuan
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran selama satu semester, peserta didik dapat:
1. Memilih bahan baku benang dengan benar.
2. Melaksanakan proses pembuatan benang dengan benar sesuai sop. 3. Mengidentifikasi benang sesuai dengan fungsinya.
4. Mengidentifikasi benang sesuai dengan konstruksinya.
C. Kegiatan Belajar
1. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati ini anda diminta untuk mengamati bahan baku benang, proses, dan bagian–bagian mesin pembuatan benang
Pengetahuan Benang Tekstil
Bahan Baku Benang
Proses Pembuatan Benang
Fungsi Benang
Konstruksi Benang